Julia Putriani *), Anny Sovia **), Lucky Heriyanti Jufri **) ABSTRACT

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PELUANG UNTUK KELAS XI IPS DI SMAN 1 BASA AMPEK BALAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Julia Putriani *), Anny Sovia **), Lucky Heriyanti Jufri **) *) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat **) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The background of this study was most students do not have a textbook in learning process. Its cause many students have difficulty to understand of textbook. In the learning process, the students only listen, writing, and memorizing the materials is that had been studied. So, worksheet with problem based approach was appropriat as solution from that problem. The purpose of this study were to know validity and practicality of worksheet with problem based approach on probability material for the eleventh grade students at SMAN 1 Basa Ampek Balai Kabupaten Pesisir Selatan. research design was development with using 4-D model. Its consist 4 phase. There are define, design, development, and disseminate. In this research limited on development phase. In define phase consist of sylabus analysis, textbook analysis, review of literature, students characteristic analysis, interview between teacher and studens. In design phase was worksheet design. In development phase was worksheet development. The activity of development phase were test of validity and practicality. Instrument that used in this phase were sheet of validation, questionnaire, and list of interview. The data analysis in this study were quantitative and qualitative. Based on data analysis, it can be conciude that worksheet on criteria very valid, with persentage of 82%. Teacher and studens respon to worksheet on limit test gets respon very practice with persentage 89% and 93%. So, the conclusioan its worksheet that developed were very valid and practice. Kay word: worksheet, problem based approaches, validity, practicalities PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan. Oleh karena itu diharapkan dalam kegiatan pembelajaran guru perlu memberikan kesempatan cukup kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan yang memungkinkan siswa menjadi pembelajar yang mandiri, aktif membangun kemampuan dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki, merumuskan masalah, membuat dugaan-dugaan, dan memecahkan masalah. Sehingga tercipta proses pembelajaran bermakna dan dapat meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa. Berdasarkan hasil observasi di SMAN 1 Basa Ampek Balai Kabupaten Pesisir Selatan, buku cetak yang

2 disediakan oleh sekolah terbatas. Sebagian besar siswa tidak berinisiatif meminjam buku cetak tersebut. Siswa tidak memiliki buku pegangan lain dalam proses pembelajaran. Siswa kesulitan mempelajari materi menggunakan buku cetak tersebut. Hal tersebut membuat siswa pasif sehingga proses pembelajaran menjadi berpusat pada guru dan guru lebih sering menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran. Akibatnya pemahaman konsep matamatika siswa rendah. Hal yang dapat membantu siswa agar aktif dalam proses pembelajaran dan meningkatkan pemahaman konsep matamatika adalah dengan menggunakan bahan ajar berupa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dalam proses pembelajaran. LKS merupakan alat yang efektif dalam upaya mendorong siswa untuk terlibat berpikir selama siswa di kelas. LKS merupakan sarana untuk membantu siswa dalam menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis. Dilihat dari kebutuhan siswa yang belum mampu menyelesaikan persoalan yang mengandung indikator pemecahan masalah maka dirancanglah pembelajaran dengan pendekatan berbasis masalah yang dituangkan dalam LKS. Pendekatan berbasis masalah adalah kegiatan pembelajaran yang memberikan ruang kepada siswa mengembangkan pengetahuan yang dimiliki dan mengaitkannya dalam kehidupan seharihari dengan pemberian masalah. Melalui masalah yang diberikan tersebut siswa dibimbing memahami konsep pembelajaran matematika. Diharapkan dengan mengembangkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan pendekatan berbasis masalah dapat merubah proses pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa. Serta dapat menuntun siswa memahami dan mengembangkan konsep matematika melalui tahap-tahap pendekatan berbasis masalah dan latihan-latihan dalam LKS. Berdasarkan uraian di atas, peneliti bertujuan untuk menghasilkan sebuah LKS dengan Pendekatan Berbasis yang valid dan praktis untuk kelas XI IPS di SMAN 1 Basa Ampek Balai kabupaten Pesisir Selatan. Penelitian yang relevan dengan penelitian adalah penelitian yang dilakukan oleh Andy Marta Saputra (2015) dengan judul Pengembangan

3 modul berbasis masalah pada materi sistem persamaan dan pertidaksamaan linier untuk siswa kelas XI SMAN 1 Kota Solok. Penelitian yang dilakukan oleh Andy Marta Saputra menggunakan model pengembangan 4-D. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan. Sugiyono (2012: 407) mengemukakan Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya research and development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan tersebut. Produk yang dihasilkan pada penelitian ini adalah lembar kegiatan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat validitas dan praktikalitas LKS dengan pendekatan berbasis masalah. Prosedur pengembangan LKS ini menggunakan model 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan dkk, dalam Trianto (2010: 189). Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu (1) tahap pendefinisian (define) untuk melihat kondisi yang berhubungan dengan proses pembelajaran kemudian menganalisa permasalahan dengan melakukan (a) analisis silabus, (b) analisis buku teks, (c) analisis literatur, (d) analisis karakteristik siswa, (e) wawancara guru dan siswa kemudian data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif menurut Miles dan Herman dalam Rohidi (1992: 16); (2) tahap rancangan (design) bertujuan untuk merancang LKS dengan pendekatan berbasis masalah yang sesuai dengan SK dan KD yang ditetapkan; (3) tahap pengembangan (develop) meliputi validasi LKS oleh validator. LKS divalidasi dari aspek kelayakan isi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan. LKS yang telah valid kemudian diuji cobakan untuk mengetahui praktikalitas dari aspek kemudahan penggunaan, waktu, interpretasi, dan ekivalensi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini ada dua yaitu data validitas LKS dan data praktikalitas LKS. Sumber data dalam penelitian ini adalah validator, guru matematika dan siswa kelas XI IPS. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Data validitas diperoleh dari lembar validasi LKS dan data praktikalitas diperoleh dari angket praktikalitas dihitung dengan

4 menggunakan rumus persentase (Riduwan, 2012: 89). Kemudian nilai P yang diperoleh diklasifikasikan berdasarkan kriteria yang telah dimodifikasi dari Riduwan (2012: 89) dengan kriteria 20% P <40% dikategorikan tidak valid/praktis, 40% P <60% dikategorikan cukup valid/praktis, 60% P <80% dikategorikan valid/praktis, 80% dikategorikan sangat valid/praktis. Data yang diperoleh dari lembar wawancara dianalisis secara deskriptif yang dikemukakan oleh Miles dan Herman dalam Rohidi (1992: 16). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari tahap pendefenisian masing-masing langkah yaitu (a) analisis silabus yang dilakukan diketahui bahwa kegiatan pembelajaran pada silabus belum terlaksana dengan baik, oleh karena itu direkomendasikan LKS yang mendukung terlaksananya proses pembelajaran yang termuat dalam silabus: (b) analisis buku teks yang dilakukan diketahui bahwa buku yang digunakan dalam proses pembelajaran telah baik, namun siswa kesulitan mempelajari materi menggunakan buku tersebut, oleh karena itu direkomendasikan LKS yang dapat membantu siswa memahami materi; (c) analisis literatur yang dilakukan diketahui bahwa berbagai referensi dapat ditemukan di STKIP PGRI Sumatera Barat dan SMAN 1 Basa Ampek Balai ;(d) analisis karakteristik siswa yang dilakukan diketahui bahwa proses pembelajaran masih berpusat pada guru, oleh karena itu direkomendasikan LKS yang dapat membimbing siswa memahami materi sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran; (e) analisis wawancara guru dan siswa yang dilakukan diketahui bahwa sebagian besar siswa tidak memiliki buku pegangan dalam proses pembelajaran, oleh karena itu direkomendasikan LKS yang dapat digunakan sebagai buku pendamping dan mudah dipahami. Data validitas LKS yang diperoleh dari lembar validasi LKS dengan pendekatan berbasis masalah dikategorikan sangat valid. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata keseluruhan nilai persentase dari ketiga validator 82%. Hal tersebut berarti isi LKS sudah sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan sesuai dengan pembelajaran berbasis masalah, penyajian LKS sudah sesuai dengan unsur-unsur LKS, bahasa yang digunakan dalam LKS sudah sesuai

5 dengan kaidah Bahasa Indonesia, dan desain LKS sudah menarik dan mudah dipahami. Dapat disimpulkan bahwa LKS dengan pendekatan berbasis masalah telah sesuai dengan kelayakan isi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan yang menjadi standar kelayakan buku. Data praktikalitas LKS diperoleh dari angket praktikalitas LKS dan pedoman wawancara yang diberikan kepada 6 orang siswa dan seorang guru matematika. Data praktikalitas yang diperoleh dari angket praktikalitas dikategorikan sangat praktis. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata keseluruhan nilai presentasi dari guru yaitu 89%, ratarata keseluruhan nilai persentase dari siswa yaitu 93%, dan hasil wawancara dengan guru dan siswa yaitu a) petunjuk belajar mudah dipahami sehingga membantu siswa dalam menggunakan LKS, b) bahasa yang digunakan mudah dipahami karena sesuai dengan kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar, c) LKS sudah tersesun secara sistematis, d) waktu yang digunakan untuk memahami materi dalam LKS cukup efektif karena tidak dibutuhkan waktu yang lama, e) siswa dapat mengerjakan latihan tepat waktu, f) LKS menarik sehingga menyenangkan mempelajari materi menggunakan LKS, g) LKS memuat uraian materi yang mudah dipahami sehingga membantu siswa dalam proses belajar, h) LKS dapat dijadikan buku pendamping dalam proses pembelajaran karena sesuai dengan SK dan KD yang diajarkan di SMA. Hal tersebut berarti LKS mudah digunakan untuk memahami materi, waktu pembelajaran lebih efektif menggunakan LKS, LKS dapat dipahami dengan jelas dan mudah dimengerti, LKS dapat dijadikan buku pendamping. Dapat disimpulkan dari hasil angket dan pedoman wawancara bahwa LKS dengan pendekatan berbasis masalah praktis dilihat dari segi kemudahan dalam penggunaan, waktu, interpretasi, dan ekivalensi. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa LKS yang dikembangkan valid menurut validator. Artinya LKS dengan pendekatan berbasis masalah pada materi peluang untuk kelas XI IPS di SMAN 1 Basa Ampek Balai Kabupaten Pesisir Selatan layak digunakan. LKS yang dikembangkan praktis menurut guru dan siswa setelah

6 diuji cobakan dalam pembelajaran matematika. DAFTAR PUSTAKA Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta Rohidi, Tje Tjep Rohandi. (1992). Analisis Data Kuantitatif Tentang Metode-metode Baru (terjemahan Miles, Matthew B, dan Heberman, A.Micheal). Jakarta: UI-Press Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Administrasi: Dilengkapi dengan Metode R&D. Bandung: Alfabeta Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana