PEMENTASAN WAYANG SEBAGAI MEDIA INFORMASI DALAM UPAYA PREVENTIF PENYEBARAN HEPATITIS B DI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

VIRUS HEPATITIS B. Untuk Memenuhi Tugas Browsing Artikel Webpage. Oleh AROBIYANA G0C PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. tersering dan terbanyak dari hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus hepatotropik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan termasuk masalah kesehatan

Etiology dan Faktor Resiko

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. dan E (jarang) sering muncul sebagai kejadian luar biasa, ditularkan secara fecal

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari seluruh penduduk dunia adalah pembawa kronis penyakit hepatitis B (Zanetti et

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui pemberian kekebalan tubuh yang harus dilaksanakan secara terus-menerus

Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus penyebab utama infeksi akut, yaitu virus. yang di akibatkan oleh virus (Arief, 2012).

Dinamika dan Aplikasi dari Model Epidemologi Hepatitis C Ema Hardika S. ( )

BAB I PENDAHULUAN. bila upaya pencegahan infeksi tidak dikelola dengan baik. 2. berkembang menjadi sirosis hati maupun kanker hati primer.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

W A S P A D A 2,9 JUTA LEBIH PENDUDUK INDONESIA MENGIDAP HEPATITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. penanganan serius, dilihat dari tingginya prevalensi kasus dan komplikasi kronis

Perencanaan Program Kesehatan: na i lisis M asa h a Kesehatan Tujuan Metode

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Infeksi Virus Hepatitis B (VHB) merupakan masalah. kesehatan global, terutama pada daerah berkembang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan tahap akhir dari infeksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Virus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus).

Hepatitis Virus. Oleh. Dedeh Suhartini

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB I PENDAHULUAN. I.A. Latar Belakang. Hepatitis B merupakan penyakit infeksi menular. berbahaya yang disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB).

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Donor darah adalah proses pengambilan darah dari. seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakomodasi kesehatan seksual, setiap negara diharuskan untuk

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

BAB I PENDAHULUAN. kasus. Kematian yang paling banyak terdapat pada usia tahun yaitu

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

BAB 1 PENDAHULUAN. Sifilis merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh

Menggunakan alat-alat tradisional yang tidak steril seperti alat tumpul. Makan nanas dan minum sprite secara berlebihan

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Virus hepatitis B (VHB) merupakan virus yang dapat. menyebabkan infeksi kronis pada penderitanya (Brooks et

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

b/c f/c Info Seputar AIDS HIV IMS Informasi di dalam buku saku ini dipersembahkan oleh: T A T

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Penyakit hepatitis merupakan suatu kelainan berupa peradangan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Transfusi darah merupakan bagian penting dalam. pelayanan kesehatan modern. Jika digunakan secara

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI 0-12 BULAN DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-O DI WILAYAH PUSKESMAS KAYU KUNYIT BENGKULU SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Hepatitis merupakan penyakit inflamasi dan nekrosis dari sel-sel hati yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan antara virus hepatitis ini terlatak pada kronisitas infeksi dan kerusakan jangka panjang yang ditimbulkan.

Mengenal Hepatitis C dan B. Buklet ini ditujukan untuk masyarakat agar lebih mengetahui informasi seputar Hepatitis C dan B.

Implementasi Sistem Pakar Untuk Diagnosa Awal Penyakit Hepatitis A, B, C Menggunakan Tools Expert System Builder

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA AWAL PENYAKIT HEPATITIS A,B,C MENGGUNAKAN TOOLS EXPERT SYSTEM BUILDER

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada akhir tahun 2009 terdapat lebih dari kasus Acquired

H.I.V DAN KANKER; PSIKOLOGI SEPANJANG PERJALANAN PENYAKIT. Oleh: dr. Moh. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan

2014 AEA International Holdings Pte. Ltd. All rights reserved. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

KAJIAN ILMIAH TEMATIK HARI HEPATITIS SEDUNIA 19 MEI 2016

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai perkembangan seni

Hepatitis C: Bom Waktu didalam Hati

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB I PENDAHULUAN. penerangan, dakwah, pendidikan, pemahaman filsafat, serta hiburan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut

BAB I PENDAHULUAN. masih tersebar diseluruh Nusantara. Menurut Kodirun (dalam Koentjaranigrat,

BAB I PENDAHULUAN. data WHO (World Health Organization) tahun 2012, penemuan kasus. HIV (Human Immunodeficiency Virus) di dunia pada tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga kesehatan gigi dalam menjalankan profesinya tidak terlepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil

BAB I PENDAHULUAN. bawah Pemda Kota Bandung. Promosi kesehatan Dinas Kesehatan Kota. Bandung memiliki strategi khusus dalam mengajak masyarakat untuk

HEPATITIS FUNGSI HATI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tinggal dalam darah atau cairan tubuh, bisa merupakan virus, mikoplasma, bakteri,

Asuhan Keperawatan Hepatitis D

BAB I PENDAHULUAN. dari golongan penyakit infeksi. Pemutusan rantai penularan dilakukan. masa pengobatan dalam rangka mengurangi bahkan kalau dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

BAB I PENDAHULUAN. serta pengobatan penyakit banyak digunakan alat-alat ataupun benda-benda

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hepatitis karena infeksi virus merupakan penyakit. sistemik yang menyerang hepar. Penyebab paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis complex (Depkes RI, 2008). Tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang. menular serta dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Angka penderita kanker di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. Hepatitis adalah inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan. kumpulan perubahan klinis, biokimia, serta seluler yang khas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hepatitis B merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus Hepatitis B Virus

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang.

Transkripsi:

PEMENTASAN WAYANG SEBAGAI MEDIA INFORMASI DALAM UPAYA PREVENTIF PENYEBARAN HEPATITIS B DI INDONESIA Oleh : Ni Made Meilani Dewasa ini, hepatitis menjadi suatu permasalahan global, utamanya hepatitis B. Bagaimana tidak, angka kejadian hepatitis B cenderung tinggi di dunia bahkan di Indonesia. Berdasarkan data WHO (2008), penyakit Hepatitis B menjadi pembunuh nomor 10 di dunia. Dua miliar orang di seluruh dunia telah terinfeksi virus dan sekitar 600.000 orang meninggal setiap tahun karena hepatitis B. Kemampuan penularan virus hepatitis B yaitu 50 sampai 100 kali lebih tinggi dibandingkan dengan HIV. Hal ini dapat menyebabkan penyakit hati kronis dan menempatkan orang pada risiko tinggi kematian dari sirosis hati dan kanker hati. (WHO, 2012). Menurut Sulaiman (1994) dalam Siregar (2006), pada saat ini di dunia diperkirakan terdapat kira-kira 350 juta orang pengidap (carier) HbsAg dan 220 juta (78 %) di antaranya terdapat di Asia termasuk Indonesia. Indonesia menjadi negara dengan penderita Hepatitis B terbanyak di dunia setelah Cina dan India dengan jumlah penderita 13 juta orang. Penderita penyakit Hepatitis B diperkirakan 1 dari 20 penduduk di Jakarta. Sebagian besar penduduk kawasan ini terinfeksi virus Hepatitis B sejak usia anak-anak. Sejumlah negara di Asia 8-10% populasi orang menderita Hepatitis B kronik (Sulaiman, 2010). Berdasarkan pemeriksaan HbsAg pada kelompok donor darah di Indonesia, prevalensi hepatitis B berkisar antara 2,50% - 36,17%. Selain itu di Indonesia infeksi virus hepatitis B terjadi pada bayi dan anak, diperkirakan 25% - 45% pengidap adalah karena infeksi perinatal. Hal ini berarti bahwa Indonesia termasuk daerah endemis penyakit hepatitis B sehingga termasuk negara yang diimbau oleh WHO untuk melaksanakan upaya pencegahan imunisasi. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 yang menemukan bahwa sebanyak 10 % 1

atau sekitar 25 juta penduduk Indonesia dipekirakan terinfeksi virus hepatitis. Sebanyak 50 % di antaranya berkembang menjadi kronis dan 10 % lainnya berkembang menjadi kanker hati. Seperti yang telah diketahui bahwa penularan virus hepatitis sangat cepat, 50 sampai 100 kali lebih cepat dibanding HIV. Penularan virus hepatitis B yaitu langsung melalui darah atau air mani dan cairan vagina dari orang yang terinfeksi. Hebatnya lagi,tidak seperti HIV, virus hepatitis B dapat bertahan hidup di luar tubuh setidaknya selama tujuh hari. Dalam waktu kurang lebih seminggu ini, virus tetap dapat menyebabkan infeksi jika memasuki tubuh seseorang yang tidak memiliki perlindungan khusus terhadap VHB atau yang sebelumnya belum mendapat imunisasi (WHO, 2012). Penularan infeksi virus hepatitis B melalui berbagai cara yaitu parenteral dan non parenteral. Parenteral yaitu penularan melalui penembusan kulit atau mukosa misalnya melalui tusuk jarum atau benda yang sudah tercemar virus hepatitis B. Model penularan ini biasanya terjadi di negara berkembang. Sedangkan non parenteral terjadi karena persentuhan yang erat dengan benda yang tercemar virus hepatitis B. Secara epidemiologik penularan infeksi virus hepatitis B dibagi 2 cara penting yaitu penularan vertikal yang berarti ibu yang HBsAg positif menularkan kepada anak yang dilahirkan yang terjadi selama masa perinatal. Resiko terinfeksi pada bayi mencapai 50-60 % dan bervariasi antar negara satu dan lain berkaitan dengan kelompok etnik. Selanjutnya ada penularan horizontal yaitu penularan infeksi virus hepatitis B dari seorang pengidap virus hepatitis B kepada orang lain disekitarnya, misalnya melalui hubungan seksual (Siregar, 2006). Gejala hepatitis B ini terbilang unik. Kebanyakan penderita tidak mengalami gejala apapun selama fase infeksi akut. Namun pada beberapa orang akan mengalami gejala seperti menguningnya kulit dan mata (jaundice), warna urin gelap, kelelahan yang amat sangat, mual, muntah dan nyeri perut yang terjadi berminggu-minggu. Dokter Rino A Gani dari Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia menyatakan, sekitar 20 % orang dengan hepatitis B mengetahui dirinya 2

terinfeksi dan sisanya yaitu sekitar 80 % tidak tahu dirinya membawa virus di dalam tubuh. Melihat kenyataan bahwa kesadaran masyarakat masih rendah, upaya pengenalan terhadap penyakit hepatitis B perlu lebih digalakkan lagi. Diperlukan suatu sarana penyuluhan yang bersifat menarik dan dapat mengedukasi semua umur dari berbagai kalangan. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk menawarkan konsep penyuluhan hepatitis B melalui tontonan yang menarik yaitu atraksi pewayangan. Mendengar kata wayang memang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat daerah Jawa dan Bali. Wayang adalah suatu karya seni yang bercitarasa tinggi. Kesenian wayang dapat disebut sebagai simbol sebuah jembatan yang menghubungkan budaya-budaya terlihat dalam penuangan unsur-unsur konsep yang ada pada cerita dan tokoh-tokoh wayang itu sendiri seperti misalnya unsur filosofis, unsur estetis dan unsur krateristiknya. Menurut R.T. Josowidagdo, wayang berarti ayang-ayang atau bayangan karena yang kita lihat adalah bayangannya pada kelir yaitu kain putih yang dibentang sebagai pentas pergelaran wayang. Jenis wayang ada bermacam-macam, diantaranya wayang purwa, wayang madya, wayang gedog, wayang golek, wayang orang dan lain-lain. Wayang merupakan kesenian asli Indonesia yang memang sudah ada sejak jaman kerajaan dahulu. Tentu saja wayang memiliki nilai-nilai luhur yang datang dari sumber-sumber Indonesia sendiri. Dari sistem kepercayaan asli Indonesia, wayang menyerap ajaran dan nilai-nilai tentang : 1. Penghormatan kepada alam, kemudian berkembang menjadi penghormatan kepada Tuhan. 2. Penghormatan kepada Tuhan menghasilkan penghormatan kepada leluhur dan nenek moyang. 3. Penghormatan kepada pemimpin menghasilkan penghormatan kepada sifatsifat kepemimpinan/sifat-sifat atau sikap-sikap kepemimpinan yang baik, 3

seperti jiwa kepahlawanan, pengorbanan kepada manusia lain, sifat gotong royong dan sebagainya. Selain fungsi hiburan yang sering kita lihat saat ini, wayang juga berperan sebagai media informasi dan media pendidikan. Wayang sebagai media pendidikan karena ditinjau dari isi cerita yang dipentaskan seringkali mengajarkan tentang nilai baik buruk dalam kehidupan manusia. Baik manusia sebagai individu atau manusia sebagai anggota masyarakat. Wayang sebagai suatu media informasi karena dapat memberikan pehaman pada suatu nilai tradisi. Selain itu dapat dipakai pula sebagai alat pendekatan bagi masyarakat untuk memahami suatu masalah dan seluk beluknya. Jika meninjau tentang fungsi wayang sebagai media hiburan, tentu saja hal ini sudah lumrah di masyarakat. Wayang sering dipakai sebagai pertunjukan di berbagai macam acara yang esensinya untuk menghibur masyarakat. Melihat fungsi wayang sebagai media hiburan, media pendidikan sekaligus media informasi, maka sekiranya wayang dapat menjadi suatu media dalam penyampaian informasi tentang penyakit hepatitis B di masyarakat. Bentuk penyampaian informasi tersebut seperti penyuluhan, hanya saja dikemas lebih menarik dan atraktif. Wayang masa kini tidak melulu berbentuk tokoh-tokoh cerita masa lalu, namun sudah dikemas sesuai dengan zaman modern saat ini. Seperti wayang yang berbentuk anak-anak sekolahan dan sebagainya yang tergantung dari cerita yang dipentaskan. Wayang yang digunakan untuk media informasi tentang hepatitis B ini akan sangat baik jika disesuaikan dengan kehidupan masyarakat masa kini sehingga akan lebih mudah dimengerti. Bahasa yang digunakan juga harus bahasa sehari-hari yang mudah dipahami. Sasarannya adalah semua umur dan bukan hanya dari kalangan pedesaan namun juga perkotaan. Dalam penyampaian informasi ini tentunya dibutuhkan pemahaman para dalang tentang hepatitis B. Maka dari itu, dalam hal ini diperlukan keterlibatan para praktisi kesehatan. Merekalah yang sebelumnya akan mengedukasi si dalam tentang penyakit hepatitis B ini. Mengingat dalang tidak berlatar belakang pendidikan kesehatan, materi yang disampaikan hanya bersifat 4

superfisial. Hal-hal yang diberikan seperti faktor resiko, pencegahan dan gejalagejala awal. Selanjutnya bagaimana cerita yang dipentaskan akan diatur oleh sang dalang. Jalan cerita disesuaikan dengan kreativitas dalang. Tentunya tujuan utamanya adalah agar pesan tersampaikan dengan baik kepada masyarakat. Metode penyampaian informasi tentang penyakit hepatitis B melalui wayang diharapkan dapat diterapkan di seluruh daerah di Indonesia. Dengan tampilan wayang yang menarik dan atraktif ini hendaknya mampu menarik minat masyarakat banyak. Tidak hanya mementingkan kuantitas, yang lebih penting adalah kualitas dimana diharapkan masyarakat mengerti dan bisa aware terhadap bahaya hepatitis B. Esensi dari metode ini adalah sebagai upaya preventif terhadap penyebaran penyakit hepatitis B. Seperti kalimat yang sudah sering kita dengar bahwa mencegah memang lebih baik daripada mengobati. 5