DETEKSI FRAGMEN DNA RENDAH PENGKODE GEN SITOKROM B (cyt b) BABI PADA SAMPEL MIE INSTAN MENGGUNAKAN METODE POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)

dokumen-dokumen yang mirip
VISUALISASI HASIL PCR DENGAN METODE PCR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PADA SAMPEL BAKTERI Pseudomonas fluorescens dan Ralstonia solanacearum

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap

MATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

LAMPIRAN. Lampiran 1. Deskripsi Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut:

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

III. Bahan dan Metode

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar pangan yang semakin global membawa pengaruh baik, namun

Lampiran 1 Ekstraksi dan isolasi DNA dengan metode GeneAid

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and

II. MATERI DAN METODE. Tempat pengambilan sampel daun jati (Tectona grandis Linn. f.) dilakukan di

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia Ternak n Asal Sapi Bali 2 4

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 1. Sampel Darah Sapi Perah dan Sapi Pedaging yang Digunakan No. Bangsa Sapi Jenis Kelamin

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling

BAB III METODE PENELITIAN

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

BAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan teknik PCR;

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

HASIL DAN PEMBAHASAN. DNA Genom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Wajwalku Wildlife Laboratory, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Kasetsart

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. mengekstraksi DNA dari dari beberapa spesimen herbarium Rafflesia arnoldii

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode

METODE. Materi. Tabel 1. Jumlah Sampel DNA yang Digunakan dan Asal Pengambilan Sampel Darah.

3 Metodologi Penelitian

IDENTIFIKASI DAGING TIKUS PADA PRODUK ASAL HEWAN DENGAN MENGGUNAKAN TEHNIK POLIMERASE CHAIN REACTION (PCR)

3. METODE PENELITIAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Sampel yang digunakan dalam penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup dari penelitian ini meliputi bidang ilmu sitogenetika.

4.1. Alat dan Bahan Penelitian a. Alat Penelitian. No. URAIAN ALAT. A. Pengambilan sampel

Metodologi Penelitian. Metode, bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini akan dipaparkan pada bab ini.

BAB III BAHAN DAN METODE

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI DETEKSI KEMURNIAN DAGING SAPI PADA BAKSO DI KOTA YOGYAKARTA DENGAN TEKNIK PCR-RFLP

BAB III BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. yang terbuat dari gelatin sapi (Sahilah dkk., 2012). Produsen akan memilih

3. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Kolokium Departemen Biologi FMIPA IPB: Ria Maria

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Survei dan Pendataan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan Metode Isolasi C. gloeosporioides dari Buah Avokad

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

III. MATERI DAN METODE A.

Pengujian DNA, Prinsip Umum

POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Kuantitas dan Kualitas DNA

BAB 3 PERCOBAAN. Alat elektroforesis agarosa (Biorad), autoklaf, cawan Petri, GeneAid High Speed Plasmid

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. daging yang beredar di masyarakat harus diperhatikan. Akhir-akhir ini sering

BAB I. PENDAHULUAN. tahun Sedangkan dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 18 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini, pelaksanaan sistem jaminan halal menjadi isu global.

MATERI DAN METODE. Materi

METODE Waktu dan Tempat Materi Sampel DNA Primer

PRAKTIKUM ISOLASI DNA DAN TEKNIK PCR

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar Penerapan metode..., Anglia Puspaningrum, FMIPA UI, 2008

Lampiran 1. Diagram Alir Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE. Betina BEST BB NB RB. Nirwana BN NN RN. Red NIFI BR NR RR

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BABm METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

Saintek Vol 5, No 6, Tahun 2010 POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) Zuhriana K.Yusuf

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2014 di Green

MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Materi Sapi Perah FH

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Sampel Pengambilan Sampel Ekstraksi DNA Primer

II. BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sintesis fragmen gen HA Avian Influenza Virus (AIV) galur

Transkripsi:

BIOTROPIC The Journal of Tropical Biology Vol 1. No 1. Februari 2017 DETEKSI FRAGMEN DNA RENDAH PENGKODE GEN SITOKROM B (cyt b) BABI PADA SAMPEL MIE INSTAN MENGGUNAKAN METODE POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) Winarsih *1, Khoirun Nihayati, Romyun Alyv Khoiriyah 1, 1Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Surabaya, Program Studi Biologi UIN Sunan Ampel Surabaya *Email: khoirun.nihayati15@gmalil.com ABSTRAK Mie instan merupakan makanan yang sangat digemari oleh masayarakat Indonesia, selain cara penyajiannya yang cepat dan harganya terjangkau, rasa dari mie instan juga tidak kalah dengan makanan lainnya. Baru-baru ini sedang marak produk mie instan yang di impor dari Korea dan saat ini sedang digandrungi para remaja di Indonesia. Produk tersebut diduga mengandung babi, dugaan tersebut kemudian ditindak lanjuti oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan selaku instansi yang berwenang untuk melakukan pengawasan terhadap obat dan makanan dan juga melakukan pengujian terhadap produk obat, makanan, maupun kosmetik yang diduga mengandung bahan berbahaya atau mengandung babi yang tidak umum dikonsumsi di Indonesia karena mayoritas penduduknya yang muslim. Proses pengujian sampel tersebut dilakukan dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) yang spesifik terhadap DNA suatu organisme. Berdasarkan penelitian yang telah dilakuakan didapatkan hasil dari 18 sampel mie instan, diketahui sampel dengan nomor 16 positif mengandung DNA cytb babi. Hal tersebut diketahui dari munculnya pita DNA pada daerah 149 bp. Kata Kunci: Mie instan, DNA cytb babi, PCR PENDAHULUAN Dewasa ini kemajuan teknologi semakin berkembang pesat, baik dalam bidang ilmu pengetahuan, kesehatan dan juga pangan. Perkembangan teknologi tersebut menyebabkan semakin mudahnya produk-produk dari luar negeri yang masuk ke Indonesia. Salah satunya dalam bidang pangan, seiring dengan perkembangan zaman, semakin banyak diproduksi makanan-makanan instan, seperti kopi instan, bumbu masak instan, dan yang paling populer bagi masyarakat di Indonesia yaitu mie instan. Mie instan merupakan makanan yang sangat digemari oleh masayarakat Indonesia, selain cara penyajiannya yang cepat dan harganya terjangkau, rasa dari mie instan juga tidak kalah dengan makanan lainnya. Baru-baru ini sedang marak produk mi instan yang di impor dari Korea dan saat ini sedang digandrungi para remaja di Indonesia. Produk tersebut diduga mengandung babi, dugaan tersebut kemudian ditindak

lanjuti oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan selaku instansi yang berwenang untuk melakukan pengawasan terhadap obat dan makanan dan juga melakukan pengujian terhadap produk obat, makanan, maupun kosmetik yang diduga mengandung bahan berbahaya atau mengandung babi yang tidak umum dikonsumsi di Indonesia karena mayoritas penduduknya yang muslim. Oleh karena itu pada pengujian kali ini Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan melakukan pengujian terhadap mie instan Impor yang diduga mengandung DNA cytb babi dengan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR). horizontal, sistem dokumentasi gel, LAF (Laminar Air Flow), Thermocycler PCR System 9700. Sedangkan bahan yang digunakan adalah sampel mie instan yang diduga mengandung babi (total 18 sampel dengan merek produksi dan rasa yang berbeda-beda), agarosa molecular grade, DNA ladder 1 kb dan 100 bp. Dapar CTAB ph 8.0 yang mengandung 20 g/l CTAB, 1.4 M NaCl, 0.1 M Tris HCl, 20 mm EDTA; Kit Qiagen yang terdiri dari dapar AL, dapar AW 1 (keduanya mengandung guanidin hidroklorida), dapar AW 2, dapar AE dapar elusi) dan protease; ethanol absolut p.a; dapar PB; dapar PE; 5x dapar PCR tanpa magnesium klorida; METODE Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium PCR Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Surabaya Jl. Karangmenjangan No. 20, Gubeng, Airlangga, Gubeng Kota Surabaya, Jawa Timur 60286. Alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tip tahan aerosol 1-1000 μl, pipet mikro ukuran 20 μl, 100 μl, 1000 μl, neraca analitik, centrifuge, micro centrifuge, waterbath, tabung centrifuge 1.5 ml, 2 ml, 50 ml, kolom maxi dan mini, tabung penampung, nanodrop, perangkat elektroforesis agarose Bovine Serum Albumine; larutan MgCl2 25 mm; larutan campuran dntpmix 10 mm; DNA hasil isolasi; cytb forward primer 5 ATG AAA CAT TGG AGT AGT CCT ACT ATT TAC C -3 ; cytb reverse primer 5 - CTA CGA GGT CTG TTC CGA TAT AAG G 3 ; DNA Taq Polymerase 5 UI/μL; dapar TAE 1x mengandung 40 mm Tris-Asetat; 1 mm EDTA; SYBR Safe 10.000 x dalam DMSO. Persiapan Sampel Masing-masing sampel mie instan dihancurkan kemudian dicampur dengan bumbu dan pelengkap yang terdapat didalam kemasan, kemudian dihomogenkan sampai tercampur rata. 18

Sampel mie kemudian ditimbang sebanyak 3 gram dan dimasukkan kedalam tabung centrifuge steril 50 ml. Isolasi DNA Sampel Mie Instan Sampel mie pada tabung centrifuge steril ditambahkan 300 μl protease serta 15 ml dapar CTAB (Food Lysis Buffer), campuran tersebut dihomogenkan dengan menggunakan vortex mixer dan diinkubasi dalam waterbath pada suhu 65 o C selama 45 menit. Selanjutnya, campuan dicentrifuge pada 3000 x g selama 10 menit. Sebanyak 10 ml supernatan dipindahkan kedalam tabung centrifuge steril 50 ml, lalu ditambahkan 10 ml dapar AL, campuran dibolak-balik perlahan hingga homogen, dan diinkubasi kembali pada suhu 65 o C selama 15 menit. Setelah itu, ditambahkan ethanol 96% PA sebanyak 20 ml kedalam campuran yang masih dalam keadaan hangat, kemudian dibolak-balik perlahan. Campuran yang telah homogen, dituang kedalam kolom maxi yang telah terpasang pada Vacum Manifold System, kemudian vakum dinyalakan. Setelah campuran yang terdapat didalam kolom maxi habis, kemudian ditambahkan dapar AW 1 sebanyak 10 ml, dan divakum kembali. Setelah itu ditambahkan dapar AW 2 sebanyak 10 ml dan divakum kembali. Setelah proses vakum selesai, kolom maxi dipindahkan kedalam tabung penampung steril dan dicentrifuge pada 4000 x g selama 5 menit. Kemudian ditambahkan dapar AE sebanyak 800 μl tepat dibagian tengah, kolom maxi dibiarkan selam 5 menit. Setelah itu, kolom maxi dicentrifuge pada 4000 x g selama 10 menit. Dapar AE hasil sentrifugasi dipipet dan diteteskan kembali ke kolom tersebut, kemudian didiamkan kembali selam 5 menit. Kolom maxi tersebut di centrifuge kembali pada 4000 x g selama 10 menit. Selanjutnya, kolom maxi dibuang dan ditambahkan dapar PB sebanyak 5 ml pada tabung penampung yang mengandung DNA, kemudian tabung dibolak-balik perlahan sampai homogen. Campuran dipindahkan ke kolom mini kemudian divakum. Setelah itu pada kolom mini ditambahkan dapar PE sebanyak 750 μl yang berfungsi untuk melarutkan DNA yang terdapat pada filter kolom mini dan divakum kembali, prosedur tersebut diulangi sebanyak 2 kali. Setelah itu kolom dicentrifuge pada 13.000 x g selama 5 menit. Kemudian, kolom mini dipindahkan pada tabung 1.5 ml steril, dan ditambahkan 50 μl dapar AE tepat ditengah kolom serta dibiarkan selam 5 menit, setelah itu kolom di centrifuge pada 13.000 x g selama 5 menit. Dapar AE hasil sentrifugasi dipipet dan diteteskan kembali tepat ditengah kolom tersebut, kemudian didiamkan 19

kembali selama 5 menit. Setelah itu kolom tersebut dicentrifuge kembali pada 13.000 x g selama 5 menit. Setelah itu, kolom mini dibuang, dan larutan yang terdapat pada tabung penampung merupakan DNA hasil isolasi dari mi instan. Larutan DNA disimpan pada suhu -4 o C apabila tidak langsung digunakan. Pengukuran Konsentrasi DNA Hasil Isolasi DNA hasil isolasi ditentukan kemurniannya menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 260 dan 280 nm, kemudian dihitung perbandingan serapan A260 dan A280. Konsentrasi DNA hasil isolasi ditentukan dengan mengukur serapannya pada panjang gelombang 260 nm. DNA mempunyai kemurnian yang tinggi apabila hasil perbandingan serapan pada panjang gelombang 260/280 nm berada dalam kisaran 1.8-2.0. Larutan hasil isolasi DNA diambil sebanyak 5 μl menggunakan mikropipet, kemudian diteteskan tepat dibagian tengah kufet dan dimasukkan kedalam alat spektrofotometer UV. Sebelum dilakukan pengukuran terhadap sampel, terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap larutan blanko, dalam hal ini larutan blanko yang digunakan yaitu dapar AE yang merupakan dapar elusi atau pelarut terakhir yang digunakan pada saat isolasi DNA. Hasil pengukuran larutan blanko harus menunjukkan angka nol. Proses PCR Pereaksi untuk proses amplifikasi DNA dicampur dengan volume akhir 50 μl untuk satu kali reaksi, yaitu 40 μl mastermix dan 10 μl DNA hasil isolasi. Larutan mastermix terdiri dari 25 μl Go Taq (berisi Taq Polymerase, MgCl2, dntpmix), 20 μm cytb babi forward primer, 20 μm cytb babi reverse primer masing- masing sebanyak 10 μl dan 13 μl nuclease free water. Siklus PCR dilakukan pada kondisi Denaturasi awal : 98 o C selam 2 menit, dilanjutkan dengan 50 siklus pada kondisi denaturasi pada suhu 95 o C selama 30 detik, annealing pada suhu 60 o C selama 30 detik, polimerasi pada suhu 72 o C selama 40 detik, diakhiri dengan Polimerasi akhir pada suhu 72 o C selama 3 menit. Proses Elektroforesis Elektroforesis dilakukan dengan menggunakan agarosa 1% pada kondisi 100 volt, 400 ampere dengan running time selama 75 menit. DNA ladder yang digunakan berukuran 100 bp sebanyak 6 μl, DNA template dan kontrol positif sebanyak 10 μl. Hasil eletroforesis divisualisasi dengan menggunakan sistem dokumentasi gel mengacu pada MA 50/BT/02. Apabila fragmen DNA sampel 20

hasil PCR sejajar dengan kontrol positif fragmen DNA cytb babi berukuran 149 bp, maka hasil pengujian dinyatakan positif mengandung fragmen cytb babi. Teknik analisis data Teknik analisis data menggunakan analisis Kuantitatif dan kualitatif. Analisis dilakukan dengan pengukuran konsentrasi DNA menggunakan spektrofotometer UV pada serapan panjang gelombang 260 nm dan 280 nm. Sedangkan analisis kualitatif dilakukan dengan elektroforesis gel agarosa dilanjutkan dengan gel documentation. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari serangkaian proses pengujian didapatkan hasil Gel Documentation DNA hasil isolasi dari 18 sampel tidak ditemukan adanya DNA cytb babi pada sampel nomor 1 sampai 5 karena tidak nampak band atau pita DNA yang muncul pada daerah 149 bp (base pair) yang merupakan daerah fragmen DNA cytb babi. Sama halnya dengan sampel nomor 6 sampai 10 tidak ditemukan adanya DNA cytb babi karena tidak nampak band atau pita DNA yang muncul pada daerah 149 bp. Pada sampel nomor 10-15 juga negatif terhadap DNA cytb babi. Akan tetapi pada sampel nomor 16 ulangan kedua (16B) nampak samar-samar pita DNA pada daerah 149 bp. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sampel nomor 16 diduga mengandung DNA babi. Untuk memverifikasi hasil temuan tersebut, dilakukan pengulangan uji terhadap sampel nomor 16 dengan 4 kali ulangan dengan prosedur yang sama. Hasilnya menunjukkan dari 4 kali ulangan yang dilakukan ditemukan pita DNA pada daerah 149 bp. (Gambar hasil gel documentation dapat dilihat pada lembar Lampiran). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa Dari hasil pengujian pada 18 sampel mie instan yang diduga mengandung fragmen DNA cytb babi, hanya sampel nomor 16 yang positif mengandung fragmen DNA cytb babi. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2012. Mengenal Mie. Diakses pada 28 Februari 2017.<http://www.ot.co.id>. Anonim. TT. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Diakses pada 3 Februari 2017. <http://www.bpom.go.id>. Ardi, A., 2012. Validasi Metode Ekstraksi DNA pada Analisis DNA Babi dalam Produk Bakso. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 21

BPOM. 2008. Info POM. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Vol. 9, No. 2 Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G. 2002. Biologi. Alih bahasa lestari, R. et al. safitri, A., Simarmata, L., Hardani, H.W. (eds). Erlangga, Jakarta. Dalilah, E., 2006. Evaluasi Nilai Gizi Dan Karakteristik Protein Daging Sapi dan Hasil Olahannya. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Erwanto, Y., Sugiyono, Rohman, A., dkk., 2012. Identifikasi Daging Babi Menggunakan Metode PCR-RFLP Gen Cytochrome b dan PCR Primer Spesifik Gen Amelogenin. Jurnal Agritech. 32: - Fatimah, N., 2010. Uji Kuantitatif DNA. Makalah. Yogyakarta. Fibriana, F., Tuti, W., dan Amin, R., 2010. Deteksi Kandungan Daging Babi pada Bakso yang Dijajakan di Pusat Kota Salatiga Menggunakan Teknik Polymerase Chain Reaction. Jurnal Biosaintifika. 2: 10-17. Handoyo, D., dan Ari, R., 2001. Prinsip Umum dan Pelaksanaan Polymerase Chain Reaction (PCR) [General Principles and Implementation of Polymerase Chain Reaction]. Pusat Studi Bioteknologi Universitas Surabaya. 9: 17-29. Mulyana. Y., 2010. Analisis Cemaran Daging Babi pada Kornet Sapi di Wilayah Ciputat dengan Menggunakan Metode Polymerase Chain Reaction (PCR). Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Nurul, A. I., 2014. Perbandingan Antara Metode SYBR Green dan Metode Hydrolysis Probe dalam Analisis DNA Gelatin Sapi dan DNA Gelatin Babi dengan Menggunakan Real Time PCR. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Rasyid, S., 2015. Analisis Cemaran Daging Babi pada Produk Bakso Sapi yang Beredar di Wilayah Ciputat Mengguakan Real-Time Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan Metode Hydrolysis Probe. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Susilo, A., Soeparno, Tety, H., dkk., 2012. Amplifikasi DNA Gen Meat Tendernes Pada Sapi Bali (Bos sondaicus). Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak. 7: 19-23 Susanto, E., 2011. Identifikasi Daging Babi Dalam Sosis Melalui Karakterisasi Protein Myofibril. Jurnal Ternak. 02: - Wiji, Bening. 2011. Deteksi Kemurnian Daging Sapi Pada Bakso Di Kota Yogyakarta Dengan Teknik PCR- RFLP. Skripsi. Fakultas Teknobiologi, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta. Yusuf, Zuhriana. 2010. PCR. Makalah. FIKK, Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo. 22