Dinamika Vol. 3, No. 2, Oktober 2012 ISSN 0854-2172 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK MENGUBAH PECAHAN MENJADI PERSEN DAN DESIMAL MELALUI SD Negeri Kabunan 01 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal Abstrak Pecahan merupakan salah satu materi pokok yang dianggap sukar oleh sebagian siswa kelas V Sekolah Dasar. Pecahan sebagai materi pelajaran di kelas V kelanjutan dari materi pecahan pada kelas IV Sekolah Dasar. Salah satu model penekatan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kontekstual dapat menjadi alternatif dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi pecahan. Oleh karena itu,rumsan masalahnya adalah Apakah model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Kabunan 01. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas V dalam mengerjakan soal pecahan melalui model pembelajaran kontekstual dan mengetahui upaya guru dalam meningkatan aktivitas dan hasil belajar pada materi pokok pecahan siswa kelas V SD. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 17 Juli 2011 sampai dengan 27 November 2011 selama 5 bulan di kelas V semester I Tahun pelajaran 2011/2012.Jumlah subjek penelitan ini ada 18 siswa. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 siklus. Teknik analisis data menggunakan deskripstif kuantitatif dengan menganalisis data aktivitas dan hasil belajar dari siklus ke siklus. Indikator keberhasilan adalah jika nilai siswa mendapat nilai 65 mencapai 85% maka dikatakan tuntas belajar. Kata Kunci: Pecahan; Pendekatan Kontekstual 2012 Dinamika PENDAHULUAN Matematika di Sekolah Dasar merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa terutama materi pecahan. Pecahan sebagai materi pelajaran di kelas V kelanjutan dari materi mengubah pecahan persen dan desimal pada kelas IV Sekolah Dasar. Kesulitan tersebut merupakan masalah yang perlu segera diatasi melalui upaya nyata agar siswa dapat meningkat prestasi belajarnya. Pada tahun pelajaran 2008/2009 siswa kelas V SD Negeri Kabunan 01 pada materi pokok mengubah pecahan menjadi desimal dan persen,prestasi belajar siswa hasil ulangan harian materi pokok tersebut baru mencapai rata-rata 48 dan pada tahun pelajaran 2009/2010 semester I baru mencapai 56. Hal ini perlu ditingkatkan baik aktivitasnya maupun hasil belajarnya. Pembelajaran materi pokok mengubah pecahan menjadi desimal dan persen di sekolah dasar kelas V dapat ditingkatkan dengan menerapkan pembelajaran kontekstual artinya memadukan pengalaman belajar siswa berupa persoalan-persoalan yang ada di lingkungannya dengan materi yang dipelajarinya. Menurut pengalaman peneliti sebagai guru kelas V, bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal materi pokok mengubah pecahan persen dan desimal karena faktor pembelajaran yang belum optimal, dan penggunaan alat peraga yang kurang mengena. Hal ini diasumsikan karena pembelajaran yang dilakukan selama ini kurang bermakna bagi diri siswa, sehingga tidak meningkatkan hasil yang optimal. Dari hasil tes
formatif yang dilakukan guru di setiap akhir materi pokok diperoleh hasil hampir 75% belum mampu mengerjakan dengan benar materi pokok tersebut sehingga guru perlu mengupayakan peningkatannya. Pada tahun pelajaran 2010/2011 siswa kelas V pada materi pokok pecahan prestasi belajar siswa, baru mencapai rata-rata 5,2 dan pada tahun pelajaran 2011/2012 hasil ulangan harian materi pokok mengubah pecahan menjadi persen baru mencapai 5,9. Rumusan masalah dalam penelitian ini pertama apakah model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada materi pokok mengubah pecahan persen dan desimal siswa kelas V. Kedua apakah model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan a k t i t a s b e l a j a r s i s w a k e l a s V. K e t i g a a p a k a h u p a y a p e n i n g k a t a n a k t i t a s d a n h a s i l b e l a j a r pokok mengubah pecahan persen dan desimal siswa kelas V pada materi pokok mengubah pecahan menjadi persen. Belajar adalah suatu perubahan di dalam diri seseorang yang terjadi karena upaya. Dengan demikian ada dua faktor yaitu perubahan dan upaya yang ada dalam pengertian belajar itu. B e r d a s a r k a n d e n i s i - d e n i s i y a n g t e l a h d i k e m u k a k a n d i d e p a n, m a k a d a p a t d i k a t a k a n b a h w a pengertian belajar secara umum mempunyai ciri-ciri perbuatan yang menghasilkan perubahan baik secara kognitif, afektif maupun psikomotor. Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai siswa dalam belajar yang menunjukan taraf kemampuan siswa dalam mengikuti program belajar dalam waktu tertentu sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan. Prestasi belajar ini sering dicerminkan sebagai hasil belajar yang menentukan berhasil tidaknya siswa telah belajar. Prestasi belajar merupakan terminal dari proses pendidikan dan pengajaran (Surahmad,1981:2). Pembelajaran matematika di sekolah berkaitan erat dengan unsur-unsur pembelajaran yaitu guru, materi pelajaran, murid, dan tujuan, sarana prasarana dan metode pembelajaran. Unsur-unsur tersebut berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas oleh guru. Pembelajaran merupakan interaksi yang saling mempengaruhi antara guru dengan siswa sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pembelajaran kontekstual adalah melibatkan situasi dunia nyata sebagi sumber maupun terapan materi pelajaran. Pembelajaran kontekstual sebenarnya bukan merupakan ide baru. P e m b e l a j a r a n t e r s e b u t b e r a k a r d a r i l o s o p e n d i d i k a n y a n g d i k e m b a n g k a n o l e h J o h n D e w e y. METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Kabunan 01 Kecamatan Dukuhwaru kabupaten Tegal dengan waktu pelaksanaan dari tanggal 19 Juli sampai dengan 30 Nopember 2011. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V dengan jumlah 18 orang yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang telah didesain dalam faktor yang diselidiki. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi pokok pecahan. Sedangkan pengamatan awal dilakukan untuk memelihat keberhasilan dan memperoleh data-data kaitannya dengan pelaksanaan PTK yang dilakukan. Penelitian tindakan kelas ini setiap siklusnya melalui 4 tahap yaitu Tahap pertama perencanaan adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan berbagai latihan dari yang paling simpel ke yang lebih kompleks, membuat lembar pengamatan untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika latihan atau melihat bagaimana metode tersebut diaplikasikan, membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka optimalisasi kemampuan siswa dalam mencari hasil penjumlahan dan pengurangan pecahan yang berpenyebut tidak sama. Mendesain alat evaluasi untuk melihat hal-hal berikut apakah sikap dan motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran, apakah siswa sudah memiliki sikap positif atau belum. Apakah siswa pada siklus I meningkat hasil belajarnya, seberapa persen, dan rata-rata hasil belajar siswa yang dicapai telah PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PENGELOMPOKAN MAHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAAN 171
tuntas atau belum. Kedua tindakan kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini sebagai berikut melaksanakan pembelajaran dengan model kontekstual sesuai dengan rencana, guru menyusun ringkasan materi pelajaran materi pokok pecahan yang akan diajarkan kepada siswa, guru menyusun dan memberikan soal-soal kontekstual pada siswa, guru mengadakan pembahasan soal-soal latihan kontekstual bersama siswa pada soal-soal latihan yang diberikan guru, mengevaluasi tingkat daya serap siswa terhadap proses pembelajaran, mengadakan pengamatan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran, mengadakan tes akhir siklus. Ketiga pengamatan pada tahap ini dilaksanakan proses pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar p e n g a m a t a n y a n g t e l a h d i s u s u n. K e e m p a t r e e k s i h a s i l y a n g d i d a p a t k a n d a l a m t a h a p i n i a t a u tahap pengamatan dikumpulkan serta di analisa dalam tahap ini. Dari hasil pengamatan guru d a p a t m e r e e k s i k a n d i r i d e n g a n m e l i h a t d a t a p e n g a m a t a n a p a k a h k e g i a t a n y a n g d i l a k u k a n t e l a h dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal materi pokok pecahan. Di samping data lembar pengamatan untuk melengkapi data diperlukan wawancara dengan siswa setelah atau pada saat melaksanakan kegiatan pengajaran. Sumber data penelitian ini adalah 40 siswa kelas V dan 1 guru pengamat. Jenis data: Jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri dari hasil belajar, hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran. Cara pengambilan data hasil belajar yang diambil dengan memberikan tes akhir siklus kepada siswa, alat yang digunakan berupa soal tes akhir siklus data tentang situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakannya tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi, data t e n t a n g r e e k s i d i r i s e r t a p e r u b a h a n - p e r u b a h a n y a n g t e r j a d i d i k e l a s, d i a m b i l d a r i p e n g a m a t peneliti. Dan data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan diperoleh dari rencana pembelajaran dan lembar pengamatan. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Siklus I Berdasarkan hasil diskusi antara guru peneliti dengan teman sejwat, tercatat tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar pada mata pelajaran Matematika sebagai berikut siswa yang acuh 7 siswa, siswa yang sedang 5 siswa dan yang aktif hanya 7 siswa dengan demikian banyak siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran sudah berkurang yakni tersisa 7 siswa, siswa yang aktif dalam pembelajaran menjadi 18 siswa naik 100%. Dari pengamatan teman sejawat, guru praktikum sudah baik, hanya masih ada sedikit kekurangan, sebelum dilaksanakan perbaikan pembelajaran, siswa hendaknya diberitahu lebih dahulu agar pada waktu teman sejawat masuk kelas, siswa tidak merasa terkejut dan semua menengok ke belakang, sehingga perbaikan pembelajaran tidak terganggu, bahkan persiapan guru sudah matang. Hasil tes formatif perlu diadakan tindak lanjut untuk meningkatkan kemampuan siswa, sehingga ketuntasan belajar akan tercapai dapat dilihat pada tabel 1. 172 Dinamika Vol. 3. No. 2. (2012)
Tabel 1. Hasi Tes Formatif Siklus I Mata Pelajaran Matematika Prestasi Siswa 100 Jml siswa Siklus I Persentase 90 2 180 80 2 160 70 5 350 60 2 120 50 5 250 40 2 80 Jumlah 18 1100 Rata-rata 61 KKM 65 Guru diharapkan mengadakan perbaikan lagi pada siklus ke II, sebelumnya siswa dibekali dengan soal-soal pekerjaan rumah yang agak mudah tetapi mengena pada materi. Siklus II Berdasarkan hasil diskusi antara guru peneliti dengan teman sejwat, tercatat tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar pada mata pelajaran Matematika sebagai berikut siswa yang acuh 0 siswa, siswa yang sedang 3 siswa dan yang aktif sebanyak 16 siswa Tingkat partisipasi dalam proses belajar mengajar Mata pelajaran Matematika siklus II hasil pengamatan partisipasi siswa dalam pembelajaran Sains Siklus II sebagai berikut. Tabel 2. Hasil Tes Formatif Siklus II Prestasi Siswa Jml siswa Persentase 100 1 100 90 2 180 80 9 720 70 3 210 60 2 180 50 1 50 40 0 0 30 0 0 Jumlah 18 1440 Rata-rata 76,7 KKM 65 Proses belajar mengajar yang dilaksanakan pada siklus II adalah siswa mendapat nilai 65 ke atas sebanyak 16 siswa, siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 sebanyak 3 siswa, taraf serap secara keseluruhan adalah 84%, nilai rata-rata kelas sebasar 76,7. Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran siklus I dan II tersebut diatas maka sampai akhir siklus II pembelajaran dikatakan PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PENGELOMPOKAN MAHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAAN 173
tuntas belajar dan tidak perlu dilakukan perbaikan siklus berikutnya. Melihat hasil siklus II yang telah diuraikan di atas, tampak bahwa sampai akhir siklus II perbaikan pembelajaran dikatakan tuntas karena siswa yang mendapat nilai 65 ke atas lebih dari 75%. Hal ini menunjukkan perbaikan pembelajaran yang diupayakan guru melalui penerapan pembelajaran kontekstual dengan menerapkan metode diskusi, penggunaan alat peraga, dan perbaikan strategi yang dilaksanakan dengan menggunakan Lembar kerja siswa dikatakan berhasil. Pengamatan dan demonstrasi untuk menyelesaikan soal menggambar denah pada bidang Kartesius yang dilaksanakan siswa melalui peragaan, demonstrasi dan diskusi kelompok menjadikan hasil belajar siswa semakin baik. Kualitas pembelajaran tersebut memberi pengaruh terhadap semangat belajar siswa, keterlibatan siswa semakin aktif, siswa mampu menangkap materi pelajaran dengan cara mengubah pecahan ke desimal juga dari desimal ke pecahan. Keberhasilan tersebut dengan penggunaan alat peraga yang disediakan guru menjadikan daya serap siswa semakin baik terhadap materi pelajaran. Hal ini sesuai dengan prinsip - prinsip manfaat alat peraga yakni meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang dipelajari. Metode diskusi yang diterapkan berhasil meningkatkan kemampuan siswa, karena metode diskusi memiliki keunggulan yakni siswa bertukar pikiran dengan teman, siswa dapat menghayati permasalahan, merangsang siswa untuk berpendapat, dapat mengembangkan rasa tanggung jawab, dan membina kemampuan berbicara. Berdasarkan hasil penelitian diatas tampaknya pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II dapat dikatakan berhasil tuntas dengan rata-rata kelas mencapai 76,7 dengan ketuntasan secara klasikal sebanyak 81%, maka siklus II dikatakan tuntas belajar. PENUTUP Simpulan pada penelitian ini pertama aktivitas perbaikan pembelajaran dikategorikan baik, dengan rata-rata nilai 3,6 (skala 1-5) pada siklus I dan pada siklus II mengalami peningkatan mencapai nilai rata-rata 4,8 (skala 1-5), berarti meningkat menjadi baik. Kedua prestasi belajar siswa sebelum perbaikan rata-rata 49 (skala 10-100) meningkat menjadi cukup dengan nilai ratarata 61 (skala 10-100) pada siklus I. Kemudian pada akhir siklus II peningkatan dikatakan baik sekali karena mencapai nilai- rata-rata 76,7 (dalam skala 10-100). Ketiga peningkatan hasil belajar meningkat melalui aktivitas-aktivitas pemberian appersepsi yang menarik, melibatkan siswa dalam pembelajaran, pengaktifan siswa dalam bertanya jawab dan diskusi kelompok, pengaktifan siswa dalam kegiatan latihan, dan pemanfaatan alat peraga. DAFTAR PUSTAKA Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Endang, Retno, W., 2002, Metode Penelitian Kelas, Semarang: UNNES. Ischak, SW. dan Wardji R., 1987, Program Remedial Dalam Proses Belajar Mengajar, Yogyakarta : Liberty. Werdiyati, Endang. 2011. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi Pokok Mengubah Pecahan Menjadi Persen Dan Desimal Melalui Pendekatan Kontekstual Siswa Kelas V. (Laporan Penelitian) SD N Kabunan 01 Tegal. WS Winkel. 2002. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia 174 Dinamika Vol. 3. No. 2. (2012)