TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENGURANGI PERILAKU OFF- TASK DALAM LAYANAN INFORMASI. Slamet Riyadi SMA Negeri 1 Subah Batang, Jawa Tengah

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGMENT

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU SOPAN SANTUN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA

PENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK GAME TES. Praptiningsih SMP 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah

PENINGKATAN MINAT SISWA MENGIKUTI LAYANAN BK DENGAN METODE ORIENTASI FORMAT KLASIKAL. Herna Mikawati SMP 4 Kajen Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah

MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK LATIHAN BERTANGGUNGJAWAB

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Abdul Aziz SMP Negeri 2 Kota Tegal, Jawa Tengah

MENINGKATKAN MINAT MELANJUTKAN STUDI MELALUI BIMBINGAN KARIR DENGAN PENDEKATAN TRAIT AND FACTOR

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN METODE SIMULASI. Wirahanteng SMP 2 Kajen Kabupaten Pekalongan

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Kustanti Prasetyaningtyas SMP Negeri 1 Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur

UPAYA MENINGKATAN KEDISIPLINAN MASUK SEKOLAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA. Nelly Chandrawati Manalu

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK. Rantiyan SMP 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan

STRATEGI BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU PEMBIMBING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

PENINGKATAN KEDISIPLINAN TATA TERTIB MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN. Anik Marijani

PENINGKATAN MENGHITUNG OPERASI BILANGAN BULAT DENGAN METODE EKSPOSITORY BERBANTUAN MEDIA GARIS BILANGAN. Sri Eti Ermawati

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA. Arni Murnita SMK Negeri 1 Batang, Jawa Tengah

UPAYA MENINGKATKAN EMPATI MELAUI LAYANAN INFORMASI DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK. Taruyi

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI BIMBINGAN SOSIAL DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL. Richah Sofiyanti dan Heri Saptadi Ismanto

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW. Sunandar

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGNMENT. Budi Sutrisno dan Heri Saptadi Ismanto

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan PTK ini dilakukan di kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN MODEL CTL BERBANTUAN MEDIA VISUAL NOVEL DALAM MENGIDENTIFIKASI KEGUNAAN PROGRAM APLIKASI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

BAB III METODE PENELITIAN. siswa, terdiri dari 10 orang laki-laki dan 27 orang perempuan. membaca pemahaman (variabel Y) sebagai variabel terikat.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP WARNA MELALUI METODE PROYEK. Sri Endah Cahyaningsih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Agusnoto. SD Negeri Ketitangkidul, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode sosiodrama yaitu suatu penelitian

Diajukan Oleh: Mokhamad Suryo Purnomo A54E131029

PENYESUAIAN MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN. Ani Yuliastuti

Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Pantun Melalui Teknik Balas Pantun di Kelas IV SDN 1 Tatura

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendidikan Agama Islam. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan. siswa, demi peningkatan hasil belajarnya.

BAB III METODE PENELITIAN. 001 Sawah Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar yang berjumlah 22

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Penelitian ini dilakukan di kelas II SD Negeri 6 Sindurejo, Kecamatan

Keperluan korespondensi, HP : ,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tindakan, observasi (sekaligus penilaian), dan refleksi. Siklus ini akan dilanjutkan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN PIKIRAN POKOK TEKS BACAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Metode Simulasi di Kelas V SDN Pembina Tataba

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Peneliti menerapkan desain penelitian model

PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK SASTRA MELALUI METODE PRESENTASI DISKUSI. Eri Sutatik SMA Negeri 2 Tanggul Kabupaten Jember

BAB III METODE PENELITIAN. di Jalan Dr. Muwardi No. 84 Sukoharjo. SMA Veteran 1 Sukoharjo

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI KEGIATAN BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

Kata kunci: Model kooperatif tipe STAD, Hasil Belajar.

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

BAB III METODE PENELITIAN. adalah siswa kelas IV A Sekolah Dasar Negeri 181 Pekanbaru tahun ajaran. 2013/2014 yang terdiri dari 46 orang siswa.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KONSEP MOL MENGGUNAKAN PAPAN PERMAINAN MONOPOLI SEBAGAI PEMBELAJARAN PAIKEM

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG BENDA-BENDA LANGIT. Sri Utami Ningtiyanti

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas istilah dalam

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran 2012-

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Berdasarkan pengalaman PPL selama 4 bulan.

Tabel 3.1. Juli Agustus September Studi lapangan x 2 Penyusunan Proposal x

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu suatu action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian dengan

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin

LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR MELALUI PEMANFAATAN KELOMPOK BELAJAR. Sri Lestari SMK Negeri 2 Karanganyar Jawa Tengah

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 04 Lakea

Penerapan Model Pembelajaran Bermain Peran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN Randomayang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

Jurnal Biologi & Pembelajarannya, Vol.4, No.2, Oktober 2017, pp e-issn:

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.

BAB III METODE PENELITIAN. pernapasan hewan melalui metode Bamboo Dancing pada siswa kelas V SDN 019

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah aktivitas atau upaya sadar dan terencana, dirancang untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Setting Dan Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK

Transkripsi:

Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, Januari 2015 ISSN 2442-9775 TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENGURANGI PERILAKU OFF- TASK DALAM LAYANAN INFORMASI Slamet Riyadi SMA Negeri 1 Subah Batang, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini memperbaiki mutu layanan bimbingan dan konseling serta menurunkan perilaku off-task siswa. Subyek penelitian berjumlah 36 siswa kelas XI.S.3 dengan metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, angket, dan observasi yang selanjutnya akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan rumus prosentase. Hasil pelaksanaan layanan informasi dengan teknik bermain peran dapat mengurangi perilaku offteks siswa dengan skor rata-rata 81%. Kata Kunci: Layanan Informasi; Perilaku Off-Task; Teknik Bermain Peran PENDAHULUAN Pelayanan konseling di sekolah/madrasah merupakan usaha membantu siswa dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan konseling memfasilitasi pengembangan siswa, secara individual, kelompok dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi siswa di sekolah (Depdiknas, 2005). Guru BK mempunyai peranan sangat penting membantu siswa dalam pengembangan kehidupan pribadi, belajar, sosial dan karir. Peran membantu siswa dalam kehidupan belajar menjadi sasaran pada penelitian ini terutama siswa yang belum mempunyai kesadaran akan pentingnya belajar untuk masa depannya. Dari hasil catatan peneliti pada pelaksanaan layanan informasi sebelumnya dapat disimpulkan dari 36 siswa terdapat 8% gaduh dan suka mengobrol sesama teman, 22% bercanda dengan teman, 53% tidak fokus memperhatikan penjelasan guru, 28% suka bernyanyi-nyanyi di kelas, 22% layanan informasi tidak efektif. Fakta tersebut menunjukkan bahwa munculnya hambatan dalam proses penyelenggaraan layanan klasikal (layanan informasi) bersumber kepada kurang berhasilnya konselor dalam melaksanakan pelayanan, sehingga mutunya kurang baik dan hasilnya tidak efektif bagi sebagian besar siswa. Tingkah laku belajar dalam situasi belajar di kelas ada yang tidak dikehendaki kemunculannya yaitu tingkah laku yang disebut off-task behafior (Sukiman, 2005). Sedangkan contoh perilaku off-task menurut Baker (2007) adalah bercakap-cakap dengan siswa lain tentang masalahmasalah yang tidak berhubungan dengan pelajaran, mengganggu siswa lain, membuat masalah dan lain-lain sebagainya. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa munculnya perilaku off-task itu diperoleh dari hasil belajar dengan teman sebayanya, keluarga, gurunya, buku bacaan, TV dan internet. 37

Tingkah laku off-task siswa merupakan tingkah laku dalam suasana belajar di kelas yang tidak dikehendaki kemunculannya, yaitu bercakap-cakap dengan siswa lain tentang masalah-masalah yang tidak berhubungan dengan pelajaran, mengganggu siswa lain, membuat masalah dalam proses pembelajaran di kelas. Layanan informasi merupakan penyampaian berbagai informasi yang sebenarnya ada sebagai acuan untuk bersikap dan bertingkah laku sehari-hari, sebagai pertimbangan bagi arah pengembangan diri, dan sebagai dasar pengambilan keputusan (Prayitno, 2012). Tujuan layanan informasi adalah dikuasainya informasi dengan berbagai seluk beluknya sebagai isi layanan, untuk mencegah timbulnya masalah, pemecahan masalah, mengembangkan dan memelihara potensi yang ada serta untuk memungkinkan peserta yang bersangkutan membuka diri dalam mengaktualisasikan hak-haknya. Untuk pengembangan kemandirian, pemahaman dan penguasaan peserta terhadap informasi yang diperlukannya akan memungkinkan peserta mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya secara obyektif positif dan dinamis; mengambil keputusan; mengarahkan diri; untuk kegiatan kegiatan yang berguna sesuai dengan keputusan yang diambil; dan akhirnya mengaktualisasikan diri secara terintegrasi. Peran guru bimbingan dan konseling dalam memberikan layanan informasi dalam bidang belajar terutama terkait bidang belajar sudah dilaksanakan, tetapi masih belum efektif hasilnya. Untuk itu perlu adanya inovasi guru bimbingan dan konseling agar siswa dapat mengurangi perilaku off-task. Dalam hal ini, peneliti menggunakan teknik bimbingan dan konseling berupa bermain peran. Rusmana N. (2009) menjelaskan bahwa manfaat bermain juga merupakan suatu kekuatan pendorong dalam perkembangan manusia dan memiliki peran kunci untuk ekspolarasi, melatih otot dan pikiran, dan berhubungan dengan orang lain. Bermain peran merupakan permainan yang dimaksudkan untuk mencerminkan situasi yang terdapat dalam kehidupan yang sebenarnya. Bermain peran dimaksudkan memadukan karakter permainan (pemain, aturan kompetisi/kerjasama) dengan karakter karakter simulasi (representasi realitas). Jika kehidupan nyata disimulasikan/diperankan dalam permainan secara kompetitif atau kooperatif, maka permainan bermain peran cenderung berkembang secara alamiah. Demikian pula permainan bermain peran merupakan pengalaman buatan yang mewakili pengalaman yang terjadi alamiah dalam kerja guru. Rumusan penelitian ini yaitu Apakah teknik bermain peran dapat mengurangi perilaku off-task siswa dalam pelaksanaan layanan informasi? Sedangkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pelaksanaan layanan informasi dengan teknik bermain peran dapat mengurangi perilaku off-task. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Prosedur penelitian tindakan kelas menurut Arikunto (2009) model bagan penelitian tindakan secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi. Penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2013/2014 bertempat di SMA Negeri 1 Subah Batang dengan subjek penelitian yaitu 36 siswa kelas XI.S.3. Metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, angket, dan observasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deksriptif kuantitatif dengan menggunakan rumus prosentase yaitu dengan cara menjumlahkan skor nilai siswa kemudian dicari 38

rata-rata skor. Untuk menganalisis datanya menggunakan rumus prosentase, dimana skor yang diperoleh dibagi dengan skor total kemudian dikalikan dengan 100%. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil observasi pada kondisi awal tentang pelaksanaan layanan informasi untuk mengurangi perilaku off-task siswa. Hasilnya dapat dilihat lebih jelas pada tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Hasil Perilaku Off-Task Siswa (Kondisi Awal) No Aspek Perilaku Off-Task Skor (%) 1. Mengobrol dengan sesama teman 72% 2. Bercanda dengan sesama teman 72% 3. Membicarakan teman dengan sesama teman 39% 4. Bernyanyi-nyanyi 72% 5. Mengeluh dengan sesama teman 56% 6. Bercerita dengan sesama teman 53% 7. Menanggapi pembicaraan teman 25% 8. Bercelotehan dengan teman 69% 9. Bersiul dengan sesama teman 50% 10. Berbisik-bisik membicarakan selain materi layanan 67% Rata-rata Skor (%) 58% Data diatas menunjukkan bahwa secara komulatif dengan jelas pada siklus 1 dan 2 ada penurunan perilaku off-task. Dari kondisi awal setelah diberi tindakan bimbingan konseling di siklus ke 1 serta dilanjutkan pada siklus ke 2 menunjukkan adanya penurunan. Terutama pada siklus 2 yaitu untuk rata-rata kriteria sering perilaku off-task menurun dari 9 % menjadi 0 %, penurunanya dapat dikatakan belum tuntas seratus persen, hal ini mestinya diperlukan upaya penurunan kembali. Selanjutnya untuk rata-rata kriteria kadang-kadang berperilaku off-task juga mengalami penurunan dari 28 % menjadi 19 %, artinya benar terjadi penurun tetapi belum tuntas, masih diperlukan upaya penurunan kembali tentu jika ada waktu dan kesempatan yang tersedia. Siklus I 1. Perencanaan Pada tahap perencanaan penelitian siklus I ini dilaksanakan 2 kali pertemuan, yaitu menentukan jadwal pelaksanaan layanan informasi dengan teknik bermain peran untuk mengurangi perilaku off-task, menentukan tempat pelaksanaan layanan informasi, peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan layanan, peneliti menyiapkan bahan untuk mendukung penelitian. 2. Tindakan Pada tahap tindakan penelitian ini yang dilakukan yaitu mengkondisikan peserta penelitian kelas XI.S.3, peneliti menjelaskan tujuan dari pelaksanaan penelitian untuk mengurangi perilaku offtask, peneliti melaksanakan layanan informasi dengan teknik bermain peran, peserta diminta mengungkapkan kesan dan pesan setelah kegiatan layanan, dan peneliti menutup kegiatan. 3. Observasi Observer melakukan pengamatan siklus I dalam pelaksanaan layanan informasi dengan teknik bermain peran untuk mengurangi perilaku off-teks. 4. Refleksi Kegiatan layanan informasi dengan teknik bermainan peran pada siklus I, baik ditinjau dari proses maupun dari segi hasil, berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Pada awal kegiatan 39

bermain peran, siswa masih terasa malu-malu, namun dengan timbulnya saling kepercayaan dan keterbukaan antar peserta, maka bermainan peran pada pertemuan berikutnya berlangsung lebih efektif. Bermain peran secara langsung dan tidak langsung mempunyai pengaruh pada peserta layanan informasi dalam mengurangi perilaku off-task dengan perolehan rata-rata skor 63%. Siklus II 1. Perencanaan Pada dasarnya pada siklus II untuk perencanaan sama dengan pada perencanaan siklus I, yaitu menentukan jadwal pelaksanaan layanan informasi dengan teknik bermain peran untuk mengurangi perilaku off-task, menentukan tempat pelaksanaan layanan informasi, peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan layanan, peneliti menyiapkan bahan untuk mendukung penelitian. 2. Tindakan Pada tahap tindakan penelitian ini yang dilakukan yaitu mengkondisikan peserta penelitian kelas XI.S.3, peneliti menjelaskan tujuan dari pelaksanaan penelitian untuk mengurangi perilaku offtask, peneliti melaksanakan layanan informasi dengan teknik bermain peran, peserta diminta mengungkapkan kesan dan pesan setelah kegiatan layanan, dan peneliti menutup kegiatan. 3. Observasi Observer melakukan pengamatan siklus II dalam pelaksanaan layanan informasi dengan teknik bermain peran untuk mengurangi perilaku off-teks. 4. Refleksi Pelaksanaan kegiatan penerapan teknik bermain peran dalam layanan informasi untuk mengurangi perilaku off-task pada siklus 2 cenderung lebih lancar dan berlangsung seperti yang direncanakan. Setelah pada siklus ke 2 diterapkan teknik bermain peran dengan strategi BMB3, dan pada akhir siklus ke 2 dilakukan penilaian dengan diberi skala perilaku off-task. Penerapan teknik bermain peran dalam layanan informasi dengan setrategi BMB3 ternyata sangat efektif dalam menurunkan perilaku off-task dengan memperoleh rata-rata skor 81%. Adapun perbandingan hasil pelaksanaan layanan informasi untuk mengurangi perilaku off-teks siswa pada kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2 Hasil Perilaku Off-Teks Siswa (Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II) Tahapan Skor (%) Kondisi Awal 58% Siklus I 63% Siklus II 81% 40

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 1 berikut: Hasil Perilaku Off-Teks Siswa 100 50 58 63 81 0 Kondisi Awal Siklus I Siklus II Grafik 1. Hasil Perilaku Off-Teks Siswa (Kond.Awal, Siklus I dan Siklus II) SIMPULAN Pelaksanaan layanan informasi dengan teknik bermain peran dapat mengurangi perilaku offteks siswa, pada kondisi awal sebelum pelaksanaan layanan informasi dengan teknik bermain peran memperoleh rata-rata skor perilaku off-teks sebesar 58%, pelaksanaan siklus I layanan informasi dengan teknik bermain peran memperoleh skor rata-rata sebesar 63% sedangkan pada pelaksanaan siklus II layanan informasi dengan teknik bermain peran memperoleh rata-rata skor sebesar 81%. Ucapan Terimakasih 1. Kepala SMA Negeri 1 Subah Batang 2. Guru dan Karyawan SMA Negeri 1 Subah Batang 3. Siswa kelas XI.S.3 SMA Negeri 1 Subah Batang DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2009. Peneitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara Baker LS,,2007, Modeling ad Understanding Students off-task Behafior in inteligent Tutoing Systems:Univerity of Nattingham Depdiknas. 2005. Panduan Pengembangan Diri. Jakarta: Depdiknas Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang: Universitas Negeri Padang Sukiman,,2005, Online at http : // jurnal. lipi. go. Id / admin / jurnal / 83072280 / off-task.pdf.(accesed: 11 Juli 2011,19.36) Rusman N.2009. Permainan (Game &Play). Bandung:Rizki Press 41