PENGEMBANGAN SISTEM KELOMPOK HOME INDUSTRY KRIPIK TEMPE PADA DESA BANGUN JAYA

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan. Volume 4 No. 2, Mei 2015 Halaman 71-77

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu kondisi bukan hanya hidup dalam

I. PENDAHULUAN. Desa Muara Uwai, Kecamatan Bangkinang Seberang mempunyai. karakteristik yang sebagian besar warga masyarakatnya bekerja sebagai

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI

RESONA Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat

Skema Program Pengabdian Kepada Masyarakat

A. PENDAHULUAN WIB. 1 diunduh pada tanggal 18 Juli 2012, pukul

KELOMPOK USAHA ROTI DI DESA PECALONGAN KECAMATAN SUKOSARI KABUPATEN BONDOWOSO

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS TENAGA KERJA DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BINJAI

RESONA Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

Secara umum, perencanaan sosial dimaksudkan untuk:

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KOTA SORONG PERIODE

BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Program Kreativitas Mahasiswa

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Peranan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam perekonomian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pendapatan Usaha Kecil Keripik Belut, Kasus Pada Usaha Kecil Keripik Belut di

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

KIDECO PENGEMBANGAN & AKSES ATAS TEHNOLOGI PENGEMBANGAN TEHNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK USAHA ANEKA KERIPIK CAMILAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia.

Rencana Strategis Pengabdian Kepada Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) STIE Kusuma Negara 2016

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DOSEN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KOPERTIS WILAYAH III JAKARTA

PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE

Pelatihan Pembuatan Bonsai Bokabu dari Oleana Syzygium Khas Borobudur untuk Peningkatan Nilai Ekonomi Tanaman

BAB V PENUTUP. a. Forum Informal; b. Studi Banding; c. Focus Group Discussion (FGD); d.

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

Studi Kasus Pengembangan Usaha : Kolaborasi PTS, PRA dan IKM Keripik Tempe Pedan

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran, juga akan membantu tercapainya pertumbuhan ekonomi yang. Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai keunggulan-keunggulan

BAB VI MENGEMBANGKAN ASET MENUMBUHKAN PERUBAHAN. A. Aksi Pendampingan Masyarakat Petani Tambak

MENUMBUHKAN WAWASAN EDUPRENEUR MAHASISWA MELALUI PROGRAM KKN PPM

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

IbM PENGRAJIN ROTAN DI KELURAHAN LEMBO

BAB VI PENUTUP. Laporan Akhir PLPBK Desa Jipang Menuju Desa Yang Sehat, Berkembang dan Berbudaya 62

Pengelolaan Kelembagaan dan Pemasaran Desa Wisata Kedunggudel Kenep Sukoharjo

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang. Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

Perempuan dan Industri Rumahan

IbM Kelompok Usaha Pengolahan Kerupuk Ikan Di Desa Tedunan

Fauzan Masykur. Program Studi Teknik Informatika, Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Terwujudnya Kota Mojokerto sebagai Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral.

GEMAKAN GERAKAN NDULANG DEWIS: SEBAGAI PEMANFAATAN POTENSI DESA UNTUK DIJADIKAN IKON DESA WISATA WONOLOPO KECAMATAN MIJEN

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, usaha kecil dan menengah semakin

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB VIII STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM

VII. PERANCANGAN PROGRAM. dukungan industri yang kuat dan sumberdaya manusia yang unggul, guna. mewujudkan masyarakat sejahtera dan makmur tahun 2020.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional baik di bidang ekonomi maupun sosial, termasuk

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN USAHA. PELAKU USAHA MIKRO Di SEKITAR UNPAR dengan PEMBERIAN KONSELING, PELATIHAN dan MEMBANGUN JEJARING

PROGRAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM)

BAB V PENUTUP. Strategi bisnis APIP S Kerajinan Batik menggunakan aliansi strategis dengan sebagai

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DAN MANAJEMEN BAGI IBU RUMAH TANGGA, REMAJA PUTRI DAN KELOMPOK USAHA BERSAMA MUTIARA KOTA JAMBI

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RESONA Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat

Kata Pengantar BAB 4 P E N U T U P. Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian suatu negara, Usaha Mikro Kecil dan Menengah

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

Jurnal SAINSTECH Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Vol. 1 Nomor 6 Desember 2016

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Weakness, Opportunity and Threath). Dengan hasil pada masing-masing

2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah. (RPJPD) Provinsi Riau , maka Visi Pembangunan

IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK USAHA MAKANAN KECIL. Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN : Veteran Jawa Timur

KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PEMBANGUNAN DAN PELATIHAN PENGELOLAAN WEBSITE UNTUK MENDUKUNG PROMOSI KAMPUNG WIRAUSAHA (E-LUN) KELURAHAN SISIR KOTA BATU

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup, serta baiknya pengelolaan sumber daya alam yang ada. diri menjadi penting agar masyarakat dapat berperan dalam model

E-UMKM: APLIKASI PEMASARAN PRODUK UMKM BERBASIS ANDROID SEBAGAI STRATEGI MENINGKATKAN PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tersedianya lapangan pekerjaan yang dapat menyediakan pekerjaan bagi

ANALISIS POTENSI AGROINDUSTRI UNGGULAN SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN NGRAHO, KABUPATEN BOJONEGORO

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN RISET DAN PENGEMBANGAN DIREKTORAT RISET DAN PENGABDIAN MASYARAKAT

WIRAUSAHA MAKANAN KUDAPAN SEBAGAI ALTERNATIF USAHA MANDIRI UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA MISKIN

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan hal klasik yang belum tuntas terselesaikan terutama

KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya

BAB IV PENUTUP. Capaian Keuangan % Kategori Terpenuhinya jaminan kesehatan bagi sangat baik

Jurnal Pengabdian LPPM Untag Surabaya E-ISSN : September 2017, Vol. 02, No. 03, hal P-ISSN :

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. gizi yang cukup tinggi dan harga yang sangat terjangkau selain tempe. Makanan

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENGEMBANGAN SISTEM KELOMPOK HOME INDUSTRY KRIPIK TEMPE PADA DESA BANGUN JAYA Asriany 1 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Palopo 1 Masalah kemiskinan di Indonesia ditandai oleh rendahnya mutu kehidupan masyarakat yang ditunjukan oleh masih rendahnya indeks pembangunan masyarakat. Untuk mengantisipasi semakin meningkatnya masyarakat miskin, maka salah satu upaya perguruan tinggi melalui penerapan KKN-PPM guna membuka peluang seluas-luasnya dalam membantu masyarakat untuk bekerjasama dengan perguruan tinggi yang memiliki sumber daya manusia yang cukup handal. Home industry kripik tempe di Desa Bangun Jaya, Kecamatan Tomoni, Kabupaten Luwu Timur memberdayakan masyarakat melalui rekruitmen warga sekitar yang didominasi oleh ibu rumah tangga sebagai tenaga kerja, meliputi bagian produksi dan pemasaran. Olehnya itu, dibutuhkan strategi pemberdayaan industri kecil meliputi strategi manajemen inovasi dan teknologi, pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga, dan anak remaja yang putus sekolah. Adapun target terhadap rencana kegiatan KKN-PPM ini adalah agar semua masyarakat dapat menikmati kehidupan yang lebih baik melalui pengembangan sistem kelompok home industry, sehingga mampu menaikkan pendapatan masyarakat. Rencana KKN-PPM untuk merealisasikan tujuan tersebut adalah mengunjungi kelompok/masyarakat yang akan dibina, membentuk binaan berupa kelompok home industry kripik tempe, melakukan pelatihan mutu produk, pembuatan kemasan, pelatihan analisis usaha, dan pengembangan usaha. Kata Kunci: Home industry, Kripik tempe 1. Pendahuluan Dinamika demografis dari tahun ke tahun semakin meningkat, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap angka pengangguran dan terjadinya tindak kejahatan. Pertumbuhan penduduk yang tidak diiringi dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat, akan menimbulkan masalah sosial semakin krusial dan mengancam sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Konsumerisme juga menyebabkan masyarakat terjebak dalam slogan besarpasak daripada tiang. Kondisi ini menjadi tantangan dan pekerjaan rumah bagi perguruan tinggi,masyarakat dan pemerintah sebagai pengambil kebijakan. Semuanya harus mampu saling bekerja sama untuk mewujudkan Negara sejahtera. Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Masalah kemiskinan ini sangatlah kompleks bersifat multi dimensional, dimana berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya,dan aspek lainnya. Kemiskinan terus dan menjadi masalah fenomenal di belahan dunia, khususnya Indonesia yang merupakan Negara berkembang. Kemiskinan telah membuat jutaan anak tidak bisa mengenyam pendidikan, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya tabungan dan investasi, dan masalah lain yang menjurus ke arah tindakan kekerasan dan kejahatan. Halaman 283 dari 352

Asriany Selama ini, banyak program pembangunan dari pemerintah yang telah dilakukan dalam rangka mengurangi kemiskinan seperti Inpres Desa Tertinggal (IDT), pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT), Raskin, Kompensasi BBM, dan lain-lain. Namun, dari program yang telah dilaksanakan oleh pemerintah tersebut masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaannya dan belum mampu mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia serta dinilai kurang efektif, karena masyarakat hanya menerima bantuan langsung dan tidak ada partisipasi aktif dari masyarakat dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kondisi kehidupan mereka. Koentjaraningrat (2002:23) mengatakan dalam masyarakat yang sedang bangkit membangun diperlukan konstruk yang berisi akan nilai-nilai yang berisi budaya yang berorientasi masa depan. Sedangkan menurut Gillin dan Gillin (dalam Basrowi 2005:155) juga mengemukakan tentang perubahan social yaitu merupakan variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, yang disebabkan baik karena perubahan-perubahan, kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi atau penemuan-penemuan sanitasi. Untuk melawan himpitan ekonomi, sekelompok pemuda berinisiatif membangun HomeIndustri kripik tempe. Home industry ini diharapkan menyerap tenaga kerja (warga sekitar). Salah satu misi dalam pembagunan Desa Bangun Jaya adalah meningkatkan ketahanan ekonomi dengan menggalakkan usaha ekonomi kerakyatan, melalui program strategis dibidang produksi pertanian, pemasaran, koperasi, usaha kecil dan menengah serta pariwisata. Hal ini dilakukan melalui peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan dengan tetap memperhatikan kelestarian dari lingkungan desa (RPJM-DES, 2010). Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah agar semua masyarakat dapat menikmati kehidupan yang lebih baik melalui pengembangan system kelompok home industry, sehingga secara otomatis dapat menaikkan pendapatan masyarakat. 2. Metode Penelitian Pelaksanaan program kegiatan pengabdian ini terdiri dari beberapa tahapan dengan tujuan yang diharapkan. Adapun metode pendekatan program yang dilakukan seperti yang terlihat dalam tabel ini berikut: Halaman 284 dari 352

Pengembangan Sistem Kelompok Home Industry Kripik Tempe Pada Desa Bangun Jaya Pelatihan Produksi Kripik Tempe Pelatihan pembuatan Brand/Kemasan Pelatihan dan Pendampingan teknis/manajemen Pendampingan pemasaran/networking d. Pesiapan Program Berdasarkan hasil observasi, maka perencanaan pelaksanaan program dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mempersiapkan tutor, peralatan dan tempat untuk diadakan pelatihan; 2. Sosialisasi program kepada mitra mengenai pelaksanaan kegiatan; 3. Pelaksanaan pelatihan menggunakan sistem pembelajaran terbuka yang memungkinkan peserta untuk bereksplorasi dan berimprovisasi sesuai dengan kreatifitas dan keahliannya sendiri dalam mengolah bahan yang telah disiapkan; 4. Pelatihan juga disertai dengan materi tentang manajemen usaha dan pemasaran produk sehingga nantinya selain skill membuat kue kripik tempe, peserta juga memiliki soft skill dalam bidang manajemen; 5. Diadakan sesi untuk bertukar pendapat (konseling kelompok) guna saling menguatkan diantara sesama meraka dan juga untuk menambah semangat dalam menjalani kehidupan dan memiliki visi untuk maju kedepan; dan 6. Melakukan promosi produk kepada khalayak. e. Pelaksanaan Program Adapun beberapa pemacahan masalah dalam kegiatan ini diarahkan melalui pelaksanaan kegiatan sebagai berikut: 1. Membentuk forum bersama kelompok Home Industry. Pengorganisasian ini dapat menekan persaingan yang tidak sehat, serta menaikkan daya tawar produk Home Industri Kripik Tempe dipasar; Halaman 285 dari 352

Asriany 2. Menggencarkan promosi bersama melalui pembuatan papan nama usaha maupun melalui social media (faceebook). Dengan cara ini, pasar menjadi lebih terbuka dan semakin luas; 3. Labeling yang menarik akan mampu membentuk brand dan memperkuat kharisma rasa yang enak, sehingga Kripik Tempe akan terlihat elit dengan harga yang terjangkau; 4. Pelatihan tata kelola usaha, agar kelompok Home Industri Kripik Tempe dapat memproyeksikan keuntungan Home Industri secara tepat, membuat pembukuan standar UKM sehingga akuntabilitasnya dapat dipertanggungjawabkan; dan 5. Pelatihan pembuatan desain/kemasan yang memenuhi standar kemasan makanan yang menyajikan nama/brand, komposisi,dan kandungan gizi diharapkan dapat menaikkan omset Home Industri Kripik Tempe. 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Melalui kegiatan KKN-PPM ini ditawarkan sebagai solusi bagi permasalahan yang telah dirumuskan di atas. Pendekatan yang ditawarkan bagi realisasi program KKN-PPM ini adalah model pemberdayaan dengan beberapa tahap yang meliputi: tahap persiapan, tahap assesment, tahap perencanaan alternatif program, tahap formulasi rencana aksi, tahap pelaksanaan (implementasi) program, tahap evaluasi, dan tahap terminasi. Pelaksanaan program KKN-PPM ini memang dilaksanakan sebagai upaya pemberdayaan mitra dalam bidang aneka produk olahan kripik tempe melalui kegiatan pelatihan kewirausahaan yang menitikberatkan kepada pengembangan usaha. Metode pelaksanaan program yang akan dilakukan melalui pelatihan manajemen usaha, pelatihan produksi, pelatihan administrasi, dan pendampingan. Semua metode ini merupakan satu kesatuan dari program KKN-PPM ini. Rancangan KKN-PPM Home Industri Kripik Tempe dilakukan melalui pertemuan awal tim di Desa Bangun Jaya, Kecamatan Tomoni, Kabupaten Luwu Timur. Sebagai langkah awal pengabdian kami melakukan diskusi dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) antara tim pengabdi, perwakilan P3M, aparat desa, dan mahasiswa yang akan terlibat dalam kegiatan KKN-PPM. Sosialisasi dilakukan dengan menjelaskan kelebihan dan keuntungan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui KKN-PPM di Halaman 286 dari 352

Pengembangan Sistem Kelompok Home Industry Kripik Tempe Pada Desa Bangun Jaya wilayah tersebut. Adapun hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah meliputi beberapa hal berikut ini: a. Meningkatnya motivasi berwirausaha pada mitra; b. Meningkatnya pengetahuan teknis petani terhadap teknologi pengolahan kedelai; dan bahan baku lainnya menjadi aneka olahan yang bergizi; c. Meningkatnya pengetahuan kelompok binaan tentang manajemen Home Industri; d. Meningkatnya jejaring pemasaran dan produksi Keripik Tempe; e. Meningkatnya nilai estetika Brand/kemasan Keripik Tempe; f. Meningkatnya keterampilan mahasiswa sebagai sasaran antara yang strategis dalam mendesain program pemberdayaan masyarakat melalui program KKN- PPM; dan g. Mulai terlihatnya pola pemberdayaan kolaboratif antara Perguruan Tinggi dan masyarakat. 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil kegiatan pendampingan dan pembinaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kegiatan mampu meningkatn semgat mitra dalam berwirausaha. Selain itu, kegiatan ini juga meningkatkan pengetahuan teknis khususnya petani terhadap teknologi pengolahan kedelai dan bahan baku lainnya menjadi aneka olahan bergizi; pengetahuan kelompok binaan tentang manajemen Home Industry dan mulai berjalannya pola pemberdayaan kolaboratif. Daftar Pustaka [1] Basrowi. 2005. Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indonesia. [2] BelshawCyril, S. 1981. Tukar Menukar Tradisional dan Pasar Modern. Jakarta: PT Gramedia. [3] Sutedjo, Budi dan Oetomo, Dharma. 2002. Perancangan dan Pengembangan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andipress. [4] Damsar. 2002. Sosiologi Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. [5] Ditbinlitabnas. 1996. Pedoman Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat oleh Perguruan Tinggi, Ditjen Dikti. Jakarta:Depdikbud. [6] Joyomartono, Mulyono. 1989. Perubahan Kebudayaan dan Masyarakat dalam Pembangunan. Semarang: IKIP Semarang Press. [7] Pasaribu dan Simadjuntak. 1982. Sosiologi Pembangunan. Bandung: Tarsito. Halaman 287 dari 352