Tugas Evaluasi Pembelajaran

dokumen-dokumen yang mirip
TAKSONOMI BLOOM-REVISI. Ana Ratna Wulan/ FPMIPA UPI

Taksonomi Tujuan Pendidikan Menurut Bloom

Taksonomi Bloom (Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor) serta Identifikasi Permasalahan Pendidikan di Indonesia

Penilaian Proses dan Hasil Belajar

Taksonomi Tujuan Pendidikan Menurut Bloom

TAKSONOMI TUJUAN INSTRUKSIONAL

Pengembangan Media Pembelajaran

TAXONOMY OF EDUCATIONAL

TAKSONOMI PEMBELAJARAN

BAB II STUDI LITERATUR. A. Kemampuan Matematis dan Revisi Taksonomi Bloom. Kemampuan matematis adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki

Tugas Evaluasi Pendidikan RANAH PENGETAHUAN MENURUT BLOOM

ACUAN PENGEMBANGAN INDIKATOR PENCAPAIAN DALAM SILABUS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat dimasukkan

A. Ranah Kognitif TAKSONOMI BLOOM

2016 PERBAND INGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK D I SMKN 1 SUMED ANG

PERUMUSAN URAIAN TUGAS BERDASARKAN LAYANAN PEMERINTAHAN

PENGERTIAN TUJUAN PEMBELAJARAN

PERENCANAAN PEMBELAJARAN DALAM KERANGKA PENYELENGGARAAN PELATIHAN. Deni Hardianto

TAKSONOMI DAN PENILAIAN PEMBELAJARAN. oleh Dr. B. Widharyanto, M.Pd

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II MODEL PEMBELAJARAN NOVICK DAN HASIL BELAJAR

BAB II. POE adalah singkatan dari Predict-Observe-Explain. POE ini sering juga

EVALUASI PEMBELAJARAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Perencanaan : Pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan

BAB II LANDASAN TEORI

3/30/2010 Rustaman file 1

II. KAJIAN TEORI. Perkembangan sebuah pendekatan yang sekarang dikenal sebagai Pendekatan

Pengembangan Rencana Pembelajaran Semester (RPS)

BAB II MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI KONSEP KONSEP GEOGRAFI

II. KERANGKA TEORETIS. Harlen & Russel dalam Fitria (2007: 17) mengatakan bahwa kemampuan

MANFA NFA TUJUAN PEMBELAJARAN

RANAH-RANAH TAKSONOMI BLOOM RANAH KOGNITIF-PENGETAHUAN (KNOWLEDGE) Kategori Kemampuan Internal Kata-kata Kerja Operasional Jenis Perilaku

RANAH RANAH. Misalnya : istilah fakta aturan urutan metode

ASPEK-ASPEK PENILAIAN (RANAH KOGNITIF, AFEKTIF, & PSIKOMOTOR) ASSESMEN PEMBELAJARAN FISIKA JURDIK FISIKA FPMIPA UPI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut arti leksikal Hasil adalah sesuatu yang diadakan. 10 Sedangkan belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kress et al dalam Abdurrahman, R. Apriliyawati, & Payudi (2008: 373)

BAB II LANDASAN TEORI. Belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang

II. TINJAUAN PUSTAKA. peningkatan lingkungan belajar bagi siswa. Agar proses belajar. media pembelajaran, khususnya penggunaan komputer.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Kegiatan Belajar 2. Penilaian Otentik (Authentic Assessment)

PERKULIAHAN 3: EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA ALAT EVALUASI

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Kurikulum Berbasis TIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Taksonomi Tujuan Pembelajaran

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

Taksonomi Perilaku. 1.mengidentifikasikan. C1 Pengetahuan Mengatahui... Misalnya: istilah, kata benda, kata kerja

PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Sukanti. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang sering

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. dan Ely (dalam Arsyad, 2000: 3) mengatakan bahwa media apabila dipahami

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Oleh Sukanti 1.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah. (2010:22)hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

TAKSONOMI BLOOM. Apa dan Bagaimana Menggunakannya? Oleh : Retno Utari Widyaiswara Madya, Pusdiklat KNPK.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. sadar oleh seseorang yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. pikiran adalah dengan mengalokasikan waktu untuk meninjau kembali apa

BAB II KAJIAN TEORI. mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar. Proses adalah kegiatan yang

PENDAHULUAN. Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pendahuluan Pendalaman Materi Fisika SMP

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK PADA MATERI :. KELAS 10/11/12 MA SEMESTER GANJIL/GENAP

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Berdasarkan hal tersebut, negara-negara di dunia berkompetisi dalam

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. interaksi antara seseorang dengan lingkungan. Menurut Sugandi, (2004:10), dirinya dengan lingkungan dan pengalaman.

T E K N I K B E R T A N Y A

II. TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses pembelajaran selama ini. Prosedur-prosedur Penilaian konvensional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. siswa

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran karena dalam model pembelajaran terdapat langkah-langkah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhannya

BAB II KAJIAN PUTAKA

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pengertian Hasil Belajar Pada Sifat-Sifat cahaya

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing. arah (ceramah reflektif) dan sistem dua arah (penemuan terbimbing).

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS SK KD dan RPP

Anterior Jurnal, Volume 13 Nomor 1, Desember 2013, Hal dari rencana pendidikan. Namun perlu dicatat

II. LANDASAN TEORI. Pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) yaitu suatu metode. bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. adanya mekanisme suatu sistem. Kata lainnya yang mendekati pengertian tentang

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan berpikir matematika tingkat tinggi

BBM VIII EVALUASI PEMBELAJARAN IPA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle (LC) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adi Satrisman, 2013

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Inggris science technology society (STS), yaitu, suatu usaha untuk

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran, dan hasil belajar yang dicapai siswa sangat dipengaruhi oleh

Penanaman Nilai-nilai Keagamaan pada Siswa. Oleh: Siti Bahiroh

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung menggunakan eksperimen. Belajar harus bersifat menyelidiki

WAWASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Irpan Maulana, 2015

Transkripsi:

Tugas Evaluasi Pembelajaran Nama : Yuyun Zulhiyati NIM : 06101011031 Pend. Fisika Taksonomi Tujuan Pendidikan menurut Bloom ( belum revisi) Klsifikasi kemampuan hasil belajar (Benyamin Bloom) : Ranah Kognitif (menurut taksonomi Bloom) : pengetahuan (C1), pemahaman(c2), aplikasi (C3), analisis(c4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6). Pada tingkat pengetahuan: peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan hapalan saja. (Soal pengetahuan : soal yang menuntut jawaban yang berdasarkan hafalan) Pada tingkat pemahaman: peserta didik dituntut untuk menyatakan masalah dengan kata-katanya sendiri, memberi contoh suatu prinsip atau konsep. (Soal pemahaman : soal yang menuntut pembuatan pernyataan masalah dengan kata-kata penjawab sendiri, pemberian contoh prinsip atau contoh konsep) Pada tingkat aplikasi: peserta didik dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam suatu situasi yang baru. (Soal aplikasi : soal yang menuntut penerapan prinsip dan konsep dalam situasi yang belum pernah diberikan) Pada tingkat analisis: peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat, dan menemukan hubungan sebab dan akibat. (Soal analisis : soal yang

menuntut uraian informatif, penemuan asumsi pembedaan antara fakta dan pendapat, dan penemuan sebab akibat) Pada tingkat sintesis: peserta didik dituntut menghasilkan suatu cerita, komposisi, hipotesis, atau teorinya sendiri, dan mengsintesiskan pengetahuan. (Soal sintesis : soal yang menuntut pembuatan cerita, karangan, hipotesis dengan memadukan berbagai pengetahuan atau ilmu) Pada tingkat evaluasi : mengevaluasi informasi, seperti bukti sejarah, editorial, teori-teori, dan termasuk di dalamnya melakukan judgement terhadap hasil analisis untuk membuat kebijaka. (soal evaluasi : soal yang menuntut pembuatn keputusan dan kebijakan, dan penentuan nilai informasi) Daftar contoh kata kerja operasional yang dapat dipakai untuk ranah Kognitif Pengetahuan Pemahaman Penerapan Analisis Sintesis Penilaian Mengutip Menyebutkan Menjelaskan Menggambar Membilang Mengidentifikasi Mendaftar Menunjukkan Memberi label Memberi indeks Memasangkan Menamai Manandai Membaca Menyadari Menghafal Meniru Mencatat Mengulang Mereproduksi Meninjau Memilih Menyatakan Mempelajari Mentabulasi Memberi kode Menelusuri Menulis Memperkirakan Menjelaskan Mengkategorikan Mencirikan Merinci Mengasosiasikan Membandingkan Menghitung Mengkontraskan Mengubah Mempertahankan Menguraikan Menjalin Membedakan Mendiskusikan Menggali Mencontohkan Menerangkan Mengemukakan Mempolakan Memperluas Menyimpulkan Meramalkan Merangkum Menjabarkan Menugaskan Mengurutkan Menentukan Menerapkan Menyesuaikan Mengkalkulasi Memodifikasi Mengklasifiksi Menghitung Membangun Mengurutkan Membiasakan Mencegah Menggambarkan Menggunakan Menilai Melatih Menggali Mengemukakan Mengadaptasi Menyelidiki Mengoperasikan Mempersoalkan Mengkonsepkan Melaksanakan Meramalkan Memproduksi Memproses Mengaitkan Menyusun Mensimulasikan Memecahkan Melakukan Mentabulasi Menganalisis Mengaudit Memecahkan Menegaskan Mendeteksi Mendiagnosis Menyeleksi Memerinci Menominasikan Mendiagramkan Mengkorelasikan Merasionalkan Menguji Mencerahkan Menjelajah Membagankan Menyimpulkan Menemukan Menelaah Memaksimalkan Memerintahkan Mengedit Mengaitkan Memilih Mengukur Melatih Mentransfer Mengabstraksi Mengatur Menganimasi Mengumpulkan Mengkategorikan Mengkode Mengkombinasikan Menyusun Mengarang Membangun Menanggulangi Menghubungkan Menciptakan Mengkreasikan Mengoreksi Merancang Merencanakan Mendikte Meningkatkan Memperjelas Memfasilitasi Membentuk Merumuskan Menggeneralisasi Menggabungkan Memadukan Membatas Mereparasi Menampilkan Menyiapkan Memproduksi Merangkum Merekonstruksi Membandingkan Menyimpulkan Menilai Mengarahkan Mengkritik Menimbang Memutuskan Memisahkan Memprediksi Memperjelas Menugaskan Menafsirkan Mempertahankan Memerinci Mengukur Merangkum Membuktikan Memvalidasi Mengetes Mendukung Memilih Memproyeksikan

Contoh kata kerja operasional yang dapat dipakai untuk ranah afektif Menerima Menanggapi Menilai Mengelola Menghayati Memilih Menjawab Mengasumsikan Menganut Mengubah perilaku Mempertanyakan Membantu Meyakini Mengubah Berakhlak mulia Mengikuti Mengajukan Melengkapi Menata Mempengaruhi Memberi Mengompromi Meyakinkan Mengklasifikasikan Mendengarkan Menganut Menyenangi Memperjelas Mengombinasi Mengkualifikasi Mematuhi Menyambut Memprakarsai Mempertahankan Melayani Meminati Mendukung Mengimani Membangun Menunjukkan Menyetujui Mengundang Membentuk pendapat Membuktikan Menampilkan Menggabungkan Memadukan Memecahkan Melaporkan Memperjelas Mengelola Memilih Mengusulkan Menegosiasikan Mengatakan Menekankan Merembuk Memilah Menyumbang Menolak Contoh kata kerja operasional yang dapat dipakai untuk ranah psikomotor Menirukan Memanipulasi Pengalamiahan Artikulasi Mengaktifkan Mengoreksi Mengalihkan Mengalihkan Menyesuaikan Mendemonstrasikan Mengantikan Mempertajam Menggabungkan Merancang Memutar Membentuk Melamar Memilah Mengirim Memadankan Mengatur Melatih Memindahkan Menggunakan Mengumpulkn Memperbaiki Mendorong Memulai Menimbang Mengidentifikasikan Menarik Menyetir Memperkecil Mengisi Memproduksi Menjeniskan Membangun Menempatkan Mencampur Menempel Mengubah Membuat Mengoperasikan Mensketsa Membersihkan Memanipulasi Mengemas Melonggarkan Memposisikan Mereparasi Membungkus Menimbang Mengonstruksi Mencampur

Taksonomi Tujuan Pendidikan Menurut Bloom Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Untuk mengevaluasi hasil belajar siswa yang diharapkan, diperlukan tujuan yang bersifat operasional yaitu tujuan berupa tingkah laku yang dapat dikerjakan dan diukur. Tujuan berkaitan dengan sifat secara operasional dan tujuan pembelajaran khusus (Subiyanto, 1986: 46). Benyamin Bloom mengklasifikasikan kemampuan hasil belajar ke dalam tiga kategori, yaitu: a. Ranah kognitif, meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan intelektual. b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri atas aspek penerimaan, tanggapan, penilaian, pengelolaan, dan penghayatan (karakterisasi). c. Ranah psikomotorik, mencakup kemampuan yang berupa keterampilan fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks, serta ekspresif dan interperatif. Taksonomi tujuan pembelajaran dalam kawasan kognitif menurut Bloom terdiri atas enam tingkatan yaitu (1) Pengetahuan, (2) Pemahaman, (3) Penerapan, (4) Analisis, (5) Sintesis, dan (6) Evaluasi. Keenam jenis taksonomi tersebut diuraikan satu per satu berikut ini. 1. Pengetahuan Pengetahuan adalah kemampuan yang paling rendah tetapi paling dasar dalam kawasan kognitif. Kemampuan untuk mengetahui adalah kemampuan untuk mengenal atau mengingat kembali sesuatu objek, ide, prosedur, prinsip atau teori yang pernah ditemukan dalam pengalaman tanpa memanipulasikannya dalam bentuk atau simbol lain. Kemampuan mengetahui sedikit lebih rendah dibawah kemampuan memahami, karena itu orang yang mengetahui belum tentu memahami atau mengerti apa yang diketahuinya. 2. Pemahaman

Pemahaman adalah kemampuan untuk memahami segala pengetahuan yang diajarkan seperti kemampuan mengungkapkan dengan struktur kalimat lain, membandingkan, menafsirkan, dan sebagainya. Kemampuan memahami dapat juga disebut dengan istilah mengerti. Kemampuan-kemampuan yang tergolong dalam taksonomi ini, mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi ialah: a) Translasi, yaitu kemampuan untuk mengubah simbol tertentu menjadi simbol lain tanpa perubahan makna. b) Interpretasi, yaitu kemampuan untuk menjelaskan makna yang terdapat di dalam simbol, baik simbol verbal maupun nonverbal. c) Ekstrapolasi, yaitu kemampuan untuk melihat kecenderungan atau arah atau kelanjutan dari suatu temuan. 3. penerapan Penerapan ialah kemampauan untuk menggunakan konsep, prinsip, prosedur atau teori tertentu pada situasi tertenti. Seseorang menguasai kemampuan ini jika ia dapat memberi contoh, menggunakan, mengklasifikasikan, memanfaatkan, menyelesaikaan dan mengidentifikasi mana yan sama. 4. Analisis Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehinggga jelas susunannya. Secara rinci Bloom mengemukakan tiga jenis kemampuan analisis, yaitu: (1) Menganalisis unsur, (2) Menganalisis hubungan, dan (3) Menganalisis prinsip-prinsip organisasi. 5. Sintesis Jenjang sintesis merupakan kemampuan untuk mengintegrasikan bagian- bagian yang terpisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu, atau menggabungkan bagian-bagian sehingga terjelma pola yang berkaitan secara logis, atau mengambil kesimpulan dari peristiwa-peristiwa

yang ada hubungannya satu dengan yang lainnya. 6. Evaluasi Evaluasi merupakan kemampuan tertinggi, yaitu bila seseorang dapat melakukan penilaian terhadap suatu situasi, nilai-nilai, atau ide-ide. Evaluasi ialah kemampuan untuk mengambil keputusan, menyatakan pendapat atau memberi penilaian berdasarkan kriteria-kriteria tertentu baik kualitatif maupun kuantitatif. Taksonomi tujuan pengajaran pada kawasan afektif dikategorikan dalam lima jenis kategori yang menurut W. Gulo (2002: 66) yaitu: (1) Penerimaan, (2) Tanggapan, (3) Penilaian, (4) Pengelolaan, dan (5) Penghayatan (karakterisasi). 1. Penerimaan, meliputi penerimaan secara pasif terhadap suatu masalah, situasi, gejala, nilai, dan keyakinan. Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek penerimaan adalah memilih, mengikuti, meminati, memberi, dan sebagainya. 2. Tanggapan, berkenaan dengan jawaban dan kesenangan menanggapi atau merealisasikan sesuatu yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat. Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek tanggapan adalah mengajukan, melaporkan, menampilkan, mendukung, dan sebagainya. 3. Penilaian, berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tertentu. Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek penilaian adalah menyakini, mengusulkan, menekankan, menyakinkan, dan sebagainya. 4. Pengelolaan, meliputi konseptualisasi nilai-nilai menjadi suatu sistem nilai. Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek pengelolaan adalah mempertahankan, mengubah, memadukan, membentuk pendapat, dan sebagainya. 5. Penghayatan (karakterisasi), keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang

yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek penghayatan adalah mendengarkan, memecahkan, mempengaruhi, dan sebagainya. Selain ranah kognitif dan ranah afektif, ranah psikomotorik termasuk ke dalam taksonomi tujuan pembelajaran menurut Bloom, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Taksonomi pembelajaran terhadap ranah psikomotorik secara garis besar dibedakan kedalam 4 tahap, yaitu: 1. Meniru merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan contoh yang diamatinya walaupun belum mengerti makna atau hakikat dari keterampilan itu. Contoh kata kerja oprasional yang biasa dignakan untuk mengukur aspek ini adalah mengkonstruksi, menggabungkan, mengatur, menyesuaikan, dan sebagainya. 2. Memanipulasi meruapakan kemampuan dalam melakukan suatu tidakan seperti yang diajarakan, dalam arti mapu memilih yang diperlukan. Kata kerja yang sering digunakan dalam mengukur aspek ini adalah menempatkan, membuat, memanipulasi, merancang, dan sebagainya. 3. Pengalamiahan merupakan suatu penampilan tindakan dimana hal-hal yang diajarkan (sebagai contoh) telah menjadi suatu kebiasaan dan gerakan-gerakan yan ditampilkan lebih meyakinkan. Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek ini diantaranya adalah memutar, memindahkan, menarik, mendorong, dan sebagainya. 4. Artikulasi merupakan suatu tahap dimana seseorang dapat melakukan suatu keterampilan yang lebih komplek terutama yang berhubungan dengan gerakan interpretatif. Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek ini adalah menggunakan, mensketsa, menimbang, menjeniskan, dan sebagainya. 1. Ranah Kognitif Ranah kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan intelektual (knowledge). Sebagian besar tujuan instruksional berada dalam ranah kognitif. Kemudian Bloom membagi ranah kognitif kedalam enam jenjang kemampuan secara hierarkis, yaitu:

Recall of Data (Hafalan/C1) Merupakan kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, prosedur atau istilah yang telah dipelajari tanpa harus memahami atau dapat menggunakannya. Tingkatan ini merupakan tingkatan yang paling rendah namun menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya. Kemampuan yang dimilki hnaya kemampauan menangkap informasi kemudian menyatakan kembali informasi tersebut tanpa harus memahaminya. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu menyebutkan, mendefinisikan dan menggambarkan. Comprehension (Pemahaman/C2) Merupakan salah satu jenjang kemampuan dalam proses berpikir dimana siswa dituntut untuk memahami yang berarti mengetahui tentang sesuatu hal dan dapat melihatnya dari beberapa segi. Pada tingkatan ini, selain hapal siswa juga harus memahami makna yang terkandung misalnya dapat menjelaskan suatu gejala, dapatmenginterpretasikan grafik, bagan atau diagram serta dapat menjelaskan konsep atau prinsip dengan kata-kata sendiri. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu menyajikan, menginterpretasikan, menjelaskan. Application (Penerapan/C3) Merupakan kemampuan berpikir lebih tinggi daripada pemahaman. Jenjang penerapan merupakan kemampuan menggunakan prinsip, teori, hukum, aturan, maupun metode yang dipelajari pada situasi baru atau pada situasi kongkrit. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu mengaplikasikan, menghitung, menunjukkan. Analysis (Analisis/C4) Merupakan kemampuan untuk menganalisa atau merinci suatu situasi, atau pengetahuan menurut komponen yang lebih kecil atau lebih terurai dan memahami hubungan diantara bagian yang satu dengan yang lain. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu menganalisa, membandingkan, mengklasifikasikan.

Synthesis (Sintesis/C5) Merupakan kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu, atau menggabungkan bagian-bagian (unsur-unsur) sehingga terjelma pola yang berkaitan secara logis, atau mengambil kesimpulan dari peristiwa-peristiwa yang ada hubungannya satu dengan yang lainnya. Kemampuan ini misalnya dalam merencanakan eksperimen, menyusun karangan, menggabungkan objek-objek yang memiliki sifat sama ke dalam satu klasifikasi. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu menghasilkan, merumuskan, mengorganisasikan. Evaluation (Evaluasi/C6) Merupakan kemampuan untuk membuat pertimbangan (penilaian) terhadap suatu situasi, nilainilai atau ide-ide. Kemampuan ini merupakan kemampuan tertinggi dari kemampuan lainnya, yaitu bila seseorang dapat melakukan penilaian terhadap situasi, nilai-nilai atau ide-ide. Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, materi dan kriteria tertentu. Untuk dapat membuat suatu penilaian, seseorang harus memahami, dapat menerapkan, menganalisis dan mensintesis terlebih dahulu. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu menilai, menafsirkan, menaksir, memutuskan. 2. Ranah Afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap (attitude), apresiasi (appreciation), dan motivasi (motivation) siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Kartwohl & Bloom (Dimyati & Mudjiono, 1994; Syambasri Munaf, 2001) membagi ranah afektif menjadi lima aspek, yaitu: Receiving (Penerimaan) Merupakan tingkat afektif yang terendah, meliputi penerimaan secara pasif terhadap suatu masalah, situasi, gejala, nilai dan keyakinan. Misalnya mendengarkan dengan seksama penjelasan guru energi dan panas.

Responding (Jawaban) Merupakan bagian afektif yang meliputi keinginan dan kesenangan menanggapi atau merealisasikan sesuatu sesuai dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat. Misalnya menyerahkan laporan praktikum/tugas tepat waktu. Valuing (Penilaian) Mengacu pada nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tertentu. Reaksi-reaksi yang dapat muncul seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan. Misalnya menunjukkan rasa tanggung jawab terhadap alat-alat laboratorium yang dipakai waktu praktikum dan bersikap jujur dalam kegiatan pembelajaran. Organization (Organisasi) Meliputi konseptualisasi nilai-nilai menjadi satu sistem nilai. Sikap-sikap yang membuat lebih konsisten dapat menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu sistem nilai internal. Sikap yang ditunjukkan misalnya mampu menimbang akibat positif dan negatifnya tentang kemajuan sains terhadap kehidupan umat manusia. Characterization (Karakteristik) Merupakan keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Misalnya bersedia mengubah pendapat jika ditunjukkan bukti-bukti yang tidak mendukung pendapatnya. 3. Ranah Psikomotor Ranah psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan manual fisik (skills) dan kemampuan bertindak individu. Harrow (Syambasri Munaf, 2001) mengembangkan ranah psikomotor

dengan enam jenjang, yaitu: Gerakan refleks, gerakan yang tidak disadari. Keterampilan gerakan-gerakan dasar, yaitu gerakan yang menuntut kepada keterampilan yang sifatnya kompleks. Kemampuan perseptual, termasuk membedakan visual, auditif, motoris. Kemampuan dalam bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan. Gerakan-gerakan skill,mulai dari keterampilan sederhana sampai kompleks. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi, seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

TAKSONOMI BLOOM REVISI Revisi Taksonomi Bloom (Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R.: 2001) Taksonomi C1 C2 C3 C4 C5 C6 Bloom lama (Pengetahuan) (Pemahaman) (Aplikasi) (Analisis) (Sintesis) (Evaluasi) Taksonomi C1 C2 C3 C4 C5 C6 revisi (Mengingat) (Memahami) (Mengaplikasikan) (Menganalisis) (Mengevaluasi) (Mencipta) Dimensi Pengetahuan 1. Pengetahuan Faktual a. Pengetahuan ttg terminologi b. Pengetahuan ttg bagian detail dan unsurunsur 2. Pengetahuan Konseptual a. Pengetahuan ttg klasifikasin dan kategori b. Pengetahuan ttg prinsip dan generalisasi c. Pengetahuan ttg teori, model & struktur 3. Pengetahuan Prosedural a. Pengetahuan ttg keterampilan khusus yg berhubungan dng suatu bidang tertentu dan pengetahuan algoritma b. Pengetahuan ttg teknik dan metode c. Pengetahuan ttg kriteria penggunaan suatu prosedur 4. Pengetahuan Metakognitif Dimensi Pengetahuan a. Pengetahuan strategik b. Pengetahuan ttg operasi kognitif c. Pengetahuan ttg diri sendiri Dimensi Proses Kognitif C.1. Mengingat (Remember) 1.1. Mengenali (recognizing) 1.2. Mengingat (recalling) C.2. Memahami (Understand) 1.3. Menafsirkan (interpreting) 1.4. Memberi contoh (exampliying) 1.5. Meringkas (summarizing) 1.6. Menarik inferensi (inferring) 1.7. Membandingkan (compairing) 1.8. Menjelaskan (explaining) C.3. Mengaplikasikan (Apply) 1.9. Menjalankan (executing) 1.10. Mengimplementasikan (implementing) C.4. Menganalisis (Analyze) 1.11. Menguraikan (diffrentiating) 1.12. Mengorganisir (organizing) 1.13. Menemukan makna tersirat (attributing) C.5. Evaluasi (Evaluate) 1.14. Memeriksa (checking) 1.15. Mengritik (Critiquing) C.6. Membuat Create) 1.16. Merumuskan (generating) 1.17. Merencanakan (planning) 1.18. (Memproduksi (producing)

1. Pengetahuan faktual (factual knowledge) a. Pengetahuan terminologi (knowledge of terminilogy) b. Penegtahuan detail dan unsur-unsur (kejadian, subyek, waktu, detail tertentu) 2. Pengetahuan konseptual (conceptual knowledge) a. Pengetahuan klasifikasi dan kategori (knowledge of classification and categories). b. Pengetahuan prinsip dan generalisasi (knowledge of principles and generalization) c. Pengetahuan teori, model, dan struktur (knowledge of theories, models, and structures) 3. Pengetahuan prosedural (prosedural knowledge) a. Pengetahuan tentang keterampilan bidang tertentu dan algoritma (knowledge of subject spesific techniques and methods) b. Pengetahuan kriteria penggunaan prosedur secra tepat (knowledge of criteria for determining when to use approciate procedures) 4. Pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge) a. Pengetahuan strategi (strategic knowledge) b. Pengetahuan tugas kognitif, termasuk pengetahuan konteks dan kondisi (knowledge about cognitive task, including contextual and conditional knowledge) c. Pengetahuan tentang diri sendiri (self-knowledge) MATRIKS Tujuan Pembelajaran Dimensi Proses Kognitif C-1 C-2 C-3 C-4 C-5 C-6 Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Mengevaluasi Mencipta A C-1 C-2 C-3 C-4 C-5 C-6 Pengetahuan Faktual Faktual Faktual Faktual Faktual Faktual faktual B C-1 C-2 C-3 C-4 C-5 C-6 Pengetahuan Konseptual Konseptual Konseptual Konseptual Konseptual Konseptual Konseptual C C-1 C-2 C-3 C-4 C-5 C-6 Pengetahuan Prosedural Prosedural Prosedural Prosedural Prosedural Prosedural Prosedural D C-1 C-2 C-3 C-4 C-5 C-6 Pengetahuan Daftar contoh kata kerja operasional yang dapat dipakai untuk ranah Kognitif Metakognitif Metakognoitif Metakognoitif Metakognoitif Metakognoitif Metakognoitif Metakognoitif

mengetahui memahami mengaplikasikan menganalisis mengevaluasi Membuat/create Mengutip Menyebutkan Menjelaskan Menggambar Membilang Mengidentifikasi Mendaftar Menunjukkan Memberi label Memberi indeks Memasangkan Menamai Manandai Membaca Menyadari Menghafal Meniru Mencatat Mengulang Mereproduksi Meninjau Memilih Menyatakan Mempelajari Mentabulasi Memberi kode Menelusuri menulis Memperkirakan Menjelaskan Mengkategorikan Mencirikan Merinci Mengasosiasikan Membandingkan Menghitung Mengkontraskan Mengubah Mempertahankan Menguraikan Menjalin Membedakan Mendiskusikan Menggali Mencontohkan Menerangkan Mengemukakan Mempolakan Memperluas Menyimpulkan Meramalkan Merangkum Menjabarkan Menugaskan Mengurutkan Menentukan Menerapkan Menyesuaikan Mengkalkulasi Memodifikasi Mengklasifiksi Menghitung Membangun Mengurutkan Membiasakan Mencegah Menggambarkan Menggunakan Menilai Melatih Menggali Mengemukakan Mengadaptasi Menyelidiki Mengoperasikan Mempersoalkan Mengkonsepkan Melaksanakan Meramalkan Memproduksi Memproses Mengaitkan Menyusun Mensimulasikan Memecahkan Melakukan Mentabulasi Menganalisis Mengaudit Memecahkan Menegaskan Mendeteksi Mendiagnosis Menyeleksi Memerinci Menominasikan Mendiagramkan Mengkorelasikan Merasionalkan Menguji Mencerahkan Menjelajah Membagankan Menyimpulkan Menemukan Menelaah Memaksimalkan Memerintahkan Mengedit Mengaitkan Memilih Mengukur Melatih Mentransfer Membandingkan Menyimpulkan Menilai Mengarahkan Mengkritik Menimbang Memutuskan Memisahkan Memprediksi Memperjelas Menugaskan Menafsirkan Mempertahankan Memerinci Mengukur Merangkum Membuktikan Memvalidasi Mengetes Mendukung Memilih Memproyeksika Mengabstraksi Mengatur Menganimasi Mengumpulkan Mengkategorikan Mengkode Mengkombinasikan Menyusun Mengarang Membangun Menanggulangi Menghubungkan Menciptakan Mengkreasikan Mengoreksi Merancang Merencanakan Mendikte Meningkatkan Memperjelas Memfasilitasi Membentuk Merumuskan Menggeneralisasi Menggabungkan Memadukan Membatas Mereparasi Menampilkan Menyiapkan Memproduksi Merangkum Merekonstruksi Membuat

DIMENSI BELAJAR Menurut Marzano Berbicara tentang pembelajaran berbasis kompetensi dan kecakapan hidup, tidak terlepas dari dimensi belajar. Dimensi belajar merupakan suatu paradigma yang dapat dipakai oleh para pengajar, perancang kurikulum, dan perancang pembelajaran sebagai landasasan ilmiah dalam melakukan reformasi pendidikan, kurikulum, pembelajaran, dan penilaian hasil belajar. Menurut Marzano et al (1993), dimensi belajar terdiri dari lima tingkatan, (1) sikap dan persepsi yang positif terhadap belajar, (2) perolehan dan pengintegrasian pengetahuan baru, (3) perluasan dan penyempurnaan pengetahuan, (4) penggunaan pengetahuan secara bermakna, dan (5) pembiasakan berpikir efektif dan produktif. Strategi untuk mengembangkan sikap dan persepsi yang positif terhadap belajar adalah dengan memberikan motivasi melalui model Keller (dalam Dick & Carey, 1990), yaitu: Attention Relevance Confidence Satisfaction (ARCS). Attention dapat dibangkitkan dengan informasi atau pertanyaan-pertanyaan yang menantang, Relevance dapat dibangkitkan dengan menyajikan standar kompetensi dan standar kinerja yang relevan dengan kebutuhan hidup siswa, Confidence dapat dibangkitkan melalui informasi bahwa semua siswa akan mencapai harapan berhasil, Satisfaction dapat dimunculkan melalui konsep merayakan keberhasilan. Strategi untuk mengembangkan perolehan dan pengeintegrasian pengetahuan baru terhadap pengetahuan awal siswa adalah dengan strategi konflik kognitif melalui demonstrasi, analogi, contoh-contoh tandingan, dan konfrontasi (Santyasa, 2002). Strategistrategi tersebut berfungsi sebagai pengaktif pengetahuan awal siswa. Pengetahuan awal menduduki posisi sangat strategis dan sebagai springboard untuk mencapai pemahaman mendalam terhadap pengetahuan yang baru dan meningkatkan hasil belajar. Strategi untuk memperluas dan menyempurnakan pengetahuan yang telah diperoleh adalah dengan penugasan yang memberi peluang pelibatan aktivitas mental seperti membandingkan, mengklasifikasi, membuat induksi, membuat deduksi, menganalisis kesalahan, mengidentifikasi hal-hal yang dapat mendukung pemecahan masalah, menganalisis perspektif, dan mengabstraksi. Strategi untuk mengembangkan dimensi penggunaan pengatahuan secara bermakna adalah dengan menyajikan tugas-tugas atau masalah-masalah yang berkaitan dengan dunia nyata. Tugas-tugas atau masalah-masalah tersebut akan memberikan peluang kepada siswa untuk beraktivitas pengambilan keputusan, penyelidikan, eksperimen, pemecahan masalah, dan penemuan. Strategi untuk mengembangkan pembiasaan berpikir efektif dan produktif adalah dengan penugasan yang menantang siswa untuk beraktivitas selalu mencari kejelasan, open

minded, kritis terhadap pikiran sendiri, mengevaluasi tindakan sendiri, meningkatkan batas kompetensi. Dari lima dimensi belajar tersebut, dimensi pertama dan kelima adalah dua dimensi yang terkait dan bersama-sama mempengaruhi proses belajar yang tertuang dalam dimensi 2, 3, dan 4. Kelima dimensi belajar tersebut saling berinteraksi dalam menentukan keefektifan belajar.