Penggunaan Algoritma Kruskal yang Diperluas untuk Mencari Semua Minimum Spanning Tree Tanpa Konstren dari Suatu Graf

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 6. Graf lengkap K n

BAB 2 LANDASAN TEORI

GRAF RAMSEY (K 1,2, C 4 )-MINIMAL DENGAN DIAMETER 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan definisi dan teorema yang berhubungan dengan

PENERAPAN TEORI GRAF UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL

ALGORITMA RUTE FUZZY TERPENDEK UNTUK KONEKSI SALURAN TELEPON

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF POHON n-ary LENGKAP

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK JOIN DARI DUA GRAF

Pemaksimalan Papan Sirkuit Di Pandang Sebagai Masalah Planarisasi Graf 2-Layer Menggunakan Algoritma Genetika

SYARAT PERLU UNTUK GRAF RAMSEY (2K 2, C n )-MINIMAL

PENENTUAN ANGGOTA KELAS RAMSEY MINIMAL UNTUK PASANGAN (2K 2, C 4 )

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

OPERASI PADA GRAF FUZZY

II. TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini

SILABUS MATEMATIKA DISKRIT. Oleh: Tia Purniati, S.Pd., M.Pd.

Penerapan Algoritma Steiner Tree dalam Konstruksi Jaringan Pipa Gas

PELABELAN GRACEFUL SISI BERARAH PADA GRAF GABUNGAN GRAF SIKEL DAN GRAF STAR. Putri Octafiani 1, R. Heri Soelistyo U 2

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN ALGORITMA KRUSKAL DALAM JARINGAN PIPA AIR MINUM KECAMATAN NGANJUK KABUPATEN NGANJUK

ENUMERASI DIGRAF TIDAK ISOMORFIK

PENERAPAN ALGORITMA KRUSKAL PADA JARINGAN LISTRIK PERUMAHAN KAMPOENG HARMONI DI UNGARAN BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PELABELAN TOTAL (a, d)-sisi ANTIAJAIB SUPER PADA GRAF RODA W n

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi

KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Pada bab ini akan dijabarkan teori graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf

PERBANDINGAN ALGORTIMA PRIM DAN KRUSKAL DALAM MENENTUKAN POHON RENTANG MINIMUM

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF KEMBANG API F n,2 DAN F n,3 DENGAN n 2

Aplikasi Matriks Circulant Untuk Menentukan Nilai Eigen Dari Graf Sikel (Cn)

RAINBOW CONNECTION PADA GRAF k-connected UNTUK k = 1 ATAU 2

v 3 e 2 e 4 e 6 e 3 v 4

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF P m P n, K m P n, DAN K m K n

BAB 2 DEGREE CONSTRAINED MINIMUM SPANNING TREE. Pada bab ini diberikan beberapa konsep dasar seperti beberapa definisi dan teorema

BILANGAN DOMINASI EKSENTRIK TERHUBUNG pada GRAF

NILAI EKSAK BILANGAN DOMINASI COMPLEMENTARY TREE TERHUBUNG-3 PADA GRAF CYCLE, GRAF LENGKAP DAN GRAF WHEEL. Jl.Prof. H.Soedarto,SH, Tembalang, Semarang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Graf G adalah suatu struktur (V,E) dengan V(G) = {v 1, v 2, v 3,.., v n } himpunan

BILANGAN DOMINASI PERSEKITARAN PADA GRAF LENGKAP DAN GRAF BIPARTIT LENGKAP. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini.

Jurnal MSA Vol. 3 No. 1 Ed. Juli-Desember Tree) dari graf hasil representasi jaringan listrik.

PENENTUAN RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA HASIL OPERASI CARTESIAN PRODUCT TERHADAP GRAF LINGKARAN DAN GRAF BIPARTIT LENGKAP DENGAN GRAF LINTASAN

Penggunaan Algoritma Kruskal Dalam Jaringan Pipa Air Minum Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk

DIMENSI PARTISI DARI GRAF ULAT

Aplikasi Teorema Polya Pada Enumerasi Graf Sederhana

Operator 3-Join pada Dua Graf yang Masing-masing adalah 1-edge fault- tolerant Hamiltonian graf

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF ULAT

EKSENTRIK DIGRAF DARI GRAF-GRAF KHUSUS

PEWARNAAN GRAF: POLINOMIAL KROMATIK DAN TEOREMA INVERSI MOBIUS

PATH KUAT TERKUAT DAN JARAK KUAT TERKUAT DALAM GRAF FUZZY. Lusia Dini Ekawati 1, Lucia Ratnasari 2. Jl. Prof. H. Soedarto, S. H, Tembalang, Semarang

II.TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan tentang definisi serta konsep-konsep yang mendukung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini.

BAB II LANDASAN TEORI

II. KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Graf G adalah himpunan terurut ( V(G), E(G)), dengan V(G) menyatakan

ALGORITMA RUTE TERPENDEK BERBASIS TEORI GRAPH

x 6 x 5 x 3 x 2 x 4 V 3 x 1 V 1

GRAF DIVISOR CORDIAL

PENENTUAN RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA GRAF BUKU SEGIEMPAT, GRAF KIPAS, DAN GRAF TRIBUN

SIFAT SIFAT GRAF YANG MEMUAT SEMUA SIKLUS Nur Rohmah Oktaviani Putri * CHARACTERISTIC OF THE GRAPH THAT CONTAINS ALL CYCLES Nur Rohmah Oktaviani Putri

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF AMALGAMASI BINTANG

BAB 2 LANDASAN TEORI

KONSTRUKSI PELABELAN SISI AJAIB SUPER PADA GRAF ULAT

MA3051 Pengantar Teori Graf. Semester /2014 Pengajar: Hilda Assiyatun

Penerapan Teori Graf untuk Mencari Eksentrik Digraf dari Graf Star, Graf Double Star dan Graf Komplit Bipartit

KARAKTERISASI ALJABAR PADA GRAF BIPARTIT. Soleha, Dian W. Setyawati Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

GRAF AJAIB TOTAL. Kata Kunci: total magic labeling, vertex magic, edge magic

PELABELAN SIGNED PRODUCT CORDIAL PADA GRAF PATH, CYCLE, DAN STAR

PEMBERIAN NOMOR VERTEX

PELABELAN PRODUCT CORDIAL PADA TENSOR PRODUCT PATH DAN SIKEL

MEMBANDINGKAN KEMANGKUSAN ALGORITMA PRIM DAN ALGORITMA KRUSKAL DALAM PEMECAHAN MASALAH POHON MERENTANG MINIMUM

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar dalam teori graf dan teknik

LIPATAN GRAF DAN KAITANNYA DENGAN MATRIKS INSIDENSI PADA BEBERAPA GRAF

Penerapan Teori Graf Pada Algoritma Routing

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH GRAPH & ANALISIS ALGORITMA (SI / S1) KODE / SKS : KK / 3 SKS

II. LANDASAN TEORI. Ide Leonard Euler di tahun 1736 untuk menyelesaikan masalah jembatan

BILANGAN DOMINASI LOKASI PERSEKITARAN TERBUKA PADA GRAF TREE

BILANGAN KROMATIK GRAF HASIL AMALGAMASI DUA BUAH GRAF TERHUBUNG

RANCANG BANGUN APLIKASI MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL

PEMANFAATAN METODE MONTE CARLO DALAM PENCARIAN PATH TERPENDEK PADA GRAF

Oleh : Rindi Eka Widyasari NRP Dosen pembimbing : Dr. Darmaji, S.Si., M.T.

Discrete Mathematics & Its Applications Chapter 10 : Graphs. Fahrul Usman Institut Teknologi Bandung Pengajaran Matematika

BILANGAN DOMINASI DAN BILANGAN KEBEBASAN GRAF BIPARTIT KUBIK. Jl. Prof. H. Soedarto, S. H, Tembalang, Semarang

Representasi Graph dan Beberapa Graph Khusus

PENGEMBANGAN SHORTEST PATH ALGORITHM (SPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI

Dwiprima Elvanny Myori

SPECTRUM PADA GRAF STAR ( ) DAN GRAF BIPARTISI KOMPLIT ( ) DENGAN

Aplikasi Teorema Polya Pada Enumerasi Graf Sederhana

AUTOMORFISME GRAF BINTANG DAN GRAF LINTASAN

Permodelan Pohon Merentang Minimum Dengan Menggunakan Algoritma Prim dan Algoritma Kruskal

BILANGAN RAMSEY UNTUK GRAF BINTANG S n DAN GRAF RODA W m

PEWARNAAN PADA GRAF BINTANG SIERPINSKI. Siti Khabibah Departemen Matematika, FSM Undip

PEMBERIAN NOMOR VERTEX PADA TOPOLOGI JARINGAN GRAF WHEEL, GRAF HELM DAN GRAF LOLLIPOP

BILANGAN TERHUBUNG TITIK PELANGI UNTUK GRAF THE RAINBOW VERTEX CONNECTION NUMBER OF STAR

Pewarnaan Total Pada Graf Outerplanar

KLASIFIKASI GRAF PETERSEN BERBILANGAN KROMATIK LOKASI EMPAT ATAU LIMA

Aplikasi Pohon dan Graf dalam Kaderisasi

MENGHITUNG BILANGAN DOMINASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENYELESAIAN MASALAH LINTASAN TERPENDEK FUZZY DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA CHUANG KUNG DAN ALGORITMA FLOYD

Pelabelan Product Cordial Graf Gabungan pada Beberapa Graf Sikel dan Shadow Graph Sikel

II. TINJAUAN PUSTAKA. disebut vertex, sedangkan E(G) (mungkin kosong) adalah himpunan tak terurut dari

Sebuah graf sederhana G adalah pasangan terurut G = (V, E) dengan V adalah

Transkripsi:

Penggunaan Algoritma Kruskal yang Diperluas untuk Mencari Semua Minimum Spanning Tree Tanpa Konstren dari Suatu Graf Narwen, Budi Rudianto Jurusan Matematika, Universitas Andalas, Padang, Indonesia narwen@fmipa.unand.ac.id ABSTRAK Ada beberapa metode untuk menentukan semua minimum spanning tree pada graf terhubung dengan pembobotan. Salah satu metode adalah menggunakan algoritma kruskal yang diperluas. Algoritma Kruskal hanya dapat menentukan satu bentuk minimum spanning tree saja. Metode ini diperluas dengan cara menukar salah satu sisi pada minimum spanning tree dengan sisi lain pada graf tetapi tidak masuk pada minimum spanning tree yang bobotnya sama. Bila hasil penukaran sisi tersebut tidak membentuk cycle dengan sisi lain pada minimum spanning tree, maka akan terbentuk minimum spanning tree yang baru dengan satu sisi yang berbeda. Akan tetapi bila membentuk cycle, maka sisi tersebut tidak membentuk minimum spanning tree. Hal ini dilakukan untuk semua sisi yang bobotnya sama. Metode yang dilakukan ini disebut dengan Algortima kruskal yang diperluas. Kata kunci: Spanning tree, algoritma Kruskal, pergantian sisi, minimum spanning trees, graf dengan pembobotan 1 Pendahuluan Misalkan diberikan sebuah graf terhubung sederhana. Menggunakan metoda tertentu dapat ditentukan apakah sisi-sisi (edges) dari graf itu membentuk spanning tree. Bila setiap sisi ditetapkan bernilai real, maka graf yang terbentuk dinamakan graf dengan pembobotan (weighted graphs). Masalah klasik pada graf dengan pembobotan adalah mencari spanning tree dengan total pejumlahan bobot sisinya minimum. Tree demikian disebut minimum spanning tree (mst). Semua sisi dilibatkan dan tidak ada yang dipertahankan dalam menentukan semua mst, maka mst yang dihasilkan disebut dengan mst tanpa konstren. Mst demikian dapat dikaitkan dengan membangun jaringan pipa baru, sehingga diperoleh panjang total pipa atau biaya untuk membangun jaringan pipa tersebut adalah minimum. 178

Tulisan ini akan membahas sebuah metoda untuk menentukan semua mst tanpa konstren yang mungkin dapat dibangun. Metodanya didasarkan pada algoritma Kruskal dan dikembangkan dengan mencari komponen graf yang saling bebas dari setiap kelas ekivalen yang diberikan. Selanjutnya akan diperiksa keterhubungan dari masing-masing komponen tersebut. Terakhir dengan metode ini akan dibangun suatu algoritma untuk mendapatkan semua mst tanpa konstren yang mungkin ada dalam graf itu. 2 Metodologi Misalkan diberikan Graf G=(V, E) terdiri dari himpunan dari objek-objek V={v 1, v 2, v 3, }, V, yang disebut titik-titik (vertices) dan himpunan lainnya E yang elemenelemennya disebut sisi-sisi (edges). Himpunan titik dan sisi dari G masing-masing dinotasikan dengan V(G) dan E(G). Sisi dengan satu titik yang sama sebagai titik ujungnya disebut loop. Sisi yang bersesuaian dengan lebih dari satu pasangan titik disebut sisi paralel. Graf sederhana tidak mempunyai loop dan sisi paralel. Jalan (walk) dari v 0 ke v n di G adalah barisan hingga v 0,e 01,v 1,, e (n-1)n,v n dari titik-titik dan sisi-sisi di G sehingga e (i-1)i = (v i-1, v i ) adalah sisi di G. Jalan dikatakan tertutup bila v 0 = v n dan terbuka bila v 0 v n. Jalan terbuka yang semua titiknya berbeda disebut Lintasan (path), sedangkan cycle (circuit) adalah jalan tertutup yang semua titiknya berbeda. Graf G dikatakan terhubung jika untuk setiap dua titik di G ada lintasan yang menghubungkan kedua titik tersebut. Tree adalah graf terhubung yang tidak mengandung cycle. Tree T dikatakan spanning tree dari graf terhubung G jika T subgraf dari G dan T memuat semua titik G. Graf G adalah graf dengan pembobotan, bila ada fungsi bobot w bernilai real pada sisi-sisi G. Jadi w(e ij ) adalah bobot sisi antara titik ke-i dengan titik ke-j. Bobot spanning tree T pada graf G adalah penjumlahan dari semua bobot sisi yang membangun T. Diantara semua spanning tree tersebut pasti ada yang mempunyai penjumlahan bobot sisi terkecil. Spanning tree ini disebut dengan mst. Untuk selanjutnya, graf G yang dimaksud adalah graf sederhana dengan pembobotan. Ada banyak algoritma untuk mencari sebuah mst dalam graf G, salah satunya adalah algoritma Kruskal. Algoritma Kruskal bekerja dengan mendaftarkan semua sisi graf G berurutan dari bobot yang terkecil ke yang terbesar. Selanjutnya pilih bobot paling kecil di G. Maka untuk setiap langkah selanjutnya berturut-turut pilih sisi yang bobotnya paling kecil lainnya, tetapi sisi tersebut tidak membentuk cycle dengan sisisisi yang telah dipilih sebelumnya. Proses ini diteruskan sampai tidak ada lagi sisi yang tersisa. Dengan demikian, sisi-sisi yang telah dipilih akan membentuk sebuah mst di G. Masalah selanjutnya adalah berapa banyak mst yang dapat dibentuk bila sebarang graf G diberikan. Dengan menggunakan algoritma Kruskal yang diperluas. Misalkan T adalah mst, f E(G) tetapi f T. Definisikan P(f, T) sebagai lintasan sederhana di dalam T yang menghu bungkan titik-titik dari f. Perhatikan bahwa P(f, T) {f} akan membentuk sebuah cycle di T. Misalkan ada sisi e P(f, T) dimana w(e) = w(f). Kemudian ganti sisi e T dengan sisi f untuk mendapatkan mst lainnya yang 179

berbeda dengan T, yaitu S = (T - {e}) {f}. Proses ini disebut dengan penggantian sisi yang bobotnya sama di dalam T. Jadi, S diperoleh dari T dengan mengganti sisi T yang bobotnya sama dengan sisi lain di S tapi tidak di T. Dengan menggunakan penggantian sisi yang bobotnya sama, maka diperoleh teorema berikut. Teorema 1 Jika T dan S adalah mst dalam graf G dengan pembobotan, maka ada sebuah barisan hingga dari pergantian sisi yang bobotnya sama dimana pergantian sisi tersebut dimulai dari T dan berakhir sampai S. Akibatnya, jika semua sisi dari graf terhubung G mempunyai bobot berbeda, maka G hanya mempunyai satu mst. Dalam hal ini, setiap mst pada G dapat diperoleh sebagai hasil output algoritma Kruskal. 3 Hasil dan Pembahasan Sebelum mencari semua mst yang ada dalam graf G, terlebih dahulu ditentukan sebarang mst yang diperoleh dengan algoritma Kruskal. Mst ini disebut dengan tree referensi, dinotasikan dengan. Sisi-sisi pada graf G, diantaranya ada yang masuk ke dalam tree referensi dan ada yang tidak. Dengan sifat berikut dapat ditentukan sisi-sisi mana yang dapat membentuk mst lainnya. Teorema 2 Sebuah sisi e dari G termasuk ke mst e atau sisi f P(e, ), dimana w(f) = w(e). Bukti. ( ) Misal T sebarang mst di G, e E(G), e T dan tree referensi. Jika e tidak dilibatkan dalam penggantian sisi, maka e. Jika e dilibatkan dalam penggantian sisi, maka terdapat penggantian sisi yang bobotnya sama dari T ke. Ini berarti bahwa ada sisi f P(e, ) dimana w(f) = w(e). ( ) Misal e E(G) dan tree referensi dengan e atau ada sisi f P(e, ) dimana w(f) = w(e). Jika e, berarti e masuk ke mst. Jika ada sisi f P(e, ) dimana w(f) = w(e), maka terdapat penggantian sisi yang bobotnya sama dari ke T = ( -{f}) {e}. Akibatnya sisi e T. Jadi e termasuk ke mst. Sisi-sisi yang tidak memenuhi syarat ini, yaitu sisi yang tidak masuk kepada tree referensi dan bobotnya lebih besar dari semua bobot sisi yang ada pada cycle yang dibentuk dengan sebagian sisi pada tree referensi, maka sisi demikian dapat dihapus dari graf G. Setiap kali melakukan penggantian sisi yang bobotnya sama akan tetap mempertahankan banyaknya sisi dari kelas ekivalen. Hal tersebut dijamin oleh teorema berikut. 180

Teorema 3 Semua mst akan memuat jumlah sisi yang sama dari sebarang kelas ekivalen yang diberikan. Bukti. Misal T dan S adalah dua mst sebarang pada graf G. Maka terdapat barisan penggantian sisi yang bobotnya sama dari mst T ke S. Setiap penggantian sisi akan mengganti sebuah sisi dengan sisi lainnya dalam kelas ekivalen yang sama. Akibatnya jumlah sisi yang ada di dalam kelas ekivalen tersebut akan tetap sama dengan jumlah sisi sebelum dilakukan penggantian. Ini berarti jumlah sisi dari sebarang kelas ekivalen akan tetap sama untuk semua mst. Perhatikan bahwa sisi-sisi yang tidak masuk ke sebarang mst maka sisi tersebut dihapus dari graf G. Sebaliknya sisi yang masuk ke dalam sebarang mst, maka sisi itu tetap dipertahankan dalam graf G. Misalkan g sisi yang tidak dihapus dari graf G dan g tidak masuk ke mst T. Kelas ekivalen g, dinotasikan dengan X(g) atau [g], didefinisikan sebagai himpunan sisi-sisi yang terdiri dari sisi g dan semua sisi yang bobotnya sama dengan bobot g di P(g, T). Maka X(g) mengandung g dan semua sisi yang dapat diganti oleh g dengan satu kali penggantian sisi yang bobotnya sama di dalam T. Kombinasikan setiap pasangan himpunan X(g) yang mempunyai sisi persekutuan bersama. Setiap kelas-kelas ekivalen yang telah dikombinasi kan akan membentuk satu kelas ekivalen yang disebut dengan kelas transitif dari himpunan kelas ekivalen X(g). Sisi-sisi G yang tidak masuk ke salah satu X(g) akan membentuk kelas ekivalen singelton. Kelas singelton akan masuk ke setiap mst. Setiap mst pada graf G mengandung banyaknya sisi dari sebarang kelas ekivalen [e] yang diberikan tetap sama, tetapi tidak semua subset dari [e] dengan jumlah sisinya demikian dapat membentuk sebuah mst. Jadi, s [e] dan s subset terpilih dari [e] jika s adalah himpunan sisi di [e] dan s juga dalam sebuah mst. Dengan kata lain, s [e] adalah subset terpilih dari [e] jika ada sebuah mst T sehingga T [e] = s. Teorema 4 Jika s 1 dan s 2 adalah dua subset terpilih dari [e] dan T sebuah mst sebarang dari G yang memuat s 1, maka (T s 1 ) s 2 juga sebuah mst. Bukti. Misal T adalah mst, s 1 [e] dan s 1 T, maka terdapat barisan T 0, T 1,, T n dari pergantian sisi yang bobotnya sama dimana T 0 = T dan T n = T. Asumsikan bahwa barisan ini dipilih sedemikian sehingga penggantian sisi yang melibatkan sisi-sisi [e] diganti terakhir. Misalkan T m spanning tree terakhir dalam barisan sebelum penggantian melibatkan sisi-sisi [e] yang diganti. Maka sisi-sisi mst T m = sisi T untuk semua sisi dari setiap kelas ekivalen selain [e], dan T m akan memuat s 2 [e] untuk menggantikan s 1. Jadi T m = (T s 1 ) s 2, dimana T m adalah mst yang diinginkan. Teorema 4 menjamin subset terpilih dari suatu kelas ekivalen yang diberikan dapat ditukar, dan himpunan dari semua mst dalam graf G dapat dibentuk dengan cara mengambil satu kelas terpilih dari setiap kelas ekivalen yang diperoleh. Secara khusus 181

banyaknya mst dalam graf G adalah perkalian dari banyaknya subset terpilih dari setiap kelas ekivalen. Dalam hal ini subset terpilih dari kelas ekivalen yang berbeda akan saling bebas, sehingga dapat ditentukan subset terpilih dari setiap kelas ekivalen, kemudian kombinasikan setiap subset terpilih tersebut dalam semua bentuk yang mungkin. Berdasarkan hasil di atas, dapat disusun algoritma untuk menentukan semua mst tanpa konstren dalam graf G dengan mengembangkan algoritma Kruskal. Algoritma tersebut mempunyai tahapan sebagai berikut: Langkah 1 Tentukan sebarang mst sebagai tree referensi. Gunakan untuk menguji semua sisi dari graf terhubung G. Misalkan sisi e E(G). Selidiki apakah e atau ada f P(e, ) dimana w(f) = w(e) untuk sisi-sisi yang dapat dipilih. Kalau tidak demikian, maka sisi tersebut dihapus dari graf G, karena tidak akan membentuk minimal spanning tree. Langkah 2 Untuk setiap sisi g yang tidak di, tentukan X(g) dan hitung kelas-kelas transitifnya. Kelas transitif ini adalah kelas ekivalen. Jika e dan e X(g), maka diperoleh kelas singelton [e] = {e}. Langkah 3 Misalkan kelas ekivalen [e] dengan w(e) = k dan H subgraf dari terdiri dari sisi-sisi yang bobotnya < k dan banyaknya sisi [e] dalam adalah n k. Untuk setiap subset dengan n k sisi pada [e], tentukan apakah subset ini membentuk sebuah cycle dengan sisi-sisi H. Jika tidak membentuk cycle, maka subset ini akan manjadi subset terpilih dari [e]. Rute ini adalah jiwa dari algoritma Kruskal, dengan menguji cycle untuk setiap langkah. Langkah 4 Kombinasikan semua subset terpilih dari setiap kelas ekivalen [e] dengan mengalikan banyaknya subset terpilih dari setiap kelas ekivalen [e] untuk mendapatkan semua mst yang ada dalam graf G. Sebagai contoh aplikasi, misalkan diberikan graf G dan tree referensi sebagai berikut, 1 2 3 4 a, 1 b, 3 j, 1 k, 1 l, 3 c, 1 d, 3 5 6 1 2 3 4 a 5 b j k l c d 6 m, 3 n, 1 p, 2 e, 4 f, 4 7 8 9 n 7 8 9 p q, 2 r, 2 s, 1 g, 2 h, 3 10 11 12 q r s g 10 11 12 Graf G Tree referensi Dengan menggunakan algoritma di atas, 1. Misalkan ={j, a, b, k, d, p, s, n, r, g, q} adalah mst sebarang sebagai tree referensi. Uji semua sisi G pada, maka sisi-sisi e, f, dan m tidak dipilih, sehingga sisi-sisi h 182

tersebut dihapus dari G. Sedangkan sisi-sisi c, h dan l adalah sisi-sisi yang dapat dipilih (ditunjukkan oleh garis putus-putus). 2. Karena c, h dan l tidak di, maka X(c)={c, a, j, k}, X(h)={h, d} dan X(l)={l, b,d}. Karena X(h) X(l) {} maka X(h) dan X(l) membentuk kelas transitif. Dengan demikian kelas ekivalen yang bobotnya 1 adalah [n]={n}, [s]={s} dan [a]={ a, c, j, k}. Kelas ekivalen yang bobotnya 2 adalah [p]={p}, [g]={g}, [q]={q} dan [r]={ r}. Kelas ekivalen yang bobotnya 3 adalah [b]={b, d, h, l}. 3. Perhatikan untuk kelas singelton. Karena n k =1 dan banyak anggota sisi di kelas itu juga 1, maka sisi tersebut dipilih 1 kali. Kelas [a] mempunyai n k =3 dan w(a) =1, sehingga H = {}. Subset-subset dari [a] yaitu {a, c, j}, {a, c, k}, {a, j, k} dan {c, j, k} tidak membentuk cycle dengan H. Jadi sisi dari [a] dipilih 4 kali. Kelas [b] mempunyai n k =2 sehingga H = {j, a, k, p, s, n, r, g, q}. Sehingga subsetsubset dari [b] yaitu {b, d}, {b, h}, {b, l}, {d, l}, {h, l} masing-masing tidak membentuk cycle dengan H, sedangkan {d, h} membentuk cycle dengan H. Jadi sisi dari [b] dipilih 5 kali 4. Banyak mst tanpa konstren dalam graf G adalah (1)(1)(4)(1)(1)(1)(1)(5)=20. Dengan menggunakan software matlab diperoleh bentuk mstnya adalah, MST 1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST 8 MST 9 MST 10 MST 11 MST 12 MST 13 MST 14 MST 15 MST 16 MST 17 MST 18 MST 19 MST 20 Kesimpulan Algoritma Kruskal yang diperluas dapat digunakan untuk menentukan berapa banyak mst tanpa konstren yang mungkin dapat dibentuk dalam suatu graf terhubung dengan pembobotan. Sedangkan dengan metode-metode yang sudah ada selama ini hanya dapat menentukan satu buah mst sebarang dalam graf tersebut. Semua mst ini diperoleh dengan melakukan pergantian sisi yang bobotnya sama dan tak satupun dari sisi-sisi tersebut yang dipertahankan di dalam setiap mst yang diperoleh. Menentukan semua mst tanpa konstren dapat dikaitkan dengan membangun jaringan baru dan mencari semua alternatif yang mungkin untuk membangun jaringan tersebut tetapi total biaya atau jaraknya tetap sama. 183

Daftar Pustaka [1] Biggs N., Algebraic Graph Theory, 2 nd ed., CambridgeUniversity Press, New York, 1993. [2] Deo N., Graph Theory with Applications to Engineering and Computer Science, Prentice Hall, New Delhi, 1986. [3] Harary F., Graph Theory, Addison-Wesly Publishing, London, 1969. [4] Hartsfield N., Ringel G., Pearl in Graph Theory A Comprehensive Introduction, Revised and Augmented, Academic Press, London, 1997. [5] Narwen, Suatu Metode untuk Menentukan Semua Minimum Spanning Tree dalam Suatu Graf, Tesis Pasca Sarjana Matematika, ITB, 2002. [6] Tucker A., Applied Combinatorics, 3 rd ed., John Willey & Sons, Inc., Canada, 1995. [7] Wilson R. J., Watkins J. J., Graphs An Introductory Approach, John Willey & Sons, Inc., Canada, 1990. [8] Wright P., Counting and Constructing Minimal Spanning Trees, Bulletin of The Institute of Combinatorics and its Applications 21, 1997, 65-76. [9] Wright P., On Minimal Spanning Trees and Determinants, Mathematics Magazine Vol. 73, No.1, 2000, 21-28. 184