Pengaruh Lembaga Bimbingan Belajar terhadap Pembelajaran Matematika

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengaruh Lembaga Bimbingan Belajar terhadap Pembelajaran Matematika"

Transkripsi

1 Pengaruh Lembaga Bimbingan Belajar terhadap Pembelajaran Matematika Bimbingan belajar merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau organisasi yang bertujuan untuk memberikan pendidikan non-formal bagi para siswa. Bimbingan belajar merupakan salah satu lembaga pendidikan nonformal. Dalam pendidikan nonformal, biasanya paket pendidikan diselenggarakan untuk jangka pendek saja. Setiap program pendidikan merupakan suatu paket yang sangat spesifik dan biasanya lahir dari kebutuhan yang sangat dirasakan keperluannya. Persyaratan enrolmennya lebih fleksibel baik dalam hal usia maupun tingkat kemampuan, persyaratan unsur-unsur pengelolanya juga lebih fleksibel, sekuensi materi pelajaran atau latihannya relatif lebih luwes, tidak berjenjang kronologis. Secara umum, bisa dikatakan bahwa pendidikan nonformal relatif lebih lentur dan berjangka pendek penyelenggaraannya dibandingkan dengan pendidikan formal (Faisal,1981:48) Pada awal munculnya, lembaga bimbingan belajar terkenal sebagai lembaga pendidikan yang mengkhususkan diri untuk memberikan pengetahuan bagi siswa kelas tiga SMA yang akan mengikuti ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Munculnya lembaga bimbel didorong juga oleh adanya peraturan mengenai ujian untuk masuk ke perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta yang ada di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, lembaga bimbel tidak hanya menawarkan jasa bagi siswa kelas tiga SMA saja melainkan juga programprogram belajar secara intensif, reguler, dan privat bagi siswa SD, SMP, dan SMA untuk semua kelas. Menjamurnya lembaga pendidikan non formal (lembaga bimbingan belajar) saat ini menunjukkan bahwa tingkat kebutuhan dari stakeholder (pengguna jasa layanan pendidikan) meningkat tajam. Jika diukur dengan grafik, Tugas Multimedia Pendidikan Matematika Page 1

2 maka grafik tersebut naik dari tahun ke tahun. Lembaga pendidikan non formal yang hampir menyamai dengan sekolah formal jika dilihat dari antusias para siswa yaitu lembaga bimbingan belajar (bimbel). Bimbel sangat diminati oleh siswa dan orang tua siswa, karena bimbel dirasakan para siswa dapat memberikan energi motivasi belajar dan bagi orang tua bimbel juga sangat membantu mereka yang sibuk bekerja agar anak mereka ketika diberikan tugas dari sekolah yang dirasa berat bagi orang tua untuk menyelesaikannya maka bimbel sebagai solusi bagi pendidikan anak. Fenomena maraknya para siswa untuk mencari tambahan ilmu yang telah didapat dari sekolah merupakan sebuah bentuk dari tingginya motivasi siswa dalam belajar jika dilihat dari segi kuantitasnya. Tetapi ini menjadi permasalahan ketika dilihat dari segi kualitasnya para siswa yang belajar pada lembaga bimbingan belajar dapat diidentifikasi bahwa mereka merasa tidak puas belajar di sekolah mereka dan para siswa pada umumnya merasa perlu belajar tambahan karena mereka menilai sekolah hanya sebagai tempat formal dalam menuntut ilmu dan sekedar memenuhi kewajibannya sebagai pelajar. Seiring dengan semakin maraknya lembaga-lembaga bimbingan belajar ini seperti menjawab keinginan para siswa maupun orang tua siswa untuk mengikuti bimbingan belajar dengan tujuan agar meraih prestasi belajar di sekolah. Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan Teknos Genius terhadap beberapa siswa dan orang tua siswa tentang alasan memilih lembaga bimbingan belajar sebagai solusi masalah kesulitan belajar, disimpulkan sebagai berikut: 1. Ketidakpercayaan siswa terhadap kemampuan guru di sekolah 2. Opini di kalangan siswa atau orang tua bahwa: (a) bimbingan belajar merupakan lembaga yang profesional untuk menjadikan siswa berprestasi di sekolah serta mampu mempersiapkan para siswa untuk masuk Penguruan Tinggi Negeri; (b) bimbingan belajar mampu memberikan motivasi belajar kepada siswa, sehingga siswa dapat berprestasi di sekolahnya; (c) bimbingan belajar merupakan problem solving bagi siswa. Tugas Multimedia Pendidikan Matematika Page 2

3 3. Kenyamanan dalam belajar 4. Memiliki teman baru sehingga dapat memperluas kemampuan sosial 5. Mengenal guru-guru bimbingan belajar yang umumnya mahir dalam mengajar 6. Mengisi waktu kosong siswa yang digunakan untuk mendalami materi pelajaran yang diajarkan di sekolah Tingginya minat siswa-siswi mengikuti bimbel merupakan simbol ketidakpercayaan siswa dan orang tua terhadap proses pembelajaran di sekolah formal. Sekolah sering terpaku pada rutinitas dan aktivitas harian yang cenderung administratif dan birokratis, sehingga kurang berani melahirkan inovasi-inovasi baru dalam dunia pendidikan. Tanpa adanya inovasi-inovasi baru maka tidak terjadi peningkatan mutu dari pihak sekolah atau dengan adanya perubahan metode belajar dan memberikan pelayanan terbaik dalam bidang pendidikan hanya akan berakhir pada pernyataan bahwa sekolah hanyalah institusi untuk memperoleh ijasah saja. Kenyataan seperti ini telah membuat orang tua dan siswa sendiri menganggap perlu untuk memperoleh pengetahuan dari lembaga pendidikan lain untuk bisa meningkatkan prestasi belajar. Berdasarkan uraian di atas, lembaga bimbel merupakan lembaga pendidikan nonformal yang sistemnya lebih luwes dan lebih santai untuk para siswa. Di zaman yang serba modern ini sudah banyak lembaga-lembaga yang menawarkan jasa dalam memberikan pendidikan kepada siswa dengan berbagai metode yang baru yang bisa menarik minat siswa untuk mengikuti bimbingan belajar tersebut, seperti: 1. Bimbingan Belajar (Bimbel) Menawarkan Rumus Cepat Membabat Soal Bimbingan belajar bagaikan pil mujarab yang manjur yang memutus rasa takut: Takut gagal UN atau Takut gagal ujian masuk PTN. Meski faktanya banyak orangtua siswa harus menebus mahal pil mujarab tersebut hingga puluhan juta. Namun, hal tersebut tak lantas membuat para orangtua menyesal karena terbayar dengan kartu tanda mahasiswa pada Perguruan Tinggi Negeri terkemuka yang tertera nama anaknya. Tugas Multimedia Pendidikan Matematika Page 3

4 Cukup sulit dinafikan tentang peran sebuah lembaga bimbingan belajar yang diikuti sebagian besar siswa Indonesia secara intensif selama beberapa tahun. Ketika ditanya hal apa yang membuat sebuah lembaga bimbingan belajar lebih terpercaya jauh mengungguli sekolah formal dalam menghadapi soal UN dan soal ujian masuk PTN, tentu jawabannya adalah Rumus-rumus cepat. Maka hal inilah yang menjadi dagangan laris yang dijajakan sebagian besar lembaga bimbingan belajar. Apabila rumus konvensional yang diajarkan di sekolah dapat menuntaskan soal-soal UN atau soal-soal ujian masuk PTN dalam empat langkah, rumus yang diberikan di lembaga bimbel cukup dilakukan dengan dua langkah bahkan lebih sederhana. Padahal lulus ujian yang telah disebutkan hanyalah perkara menjawab dengan akurat dan cepat soal-soal pilihan berganda. Karena orientasinya semata-mata pada hasilnya, bukan pada prosesnya. Dan hanya lembaga bimbel yang menyajikan rumus-rumus peraktis seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Menurut pakar pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Iiq Nurul Faiq, menungkapkan bahwa kurang tepat menyetarakan bimbel dengan pendidikan karena secara filosofis pendidikan di sekolah ditujukan untuk membangun dan mengembangkan potensi anak. Sementara lembaga bimbel lahir membawa misi tunggal yaitu membantu siswa sukses mengerjakan soal ujian. Selain itu, menurut pengamat pendidikan dari Center for Better Education, Darmaningtyas, menyatakan bahwa pemantapan yang diadakan pihak sekolah sebetulnya merupakan amunisi yang cukup bagi para siswa untuk menghadapi soal-soal UN dan soal-soal ujian masuk PTN jika para siswa dapat mengikutinya dengan baik. Akan tetapi kebanyakan siswa-siswa sekarang tidak begitu serius mengikuti pelajaran dan lebih suka mencari suasana baru agar belajarnya serius. Tugas Multimedia Pendidikan Matematika Page 4

5 Jurus andalan lain yang serupa dengan yang telah disebutkan sebelumnya dari lembaga bimbel adalah berbagai cara cepat atau yang lebih dikenal dengan smart solution, yang selalu digunakan dalam menyelesaikan soal. Para siswa sangat senang dengan smart solution tersebut karena dengan smart solution tersebut persoalan matematika dapat diselesaikan dengan mudah dan cepat. Namun smart solution sendiri juga merupakan pro kontra bagi beberapa orang. Bagi tutor lembaga bimbingan belajar, smart solution merupakan buah pikiran yang cerdas untuk mengatasi berbagai persoalan yang rumit untuk dipecahkan. Pengembangan yang dilakukan lembaga bimbingan belajar melalui smart solution tentu dengan tujuan memberikan wawasan tambahan kepada siswa yang tidak didapatkannya di sekolah. Smart solution yang dikembangkan oleh lembaga bimbingan belajar dapat dipandang sebagai suatu pengembangan wacana berpikir akademis, inovatif, dan merupakan kreativitas, sehingga dengan adanya pengembangan secara terus menerus, bukan hal yang mustahil jika di kemudian hari dapat ditemukan smart solution lainnya yang mutakhir sebagai hasil proses berpikir kreatif, inovatif, serta produktif. Tetapi, tidak semua orang berpikir sama dengan apa yang dipikirkan para tutor lembaga bimbel mengenai smart solution. Beberapa guru berpendapat bahwa smart solution banyak menjebak dan tidak dapat dibuktikan secara ilmiah. Smart solution juga mempunyai beberapa kelemahan dan tidak semua smart solution sesuai dengan konsep materi yang sebenarnya. Bahkan terkadang smart solution itu menambah beban tugas para siswa, karena setiap smart solution tidak bisa digunakan untuk menyelesaikan soal secara umum, untuk setiap smart solution terdapat kondisi-kondisi yang harus dipenuhi agar smart solution tersebut berlaku untuk penyelesaian soal tersebut. Dan siswa juga akan lebih memilih menghafal berbagai smart solution tersebut daripada harus memahami konsepnya. Dan tidak jarang Tugas Multimedia Pendidikan Matematika Page 5

6 beberapa dari smart solution tersebut menghilangkan makna dari konsep matematika itu sendiri. Matematika tidak akan punya arti jika pembelajaran yang disuguhkan dengan latihan, latihan, dan latihan terus-menerus, ditambah dengan penyelesaian yang secara ringkas. Matematika menjadi sekedar hafalan rumus atau trik-trik cepat (smart solution), dan mengesampingkan konsep utuh dalam suatu materi tertentu, yang berakibat siswa hanya dapat menjawab a, b, c, atau d saja, namun jika ditanya mengenai konsepnya belum tentu siswa tersebut mampu menjelaskan dan paham asal-usul smart solution tersebut. Beberapa hal yang dapat memotivasi dan mendukung fenomena banyaknya peserta didik yang menggunaka smart solution, khususnya mateatika, diantaranya disebabkan oleh alat evaluasi seperti Ujian Nasional (UN) bertipe pilihan ganda, dan sistem evaluasi pendidikan di Indonesia yang hanya melihat hasil akhirnya, bukan prosesnya. Oleh karena itu muncullah smart solution yang akan membantu siswa dalam menyelesaikan soal-soal dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Misalnya, soal UN Matematika ada 40 soal, dan siswa hanya diberikan waktu 2 jam untuk mengerjakan semua soal tersebut. Maka mau tidak mau siswa pasti menggunakan smart solution agar semua soal UN tersebut dapat diselesaikan. Rosidi (2014) menyebutkan beberapa kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan rumus cepat untuk mengerjakan soal matematika, antar lain: a. Kelebihan 1. Dapat menyelesaikan soal matematika dalam waktu yang lebih singkat (dalam hitungan detik) bahkan tanpa berpikir 2. Mempermudah dalam mengikuti tes-tes seperti Ujian Nasional dan seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri yang menggunakan pilihan ganda b. Kekurangan Tugas Multimedia Pendidikan Matematika Page 6

7 1. Setiap soal yang berbeda, meskipun intinya sama akan tetapi memiliki rumus yang berbeda. Sehingga siswa harus menghafal semua bentuk soal dan cara cepatnya. 2. Pemahaman matematika siswa akan berkurang, karena matematika tidak hanya berhitung tetapi juga membutuhkan proses 3. Cara cepat tersebut akan sulit jika diterapkan dalam kehidupan nyata. 2. Garansi Lolos Bukan Mitos Pengelola lembaga bimbel telah sepenuhnya yakin bahwa slogan Jaminan 100% lulus UN atau Jaminan 100% lulus PTN bukan sekedar omong kosong. Karena jauh-jauh hari lembaga bimbel telah menyiapkan berbagai strategi guna mengantisipasi siswa agar tidak terantuk pada dua ujian besar tersebut. Selain smart solution yang sebagai jurus andalan dari lembaga bimbel, ada lagi jurus andalannya, yaitu garansi yang diberikan kepada orang tua siswa. Jika menurut orang tua siswa bimbel itu dianggap perlu bagi anaknya, maka orang tua siswa tersebut harus siap dengan biaya bimbel yang relatif mahal, bahkan bisa lebih mahal dari biaya sekolah formal. Tetapi hampir setiap lembaga bimbel memasang garansi uang kembali jika siswa tersebut tidak lulus UN atau tidak lulus ujian masuk PTN atau PT swasta. Berdasarkan salah satu penelitian mahasiswa pascasarjana unindra yang berjudul pengaruh peran lembaga bimbingan belajar terhadap prestasi hasil belajar pada tahun 2012 disimpulkan memiliki pengaruh yang signifikan karena peran lembaga bimbingan belajar mampu memberikan motivasi kepada siswa dalam belajar melalui metode belajar yang menyenangkan dan tentunya akan berdampak yang positif terhadap prestasi anak. Dari hasil ini, muncullah banyaknya lembaga bimbel yang didirikan dan bersaing satu sama lain dalam memenuhi kebutuhan para siswa dan orang tua. Layanan jasa bimbel dinilai Tugas Multimedia Pendidikan Matematika Page 7

8 sangat membantu para orang tua yang kesulitan dalam mengajari dan membimbing tugas-tugas anaknya dari sekolah. Fadli (2009) menjelaskan bahwa harapan utama yang diinginkan siswa dari bimbingan belajar adalah keberhasilan dalam meraih prestasi belajar di sekolah. Di samping itu siswa yang mengikuti bimbingan belajar dalam sebuah lembaga menaruh harapan sebagai berikut: 1. Dapat memahami dan lebih menguasai mata pelajaran yang diberikan di sekolah 2. Memperoleh nilai-nilai ulangan harian, ujian semester, ujian nasional, serta ujian masuk PTN yang baik 3. Mendapatkan informasi penting tentang Perguruan Tinggi Negeri dan hal lainnya yang berkaitan dengan jenjang studi yang lebih tinggi 4. Dapat bersosialisai dengan siswa-siswa lain di lingkungan bimbingan belajar Oleh karena itu, perlunya lembaga bimbingan belajar untuk meningkatkan kualitasnya. Kemendikbud khususnya diharapkan untuk membuat kebijakan terhadap lembaga bimbingan belajar yang banyak bermunculan saat ini agar lembaga tersebut dapat memenuhi standar educational quality assurance. Lembaga bimbingan belajar harus jelas memiliki visi dan misi mencerdaskan anak didiknya, bukan hanya kuantitas yang diraihnya tapi kualitas yang diprioritaskan karena terkait dengan sistem pembelajarannya. Saat ini tidak ada pengawasan dari pemerintah (kemendikbud) terhadap lembaga pendidikan (bimbingan belajar) yang bersifat non formal. Pemerintah tidak mengetahui apakah lembaga bimbel memiliki kurikulum yang jelas atau tidak, apakah lembaga bimbel memiliki silabus, RPP yang terkait dengan pembelajaran atau tidak. Pemerintah sudah saatnya membuat pengawasanpengawasan yang sifatnya supervisi terhadap lembaga bimbingan belajar khususnya agar mutu pendidikan di negeri ini selalu terjamin mutu yang bagus dan dapat bersaing dengan negara-negara lain. Tugas Multimedia Pendidikan Matematika Page 8

9 Daftar Pustaka Admin. (2012). Pro Kontra Lembaga Bimbingan Belajar. [Online]. Tersedia: //http: Konsultasi.dmiprimagama.com. (11 Nopember 2014) Anonim. (2011). Pengaruh Tempat Bimbingan Belajar terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa di MAN 2 MODEL MEDAN Tahun Pembelajaran 2011/2012. [Online]. Tersedia: //http: digilib.unimed.ac.id/public/unimed- Undergraduate Bab%2011.pdf. (9 Nopember 2014) Aulia, Zulfa. (2009). Sekolah dan Lembaga Bimbingan Belajar. [Online]. Tersedia: //http: Zulfa4wliya.wordpress.com. (10 Nopember 2014) Soekirno, Soelastri. (2011). Bimbingan Belajar, Perlukah?. [Online]. Tersedia: //http: Edukasi.kompas.com. (10 Nopember 2014). Widyaningrum, Sri. (2012). Metode Pembelajaran Matematika di Lembaga Bimbel di Salatiga. [Online]. Tersedia: //http: Repository. Ukws. Edu. (9 Nopember 2014) Tugas Multimedia Pendidikan Matematika Page 9

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu. Agar siswa dapat mencapai tujuan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu. Agar siswa dapat mencapai tujuan pendidikan yang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya sadar yang dilakukan agar siswa dapat mencapai tujuan tertentu. Agar siswa dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Bimbingan Belajar Wiwaha

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Bimbingan Belajar Wiwaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Sejarah Perusahaan Bimbingan Belajar Wiwaha didirikan secara personal pada tahun 2005 di Jakarta, tepatnya di Jalan Puskesmas Lama No. 5 Kecamatan

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. Lembaga bimbingan belajar adalah salah satu lembaga pendidikan di bawah

I. Pendahuluan. Lembaga bimbingan belajar adalah salah satu lembaga pendidikan di bawah 1 I. Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Lembaga bimbingan belajar adalah salah satu lembaga pendidikan di bawah pengolahan swasta yang bergerak dalam bidang jasa peningkatan dan pengembangan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas rumah,

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas rumah, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua orang tua menginginkan buah hatinya tumbuh menjadi pribadi yang baik, cerdas dan berkualitas. Hal itu, dalam prosesnya tidak bisa lepas dari peran seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu ditingkatkan, baik pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perlu ditingkatkan, baik pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu saja menyangkut berbagai hal tidak terkecuali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun suara disajikan di internet setiap saat. Fasilitas tunjuk dan ketuk (point and click)

BAB I PENDAHULUAN. maupun suara disajikan di internet setiap saat. Fasilitas tunjuk dan ketuk (point and click) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Internet sudah menjadi media informasi yang amat handal bagi manusia dari berbagai profesi. Berbagai informasi dari berbagai bidang kehidupan, baik berbentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sarana mutlak yang dipergunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sarana mutlak yang dipergunakan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana mutlak yang dipergunakan untuk mewujudkan masyarakat madani yang mampu menguasai, mengembangkan, mengendalikan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas, tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas, tujuan pendidikan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditempuh oleh anak, anak juga dituntut untuk mengalami

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditempuh oleh anak, anak juga dituntut untuk mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini terutama di zaman yang begitu pesat perkembangan teknologi dan informasinya yang selalu menuntut adanya perkembangan dan perubahan dalam semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia sepanjang hidupnya. Pendidikan dapat diartikan sebagai proses kegiatan mengubah perilaku individu kearah kedewasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang terus berkembang pesat, sehingga dibutuhkan individu-individu

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang terus berkembang pesat, sehingga dibutuhkan individu-individu BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat, sehingga dibutuhkan individu-individu yang mampu menyesuaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern dewasa ini, maka banyak terjadi perubahan diberbagi aspek kehidupan. Demikian pula dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah 1.1.Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN Keberadaan bimbingan belajar di kota-kota besar di Indonesia semakin tahun semakin bertambah jumlahnya. Hal ini menunjukkan bahwa bimbingan belajar sangat diminati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Efektivitas pembelajaran di sekolah merupakan indikator penting yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Efektivitas pembelajaran di sekolah merupakan indikator penting yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Efektivitas pembelajaran di sekolah merupakan indikator penting yang menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Interaksi antara pendidik dengan peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan masyarakat menyebabkan perubahan-perubahan dalam masyarakat, perubahan ini akan menyebabkan perubahan

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan pikirannya secara ilmiah dalam komunikasi ilmiah. Sarana yang digunakan dalam pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Semakin berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) pada masa global ini, menuntut sumber daya manusia yang berkualitas serta bersikap kreatif

Lebih terperinci

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN VAK

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN VAK PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN VAK ( Visualization Auditory Kinestetic ) ( PTK Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Luas dan Keliling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia secara terus menerus telah dilakukan dengan baik secara konvensional maupun inovatif, seperti pelatihan dan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa pembentukan Pemerintah Negara Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Perwujudan dari amanat itu, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia. Dengan pendidikan seorang dapat mengembangkan berbagai pengetahuan. Pendidikan juga mampu membangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan. Sumber daya manusia (SDM) dapat meningkat dengan adanya pendidikan. Pendidikan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu menghadapi berbagai tantangan serta mampu bersaing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Bimbingan Tridaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Bimbingan Tridaya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Sejarah Bimbingan Tridaya Di tengah-tengah persaingan yang tajam dalam industri bimbingan belajar, pada tanggal 19 Juli 1991 Tridaya didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat (1) tentang sistem pendidikan nasional: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

dewasa ini merupakan perkembangan yang terjadi sebelumnya. yang dimiliki dan merupakan peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan.

dewasa ini merupakan perkembangan yang terjadi sebelumnya. yang dimiliki dan merupakan peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah pendidikan berbagai bangsa mengajarkan pada kita bahwa pendidikan selalu mengalami perubahan dan pembaharuan. Pendidikan dewasa ini merupakan perkembangan

Lebih terperinci

BAB V ALTERNATIF MODEL HIPOTETIK IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH BERMUTU. kemandirian dan kreativitas sekolah. Oleh sebab itu, SMPN RSBI sebagai

BAB V ALTERNATIF MODEL HIPOTETIK IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH BERMUTU. kemandirian dan kreativitas sekolah. Oleh sebab itu, SMPN RSBI sebagai BAB V ALTERNATIF MODEL HIPOTETIK IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH BERMUTU A. ASUMSI Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah merupakan model manajemen dalam pengelolaan sekolah yang lebih menekankan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, perubahan sikap, perilaku dan nilai-nilai pada individu,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, perubahan sikap, perilaku dan nilai-nilai pada individu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum pendidikan merupakan suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Pendidikan yang baik diharapkan terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumusan fungsi dan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-undang. pada pasal 3 menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Rumusan fungsi dan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-undang. pada pasal 3 menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rumusan fungsi dan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3 menyebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman saat ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu bersaing dengan negara yang telah maju. Pendidikan mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, pendidikan merupakan ujung tombak pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, pendidikan merupakan ujung tombak pengembangan sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini, pendidikan merupakan ujung tombak pengembangan sumber daya manusia yang diharapkan berperan aktif dalam peningkatan kualitas dan kuantitas. Upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang sama sekali tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi tentunya menjadi suatu proses yang sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan suatu Negara. Semakin baik pendidikan di suatu Negara, maka Negara tersebut semakin baik pula. Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia sangatlah penting diterapkan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia sangatlah penting diterapkan dalam dunia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran bahasa Indonesia sangatlah penting diterapkan dalam dunia pendidikan. Pelajaran bahasa Indonesia salah satu penunjang keberhasilan seorang siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN (1982:1-2):

BAB I PENDAHULUAN (1982:1-2): BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu. Karena itu matematika sangat diperlukan, baik untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai fungsi dan tujuan yang harus diperhatikan. Fungsi dan tujuan tersebut dapat dilihat pada UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan aspek yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan aspek yang sangat penting, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan aspek yang sangat penting, karena pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 dalam Sistem Pendidikan Nasional adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan memerlukan kecakapan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan memerlukan kecakapan hidup. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pendidikan merupakan unsur dasar yang menentukan kecakapan berpikir tentang dirinya dan lingkungannya. Seseorang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang telah dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap manusia wajib untuk belajar baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat melahirkan sumber daya manusia yang terdidik. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat melahirkan sumber daya manusia yang terdidik. Seiring dengan perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam peningkatan kualitas hidup setiap individu baik secara langsung maupun tidak langsung. Sekolah merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses untuk membangun manusia dalam. mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses untuk membangun manusia dalam. mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses untuk membangun manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Pendidikan juga mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pada. prinsipnya yang memiliki tanggung jawab besar adalah penyelenggara

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pada. prinsipnya yang memiliki tanggung jawab besar adalah penyelenggara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pada prinsipnya yang memiliki tanggung jawab besar adalah penyelenggara pendidikan. Guru sebagai bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Drama merupakan satu jenis karya sastra yang berbentuk fiksi maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Drama merupakan satu jenis karya sastra yang berbentuk fiksi maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama merupakan satu jenis karya sastra yang berbentuk fiksi maupun realita yang diangkat menjadi cerita yang ceritanya didominasi oleh dialog, maupun monolog.

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAVI DAN RME PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR SISWA

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAVI DAN RME PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR SISWA EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAVI DAN RME PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR SISWA (Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika seharusnya berpusat pada siswa, bukan pada guru. Belajar matematika merupakan proses mengkonstruksi konsep-konsep dan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran pengetahuan, keterampilan serta kebiasaan seseorang yang diwariskan dengan mengembangkan nilai-nilai budaya yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing serta mempertahankan diri dari

Lebih terperinci

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PENERAPAN PENDEKATAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DENGAN MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA BANGUN RUANG SISI DATAR (Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses menyiapkan individu untuk mampu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan modal utama dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Adanya program pendidikan, manusia dipersiapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini semakin berkembang, berbagai macam pembaharuan dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan. Untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan dan pembangunan suatu negara. Negara dikatakan maju dalam segala bidang baik dalam bidang ekonomi,

Lebih terperinci

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A -USAHA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERNALAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR SOMATIS, AUDITORI, VISUAL DAN INTELEKTUAL (SAVI) ( PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP N II Wuryantoro)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu hidup seseorang. Pendidikan seseorang dapat meningkatkan potensi yang ada pada dirinya. Namun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal utama yang dibutuhkan untuk menjamin kelangsungan hidup manusia karena pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting dalam perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah aspek penting dalam perkembangan peradaban manusia. Menurut Siswoyo dkk (2013: 1), pendidikan merupakan gejala semesta (fenomena universal)

Lebih terperinci

BUKU STANDAR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BUKU STANDAR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BUKU STANDAR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG JL. PIET A TALLO, LILIBA KUPANG Tlp. (0380) 881880, 881881 Fax.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia sepanjang hidupnya. Tanpa adanya pendidikan manusia akan sulit berkembang bahkan akan terbelakang. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN [1]

BAB I PENDAHULUAN [1] BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan buku ajar kimia sekolah Menengah Atas (SMA) melalui inovasi materi pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 sangat perlu dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai bagian dari kurikulum di sekolah, memegang peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan yang mampu bertindak atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan sangat penting bagi manusia. Karena melalui pendidikan setiap orang dapat mencapai cita-cita dan tujuan hidupnya. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang telah dimulai sejak dari buaian hingga liang lahat. Oleh sebab itu, setiap manusia wajib untuk belajar baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diantaranya adalah persaingan antara siswa sebagai peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diantaranya adalah persaingan antara siswa sebagai peserta didik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat saat ini terjadi persaingan yang ketat dalam dunia pendidikan diantaranya adalah persaingan antara siswa sebagai peserta didik yang saling berlomba

Lebih terperinci

Oleh : Otong Sugiarto K BAB I PENDAHULUAN

Oleh : Otong Sugiarto K BAB I PENDAHULUAN Studi implementasi program percepatan (akselerasi) pada pembelajaran matematika di Madrasah Tsanawiyah (MTs) (studi pada kelas VIII akselerasi semester genap Madrasah Tsanawiyah Assalaam Surakarta tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan tentang pendahuluan penelitian yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. A. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di setiap kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan sampai kepada masalah yang sulit untuk didapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan proses mendidik, yaitu suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,

Lebih terperinci

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarakan hasil penelitian dan pembahasan terhadap pembelajaran bahasa Indonesia kelas X di SMA Negeri 1 Surakarta dan SMA Negeri 3 Surakarta pada Kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, dunia pendidikan juga mengalami perubahan-perubahan ke arah yang maju. Perubahan ini ditandai dengan gejolak berbagai macam kurikulum

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Zaman modern yang penuh dengan pengaruh globalisasi ini, kita dituntut

BAB 1 PENDAHULUAN. Zaman modern yang penuh dengan pengaruh globalisasi ini, kita dituntut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman modern yang penuh dengan pengaruh globalisasi ini, kita dituntut untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Pernyataan ini bukan tanpa sebab,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, matematika diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mekanisme institusional yang fundamental untuk mengembangkan ketrampilan dan pengetahuan manusia adalah pendidikan. Manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik, pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini semakin pesat, sehingga terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini semakin pesat, sehingga terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini semakin pesat, sehingga terjadi persaingan antara satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini, peran pemerintah untuk ikut serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat Indonesia yang maju, modern, dan sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat Indonesia yang maju, modern, dan sejajar dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan nasional Indonesia menyatakan perlunya masyarakat melaksanakan program pembangunan nasional dalam upaya terciptanya kualitas manusia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus terpenuhi dari setiap individu, karena dengan pendidikan potensi-potensi individu tersebut dapat dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi anak usia sekolah tidak hanya dalam rangka pengembangan individu, namun juga untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi anak usia sekolah tidak hanya dalam rangka pengembangan individu, namun juga untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi anak usia sekolah tidak hanya dalam rangka pengembangan individu, namun juga untuk kemajuan pembangunan bangsa dan negara, karena anak-anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru adalah pelaku utama dalam pendidikan, karena guru yang berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru adalah pelaku utama dalam pendidikan, karena guru yang berinteraksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Guru adalah pelaku utama dalam pendidikan, karena guru yang berinteraksi langsung dengan peserta didik. Dalam proses pembelajaran, guru sangat berperan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan dapat bersaing secara global. Sebagai suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan dapat bersaing secara global. Sebagai suatu sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dan diprioritaskan bagi seluruh umat manusia karena pendidikan merupakan ilmu sepanjang hayat. Pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasal 1 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk. diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. pasal 1 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk. diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan kehidupan dan perkembangan bangsa. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan selalu mengacu pada kurikulum yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ruzz Media Group, 2009), hlm Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-

BAB I PENDAHULUAN. Ruzz Media Group, 2009), hlm Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi secara tidak langsung memberikan dampak pada perubahan sistem pendidikan, seperti halnya terjadinya perubahan kurikulum.

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH Kompetensi Kepribadian 1. Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin : Selalu konsisten dalam berfikir, bersikap, berucap, dan berbuat dalam setiap melaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Data pada penelitian ini meliputi data analisis web pembelajaran kimia pada pokok bahasan Larutan Penyangga/Buffer, data analisis pengembangan bahan ajar berbasis web pada pokok

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas IV SD Negeri Pabelan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan nonformal seperti yang tertera dalam pasal 26 ayat (5) Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas baik. Peningkatan sumber daya manusia dapat dilakukan berbagai cara,

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas baik. Peningkatan sumber daya manusia dapat dilakukan berbagai cara, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu negara didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas baik. Peningkatan sumber daya manusia dapat dilakukan berbagai cara, salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keilmuan lainnya. Manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. keilmuan lainnya. Manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan suatu bidang ilmu yang mencakup bidang keilmuan lainnya. Manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat dipungkiri lagi. Pasalnya hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan suatu bangsa, karena kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan dan sumber

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN 1 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Metode Quick On The Draw Dari hasil penelitian implementasi atau penerapan metode quick on the draw di SDN Alun-Alun Contong

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pada kajian teori, pendapat-pendapat ahli yang mendukung penelitian akan dipaparkan dalam obyek yang sama, dengan pandangan dan pendapat yang berbedabeda. Kajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

Lebih terperinci