PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN ISOFLAVON KADAR RENDAH DALAM LIMBAH CAIR TAHU MENGGUNAKAN ENZIM NADH OKSIDASE

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN ISOFLAVON KADAR RENDAH DALAM LIMBAH CAIR TAHU MENGGUNAKAN ENZIM NADH OKSIDASE

Metode Pengukuran Spektrofotometri (Bergmeyer et al. 1974) Pembuatan Media Heterotrof Media Heterotrof Padat. Pengaruh ph, Suhu, Konsentrasi dan

KADAR GENISTEIN DAN DAIDZEIN PADA KEDELAI, AMPAS TAHU, DAN ONCOM MERAH RIMA JANNATUN NI MAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim Protease dari Penicillium sp.

KINETIKA REAKSI ENZIMATIS

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium

1 ml enzim + 1 ml larutan pati 1% (dalam bufer) Diinkubasi (suhu optimum, 15 menit) + 2 ml DNS. Dididihkan 5 menit. Didinginkan 5 menit

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME DAN INFORMASI GENETIK PERCOBAAN 2 UJI AKTIVITAS SUKSINAT DEHIDROGENASE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

Tabel 3. Hubungan antara berbagai tingkat kejenuhan ammonium sulfat (0-80%) dengan aktivitas spesifik enzim selulase. Aktivitas Unit (U/mL)

Bab IV Hasil dan Pembahasan

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil pengukuran Nilai OD pada Media NB. Tabel 1. Pengukuran Nilai OD pada Media NB. Waktu OD (Optical Density)

PENGARUH KONSENTRASI INDUSER DAN PENAMBAHAN KOFAKTOR ENZIM TERHADAP PRODUKSI EKSTRAK KASAR ENZIM LIPASE EKSTRASELULER OLEH Pseudomonas aeruginosa

ABSTRAK. Kata Kunci : Amilase, Zea mays L., Amonium sulfat, Fraksinasi, DNS.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

BAB III METODE PENELITIAN. dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol

Tabel 4. Hubungan antara berbagai tingkat kejenuhan ammonium sulfat (0-100%) dengan aktivitas unit enzim selulase. No Fraksi Aktivitas Unit (U/mL)

PENGARUH AKTIVATOR SISTEIN DAN NATRIUM KLORIDA TERHADAP AKTIVITAS PAPAIN

1. Filtrat enzim mananase didapatkan dari hasil produksi kapang Eupenisilium javanicum pada substrat bungkil kelapa 3%. 2. Pereaksi yang digunakan ada

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PRODUKSI ENZIM MANANASE

PENGUJIAN STABILITAS ENZIM BROMELIN YANG DIISOLASI DARI BONGGOL NANAS SERTA IMOBILISASI MENGGUNAKAN KAPPA KARAGENAN

4 Hasil dan Pembahasan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Biologi FPMIPA UPI dan protease Bacillus pumilus yang diperoleh

Lampiran 1 Metode pengujian aktivitas protease (Walter 1984)

Ekstraksi dan Pengujian Aktivitas Enzim Amilase (Hidrolisis Pati secara Enzimatis)

PRODUKSI ENZIM AMILASE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

Lampiran A : Komposisi Media MS

Berna Elya, Abdul Mun im, Eva Kurnia Septiana. Departemen Farmasi FMIPA-UI

Analisa Protein. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-April 2015 di Laboratorium

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

BAHAN DAN METODE Bahan dan alat Metode Penumbuhan sel Deinococcus radiodurans dan ekstraksi enzim SOD

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini isolat actinomycetes yang digunakan adalah ANL 4,

PENGARUH PENAMBAHAN ION LOGAM Ca 2+ TERHADAP AKTIVITAS ENZIM PAPAIN. THE ADDITION EFFECT OF THE METAL IONS Ca 2+ ON THE PAPAIN ACTIVITIES

Protein ENZIM Mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan tenaga aktivasi Tidak mengubah kesetimbangan reaksi Sangat spesifik

BAB IV. HASIL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN KULIT BATANG UBI KAYU SEBAGAI SUMBER ENZIM PEROKSIDASE UNTUK PENURUNAN KADAR FENOL

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium

ISOLASI DAN KARAKTERISASI AMILASE DARI BIJI DURIAN (DURIO

BAB I PENDAHULUAN.

Ekstrak salam Uji Bogor Sukabumi Cianjur Alkaloid Saponin Flavonoid Fenolik hidrokuinon Triterpenoid + + +

PENGARUH PENAMBAHAN ZnSO 4 TERHADAP AKTIVITAS ENZIM TRIPSIN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-November 2013 di Laboratorium

Buah asam gelugur, rimpang lengkuas, dan kencur. Persiapan contoh. Serbuk contoh

BAB III METODE PENELITIAN

THE ADDITION EFFECT OF THE METAL ION K + ON THE PAPAIN ENZYME ACTIVITIES

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

laporan praktikum penentuan kadar protein metode biuret

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di

ENZIM PENCERNAAN : GETAH LAMBUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan

BAB V. PEMBAHASAN. 5.1 Amobilisasi Sel Lactobacillus acidophilus FNCC116. Amobilisasi sel..., Ofa Suzanti Betha, FMIPA UI, 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban

PENENTUAN AKTIVITAS SPESIFIK HEKSOKINASE DARI LIMBAH ANGGUR PISANG BIJI.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

PRODUKSI FRUKTOSA DARI SIRUP GLUKOSA UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lamk.) SECARA FERMENTASI SINAMBUNG MENGGUNAKAN SEL Streptomyces SP- AM OBIL

3. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian. Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus

Laporan Kimia Analitik KI-3121

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK

SUHU OPTIMUM UNTUK AKTIVITAS EKSTRAK KASAR ENZIM LIPASE DARI KECAMBAH BIJI KARET

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dalam kegiatan penelitian ini yang diperlukan adalah peralatan laboratorium,

I. PENDAHULUAN. zat kimia lain seperti etanol, aseton, dan asam-asam organik sehingga. memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi (Gunam et al., 2004).

PENGARUH ION Cu 2+ PADA MATRIKS AGAROSE TERHADAP KESTABILAN ENZIM BROMELAIN HASIL ISOLASI YANG AMOBIL SKRIPSI. Oleh : DISKI AMALIA NRP.

Analisis kadar protein

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN ISOFLAVON KADAR RENDAH DALAM LIMBAH CAIR TAHU MENGGUNAKAN ENZIM NADH OKSIDASE Purbowatiningrum Ria Sarjono 1, Hasim 2, Dyah Iswantini 2 1) Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia FMIPA UNDIP Semarang 50275 2) Fakultas MIPA-KIMIA Institut Pertanian Bogor ABSTRAK Penentuan isoflavon asal limbah tahu telah dilakukan.ekstrak kasar isoflavon asal limbah tahu diperoleh dengan cara menghidrolisis menggunakan HCl 4 N diperoleh rendemen sebanyak 4,81 g/l. Kadar isoflavon diukur menggunakan metode Graham (1999) yang sebelumnya dilakukan optimasi enzim NADH oksidase diperoleh panjang gelombang optimum pada 327 nm pada suhu 35 C, ph 5, konsentrasi substrat optimum 100 μm, konsentrasi enzim optimum 0,3 U/ml. Kadar isoflavon dalam limbah tahu 0,123x10 3 ppm sedangkan kadar isoflavon kedelai sebesar 0,5921x10 3 ppm. Sehingga kadar isoflavon limbah tahu adalah sebesar 20% dibanding kadar isoflavon kedelai. Kata kunci: isoflavon, limbah tahu, NADH Oksidase DETERMINATION OF ISOFLAVONES FROM TOFU WASTE USING NADH OXIDASE ENZYME METHODE ABSTRACT The research of determination of isoflavones from tofu waste had been done. Isoflavones were hydrolized by HCl 4 N and produced crude extract 4,81 g/l. Content of isoflavones were measured with graham (1999) methode, before this measure was done NADH Oxidase enzyme optimate. Obtained optimum wave length at 327 nm, optimum temperature at 35 C, ph 5, optimum substrat consentration at 100 μm, optimum enzyme consentration at 0,3 U/ml. Content of isoflavones liquid tofu waste 0,123x10 3 ppm and content of isoflavones soybean 0,591 x 10 3 ppm. Content of isoflavones liquid tofu waste is 20% than isoflavones soybean. Keywords: isoflavones, tofu waste, NADH Oxidase PENDAHULUAN Isoflavon adalah salah satu jenis fitoestrogen yang mempunyai struktur kimia serupa dengan estradiol. Dalam usus halus, isoflavon akan dihidrolisis oleh beta-glukosidase dan menghasilkan aglikones, daidzein, genistein dan glisitein yang selanjutnya akan diabsorpsi dan berikatan dengan asam glukuronik, kemudian mencapai siklus enterohepatik dan disekresikan melalui kantung empedu. Fitoestrogen dapat berkaitan dengan reseptor spesifik estrogen pada nukleus sel dan berdampak menyerupai respon hormon estrogen (Setchell). Kandungan isoflavon banyak terdapat dalam tanaman sayuran, buah-buahan, padi-padian dan kacangkacangan terutama banyak pada kedelai. Isoflavon yang utama terkandung dalam kedelai adalah genistein dan daidzein. Biochanin A banyak terdapat pada semanggi (Peterson 1998). Pada dosis 37 M genistein mampu menghambat tirosin kinase (Messina 1991). Salah satu produk olahan kedelai yang banyak dikonsumsi masyarakat adalah tahu. Dari data diketahui bahwa isoflavon dalam tahu 336 g/g protein lebih kecil jika dibanding dengan kedelai yang tidak dimasak 1891 g/g protein (Anderson 1992). Jadi diperkirakan isoflavon terdapat dalam limbah tahu yang terbuang selama proses pembuatan. Hal ini diperkuat dengan sifat isoflavon yang terikat glukosa (glikon) lebih polar sehingga bersifat larut air (Harborne 1996). Kemungkinan isoflavon banyak terbuang bersama limbah cair tahu. Limbah cair yang dimaksud adalah bagian fraksi susu kedelai yang tidak ikut terkoagulasi pada pembuatan tahu. Taher (2003) melaporkan konsentrasi isoflavon J. Kim. Sains & Apl. Vol. VII. No. 1 April 2004 17

sekitar 0,2418 g/l terbuang dalam limbah cair dari proses pembuatan tahu, dengan modifikasi metode Nugroho (2004) memperoleh hasil 4,2929 g/l. Setiap harinya volume limbah cair yang terbuang dari pabrik tahu yang berkapasitas mengolah 1 ton kedelai perhari dapat mencapai 5000 liter limbah perhari. Isoflavon telah dibuktikan sebagai senyawa yang memiliki kemampuan dalam melindungi LDL dari oksidasi yang diinduksi oleh Cu 2+ secara invitro (Taher 2003) dan sebagai penghambat tirosin kinase suatu enzim penyebab kanker (Messina 1991). Karena penggunaan limbah cair tahu selama ini masih sangat terbatas yaitu sebagian kecil digunakan sebagai biang tahu pada pembuatan tahu selanjutnya atau digunakan sebagai media pertumbuhan beberapa jenis bakteri, maka pada penelitian ini mencoba untuk memanfaatkan lebih lanjut isoflavon dari limbah tahu tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengukur kadar isoflavon asal limbah cair tahu menggunakan metode enzimatis yang dikembangkan oleh Graham (1999). Keuntungan metode enzimatis adalah dapat menentukan kadar isoflavon dalam jumlah relatif rendah (sampai M) dan dapat dipakai sekaligus untuk macam isoflavon dan kadarnya (kualitatif dan kuantitatif). Aktivitas suatu enzim dipengaruhi oleh faktor suhu, ph, konsentrasi substrat dan konsentrasi enzim (Dixon). Sehingga perlu diketahui kondisi optimum metoda enzimatis ini, yaitu dengan cara menentukan suhu, ph, konsentrasi substrat dan konsentrasi enzim yang dapat menyebabkan aktivitas optimum enzim dengan melakukan percobaan pada berbagai variasi faktor-faktor tersebut. METODE PENELITIAN Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, maka penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap ekstraksi limbah cair tahu, optimasi enzim NADH oksidase, pengukuran kadar isoflavon dari limbah cair tahu. Ekstraksi Isoflavon Limbah Cair Tahu Limbah cair tahu sebanyak 1000 ml dipekatkan dengan rotavapor vakum selama 6 jam, dihidrolisis dengan HCl 4 N selama 2 jam. Hasil hidrolisis kemudian diekstrak dengan etil asetat. Metode Pengukuran Kadar Isoflavon Limbah Cair Tahu Metoda yang digunakan dalam penentuan kadar isoflavon dalam limbah cair tahu adalah metode enzimatis oleh Graham (1999). Pada metoda ini digunakan enzim NADH oksidase. Mula-mula disiapkan larutan stok enzim 2,5 U/ml NADH oksidase + buffer potassium fosfat 30 mm (ph 7,5) mengandung 0,1% bovin serum albumin (BSA). Selanjutnya dilakukan optimasi enzim NADH oksidase untuk memperoleh kondisi suhu, ph, konsentrasi substrat, dan konsentrasi enzim optimum. Optimasi Metoda Enzim. Sebanyak 10 l enzim 0,2 U/ml diinkubasi selama 5 menit dengan 500 l buffer phospat 100 mm, 100 l sukrosa 3 M, 100 l Mangan klorida 100 mm dan 100 l Genistein 100 M setelah 5 menit ditambahkan 100 l NADH 100 M pada ph 5 dan suhu 25 C. Dengan prosedur tersebut dilakukan penentuan panjang gelombang maksimum pada 300-500 nm. Penentuan suhu dilakukan sama pada panjang gelombang maksimum dengan variasi suhu 25, 30, 32, 35, 37, 40, 45, 50 C dengan panjang gelombang maksimum yang diperoleh. Prosedur penentuan ph optimum dilakukan sama dengan penentuan suhu, hanya saja suhu yang digunakan adalah suhu optimum yang diperoleh dengan variasi ph pada 4; 4,5; 5; 5,5; 6; 6,5; 7; 7,5; 8; 8,5. selanjutnya optimasi konsentrasi substrat dengan prosedur yang sama dengan variasi substrat pada 0;15;25; 50; 100; 150; 200; 250 M, dengan konsentrasi enzim tetap. Dengan menggunakan konsentrasi substrat optimum yang diperoleh dan konsentrasi enzim divariasi J. Kim. Sains & Apl. Vol. VII. No. 1 April 2004 18

pada 0;0,05; 0,1; 0,3; 0,4; 0,5 unit/ml akan diperoleh konsentrasi enzim maksimum. Setelah diperoleh kondisi optimum enzim NADH oksidase dilanjutkan dengan pembuatan kurva standar genistein. Dengan cama dengan optimasi enzim dengan suhu, ph, konsentrasi enzim yang optimum dengan variasi genistein 0; 15; 25; 50; 100; 150; 200; 250; 500; 700; 1100; 1200; 1500 M sebanyak 100 l. kemudian diukur pada absorbansi maksimum. Setelah itu penentuan kadar isoflavon dilakukan dengan langkah sama pada pembuatan kurva standar di mana genistein diganti dengan limbah tahu. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi. Hasil ekstraksi awal dari kedelai dan limbah cair tahu merupakan ekstrak kasar berbentuk pasta terdapat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil ekstraksi isoflavon dari kedelai dan limbah cair tahu Sampel Bobot/ volume Awal Bobot Ekstrak (g) Kadar (%) Warna Kedelai 100 g 13,3893 13.39 Coklat Hitam Limbah cair tahu 1000 ml 4,81 481 Coklat Hitam Pada Tabel tampak bahwa kadar ekstrak kedelai adalah 13,39% (b/b) sedang ekstrak isoflavon dari limbah cair tahu adalah 0,481% (b/v). Dari Nugroho (2004) diperoleh hasil pada ekstrak kedelai diperoleh hasil 5.5% (b/b). Perbedaan hasil ini karena pada penelitian Nugroho hidrolisis yang dilakukan menggunakan campuran etanol teknis dan HCl 4 N teknis, sedangkan pada penelitian ini hidrolisis menggunakan campuran 500 ml air dan 500 ml HCl 4 N p.a (pro analyst). Penggunaan air dan HCl p.a 4 N ternyata lebih efisien pada hasil kadar ekstrak, karena isoflavon dalam kedelai berada dalam bentuk terikat dengan glukosa (glikon) sehingga mudah larut dalam air yang lebih polar dibanding etanol. Untuk melepaskan ikatan dengan glukosa digunakan HCl. Kemurnian HCl pada ekstraksi kedelai ini berpengaruh pada besarnya rendemen. Pada ekstrak isoflavon dari kedelai diperoleh hasil yang besar karena pada kedelai belum ada proses pengolahan lebih lanjut. Optimasi NADH Oksidase. Sebelum digunakan dalam analisis kuantitatif kadar isoflavon asal limbah cair tahu terlebih dahulu ditentukan kondisi optimum dari enzim NADH oksidase. Adapun kondisi optimum yang dilakukan meliputi panjang gelombang maksimum, suhu optimum, ph, konsentrasi substrat NADH, dan optimasi konsentrasi enzim. Penentuan panjang gelombang maksimum. Hasil optimasi panjang gelombang maksimum terlihat pada Gambar 1. Pada optimasi ini dilakukan pada kisaran panjang gelombang 300-400 nm. Hasil yang diperoleh menunjukkan serapan maksimum terjadi pada panjang gelombang 327 nm, pada literatur serapan maksimum pada panjang gelombang 340 nm dan 360 nm. Terdapat perbedaan panjang gelombang maksimum karena buffer yang digunakan adalah buffer phospat sedang pada metode Graham digunakan buffer MES. Dengan menggunakan buffer yang berbeda maka kerja NADH Oksidase akan optimum pada panjang gelombang 327 nm. Hasil tersebut digunakan pada pengukuran tahap selanjutnya. Gambar 1. Optimasi panjang gelombang untuk analisis kuantitatif isoflavon. Optimasi suhu. Hasil optimasi suhu terdapat pada Gambar 2. Suhu optimum pada 35 C. Pada J. Kim. Sains & Apl. Vol. VII. No. 1 April 2004 19

pengukuran optimasi suhu ini digunakan panjang gelombang 327 nm dengan range suhu 25, 30, 32, 35, 37, 40, 45, 50 C. Suhu mempunyai dua pengaruh yang saling bertentangan. Disatu sisi suhu dapat meningkatkan aktivitas enzim, disisi lain laju denaturasi protein enzim juga naik. Suhu optimum merupakan titik kompromi kedua jenis pengaruh tersebut (Dixon 1979). Gambar 2. Optimasi suhu untuk analisis kuantitatif isoflavon. Optimasi ph. Pada penentuan ph optimum ini digunakan panjang gelombang 327 nm suhu inkubasi 35 C, kondisi yang lain sama pada saat penentuan panjang gelombang maksimum. Pada hasil optimasi ph pada Gambar 3, dan terlihat ph isoflavon optimum dengan buffer fosfat yang digunakan pada ph 5. yang penting pada sisi aktif enzim berada pada kondisi ionisasi yang diinginkan (Lehninger 1993). Holme (1983) menyatakan bahwa perubahan keadaan ionik dari residu asam amino dari molekul enzim dan substrat oleh ph akan menyebabkan perubahan efisiensi ikatan substrat. Optimasi konsentrasi substrat. Pada penentuan konsentrasi NADH optimum menggunakan panjang gelombang 327 nm, ada suhu 35 C, ph 5 dan kondisi lainnya sama pada penentuan panjang gelombang maksimum. Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa konsentrasi optimum substrat NADH pada 100 M. Sesuai dengan kaidah Michaelis-Menten, maka peningkatan konsentrasi substrat akan meningkatkan laju reaksi katalitik enzim, hingga pada konsentrasi substrat tertentu enzim menjadi jenuh oleh substrat dan tidak dapat berfungsi lebih cepat lagi. Laju reaksi pada saat itu dikatakan sebagai laju aktivitas maksimum enzim. Pada saat itu enzim berada dalam bentuk komplek enzim-substrat (Lehninger 1993; Dixon 1979). Gambar 4. Optimasi konsentrasi NADH untuk analisis kuantitatif isoflavon. Gambar 2. Optimasi ph untuk analisis kuantitatif. Enzim memiliki ph optimum yang khas, yaitu ph yang menyebabkan aktivitas enzim maksimal. ph optimum menggambarkan ph pada saat gugus pemberi atau penerima proton Penentuan konsentrasi optimum enzim NADH Oksidase. Pada penentuan konsentrasi optimum enzim digunakan kondisi seperti pada penentuan konsentrasi optimum substrat dengan konsentrasi substrat 100 M. Pada Gambar 5 dapat terlihat bahwa konsentrasi optimum dari enzim NADH oksidase adalah pada 0.3 U/ml. Konsentrasi optimum dari enzim menunjukkan J. Kim. Sains & Apl. Vol. VII. No. 1 April 2004 20

konsentrasi yang sesuai untuk membentuk komplek enzim substrat. Kandungan isoflavon limbah tahu sebesar 20,77% jika dibanding dengan kandungan isoflavon kedelai. KESIMPULAN Ekstrak kasar dari 1 liter limbah cair tahu masih mengandung isoflavon sebesar 0,123x10 3 ppm sedangkan pada kedelai sebesar 0,5921x10 3 ppm. Dari limbah tahu mengandung 20,77% isoflavon kedelai. Gambar 5. Optimasi konsentrasi enzim NADH oksidase untuk analisis kuantitatif isoflavon. Penentuan Kadar Isoflavon. Berdasarkan hasil optimasi yang diperoleh digunakan untuk mencari kurva standar genestein. Fungsi dari kurva standar genistein ini adalah untuk menentukan kadar genistein dalam kedelai dan limbah cair tahu, dengan mengukur absorbansi dari ekstrak kemudian diplotkan ke kurva standar genistein. Dari kurva tersebut dapat dihitung kadar genistein dari limbah cair tahu. Dari hasil perhitungan diperoleh kadar genistein dalam 1 L limbah tahu adalah 0,123 x 10 3 ppm. Dengan menggunakan metode enzimatis dalam mengukur kadar isoflavon dalam limbah tahu yaitu dalam sekali percobaan dapat ditentukan sekaligus macam isoflavon dan kadarnya tergantung pada standar yang digunakan, meskipun dalam jumlah yang relatif kecil sampai ukuran pm dan genistein merupakan aktivaktor yang paling efektif bagi NADH Oksidase sehingga yang terukur benar-benar hanya genistein. Pada ekstrak kedelai diperoleh kadar genistein adalah 0,5921 x 10 3 ppm. UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini dibiayai oleh Hibah Bersaing X atas nama Drh. Sulistiyani, M.Sc, Ph.D. DAFTAR PUSTAKA Day RA, AL Underwood. 1989. Analisis Kimia Kualitatif. Aloysius HP, Penerjemah. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Quantitative Analysis. Dixon M, EC Webb. 1979. Enzymes. 3 rd ed. New York: Academic Press. Ernita E. 1995. Identifikasi Senyawa-senyawa Isoflavon dari Limbah. [Skripsi]. Bogor: IPB jurusan kimia. Graham TL, MY Graham. 1998. Release of genistein by an isoflavon-specific glucosidase activates a peroxidase-like NADH oxidase which triggers the defense competency of soybean cells. Plant Peroxidase Newsletter.1.9.38. Setchell, Kenneth D.R. 2001. Bioavailability of Pure Isoflavones in Healthy Humans and Analysis of Commercial Soy Isoflavone Supplements. J.of Nutrition. 131: 1362-1375. Taher A. 2003. Peran Fitoestrogen Kedelai sebagai Antioksidan Dalam Penanggulangan Aterosklerosis. [Tesis]. Bogor: IPB Program Pascasarjana. J. Kim. Sains & Apl. Vol. VII. No. 1 April 2004 21