JURNAL PENYESUAIAN Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda
Pada akhir topik ini mahasiswa diharapkan dapat: Memahami maksud dan tujuan dibuatnya jurnal penyesuaian Menentukan rekening/perkiraan apa saja yang dibuat jurnal penyesuaian Membuat jurnal penyesuaian pada akhir suatu periode
Deskripsi singkat Pada saat perusahaan menyusun laporan keuangan biasanya ada beberapa saldo rekening/perkiraan yang tidak menunjukkan kondisi/nilai yang sebenarnya per laporan tersebut dibuat, karena itu rekeningrekening tersebut harus disesuaikan terlebih dahulu agar menunjukkan nilai yang sebenarnya dengan membuat jurnal penyesuaian.
Jurnal Penyesuaian Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk menyesuaikan saldo-saldo perkiraan (akun) agar menunjukkan keadaan sebenarnya sebelum penyusunan laporan keuangan.
Tujuan pembuatan jurnal penyesuaian adalah: agar pada akhir periode akun riil yaitu harta, kewajiban dan modal menunjukkan keadaan yang sebenarnya agar akun-akun nominal, yaitu akun pendapatan dan beban dapat diakui dalam suatu periode dan menunjukkan keadaan yang sebenarnya.
Transaksi yang memerlukan ayat jurnal penyesuaian : penyesuaian penyusutan (depresiasi) aktiva tetap penyesuaian biaya dibayar dimuka penyesuaian pemakaian perlengkapan penyesuaian pendapatan diterima dimuka penyesuaian biaya yang masih harus dibayar penyesuaian pendapatan yang akan diterima Kerugian piutang
Penyusutan (depresiasi) aktiva tetap Seluruh aset tetap kecuali tanah yang dimiliki perusahaan harus disusutkan/didepresiasi. Terdapat beberapa metode untuk menyusutkan aset tetap, salah satunya adalah metode garis lurus.
Contoh: Sebuah mesin disusutkan dengan metode garis lurus dan diketahui harga perolehan mesin Rp 400.000.000 taksiran umur ekonomis 5 tahun dan taksiran nilai residu Rp.40.000.000 Jurnal Penyesuaian: Penyusutan mesin Rp 72.000.000 Akumulasi Penyusutan Mesin Rp 72.000.000
Biaya dibayar dimuka Dibayar asuransi dengan masa 1 tahun (1 September 2016 1 September 2017) sebesar 6.000.000
PENDEKATAN NERACA Jurnal Umum (saat pembayaran dimuka) Asuransi dibayar dimuka Rp 6.000.000 Kas Rp 6.000.000 Jurnal Penyesuaian (saat penyesuaian) Beban Asuransi Rp 2.000.000 Asuransi Dibayar Dimuka Rp 2.000.000 Perhitungan 4/12 x 6.000.000 = 2.000.000
PENDEKATAN LABA RUGI Jurnal Umum (saat pembayaran dimuka) Beban Asuransi Rp 6.000.000 Kas Rp 6.000.000 Jurnal Penyesuaian (saat penyesuaian) Asuransi Dibayar Dimuka Rp 4.000.000 Beban Asuransi Rp 4.000.000 Perhitungan 8/12 x 6.000.000 = 4.000.000
Pemakaian Perlengkapan Perlengkapan service pada Neraca Saldo adalah 5.000.000, menurut data penyesuaian tanggal 31 Desember 2016 perlengkapan yang masih tersisa adalah 1.000.000 Jurnal penyesuaian: Beban Perlengkapan Rp 4.000.000 Perlengkapan Rp 4.000.000
Pendapatan Diterima Dimuka Diterima pendapatan sewa ruko untuk 1 tahun (1 Oktober 2016-1 Oktober 2017) sebesar 20.000.000
PENDEKATAN NERACA Jurnal Umum (saat penerimaan pendapatan) Kas Rp 20.000.000 Pendapatan sewa diterima dimuka Rp 20.000.000 Jurnal Penyesuaian (saat penyesuaian) Pendapatan sewa diterima dimuka Rp 5.000.000 Pendapatan Sewa Rp 5.000.000 Perhitungan 3/12 x 20.000.000 = 5.000.000
PENDEKATAN LABA RUGI Jurnal Umum (saat penerimaan pendapatan) Kas Rp 20.000.000 Pendapatan Sewa Rp 20.000.000 Jurnal Penyesuaian (saat penyesuaian) Pendapatan Sewa Rp 15.000.000 Pendapatan Sewa Diterima Dimuka Rp 15.000.000 Perhitungan 9/12 x 20.000.000 = 15.000.000
Biaya Yang Masih Harus Dibayar Tanggal 31 Desember 2016 terdapat 4 orang karyawan yang belum menerima gaji @3.000.000 perhitungan 4 x 3.000.000 = 12.000.000 Beban Gaji Rp 12.000.000 Utang Gaji Rp 12.000.000
Pendapatan Yang Akan Diterima Tanggal 31 Desember 2016 sebuah hotel belum menerima pembayaran sewa kamar sebesar Rp 1.000.000; karena pembayaran baru dilakukan pada saat check out Piutang Usaha Rp 1.000.000 Pendapatan Jasa Rp 1.000.000
Kerugian Piutang Kerugian piutang adalah taksiran jumlah piutang yang tidak tertagih. Oleh karena itu pada setiap akhir periode akuntansi ditaksir besarnya kerugian piutang. Taksiran ini tidak dapat secara langsung mengurangi piutang yang bersangkutan, tetapi dilakukan dalam perkiraan penyisihan piutang yang diragukan atau biasa juga disebut Cadangan Kerugian Piutang
Dalam akuntansi dikenal beberapa cara untuk menentukan besarnya taksiran kerugian piutang, salah satu yang paling sederhana adalah berdasarkan prosentase tertentu dari penjualan atau saldo piutang pada akhir periode laporan keuangan
Contoh : Pada tanggal 28 Februari 2016 perusahaan angkutan Bromo mempunyai saldo piutang dagang Rp 100.000,-. Perusahaan menetapkan bahwa dari saldo piutang sebesar Rp 100.000,- tersebut tidak dapat ditagih sebesar 10%. Kerugian piutang pada 28 Februari tersebut dapat dihitung sebagai berikut : Kerugian piutang = 10% * Rp 100.000,- = Rp 10.000,-
Jurnal penyesuaian pada 28 Februari adalah : Kerugian piutang 10.000 Cadangan Kerugian Piutang 10.000