PENGEMBANGAN MODUL BERORIENTASI PBL (PROBLEM BASED LEARNING) PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK Oleh Erwina Yulia Nengsih * ), Melisa ** ), Rahima ** ) * ) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat **)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 1 ABSTRACT The background of this research is the teaching material used did not facilitate the students yet to practise the solve problems and did not help them to able learned independently. Therefore, develop teaching materials was in the form of mathematics-oriented PBL module on material social arithmetic. The purpose of this research is to develop a module oriented PBL (Problem Based Learning) which is valid on social arithmetic in class VII at SMP Negeri 2 Lembah Gumanti. This type of research is the development by using model 4-D is divided into 4 stages; definition stage (define), designing stage (design), developing stage (develop), and desiminating stage (desiminate). The desiminating stage is not be done because it need a lot of time and many school s sample. The results of module validity test by the validators showed that the module is very valid criteria, that is 3,48 which is assessed from material aspect, presentation, language and readability, and graphity. It can be concluded that PBL oriented module on social arithmetic material developed very valid. Key Words: Module, Problem Based Learning, Development PENDAHULUAN Salah satu pokok bahasan yang diajarkan dalam pembelajaran matematika di kelas VII SMP adalah aritmatika sosial. Aritmatika sosial merupakan materi yang sangat mengedepankan kemampuan berpikir dan bernalar. Materi aritmatika sosial tidak hanya di sekolah saja tetapi materi ini erat kaitannya dengan lingkungan masyarakat dan lebih khusus lagi dalam lingkungan siswa sehari-hari sehingga memungkinkan untuk memunculkan masalah. Oleh karena itu, materi ini cocok diajarkan dengan berorientasi PBL (Problem Based Learning) atau pembelajaran berbasis masalah. Dengan pendekatan 1
2 PBL, keterampilan berfikir siswa (penalaran, komunikasi, dan koneksi) bisa lebih berkembang dalam memecahkan masalah. Sehingga potensi intelektual siswa meningkat. Observasi dilakukan di SMP Negeri 2 Lembah Gumanti pada tanggal 3-4 November 2014. Dari observasi tersebut diketahui bahwa bahan ajar yang digunakan siswa hanya buku teks yang disediakan oleh pemerintah dan LKS, siswa tidak menggunakan bahan ajar lainnya selama pembelajaran. Bahan ajar tersebut belum membangkitkan pemahaman siswa terhadap masalah dan belum menfasilitasi siswa untuk belajar mandiri. Hasil wawancara dengan beberapa orang siswa adalah siswa kesulitan memahami permasalahan aritmatika sosial, siswa kurang mampu menyelesaikan soal cerita. Melihat dari permasalahan yang ada, maka perlu dikembangkan sebuah modul yang mampu membangkitkan pemahaman siswa terhadap masalah dan dapat membantu siswa untuk belajar mandiri. Dengan demikian, dilakukan penelitian dengan judul Pengembangan Modul Berorientasi PBL (Problem Based Learning) pada Materi Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP Negeri 2 Lembah Gumanti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan Modul berorientasi PBL (Problem Based Learning) pada Materi Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP Negeri 2 Lembah Gumanti yang valid. Hamdani (2011: 219) menyatakan modul adalah alat pembelajaran yang disusun sesuai dengan kebutuhan belajar untuk keperluan proses pembelajaran tertentu; sebuah kompetensi atau subkompetensi yang dikemas dalam satu modul secara utuh (self contained), mampu membelajarkan diri sendiri atau dapat digunakan untuk belajar secara mandiri (self intructional). Penggunaan modul tidak bergantung pada media lain, memberikan kesempatan siswa untuk berlatih dan memberikan rangkuman, memberikan kesempatan melakukan test sendiri (self test) dan mengakomodasi kesulitan siswa dengan memberikan tindak lanjut dan umpan balik.
3 Menurut Adhana dalam Wena (2010:96), pembelajaran berbasis masalah dapat mengembangkan pemecahan masalah matematika siswa. Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran inovatif yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah dengan metode ilmiah. Savoie dan Hughes dalam Wena (2010: 91) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut. a. Belajar dimulai dengan suatu permasalahan. b. Permasalahan yang diberikan harus berhubungan dengan dunia nyata siswa. c. Mengorganisasikan pembelajaran di seputar permasalahan. d. Memberikan tanggung jawab yang besar dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri. Dengan demikian, bahan ajar berbentuk modul pada materi aritmatika sosial berorientasi PBL diharapkan dapat memfasilitasi siswa untuk mendapatkan pengalaman dalam memahami konsep dan menyelesaikan persoalan matematika yang berkaitan dengan materi pokok aritmatika sosial. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Latifah Nuraini (2012) dengan judul Pengembangan Modul Matematika dengan Pendekatan Pemecahan Masalah sebagai Sumber Belajar Siswa Kelas VII SMP. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research and development). Prosedur pengembangan modul pada materi aritmatika yang dikembangkan adalah menggunakan model 4-D. Model ini terdiri dari 4 tahap, yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate). Pada penelitian ini tahap penelitian terbatas sampai tahap develop saja. Untuk tahap keempat yaitu tahap penyebaran (disseminate) tidak dilakukan karena memerlukan waktu yang panjang dan jumlah sampel yang banyak. Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi yang diberikan kepada para validator. Lembar
4 validasi terdiri dari 4 aspek, yaitu aspek materi yang terdiri dari 7 indikator, aspek penyajian yang terdiri dari 8 indikator, aspek bahasa dan keterbacaan yang terdiri dari 5 indikator, dan aspek kegrafikan yang terdiri dari 3 indikator. Para ahli yang dipilih sebagai validator adalah dosen pendidikan matematika STKIP PGRI Sumatera Barat, guru Matematika SMP Negeri 2 Lembah Gumanti, dan guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Lembah Gumanti. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan modul pada materi aritmatika sosial berorientasi PBL (Problem Based Learning) telah melalui tiga tahapan yaitu define, design, dan develop. Hasil pada define diantaranya; 1) berdasarkan analisis silabus maka dikembangkan 4 kegiatan belajar pada modul dengan urutan materi yaitu kegiatan belajar 1 nilai suatu barang, kegiatan belajar 2 mengenai menghitung persentase untung dan rugi, harga pembelian dan harga penjualan, kegiatan belajar 3 mengenai menghitung diskon, bruto, netto, dan tara, serta kegiatan belajar 4 mengenai pajak dan bunga tabungan, 2) berdasarkan analisis buku teks diketahuibahwa Buku Matematika untuk SMP/MTS Kelas VII sudah sesuai dengan standar kompetensi yang diharapkan tetapi masih monoton dan belum memfasilitasi siswa dalam membangkitkan pemahaman siswa terhadap suatu masalah, 3) Berdasarkan analisis literatur, maka modul berorientasi PBL dirancang menggunakan teori pada Buku Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Inovatif karangan Trianto tahun 2012, Buku Strategi Belajar Mengajar karangan Hamdani tahun 2011, dan Buku Strategi Pembelajaran Matematika Kontenporer karangan Erman Suherman tahun 2003, 4) berdasarkan analisis karakteristik siswa diketahui bahwa Siswa kelas VII SMP dengan usia rata-rata 11 tahun telah berada pada tahap operasional formal, dimana siswa sudah mampu berpikir abstrak dan mengembangkan penalaran logis untuk berbagai macam persoalan, 5) berdasarkan wawancara dengan guru dan siswa diketahui bahwa kemampuan siswa dalam memahami masalah aritmatika
5 sosial siswa masih rendah dan siswa belum mampu untuk belajar mandiri. Pada tahap design, dirancanglah suatu modul pada materi aritmatika sosial berorientasi PBL (Problem Based Learning) untuk siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lembah Gumanti yang terdiri dari 4 kegiatan belajar. Pada tahap develop, yaitu dihasilkan modul pada materi aritmatika sosial berorientasi PBL (Problem Based Learning) yang sangat valid. Beberapa format isi modul dapat dilihat pada gambar seperti berikut. Gambar. Cover Modul Gambar. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Gambar. Cover Modul Gambar. Materi/ Penyajian Masalah Isi modul sesuai dengan prinsip PBL. Menurut Savoie dan Hughes dalam Wena (2010: 91) pembelajaran berbasis masalah memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: (a) belajar dimulai dengan suatu permasalahan, (b) permasalahan yang diberikan harus berhubungan dengan dunia nyata siswa, (c) mengorganisasikan pembelajaran di seputar permasalahan, (d) memberikan tanggung jawab yang besar dalam
6 membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri. Sajian pada modul yang dikembangkan memiliki validitas sangat valid. Hal tersebut berarti penyajian materi pada modul sudah baik dan memudahkan siswa memahami materi dan tujuan pembelajaran yang diberikan jelas. Aspek bahasa dan keterbacaan pada bahan ajar dikatagorikan sangat valid. Hasil tersebut menunjukkan bahwa penyusunan modul telah menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat pemahaman siswa, sederhana, komunikatif serta menggunakan istilah-istilah yang sesuai dengan materi pelajaran. Hasil validasi aspek kegrafikan modul berorientasi PBL sangat valid. Hasil validasi menggambarkan menggambarkan bahwa cover sudah menggambarkan isi modul, penggunaan font (jenis dan ukuran huruf) sudah jelas dan penggunaan warna pada buku modul menarik Hasil validitas keseluruhan aspek pada modul dikategorikan sangat valid dengan rerata 3,48. Bersadarkan pembahasan yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa modul pada materi aritmatika sosial berorientasi PBL (Problem Based Learning) telah memenuhi kriteria valid untuk digunakan dalam pembelajaran maetmatika. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dengan lembar validasi dapat disimpulkan bahwa modul pada materi aritmatika sosial berorientasi PBL (Problem Based Learning) valid digunakan dari segi isi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan. Hasil validitas keseluruhan aspek pada modul dikategorikan valid dengan rerata 3,48. Saran yang dapat dikemukakan diantaranya sebagai berikut: 1. Modul pada materi aritmatika sosial berorientasi PBL (Problem Based Learning) yang valid dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran dan mengembangkan modul lainnya.
7 2. Peneliti lain dapat melanjutkan penelitian ini untuk melihat praktikalitas dan efektivitas penggunaan modul pada materi aritmatika sosial berbasis pemecahan masalah pada aspek lainnya seperti peningkatan kemampuan matematis siswa. DAFTAR KEPUSTAKAAN Nuraini, Latifa. 2012. Pengembangan Modul Matematika dengan Pendekatan Pemecahan Masalah sebagai Sumber Belajar Siswa Kelas VII SMP Skripsi.Yogyakarta: UIN Sunan Kaliaga. Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.