BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum dan Deskriptif Objek Penelitian. 1. Sejarah Berdirinya RSI Ibnu Sina Padang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PROFIL RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA YARSI PADANG. masyarakat yang optimal sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Ibnu Sina Padang 1

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy),

1. Nama :... Jenis Kelamin : Pria Perempuan. 3. Pekerjaan : PNS Dosen / Guru. 4. Pendidikan Terakhir : SD SLTP. Doktor (S3)

ANALISIS SIKAP KONSUMEN RAWAT INAP ATAS KUALITAS PELAYANAN RUMAH SAKIT MITRA HUSADA DI PRINGSEWU

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelumnya sesuai dengan tujuan penelitian ini. Berikut deskripsi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, seiring dengan perkembangan dunia yang sangat

BAB V ANALISA HASIL. serta pekerjaan. Berikut merupakan uraian dari beberapa karakteristik tersebut Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS. Pelanggan PO Maju Lancar. Jumlah kuisioner yang disebarkan dihitung dengan Z E

KUESIONER ANALISIS AUDIT KINERJA KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. iv v viii xiii xv xvi

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

Lampiran 1 Kuesioner Terbuka L - 1

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 51-62

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN BPJS DALAM HAL KEPUASAN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT Dr.PIRNGADI MEDAN TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (STUDI PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK)

DAFTAR ISI. Halaman : DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK RACHMAT HIDAYAT, MPA PRODI ADMINISTRASI NEGARA FISIP UNIVERSITAS JEMBER

KUESIONER ANALISIS PENGARUH KUALITAS JASA DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS (Studi kasus pada Makro Cash & Carry Wholesale di Semarang)

Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Baros Kota Sukabumi. Rosliana Dewi

Universitas Kristen Maranatha

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumen sangat penting peranannya dalam konsep pemasaran, karena itu

KUESIONER PENELITIAN. Persepsi Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Perawat di Ruang Rawat Inap Kelas III Bangsal Rumah Sakit Imelda Medan Tahun 2013

ASSESMENT TINGKAT KEPUASAN DOSEN DENGAN METODE SERVQUEL PADA UNIVERSITAS XYZ

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh perpindahan penduduk dari pedesaan ke perkotaan.

* Agus Mansur, ** Intan Wahyu WD Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta * **

BAB I PENDAHULUAN. dari sebuah perusahaan. Pemasaran juga berperan dalam menentukan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN Sejarah dan Perkembangan Singkat Organisasi

Analisis Kinerja RSUD Rantauprapat Kab. Labuhanbatu Berdasarkan Balanced Scorecard

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kualitas layanan puskesmas di Yogyakarta. 2. Kualitas bangunan puskesmas di Yogyakarta


BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan koordinasi yang rasional dari aktivitas. sejumlah individu untuk mencapai beberapa tujuan yang jelas melalui

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena konsumen terdiri dari beberapa segmen, gaya hidup dan kepribadian yang

ANALISIS PERSEPSI NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PADA PT. BPD ACEH CABANG SUMATERA UTARA TUGAS SARJANA. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB I PENDAHULUAN. jasa atau pelayanan yang mereka jual. Dahulu kualitas pelayanan

II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Konsumen

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dengan Pengaruh Kualitas Pelayanaan terhadap Minat Kunjung Konsumen, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gambaran kepuasan..., Venty Rahma Ayunda, FKM UI,

Kuesioner penelitian HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG PROSEDUR PELAYANAN RAWAT JALAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN. di RSIA BUDI KEMULIAAN

BAB V ANALISA HASIL Analisa Hasil Tingkat Kepuasan Responden. selanjutnya adalah menganalisa hasil yang telah diperoleh berupa nilai kepuasan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 METODE PENELITIAN

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Pengelolaan kesehata n dalam SKN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nursalam, Manajemen Keperawatan, Ed 3, Salemba Medika, Jakarta, Hal : 295

BAB I PENDAHULUAN. juga berlangsung pesat. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya persentase

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, yang ditunjang dengan perkembangan dunia

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR DI KECAMATAN BOGOR TIMUR

Lampiran 1. LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (Informed Consent)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. Halaman. DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lampiran 1. Tabel Distribusi Frekuensi Skor Jawaban Pernyataan-Pernyataan Variabel Independen

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

Nama : Noprilyana Anugraheni Eka Putri. Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Farmasi di Instalasi Farmasi Satelit Rawat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. frekuensi berkunjung di Toko Mas Kerbau Weleri. Penyebaran. umum responden berdasarkan umur mereka:

Penilaian Kualitas Pelayanan Kesehatan Pasien Berdasarkan KEPMENPAN No.25 Tahun 2004 (Studi Kasus Instalasi Gawat Darurat RSUD Kota Cilegon)

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id

I. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V KESIMPULAN Kesimpulan Keterbatasan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN...105

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENGUKURAN MUTU LAYANAN UNTUK PENINGKATAN KEPUASAN NASABAH MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan

LAMPIRAN 3 ANGKET KUESIONER RUMAH KOS IDAMAN MAHASISWA

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP MUTU PELAYANAN LAPANGAN FUTSAL F 212 KARAWANG

V. KESIMPULAN DAN SARAN

PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA. P.H. Saragi.

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

SURVEI PELAYANAN PUBLIK RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

KUESIONER TENTANG HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Harapan masyarakat terhadap terpenuhinya derajat kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DAN PENGENDALIAN KUALITAS JASA BERDASARKAN PERSEPSI PENGUNJUNG (Studi Kasus di UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro)

Lampiran 1 : Kuesioner A1 Harapan dan Kenyataan yang dirasakan Pelanggan

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN. lakukan dalam rangka penulisan skripsi, maka peneliti memohon kesediaan

BAB II URAIAN TEORITIS. lain yang disertai keramah-tamahan dan kemudahan-kemudahan dalam memenuhi

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017

BAB 4 PERSEPSI PASIEN JAMKESMAS RAWAT INAP TERHADAP KUALITAS PELAYANAN RSCM

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DALAM MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT JALAN RS ADENIN ADENAN MEDAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 4.1 Aktivitas Yang Dilakukan Oleh Rumah Makan Spesial Sambal (SS)

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan yang merupakan salah satu industri

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum dan Deskriptif Objek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya RSI Ibnu Sina Padang Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang (Yarsi Sumbar) bertempat di Jl. Gajah Mada Gunung Pangilun Padang. Didirikan pada tanggal 30 Mei 1972 masih dalam bentuk Balai Kesehatan yang terletak dijalan Rasuna Said dengan status gedung kontrak. Pada Januari 1981 sampai dengan 1985, Balai pengobatan Ibnu Sina berpindah dan menyewa tempat di Jalan Sudirman Nomor 13, ditempat baru ini status berubah menjadi rumah sakit dengan izin Depkes, Dengan kapasitas 15 tempat tidur. Kemudian pada Bulan Oktober 1986 RSI. Ibnu Sina Padang berpindah lokasi ke Jalan Proklamasi No. 63 dengan memakai gedung wakaf dari Ny. Hj. Badariah Roesma, dengan kapasitas 40 tempat tidur. Seiring dengan perkembangan pelayanan Rumah Sakit yang mana bangunan tidak memadahi untuk menambah fasilitas rawat inap sehingga awal tahun 1989 pihak yayasan memutuskan untuk membeli sebidang tanah seluas 6.796,00 M 2 yang berlokasi di Jl. Gajah Mada Gunung Pangilun Padang, yang pemakaiannya diresmikan pada tanggal 22 Desember 1989 oleh Bapak Menteri Azwar Anas dengan kapasitas tempat tidur saat itu sebanyak 50 tempat tidur, yang saat ini perkembangan pelayanannya cukup pesat dimana jumlah tempat tidur saat ini sudah menjadi 80 tempat tidur. 70

71 Pada tanggal 30 November 2007 dioperasional gedung baru Zam zam untuk VIP Khusus dengan kapasitas 4 tempat tidur, kemudian pada tanggal 28 November 2009 dioperasionalkan penambahan ruangan VIP Khusus dengan kapasitas 3 tempat tidur dan kelas IA dengan kapasitas 14 tempat tidur, sehingga sampai sekarang kapasitas ruang Rawat Inap menjadi 99 tempat tidur. 1 2. Fasilitas rawat inap RSI Ibnu Sina Padang Adapun fasilitas rawat inap di RSI Ibnu Sina Padang adalah sebagai berikut: 2 a. VVIP Ar-Raudah Fasilitas: 1 (satu) tempat tidur pasien, sofa double fungsi, AC, TV, kulkas, dispenser, kamar mandi, lemari pakaian, bedside table, kursi tamu, dan meja makan pasien. b. VIP Multazam Fasilitas : 1 (satu) tempat tidur pasien, sofa bed, AC, TV, kulkas, dispenser, kamar mandi, lemari pakaian, bedside table, kursi tamu, dan meja makan pasien. 1 Ibnu Sina Padang, Sejarah Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang, diakses pada 04 Juni 2017, http://rsiibnusinapadang.com/index.php/tentang-kami/sejarah-rumah-sakit-islam-ibnu-sinapadang/#. 2 Ibnu Sina Padang, Fasilitas Sarana Rawat Inap Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang, diakses pada 04 Juni 2017, http://rsiibnusinapadang.com/index.php/fasilitas/sarana-rawat-inap/- islam-ibnu-sina-padang/#,

72 c. VIP Zam zam Fasilitas: 1 (satu) tempat tidur pasien, sofa bed, AC, TV, kulkas, dispenser, kamar mandi, lemari pakaian, bedside table, kursi tamu, dan meja makan pasien. d. Kelas Utama Multazam Fasilitas: 2 (dua) tempat tidur pasien, Sofa, AC, TV, dispenser, kamar mandi, kursi tamu, bedside table, meja makan pasien, dan kursi tamu. e. Kelas Utama Shafa Fasilitas: 1 (satu) tempat tidur pasien, Sofa, AC, TV, kulkas, lemari pakaian, bedside table, kursi tamu, dispenser, kamar mandi dan meja makan pasien. f. Kelas I Zam zam Fasilitas: 2 (dua) tempat tidur pasien, AC, lemari pakaian, kursi tamu per pasien, kamar mandi, dispenser per pasien dan meja makan pasien. g. Kelas I Shafa Fasilitas: 2 (dua) tempat tidur pasien, AC, lemari pakaian, kursi tamu 1 pasang, satu dispenser, Kamar mandi dan meja makan pasien. h. Kelas II Shafa Fasilitas: 3 dan 4 (empat) tempat tidur pasien (2 ruangan), AC, Lemari pakaian, kamar mandi, dan meja makan pasien.

73 i. Kelas II Marwa Fasilitas: 2 (dua) buah tempat tidur pasien, Kipas angin, Lemari pakaian, kamar mandi, dan meja makan pasien. j. Kelas II An-Nisa Fasilitas: 4 (empat) tempat tidur pasien (kebidanan), AC, bedside table, meja makan pasien dan kamar mandi. k. Kelas III Marwa Fasilitas: 6 (enam) tempat tidur pasien, kipas angin, lemari pakaian, kamar mandi dan meja makan pasien. l. Kelas III Arafah Fasilitas: 4 (empat) tempat tidur pasien (kebidanan), ac, kamar mandi dan meja makan pasien. m. Perinatologi Fasilitas: 4 (empat) unit Inkubator, 1 unit Covis, 3 (tiga) unit Blue Light Terapi, CPAP dan AC. n. ICU B. Deskripsi Responden Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada pasien rawat inap kelas III di RSI Ibnu Sina Padang. Penyebaran kuesioner dilakukan dari akhir bulan April 2017 dan sampai dengan akhir bulan Mei 2017. Kuesioner disebarkan kepada 91 responden, gambaran deskripsi responden diperoleh dari data diri yang terdapat pada bagian data responden

74 yang meliputi jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan umur yang disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.1 Deskripsi Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase Laki-laki Perempuan 11 80 12.1 87.9 Jumlah 91 100 Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa dari 91 responden, 12.1% responden berjenis kelamin laki-laki, dan 87.9% responden berjenis kelamin perempuan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kebanyakan responden pada penelitian ini adalah perempuan. Tabel 4.2 Deskripsi Responden Penelitian Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Jumlah Persentase SD SLTP SLTA Diploma S1 S2 S3 8 18 51 10 3 1-8.8 19.8 56 11 3.3 1.1 Jumlah 91 100 - Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa dari 91 responden, sebagian besar responden yaitu 56% mempunyai tingkat pendidikan terakhir SLTA.

75 Tebel 4.3 Deskripsi Responden Penelitian Berdasarkan Umur Umur Jumlah Persentase 17-25 26-35 36-45 46-55 56-65 8 12 31 30 10 8.8 13.2 34 33 11 Jumlah 91 100 Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa dari 91 responden sebagian besar responden berumur 36-45 tahun sebanyak 34%. Tabel 4.4 Deskripsi Responden Penelitian Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Jumlah Persentase PNS TNI/Polri Dosen/Guru Pegawai Swasta Wiraswasta Petani/Nelayan BUMN/BUMD Lain-lain 4-5 8 11 2-61 4.4-5.5 8.8 12.1 2.2-67 Jumlah 91 100 Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa dari 91 responden sebagian besar responden tidak memiliki pekerjaan yang pasti dan hanya mengurus rumah tangga saja sebanyak 67%.

76 Tabel 4.5 Deskripsi Responden Penelitian Berdasarkan Frekuensi Rawat Inap Pekerjaan Jumlah Persentase 1 Kali 2 Kali 3 Kali 4 Kali Lebih dari 4 Kali 47 40 3 1-51.6 44 3.3 1.1 Jumlah 91 100 - Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa dari 91 responden sebagian besar responden yaitu 51.6% memiliki pengalaman rawat inap di RSI Ibnu Sina Padang sebanyak 1 kali. C. Hasil Analisis GAP Respon pasien rawat inap terhadap kualitas pelayanan kesehatan di RSI Ibnu Sina Padang mencangkup dimensi bukti fisik, empati, keandalan, daya tanggap, dan jaminan, dapat dilihat sebagai berikut:

Jaminan Daya Tanggap Keandalan Empati Bukti Fisik 77 Tabel 4.6 Analisis GAP Item Persepsi Harapan STS TS N S SS Jml 1 2 3 4 5 Jml GAP 1 0 0 6 71 14 372 14 17 50 10 0 238 2 0 0 2 77 12 347 12 64 15 0 0 185 3 0 0 0 70 21 385 21 69 1 0 0 162 4 0 0 0 55 36 400 36 53 2 0 0 148 5 0 0 1 60 30 393 29 48 14 0 0 167 6 0 0 0 66 25 389 25 20 46 0 0 203 Rata-rata 381 183.8 Rata-rata 4.2 2.0 2.2 1 0 1 4 65 21 379 21 58 11 1 0 174 2 0 0 0 68 23 387 23 67 1 0 0 160 3 0 0 1 60 30 393 30 58 3 0 0 155 4 0 0 5 44 42 401 42 15 11 23 0 197 5 0 0 5 55 31 390 31 46 14 0 0 165 6 0 0 6 60 25 383 25 54 12 0 0 169 Rata-rata 388.8 170 Rata-rata 4.3 1.9 2.4 1 0 1 9 64 17 370 17 60 13 1 0 180 2 0 0 6 59 26 384 26 30 31 4 0 195 3 0 0 6 72 13 371 13 66 12 0 0 181 4 0 0 4 73 14 374 15 70 6 0 0 173 5 0 0 8 57 26 382 26 12 44 9 0 218 6 0 0 6 56 29 387 29 55 7 0 0 160 Rata-rata 378 184.5 Rata-rata 4.2 2.0 2.2 1 0 0 3 60 28 389 28 60 3 0 0 157 2 0 0 2 65 24 386 24 63 4 0 0 162 3 0 0 5 52 34 393 34 48 9 0 0 157 4 0 0 3 51 37 398 37 47 7 0 0 152 5 0 0 4 58 29 389 29 21 39 2 0 196 6 0 0 1 66 24 387 24 60 7 0 0 165 Rata-rata 390.3 164.8 Rata-rata 4.3 1.8 2.5 1 0 0 1 64 26 389 26 64 1 0 0 157 2 0 1 4 67 19 377 19 66 51 1 0 304 3 0 0 3 61 27 338 27 11 40 13 0 221 4 0 0 5 38 48 407 48 5 31 7 0 179 5 0 0 0 46 45 409 45 46 0 0 0 137 6 0 0 1 58 32 395 32 58 1 0 0 151 Rata-rata 385.8 191.5 Rata-rata 4.2 2.1 2.1

78 Selisih (GAP) antara keyakinan dan harapan menjelaskan tingkat kepuasan pasien, kepuasan paling rendah terjadi pada saat kinerja jauh di bawah harapan. Sebaliknya kepuasan paling tinggi terjadi pada saat kinerja jauh melampaui harapan. Dari hasil analisis GAP terlihat bahwa variabel bukti fisik (X1) menghasilkan GAP sebesar 2.2, GAP ini termasuk dalam klasifikasi tinggi. Variabel empati (X2) menghasilkan GAP sebesar 2.4, GAP ini termasuk dalam klasifikasi tinggi. Variabel keandalan (X3) menghasilkan GAP sebesar 2.2, GAP ini termasuk dalam klasifikasi tinggi. Variabel daya tanggap (X4) menghasilkan GAP sebesar 2.5, GAP ini termasuk dalam klasifikasi sangat tinggi. Variabel jaminan (X5) menghasilkan GAP sebesar 2.1, GAP ini termasuk dalam klasifikasi tinggi. Dalam tabel 4.8 terlihat rata-rata kinerja dari setiap dimensi pelayanan sebesar 4.24, sedangkan harapan 1.96, sehingga menghasilkan GAP atau tingkat kepuasan sebesar 4.24-1.96 = 2.28. Dalam klasifikasi kepuasan, GAP ini termasuk dalam klasifikasi tinggi. Dari lima variabel kualitas pelayanan, variabel yang memberikan kepuasan yang sangat tinggi kepada konsumen yaitu variabel daya tanggap (X4), dimana GAP daya tanggap (X4) di klasifikasikan sangat tinggi.

79 Tabel 4.7 Importance-Performance Analysis (IPA) Plotting Data Pernyataan Persepsi-Harapan Item Mean Mean Persepsi (p) Harapan (e) Gap (p-e) 1 4.09 2.62 1.47 2 3.81 2.03 1.78 3 4.23 1.78 2.45 4 4.40 1.63 2.77 5 4.32 1.84 2.48 6 4.27 2.23 2.04 7 4.16 1.91 2.25 8 4.25 1.76 2.49 9 4.32 1.70 2.62 10 4.41 2.16 2.25 11 4.29 1.81 2.48 12 4.21 1.86 2.35 13 4.10 1.98 2.12 14 4.22 2.14 2.08 15 4.10 1.99 2.11 16 4.11 1.90 2.21 17 4.20 2.40 1.80 18 4.25 1.76 2.49 19 4.27 1.73 2.54 20 4.24 1.78 2.46 21 4.32 1.73 2.59 22 4.37 1.67 2.70 23 4.27 2.15 2.12 24 4.25 1.81 2.44 25 4.27 1.73 2.54 26 4.14 3.34 0.80 27 3.71 2.43 1.28 28 4.47 1.97 2.50 29 4.50 1.51 2.99 30 4.34 1.66 2.68 Sum 126.89 59.01 68.25 c-line 4.23 1.96 2.27

80 Gambar 4.1 Kuadran Importance-Performance Analysis (IPA) Data Pernyataan Persepsi-Harapan Dari gambar 4.1 terlihat bahwa pernyataan nomor 1, 2, 13, 14, 15, 17, 26, dan 27 terletak pada kuadran A, dimana kuadran ini merupakan kuadran yang penting dan diharapkan oleh konsumen tetapi kondisi persepsi atau kinerja belum mencapai harapan konsumen. Pernyataan nomor 6, 10, 23, dan 28 terletak pada kuadran B, dimana kuadran ini merupakan kuadran yang penting karena harapan konsumen pada kuadran ini tinggi didukung dengan kinerja yang juga tinggi dan diharapkan sebagai faktor penunjang bagi kepuasan konsumen. Pernyataan yang terletak pada kuadran C adalah pernyataan nomor 7, 12, dan 16, dimana kuadran ini mempunyai tingkat persepsi atau kinerja yang rendah sehingga dianggap kurang penting dan tidak terlalu diharapkan konsumen. Pernyataan nomor 3, 4, 5, 8, 9, 11, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 29 dan 30 terletak pada kuadran D, dimana kuadran ini

81 dianggap tidak terlalu penting dan tidak terlalu diharapkan oleh konsumen, hal ini terlihat dari rendahnya harapan konsumen terhadap pernyataan tersebut dan tingginya persepsi atau kinerja yang telah didapatkan konsumen. Tabel 4.8 Importance-Performance Analysis (IPA) Plotting Data Masing-masing Indikator Indikator-indikator Mean (p) Mean (e) Bukti fisik 4.19 2.02 Empati 4.27 1.87 Keandalan 4.15 2.03 Daya tanggap 4.29 1.81 Jaminan 4.24 2.10 Sum 21.14 9.83 c.line 4.23 1.97 Gambar 4.2 Kuadran Importance-Performance Analysis (IPA) Data Pernyataan Persepsi-Harapan Masing-masing Indikator Dari gambar di atas terlihat bahwa variabel bukti fisik dan variabel keandalan terletak pada kuadran A yang berarti variabel ini sangat penting karena harapan dari variabel ini tinggi sedangkan persepsi atau kinerja yang dirasakan konsumen rendah sehingga perlunya peningkatan pada variabel

82 bukti fisik dan variabel keandalan. Variabel empati dan daya tanggap terletak pada kuadran D yang berarti variabel ini dianggap tidak terlalu untuk ditingkatkan karena persepsi dari variabel ini tinggi sedangkan harapannya rendah. Variabel jaminan terletak pada kuadran B dimana kuadran ini adalah faktor penting dan diharapka sebagai faktor penunjang bagi kepuasan konsumen. D. Pembahasan Variabel Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat dibuat pembahasan hasil pengujian hipotesis yaitu: 1. Hubungan Bukti Fisik dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSI Ibnu Sina Padang Berdasarkan hasil pengujian servqual variabel bukti fisik menghasilkan Gap sebesar 2.2, Gap ini termasuk dalam klasifikasi tinggi, dari hasil Gap terlihat bahwa kualitas pelayanan dari aspek bukti fisik sudah baik. Pada kuadran Importance-Performance Analysis variabel bukti fisik berada pada kuadran A dimana faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap sebagai variabel yang penting dan harapan konsumen terhadap variabel bukti fisik tinggi tetapi kinerja yang dirasakan belum memenuhi harapan pasien rawat inap RSI Ibnu Sina Padang, oleh karena itu pihak manajemen berkewajiban mengalokasikan sumber daya yang memadai untuk meningkatkan kinerja pada variabel bukti fisik sehingga kepuasan

83 pasien rawat inap dapat meningkat serta kinerja yang dihasilkan sesuai dengan harapan konsumen terhadap variabel bukti fisik tersebut. Berdasarkan hasil penelitian teridentifikasi bahwa semakin tinggi wujud pelayanan yang dirasakan akan mendorong menguatkan kepuasan yang dirasakan pasien dalam menggunakan jasa rawat inap di RSI Ibnu Sina Padang. Fasilitas ruangan dalam kondisi yang baik dan bersih serta peralatan medis yang lengkap dan memadai, tentu akan membuat pasien merasa nyaman berada didalam ruangan rawat inap dan merasa puas dengan rumah sakit tersebut. Tersedianya tempat parkir dalam kondisi baik dan tempat sholat yang memadai akan menimbulkan rasa nyaman bagi keluarga pasien sehingga akan berujung pada kepuasan pasien terhadap fasilitas yang diberikan rumah sakit tersebut. Menurut Parasuraman dalam Tjiptono 3 menyatakan bahwa bukti fisik berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan, dan material yang digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan. Dalam meningkatkan kepuasan pelanggan khususnya perusahaan jasa, para pelanggan akan banyak dipengaruhi oleh atribut-atribut yang digunakan oleh perusahaan jasa. Dengan kata lain jika perusahaan dapat memberikan bukti fisik yang baik maka akan mendapat respon positif sehingga menimbulkan kepuasan. Oleh karena itu RSI Ibnu Sina perlu meningkatkan fasilitas fisik yang ada untuk terpenuhinya harapan pasien sehingga kepuasan pasien 3 Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, Service, Quality, & Satisfaction, (Yogyakarta: Andi, 2016), Ed. 4, h. 137

84 terhadap fasilitas fisik yang diberikan RSI Ibnu Sina Padang dapat meningkat, hal ini terlihat dari masih rendahnya kinerja yang diberikan RSI Ibnu Sina Padang dan belum terpenuhinya harapan pasien rawat inap yang tinggi terhadap pelayanan dari segi bukti fisik yang diberikan RSI Ibnu Sina Padang. 2. Hubungan Empati dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSI Ibnu Sina Padang Variabel empati menghasilkan GAP sebesar 2.4, GAP ini termasuk dalam klasifikasi tinggi. Dari hasil Gap terlihat bahwa kualitas pelayanan dari aspek empati sudah baik. Pada kuadran Importance-Performance Analysis variabel empati berada pada kuadran D dimana faktor yang terletak pada kuadran ini mempunyai tingkat persepsi atau kinerja yang tinggi dan harapan konsumen terhadap variabel ini rendah, sehingga dapat dikatakan bahwa manajemen RSI Ibnu Sina Padang tidak perlu memprioritaskan pada variabel ini karena harapan konsumen terhadap variabel ini rendah atau dianggap tidak terlalu penting bagi pasien rawat inap di RSI Ibnu Sina Padang, diharapkan pihak manajemen dapat mengalokasikan sumber daya yang terkait pada variabel empati kepada faktor-faktor variabel lain yang dianggap mempunyai prioritas penanganan dan masih perlu untuk ditingkatkan kinerjanya. RSI Ibnu Sina Padang merupakan rumah sakit islam swasta, dimana biaya yang ditetapkan tinggi dari pada rumah sakit umum, bentuk

85 apresiasi dan kesesuaian dari biaya yang dikeluarkan, tentu manajemen rumah sakit memberikan pelayanan yang ekselen, keadaan tersebut pasti tidak diragukan oleh setiap pasien dan dianggap sebagai hal yang sesuai dengan pengorbanan yang diberikan, akibatnya empati sudah dianggap biasa sehingga harapan pasien terhadap dimensi empati sangat rendah. Menurut Parasuraman dalam Tjiptono 4 Empati berarti bahwa perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman. Dengan kata lain jika perusahaan dapat memahami dan memberikan perhatian personal terhadap pelanggan maka akan memberikan respon positif sehingga menimbulkan kepuasan. Kinerja yang diberikan RSI Ibnu Sina Pada variabel ini sudah sangat tinggi, hal ini perlu dipertahankan dan diharapkan pihak RSI Ibnu Sina Padang dapat lebih memperhatikan dimensi lain yang lebih membutuhkan kinerja yang tinggi. 3. Hubungan Keandalan dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSI Ibnu Sina Padang Variabel keandalan menghasilkan GAP sebesar 2.2, GAP ini termasuk dalam klasifikasi tinggi. Pada kuadran Importance-Performance Analysis variabel keandalan berada pada kuadran A dimana faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap sebagai variabel yang penting dan harapan konsumen terhadap variabel keandalan tinggi tetapi kinerja yang 4 Ibid.,

86 dirasakan belum memenuhi harapan pasien rawat inap RSI Ibnu Sina Padang, oleh karena itu pihak manajemen berkewajiban mengalokasikan sumber daya yang memadai untuk meningkatkan kinerja pada variabel keandalan sehingga kepuasan pasien rawat inap dapat meningkat serta kinerja yang dihasilkan sesuai dengan harapan konsumen terhadap variabel kendalan tersebut. Situasi ini terjadi karena belum konsistensinya pelayanan yang diberikan oleh perawat atau staf medis yang ada di RSI Ibnu Sina Padang, dalam penelitian ini terlihat bahwa kinerja dalam aspek keandalan belum sesuai dengan kinerja yang diharapkan oleh pasien rawat inap RSI Ibnu Sina Padang. Untuk dapat meningkatkan kepuasan pasien, RSI Ibnu Sina Padang sebaiknya memperbaiki variabel ini dengan cara lebih konsisten dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan harapan pasien. Oleh sebab itu variabel keandalan ini belum dapat mempengruhi kepuasan pasien rawat inap RSI Ibnu Sina Padang. Hal ini terkait dengan teori yang dikemukakan oleh Parasuraman dalam Tjiptono 5 keandalan merupakan kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang disepakati. Konsistensi dalam waktu yang telah dijanjikan dan memeberikan layanan yang akurat, sangat mempengaruhi kepuasan konsumen. 5 Ibid.,

87 4. Hubungan Daya Tanggap dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSI Ibnu Sina Padang Variabel daya tanggap menghasilkan GAP sebesar 2.5, GAP ini termasuk dalam klasifikasi sangat tinggi. Dari hasil Gap terlihat bahwa kualitas pelayanan dari aspek daya tanggap sangat baik. Pada kuadran Importance-Performance Analysis variabel daya tanggap berada pada kuadran D dimana faktor yang terletak pada kuadran ini mempunyai tingkat persepsi atau kinerja yang tinggi dan harapan konsumen terhadap variabel ini rendah, sehingga dapat dikatakan bahwa manajemen RSI Ibnu Sina Padang tidak perlu memprioritaskan pada variabel ini karena harapan konsumen terhadap variabel ini rendah atau dianggap sudah dapat memenuhi harapan bahkan lebih dari harapan pasien rawat inap di RSI Ibnu Sina Padang, diharapkan pihak manajemen dapat mengalokasikan sumber daya yang terkait pada variabel daya tanggap kepada faktor-faktor variabel lain yang dianggap mempunyai prioritas penanganan dan masih perlu untuk ditingkatkan kinerjanya. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi daya tanggap yang dirasakan pasien semakin mendorong meningkatnya kepuasan yang drasakan pasien. Respon yang cepat, tepat dan akurat dari staf medis RSI Ibnu Sina Padang mampu memberikan rasa nyaman dan sesuai bahkan melebihi harapan atau keinginan yang diharapkan pasien

88 maupun keluarga pasien, sehingga kepuasan pasien rawat inap RSI Ibnu Sina Padang terhadap variabel daya tanggap sangat tinggi. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh parasuraman dalam Tjiptono 6 bahwa Daya tanggap berkenaan kesediaan dan kemampuan para karyawan untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka, serta menginformasikan kapan jasa akan diberikan dan kemudian akan memberikan jasa secara cepat. Kemampuan para karyawan RSI Ibnu Sina Padang untuk membantu dan merespon permintan pasien sudah sangat baik, sebaiknya manajemen RSI Ibnu Sina Padang untuk dapat mempertahankan hal tersebut dan lebih memperhatikan variabel lain yang membutuhkan perbaikan sehingga kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan rawat inap RSI Ibnu Sina Padang dapat meningkat dalam setiap variabel pelayanannya. 5. Hubungan Jaminan dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSI Ibnu Sina Padang Variabel jaminan menghasilkan GAP sebesar 2.1, GAP ini termasuk dalam klasifikasi tinggi. Dari hasil Gap terlihat bahwa kualitas pelayanan dari aspek jaminan sudah baik. Pada kuadran Importance-Performance Analysis variabel jaminan berada pada kuadran B dimana faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap penting dan dapat dijadikan sebagai faktor penunjang bagi 6 Ibid.,

89 kepuasan konsumen, sehingga dapat dikatakan bahwa manajemen RSI Ibnu Sina Padang sebaiknya memastikan atau selalu mengontrol kinerja dari aspek jaminan agar dapat terus mempertahankan prestasi yang telah dicapai dan mempertahankan kepuasan pasien rawat inap RSI Ibnu Sina Padang. Berdasarkan hasil penelitian teridentifikasi bahwa semakin tinggi jaminan yang dirasakan pasien semakin mendorong meningkatnya kepuasan yang dirasakan pasien. Pada jasa yang diberikan rumah sakit, jaminan yang dapat diberikan kepada pasien antara lain mencakup rasa aman dan nyaman dalam menerima layanan, sikap sopan dan pengetahuan para medis dalam menjawab pertanyaan pasien. RSI Ibnu Sina Padang terbukti telah dapat memeberikan aspek tersebut dengan baik, dilihat dari telah terpenuhinya harapan pasien yang tinggi terhadap variabel jaminin tersebut. Untuk mempertahankan kepuasan pasien rawat inap pada variabel ini, pihak manajemen RSI Ibnu Sina Padang sebaiknya mengontrol secara periodik agar mencegah turunnya kinerja pada aspek ini dan dapat dipertahankan kinerja yang ada. Menurut Parasuraman dalm Tjiptono 7 Jaminan yakni perilaku para karyawan mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan bisa menciptakan rasa aman bagi para pelangganya. Jaminan juga berarti para karyawan selalu bersikap sopan 7 Ibid.,

90 dan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani setiap pertanyaan atau masalah pelanggan. Menumbuhkan kepercayaan kosumen terhadap perusahaan sangat sulit dilakukan, oleh karena itu pihak RSI Ibnu Sina Padang untuk dapat mempertahankan kepercayaan pasien sehingga dapat mempertahankan kepuasan pasien pada saat ini.