BEBERAPA ASPEK SOSIAL EKONOMI DALAM USAHATANI DAN PEMASARAN SAYUR MAYUR OJ KECAMATAN lembang KAB. BANDUNG Oleh SYAMSU DARIS JURUSAN ILMU - ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTiTUT PERTANIAN BOGOR BOG 0 R 1985
RINGKASAN SYAMSU DARIS. Beberapa Aspek Sosial Ekonomi dalam Usahatani dan Pemasaran Sayur Mayur di Kecamatan Lembang Kab. Bandung Cdi bawah bimbingan Kuntjoro) Praktek Lapang ini dilakukah dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisa berbagai aspek Sosial Ekonomi, baik_ yang bersifat menghambat maupun mendorong usaha pengembangan usahatani dan pemasaran sayur mayur. Sebagian besar lahan di Kecamatan Lembang merupakan lahan Kebun dan Kebanyakan digunakan untuk usahatani sayuran dataran tinggi. Usahatani sayuran merupakan mata pencaharian pokok sebagian besar penduduk Lembang. Pendapatan Ke-._ luarga petani dari usahatani sayur mayur merupakan bag ian terbesar dari pendapatan totalnya, yaitu sekitar 71 persen. Pelaksanaan usahatani sayuran oleh para petani pada umumnya hanya berdasarkan kebiasaan yang turun temurun. Namun demikian, dalam memprioritaskan suatu jenis sayuran sebagai tanaman yang paling menguntungkan, 81.82 persen petani telah dilatarbelakangi oleh aspek ekonomik. Biaya produksi per Ha yang dikeluarkan untuk setiap jenis sayuran umumnya cukup tinggi. Biaya tertinggi adalah untuk usahatani tomat, kemudian diikuti oleh petsai, kebis, kentang dan buncis. Dari segi pendapatan per Ha, tomat juga mempunyai nilai tertinggi, yaitu Rp 1 574 424, kemudian kentang Rp 1 558 784, kubis Rp 1 178 987, buncis
iii Rp 429 433 dan petsai Rp 13 603. Akan tetapi apabila penerimaan untuk masing-masing jenis sayuran dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan, maka kentang memiliki nilai rasio yang tertinggi. RIC ratio untuk kentang adalah 1.9795, sedang tomat hanya 1.7140 yang hampir sarna dengan kubis yang memiliki rasio sebesar 1.7055. Untuk buncis dan petsai masing-masing memiliki RIC ratio sebesar 1.5210 dan 1.0075. Hasil sayuran dari Kecamatan Lembang pada umumnya disalurkan ke konsumen di daerah Bandung dan Jakarta. Saluran pemasaran tersebut cukup rumit, dimana petani menghadapi lima alternatif lembaga pemasaran. Pemilihan salah satu di antara alternatif itu dipengaruhi oleh jenis. sayuran yang:akan dijual;.pemilikan modal, jarak ke pusat pasar serta volume transaksi. Fungsi tataniaga yang dilakukan oleh lembaga pemasaran pada umumnya adalah fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi pelancar. Akan tetapi kegiatan untuk masing-masing fungsi tersebut kadang-kadang berbeda, tergantung dari jenis lembaga pemasarannya. Adanya pemilihan lembaga pemasaran serta penggunaan sumber informasi yang berbeda, menyebabkan pula adanya perbedaan harga yang diterima di antara petani. Sehingga setiap petani mempunyai kekuatan tawar menawar yang ber-. beda pula. Secara umum, kekuatan tawar menawar petani itu
iv dipengaruhi oleh besarnya volume transaksi, modal usaha, jarak ke pusat pasar dan tingkat informasi petani. Akan tetapi pengaruh masing-masing variabel tersebut tergantung dari jenis sayurannya. Untuk tomat, variabel jarak ke pusat pasar tidak berpengaruh nyata terhadap kekuatan tawar menawar petani. Sedangkan untuk buncis, variabel yang tidak berpengaruh adalah volume transaksi. Untuk ketiga jenis sayuran yaitu tomat, buncis dan kubis, tingkat informasi petani merupakan variabel yang selalu berpengaruh nyata. Selama periode Januari sampai Nopember 1985, perkembang an harga sayuran menunjukkan fluktuasi yang sangat tajam. Akan tetapi fluktuasi harga tersebut tidak seimbang antara di tingkat konsumen dan tingkat petani produsen. Bahkan dalam bulan-bulan tertentu, fluktuasi tersebut saling berlawanan, antara di tingkat produsen dan tingkat konsumen. Prakt~k-praktek pemasaran seperti dalam sistem transaksi, cara penimbangan,' cara pembayaran, sistem pengepakan dan pengangkutan yang selama ini dilakukan mencerminkan adanya struktur dan tingkah laku pasar yang menyimpnag dari syarat pasar bersaing sempurna. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pemasaran sayur mayur dari Kecamatan Lembang belum berjalan secara efisien.
BEBERAPA ASPEK SOSIAL EKONOMI DALAM USAHATANI DAN PEMASARAN SAYUR MAYUR DI KECAMATAN LEMBANG KAB. BANDUNG oleh SYAMSU DARIS Laporan Praktek Lapang Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA PERTANIAN pada Fakultas pertanian, Institut Pertanian Bogor JURUSAN ILMU - ILHU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN BOGOR 1985
Judu1 Laporan BEBERAPA ASPER SOSIAL ERONOMI DALAM USAHA'fANI DAN PEMASARAN SAYUR 11AYUR DI KECAMATAN LEMBANG I{AB. BANDUNG Nama Mahasiswa SYAMSU DARIS Nomor Pokok A. 17 l240 Menyetujui Dosen ng (Prof. Ir Kuntjoro) Mengetahui Ketua I1mu-i1mu Sosia1 Pertanian (Prof. Dr Ir Affendi Anwar) Tangga1 Lu1us.
RIWAYAT HIDUP Penulis adalah anak pertama dari sebelas bersaudara, lahir di Ujung Pandang pada tanggal B Mei.1960, dari ibu bernama Syamsiah dan ayah Masdar Abdullah. Pada tahun 1972 penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Latimojong I Ujung pandang dan melanjutkan ke SMP Negeri II Ujung Pandang. Tahun 1977 penulis diterima di SMA Negeri Kolaka dan lulus pada tahun 1980. Melalui Proyek Perintis II, pada tahun 1980 penulis melanjutkan pendidikan di Institut Pertanian Bogor. Kemudian pada tahun 1982 penulis memasuki Faku1tas Pertanian Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Se1ama di IPB, penulis aktif dalam berbagai kepanitiaan dan organisasi kemahasiswaan, baik ekstra maupun intra kampus. Penulis juga banyak mewaki1i IPB dalam berbagai forum Kemahasiswaan dan Kepemudaan tingkat nasiona1, serta mengikuti beberapa proyek penelitian. Dalam periode tahun 1984/1985, penulis adalah Ketua Himpunan Mahasiswa Peminat I1mu-i1mu Sosia1 Ekonomi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Sejak tahun 1983, penulis menjadi asisten luar biasa untuk roata ajaran Ilmu Kependudukan dan Pengantar Ekonomi Uroum. Setahun kemudian menambah asistensi untuk satu mata ajaran lagi yaitu Tataniaga Pertanian.
KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji dan Syukur Kehadirat Allah SWT, akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Laporan yang merupakan hasil praktek lapang selama empat bulan ini adalah salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pertanian di Jurusan Ilmu-ilmu sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Dengan selesainya penulisan laporan praktek lapang ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Kuntjoro yang telah banyak memberikan saran dan bimbingan kepada penulis sejak penulisan Karya Ilmiah I hingga penyusunan laporan praktek lapang ini. 2. Bapak Prof. Dr. Ir. Affendi Anwar sebagai Ketua jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. 3. Bapak Abubakar B.A. Sebagai Camat Lembang yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan praktek lapang, serta memberikan berbagai petunjuk dan informasi. 4. pimpinan dan staf bagian Bina Usaha Petani, Dinas Pert ani an Tanaman Pangan, Jawa Barat. 5. Para responden petani dan lembaga pemasaran sayur mayur di Kecamatan Lembang dan Pasar Induk Kramat Jati..
6. Rekan-rekan sejawat yang te1ah banyak mernberikan dorongan moral dalam menyelesaikan penulisan 1aporan ini, diantaranya Donny, Lia, Jacky, Kerong, Edi, Eka dan Ranny, serta adik-adik di C-20 dan Sun Flower. 7. Bapak-bapak dan ibu-ibu tata usaha dilingkungan Jurusan Sosek, Faperta dan BAAK serta semua pihak yang turut membantu ke1ancaran penyelesaian Studi penulis di Institut Pertanian Bogor. Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya akan kekurang- sempurnaan isi dan sistematika penulisan laporan. ini. Untuk itu saran-saran untuk perbaikan di masa mendatang sangat penulis harapkan. Bogor, Desember 1985. Penulis