BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel tergantung (dependent variable/ effectual variable) : kualitas hidup 2. Variabel bebas (independent variable) : Pelatihan regulasi emosi B. Definisi Operasional 1. Kalitas hidup penderita hipertensi Kualitas hidup adalah persepsi subjek penelitian terhadap hasil yang dihasilkan dari nilai-nilai pribadi dan dari gaya hidup yang berhubungan dengan kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial dan lingkungan yang berpengaruh pada aktivitas sehari-hari. Aspek kualitas hidup kesehatan fisik, kesehatan psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan, dengan menggunakan skala kualitas hidup dari WHOQOL-BREF (2004). Dalam WHOQOL-BREF, semakin tinggi skor yang ditunjukkan maka semakin tinggi kualitas hidup, dan sebaliknya semakin rendah skor yang ditunjukkan maka semakin rendah kualitas hidup penderita hipertensi. 2. Pelatihan regulasi emosi Pelatihan regulasi emosi merupakan suatu metode penyampaian materi dimana peneliti melatih subjek dengan memberikan keterampilan-keterampilan 39
40 agar memiliki kemampuan untuk mengenal emosi, mengelola emosi serta mengubah emosi negatif menjadi emosi positif sesuai dengan teori Greenberg (2002). Modul pelatihan regulasi emosi yang peneliti gunakan merupakan modifikasi dari modul yang pernah disusun oleh Rakhmawati (2011) yang juga berlandaskan dari teori Greenberg (2002). Pelatihan regulasi emosi diberikan sebanyak 10 sesi dalam tiga kali pertemuan. Masing-masing sesi memiliki durasi 60 menit -120 menit. Follow-up akan dilakukan setelah dua minggu pasca pelatihan selesai. C. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah penderita hipertensi dengan kriteria sebagai berikut : 1. Usia penderita hipertensi 35 tahun 2. Memiliki riwayat hipertensi atau tekanan darah tinggi (tekanan darah diatas 140/90 mmhg) dan tidak memiliki komplikasi dengan penyakit lainnya. 3. Memiliki skor kualitas hidup yang ditunjukkan oleh skala WHOQOL-BREF dari rendah hingga sedang. D. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan model rancangan penelitian yang akan digunakan adalah prates-pascates kelompok kontrol. Desain ini bertujuan untuk melihat efek suatu perlakuan terhadap kelompok yang diberi
41 perlakukan dan kelompok yang tidak diberi perlakuan (kontrol) melalui beragam kriteria (seleksi) bukan acak (random). Pemilihan subjek ditetapkan dengan cara Matching (Shadish, Cook, Campbell, 2002). Matching adalah upaya untuk memilih partisipan pada kelompok eksperimen dan kontrol berdasarkan rata rata partisipan, sebagai contoh : gender, hasil prates, agama, dan lain lain. Dalam penelitian ini, pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan cara melihat hasil prates yang diambil dengan menggunakan skala WHOQOL-BREF. Partisipan yang diambil adalah partisipan yang memenuhi kriteria sekaligus, yaitu masuk dalam kategori sedang/cukup, rendah, dan sangat rendah di dalam WHOQOL-BREF. Penelitian eksperimen dilakukan untuk meneliti kemungkinan adanya hubungan sebab akibat di antara variabel variabel dengan cara menghadapkan kelompok eksperimental pada beberapa macam kondisi perlakuan dan membandingkan akibat atau hasilnya dengan suatu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan (Azwar, 2000). Penelitian ini melakukan pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup penderita hipertensi. Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan jumlah peserta masing masing sebanyak 10 orang. Kelompok eksperimen akan mendapatkan perlakuan berupa intervensi pelatihan regulasi emosi. Materi dan prosedur intervensi pelatihan regulasi emosi telah peneliti susun dalam modul. Kelompok kontrol diperlukan sebagai waitinglist yang akan tetap diberi intervensi pelatihan regulasi emosi sesuai dengan yang
42 akan diberikan kepada kelompok eksperimen. Intervensi pelatihan regulasi emosi pada kelompok kontrol akan diberikan setelah seluruh proses intervensi berakhir. Adapun bentuk rancangan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2. Rancangan Eksperimen Penelitian Kelompok Prates Perlakuan Pascates Tindak lanjut KE Y1 X Y2 Y3 KK Y1 -X Y2 Y3 Keterangan KE : Kelompok Eksperimen KK : Kelompok Kontrol Y1 : Pengukuran sebelum perlakuan (prates / pre-test) Y2 : Pengukuran setelah perlakuan (pascates / post-test) Y3 : Pengukuran tindak lanjut (follow-up) X : Perlakuan -X: waiting list Prates dilakukan sebelum intervensi diberikan guna mengetahui kondisi awal subjek (peserta) dengan cara diukur tingkat kualitas hidup menggunakan skala WHOQOL-BREF. Pada saat prates, subjek yang memenuhi kriteria digolongkan ke dalam kelompok eksperimen dan kontrol menggunakan matching. Pascates dilakukan sehari setelah pertemuan terakhir intervensi dengan menggunakan skala yang sama sebagai evaluasi hasil intervensi. Setelah dilakukan pascates, dilakukan pengukuran lanjutan antara 1 2 minggu setelah intervensi berakhir. Pengukuran lanjutan diberikan untuk melihat sejauh mana
43 pengaruh pelatihan dan penerapannya dalam kehidupan sehari hari, pengukurannya masih menggunakan skala yang sama yaitu skala WHOQOL- BREF. E. Metode Pengumpulan Data 1. Skala WHOQOL-BREF Skala kualitas hidup adalah alat ukur untuk mengungkap kualitas hidup penderita hipertensi yang disusun berdasarkan empat aspek Quality Of Life (WHOQOL) BREF, secara umum kualitas hidup dipengaruhi oleh empat aspek yaitu: kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan (WHOQOL- BREF, 1996). Menurut Salim dkk (2007), instrumen WHOQOL-BREF adalah alat ukur yang valid (r=0.89-0.95) dan reliable (R=0.66-0.87). Instrumen kualitas hidup (WHOQOL-BREF) merupakan pengembangan dari instrumen WHOQOL-100, yang terdiri atas 26 pertanyaan. Jawaban skala tersebut menggunakan skala Likert kemudian dilakukan skoring pada tiap domain, lalu skor tersebut dijumlahkan, setelah itu ditransformasikan ke tabel menjadi skala 0 100, nilai 0 untuk kualitas terburuk dan nilai 100 untuk kualitas hidup terbaik. Skala kualitas hidup menggunakan WHOQOL BREF, yang terdiri atas 26 pertanyaan dengan skala pengukuran ordinal dari 1-5 (WHO, 2004). Skala pengukuran berbentuk ordinal dari 1 5 respon berbentuk favorable. Skor setiap domain (raw score) ditransformasikan dalam skala 0 100 yang telah ditetapkan dalam panduan WHOQOL-BREF. Respon skala dapat diketahui sebagai berikut:
44 Tabel 3. Respon skala pengukuran ordinal kualitas hidup WHOQOL-BREF Pertanyaan Jenis jawaban 1, 15 Sangat buruk, buruk, biasa-biasa saja, baik, sangat baik 2, 16-25 Sangat tidak memuaskan, tidak memuaskan, biasa-biasa saja, memuaskan, sangat memuaskan 3-14 Tidak sama sekali, sedikit, sedang, sering, sangat sering 26 Tidak pernah, jarang, cukup sering, sangat sering, selalu Tabel 4. Blue print skala kualitas hidup WHOQOL-BREF No Indikator Butir aitem N 1 Kesehatan fisik 17, 4, 10, 15, 3, 16, 18 7 2 Kesehatan psikologis 11, 26, 5, 6, 19, 7 6 3 Hubungan sosial 20, 22, 21 3 4 Lingkungan 12, 8, 24, 9, 13, 14, 23, 25 8 5 Kesehatan umum 1, 2 2 Jumlah aitem 26 2. Wawancara (Follow Up) Wawancara juga dilakukan pada saat tindak lanjut dengan mengumpulkan kembali subjek penelitian guna mengetahui perkembangan hasil perlakuan. Metode ini digunakan untuk memperoleh data kualitatif tentang kondisi subjek, meliputi : pikiran, perasaan, sebagai pengaruh setelah mengikuti pelatihan. Selain itu, metode ini digunakan untuk mengetahui proses proses selama dan setelah pelatihan regulasi emosi dan hal apa saja yang telah dilakukan oleh subjek. Adapun pedoman wawancara dalam FGD sebagai berikut :
45 Tabel 5. Pedoman Wawancara Pedoman Pertanyaan Manfaat Apa manfaat yang dirasakan setelah pelatihan? Implementasi Bagaimana perubahan yang dirasakan setelah mengikuti pelatihan? Bagaimana pikiran dan perasaan saudara setelah mengikuti pelatihan? Bagaimana pengaruh yang dirasakan setelah mengikuti pelatihan terutama dalam kehidupan sehari hari? Pengamalan Bagaimana pengamalan proses pelatihan dalam kehidupan sehari hari? 3. Observasi Pengumpulan data juga dilakukan melalui observasi oleh peneliti pada proses pelatihan berlangsung. Observasi dilaksanakan dalam bentuk observasi non-partisipan, yaitu observasi yang dilakukan dengan tidak ada kontak secara langsung antara peserta dengan observer selama observasi berlangsung (Moleong, 2010). Dalam proses observasi akan dilakukan pencatatan hasil observasi yang dibuat dalam bentuk check-list dan diberikan penjelasan secara kualitatif secara keseluruhan. Hal hal yang diobservasi meliputi : a. Observasi terhadap subjek mengenai keaktifan, sikap, dan aktivitas lain. b. Fasilitas pelatihan meliputi peralatan atau media yang digunakan dan layanan pelatihan. c. Kualitas fasilitator meliputi sistematika penyajian materi, penguasaan materi, kemampuan menjawab pertanyaan peserta, kemampuan merangkum materi pelatihan, dan komunikasi antara fasilitator dan peserta.
46 d. Proses pelatihan menyangkut metode penyajian data, kesinambungan setiap materi dengan sesi pelatihan, ketepatan waktu dengan jadwal. e. Keadaan peserta meliputi partisipasi peserta, keaktifan dan motivasi peserta, serta kesungguhan peserta mengerjakan tugas. f. Lain lain menyangkut kondisi ruangan secara umum, kondisi para peserta saat materi disajikan, dan lain lain yang dianggap mempengaruhi proses pelatihan. F. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu : 1. Persiapan Penelitian Analisa kebutuhan, dilakukan dengan cara melakukan studi pendahuluan terhadap penderita hipertensi. Kemudian peneliti melakukan studi pustaka mengenai hipertensi dan kualitas hidup penderitanya, hal ini dilakukan berkaitan dengan permasalahan yang didapatkan di lapangan. Setelah dilakukan penelaahan kasus, peneliti memilih salah satu intervensi yang dapat digunakan untuk menangani kasus, yaitu berupa pelatihan regulasi emosi. Langkah selanjutnya menyusun modul pelatihan regulasi emosi. Modul pelatihan disusun peneliti dengan mengacu pada teori regulasi emosi Greenberg (2002). Pelatihan regulasi emosi dalam penelitian ini merupakan kegiatan yang dilakukan dengan memberi pengertian, pengetahuan, dan ketrampilan untuk mengenal emosi, mengekspresikan emosi, mengelola emosi dan mengubah
47 emosi negatif menjadi emosi positif. Adapun ketrampilan yang akan dilatih dalam pelatihan ini adalah berdasarkan teori Greenberg (2002) adalah: a. Keterampilan mengenal emosi. Keterampilan mengenal emosi merupakan upaya mengidentifikasi, dan mengenal emosi-emosi negatif yang muncul dalam diri penderita hipertensi dalam menjalani kehidupan sehari-hari. proses ini dilakukan dengan mengenalkan, melatih tahap-tahap dalam mengenal emosi, pengungkapan diri dan adanya umpan balik antar sesama peserta sehingga peserta dapat bersama-sama mengenal emosi-emosi yang terdapat dalam dirinya. b. Keterampilan mengekspresikan emosi. Keterampilan mengekspresikan emosi merupakan upaya untuk dapat mengungkapkan perasaan atau emosi-emosi yang dirasakan penderita hipertensi dalam menjalani kehidupan sehari-hari. peserta dilatih untuk dapat mengekspresikan semua perasaan baik positif maupun negatif kepada orang lain untuk mengurangi emosi-emosi negatif yang dirasakan dan membuat tidak nyaman. Proses ini akan dilakukan dengan mengenalkan dan melatih kemampuan mengekspresikan emosi baik secara lisan maupun melalui media tulisan. c. Keterampilan mengelola emosi. Keterampilan mengelola emosi merupakan upaya untuk dapat mengelola emosi-emosi yang dirasakan oleh penderita hipertensi dalam menjalani kehidupan sehari-hari. pelatih akan melatih peserta untuk dapat mengelola emosi dengan melepaskan emosiemosi negatif yang muncul dalam dirinya melalui metode relaksasi. Metode relaksasi yang dilakukan adalah metode relaksasi pernafasan.
48 d. Keterampilan mengubah emosi negatif menjadi emosi positif. Keterampilan mengajarkan peserta untuk mengubah emosi-emosi negatif seperti khawatir, cemas, marah, sedih, rasa bersalah dan kecewa menjadi emosi positif seperti harapan, rasa syukur, optimis dan kebahagiaan. Adapun rancangan pelatihan regulasi emosi yang telah peneliti buat adalah sebagai berikut: Tabel 6. Blue Print Pelatihan Regulasi Emosi Pertemuan Sesi Acara Pertemuan I I Perkenalan II Beringin harapan III Siapa Saya? IV Hidup bersahabat dengan hipertensi Pertemuan II V Berkenalan dengan emosi VI Gambaran emosi Pertemuan III VII Ekspresikan emosimu VIII IX X Kelola emosimu Mengubah emosi negatif menjadi emosi positif Evaluasi dan Penutup 2. Alat dan Materi Pelatihan a. Skala WHOQOL-BREF b. Lembar informed consent, diberikan kepada peserta pelatihan dengan tujuan meminta persetujuan dari subjek untuk terlibat dalam penelitian dan penelitian tidak melanggar etika (kode etik) selama proses hingga berakhir. Adapun isi dari etika penelitian yaitu : 1) Penjelasan pelatihan, peneliti memberitahu kepada subjek jika subjek berkemungkinan menghadapi resiko di dalam pemberian jasa atau praktek psikologis yang dilakukan dalam penelitian.
49 2) Penjelasan bahwa peneliti memberikan sepenuhnya hak hak subjek atas keterlibatannya dalam penelitian ini, subjek diminta secara sukarela untuk terlibat langsung dalam penelitian. c. Modul Pelatihan regulasi emosi. Modul pelatihan kregulasi emosi disusun oleh peneliti dengan mengacu pada teori regulasi emosi Greenberg (2002). Modul Pelatihan ini terbagi menjadi 2 yakni untuk fasilitator dan significant others. d. Lembar kerja, berisi tugas tugas yang harus dikerjakan oleh peserta dalam kegiatan pelatihan, baik dalam setiap pertemuan pelatihan maupun lembar tugas yang dikerjakan di rumah. Kemudian lembar kerja di rumah didiskusikan pada setiap pertemuan. e. Lembar panduan observasi, berupa pengamatan selama pelaksanaan pelatihan dalam penelitian ini. Lembar observasi diisi oleh observer pada setiap pertemuan selama pelatihan. f. Lembar evaluasi pelatihan, diberikan kepada peserta setelah selesai melaksanakan pelatihan. Lembar evaluasi ini berupa pernyataan dan pertanyaan mengenai (a) manfaat yang didapat peserta setelah mengikuti pelatihan, (b) perubahan atau perbedaan yang dirasakan sebelum dan sesudah pelatihan, (c) seberapa jauh harapan peserta terpenuhi melalui pelatihan yang telah diikuti, (d) pandangan peserta tentang kejelasan materi yang disampaikan, (e) pandangan peserta tentang penguasaan materi oleh fasilitator, (f) sejauh mana kepuasan peserta terhadap materi
50 yang disampaikan, (g) penilaian peserta tentang penggunaan media dan alat pendukung dalam pelatihan. g. Alat audiovisual dan alat tulis sebagai alat bantu dalam pelaksanaan pelatihan h. Kamera foto dan recorder (alat perekam) sebagai alat dokumentasi selama pelatihan berlangsung i. Seleksi peserta. Peserta pelatihan dipilih berdasarkan karakteristik subjek penelitian yang telah ditentukan sebelumnya, kemudian peserta diberikan angket berupa skala kesejahteraan subjektif yang juga digunakan sebagai pretes. Peneliti juga memberikan informed consent kepada peserta sebagai bukti persetujuan untuk mengikuti proses pelatihan. j. Fasilitator dalam penelitian ini memiliki kriteria sebagai berikut : 1) Psikolog yang memiliki surat izin praktek psikolog 2) Memiliki pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman tentang hipertensi, penanganan dan intervensinya 3) Memiliki kemampuan interpersonal yang baik (empati, ramah, dan berpengalaman di bidangnya) k. Kriteria ko-fasilitator dalam penelitian ini sebagai berikut : 1) Mahasiswa Magister Profesi Psikologi dan telah menyelesaikan praktek kerja profesi 2) Pernah mengikuti program kegiatan pelatihan 3) Memiliki kemampuan interpersonal yang baik (empati, ramah, mudah menyesuaikan diri, dan bisa bekerjasama dalam tim)
51 l. Kriteria observer dalam penelitian ini adalah 1) Mahasiswa Magister Profesi Psikologi yang telah lulus mata kuliah observasi 2) Pernah mengikuti kegiatan pelatihan psikologi m. Pembekalan pelatihan pada fasilitator maupun ko-fasilitator Fasilitator diberikan pembekalan mengenai modul pelatihan regulasi emosi sebelum pelaksanaan pelatihan dimulai. Hal ini dilakukan agar fasilitator dapat mempelajari tahapan pelatihan yang akan dilaksnakan. 3. Pengukuran Awal Peserta pelatihan akan diberikan skala WHOQOL-BREF sebelum pelatihan dimulai sebagai pengukuran awal (baseline). Pengukuran awal menggunakan skala WHOQOL-BREF yang sudah diujicobakan dan dianalisa validitas dan reliabilitasnya. 4. Pelaksanaan Pelatihan Pelatihan akan dilaksanakan dalam lima kali pertemuan dan masing masing pertemuan dalam waktu 120 menit (1 2 jam) dengan berpedoman pada modul pelatihan regulasi emosi yang telah disusun oleh peneliti. 5. Pengukuran Akhir Setelah proses pelatihan regulasi emosi selesai diberikan, peserta diminta mengisi lembar evaluasi dan dilakukan pascates setelah sehari kemudian dengan
52 memberikan skala WHOQOL-BREF. Kemudian dua minggu setelah pelatihan regulasi emosi berakhir, dilakukan tindak lanjut (follow up) dengan memberikan kembali skala WHOQOL-BREF dan melakukan FGD atau wawancara individual pada penderita hipertensi. Hal ini bertujuan untuk melihat efektifitas pemberian pelatihan regulasi emosi yang telah diberikan pada peserta. G. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik non-parametrik yaitu Mann-Whitney. Mann-Whitney digunakan untuk melihat perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Levin, 2005). Mengingat ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian ini berukuran kecil yaitu subjek penelitian pada kelompok eksperimen berjumlah kurang dari sepuluh orang. Analisis data non-parametrik dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Analisis data kualitatif dilakukan dengan wawancara secara individual yang bertujuan untuk mendapatkan hasil pernyataan langsung dari subjek berupa perubahan yang dialami selama proses intervensi (pelatihan regulasi emosi). Analisis data kualitatif ini diperoleh melalui analisis data deskriptif dengan mengolah data dari hasil observasi dan pernyataan subjek dari lembar evaluasi.