ANALISIS POTENSI PERMINTAAN (DEMAND) ANGKUTAN UMUM PADA KORIDOR JALAN RAYA SESETAN DENPASAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI UNTUK KENDARAAN BERMOTOR DI PERKOTAAN: ASPEK PEMODELAN

PENATAAN TERMINAL OJEK DAN FASILITAS PRASARANA JALAN DI PERSIMPANGAN JALAN PADASUKA DAN JATIHANDAP

PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI UNTUK KENDARAAN BERMOTOR DI PERKOTAAN: ASPEK PEMODELAN

Oleh: A.A. Gede Agus Mahayana I Gusti Ayu Agung Ariani Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana

Rancang Bangun Aplikasi Pemilihan Alat Transportasi Umum Kota Surabaya Menggunakan Metode Spanning Tree Pada Smartphone Android.

KINERJA LAYANAN BIS KOTA DI KOTA SURABAYA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN PENUMPANG ANGKUTAN UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM JALUR KOLHUA BUNDARAN PU DAN BANGKITAN PERJALANAN PENDUDUK YANG MENGGUNAKAN KENDARAAN PRIBADI

E:mail :

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

KAJIAN TARIF ANGKUTAN KOTA (Studi Kasus Kota Bandung)

OPTIMASI PENGGUNAAN ARMADA BIS PADA PO. ROSALIA INDAH SIGIT PRASTOWO

EVALUASI KINERJA BUS PATAS ANTAR KOTA DALAM PROPINSI PO. RUKUN JAYA ( STUDI KASUS TRAYEK SURABAYA - BLITAR )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KARAKTERISTIK PELAKU PERJALANAN DALAM WILAYAH PELAYANAN TRAYEK MAMBORO MANONDA DI KOTA PALU

NILAI WAKTU PENGGUNA TRANSJAKARTA

Analisis Potensi Demand pada Sekolah serta Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP) pada Batik Solo Trans (BST) Koridor Empat di Surakarta

UCAPAN TERIMA KASIH. Denpasar, Agustus Penulis

EVALUASI KINERJA PENGOPERASIAN ANGKUTAN PENGUMPAN (FEEDER) TRANS SARBAGITA TP 02 KOTA DENPASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi makro perlu dipecahkan menjadi sistem transportasi yang lebih kecil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. penumpang, bus kecil, bus sedang,dan bus besar.

ANALISIS KEPADATAN LALU LINTAS TERHADAP KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN KENDARAAN BERMOTOR (STUDI KASUS SDN BOJONG RANGKAS 4 BOGOR)

PENGENALAN ANALISIS OPERASI & EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas tersebut memerlukan berbagai sarana transportasi. Pelayanan transportasi

KENAPA TRANSPORTASI PERLU DIRENCANAKAN?

TESIS MAGISTER. Oleh : YOSI ALWINDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KINERJA OPERASI TRANS METRO BANDUNG KORIDOR III CICAHEUM-SARIJADI DITINJAU DARI WAKTU PERJALANAN DAN FAKTOR MUAT

TUGAS AKHIR PENGARUH PERKEMBANGAN BANDARA INTERNASIONAL ADI SOEMARMO TERHADAP PERUBAHAN GUNA LAHAN PERDAGANGAN DAN JASA PADA KORIDOR JALAN ADI SUCIPTO

EVALUASI KINERJA BUS PATAS ANTAR KOTA DALAM PROPINSI TRAYEK PROBOLINGGO-MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu tempat ke tempat lain untuk berbagai aktivitasnya, dan semua manusia

Evaluasi Kinerja Angkutan Umum (Bis) Patas dan Ekonomi Jurusan Surabaya - Malang

PENERAPAN " VARIABLE TRAFFIC CONTROLLERS SYSTEM'' DI DKI JAKARTA

Studi Demand Kereta Api Komuter Lawang-Kepanjen

PENGARUH ALAT PEMBATAS KECEPATAN DAN PITA PENGGADUH TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN BERMOTOR

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA ANGKUTAN UMUM TRANS SARBAGITA ATAS KESELAMATANNYA : STUDI PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS ( UPT ) TRANS SARBAGITA

TUGAS AKHIR ANALISIS BIAYA PERJALANAN KOMUTER PNS PEMERINTAH KOTA MAKASSAR

TESIS ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL BENOA-BANDARA-NUSA DUA A.A. ASTRI DEWI

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JALUR TRAYEK BUS DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN ARCVIEW GIS

EVALUASI KINERJA ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIDOARJO

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENGGUNA JASA ANGKUTAN TRANS SARBAGITA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN COKROAMINOTO AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN DI LOKASI SEMENTARA PASAR BADUNG

KARAKTERISTIK POLA PERJALANAN DI KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT KEMACETAN DAN TINGKAT PERTUMBUHAN JUMLAH WISATAWAN DI KOTA BANDUNG: PENDEKATAN SYSTEM DYNAMICS TESIS NURILLAH UTAMI NIM :

STUDI EVALUASI PELAYANAN TERMINAL KERTONEGORO KABUPATEN NGAWI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

.sue; as : minibus, bus kola, motor becak, taxi, etc. ABSTRACT

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR DI MALL ROBINSON DENPASAR

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGGUNAAN MODA PERJALANAN KOMUTER PNS PEMERINTAH KOTA MAKASSAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah

KECEPATAN BUS TRANS METRO BANDUNG KORIDOR ELANG - CIBIRU ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EVALUASI EFISIENSI PERTUKARAN TRAYEK BUS BESAR DI DKI JAKARTA TESIS MAGISTER. Oleh : NADIA KHAIRA ARDI NIM :

MODEL PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PRIBADI DAN ANGKUTAN UMUM PADA DAERAH RUTE TRANSMUSI KORIDOR IV. Siswa Indra 1 ), Sukarman 2 )

Bus Sekolah Sebagai Moda Alternatif untuk Mengurangi Volume Lalulintas Harian di Kota Yogyakarta

disatukan dalam urutan tahapan sebagai berikut :

TUGAS AKHIR KAJIAN PERAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM TERHADAP PERGERAKAN KAWASAN UTARA KE PUSAT KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tarik tersendiri bagi penduduk untuk melakukan migrasi ke daerah tertentu. Migrasi

Bangkitan Perjalanan Pada Perumahan Baturaja Permai Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan ini merupakan pergerakan yang umum terjadi pada suatu kota. memberikan suatu transportasi yang aman, cepat, dan mudah.

BAB I PENDAHULUAN. di wilayah Kalimantan Selatan yang saat ini memiliki posisi yang sangat

ANALISA PERMINTAAN PARKIR DI STASIUN PONCOL DAN TAWANG SEMARANG

BAB II TRANSPORTASI DARAT PERANGKUTAN JALAN RAYA

PENELITIAN MODEL ANGKUTAN MASSAL YANG COCOK DI DAERAH PERKOTAAN. Balitbang bekerjasama dengan PT Karsa Haryamulya Jl.Imam Bonjol 190 Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Ibnu Sholichin Mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Rekayasa Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Pertemuan Kelima Prodi S1 TS DTSL FT UGM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Keputusan Mentri Perhubungan No. 35 tahun 2003 Tentang

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

BAB I PENDAHULUAN. Letak secara geografis Kabupaten Sleman yang sangat strategis yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEBUTUHAN PRASARANA DAN SARANA TRANSPORTASI YANG MENDUKUNG PELAYANAN TRANSPORTASI PUBLIK DI KOTA BANDUNG

EVALUASI TINGKAT PELAYANAN PEJALAN KAKI, PESEPEDA, DAN ANGKUTAN UMUM MENGGUNAKAN TIC-TOOLS YANG BERDASAR HCM 2010 DI KAWASAN PASAR GEDE SURAKARTA

ANALISIS PENENTUAN TARIF STANDAR ANGUTAN KOTA DI KABUPATEN BANYUWANGI. Rahayuningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sangat kompleks terhadap kehidupan masyarakat termasuk diantaranya

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG PARKIR TERINTEGRASI UNTUK FIB, FH, DAN FISIP UNDIP KAMPUS TEMBALANG

KAJIAN PELAYANAN ANGKUTAN UMUM TRAYEK BLORA BOGOREJO CEPU DI KABUPATEN BLORA 1

Analisis Aksesibilitas Penumpang Angkutan Umum... Putu Alit Suthanaya 87

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. Angkutan jalan

KAJIAN TARIF TAKSI DI KOTA MAKASSAR TESIS MAGISTER. Oleh : Viasmudji I.S. Bitticaca

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENGGUNA JASA ANGKUTAN TRANS SARBAGITA DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN Langkah-Langkah Penelitian Identifikasi Masalah Tinjaun Pustaka...

KAJIAN KOMPARATIF PELAYANAN ANGKUTAN UMUM ANTARA KOTA SEMARANG DAN KOTA SURAKARTA 1

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

DAMPAK EKONOMI DAN LINGKUNGAN PERENCANAAN TATA RUANG DAN SISTEM TRANSPORTASI KOTA TESIS MAGISTER. Oleh: MUHAMAD ISNAENI N I M :

Redesain dan Optimalisasi Ruang Parkir Fakultas Pertanian Kampus Bukit Jimbaran

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

KAJIAN PERPINDAHAN MODA (MODE SHIFTING) DARI PENGGUNA KENDARAAN PRIBADI KE KENDARAAN UMUM (STUDI KASUS: KOTA BANDUNG)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INVENTARISASI PARKIR JAKABARING BERDASARKAN GPS ANDROID

ESTIMASI KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM KOTA BANDA ACEH

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PENGOPERASIAN ANGKUTAN SEKOLAH DI KOTA DENPASAR (STUDI KASUS SEKOLAH RAJ YAMUNA) (030T)

THE ANALYSIS OF EMPLOYEE TRANSPORTATION SERVICES FOR DENPASAR CITY GOVERNMENT IN LUMINTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Indikator pengukuran kinerja jalan perkotaan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergerakan pada suatu daerah, baik berupa transportasi barang maupun transportasi orang.

Transkripsi:

66 ANALISIS POTENSI PERMINTAAN (DEMAND) ANGKUTAN UMUM PADA KORIDOR JALAN RAYA SESETAN DENPASAR Dewa Ayu Nyoman Sriastuti 1) 1) Jurusan Teknik Sipil, Universitas Warmadewa, Denpasar, Bali dwayusriastuti@gmail.com ABSTRACT Denpasar city is the center of government, trade, education, tourism and various services are indicators of changes in land use, density, movement, and high population, impact on economic improvement, social culture and transportation activities, especially traffic activity. Incriesed activities are followed by an increase in private vehicle usage, which causes transportation problems to become more complex. Therefore, transportation system planning especially in terms of transportation is an urgent thing to do. One of the important transportation systems planning to help solve the transportation problem is the planning of public transportation arrangement. Public transport routes in the Denpasar city have not spread evenly to serve the potential demand for public transportation, such as in the area of South Denpasar for example, there is no public transport routes that serve the community to conduct student activities, public transportation, so that necessary to study the potential demand of public transport, especially on Jalan Raya Sesetan corridor in South Denpasar. The service of reliable public transport is solution to create an effective, efficient and economical route in the utilization of road space and fuel consumption. The objective of providing public transportation which effective, efficient and economical will be achieved if the characteristics of users around the planned service corridor mainly concern the potential of public transport demand is known. Characteristics along the service corridor include the number of family members, the number of workers, the number of students, the number of potential trips, the number of vehicles owned, the monthly family income, the interest in the use of public transport. The result shown the average number of population in the service corridor is 21431 in which all villages have an average N value greater than the value of R (R = 20), thus fulfilling in public transport service, while the number of passengers is 17543 movements. Keyword: micro-hydro, soil bearing capacity, foundation design

67 ABSTRAK Kota Denpasar merupakan tempat pusat pemerintahan, perdagangan, pendidikan, pariwisata dan beragam jasa adalah indikator perubahan fungsi lahan, kepadatan, pergerakan, serta jumlah penduduk cukup tinggi, berdampak pada peningkatan ekonomi, sosial budaya serta aktivitas transportasi khususnya aktivitas berlalu lintas. Peningkatan aktivitas ini diikuti dengan peningkatan pemakaian kendaraan pribadi, yang menyebabkan permasalahan transportasi menjadi semakin komplek. Untuk itu, perencanaan sistem transportasi terutama perencanaan dari segi sarana transportasi merupakan hal yang mendesak yang harus dilakukan. Salah satu perencanaan sarana sistem transportasi yang penting untuk membantu pemecahan permasalahan transportasi adalah perencanaan pengaturan angkutan umum. Rute-rute angkutan umum di wilayah kota Denpasar yang ada saat ini belum tersebar secara merata melayani sesuai potensi permintaan angkutan umum, seperti di wilayah Denpasar Selatan misalnya, belum ada rute angkutan umum yang melayani masyarakat untuk melakukan aktivitas dalam kota seperti antar jemput siswa sekolah, ke pasar maupun keperluan lain yang memerlukan sarana transportasi, maka perlu dilakukan studi mengenai Potensi Permintaan (demand) Angkutan Umum khususnya pada koridor Jalan Raya Sesetan di Denpasar Selatan. Pelayanan terhadap angkutan umum yang andal merupakan solusi yang tepat guna menciptakan perjalanan yang efektif, efisien dan ekonomis dalam pemanfaatan ruang jalan maupun konsumsi bahan bakar. Tujuan penyelenggaraan angkutan umum yang efektif, efisien dan ekonomis akan tercapai jika karakteristik pengguna di sekitar koridor pelayanan yang direncanakan terutama menyangkut besar potensi permintaan angkutan umum (public transport demand) diketahui. Karakteristik di sepanjang koridor pelayanan meliputi jumlah anggota keluarga, jumlah pekerja, jumlah pelajar, jumlah usia potensial yang melakukan perjalanan, jumlah kendaraan yang dimiliki, besar pendapatan keluarga perbulan, Minat terhadap pemakaian angkutan umum. Hasil analisis menunjukkan jumlah permintaan rata-rata penduduk sepanjang koridor pelayanan yang direncanakan sebesar 21431 dimana seluruh desa/kelurahan memiliki nilai N rata-rata lebih besar dari nilai R (R = 20), sehingga memenuhi dalam pelayanan angkutan umum (untuk pengusahaan angkutan umum penumpang), sedangkan jumlah calon penumpang adalah 17543 pergerakan. Kata kunci: Potential, public transportation, demand

68 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Denpasar merupakan tempat pusat pemerintahan, perdagangan, pendidikan, pariwisata dan beragam jasa adalah indikator perubahan fungsi lahan, kepadatan, pergerakan, serta jumlah penduduk cukup tinggi, berdampak pada peningkatan ekonomi, sosial budaya serta aktivitas transportasi khususnya aktivitas berlalu lintas. Peningkatan aktivitas ini diikuti dengan peningkatan pemakaian kendaraan pribadi, namun tidak diimbangi dengan penyediaan infrastruktur jalan, sarana dan prasarana transportasi. Salah satu perencanaan sarana sistem transportasi yang penting untuk membantu pemecahan permasalahan transportasi adalah perencanaan pengaturan angkutan umum. Ketidakseimbangan antara penyediaan (supply) dengan kebutuhan (demand) angkutan umum akan mempengaruhi pengembangan dan kinerja serta pola pelayanan angkutan umum. Rute-rute angkutan umum di wilayah kota Denpasar yang ada saat ini belum tersebar secara merata melayani sesuai potensi permintaan angkutan umum, seperti di wilayah Denpasar Selatan misalnya, belum ada rute angkutan umum yang melayani masyarakat untuk melakukan aktivitas dalam kota seperti antar jemput siswa sekolah, ke pasar maupun keperluan lain yang memerlukan sarana transportasi, maka perlu dilakukan studi mengenai Potensi Permintaan (demand) Angkutan Umum pada koridor Jalan Raya Sesetan di Denpasar Selatan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana karakteristik masyarakat pada koridor Jalan Raya Selatan terhadap pelayanan angkutan umum? 2. Berapa besar potensi permintaan (demand) angkutan umum pada koridor Jalan Raya Sesetan? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian pada latar belakang dan permasalahan yang dirumuskan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui karakteristik masyarakat pada koridor Jalan Raya Sesetan di wilayah Denpasar Selatan terhadap pelayanan angkutan umum. 2. Mengetahui besar potensi permintaan (demand) angkutan

69 umum pada koridor Jalan Raya Sesetan. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu bagi masyarakat selaku pengguna (user), pemerintah selaku pemegang kebijakan (regulator) sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan dalam mengatur regulasi angkutan umum perkotaan, serta pihak pengusaha selaku pelaku usaha transportasi (operator) sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. 1.5 Batasan masalah Mengingat luasnya permasalahan yang menyangkut potensi permintaan angkutan umum, untuk itu ada beberapa hal yang dibatasi pada penelitian ini diantaranya: 1. Karakteristik masyarakat disepanjang koridor Jalan Raya Sesetan Denpasar Selatan, meliputi jumlah anggota keluarga, jumlah pekerja, jumlah pelajar, jumlah usia potensial melakukan perjalanan, jumlah kendaraan yang dimiliki dan besar pendapatan per bulan. 2. Analisis data menggunakan metode dari Departemen Perhubungan Tahun 1996 berdasarkan Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan dalam Trayek Tetap dan Teratur. 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Angkutan Penumpang Umum Angkutan penumpang umum adalah setiap kendaraan yang dioperasikan untuk melayani penumpang dalam melakukan perjalanan. Jenis angkutan penumpang umum pada umumnya merupakan jenis angkutan yang pelayanannya mengikuti lintasan tetap. Sementara angkutan pribadi bebas menentukan lintasan sendiri sejauh tidak melanggar ketentuan lalu-lintas. Angkutan penumpang umum adalah angkutan yang dilakukan dengan sistem sewa bayar. Termasuk dalam pengertian angkutan penumpang umum adalah angkutan kota, kereta api, angkutan air dan udara. Tujuan utama dari keberadaan angkutan penumpang umum ini adalah menyelenggarakan pelayanan angkutan umum yang baik dan layak bagi masyarakat. Ukuran pelayanan yang baik adalah pelayanan yang aman, cepat, murah dan nyaman. (Santoso, 1996).

70 2.2 Permintaan Jasa Angkutan Permintaan/kebutuhan akan jasa-jasa transportasi ditentukan oleh barang-barang dan penumpang yang akan diangkut dari suatu tempat ketempat lain. Permintaan akan angkutan adalah permintaan tak langsung, berawal dari kebutuhan manusia akan berbagai jenis barang dan jasa (Salim, 1993). 2.3 Analisis Permintaan Analisis permintaan dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Menelaah rencana pengembangan kota, investarisasi tata guna tanah, dan aktifitas ekonomi wilayah perkotaan. 2. Menelaah data penduduk, jumlah penduduk, dan penyebarannya. 3. Invetarisasi data perjalanan yang berisi asal dan tujuan perjalanan, maksud perjalanan, dan pemilihan moda angkutan (moda choice). 4. Menelaah pertumbuhan penumpang masa lain dan pertumbuhan beberapa parameter lain, misalnya kepemilikan kendaraan dan pendapatan. 2.4 Penentuan Titik-Titik Terjauh Pelayanan Angkutan Penumpang Umum Perhitungan jumlah permintaan pelayanan angkutan umum penumpang meliputi tahap-tahap sebagai berikut (Departemen Perhubungan, 1996): 1. Penentuan angka kepemilikan kendaraan pribadi Persamaan angka kepemilikan kendaraan pribadi, sebagai berikut: K = V/P... (1) 2. Penentuan jumlah penduduk potensial melakukan pergerakan Persamaan jumlah penduduk potensial melakukan pergerakan dan membutuhkan pelayanan angkutan umum (M), sebagai berikut: M = Pm (Ll + L2)... (2) M = Pm ((V1/P.Pm.C1) + (V2/P.Pm.C2)... (3) M = Pm (1 ((V1/P.C1) + (V2/P.C2))... (4) 3. Penentuan jumlah permintaan angkutan penumpang umum Persamaan jumlah permintaan angkutan umum sebagai berikut: D = ftr x M... (5) 4. Penentuan titik-titik terjauh permintaan pelayanan angkutan penumpang umum

71 Pertidaksamaan jumlah permintaan angkutan penumpang umum, sebagai berikut: D > R x Pmin... (6) 5. Penentuan jumlah kendaraan yang dibutuhkan Persamaan jumlah kebutuhan kendaraan per kelurahan/desa sebagai berikut : N = D...(7) P min 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi atau wilayah studi dalam penelitan ini adalah wilayah Denpasar Selatan khususnya koridor Jalan Raya Sesetan Desa Sesetan. 3.2 Tahapan Penelitian Langkah-langkah penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini: Gambar 1. Tahapan Penelitian

72 3.3 Analisis Data Analisis potensi permintaan berpedoman pada Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Umum di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap dan Teratur, Departemen Perhubungan Tahun 1996. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kompilasi Data Sekunder 4.1.1 Jumlah Kepala Keluarga Keluarga yang dilibatkan adalah keluarga-keluarga yang berdomisili di dusun/banjar pada koridor Jalan Raya Sesetan yang terdiri atas Banjar Kaja dengan jumlah KK yaitu 7929 KK, Banjar Tengah yaitu 8519 KK, Banjar Gaduh yaitu 2018 KK, Banjar Lantang Pejuh 3923 KK, Banjar Puri Agung 6543 KK, Banjar Pegok 2035 KK, Banjar Kubu Delod Tukad 4754 KK dan Banjar Suwung Batan Kendal 2875 KK. Rata-rata jumlah KK di daerah studi adalah 4824 KK. 4.1.2 Jumlah Penduduk Jumlah penduduk di Kelurahan Sesetan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah penduduk menurut golongan umur (jiwa) No. Dusun/Banjar Golongan Lantang Puri Umur Kaja Tengah Gaduh Pegok Pejuh Agung 1. 0-4 thn 1747 987 914 1473 1069 1653 2. 5-9 thn 1669 952 883 1423 1032 1596 3. 10-14 thn 1357 781 723 1166 846 1308 4. 15-19 thn 1276 736 682 1098 798 1232 5. 20-24 thn 1754 984 916 1475 1071 1657 6. 25-29 thn 1966 1359 1258 2029 1472 2278 7. 30-34 thn 2632 1340 1241 2001 1451 2245 8. 35-39 thn 2248 1120 1037 1673 1213 1876 9. 40-44 thn 1544 772 715 1153 836 1293 10. 45-49 thn 1180 652 521 839 609 941 11. 50-54 thn 844 411 381 614 446 687 12. 55-59 thn 893 284 262 424 307 474 13. 60-64 thn 425 200 184 297 215 333 14. > 65 thn 475 307 285 459 333 515 Jumlah 19895 10795 10002 16124 11698 18088 Sumber: profil desa/kelurahan Sesetan 4.1.3 Jumlah Penduduk Usia Potensial Melakukan Perjalanan Jumlah usia potensial melakukan perjalanan terbanyak terdapat di Kelurahan/Kelurahan Kaja dengan 36464 orang. 4.1.4 Kepemilikan Kendaraan Pribadi Kepemilikan Kendaraan pribadi pada Tabel 2 menyatakan sepeda motor sebagai sarana angkutan terbesar yang dimiliki penduduk.

73 Tabel 2. Kepemilikan Kendaraan Pribadi (unit) Jumlah Kepemilikan Kendaraan Pribadi No. Kelurahan/Desa Sepeda Truck/Pick Mobil Motor Up Bus/Minibus Total Kend. % Kend. % Kend. % Kend. % 1. Kaja 1797 83 185 9 76 4 97 5 2033 2. Tengah 943 84 87 8 65 5 46 3 1218 3. Gaduh 1741 85 187 10 87 4 26 1 1797 4. Lantang Pejuh 1979 67 866 29 63 2 87 2 2943 5. PuriAgung 2783 90 197 6 50 2 46 2 3458 6. Pegok 2109 75 576 20 132 4 23 1 2894 7. KubuDelod Tukad 1644 83 187 10 95 3 98 5 1929 8. Suwung Bantal Kendal 1768 51 2356 44 75 2 65 2 2741 Sumber : Badan Pusat Statistik Prov. Bali, 2016 4.2 Kompilasi Data Primer Karakteristik keluarga yang merupakan data primer dikumpulkan dari survai wawancara rumah tangga di daerah studi, yaitu 400 meter di kanan dan 400 meter di kiri jalan. 4.2.1 Jumlah Anggota Keluarga Dari hasil survai terlihat bahwa jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang mempunyai prosentase yang tertinggi (rata-rata 35%). Pola yang sama juga terjadi pada prosentase yang terendah untuk jumlah anggota keluarga lebih dari atau sama dengan 7 orang (rata-rata 4%). Sebagian besar struktur keluarga berdasarkan data ini adalah orang tua (ayah dan ibu) dengan 2 orang anak. 4.2.2 Jumlah Pekerja dalam Keluarga Dari hasil survai menunjukkan bahwa jumlah pekerja 2 orang dalam satu keluarga mempunyai prosentase yang tertinggi (rata-rata 56%). Pola yang sama juga terdapat pada prosentase yang terendah untuk jumlah pekerja lebih dan atau sama dengan 4 orang (rata-rata 9%). 4.2.3 Jumlah Usia Potensial Melakukan Perjalanan dalam Keluarga Prosentase jumlah usia potensial melakukan perjalanan tertinggi adalah 4 orang per KK yaitu sebesar 37.07% dan kurang atau sama dengan 3 orang per KK yaitu sebesar 36.11%. Prosentase terendah adalah lebih besar atau sama dengan 7 orang dengan rata-rata 3%. 4.2.4 Kepemilikan Kendaraan Pribadi Kepemilikan sepeda motor menunjukan bahwa sebagian besar rumah tangga memiliki 2 buah sepeda motor dengan prosentase tertinggi yaitu 52.78%, kepemilikan mobil menunjukan bahwa sebagian besar rumah tangga tidak memiliki mobil dengan prosentase ratarata 48%, kepemilikan sebuah mobil dengan prosentase rata-rata 37%, sedangkan untuk kepemilikan lebih dari atau sama dengan 2 buah mobil dengan prosentase rata-rata 15%.

74 4.2.5 Minat Responden Terhadap Pemakaian Angkutan Umum Hasil survai home interview yang menunjukkan minat responden terhadap angkutan umum dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3. Minat responden hasil survai wawancara rumah tangga Jumlah Responden yang Prosentase Jumlah Dilibatkan (Orang) Minat Responden Tidak No. Dusun/Banjar Bersedia Bersedia Beralih Beralih Moda Moda Berminat Tidak 1. Kaja 37 78 33% 67% 2. Tengah 16 63 25% 75% 3. Gaduh 44 83 37% 63% 4. Lantang Pejuh 36 52 37% 63% 5. PuriAgung 19 41 31% 69% 6. Pegok 6 35 15% 85% 7. Kubu Delod Tukad 12 29 18% 82% 8. Suwung Batan Kendal 19 37 73% 27% Rata-Rata 34% 66% 4.3 Analisis Potensi Permintaan Analisis potensi permintaan dilakukan dengan menggunakan metode dari Departemen Perhubungan (1996), dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5. *) : Hasil analisis Tabel 4. Penentuan Jumlah Permintaan Pelayanan Angkutan Umum K1 K2 L1 L2 M D P *) Pm *) V1 *) V2 *) No. Kelurahan/Desa (3) : (1) (4) : (1) (5) x (2) x 3 (6) x (2) x 2 (2) {(7) + (8)} 2 x (9) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1. Kaja 18795 16543 177 1597 0.009 0.085 467 2811 13264 26529 2. Tengah 10002 8803 91 936 0.009 0.094 240 1648 6915 13830 3. Gaduh 10795 9501 186 1521 0.017 0.141 491 2677 6333 12665 4. Lantang Pejuh 16124 14192 177 1514 0.011 0.094 467 2665 11059 22119 5. Puri Agung 11698 10296 1129 1296 0.097 0.111 2981 2281 5034 10067 6. Pegok 31203 27464 559 2109 0.018 0.068 1476 3713 22275 44551 7. Kubu Delod Tukad 7134 6280 482 1341 0.068 0.188 1273 2361 2646 5292 8. Suwung Batan Kendal 13151 11575 290 1212 0.022 0.092 766 2134 8676 17351 Rata-Rata 21431 No Kelurahan/Desa Tabel 5. Penentuan Titik Terjauh Pelayanan D Pmin (MPU) N (1) : (2) Keterangan N R (R = 20) (memenuhi) Pmin (Bus Kecil) N (1) : (2) Keterangan N R (R = 20) (memenuhi) 1 2 3 4 5 6 7 1 Kaja 26529 250 106 106 20 (memenuhi) 400 66 66 20 (memenuhi) 2 Tengah 13830 250 55 55 20 (memenuhi) 400 35 35 20 (memenuhi) 3 Gaduh 12665 250 51 51 20 (memenuhi) 400 32 32 20 (memenuhi) 4 Lantang Pejuh 22119 250 88 88 20 (memenuhi) 400 55 55 20 (memenuhi) 5 Puri Agung 10067 250 40 40 20 (memenuhi) 400 25 25 20 (memenuhi) 6 Pegok 44551 250 178 178 20 (memenuhi) 400 111 111 20 (memenuhi) 7 KubuDelod Tukad 5292 250 21 21 20 (memenuhi) 400 13 13 20 (tidak memenuhi) 8 Suwung Batan Kendal 17351 250 69 69 20 (memenuhi) 400 43 43 20 (memenuhi) Rata-Rata 76 76 20 (memenuhi) 400 48 48 20 (memenuhi)

75 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan data analisis data yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Berdasarkan karakteristik penduduk di sepanjang koridor pelayanan, dapat disimpulkan bahwa masyarakat memiliki potensi yang cukup besar dalam melakukan pergerakan. 2. Besar potensi permintaan angkutan umum (jumlah calon penumpang) pada koridor jalan raya Sesetan dengan armada mikrolet dengan jadwal tetap dan jelas adalah 17543 orang 5.2 Saran 1. Penelitian dapat dikembangkankan dengan melakukan analisis ekonomi dan analisis finansial terhadap pengoperasian angkutan umum disepanjang koridor jalan raya Sesetan Denpasar. 2. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan melakukan analisis terhadap kinerja pelayanan angkutan umum yang sudah ada. Angkutan Penumpang Umum di wilayah Perkotaan dalam Proyek Tetap dan Teratur, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Depertemen Perhubugan. (1996). Penentuan Jumlah Armada dan Penjadwalan. Jakarta: Badan Pendidikan dan Latihan Perhubungan Pusat, Pendidikan dan Latihan Perhubungan Darat. LPAL-ITB. (1997). Studi Kelayakan Proyek Transportasi Bandung. Lembaga Pengabdian Masyarakat Pekerjasama dengan Kelompok Bidang Keahlian Nekayasa Transportasi Jumlah Teknis Sipil ITB. Santoso I. (1996). Perencanaan Prasarana Angkutan Umum Bandung. Pusat Transportasi dan Komunikasi Institut Teknologi Bandung. 6 DAFTAR PUSTAKA Departemen Perhubungan. (1996). Pedoman Teknis Penyelenggaraan