BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 05 Agustus 2017 di SMPN 1 Ranah Batahan Kabupaten

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Kemudian data tentang hasil belajar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. peserta didik dengan Eksperimentasi Model Kooperatif Kancing Gemerincing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bagian ini merupakan deskripsi data dari instrumen yang digunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bagian ini merupakan deskripsi data dari instrumen yang digunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. siswa dengan eksperimentasi pembelajaran aktif tipe the powe of two disertai

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Deskripsi Data Tentang Hasil Belajar Siswa. kelas eksperimen ( kelas VII.3 ) berjumlah 36 orang, dan pada kelas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Solok tahun ajaran 2016/2017, maka diperoleh data motivasi belajar dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match dan model pembelajaran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sebagai dasar dalam pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan. Hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN. digunakan pada penelitian yaitu berupa data tentang karakter

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang diperoleh selama pelaksanaan pembelajaran matematika dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kelas sampel. Pada kelas eksperimen diterapkan model kooperatif tipe think

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sebagai kelas kontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick On The Draw pada Mata Pelajaran Matematika Di SMPN 6 Banjarmasin Tahun Pelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Juli sampai dengan 07 Agustus tahun ajaran 2017/2018 di ketiga kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Deskripsi Statistik Nilai Pretest

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Penerapan Strategi True or False terhadap

Penerapan Strategi Pembelajaran Peer Lesson untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. experimental research). Tujuan penelitian eksperimental semu adalah untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Langkah awal yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian di SD Negeri Tlogo dan SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil pengolahan data penelitian berupa

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan satuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian eksperimen-semu. Penelitian eksperimen-semu bertujuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMP Negeri 3 Camba Kabupaten Maros. Data-data yang dianalisis adalah data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

!"#$%#& Interval Kelas =!"#$"%#$"!"#$%&'(

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan, maka tidak salah jika pemerintah senantiasa selalu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Peserta Didik Kelas VIII MTs Bawan, Kabupaten Agam yang terdiri. dari gambaran hasil belajar dan pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penalaran matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya, peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa SMP kelas VIII melalui metode Personalized System of Instruction (PSI).

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN Kumpulrejo 01 Salatiga

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diperoleh dalam setiap tahapan penelitian yang telah dilakukan. Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Obyek dan Subyek Penelitian

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. observasi digunakan oleh peneliti untuk mengamati kondisi sekolah meliputi

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA SISWA SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PGSD OLEH:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian eksperimen-semu. Penelitian eksperimen-semu bertujuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF QUICK ON THE DRAW

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian. yaitu kelas VIII E sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII C sebagai kelas

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penerapan Model Pembelajaran inkuiri terbimbing disertai mind mapping dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 IVA 23 50% Kontrol 2 1VB 23 50% Eksperimen Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 10 Juli sampai dengan 05 Agustus 2017 di SMPN 1 Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat, diperoleh data hasil kemampuan pemahaman konsep peserta didik. Deskripsi data mengenai kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik berguna untuk melihat tingkat kemampuan pemahaman konsep peserta didik berdasarkan rubrik analitik kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik. Kemampuan pemahaman konsep merupakan salah satu tujuan penting dari pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materimateri yang diajarkan kepada peserta didik bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan pemahaman peserta didik dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Pada pertemuan pertama, ada beberapa diantara peserta didik yang kurang setuju dengan pembagian anggota kelompok yang sudah ditetapkan. Peserta didik tersebut ingin satu kelompok dengan teman dekatnya. Namun, setelah diberi penjelasan, akhirnya peserta didik tersebut menerima keputusan yang telah ditetapkan oleh pendidik. Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran yang telah dikemukakan agar pembelajaran berjalan dengan lancar dan sesuai dengan keadaan, tempat dan waktu yang telah ditetapkan, maka peneliti memodifikasinya. 62

63 Pada awal pembelajaran pendidik membagi peserta didik ke dalam empat atau lima orang dalam satu kelompok dengan kemampuan akademis yang berbeda. Pendidik menentukan warna kartu untuk masing-masing kelompok. Pendidik menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan teknik quick on the draw. Pendidik meminta peserta didik untuk mengamati dan membaca materi yang ada dalam buku tentang pengertian suku, koefisien, variable dan konstanta. Kemudian operasi aljabar yaitu penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar. Setelah 5 menit pendidik menyuruh peserta didik mengantar kartu soal dan jawaban ke meja pendidik. Pendidik memeriksa jawaban dari masingmasing kelompok. Jika jawaban benar pertanyaan kedua dari warna set kartu masing-masing kelompok boleh diambil. Begitu pun pertanyaan selanjutnya. Jika jawaban tidak benar maka pendidik menyuruh peserta didik kembali ke kelompok untuk mendiskusikan soal lagi dan peserta didik yang maju ke depan mengantar jawaban adalah peserta didik ketiga dan begitupun selanjutnya, semua anggota kelompok. Kelompok yang pertama menjawab semua pertanyaan dinyatakan sebagai pemenang, kelompok pemenang membahas pertanyaan di depan kelas yaitu kelompok 3, salah satu anggota kelompok 3 menjelaskan jawaban di depan kelas, kelompok lain diberikan kesempatan untuk menanyakan jawaban yang belum dipahaminya, kemudian kelompok 3 diberi penghargaan berupa nilai yang tinggi.

64 Pada pertemuan kedua, peserta didik duduk bersama dengan anggota kelompok yang sudah ditentukan dan warna kelompok sesuai dengan yang sudah ditentukan pada pertemuan sebelumnya. Pendidik meminta peserta didik untuk mengamati dan membaca materi yang ada dalam buku tentang perkalian bentuk aljabar. Pendidik menyiapkan satu set pertanyaan yang ditulis pada satu set kartu yang terdiri dari empat buah soal dan meletakkan satu set kartu di atas meja pendidik. Pendidik memberikan aba-aba dengan kata mulai. Pada katakata mulai satu orang dari tiap kelompok lari ke meja pendidik untuk mengambil pertanyaan pertama sesuai dengan warna kelompok dan membawa kartu soal ke kelompok. Dengan menggunakan materi sumber, kelompok tersebut mencari dan menulis jawaban di kertas terpisah. Setelah 5 menit pendidik menyuruh peserta didik mengantar kartu soal dan jawaban ke meja pendidik. Pendidik memeriksa jawaban dari masingmasing kelompok. Jika jawaban benar pertanyaan kedua dari warna set kartu masing-masing kelompok boleh diambil. Begitu pun pertanyaan selanjutnya. Jika jawaban tidak benar maka pendidik menyuruh peserta didik kembali ke kelompok untuk mendiskusikan soal lagi dan peserta didik yang maju ke depan mengantar jawaban adalah peserta didik ketiga dan begitupun selanjutnya, semua anggota kelompok. Kelompok yang pertama menjawab semua pertanyaan dinyatakan sebagai pemenang, kelompok pemenang membahas pertanyaan di depan kelas yaitu kelompok 4, salah satu anggota kelompok 4 menjelaskan jawaban di depan kelas, kelompok lain diberikan kesempatan untuk menanyakan jawaban

65 yang belum dipahaminya, kemudian kelompok 4 diberi penghargaan berupa nilai yang tinggi. Pada pertemuan ketiga, peserta didik duduk bersama dengan anggota kelompok yang sudah ditentukan dan warna kelompok sesuai dengan yang sudah ditentukan pada pertemuan sebelumnya. Pendidik meminta peserta didik untuk mengamati dan membaca materi yang ada dalam buku tentang pembagian bentuk aljabar. Pendidik menyiapkan satu set pertanyaan yang ditulis pada satu set kartu yang terdiri dari tiga buah soal dan meletakkan satu set kartu di atas meja pendidik. Pendidik memberikan aba-aba dengan kata mulai. Pada kata-kata mulai satu orang dari tiap kelompok lari ke meja pendidik untuk mengambil pertanyaan pertama sesuai dengan warna kelompok dan membawa kartu soal ke kelompok. Dengan menggunakan materi sumber, kelompok tersebut mencari dan menulis jawaban di kertas terpisah. Setelah 5 menit pendidik menyuruh peserta didik mengantar kartu soal dan jawaban ke meja pendidik. Pendidik memeriksa jawaban dari masingmasing kelompok. Jika jawaban benar pertanyaan kedua dari warna set kartu masing-masing kelompok boleh diambil. Begitu pun pertanyaan selanjutnya. Jika jawaban tidak benar maka pendidik menyuruh peserta didik kembali ke kelompok untuk mendiskusikan soal lagi dan peserta didik yang maju ke depan mengantar jawaban adalah peserta didik ketiga dan begitupun selanjutnya, semua anggota kelompok. Kelompok yang pertama menjawab semua pertanyaan dinyatakan sebagai pemenang, kelompok pemenang membahas pertanyaan di depan kelas

66 yaitu kelompok 2, salah satu anggota kelompok 2 menjelaskan jawaban di depan kelas, kelompok lain diberikan kesempatan untuk menanyakan jawaban yang belum dipahaminya. kemudian kelompok 2 diberi penghargaan berupa hadiah pena (masing-masing anggota kelompok pemenang mendapat satu buah pena). Hal ini membuat kelompok lain bersemangat untuk menjadi kelompok pemenang. Peserta didik tersebut menginginkan hal yang sama untuk pertemuan selanjutnya. Pada pertemuan keempat, peserta didik duduk bersama dengan anggota kelompok yang sudah ditentukan dan warna kelompok sesuai dengan yang sudah ditentukan pada pertemuan sebelumnya. Pendidik meminta peserta didik untuk mengamati dan membaca materi yang ada dalam buku tentang menyederhanakan bentuk aljabar. Pendidik menyiapkan satu set pertanyaan yang ditulis pada satu set kartu dan meletakkan satu set kartu di atas meja pendidik. Pendidik memberikan aba-aba dengan kata mulai. Pada kata-kata mulai satu orang dari tiap kelompok lari ke meja pendidik untuk mengambil pertanyaan pertama sesuai dengan warna kelompok dan membawa kartu soal ke kelompok. Dengan menggunakan materi sumber, kelompok tersebut mencari dan menulis jawaban di kertas terpisah. Setelah 5 menit pendidik menyuruh peserta didik mengantar kartu soal dan jawaban ke meja pendidik. Pendidik memeriksa jawaban dari masingmasing kelompok. Jika jawaban benar pertanyaan kedua dari warna set kartu masing-masing kelompok boleh diambil. Begitu pun pertanyaan selanjutnya. Jika jawaban tidak benar maka pendidik menyuruh peserta didik kembali ke

67 kelompok untuk mendiskusikan soal lagi dan peserta didik yang maju ke depan mengantar jawaban adalah peserta didik ketiga dan begitupun selanjutnya, semua anggota kelompok. Kelompok yang pertama menjawab semua pertanyaan dinyatakan sebagai pemenang, kelompok pemenang membahas pertanyaan di depan kelas yaitu kelompok 4, salah satu anggota kelompok 4 menjelaskan jawaban di depan kelas, kelompok lain diberikan kesempatan untuk menanyakan jawaban yang belum dipahaminya, kemudian kelompok 4 diberi penghargaan berupa hadiah pena (masing-masing anggota kelompok pemenang mendapat satu buah pena). Ketika melaksanakan penelitian dengan menggunakan teknik quick on the draw peserta didik terlihat aktif dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Pada kelas eksperimen tes akhir dilakukan terhadap 21 orang peserta didik dan kelas kontrol 20 orang peserta didik. Hasil perolehan nilai tes akhir kelas sampel dapat dilihat pada (Lampiran XVI). Berdasarkan nilai tes ini selanjutnya dikelompokkan berdasarkan indikator kemampuan pemahaman konsep dan dicari nilai rata-rata setiap indikator untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kesimpulan hasil pengelompokan dan perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

68 Tabel 4.1 Pengelompokkan Nilai Tes Akhir Kemampuan Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep Soal Skor Eksperimen Kontrol 1. Menyatakan ulang sebuah 1a,1b 6 6.10 5.65 konsep 2. Mengklasifikasikan objek 2a,2b 12 8.24 7.85 menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya 3. Mengaplikasikan objek atau algoritma pemecahan masalah 3, 4 dan 5 27 17.43 12.55 Dilihat dari tabel di atas, pada indikator kemampuan pemahaman konsep yang pertama untuk soal nomor 1a dan 1b, peserta didik di kelas eksperimen mendapatkan nilai rata-rata 6.10. Sedangkan untuk peserta didik kelas kontrol mendapatkan nilai rata-rata 5.65. Pada indikator kedua untuk soal nomor 2a dan 2b, peserta didik di kelas eksperimen mendapatkan nilai rata-rata 8.24. Sedangkan untuk peserta didik kelas kontrol mendapatkan nilai rata-rata 7.85. Pada indikator ketiga untuk soal nomor 3, 4 dan 5, peserta didik kelas eksperimen mendapatkan nilai rata-rata 17.43. Sedangkan untuk peserta didik kelas kontrol mendapatkan nilai rata-rata 12.55. Selain itu nilai rata-rata setiap indikator kemampuan pemahaman konsep pada kelas sampel dapat juga dilihat pada diagram berikut :

Nilai Rata-Rata setiap Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep 69 y 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 1 2 3 Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep x Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Gambar 4.1: Nilai Rata-Rata setiap Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep pada Kelas Sampel. Keterangan: 1 Menyatakan ulang sebuah konsep 2 Mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya 3 Mengaplikasikan objek atau algoritma pemecahan masalah Dari deskripsi data di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil tes akhir kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik kelas eksperimen pada setiap indikator lebih tinggi dari nilai rata-rata hasil tes akhir kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik kelas kontrol. Selanjutnya dicari skor rata-rata ( ), standar deviasi ( ), skor tertinggi ( ) dan skor terendah ( ). Kesimpulan hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

70 Tabel 4.2 Deskripsi Data Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Besaran Eksperimen Kontrol 21 20 33.33 30 100 86.67 1488.60 1155.57 70.89 57.78 Standar Deviasi ( ) 19.62 22.97 Variances( ) 385.05 527.63 Jumlah Ketuntasan Individu 11 6 Persentase Ketuntasan Klasikal 52.38 % 30% Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata tes akhir peserta didik kelas eksperimen yang terdiri dari 21 orang peserta didik yaitu 70.89 lebih tinggi dari nilai rata-rata hasil belajar kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik kelas kontrol yang terdiri dari 20 orang peserta didik yaitu 57.78. Variansi kelas eksperimen yaitu 385.05 dan variansi kelas kontrol yaitu 527.63. Standar deviasi kelas eksperimen yaitu 19.62 dan standar deviasi kelas kontrol yaitu 22.97. Nilai maksimum hasil tes akhir kelas eksperimen yaitu 100 lebih tinggi dari nilai maksimum hasil tes akhir kelas kontrol yaitu 86.67 dan nilai minimum kelas eksperimen yaitu 33.33 lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu 30. Berdasarkan KKM yang telah ditetapkan di SMPN 1 Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat yaitu 75 pada pelajaran matematika dari tes akhir kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik pada kelas eksperimen diketahui bahwa 11 orang peserta didik mendapat nilai KKM, sedangkan pada kelas kontrol hanya 6 orang peserta didik, sehingga persentase ketuntasan masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol berturut-turut

71 adalah 52.38 % dan 30%. Artinya kemampuan pemahaman konsep matematis kelas eksperimen lebih baik daripada kemampuan pemahaman konsep matematis kelas kontrol. Jika dilihat dari nilai tes akhir matematika peserta didik, untuk kelas eksperimen, peserta didik yang awalnya hanya tuntas 3 orang dari 21 orang peserta didik menjadi 11 orang dari 21 orang yaitu bertambah 8 orang atau meningkat sebesar 52.38 % sedangkan kelas kontrol peserta didik yang awalnya hanya tuntas 4 orang dari 20 orang peserta didik menjadi 6 orang peserta didik yaitu bertambah 2 orang atau meningkat sebesar 30%. Hal ini berarti terdapat perbedaan hasil kemampuan pemahaman konsep matematis kelas eksperimen dan kelas kontrol dimana hasil kemampuan pemahaman konsep matematis kelas eksperimen lebih baik dibandingkan hasil kemampuan pemahaman konsep matematis kelas kontrol. B. Analisis Data Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, apakah diterima atau ditolak. Hipotesis diuji dengan menggunakan uji-t. Sebelum menggunakan uji-t terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas terhadap kedua kelas sampel. 1. Uji Normalitas Uji normalitas data hasil belajar kemampuan pemahaman konsep matematis kelas sampel bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji liliefors.

72 a. Uji normalitas kelas eksperimen Berdasarkan pengujian untuk kelas eksperimen diperoleh: dan, karena ( ) maka diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen berdistribusi normal pada taraf kepercayaan. b. Uji normalitas kelas kontrol Berdasarkan pengujian untuk kelas kontrol diperoleh: dan, karena ( ) maka diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas kontrol berdistribusi normal pada taraf kepercayaan. Berdasarkan perhitungan uji normalitas dengan menggunakan uji liliefors, diperoleh hasil perhitungan seperti pada tabel di bawah ini : Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelas Sampel dengan Menggunakan Uji Liliefors No. Kelas Kesimpulan Keterangan 1. Eksperimen 0.1933 Data Normal 2. Kontrol Data Normal Dengan demikian dapat disimpulkan kedua kelas sampel berdistribusi normal.untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada (Lampiran XVII). Dalam melakukan uji normalitas, penulis juga menggunakan SPSS(Statistical Product and Service Solution). Diperoleh output sebagai berikut:

73 Gambar 4.2 Grafik Normalitas Kelas Eksperimen Gambar 4.3 Grafik Normalitas Kelas Kontrol

74 Tabel 4.4 Tests of Normality Kelas Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic Df Sig. Nilai Eksperimen 0.161 21 0.165 0.904 21 0.092 Kontrol 0.168 20 0.143 0.916 20 0.082 a. Lilliefors Significance Correction Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol didapat tingkat signifikan lebih besar dari 0.05 yaitu 0.165 dan 0.143. Sedangkan berdasarkan uji Shapiro-Wilk memiliki nilai probabilitas lebih besar dari 0.05 yaitu 0.092 dan 0.082, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas sampel berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas variansi ini bertujuan untuk melihat kedua kelompok data mempunyai variansi yang homogen atau tidak.secara manual uji homogenitas variansi dilakukan dengan uji F.. Keterangan: Sebaran Variansi kelas eksperimen Variansi kelas kontrol Terima jika

75 Berdasarkan rumus di atas, diperoleh nilai dari kedua kelas sampel yaitu: dan berdasarkan tabel distribusi F diperoleh nilai untuk taraf nyata dan derajat kebebasan ( ) ( ) ( ) adalah 2.16. Maka diperoleh ( ) ( ) sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelas sampel memiliki variansi yang homogen.perhitungan lebih jelas dapat dilihat pada (Lampiran XVIII). Selain itu, berdasarkan pengujian dengan SPSS, diperoleh output yang terdapat pada tabel di bawah ini: Nilai Tabel 4.5 Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig. 0.910 1 39 0.346 Keterangan: Jumlah kelas sampel ( ) Jumlah sampel jumlah kelas sampel ( ) Sig. Probabilitas Berdasarkan tabel Test of Homogeneity of Variances terlihat bahwa Levene Statistic adalah 0.910 dengan nilai probabilitas 0.346. Oleh karena nilai probabilitasnya lebih besar dari diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas sampel mempunyai variansi yang sama.

76 3. Uji Hipotesis Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas diketahui bahwa skor tes hasil belajar kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik pada kedua kelas sampel berdistribusi normal dan memiliki variansi yang homogen, selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Pada uji hipotesis, uji yang digunakan adalah uji hipotesis satu arah. Rumusan hipotesisnya sebagai berikut: Kriteria diterima jika pada daftar distribusi- dengan derajat kebebasan dan 0.05 ditolak jika pada distribusi- dengan derajat kebebasan dan Dari data akhir hasil belajar kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik dan pengolahan uji- yang dilakukan maka diperoleh dan dengan taraf kepercayaan. Batas daerah terima adalah sedangkan yang diperoleh adalah 1.97. Ini berarti berada di luar daerah penerimaan. Karena maka ditolak dan diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik yang diajarkan dengan teknik quick on the draw lebih baik daripada kemampuan pemahaman konsep matematis peserta

77 didik yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada peserta didik kelas VIII SMPN 1 Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat. Perhitungan lebih jelas dapat dilihat pada (Lampiran XVIII). C. Pembahasan Berdasarkan hasil deskripsi dan analisis data diperoleh bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Berdasarkan pengamatan peneliti selama penelitian, tampak bahwa dalam proses belajar mengajar peserta didik pada kelas eksperimen lebih tertarik untuk belajar daripada kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena teknik pembelajaran yang diterapkan berbeda dari biasanya. Pada kelas eksperimen kegiatan pembelajaran yang diajarkan adalah Teknik quick on the draw. Quick on the draw merupakan kompetisi antar kelompok dimana yang menjadi pemenang dalam kompetisi ini adalah kelompok yang mampu menjawab satu set pertanyaan dengan cepat. Semua kelompok akan bersaing karena masing-masing kelompok diberikan tenggang waktu untuk menyelesaikan kartu soal. Seperti yang diungkapkan oleh Paul Ginnis (2008: 163) Quick on the draw adalah sebuah aktivitas riset dengan insentif bawaan untuk kerja tim dan kecepatan. Teknik quick on the draw adalah suatu teknik pembelajaran yang menuntut aktivitas dan kerja sama peserta didik dalam mencari, menyelesaikan dan melaporkan informasi dari berbagai sumber dalam sebuah suasana permainan yang mengarah pada pacuan kelompok melalui aktivitas kerja tim dan kecepatannya. Dengan suasana permainan dalam pembelajaran

78 maka akan menarik dan menimbulkan efek kreatifitas dalam belajar peserta didik. Adapun langkah-langkah pelaksanaan teknik quick on the draw menurut Paul Ginnis (2008: 163-164) yaitu : a. Siapkan satu set pertanyaan, misalnya sepuluh, mengenai topik yang sedang dibahas. Buat cukup salinan agar tiap kelompok punya sendiri. Tiap pertanyaan harus dikartu terpisah. Tiap set pertanyaan sebaiknya di kartu dengan warna berbeda. Letakkan set tersebut di atas meja pendidik, angka menghadap atas, nomor 1 di atas. b. Bagi kelas ke dalam kelompok bertiga. Beri warna untuk tiap kelompok sehingga mereka dapat mengenali set pertanyaan mereka di meja pendidik. c. Beri tiap kelompok materi sumber yang terdiri dari jawaban untuk semua pertanyaan, satu kopi tiap peserta didik. Ini bisa hanya berupa halaman tertentu dari buku teks biasanya. Jawaban sebaiknya tidak begitu jelas: idenya adalah agar siswa harus mencari dalam teks. d. Pada kata mulai, satu orang dari tiap kelompok lari ke meja pendidik, mengambil pertanyaan pertama menurut warna mereka dan kembali membawanya ke kelompok. e. Dengan menggunakan materi sumber, kelompok tersebut mencari dan menulis jawaban di lembar kertas terpisah. f. Jawaban dibawa ke pendidiknya oleh orang kedua. Pendidik memeriksa jawaban. Jika jawaban akurat dan lengkap, pertanyaan kedua dari tumpukan warna mereka diambil dan seterusnya. Jika ada jawaban yang tidak akurat atau tidak lengkap, pendidik menyuruh sang pelari kembali ke kelompok dan mencoba lagi. Penulis dan pelari harus bergantian. g. Saat satu peserta didik sedang berlari lainnya memindai sumbernya dan membiasakan diri dengan isinya sehingga mereka dapat menjawab pertanyaan nantinya dengan lebih efisien. Ide yang bagus untuk membuat beberapa pertanyaan pertama cukup mudah dan pendek, hanya agar momentumnya mengena. h. Kelompok pertama yang menjawab semua pertanyaan menang. i. Kemudian pendidik membahas semua pertanyaan dengan kelas dan catatan tertulis dibuat. Pada pertemuan pertama, ada beberapa diantara peserta didik yang kurang setuju dengan pembagian anggota kelompok yang sudah ditetapkan. Peserta didik tersebut ingin satu kelompok dengan teman dekatnya. Namun, setelah diberi penjelasan, akhirnya peserta didik tersebut menerima keputusan

79 yang telah ditetapkan oleh pendidik. Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran yang telah dikemukakan agar pembelajaran berjalan dengan lancar dan sesuai dengan keadaan, tempat dan waktu yang telah ditetapkan, maka peneliti memodifikasinya. Pada awal pembelajaran pendidik membagi peserta didik ke dalam empat atau lima orang dalam satu kelompok dengan kemampuan akademis yang berbeda. Pendidik menentukan warna kartu untuk masing-masing kelompok. Pendidik menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan teknik quick on the draw. Pendidik meminta peserta didik untuk mengamati dan membaca materi yang ada dalam buku kemudian pendidik menjelaskan materi pelajaran. Setelah 5 menit pendidik menyuruh peserta didik mengantar kartu soal dan jawaban ke meja pendidik. Pendidik memeriksa jawaban dari masingmasing kelompok. Jika jawaban benar pertanyaan kedua dari warna set kartu masing-masing kelompok boleh diambil. Begitu pun pertanyaan selanjutnya. Jika jawaban tidak benar maka pendidik menyuruh peserta didik kembali ke kelompok untuk mendiskusikan soal lagi dan peserta didik yang maju ke depan mengantar jawaban adalah peserta didik ketiga dan begitupun selanjutnya, semua anggota kelompok. Kelompok yang pertama menjawab semua pertanyaan dinyatakan sebagai pemenang, kelompok pemenang membahas pertanyaan di depan kelas, kemudian diberi penghargaan berupa nilai yang tinggi dan hadiah pena.

80 Pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013. Menurut Rusman (2015: 92) kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Adapun komponen pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Pada pertemuan pertama, pendidik mengarahkan peserta didik untuk bersiap dalam mengikuti proses pembelajaran. Pendidik meminta peserta didik untuk mengamati materi yang ada dalam buku tentang suku, koefisien, variabel dan konstanta serta operasi bentuk aljabar yaitu penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar. Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencatat materi dan menanyakan materi yang belum dipahami peserta didik. Setelah itu pendidik memberikan soal latihan kepada peserta didik kemudian menunjuk salah satu peserta didik untuk menjelaskan jawaban yang telah dikerjakan di depan kelas. Pendidik mengoreksi jawaban peserta didik kemudian meminta peserta didik yang lain untuk menanyakan tentang jawaban tersebut. Pendidik memberikan pemantapan materi pelajaran. Pendidik membimbing peserta didik untuk menyimpulkan materi pelajaran kemudian memberikan pekerjaan rumah kepada peserta didik dan meminta peserta didik untuk membaca materi pada pertemuan berikutnya yaitu tentang perkalian bentuk aljabar.

81 Pada pertemuan kedua, pendidik mengarahkan peserta didik untuk bersiap dalam mengikuti proses pembelajaran. Pendidik meminta peserta didik untuk mengamati materi yang ada dalam buku tentang perkalian bentuk aljabar. Setelah itu pendidik memberikan soal latihan kepada peserta didik kemudian menunjuk salah satu peserta didik untuk menjelaskan jawaban yang telah dikerjakan di depan kelas. Pendidik mengoreksi jawaban peserta didik kemudian meminta peserta didik yang lain untuk menanyakan tentang jawaban tersebut. Pada pertemuan ketiga, pendidik mengarahkan peserta didik untuk bersiap dalam mengikuti proses pembelajaran. Pendidik meminta peserta didik untuk mengamati materi yang ada dalam buku, tentang pembagian bentuk aljabar. Setelah itu pendidik memberikan soal latihan kepada peserta didik kemudian menunjuk salah satu peserta didik untuk menjelaskan jawaban yang telah dikerjakan di depan kelas. Pendidik mengoreksi jawaban peserta didik kemudian meminta peserta didik yang lain untuk menanyakan tentang jawaban tersebut. Pendidik memberikan pemantapan materi pelajaran. Pada pertemuan keempat, pendidik mengarahkan peserta didik untuk bersiap dalam mengikuti proses pembelajaran. Pendidik meminta peserta didik untuk mengamati materi yang ada dalam buku tentang menyederhanakan bentuk aljabar. Setelah itu pendidik memberikan soal latihan kepada peserta didik kemudian menunjuk salah satu peserta didik untuk menjelaskan jawaban yang telah dikerjakan di depan kelas. Pendidik mengoreksi jawaban peserta

82 didik kemudian meminta peserta didik yang lain untuk menanyakan tentang jawaban tersebut. Saat pendidik menyuruh peserta didik mengamati materi pembelajaran hanya sebagian yang mengamati. Sewaktu dibimbing untuk bertanya, yang bertanya hanya beberapa orang saja kepada pendidik. Hal yang menyebabkan rendahnya kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik pada kelas kontrol adalah kurangnya keaktifan peserta didik mengikuti pembelajaran dan jika soal yang diberikan oleh pendidik berubah sedikit dari contoh soal, peserta didik mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal. Apabila ditinjau dari tes akhir, diperoleh bahwa hasil tes kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik kelas eksperimen dengan menggunakan teknik Quick On The Draw lebih baik daripada kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran kurikulum 2013. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata kela eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Rata-rata pada kelas eksperimen adalah 70.89 sedangkan kelas kontrol 57.78 dan nilai tertinggi kelas eksperimen adalah 100 sedangkan kelas kontrol adalah 86.67, serta nilai terendah kelas eksperimen adalah 33.33 sedangkan kelas kontrol adalah 30. Pada kelas eksperimen jumlah peserta didik yang mencapai nilai lebih dari atau sama dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh SMPN 1 Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat yaitu 75, sebanyak 11 peserta didik dengan persentase 52.38 %. Sedangkan pada kelas kontrol sebanyak 6 peserta didik dengan persentase ketuntasan 30%.Sehingga

83 dapat terlihat bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Hasil penelitian yang dilakukan di kelas VIII SMPN 1 Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat, terlihat bahwa eksperimentasi teknik Quick On The Draw mampu meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik. Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman matematis peserta didik yang diajar dengan menggunakan teknik quick on the draw lebih baik daripada kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik menggunakan pembelajaran konvensional atau dalam hal ini pembelajaran kurikulum 2013. D. Keterbatasan Penelitian Dalam melakukan penelitian banyak terdapat kekurangan penulis, antara lain: 1. Sebagian peserta didik keberatan dengan pembagian kelompok karena berpisah dengan teman dekatnya. 2. Diskusi kelompok terkendala keterbatasan waktu, sehingga terkadang presentasi hasil diskusi tergesa-gesa. 3. Ada beberapa peserta didik yang kurang serius mengikuti diskusi kelompok. Hal ini terjadi karena peserta didik mengandalkan kemampuan peserta didik yang lain dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh pendidik.