I. PENDAHULUAN. Desa Muara Uwai, Kecamatan Bangkinang Seberang mempunyai. karakteristik yang sebagian besar warga masyarakatnya bekerja sebagai
|
|
- Ari Hardja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 I. PENDAHULUAN I.1 Pengenalan Wilayah Desa Muara Uwai, Kecamatan Bangkinang Seberang mempunyai karakteristik yang sebagian besar warga masyarakatnya bekerja sebagai bermacam-macam seperti mencari ikan di sungai, bercocok tanaman, dan sebagian kecil bekerja sebagai bidan dan PNS. Namun, kebanyakan dari masyarakat tersebut tidak memiliki pekerjaan yang menjanjikan. Seperti hanya menjadi buruh cuci di rumah-rumah orang menengah keatas. Tingkat pendidikan masyarakat ini kebanyakan adalah lulusan Sekolah Dasar (SD), tentu saja itu yang menjadikan sebagian besar warganya bekerja dengan kualifikasi keterampilan yang rendah. Banyak sumber-sumber yang belum termanfaatkan oleh warga masyarakat di sana, padahal daerah Desa Muara Uwai beserta masyarakatnya menyimpan potensi yang cukup besar untuk dikembangkan. Terlebih lagi dalam upaya penanganan berbagai macam permasalahan yang terdapat di Desa Muara Uwai tersebut. Kehidupan manusia akan selalu terikat dengan aspek ekonomi. Kebutuhan ekonomi setiap manusia pastinya akan selalu bertambah tanpa adanya rasa kepuasan dari setiap pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Wanita adalah sosok yang paling rentan mengalami permasalahan di wilayah pedesaan. Apalagi apabila ia sebagai wanita yang ditinggalkan oleh suami dan mempunyai tanggungan anak yang masih berusia belum dewasa. Wanita yang dengan kondisi demikian biasa disebut sebagai wanita rawan sosial ekonomi. Banyaknya jumlah wanita rawan
2 sosial ekonomi di Desa Muara Uwai menyebabkan masalah tersebut menjadi isu utama dalam pengukuran tingkat kesejahteraan sosial warga. Oleh sebab itu dibutuhkan strategi pemberdayaan bagi wanita rawan sosial ekonomi guna menanggulangi permasalahan yang ada. Sejalan dengan itu, langkah strategis yang perlu dilancarkan dalam kerja pemberdayaan perempuan adalah memberikan dukungan yang menjadikan setiap perempuan sebagai fokus perhatian dan arena pengabdian. Khusus kepada kaum ibu, yang mendesak untuk segera dilakukan adalah meningkatkan kemampuan mereka secara bertahap dan berkesinambungan agar bisa mengolah dan bergelut dengen kesempatan yang terbuka di dalam lingkungannya sendiri. Secara konkret, ini dapat dilakukan dalam bentuk memberikan pelatihan atau praktik usaha kecilkecilan kepada mereka. Seiring dengan perkembangan jaman pemberdayaan ini akan berdampak positif bagi masyarakat dalam meningkatkan taraf wanita rawan ekonomi. Pelaksanaan pemberdayaan ini juga bertujuan untuk mengantisipasi keterbelakangan ekonomi yang banyak dirasakan oleh masyarakat yang berkembang saat ini dan juga pemberdayaan ini mampu meningkatkan potensi sumberdaya manusia. I.2 Identifikasi Masalah Proses penggalian permasalahan didapatkan dari melaksanakan kegiatan diskusi dengan Kepala Desa, Ketua RT, dan berinteraksi langsung dengan masyarakat yang ada di Desa Muara Uwai, Kecamatan Bangkinang Seberang. Permasalahan pokok yang ada didaerah tersebut adalah rendahnya ekonomi masyarakat dikarenakan tidak mendapatkan penghasilan lagi dikarenakan
3 ditinggalkan oleh suaminya. Selain itu, wanita ini rata-rata hanya berpendidikan Sekolah Dasar, sehingga menyulitkan mereka dalam mencari nafkah untuk diri sendiri, maupun untuk anak yang ditinggalkan. Selain rendahnya tingkat pendidikan, mereka tidak memiliki keahlian khusus dibidang apapun, sehingga yang bisa mereka lakukan hanyalah menjadi buruh cuci di perumahan orang menengah keatas. I.3 Tujuan 1. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang ada di Desa Muara Uwai, Kecamatan Bangkinang Seberang 2. Memberikan pembelajaran tentang usaha kreatifitas yang diminati oleh masyarakat II. PROGRAM DAN KEGIATAN
4 Kegiatan pemberdayaan wanita tidak lepas dari program-program yang akan dilaksanakan dalam memberdayakan wanita. Sebelum melaksanakan kegiatan pemberdayaan ada baiknya terlebih dahulu mengenalkan program yang akan dilaksanakan agar ketika mensosialisasikan program tersebut, fasilitator bisa memampung apa saja permasalahan yang dihadapi oleh wanita rawan sosial ekonomi. Adapun program yang akan dilaksanakan dalam memberdayakan wanita rawan sosial ekonomi di Desa Muara Uwai, Kecamatan Bangkinang Seberang adalah : Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan, yang mana program ini nantinya akan terfocus pada pengembangan kreatifitas wanita rawan sosial ekonomi untuk mendapatkan pendapatan yang bisa mensejahterahkan hidup mereka. Selain itu program ini akan membantu wanita rawan sosial ekonomi dalam perlindungan pekerjaan yang mereka lakukan. Kegiatan pemberdayaan akan dirancang bersama warga dalam upaya melaksanakan pemberdayaan wanita rawan sosial ekonomi. Perencanaan bukanlah hak mutlak dari kami sendiri. Sesuai dengan konsep pemberdayaan bahwa permasalahan di desa adalah warga desa sendiri yang mengetahuinya, termasuk cara-cara untuk menanggulanginya. Maka, seorang pekerja sosial berperan sebagai perantara yang membangkitkan potensi warga dalam upaya meningkatkan kreatifitas perempuan yang berkaitan dengan pemberdayaan. Perencanaan yang dapat disusun antara lain seperti yang akan dipaparkan di bawah ini :
5 a) Penetapan pelaksanaan program kegiatan. Pelaksanan program dapat berasal dari komposisi campuran dari warga masyarakat mulai dari aparat desa, tokoh masyarakat dan anggota dari masyarakat itu sendiri dibantu para pemuda yang memiliki semangat tinggi untuk turut membantu suksesnya program ini. b) Penetapan jumlah wanita rawan sosial ekonomi yang sesuai dengan kriteria. Wanita rawan sosial ekonomi yang dimasukkan ke dalam program ini haruslah yang benar benar membutuhkan dan memiliki semangat untuk maju, serta kemauan untuk berubah menjadi yang lebih baik.. c) Mempersiapkan tutor untuk pelatihan dan peralatan yang diperlukan. Mengenai jumlah tutor dan peralatan yang dibutuhkan dalam rangka melaksanakan program pelatihan ini. d) Memperkirakan tentang biaya selama kegiatan berlangsung. Biaya adalah hal yang paling penting untuk mendukung terlaksananya program kegiatan yang telah direncanakan dengan matang. e) Membuat daftar rujukan dalam memberikan program pemberdayaan. Setelah usai mendapatkan pelatihan tentu harus diimbangi dengan penyerapan pekerja agar wanita rawan sosial ekonomi bisa mandiri. Dalam tahapan perencanaan, perempuan yang akan diberdayakan akan diberikan pelatihan dalam melaksanakan kegiatan menjahit. Dalam pelatihan kepada perempuan akan diajari cara menjahit dengan menggunakan mesin jahit
6 yang nantinya akan diajarkan mulai dari cara penentuan pola jahit, diajarkan sirsak, membordir dan lain lain. Melalui pelatihan diharapkan akan memberikan dampak positif bagi perempuan yang diberdayakan serta dapat menghasilkan jahitan yang bagus sehingga bisa membantu dalam menambah penghasilan. III. METODE PELAKSANAAN Kegiatan program pemberdayaan wanita rawan sosial ekonomi ini akan dilaksanakan pada waktu dan tempat sebagai berikut : a. Waktu dan tempat
7 Pelatihan diadakan selama 2 bulan penuh dengan keterangan waktu pelatihan adalah 6 hari dalam seminggu dan 1 harinya sebagai wahana evaluasi kemampuan diri. Satu bulan untuk teori di kelas dan 1 bulan berikutnya sebagai ajang praktek di masyakarat. Kegiatan dilakukan sore hari agar wanita rawan sosial ekonomi bisa melakukan kegiatan lainnya dipagi hari. Kegiatan pelatihan menjahit akan diadakan di sebuah ruangan yang bertujuan agar proses pelatihan dapat berjalan lancar dan tanpa hambatan yang berat b. Sasaran Sasaran utama kegiatan pelatihan ini tentunya wanita rawan sosial ekonomi yang ada di Desa Muara Uwai, Kecamatan Bangkinang Seberang c. Kegiatan Pelaksanaan pelatihan menggunakan sistem pembelajaran terbuka yang memungkinkan peserta untuk bereksplorasi dan bermprovisasi sesuai dengan kreatifitas dan keahliannya sendiri. Pelatihan juga disertai dengan materi tentang manajemen usaha dan pemasaran produk sehingga nantinya selain skill menjahit, peserta juga memiliki soft skill dalam bidang manajemen. Diadakan sesi untuk bertukar pendapat (konseling kelompok) guna saling menguatkan diantara sesama wanita rawan sosial ekonomi dan juga untuk menambah semangat dalam menjalani kehidupan dan memiliki visi untuk maju ke depan. IV. UKURAN KEBERHASILAN Sasaran utama kegiatan ini adalah wanita rawan sosial ekonomi yang ada di Desa Muara Uwai, Kecamatan Kabupaten Kampar. Adapun indikator untuk menilai keberhasilan program ini yaitu : 1. Adanya perubahan dari yang tidak berdaya menjadi berdaya 2. Adanya kreatifitas wanita rawan sosial ekonomi
8 3. Adanya pekerjaan tetap sebagai penjahit untuk wanita rawan sosial ekonomi 4. Adanya peningkatan pendapatan wanita rawan sosial ekonomi Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan Berikut ini adalah indikator keberhasilan dari program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan perempuan : 1. Meningkatanya upaya perbaikan kualitas hidup dan perlindungan terhadap perempuan 2. Meningkatnya upaya perbaikan dan pengawasan terhadap perekrtuan calon tenaga kerja perempuan di daerah 3. Meningkatnya upaya perlindungan bagi tenaga kerja perempuan 4. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan V. PENUTUP V.1 Kesimpulan 1) Desa Muara Uwai, Kecamatan Bangkinang Seberang merupakan desa yang dipilih untuk melaksanakan Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan 2) Kegiatan dalam Program Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan adalah pelatihan menjahit 3) Pelatihan menjahit akan diadakan selama 2 bulan penuh dengan keterangan waktu pelatihan adalah 6 hari dalam seminggu dan 1
9 harinya sebagai wahana evaluasi kemampuan diri. Satu bulan untuk teori di kelas dan 1 bulan berikutnya sebagai ajang praktek di masyakarat. V.2 Saran 1) Wanita rawan sosial ekonomi diharapkan mengikuti kegiatan ini dan memiliki sikap terbuka agar dalam menerima pelatihan fasilitator bisa membimbing dengan tepat. 2) Diharapkan wanita rawan sosial ekonomi mengikuti program ini agar dapat membantu memperbaiki keadaan ekonomi mereka.
10 MASALAH KEGIATAN PENYULUHAN TUJUAN SASARAN METODE PELAKSANAA N ALAT KEGIATAN WAKTU
11 - Kurangnya kreativitas wanita rawan sosial ekonomi masyarakat - Pendapatan wanita rawan sosial ekonomi cendrung rendah - Melakukan pelatihan menjahit - Memberikan materi tentang manajemen usaha sehingga selain memiliki skill menjahit juga memiliki soft skill dalam bidang manajemen - Diadakan sesi untuk bertukar pendapat (konseling kelompok) - Memberdayakan wanita rawan sosial ekonomi - Menciptakan kreatifitas wanita rawan sosial ekonomi - Untuk menambah semangat dalam menjalani kehidupan wanita rawan sosial ekonomi dan memiliki visi untuk maju ke depan. - Wanita Rawan Sosial Ekonomi yang ada di Desa Muara Uwai, Kecamatan Bangkinang Seberang - Pelaksanaan pelatihan menggunakan sistem pembelajaran terbuka -Mesin Jahit -Bahan Kain Untuk menjahit -Bahan-bahan yang membantu dalam proses menjahit, seperti jarum, benang, alat pembentuk pola, dll Kegiatan dilakukan selama 2 bulan. Kegiatan dilakukan setiap sore. LEMBAR RENCANA KEGIATAN MENJAHIT
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai sosok otoritas utama yang sentral dalam organisasi sosial. Kebanyakan sistem patriarki juga
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTEM KELOMPOK HOME INDUSTRY KRIPIK TEMPE PADA DESA BANGUN JAYA
Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENGEMBANGAN SISTEM KELOMPOK HOME INDUSTRY KRIPIK TEMPE PADA DESA BANGUN JAYA Asriany 1 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Palopo 1 Masalah
Lebih terperinci[ISSN ] Vol. 5 Edisi 10, Mar 2017
KEANEKARAGAMAN SUMBER PENGHASILAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PENINGKATAN KUALITAS HIDUP DAN PENGENTASAN KELUARGA PRASEJAHTERA Luthpi Saepuloh, Venita Sofiani Universitas Muhammadiyah Sukabumi ABSTRAK Sejalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan nonformal seperti yang tertera dalam pasal 26 ayat (5) Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Peranan bagi wanita secara keseluruhan dapat dikatakan sebagai sesuatu yang mulia dan dijunjung
Lebih terperinciIII.A.1.c.1).b). (2)ARTIKEL KAIN PERCA_Dwi
Report generated on Monday, Aug 21, 2017, 3:25 PM Page 1 of 9 DOCUMENT III.A.1.c.1).b). (2)ARTIKEL KAIN PERCA_Dwi SCORE 100 ISSUES FOUND IN THIS TEXT 0 PLAGIARISM 0% of 100 Contextual Spelling Grammar
Lebih terperinciPENERAPAN IPTEKS. IbM PENINGKATAN PENDAPATAN IBU-IBU PKK MELALUI PEMBUATAN KERAJINAN MANIK-MANIK. Oleh Herlina Jasa Putri Harahap
IbM PENINGKATAN PENDAPATAN IBU-IBU PKK MELALUI PEMBUATAN KERAJINAN MANIK-MANIK Oleh Herlina Jasa Putri Harahap ABSTRAK Permasalahan yang dipecahkan dalam kegiatan pengabdian ini adalah(1) untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN
68 BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN Pengorganisasian lebih dimaknai sebagai suatu kerangka menyeluruh dalam rangka memecahkan masalah ketidakadilan sekaligus membangun tatanan
Lebih terperinciPROGRAM PEMBERDAYAAN KELUARGA DI MASYARAKAT
PROGRAM PEMBERDAYAAN KELUARGA DI MASYARAKAT Oleh : TIN HERAWATI DEPARTEMEN IKK FEMA, IPB 2013 1. PENGERTIAN PEMBERDAYAAN 2. TUJUAN PEMBERDAYAAN 3. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PROGRAM PEMBERDAYAAN
Lebih terperinciPanduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM)
BUKU 2 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Panduan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Kondisi Geografis Kelurahan Tomulabutao berlokasi di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas
Lebih terperinciSTRATEGI PEMBERDAYAAN USAHA RUMAHAN BERBASIS POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KELUARGA
STRATEGI PEMBERDAYAAN USAHA RUMAHAN BERBASIS POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KELUARGA Dyah Hapsari ENH, E.S. Halimi, Rudy Kurniawan, Yusnaini, dan Rogaiyah Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan
Lebih terperinciPELATIHAN MENJAHIT BUSANA DAN LENAN RUMAH TANGGA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SMOCK BAGI PEREMPUAN USIA PRODUKTIF DI KOTA GORONTALO
PELATIHAN MENJAHIT BUSANA DAN LENAN RUMAH TANGGA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SMOCK BAGI PEREMPUAN USIA PRODUKTIF DI KOTA GORONTALO Hariana (Dosen Jurusan Teknik Kriya, Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. setelah seseorang divasektomi maka untuk selanjutnya ia tidak lagi dapat
BAB V KESIMPULAN Vasektomi merupakan salah satu program KB yang tergolong kontrasepsi mantap. Kontrasepsi mantap artinya sebelum melakukan operasi vasektomi, calon pelaku sudah memahami betul bahwa vasektomi
Lebih terperinciIII. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan Penclitian. Penelitian ini bertujuan 1). Untuk mengetahui kondisi kehidupan rumah
III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 3.1. Tujuan Penclitian Penelitian ini bertujuan 1). Untuk mengetahui kondisi kehidupan rumah tangga nelayan 2) Untuk mengidentifikasi kegiatan isteri nelayan di Kecamatan
Lebih terperinciI.1. Pengantar. Bab 1 - Pendahuluan
Laporan Bab 1 Pendahuluan 3 I.1. Pengantar Laporan pengembangan model merupakan paparan hasil penelitian terhadap praktek pendidikan di masyarakat sungai dalam kaitan dengan kebutuhan untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penambangan batu kapur di Desa Citatah telah dilakukan sejak abad ke-19 yang
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penambangan batu kapur di Desa Citatah telah dilakukan sejak abad ke-19 yang semakin meningkat setelah masuknya pengusaha-pengusaha Cina dengan mendirikan Lio
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dian Kurnia Putri, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gencarnya pembangunan yang dilakukan oleh negara pada hakikatnya memberikan dampak buruk kepada perempuan. Maraknya kasus-kasus yang terjadi terhadap perempuan seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciLAPORAN WAWANCARA (DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, SEKERTARIS TP PKK, KETUA PT-P2WKSS)
LAPORAN WAWANCARA (DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, SEKERTARIS TP PKK, KETUA PT-P2WKSS) 1) EFEKTIVITAS 1. Apa yang menjadi tujuan program PT-P2WKSS? 2. Dalam pelaksanaan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V ini dipaparkan hal-hal yang berkenaan dengan simpulan dan rekomendasi penelitian. Simpulan penelitian dikemukakan secara sistematis sesuai dengan pertanyaan penelitian,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha untuk menciptakan kemakmuran dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan taraf hidup seluruh rakyat Indonesia. Hasil dari pembangunan
Lebih terperinciITGBM PELATIHAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN UMKM PENGRAJIN BORDIR DI KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALA
ITGBM PELATIHAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN UMKM PENGRAJIN BORDIR DI KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALA Noneng Masitoh Irman Firmansyah Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRAK Iindustri kerajinan bordir
Lebih terperinciLAPORAN Pengabdian Masyarakat
LAPORAN Pengabdian Masyarakat Pelatihan dan Pendampingan Pengelolaan Usaha Kerajinan Ibu- Ibu PKK Dukuh Pranti Gadingharjo Oleh: Lela Hindasah, SE, M.Si EKONOMI/MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dahulu, penggunaan handuk di lingkungan masyarakat umumnya terbatas pada kegiatan higienitas jasmani maupun lingkungan, seperti untuk mengeringkan tubuh maupun tangan,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Industri kerajinan boneka kain di kecamatan Sukajadi merupakan salah
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Industri kerajinan boneka kain di kecamatan Sukajadi merupakan salah satu usaha kecil yang berkembang dan ditekuni oleh masyarakat Sukagalih di kecamatan Sukajadi
Lebih terperinciBidang Kegiatan: PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PELATIHAN QUILTING DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH KAIN SEBAGAI PELUANG USAHA BAGI REMAJA PUTRI DAN WANITA DI KELURAHAN ARGASOKA BANJARNEGARA Bidang Kegiatan: PKM PENGABDIAN KEPADA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan lapangan kerja menjadi suatu fenomena yang umum terjadi di Indonesia. Tidak terkecuali para sarjana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan lapangan kerja menjadi suatu fenomena yang umum terjadi di Indonesia. Tidak terkecuali para sarjana baru yang diharapkan dapat berkiprah sesuai dengan bidang
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. tabungan untuk keperluan di masa depan. Jumlah populasi kerbau pada Tahun
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerbau merupakan salah satu ternak yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Kerbau sangat bermanfaat bagi petani di Indonesia yaitu sebagai tenaga kerja untuk
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 32 TAHUN 2001 SERI D NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 32 TAHUN 2001 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 32 TAHUN 2001 SERI D NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 32 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan zaman melalui kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan zaman melalui kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan sistem informasinya memberikan banyak dampak positif bagi kalangan yang jeli membaca
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan
BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan formal, yang mempunyai tujuan mempersiapkan para siswanya untuk menjadi tenaga kerja tingkat
Lebih terperinciIMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI KEPALA URUSAN PEMBANGUNAN DESA DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYAKARAT DESA
IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI KEPALA URUSAN PEMBANGUNAN DESA DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYAKARAT DESA (Studi Kasus di Desa Payungan Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang) SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan
Lebih terperinciA. Judul Program. B. Latar Belakang Masalah
A. Judul Program Aneka Kreasi Kain Flanel dan Kain Perca Bagi Santriwati Yatim Di Panti Asuhan Aisyiah Cipayung Jakarta Timur Untuk Bekal Wirausaha Mandiri B. Latar Belakang Masalah Saat ini pekerjaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Berdasarkan tujuan penelitian ini yang ingin menggambarkan pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan berbasis komunitas dan menjelaskan kebermanfaatan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pendidikan nonformal dan formal. Salah satu layanan pendidikan bagi. dalam menghadapi kehidupan dalam bermasyarakat.
123 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Peningkatan sumberdaya manuasia dapat dilaksanakan melalui pendidikan nonformal dan formal. Salah satu layanan pendidikan bagi peningkatan suberdaya manusia
Lebih terperinciTerwujudnya Tolikara Yang Maju, Unggul Dan Mandiri
I. VISI KABUPATEN TOLIKARARA 2017-2022 Terwujudnya Tolikara Yang Maju, Unggul Dan Mandiri 1 II. MISI PEMBANGUNAN KABUPATEN TOLIKARA 2017-2022 1. Meningkatkan Infrastruktur Daerah. 2. Mengembangkan Kualitas
Lebih terperinciSambutan Presiden RI dalam rangka Dimulainya Sensus Penduduk tahun 2010, 30 Mei 2010 Jumat, 30 April 2010
Sambutan Presiden RI dalam rangka Dimulainya Sensus Penduduk tahun 2010, 30 Mei 2010 Jumat, 30 April 2010 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DALAM RANGKA DIMULAINYA PELAKSANAAN SENSUS PENDUDUK 2010 TANGGAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi ekonomi Indonesia belakangan ini terpuruk hingga menyebabkan penurunan di segala bidang kehidupan. Imbas krisis ekonomi turut membuat sektor property mati suri.
Lebih terperinciPEMANFAATAN KAIN PERCA BATIK YANG MELIMPAH DAN TERABAIKAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BROS PETIK
PEMANFAATAN KAIN PERCA BATIK YANG MELIMPAH DAN TERABAIKAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BROS PETIK (PERCA BATIK) DI DESA PAWEDEN, KECAMATAN BUARAN, KABUPATEN PEKALONGAN Eky Risqiana Universitas Negeri Semarang
Lebih terperinciV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada tahun 1989.
V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Profil dan Kelembagaan UBH-KPWN Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara (KPWN) merupakan koperasi yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Data Pusat Informasi dan Layanan Remaja (PILAR) dan Perkumpulan. Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jateng tahun 2012 mengenai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Survei Penduduk yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237,6 juta jiwa, 63,4 juta
Lebih terperinciKeseluruhan lingkungan X merupakan wilayah pemukiman yang padat penduduk. Pada
BAB II GAMBARAN UMUM PENGRAJIN ROTAN DI LINGKUNGAN X KELURAHAN SEI SIKAMBING D MEDAN 2.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian 2.1.1 Letak Geografis Kelurahan Sei Sikambing D merupakan salah satu kelurahan dari
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. terhadap pengetahuan ibu tentang pola makan balita di Desa Sambirejo,
BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan data penelitian dan analisa hasil penelitian maka dilakukan pembahasan secara mendalam mengenai hasil penelitian. Pembahasan difokuskan untuk menjawab permasalahan penelitian
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA
SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 6 TAHUN 2008
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 6 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH LAUT,
Lebih terperincigaris kemiskinan, yang disebabkan tidak dimilikinya kemampuan, pengetahuan kembangkan melalui upaya pendidikan, karena pada hakekatnya pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih hidup pada taraf dibawah garis kemiskinan, yang disebabkan tidak dimilikinya kemampuan, pengetahuan dan keterampilan. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk membenahi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu cara untuk membenahi dan meningkatkan mutu hidup seseorang. Pendidikan bertujuan untuk menumbuhkembangkan potensi yang ada pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia. Pengangguran yang tinggi berdampak langsung dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir
Lebih terperinciRANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI
RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI Dalam rangka mendapatkan strategi pengembangan KBU PKBM Mitra Mandiri dalam upaya pemberdayaan masyarakat, sebagaimana tujuan dari kajian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 me 2.1.1 Pengertian me Seligman (1991) menyatakan optimisme adalah suatu pandangan secara menyeluruh, melihat hal yang baik, berpikir positif dan mudah memberikan makna bagi
Lebih terperinciANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
4 ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Berdasarkan analisis keterkaitan dalam perkembangan daerah dapat terlihat hubungan antar faktor-faktor yang memiliki hubungan saling pengaruh mempengaruhi sehingga dapat diketahui
Lebih terperinciRANCANGAN PROGRAM DAN STRATEGI PENINGKATAN POTENSI EKONOMI PEREMPUAN
79 RANCANGAN PROGRAM DAN STRATEGI PENINGKATAN POTENSI EKONOMI PEREMPUAN Dari hasil kajian terhadap kasus-kasus keluarga PHK, didapat gambaran tipe yang berbeda-beda. Permasalahan dari keluarga PHK yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 29 tahun 1990 bab I pasal 1 ayat 3 tentang pendidikan menengah dimana dijelaskan bahwa Pendidikan menengah
Lebih terperinciPENGGUNAAN MULTI METODE DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH RSBI SMP NEGERI 4 KEPANJEN
PENGGUNAAN MULTI METODE DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH RSBI SMP NEGERI 4 KEPANJEN Maichel Aditiyas Suhendra Universitas Negeri Malang E-mail: michaelcrab@ymail.com ABSTRAK: Tujuan
Lebih terperinciBAB II RENCANA KEGIATAN KKN REVOLUSI MENTAL
BAB II RENCANA KEGIATAN KKN REVOLUSI MENTAL 1.1 Permasalahan Berdasarkan survey dan observasi lapangan serta wawancara yang telah dilakukan kepada perangkat Desa khususnya Kepala Desa dan warga sekitar
Lebih terperinciBAB II FENOMENA KELUARGA DAHULU DAN SEKARANG. bekerja, peran istri yang bekerja terhadap keharmonisan keluarga, dan faktor
BAB II FENOMENA KELUARGA DAHULU DAN SEKARANG Pada bab ini akan dijelaskan mengenai suami yang tidak bekerja di Surabaya, peran istri dalam meningkatkan perekonomian keluarga, penyebab istri bekerja, peran
Lebih terperinciBAB V MENGGAPAI EFEKTIFITAS POKMAS. A. Penguatan Potensi untuk Meningkatkan Partisipasi Perempuan. Dari pengamatan menyimpulkan bahwa terlaksananya
BAB V MENGGAPAI EFEKTIFITAS POKMAS A. Penguatan Potensi untuk Meningkatkan Partisipasi Perempuan Menuju efektifitas kelompok usaha bersama berbasis Usaha Kecil Menengah (UKM) memang tidak mudah namun juga
Lebih terperinci2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PADA IBU-IBU AISYIYAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan diyakini sebagai salah satu institusi yang memiliki peran sentral dan strategis dalam proses transformasi sosial serta pemberdayaan insani,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Desa menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang. Pemerintahan Daerah, merupakan suatu kesatuan masyarakat hukum yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desa menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, merupakan suatu kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yurisdiksi,
Lebih terperinciBAB VI PERMASALAHAN YANG DI HADAPI
BAB VI PERMASALAHAN YANG DI HADAPI 6.1 Usaha di Bidang Garment Dalam memutuskan untuk membuat suatu usaha, seseorang harus mampu menentukan atau memilih usaha apa yang akan dia jalani. Seseorang itu harus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk menyelenggarakan tugas
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai penyelenggara tugas pemerintah dan pembangunan sangat menentukan guna mencapai tujuan suatu pemerintahan. PNS pada suatu
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Reguler Periode. LXI Universitas Ahmad Dahlan Divisi XIV.D.1 yang dilaksanakan sejak
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Reguler Periode LXI Universitas Ahmad Dahlan Divisi XIV.D.1 yang dilaksanakan sejak tanggal 26 Januari sampai dengan 24 Februari
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 22 ayat (1)
Lebih terperinciKEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI
KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : Dewi Sumpani F 100 010
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa keberadaan dan peranan
Lebih terperinciPROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PENJAHIT KURMA (KEREN, RAPI, DAN TAHAN LAMA) BIDANG KEGIATAN: PKM-K. Diusulkan oleh:
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PENJAHIT KURMA (KEREN, RAPI, DAN TAHAN LAMA) BIDANG KEGIATAN: PKM-K Diusulkan oleh: Ikawati Sukarna C0213032 Triana Wahyuningtyas Pramanti K3113070 Triani Wahyuningkrum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pengangguran yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini diakibatkan oleh jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan keterbatasan lapangan pekerjaan sehingga
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan seluruh kegiatan penelitian mengenai Hubungan Kreativitas dan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini peneliti menguraikan kesimpulan dan saran yang disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian mengenai Hubungan Kreativitas dan Kecerdasan Spasial dengan Hasil
Lebih terperinciBAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.
BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. Fungsi BKM pada program penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran perlu ditingkatkan, sehingga dalam pemberdayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nilai sosial budaya dan norma sosial yang berlaku di masyarakat Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nilai sosial budaya dan norma sosial yang berlaku di masyarakat Indonesia pada umumnya memposisikan perempuan sebagai pekerja domestik, mempunyai tugas untuk mengurus
Lebih terperinciPAPARANPERENCANAAN DAN PROGRAM KETENAGAKERJAAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN
PAPARANPERENCANAAN DAN PROGRAM KETENAGAKERJAAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2017-2022 DINAS TENAGA KERJA DAN KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN KEBUMEN DASAR HUKUM PERENCANAAN TENAGA KERJA Landasan
Lebih terperinciVISI - MISI BAKAL CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN NDUGA PERIODE MOTTO VISI
VISI - MISI BAKAL CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN NDUGA PERIODE 2017 2022 YAIRUS GWIJANGGE CALON BUPATI WENTIUS NIMIANGGE CALON WAKIL BUPATI MOTTO VISI DAN BERWIBAWA SERTA PENUH CINTA KASIH UNTUK
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI
LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 10 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 10 TAHUN 2015 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciWALIKOTA TANGERANG SELATAN
SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Menimbang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
119 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelum melakukan penelitian maka berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan di bahas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pembangunan nasional, berkiprah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting dalam pembangunan nasional, berkiprah mencerdaskan kehidupan bangsa serta terus menerus meningkatkan sumber daya manusia,
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA Menimbang Mengingat
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN
1 PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TUBAN, Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB VI PARTISIPASI DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM
BAB VI PARTISIPASI DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM Analisis mengenai tingkat partisipasi peserta dalam implementasi program pelatihan montir sepeda motor dan pelatihan membatik limbah kertas semen akan dijelaskan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DITINJAU DARI LATAR BELAKANG PENDIDIKAN (Studi Kasus Guru PKn Di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Bab ini adalah merupakan penutup dari penelitian yang dilakukan, terdiri dari tiga hal yaitu 1) Simpulan, 2) Implikasi, 3) Saran. 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Gambaran umum pernikahan usia dini di Jawa Barat menurut Kepala seksi advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Santoso (dalam BKKBN) mengatakan,
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MAJENE
PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan Sentra industri rajutan Binong Jati merupakan sentra rajut terbesar di Kota Bandung yang terletak di Jl.Binong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan itulah cermin bangsa nantinya. Generasi muda tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peradaban suatu bangsa pada masa yang akan datang akan ditentukan oleh generasi penerusnya yang dalam pembetukannya harus dimulai sejak dini. Generasi muda saat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini pendidikan memiliki peranan penting, yakni bagaimana suatu bangsa dapat bersaing dikancah internasional hal ini berkaitan dengan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberantas kemiskinan yang tujuannya untuk mensejahterakan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kajian perempuan merupakan suatu kajian yang sangat menarik perhatian. Hal ini terbukti banyak penelitian tentang kaum perempuan. Perempuan merupakan hal penting
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON
LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON 2 NOMOR 34 TAHUN 2005 PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DI KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendidikan menuju kualitas yang lebih baik. Berbagai. Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan senantiasa mengalami perubahan yang bertujuan untuk mengarahkan pendidikan menuju kualitas yang lebih baik. Berbagai pengembangan kebijakan tentang
Lebih terperinciPERATURAN DESA NANGGUNG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NANGGUNG
PERATURAN DESA NANGGUNG KECAMATAN NANGGUNG KABUPATEN BOGOR NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NANGGUNG Lembaran Desa Nanggung Nomor 10 Tahun 2001 PERATURAN DESA
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciBISNIS ONLINE TAS CANTIK
BISNIS ONLINE TAS CANTIK Disusun oleh : Nama : ALITTA MARIANA CAHYANI NIM : 10.12.4798 Jurusan : S1/SI-2F STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Jln. Ring Road Utara, Condong Catur, Depok, Sleman ABSTRAK Seiring dengan
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. Anak jalanan, anak gelandangan, atau kadang disebut juga sebagai anak mandiri,
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Anak jalanan, anak gelandangan, atau kadang disebut juga sebagai anak mandiri, sesungguhnya adalah anak- anak yang tersisih, marginal dan teralinasi dari perlakuan
Lebih terperinciKABUPATEN PESAWARAN KECAMATAN WAY RATAI DESA GUNUNGREJO PERATURAN DESA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA
KABUPATEN PESAWARAN KECAMATAN WAY RATAI DESA GUNUNGREJO PERATURAN DESA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA GUNUNGREJO, Menimbang : a. Bahwa
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan. dilakukan melalui perannya menjadi aktor penggerak dalam kegiatan-kegiatan di
222 BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7. 1. Kesimpulan Pertama, penguatan civic literacy oleh Pemuda HMP PPKn Demokratia dilakukan melalui perannya menjadi aktor penggerak dalam kegiatan-kegiatan di Dusun
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinci