KERANGKA ACUAN KERJA STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ( SDIDTK)

dokumen-dokumen yang mirip
KERANGKA ACUAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK

Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 1. Pengertian Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang

BAB I PENDAHULUAN. diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode penting dalam masa tumbuh kembang seorang anak adalah masa

Peningkatan Ketrampilan Guru Paud Dalam Melakukan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

PINTAR BANANA SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI KUALITAS BALITA DI RW 04 DAN RW 05 DESA ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK)

PELAKSANAAN STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK PRASEKOLAH DI TK WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANTANG MEDAN TAHUN 2014

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK PRASEKOLAH DI TK NIDZAMIYAH KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

KARAKTERISTIK IBU BALITA KAITANNYA DENGAN PELAKSANAAN STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA

Oleh : Suyanti ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. Periode lima tahun pertama kehidupan anak (masa balita) merupakan masa

KATA PENGANTAR. rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian yang berjudul. Kembang Anak di Kota Denpasar Tahun 2017 tepat pada waktunya.

BAB I PENDAHULUAN. optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki inteligensi

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

KP III MODUL A DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu prioritas Kementrian Kesehatan saat ini adalah meningkatkan status

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lima tahun pertama kehidupan anak adalah masa yang sangat penting karena

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal sesuai usianya, baik sehat secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

MINI PROJECT. Pendamping: dr. Diah Palupi Handayani NIP:

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA

Rustantina 1), Dewi Elliana 2) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tahapan perkembangan merupakan tingkatan tumbuh dan

Nurin Fauziyah Akademi Kebidanan Pamenang Pare Kediri

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

PENGETAHUAN KADER MENINGKATKAN MOTIVASI DALAM MELAKUKAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA

HUBUNGAN PENGGUNAAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) DENGAN PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA USIA BULAN

Tahun Ajaran Baru Membuat Orang Tua Sibuk

MINI PROJECT. Disusun oleh: dr. Prajnya Paramitha Narendraswari. Pendamping: dr. Hj. Usmanawati NIP :

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn ¹Yuanita Lely Rachmawati, ²Dyah Nawang Palupi, ³Delfi Fitriani

J-PENGMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 1, No. 1, Mei 2017: Page ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. (Ariwibowo, 2012) atau sekitar 13% dari seluruh penduduk Indonesia yang

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dengan segala hasil yang ingin dicapai, di setiap negara

HUBUNGAN PEKERJAAN ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK SURYA BARU PLOSOWAHYU LAMONGAN. Lilis Maghfuroh.

GAMBARAN HASIL PELAKSANAAN KPSP, TDL, TDD ANAK USIA 4 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI BALITA SEHAT BERSAMA FISIOTERAPI UPTD PUSKESMAS KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi berbagai permasalahan yang sangat mendasar, terutama dalam upaya

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH DI TK AL-MUSTAQIM LUWUK TAHUN Juwita dan Erni Yusnita Lalusu

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

BAB 1 PENDAHULUAN. Down, gangguan mental dan lain-lain. Oleh karena itu penyimpangan

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) TAHUNAN PROGRAM KIA TAHUN 2017

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pertumbuhan (growth) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu SDM yang berkualitas. Salah

TUMBUH KEMBANG BAYI 0-6 BULAN MENURUT STATUS ASI DI PUSKESMAS TELAGA BIRU PONTIANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BPPN,2014) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa pra sekolah merupakan tahap

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa, dan garam-garam organik yang disekresikan oleh kelenjar mamae

BAB I PENDAHULUAN. tahun pertama dalam kehidupannya yang merupakan. lingkungan bagi anak untuk memperoleh stimulasi psikososial.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu riset menunjukkan setidaknya 3,5 juta anak meninggal tiap tahun karena

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli mengatakan bahwa periode anak usia bawah tiga tahun (Batita)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK ABA 1 LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak merupakan masa emas (golden period) atau Jendela

PINTAR BANANA SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI KUALITAS BALITA DI RW 04 DAN RW 05 DESA ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan pada Provinsi Jawa Barat 2007 dijumpai dari balita yang. terancam bergizi buruk sebanyak bayi.

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

BAB 1 PENDAHULUAN. dilanjutkan ke 8 tahap mulai bayi (0-18 bulan), toddler (1,5 3 tahun), anakanak

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR UPT PUSKESMAS KECAMATAN CIGOMBONG

52 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

knowledge and the role of cadres in the implementation of early detection of toddlers development using KPSP Nuryani, Ayesha H.N, Nurwening T.

BAB 1 PENDAHULUAN. organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangan (maturation) yang

PENGARUH PELATIHAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) DENGAN METODE OFF THE JOB TRAINING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

DIAGNOSA KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN PADA ANAK BALITA DENGAN ACUAN DENVER II DAN PENGAMBIL KEPUTUSAN DENGAN METODE DECISION TREE BERBASIS JSP

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

Susilo Rini 1), Amelia Puspita Wijaya 2) Prodi D 3 Kebidanan STIKes Harapan Bangsa Purwokerto

PERBEDAAN TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG SEKOLAH TK DAN ANAK YANG TIDAK SEKOLAH TK DI DESA BANJARSARI KEC. BANTARBOLANG PEMALANG

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

IbM OPTIMALISASI PERAN GURU PAUD UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS TUMBUH KEMBANG ANAK PRASEKOLAH. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak merupakan karunia Tuhan yang harus disyukuri, dimana setiap keluarga

BAB I PENDAHULUAN. (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada


HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

BAB I PENDAHULUAN. (Departemen Kesehatan, 2009). Di Indonesia tahun 2012 tercatat jumlah bayi

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus gizi buruk masih menjadi masalah dibeberapa negara. Tercatat satu

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

MANAJEMEN PENATALAKSANAAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK DI POSYANDU KELURAHAN MANYARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

KERANGKA ACUAN KERJA STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ( SDIDTK) A. Latar Belakang Dalam pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) peran tenaga kesehatan dalam hal ini adalah bidan sangat menentukan keberhasilan pencapaian cakupan deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang balita. Sesuai keputusan menteri kesehatan No. 900/ MENKES/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan pasal 16 salah satu wewenang pelayanan kebidanan yang harus diberikan pada anak adalah pemantauan tumbuh kembang anak. Berdasarkan SK Menkes No. 1457/SK/MENKES/X/2003 tentang UW-SPM ( Urusan Wajib Standar Pelayanan Minimal) sektor kesehatan harus dilaksanakan kabupaten dan kota, didukung SK Menkes No. 1091/MENKES/SK/X/2004 tentang petunjuk teknis standard minimal dan Peraturan Pemerintah R.I. No. 65 tahun 2005 tentang pedoman penyusunan dan penerapan standard pelayanan minimal telah disebutkan pelayanan kesehatan anak salah satu kegiatannya adalah upaya deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang balita dan anak pra sekolah. Kegiatan ini juga diatur dalam Permenkes No.66 tahun 2014 bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 24 Permenkes No. 25 tahun 2014 tentang upaya kesehatan anak perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pemantauan Pertumbuhan, Perkembangan dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak. Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak sedini mungkin sejak anak masih dalam kandungan. Upaya kesehatan yang dilakukan sejak anak masih dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki intelegensi majemuk sesuai dengan potensi genetiknya. Salah satu upaya untuk mendapatkan anak yang sehat tumbuh kembangnya adalah dengan melakukan upaya pemantauan pertumbuhan dan perkembanagan anak atau yang di kenal dengan nama Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang

(SDIDTK).Stimulasi adalah kegitan merangsang ke,mampuan dasara anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optima.stimulasi ini dapat dilakukan oleh ibu,ayah,pengganti orang tua(pengasuh),anggota keluarga lain,atu jika si anaktelah masuk PAUD maka menjadi tanggung jawab lembaga untuk membantu pendeteksiannya. Deteksi adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah.intervensi adalah suatu tindakan tertentu pada anak yang mempunyai perkembangan dan kemampuan menyimpang karena tidak sesuai dengan umurnya.penyimpangan perkembangan bias terjadi pada salah satu atau lebih kemampuan anak yaitu kemampuan gerak kasar,gerak halus,bicara dan bahasa,serta sosialisasi dan kemandirian anak. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik si anak dari waktu ke waktu.dilihat dari tinggi badan,berat badan dan lingkar kepala.perkembangan adalah bertambahnya fungsi tubuh si anak.meliputi sensorik (dengar,lihat,raba,rasa,cium),motorik (gerak kasar,halus),kognitif(pengetahuan,kecerdasan),komunikasi/berbahasa,emosi-sosial serta kemandirian. Berbeda dengan otak orang dewasa, otak balita lebih plastis. Plastisitas otak pada balita mempunyai sisi positif dan negative. Sisi positifnya, otak balita lebih terbuka untuk proses pembelajaran dan pengkayaan. Sisi negatifnya,otak balita lebih peka terhadap lingkungan utamanya lingkungan yang tidak mendukung seperti asupan gizi yang tiak adekuat,kurang stimulasi dan tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai. Oleh karena itu masa 5 tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan masa ini berlangsung sangat pendek serta tidak dapat di ulang lagi,maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (Golden Period), jendela kesempatan(window of opportunity) dan masa kritis (critical period).pembinan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas di selenggarakan melalui kegiatan stimulasi,deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita di lakukan pada masa kritis tersebut di atas. Dengan di temukannya secara dini penyimpangan atau masalah tumbuh kembang pada anak,maka intervensi yang akan di lakukan tentunya akan lebih mudah dan focus di laksanakan dan selain itu tenaga kesehatan juga mempunyai waktu yang cukup dalam membuat rencana tindakan/intervensi yg sesuai. B. Kegiatan Yang Dilaksanakan

Ada 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan ditingkat puskesmas dan jaringannya, yaitu : 1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, bertujuan untuk mengetahui dan menemukan status gizi kurang / buruk. Dilakukan dengan cara menggunakan pengukuran berat badan terhadap tinggi badan ( BB/TB) Dan pengukuran lingkar kepala anak ( LKA). 2. Deteksi dini penyimpanan perkembangan, bertujuan untuk mengetahui gangguan perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar. Dilakukan dengan cara skrining atau pemeriksaan perkembangan anak menggunakan kuisioner pra skrining (KPSP), Tes Daya Denger (TTD) dan Tes Daya Lihat (TDL). 3. Deteksi dini penyimpanan mental emosional, bertujuan untuk mengetahui adanya masalah mental emosional, autism dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas. Dilakukan dengan cara Deteksi Dini Masalah Mental Emosional pada anak pra sekolah dengan menggunakan Kuisioner Masalah Mental Emosional (KMEE), Deteksi Dini Autis pada anak prasekolah (menggunakan checklist deteksi dini autis pada anak umur 18-36 bulan), Deteksi dini gangguan pemusatan perhatian dan hiperkaktivitas (GPPH) pada anak pra sekolah (menggunakan Formulir deteksi dini GPPH). C. Maksud dan Tujuan Adapun maksud dari kegiatan SDIDTK ini adalah terwujudnya anak yang sehat baik fisik, mental, emosional maupun sosialnya dengan harapan anak tersebut mampu bersaing secara sehat di era global. Jika anak tersebut memiliki penyimpangan tumbuh kembang maka akan bisa segera distimulasi, diintervensi dini dan jika tidak ada perubahan maka anak tersebut bisa dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas tumbuh kembang. 1. Tujuan umum Agar semua balita umur 0-5 tahun dan anak pra sekolah 5-6 tahun tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi gentiknya sehingga berguna nusa dan bangsa serta mampu bersaing di era global melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini. 2. Tujuan khusus

a. Terselenggaranya kegiatan stimulasi tumbuh kembang pada semua balita dan anak pra sekolah di wilayah kerja Puskesmas b. Terselenggaranya kegiatan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang pada semua balita dan anak pra sekolah diwilayah kerja puskesmas. c. Terselenggaranya intervensi dini pada semua balita dan anak pra sekolah dengan penyimpangan tumbuh kembang. d. Terselenggaranya rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak bisa ditangani di puskesmas. D. Indikator Keluaran dan Keluaran 1. Indikator Keluaran a. Tercapainya cakupan SDIDTK di Posyandu b. Tercapainya cakupan SDIDTK di TK 2. Keluaran Keberhasilan kegiatan SDIDTK ini diukur dari jumlah balita dan anak pra sekolah yang disdidtk dibagi dengan jumlah sasaran balita dan anak pra sekolah. Di wilayah kerja Puskesmas Sawan I terdapat sasaran balita 3.730 orang dimana dibutuhkan target 80% (2.984 orang per tahun atau 248 orang per orang). Sedangkan untuk sasaran anak pra sekolah sebanyak 1.879 orang dimana dibutuhkan target 90% ( 1.691 orang). E. Cara melaksanakan kegiatan 1. Melaksanakan koodinasi dan komunikasi dengan lintas sector dan lintas program secara terpadu. 2. Melaksanakan SDIDTK di puskesmas, posyandu, puskesmas pembantu, PAUD/TK dan bidan praktik mandiri (BPM). 3. Melaksanakan SDIDTK bagi balita dan anak pra sekolah yang tidak hadir posyandu dengan kunjungan rumah. F. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan dilaksanakan di semua desa wilayah kerja Puskesmas Sawan I di tiap posyandu. Untuk yang di TK dilaksanakan di semua TK/ PAUD di wilayah kerja Puskesmas Sawan I.

G. Pelaksana dan Penanggungjawab kegiatan Pelaksana kegiatan adalah bidan pemegang program, bidan desa dan petugas gizi. Penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Puskesmas Sawan I. H. Jadwal pelaksanaan kegiatan Pelaksanaan kegiatan SDIDITK dilakukan sesuai jadwal baik yang di posyandu, PAUD/TK maupun kunjungan rumah. I. Biaya Kegiatan SDIDITK ini didanai oleh BOK. Mengetahui Kepala Puskesmas Sawan I Pemegang Program Anak Dr. Putu Karnasih Luh Dian Ari Shanti NIP. 19730623 200904 2 002 NIP. 19860827 201001 2 022