Penentuan Parameter Farmakokinetika Salisilat dengan Data Urin

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN CARA KERJA Serbuk teofilina anhidrida,

Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) , ,14 3.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

SNI Standar Nasional Indonesia

LAMPIRAN. Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I)

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

BAB III METODE PENELITIAN

Ditimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories.

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

Lampiran 1. Sertifikat Pengujian Natrium Diklofenak BPFI

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Pupuk super fosfat tunggal

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

Pupuk kalium sulfat SNI

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB 3 PERCOBAAN. Pada bab ini dibahas mengenai percobaan yang dilakukan meliputi bahan dan alat serta prosedur yang dilakukan.

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian (Ruang

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

3 METODOLOGI PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

BAB III METODE PENELITIAN. Pani Desa Botubulohu Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato dan lokasi

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS FARMASI LAPORAN PENELITIAN DAN PUBLIKASI ILMIAH

Lampiran 1. Gambar Alat KCKT dan Syringe 50 µl. Alat KCKT. Syringe 50 µl. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan kerangka teori yang ada, maka dapat disusun kerangka konsep

Lampiran 1. Flowsheet Rancangan Percobaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Biokimia Hasil Pertanian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV

BAB III METODOLOGI. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis natrium diklofenak (PT. Dexa Medica) Universitas Sumatera Utara

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

LAMPIRAN. Larutan dapar fosfat ph 7,4 isotonis

Konsentrasi (μg/m 3 )*** Perubahan konsentrasi (μg/m 3 )****

Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

METODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging.

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOKINETIKA PERCOBAAN 1 SIMULASI INVITRO MODEL FARMAKOKINETIK PEMBERIAN INTRAVASKULAR (INTRAVENA) Disusun oleh : Kelompok 2

BAB III METODE PENELITIAN

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

Pupuk tripel super fosfat plus-zn

3 Metodologi Penelitian

Pupuk SP-36 SNI

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 12 Oktober 2013 di Laboraturium Unit Pelayanan Teknis (UPT)

BAB IV METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

Transkripsi:

Penentuan Parameter Farmakokinetika Salisilat dengan Data Urin Tujuan Umum Menentukan parameter farmakokinetikasuatu obat dengan menggunakan data Turin Tujuan Khusus - Mahasiswa mampu menerapkan cara mendapatkan data eksresi obat dalam urin yang shahih untuk penentuan parameter farmakokinetika. - Mahasiswa dapat menghitung parameter farmakokinetika berdasar data eksresi obat dalam urin. Dasar Teori Parameter farmakokinetika dapat ditentukan dari data kadar obat dalam darah atau dari kadar obat dalam urin sebagai obat utuh atau metabolit aktif.keberadaan obat dalam tubuh (Time course of drug in the body) ditentukan oleh proses ADME. Data laju eksresi obat dalam urin analog dengan data kadar obat dalam plasma setiap waktu. Oleh karena itu parameter farmakokinetika suatu obat dapat ditentukan dengan menggunakan data urin. Bahan - Asam asetilsalisilat (asetosal)/tablet aspirin - Natrium salisilat p.a - Ferri nitrat p.a - Merkuri klorida p.a - Asam klorida p.a - Air suling Alat - Spektrofometri - Alat pemusing - Vortex mixture - Venoject - Labu ukur - Pipet volume

- Gelas ukur,vial,beker gelas,all Subjek Coba Manusia sehat,pria,dewasa,tidak ada gangguan saluran cerna Prosedur a) Protokol Percobaan Seminggu sebelum dan selama percobaan,subjek tidak boleh minum obat lain,kecuali obat yang digunakan dalam percobaan. Semalam sebelum percobaan,subjek dipuasakan. Satu jam sebelum percobaan,subjek diberi minum 400 ml air dan segera sebelum minum obat kandung kemih dikosongkan. Sejumlah urin ditampung untuk digunakan sebagai blanko. Obat aspirin dosis 500 mg diminum dengan 200 ml air. Selama empat jam berturut-turut setelah minum obat,subjek diberi minum air sebanyak 200 ml setiap jam.cuplikan urin ditampung pada interval waktu tertentu sampai semua obat dieksresikan (lebih kurang 7 x t 1 / 2 ). Setiap tampungan urin catat dengan tepat waktu dan volume urin. Tiap cuplikan urin disimpan pada masing-masing wadah.ingatlah jangan sampai ada satu datapun yang hilang atau tidak tertampung dengan benar. Jika urin tidak segera dianalisis,maka cuplikan urin diberi toluene 0,5-1 ml untuk setiap 20-50 ml urin dan simpan pada suhu 2-8 o C selama 48 jam sampai dilakukan analisis. b) Metode Penetapan Kadar Salisilat dalam Urin dengan Metode Trinder Cuplikan urin 1 ml ditambahkan 5 ml pereaksi Trinder. Kocok homogen dengan wortex, kemudian disentrifuge 5 menit, filtrate dipisahkan dan diamati pada panjang gelombang maksimum.sebagai kontrol digunakan 1 ml urin blanko ditambah 5 ml pereaksi Trinder. c) Tahapan Percobaan : 1. Pembuatan pereaksi Thinder a. Menimbang merkuri klorida sebanyak 40 gram dilarutkan dalam air panas 850 ml dan didihkan sampai larut. b. Kemudian ditambahkan 120 ml asam klorida 1N dan 40 gram ferri nitrat.jika semua ferri nitrat sudah dilarutkan,volume larutan dibuat 1000 ml dengan air suling.

2. Pembuatanlarutan baku kerja salisilat a. Membuat larutan baku induk 1000 mcg/ml dari 116 mg natriumsalisilat,dilarutkan dalam 100 ml air suling b. Membuat larutan baku kerja salisilat dengan cara mengencerkan larutan baku induk dengan air suling sampai didapat larutan dengan kadar 20,50,100,150,dan 200 mcg/ml 3. Penentuan panjang gelombang maksimum a. Panjang gelombang maksimum ditentukan dengan menggunakan larutan baku kerja 100 dan 200 mcg/ml. b. Mereaksikan larutan baku kerja 100 dan 200 mcg/ml sesuai prosedur penetapan kadar salisilat dan amati nilai serapan pada panjang gelombang antara 530 560 nm. c. Membuat kurva serpan terhadap panjang gelombang dari larutan baku kerja 100 dan 200 mcg/ml pada kertas grafik berskala sama! Tentukan lamda (panjang gelombang) maksimum! 4. Pembuatan kurva baku a. Melakukan pengamatan serapan dari larutan baku kerja pada 2 yang telah direaksikan seperti pada metode penetapan kadar salisilat dalam urin dengan metode dari Trinder, pada panjang gelombang maksimum yang telah didapat dari 3. b. Sebagai kontrol menggunakan air suling ditambah 5 ml pereaksi Trinder. c. Membuat tabel hasil pengamatan dan membuat kurva kadar larutan baku kerja terhadap serapan pada kertas grafik berskala sama!hitung koefisien korelasinya, dan buat persamaan garisnya! 5. Penetapan kembali kadar salisilat yang ditambahkan dalam urin (recovery) a. Membuat larutan baku induk 1000 mcg/ml dari 116 mg natrium salisilat,dilarutkan dalam 100 ml urinblanko b. Buatlah larutan baku kerja salisilat dengan cara mengencerkan larutan baku induk dengan urin blanko sampai didapat larutan dengan kadar 20,50,100,150, dan 200 mcg/ml c. Digunakan larutan baku kerja dengan kadar 20,50,100,150 dan 200 mcg/ml.

Cara : 1. Melakukan pengamatan serapan dari larutan baku kerja pada 5 yang telah direaksikan seperti pada metode penetapan kadar salisilat dalam urin dengan metode dari Trinderpada panjang gelombang maksimum yang telah didapat dari 3. 2. Sebagai kontrol digunakan 1 ml urin blanko ditambah 5 ml pereaksi Trinder. 3. Tabelkan hasil pengamatan dan buat kurva kadar larutan baku kerja terhadap serapan pada kertas grafik berskala sama! Hitung % recovery dengan cara sebagai berikut : - Memasukkan nilai serapan larutan baku recovery pada persamaan kurva baku sehingga diperoleh harga kadar salisilat yang diperoleh kembali. - Hitung % recovery dengan membagi perolehan kembali salisilat dalam urin dengan kadar sebenarnya,kemudian dikalikan 100% % recovery = 6. Pengumpulan sampel urin - Membuat jadwal penampungan sampel urin (dengan mempertibangkan waktu paruh eliminasi salisilat,didapat dari pustaka) selama kurang lebih 7 x t ½. - Melakukan penampungan urin,catat secara tepat volume dan waktu penampungannya. d) Penetapan kadar salisilat dalam urin Tetapkan kadar salisilat dalan cuplikan urin dengan metode dari Trinder dan amati serapannya pada panjang gelombang maksimum. Memasukkan data serapan ke persamaan garis recovery untuk mendapatkan data kadar salisilat dalam urin dari setiap waktu pengambilan.

Skema Kerja 1. Pembuatan pereaksi Thinder Menimbang merkuri klorida sebanyak 40 gram dilarutkan dalam air panas 850 ml dan didihkan sampai larut Kemudian ditambahkan 120 ml asam klorida 1N dan 40 gram ferri nitrat. Jika semua ferri nitrat sudah dilarutkan, volume larutan dibuat 1000 ml dengan air suling. 2. Pembuatan larutan baku kerja salisilat Membuat larutan baku induk 1000 mcg/ml dari 116 mg natrium salisilat, dilarutkan dalam 100 ml air suling Membuat larutan baku kerja salisilat dengan cara mengencerkan larutan baku induk dengan air suling sampai didapat larutan dengan kadar 20, 50, 100, 150, dan 200 mcg/ml 3. Penentuan panjang gelombang maksimum Panjang gelombang maksimum ditentukan dengan menggunakan larutan baku kerja 100 dan 200 mcg/ml. Mereaksikan larutan baku kerja 100 dan 200 mcg/ml sesuai prosedur penetapan kadar salisilat dan amati nilai serapan pada panjang gelombang antara 530 560 nm. Membuat kurva serpan terhadap panjang gelombang dari larutan baku kerja 100 dan 200 mcg/ml pada kertas grafik berskala sama! Tentukan lamda (panjang gelombang) maksimum!

4. Pembuatan kurva baku Melakukan pengamatan serapan dari larutan baku kerja pada 2 yang telah direaksikan seperti pada metode penetapan kadar salisilat dalam urin dengan metode dari Trinder, pada panjang gelombang maksimum yang telah didapat dari 3. Sebagai kontrol menggunakan air suling ditambah 5 ml pereaksi Trinder. Membuat tabel hasil pengamatan dan membuat kurva kadar larutan baku kerja terhadap serapan pada kertas grafik berskala sama! Hitung koefisien korelasinya, dan buat persamaan garisnya! 5. Penetapan kembali kadar salisilat yang ditambahkan dalam urin (recovery) Membuat larutan baku induk 1000 mcg/ml dari 116 mg natrium salisilat, dilarutkan dalam 100 ml urin blanko dari 3. Buatlah larutan baku kerja salisilat dengan cara mengencerkan larutan baku induk dengan urin blanko sampai didapat larutan dengan kadar 20,50,100,150 dan 200 mcg/ml Digunakan larutan baku kerja dengan kadar 20,50,100,150 dan 200 mcg/ml.! 6. Pengumpulan sampel urin Membuat jadwal penampungan sampel urin (dengan mempertibangkan waktu paruh eliminasi salisilat,didapat dari pustaka) selama kurang lebih 7 x t ½. Melakukan penampungan urin,catat secara tepat volume dan waktu penampungannya.

7. Penetapan kadar salisilat dalam urin Tetapkan kadar salisilat dalan cuplikan urin dengan metode dari Trinder dan amati serapannya pada panjang gelombang maksimum. Memasukkan data serapan ke persamaan garis recovery untuk mendapatkan data kadar salisilat dalam urin dari setiap waktu pengambilan.