PANDUAN SKRINING GIZI RS. BAPTIS BATU TAHUN 2013

dokumen-dokumen yang mirip
Esti Nurwanti, S.Gz., Dietisien., MPH

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya prevalensi malnutrisi pada pasien di rumah sakit masih menjadi

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian = 51 orang. 21 orang keluar. Kriteria inklusi. 30 orang responden. Gambar 2 Cara penarikan contoh

PENGEMBANGAN INSTRUMEN SKRINING GIZI DI RUMAH SAKIT. Dr. Susetyowati DCN,M.Kes Universitas Gadjah Mada 2014

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT) INSTALASI GIZI RSU HAJI SURABAYA

BAB 1 : PENDAHULUAN. dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

IDENTIFIKASI STATUS NUTRISI DAN RESIKO MALNUTRISI PADA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KOTA KENDARI

BAB 1 PENDAHULUAN. diprediksikan terdapat peningkatan usia harapan hidup penduduk Indonesia

DIAGNOSA GIZI PELATIHAN PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Definisi malnutrisi dan malnutrisi rumah sakit. Malnutrisi adalah suatu ketidakseimbangan (kekurangan atau kelebihan)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pada usus yang diperantarai proses aktivasi imun yang patofisiologinya kompleks

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

PEDOMAN PELAYANAN GIZI KLINIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. yang semakin tinggi diantara rumah sakit. Rumah sakit dituntut untuk tetap

Pengukuran Status Gizi pada Lanjut Usia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

THE RELATIONSHIP OF FOOD CONSUMPTION TOWARDS STAY LENGTH AND PATIENT NUTRITIONAL STATUS BY RICE DIET IN PKU MIHAMMADIYAH HOSPITAL OF YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERBEDAAN PENGGUNAAN INDEKS MEMBERIKAN PREVALENSI STATUS GIZI YG. BERBEDA.

PANDUAN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT

STANDAR TERKINI PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT (PGRS)

PANDUAN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT AULIA TAHUN 2015

SCREENING AND ASSESSMENT OF NUTRITIONAL STATUS ON ELDERLY IN PAMPANG, MAKASSAR

SILABUS MATA KULIAH. Kode Mata Kuliah : GIZ : PRAKTEK KERJA LAPANGAN PELAYANAN GIZI KLINIK (PKL PGK)

SKRINING DAN PENILAIAN NUTRISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal adalah organ vital yang berperan penting dalam mempertahankan

Status Gizi. Keadaan Gizi TINDAK LANJUT HASIL PENDIDIKAN KESEHATAN. Malnutrisi. Kurang Energi Protein (KEP) 1/18/2010 OBSERVASI/PEMANTAUAN STATUS GIZI

ASUHAN GIZI; NUTRITIONAL CARE PROCESS

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi dari makanan diet khusus selama dirawat di rumah sakit (Altmatsier,

BAB III METODE PENELITIAN

asuhan gizi, penyelenggaraan makanan, kegiatan penelitian dan pengembangan gizi (Depkes, 2006). Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan hak setiap

CLINICAL PATHWAY EKLAMPSIA GRAVIDARUM Rumah Sakit Kelas B & C

PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. makronutrien maupun mikronutrien yang dibutuhkan tubuh dan bila tidak

BAB III METODE PENELITIAN

B. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Lokasi penelitian dilaksanakan di Puskesmas Kedungkandang. Waktu pelaksanaan April 2017.

BAB IV RANCANG BANGUN SISTEM

RENDAHNYA PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN LOW NURSE S ROLE IN MEETING THE NEEDS OF NUTRITION TO PATIENTS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap terjadinya gangguan gizi antara lain anemia, pertambahan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk

PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER)

Siti Zulaekah dan Dyah Widowati Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

NI-2.1: Inadequate oral food/beverage intake dll. NI-3: Asupan cairan NI-4: Zat bioaktif

No. Dokumen : C. KEBIJAKAN Puskesmas Gedongan mengatur tata cara melakukan konsultasi gizi kepada pasien

1. Personil Penelitian 1. Ketua Penelitian Nama : dr. Dwi Novianti Jabatan : Peserta PPDS Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RSHAM

PROGRAM KERJA INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Populasi usia lanjut (usila) meningkat cepat, baik di negara maju maupun di

UPTD PUSKESMAS KAMPAR KIRI

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

Nutrition Care Process (NCP),

Fungsi Makanan Dalam Perawatan Orang Sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. penunjang medik yang merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan. mempunyai peranan penting dalam mempercepat tercapainya tingkat

IBNU FAJAR IDN SUPARIASA B. DODDY RIYADI JUIN HADI SUYITNO

PANDUAN PELAYANAN GIZI RAWAT JALAN

PENILAIAN MANDIRI TENTANG KOMPETENSI FISCM

METODE PENELITIAN. Keterangan: N = besar populasi n = besar subyek d 2 = tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0.1) n = 1 + N (d 2 )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

aureus, Stertococcus viridiansatau pneumococcus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. pada awalnya mungkin menimbulkan sedikit gejala, sementara komplikasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS. 1. Berat Badan Pasien Schizofrenia dengan Gizi Kurang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi

PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN

Buku 2 : RKPM PENILAIAN STATUS GIZI

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan berfungsi kuratif dan rehabilitatif yang menyelaraskan tindakan

AP (ASESMEN PASIEN) AP.1

BAB I PENDAHULUAN. atrofi otot karena kurang bergerak. Atrofi (penyusutan) otot menyebabkan otot

Asuhan Keperawatan Pasien Rujuk Balik dengan Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan. RSUD Kota Yogyakarta

1 DETEKSI DINI PERTUMBUHAN ANAK. Debora S.Liana, dr., Sp.A FK UNDANA 2016

Hubungan Antara Index Masa Tubuh (Imt) Dan Kadar Hemoglobin Dengan Proses Penyembuhan Luka Post Operasi Laparatomi

FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Perbedaan Kecepatan Kesembuhan Anak Gizi Buruk yang Diberi Modisco Susu Formula dan Modisco Susu Formula Elemental Di RSU dr.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I DEFENISI. Tujuan Discharge Planning :

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi suplemen secara teratur 2. Sementara itu, lebih dari setengah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus gizi buruk masih menjadi masalah dibeberapa negara. Tercatat satu

CLINICAL PATHWAY APENDISITIS AKUT

BAB I PENDAHULUAN. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang. non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik yang tak dapat

DETEKSI DAN MANAJEMEN PENYAKIT SISTEMIK PADA PASIEN GIGI-MULUT DENGAN KOMPROMIS MEDIS. Harum Sasanti FKG-UI, Departemen Ilmu Penyakit Mulut

BAB I KONSEP DASAR. menderita deferensiasi murni. Anak yang dengan defisiensi protein. dan Nelson membuat sinonim Malnutrisi Energi Protein dengan

kekurangan energi kronik (pada remaja puteri)

OLEH : KELOMPOK 5 WASLIFOUR GLORYA DAELI

RENCANA MUTU PERKULIAHAN

DIABETES MELITUS GESTASIONAL

Transkripsi:

PANDUAN SKRINING GIZI RS. BAPTIS BATU TAHUN 2013 RS BAPTIS BATU JL RAYA TLEKUNG NO 1 JUNREJO BATU

DAFTAR ISI Halaman Judul... i Daftar Isi... ii Definisi... 1 1. Pengertian... 1 2. Tujuan... 1 Ruang Lingkup... 2 1. Skrining Gizi Pada Anak (0-14 Tahun)... 2 2. Skrining Gizi Pada Pasien Dewasa (14-65 Tahun)... 6 3. Skrining Gizi Pada Pasien Lansia (> 65 Tahun)... 9 Tata Laksana... 13 Dokumentasi... 15 ii

DEFINISI 1. Pengertian. Skrining gizi adalah suatu sistem dari nutritional assessment untuk mendeteksi dini pada perseorang atau sekelompok orang yang memiliki resiko terkena malnutrisi, beresiko malnutrisi atau tidak terkena malnutrisi sehingga dapat diberikan intervensi dengan cepat dan dalam skala yg banyak. (Principle of Nutrition Assessment,Gibson.2005) 2. Tujuan. - Mengidentifikasi secara cepat individu yang beresiko dan tidak beresiko malnutrisi. - Memprediksi kemungkinan membaik atau memburuknya keadaan pasien untuk intervensi lebih lanjut. - Menentukan siapa yang membutuhkan dukungan nutrisi dan dukungan nutrisi apa yang sesuai 1

RUANG LINGKUP 1. Skrining gizi pada anak (0-14) - Asesmen Gizi pada anak dilakukan berdasarkan kriteria Screening Tool for the Assessment of Malnutrition in Paediatric (STAMP). - Langkah pertama : Diagnosis Tahap ini untuk mendeteksi apakah terdapat masalah gizi, seperti: disfagia, atau halhal yang kemungkinan menyebabkan masalah gizi, seperti: kebiasaan makan yang salah, atau tidak terdapat masalah gizi. Masing masing kategori memiliki score tersendiri No Nutritional Definitely Nutritional Possibly Nutritional Implication Implication = Implications = Score 3 = Score 2 Score 0 - Bowel failure - Behavioural eating problems - Day case - Intractable diarrhea - Cardiology surgery - Burns and major trauma - Crohn s disease - Dysphagia - Liver Disease - Major surgery - Cerebral palsy - Cleft lip and palate - Coeliac disease - Diabetes - Gastro-oesophageal reflux - investigations - Multiple food - Minor surgery allergies/intolerance - Neuromuscular conditions - Oncology on active - Psychiatric disorders treatment - Respiratory syncytial virus - Renal disease/failure (RSV) - Inborn errors of - Single food allergy/intolerance metabolism 2. Langkah kedua : Intake makanan Tahap ini untuk mengatahui intake makanan pasien, dikategorikan menjadi: pasien tidak mendapat intake makanan diberi skor 3, pasien mendapat intake makanan tapi kuantitasnya tidak mencukupi kebutuhan diberi skor 2, atau pasien mendapat makanan sesuai kebutuhannya diberi skor 0. Hal ini bisa dilakukan dengan wawancara/bertanya pada orangtua/pengasuh pasien. 3. Langkah ke tiga: berat badan dan tinggi badan 2

Pada tahap ini dilakukan assessment terhadap berat badan dan tinggi badan, hasilnya dibandingkan dengan baku acuan-centile dan diberi score. 3

Cara pembacaan BB dan TB pada growth chart adalah : a) Ukur berat badan dan tinggi badan anak b) Lihat dan letakkan hasil pengukuran dengan tabel growth chart c) Bandingkan dengan syarat yang ada di step 3 : - Bila beda centil BB dan TB mencapai lebih dari 3 kolom diberi score 3. - Bila beda centil BB dan TB mencapai lebih dari 2 kolom diberi score 2. - Bila beda centil BB dan TB mencapai 0-1 kolom diberi score 0. 4. Langkah ke empat : Risiko malnutrisi secara keseluruhan Pada tahap ini, score yang diperoleh dari tahap 1, 2, dan 3 diakumulasikan, kemudian hasilnya dibandingkan dengan baku acuan untuk menentukan risiko malnutrisi pasien: berisiko malnutrisi tingkat tinggi, beresiko malnutrisi tingkat sedang, atau beresiko malnutrisi tingkat rendah. 4

Cut off Score High risk 4 Medium risk 2 3 Low risk 0 1 5

5. Langkah kelima : Asuhan gizi Pada tahap ini, terdapat saran asuhan gizi yang harus dilakukan terkait dengan hasil yang diperoleh pada tahap 4. a) High Risk - Memberikan intervensi dengan mengisi Formulir Asuhan Gizi - Merujuk kepada Ahli Gizi, Tim Support Gizi, atau konsultan. - Memonitor setiap perencanaan intervensi yang dilakukan. b) Medium Risk - Memonitor intake gizi selama 3 hari. - Mengulangi screening setelah 3 hari. - Memperbaiki perencanaan intervensi sesuai dengan kebutuhan. c) Low Risk - Melanjutkan intervensi klinik dan gizi secara rutin. - Mengulangi screening setiap minggu ketika pasien anak berada pada rawat Rumah Sakit. - Memperbaiki perencanaan intervensi sesuai dengan kebutuhan. 6. Catat pada form skrining gizi pada pasien anak. 4. Skrining gizi pada Pasien Dewasa (14-65 tahun). 1. Asesmen Gizi dilakukan berdasarkan kriteria Malnutrition Universal Screening Tools ( MUST ). 2. Langkah pertama : hitung Indeks Massa Tubuh ( IMT ) pasien dengan menggunakan kurva terlampir dan berikan skor. 6

7

Alternatif (penghitungan Lingkar lengan atas / LLA berdasarkan umur) - Lengan bawah sisi kiri pasien harus ditekuk 90o terhadap siku, dengan lengan atas paralel di sisi tubuh. Ukur jarak antara tonjolan tulangbahu (akromion) dengan siku (olekranon). Tandai titik tengahnya. - Perintahkan pasien untuk merelaksasikan lengan atasnya, ukur lingkar lengan atas di titik tengah, pastikan pita pengukur menempel tidak terlalu ketat Skor diperoleh dengan membandingkan hasil pengukuran dibagi dengan tabel LILA berdasarkan umur: Kemudian diberikan skor berdasarkan: LILA/U Skor > 120 % 0 90% - 120% 0 70 % - 90% 1 < 70 % 2 7. Langkah kedua : nilai persentase kehilangan berat badan yang tidak direncanakan dan berikan skor 1 bila ada penurunan berat badan, dan 0 bila tidak ada penurunan berat badan 8. Langkah ke tiga: nilai efek / pengaruh akut dari penyakit yang diderita pasien dan berikan skor ( rentang antara 0 2 ). Sebagai contoh, jika pasien sedang mengalami penyakit akut dan sangat sedikit / tidak terdapat asupan makanan > 5 hari, berikan skor 2. 9. Langkah ke enpat : tambahkan skor yang diperoleh dari langkah 1, 2, dan 3 untuk menilai adanya resiko malnutrisi i. Skor 0 = resiko rendah ii. Skor 1 = resiko sedang iii. Skor 2 = resiko tinggi 8

10. Langkah ke lima : gunakan panduan tatalaksana untuk merencanakan strategi keperawatan berikut ini a. Risiko rendah Perawatan rutin: ulangi skrining pada pasien di rumah sakit setiap minggu b. Risiko sedang Melakukan observasi, mencatan asupan makanan selama 3 hari. Bila adekuat, ulangi skrining setiap minggu selama dirawat di rumah sakit. Jika tidak adekuat, rencanakan strategi untuk perbaikan dan peningkatan asupan gizi, pantau, dan kaji ulang progran pemberian makanan secara teratur c. Risiko tinggi Perbaiki dan tingkatkan asupan gizi, pantau dan kaji ulang program pemberian nutrisi dengan mengisi Formulir Asuhan Gizi untuk semua kategori: a. Atasi penyakit yang mendasari dan berikan saran dalam pemilihan jenis makanan b. Catat kategori resiko malnutrisi c. Catat kebutuhan akan diet khususnya Catat pada form skrining gizi pada pasien dewasa. 3. Skrining Gizi Pada Pasien Lansia (>65 tahun). 1. Asesmen Gizi dilakukan berdasarkan kriteria Mini Nutritional Assessment (MNA). 2. MNA menggunakan instrument checklist dengan mengisikan kolom yang tersedia sesuai kondisi pasien 3. form screening MNA terdiri dari 6 pertanyaa meliputi intake makanan, Penurunan berat badan, mobilitas, stress psikologi, masalah neuropsichologi, dan BMI. 4. Isikan nama, berat badan, tinggi badan, dan tanggal melakukan skrining. 5. Pertanyaan dari form MNA adalah: a. Food intake Penurunan intake makanan berkisar sejak 3 bulan yang lalu akibat kehilangan nafsu makan, gangguan pencernaan, kesulitan mengunyah atau menelan, dengan skor: 0 = penurunan intake berat 1 = penurunan intake ringan 2 = tidak terjadi penurunan intake 9

Dapat ditanyakan dengan: - Apakah konsumsi anda menurun berkisar sejak 3 bulan yang lalu? - Jika iya, apakah dikarenakan kurang nafsu makan, kesulitan mengunyah atau menelan? - Jika iya, apakan hanya sedikit sekali makanan yang anda konsumsi? - Jika merupakan pengukuran ulang : apakah pola makan anda berubah sejak pengukuran terakhir? b. Penurunan berat badan Penurunan berat badan sejak 3 bulan yang lalu dengan skor: 0 = penurunan BB > 3kg 1 = penurunan BB tidak diketahui 2 = penurunan BB antara 1 3 kg 3 = tidak terjadi penurunan BB Dapat ditanyakan dengan: - Apakah anda mengalami penurunan BB tanpa direncanakan sejak 3 bulan terakhir? - Apakah ikat pinggang anda menjadi lebih longgar? - Berapa kg kira kira penurunan BB yang anda alami? c. Mobilitas Dengan skor 0 = hanya berada di kasur atau kursi 1 = dapat beranjak dari kasur / kursi namun tidak keluar rumah 2 = dapat pergi keluar rumah Dapat ditanyakan dengan: - Apakah anda dapat beranjak dari kasur / kursi? - Apakah anda dapat pergi keluar rumah? d. Stres psikologi Stress psikologi atau penyakit akut yang diderita pasien, dengan skor 0 = iya 1 = tidak Dapat ditanyakan dengan - Apakah anda sakit baru baru ini? - Apakah anda merasa kehilangan akhir akhir ini? 10

e. Masalah neuropsikologi Dengan skor: 0 = depresi atau dementia berat 1 = dementia ringan 2 = tidak ada masalah neuropsikologi Data didapatkan dari petugas medis maupun pihak yang merawat pasien Jika pasien lambat merespon, atau mengalami dementia berat maka perlu dilakukan cross check pada petugas medis maupun pihak yang merawat pasien mengenai pertanyaan A,B,C,D f. IMT Dengan skor: 0 = IMT < 19 1 = IMT <21 2 = IMT <23 3 = IMT 23 atau lebih Bila IMT tidak dapat digunakan, dapat diganti dengan pertanyaan dibawah ini Lingkar Lengan Atas (LILA) 0 = Hasil pengukuran < 23,5 cm 3 = Hasil pengukuran > 23,5 6. Semua pertanyaan ditotal, sehingga mendapat skor skrining: 12-14 : Status gizi normal 8-11 : Berisiko malnutrisi 0-7 : Malnutrisi 7. Asuhan gizi dilakukan berdasarkan total skor yang didapatkan: a. Status gizi normal: - Dilakukan skrining ulang setelah kejadian akut atau penyakit - Dilakukan skrining ulang sekali dalam setahun di komunitas - Dilakukan skrining ulang setiap 3 bulan sekali pada pasien rawat jalan b. Berisiko malnutrisi: Pada pasien tanpa penurunan berat badan - Dilakukan monitoring terhadap berat badan - Dilakukan skrining ulang setiap 3 bulan sekali Pada pasien dengan penurunan berat badan 11

- Dilakukan intervensi dengan memberikan diet sesuai dengan kebutuhannya dan memberikan suplementasi oral (400 kkal/hari) - Dilakukan monitoring terhadap berat badan - Dilakukan asesmen gizi secara mendalam dengan mengisi formulir pengkajian gizi c. Malnutrisi: - Dilakukan intervensi dengan memberikan suplementasi oral (400-600kkal/hari) dan memberikan diet sesuai kebutuhannya - Dilakukan monitoring terhadap berat badan - Dilakukan asesmen gizi secara mendalam dengan mengisi Formulir Asuhan Gizi 12

TATA LAKSANA Pasien yang berisiko masalah gizi dilakukan pengkajian gizi lebih lanjut dengan mengisi formulir asuhan gizi. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Menuliskan data diri pasien 2. Melakukan assessment gizi berupa : a. Antropometri Mengukur berat badan dan tinggi badan, atau LILA dan tinggi lutut kemudian disimpulkan status gizinya. Bisa menggunakan data dari skrining gizi. b. Biokimia Mencatat hasil pemeriksaan laboratorium terkait gizi dari rekam medis dan menyimpulkannya sesuai cut off yang digunakan, dan mencantumkan tanggal pemeriksaan lab c. Fisik dan klinis Mencatat hasil pemeriksaan fisik maupun klinis terkait gizi dari rekam medis dan menyimpulkan hasilnya d. Dietary atau riwayat gizi dahulu dan sekarang Melakukan wawancara singkat mengenai kebiasaan makan pasien sebelum masuk Rumah Sakit berupa: - berapa kali makan dalam sehari - makanan pokok yang biasa dikonsumsi dan porsinya - lauk hewani yang sering dikonsumsi dan cara pengolahannya - lauk nabati yang sering dikonsumsi dan cara pengolahannya - sayuran yang sering dikonsumsi dan cara pengolahannya - kebiasaan konsumsi buah dan buah yang sering dikonsumsi - kebiasaan minum dan porsinya - kebiasaan jajan atau ngemil serta aktifitas/ kebiasaan olahraga e. Menyimpulkan riwayat gizi dahulu 3. Membuat diagnosa gizi pasien terkait masalah yang ditemukan, menggunakan NCP (problem-etiologi-sign/symptom), misalnya..(problem)... disebabkan oleh..(etiologi)... ditandai dengan...(sign/symptom)... 4. Menghitung kebutuhan energi untuk anak menggunakan RDA x BBI + (BEE x FS), sedangkan untuk dewasa nondiabetes menggunakan rumus Harris Benedict. Pasien 13

dewasa dengan diabetes menggunakan rumus Perkeni, kemudian diisikan pada kolom rencana intervensi gizi 5. Menentukan intervensi gizi yang dilakukan (modifikasi diet, konsultasi gizi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya) 6. Menentukan rencana monitoring dan evaluasi yang akan dilakukan 7. Melakukan monitoring dan evaluasi 8. Ahli gizi menuliskan nama, mengisikan tanggal melakukan pengkajian gizi, dan menandatangani Formulir Asuhan Gizi pasien 14

DOKUMENTASI 25.4. Skrining gizi dalam rekam medik pasien didokumentasikan didalam RM 25.1 hingga Batu, 30 Desember 2013 Direktur RS. Baptis Batu dr. Arhwinda PA.,Sp.KFR.,MARS. 15