Hal & Topik Bahasan 4 Sudah dimana (pendidikan) kita sekarang 5 Awas!!! Jangan Masuk Homeschooling 6 Salam kenal, saya Mercy Sion 7 Tren Homeschooling 8 Homeschooling hebat? 9 Awas!!! Jangan Tergoda Homeschooling 10 Tak kenal maka tak sayang 11 Mengapa mereka pilih Homeschooling? 14 Persamaan dasar Homeschooling dan Sekolah biasa (formal) 15 Beda Homeschooling - Sekolah formal 24 Peringatan!!! Dinamika Homeschooling 36 Jejak Homeschool tahun 1970 sekarang Hal & Topik Bahasan 43 Kebingungan pilih metode homeschool 51 Praktek Homeschool di Indonesia 55 Tiga Jenis Homeschooling 61 Ujian dan Ijazah Negara Homeschool 66 Payung Hukum Homeschool Indonesia 69 Mengintip mereka yang homeschooling 83 Persiapan ber-homeschooling 93 Sekali lagi, pertimbangkan hal-hal ini 100 Bergabung dengan Homeschool 106 TIPS Jadi Guru untuk anak sendiri 107 BONUS : GAYA BELAJAR ANAK, 114 Akhir kata. Terima kasih 119 Formulir FREE 1 bulan homeschooling
Semua sudah berubah, bahkan sangat cepat. Yang dulu tidak bisa, sekarang mudah diraih. Pengetahuan tersedia dimana-mana, tanpa membayar sangat mahal seperti dulu. Demikian juga dengan pendidikan. Apakah kita masih lekat dengan pendidikan jaman dulu, pendidikan kuno, yang tidak efektif? Kita dipaksa berada di sekolah (belum tentu belajar serius) dari pagi sampai petang. Kita dipaksa mengerjakan dan menghafal belasan bahkan puluhan pelajaran yang nyatanya tidak terpakai untuk tes jenjang pendidikan berikutnya, bahkan mubazir untuk cari kerja. Masihkah kita ngotot, memaksa anak-anak menelan pendidikan kuno dan menyiksa... Ini sudah tahun 2012+ dan kita masih bangga dengan metode pendidikan tahun 1970an? Murid dulu harus diam dan menelan bulat- bulat kata guru yang dianggap tidak pernah salah sekarang harus dikritisi. Dulu, murid kelelahan karena ditimbun PR dan butuh berjam-jam menghafal demi nilai tinggi berbagai ulangan esok hari. Sekarang saatnya MERDEKA.Karena saat merasa merdeka, kita lebih termotivasi belajar dan berusaha optimal. Satu Solusi yang sudah DILEGALKAN Kementerian Pendidikan di Republik Indonesia adalah HomeSchool. Buku ini membongkar, kelebihan dan kekurangan Homeschool, dan apa terbaik dan membuat anak kita semua bergairah belajar. (@mercysion)
Payung Hukum Homeschool di Indonesia PP No 19/2005 : Standar Nasional Pendidikan PP No 73/1991 : Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Kep Mendikbud No 131/U/1991 : Paket A dan B Kep Mendiknas No 132/U/2004 : Paket A, B, C Kesepakatan Dirjen PLS dengan Asosiasi Sekolah Rumah dan Pendidikan Alternatif (Asahpena) tahun 2007 tentang pembinaan dan penyelenggaraan Komunitas Sekolah Rumah sebagai Satuan Pendidikan Kesetaraan Tugas dan Tanggung Jawab Depdiknas 1. Menyiapkan acuan, kriteria, dan prosedur yang terkait dengan Komunitas Sekolah Rumah sebagai satuan Pendidikan Kesetaraan 2. Memberikan bimbingan teknis dan evaluasi terhadap penyelenggaraan Komunitas Sekolah Rumah sebagai satuan Pendidikan Kesetaraan 3. Memberi pengakuan dan perlindungan terhadap penyelenggaraan Komunitas Sekolah Rumah sebagai satuan Pendidikan Kesetaraan
Pertimbangkan : Homeschool tidak gratis Isu homeschooling bukan pada biaya yang harus dikeluarkan untuk pendidikan anak, tetapi pada komitmen dan kreativitas pelajaran tiap hari Dengan biaya minimum, kita dapat menjalankan kreativitas dan membakar semangat anak untuk berhomeschooling. Walaupun begitu, tetap ada biaya untuk berbagai materi sarana pendidikan anak sekaligus sarana peningkatan kapabilitas anda sebagai tutor di homeschooling tunggal. Ohya, biaya akan membengkak, jika anda membutuhkantenaga tutor dan atau mengikuti homeschooling komunitas Image : mutiara-ummat.org
Pertimbangkan: Homeschooler kurang sosialisasi? Bersosialisasi = berinteraksi dengan siapa saja, tidak hanya teman seumur, teman khusus, teman yang itu-itu saja. Apakah sekolah menjamin keberhasilan sosialisasi anak? Mari kita kritisi, Berapa lama anak berinteraksi di sekolah mengingat begitu masuk kelas artinya anak harus diam. Murid sekolah ekslusif sehingga hanya anak orang kaya, anak agama tertentu saja. Apakah begitu konsep sosialisasi yang benar; bahwa anak hanya mau dan boleh berinteraksi dengan orang berlatar belakang yang sama (tidak mau bergaul dengan luar kelompoknya) Lebih jauh lagi, sekolah mana yang bisa menyediakan waktu yang cukup dan tempat di mana jiwa anak bisa berkembang sehat; kesedihan anak yang didengar dengan sepenuh hati; kekurangan dan kelebihan anak diperdulikan; konflik yang diselesaikan tuntas tas tas.
Homeschooler tidak serius belajar? Belajar : membuat dari tidak tahu menjadi tahu,pengetahuan membuat pengetahuan menjadi informasi membuat informasi menjadi keterampilan yang dapat dipakai dalam hidup sehari-hari Bisa saja homeschoolers sepertinya tidak serius belajar, santai, tidak tegang belajar. Bisa jadi ia bisa menyelesaikan mengerjakan lembaran kerja Matematika hanya dalam 30 menit, tetapi bisa menghabiskan dua jam untuk mewawancarai kepala suku dayak yang ia temui di pameran seni di Jakarta Jadi jumlah waktu tidak menjadi tolok ukur pembelajaran, apalagi jika waktu dijadikan sebagai bentuk pemaksaan.
Ini dia kelebihan Homeschooling Efektif dan efisien menyelesaikan kurikulum pendidikan karena Sistem belajar yang privat bukan massal dan klasikal seperti di sekolah formal membuat anak lebih cepat meyerap informasi. Siswa bisa langsung menanyakan yang kurang dimengerti dan mencari jawaban tuntas. Setelah selesai dengan topik tersebut, Homeschooler dapat langsung melanjutkan ke pelajaran berikutnya, tanpa perlu menunggu siapapun, seperti di sekolah. Di sekolah, guru harus bertoleransi dengan murid yang tidak siap, yang belum mengerti. Sementara murid yang sudah mengerti menjadi bosan. Sesungguhnya yang terjadi di sekolah adalah topik yang bisa diselesaikan dalam x menit menjadi berlama-lama karena terlalu banyak gangguan komunikasi, murid ribut, guru marah, Jadi bukan karena in depth learning.
Ini dia kelebihan Homeschooling Mengapresiasi gaya belajar masing-masing anak (kinestetis visual audio) Orangtua bisa memberikan materi sesuai gaya belajar anaknya. Misalnya anak dengan gaya belajar kinestetis kesulitan mengafal tabel perkalian dengan hanya melihat. Maka orangtua bisa kreatif dengan mengajak anaknya membuat tabel perkalian bersama-sama, atau memberi lembar kerja dari buku 365 hari Melatih Matematika be Fun and Smart, yang bisa ditulis dengan pensil warna. Belajar koordinat kartesius dengan mensiasati papan catur dan posisi pion. Dan berbagai kreatifitas lainnya bisa dikembangkan orangtua sehingga anak mendapat pengertian dengan mempergunakan lebih banyak panca inderanya. Di sekolah, anak kinestetis, diberi label anak tidak bisa diam, anak nakal dan seterusnya itu tidak saja membuat anak malas belajar, tetapi membunuh karakter positif anak yang memang punya gaya belajar kinestetis.
Ini dia kelebihan Homeschooling Suasana belajar yang tidak setegang di sekolah membuat anak lebih rileks dan lebih siap menerima pelajaran. 1. Orangtua juga bisa memberikan dvd / cd pelajaran yang dipelajari anak secara mandiri 2. Homeschoolers bisa mencari pengetahuan dengan berselancar di internet, didampingi orangtua 3. Selain itu, beberapa televisi menyiarkan informasi yang sangat bernilai. Acara Si Bolang, Laptop si Unyil, Dunia Binatang di televisi Trans 7 yang menambah pengetahun anak. Acara Upin dan Ipin di TPI yang menggambarkan dan memasukkan nilai-nilai karakter baik dalam pergaulan anak-anak jaman sekarang. Acara pelajaran umum dan bahasa Inggris di TVRI Acara-acara bermutu tersebut disiarkan dari pukul 7 15. Tentu saja, anak-anak yang bersekolah formal, yang masih berada di sekolah, tidak bisa menikmati acara tersebut.
Ini dia kelebihan Homeschooling Homeschooler lebih fokus, karena belajar sendirian atau dengan lebih sedikit anak. Bandingkan dengan sistem kelas dalam sekolah yang bisa mencapai 40 anak dalam satu kelas, dan anak duduk di barisan belakang, maka kadar fokusnya makin rendah. Jadi tidak terlalu mengherankan bila kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, yang diselesaikan dalam 6 bulan di sekolah formal, bisa dituntaskan homeschooler dalam 3 bulan. Pelajaran kelas 6 bisa dikuasai dalam 7 bulan saja. Selain lebih cepat, homeschooler bisa meraih nilai lebih tinggi karena mereka fokus mempelajari kurikulum. Tidak perlu direpotkan dengan pelajaran lain-lain sebanyak yang diwajibkan di sekolah formal