BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MATEMATIKA DAN MASALAH-MASALAH UMUM DI DALAMNYA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. semester ganjil tahun pelajaran pada mata pelajaran matematika,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN A. Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke 4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rata diberi tugas untuk membantu kesulitan temannya untuk membantu

2.1.1 Pengertian Matematika

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Metode Peer Tutoring ( Tutor Sebaya )

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh meliputi

MOHAMAD YASIN SMA Negeri 1 Kauman Kab. Tulungagung

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN MINAT PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION (SGD) PADA SISWA KELAS VII

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK MENGUBAH PECAHAN MENJADI PERSEN DAN DESIMAL MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

ABSTRAK. Kata kunci : Metode pembelajaran tutor sebaya meningkatkan hasil belajar siswa.

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. pendekatan dalam belajar adalah pendekatan konstruktivisme.

PENGGUNAAN MODEL GUIDE INQUIRY LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SISWA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI KPK DAN FPB SRI WAHYU MULIA NINGSIH

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA UNTUK SISWA KELAS VII-F SMP NEGERI 7 MALANG

BAB I PENDAHULUAN. penyempurnaan kurikulum, latihan kerja guru, penyediaan sarana, pengadaan alat

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

Vol. 1 No. 1 ISSN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN. masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar. Unsur motivasi dalam hal ini sangat

Agus Purwanto SMP 5 Kudus

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Matematika

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

BAB I PENDAHULUAN. setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Sejumlah pengalaman yang. dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. belajar diantaranya motivasi belajar dan tingkat kemampuan awal siswa.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERAIF TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII-G SMP NEGERI 9 MALANG ARTIKEL

I. PENDAHULUAN. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar...

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

Metode Metode Instruksional Dina Amelia/

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL KOOPERATIF STAD DENGAN MEDIA VIDEO

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015

BAB II KAJIAN TEORI A.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG KPK DAN FPB MELALUI MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) BERBANTUAN MEDIA DEKAK

BAB II KAJIAN TEORITIS. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Prediction Guide. bersama adalah cooperative learning, dalam hal ini belajar bersama

PENGARUH TUTOR SEBAYA TERHADAAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP DAARUSSALAAM JAKARTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA. Tino Santigiarti

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan

Jurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi

II. TINJAUAN PUSTAKA. lemah menjadi kuat, dari tidak bisa menjadi bisa. Seperti diakatakan oleh Slameto

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI), motivasi belajar, dan hasil belajar.

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SDN MAROMBUN UJUNG JAWI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah

BAB II TINJAUAN TEORITIS. 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI 2.1.1 Pembelajaran Matematika Matematika berasal dari bahasa Yunani, mathein atau manthenien yang artinya mempelajari. Kata matematika diduga erat hubungannya dengan kata Sangsekerta, medha atau widya yang artinya kepandaian, ketahuan atau intelegensia (Sri Subariah,2006:1). Menurut Ruseffendi (1993), matematika adalah terjemahan dari Mathematics. Namun arti atau definisi yang tepat tidak dapat diterapkan secara eksak (pasti) dan singkat karena cabang-cabang matematika makin lama makin bertambah dan makin bercampur satu sama lainnya. Menurut Rusefendi (1993: 27-28) matematika itu terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, aksioma-aksioma dan dalil-dalil yang dibuktikan kebenarannya, sehingga matematika disebut ilmu deduktif. Ruseffendi juga mengutip beberapa definisi matematika menurut pendapat beberapa ahli, yaitu: 1. Menurut James & James matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri. 2. Menurut Johnson & Rising matematika merupakan pola pikir, pola mengorganisasikan pembuktian logik, pengetahuan struktur yang terorganisasi memuat: sifat-sifat, teoriteori dibuat secara deduktif berdasarkan unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya (Reseffendi, 1993: 28). 3. Menurut Reys matematika merupakan telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat (Reseffendi, 1993: 28) 4. Menurut Kline matematika bukan pengetahuan tersendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi keberadaanya karena untuk membantu manusia dala 5

6 memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam (Reseffendi, 1993: 28) Dengan demikian dapat dikatakan bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada di dalamnya. Ini berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya. Untuk memahami konsep matematika yang bersifat abstrak dibutuhkan aktifitas dan kreatifitas yang tinggi dari siswa. Oleh sebab itu pembelajaran harus diarahkan agar dapat membangkitkan kreatifitas siswa tersebut salah satunya adalah menggunakan pendekatan tutor sebaya. Dengan menggunakan pendekatan tutor sebaya, siswa dapat berdiskusi satu sama lain, siswa dapat bertukar informasi dan siswa yang pintar dapat membantu siswa yang kurang pintar. Penggunaan pendekatan tutor sebaya dalam menyelesaikan operasi hitung pecahan merupakan salah satu pendekatan yang diharapkan dapat memberi peran aktif serta motifasi kepada siswa, supaya mereka mempelajari materi dengan sungguh sungguh. Berikut Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika kelas V Semester Genap disajikan lebih rinci dalam tabel dibawah ini: Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran Matematika Kelas V Semester Genap Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah 5.2 Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan 5.3 Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan

7 2.1.2 Hasil Belajar Matematika Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan citacita (Sudjana, 2004 : 22). Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Menurut Nurkancana (1990:11), mendefinisikan hasil belajar adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai keberhasilan seseorang untuk menentukan nilai keberhasilan belajar seseorang setelah ia mengalami proses belajar selama satu periode tertentu. Salim (2000:190) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan keterampilan terhadap mata pelajaran yang dibuktikan melalui hasil tes. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang terjadi oleh pelajar setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar yang diperoleh setelah terjadi interaksi kegiatan belajar mengajar. Dalam penelitian ini yang dimaksud hasil belajar matematika adalah nilai 0-10 yang diperoleh dari hasil ulangan matematika operasi hitung pecahan.

8 2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Untuk mencapai hasil belajar sesuai apa yang diharapkan, maka diperlukan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain : 1) Faktor intern Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan dalam faktor intern yaitu kecerdasan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi. a. Kecerdasan /Intelegensi Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapi. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Perkembangan ini biasanya ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebaya. Oleh karena itu jelas bahwa factor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Kartono (1995:1) kecerdasan merupakan salah satu aspek yang penting dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Slameto (1995:56) mengatakan bahwa tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Dari kedua pendapat peneliti dapat disimpulakan bahwa kecerdasan adalah suatu yang penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. b. Bakat Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ngalim Purwoto (1986:28) bahwa bakat lebih dekat dengan kata aptitude yang berarti

9 kecakapan. Kartono (1995;2) menyatakan bahwa bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata. Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut. c.minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut Winkel (1996:24) minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Selanjutnya Slameto (1995:57) mengemukakan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang. Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.

10 2) Faktor ekstern Faktor eksteren adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan sekolah, lingkungan sekitar. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (1995 : 60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat. a. Keadaan Keluarga Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagai yang di jelaskan oleh Slameto bahwa : Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa negara dan dunia. Ada rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar. b. Keadaan Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhhi hasil-hasil belajarnya. Menurut Kartono (1995:6) mengemukakan guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar. Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.

11 c. Lingkungan Masyarakat Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu factor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Karena alam sekitar sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan pribadi anak. Dalam hal ini Kartono (1995 : ) berpendapat lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak sebayanya. Apabila anak-anak sebayanya rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula. Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar matematika adalah Faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan dalam faktor intern yaitu kecerdasan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi serta faktor ekstern yang dapat mempengaruhi hasil belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan sekolah, lingkungan sekitar. 2. 2 Ruang Lingkup Pendekatan Tutor Sebaya 2.2.1 Pendekatan Tutor Sebaya Peer Tutoring atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah tutor sebaya. Beberapa ahli yang meneliti masalah tutor sebaya diantaranya, adalah Edward L. Dejnozken dan David E. Kopel dalam American Education Encyclopedia menyebutkan pengertian tutor sebaya.tutor sebaya adalah sebuah prosedur siswa mengajar siswa lainnya. Tipe pertama adalah pengajar dan

12 pembelajar dari usia yang sama. Tipe kedua adalah pengajar yang lebih tua usianya dari pembelajar. 1. Menurut Conny Semiawan (dalam Suherman dkk, 2003:276) bahwa : Tutor sebaya adalah siswa yang pandai memberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan teman-teman di luar sekolah. Mengingat bahwa siswa merupakan elemen pokok dalam pengajaran, yang pada akhirnya dapat mengubah tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu, maka siswa harus dijadikan sumber pertimbangan di dalam pemilihan sumber pengajaran. 2. Menurut Suryo dan Amin (1984:51) yang dimaksud dengan tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa-siswa tertentu yang mengalami kesulitan belajar. Dengan memperhatikan pengertian tutor sebaya dari para ahli diatas,maka dapat peneliti simpulkan bahwa metode tutor sebaya ialah pemanfaatan siswa yang mempunyai keistimewaan, kepandaian dan kecakapan di dalam kelas untuk membantu memberi penjelasan, bimbingan dan arahan kepada siswa yang kepandaiannya agak kurang atau lambat dalam menerima pelajaran yang usianya hampir sama dalam satu kelas. Tutor Sebaya dalam penelitian siswa kelas V dengan jumlah peserta didik 21 siswa yang ditunjuk menjadi tutor ada 4 siswa. 2.2.2 Persiapan Pendekatan Tutor Sebaya Untuk mempersiapkan seorang tutor ada beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh seorang siswa yaitu siswa yang dipilih nilai prestasi belajar lebih bagus dari teman-temannya, dapat memberi bimbingan dan penjelasan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dan memiliki kesabaran serta kemampuan memotifasi siswa dalam belajar. Arikunto (1986: 62) mengemukakan bahwa dalam memilih tutor perlu diperhatikan hal- hal sebagai berikut: 1. Tutor dapat diterima oleh oleh siswa yang mendapat program perbaikan sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya kepada tutor.

13 2. Tutor dapat menerangkan bahan perbaikan yang dibutuhkan oleh siswa yang menerima program perbaikan. 3. Tutor tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap teman. 4. Tutor mempunyai daya kreatifitas yang cukup untuk member bimbingan yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada temannya. Hamalik (1998:163) tahap-tahap persiapan dengan menggunakan pendekatan tutor sebaya adalah sebagai berikut: 1. Guru membuat program pengajaran satu pokok bahasan yang dirancang dalam bentuk penggalan- penggalan satu sub bahasan. Setiap penggalan satu pertemuan yang didalamnya mencakup judul penggalan, tujuan pembelajaran khususnya petunjuk pelaksanaan tugas-tugas yang harus diselesaikan. 2. Menentukan beberapa orang siswa yang memenuhi kriteria sebagai tutor sebaya. Jumlah tutor sebaya yang ditunjuk disesuaikan dengan jumlah kelompok yang dibentuk. 3. Mengadakan latihan bagi para tutor. Dalam pelaksanaan tutorial atau bimbingan ini, siswa yang menjadi tutor bertindak sebagai guru. Sehingga latihan yang diadakan oleh guru merupakan semacam pendidikan guru atau siswa itu. Latihan diadakan dengan 2 cara yaitu melalui latihan kelompok kecil dimana dalam hal ini yang mendapat latihan hanya siswa yang akan menjadi tutor, dan melalui latihan klasikal, dimana siswa seluruh kelas dilatih bagaimana proses pembimbingan ini berlangsung. 4. Pengelompokan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas 4-5 orang. Kelompok ini disusun berdasarkan variasi tingkat kecerdasan siswa. Kemudian tutor sebaya yang telah ditunjuk disebar pada masing-masing kelompok yang telah dilakukan. Seorang tutor hendaknya memiliki kriteria: 1) Memiliki kemampuan akademis di atas rata-rata siswa satu kelas 2) Memiliki motivasi tinggi untuk meraih prestasi akademis yang baik

14 3) Memiliki sikap toleransi dan tenggang rasa dengan sesama 4) Memiliki motivasi tinggi untuk menjadikan kelompok diskusinya sebagai yang terbaik 5) Bersikap rendah hati, pemberani, dan bertanggung jawab 6) Suka membantu sesama teman yang mengalami kesulitan. Tutor atau ketua kelompok memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : 1) Memberikan tutorial kepada anggota terhadap materi ajar yang sedang dipelajari 2) Mengkoordinir proses diskusi agar berlangsung kreatif dan dinamis 3) Menyampaikan permasalahan kepada guru pembimbing apabila ada materi ajar yang belum dikuasai 4) Menyusun jadwal diskusi bersama anggota kelompok, baik pada saat tatap muka di kelas maupun di luar kelas, secara rutin dan insidental untuk memecahkan masalah yang dihadapi 5) Melaporkan perkembangan akademis kelompoknya kepada guru pembimbing pada setiap materi yang dipelajari. Dari persiapan pendekatan pembelajaran tutor sebaya peneliti mengdaptasi persiapan model pembelajaran tutor sebaya yaitu: 1. Guru membuat program pengajaran satu pokok bahasan yang dirancang dalam bentuk penggalan- penggalan satu sub bahasan. Setiap penggalan satu pertemuan yang didalamnya mencakup judul penggalan, tujuan pembelajaran khususnya petunjuk pelaksanaan tugas-tugas yang harus diselesaikan. 2. Menentukan beberapa orang siswa yang memenuhi kriteria sebagai tutor sebaya. Jumlah tutor sebaya yang ditunjuk disesuaikan dengan jumlah kelompok yang dibentuk. 3. Mengadakan latihan bagi para tutor. Dalam pelaksanaan tutorial atau bimbingan ini, siswa yang menjadi tutor bertindak sebagai guru. Latihan diadakan dengan 2 cara yaitu melalui latihan kelompok kecil dimana dalam hal ini yang mendapat

15 latihan hanya siswa yang akan menjadi tutor (pada waktu jam istirahat), dan melalui latihan klasikal, dimana siswa seluruh kelas dilatih bagaimana proses pembimbingan ini berlangsung. 4. Pengelompokan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas 4-5 orang. Kelompok ini disusun berdasarkan variasi tingkat kecerdasan siswa. Kemudian tutor sebaya yang telah ditunjuk disebar pada masing-masing kelompok yang telah dilakukan. 2.2.3 Langkah Penerapan Pendekatan Tutor Sebaya Menurut Hisyam Zaini (2001:1) (dalam Amin Suyitno, 2004:34) maka langkahlangkah tutor sebaya adalah sebagai berikut: 1) Guru memilih materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari siswa secara mandiri 2) Siswa siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Siswasiswa pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya. 3) Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi / kompetensi dasar. Setiap kelompok dibantu oleh siswa yang pandai sebagai tutor. 4) Tutor membantu teman dalam kelompoknya terlebih dahulu guru menjelaskan materi kepada tutor 5) Tutor kembali ke kelompok mereka dan menjelaskan materi kepada teman dalam kelompoknya. 6) Siswa diberi LKS untuk dikerjakan dalam kelompok 7) Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja LKSnya. Guru memberikan masukan yang kurang dan menyamakan persepsi tentang materi 8) Siswa diberi soal evaluasi Dari langkah- langkah diatas maka deskripsi penerapan pendekatan tutor sebaya dalam pembelajaran matematika kelas V pokok bahasan operasi hitung pecahan yaitu:

16 1. Guru memilih materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari siswa secara mandiri Materi yang dipilih adalah operasi hitung pecahan karena materi ini dapat dipelajari siswa secara mandiri 2. Siswa siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Siswasiswa pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya. Tutor yang dipilih oleh guru memiliki kemampuan akademis diatas rata-rata siswa satu kelas, memiliki motivasi, memiliki sikap toleransi, tanggung jawab, suka membantu sesama teman yang mengalami kesulitan belajar 3. Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi / kompetensi dasar. Setiap kelompok dibantu oleh siswa yang pandai sebagai tutor. Materi yang diberikan Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan serta mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan 4. Tutor membantu teman dalam kelompoknya terlebih dahulu guru menjelaskan materi kepada tutor menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan serta mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan 5. Tutor kembali ke kelompok mereka dan menjelaskan materi kepada teman dalam kelompoknya. Tutor menjelaskan materi kepada teman dalam kelompoknya dan bila kesulitan menjawab pertanyaan dari temannya tutor bertanya kepada guru. 6. Siswa diberi LKS untuk dikerjakan dalam kelompok Setelah semua siswa dalam kelompok tersebut memahami materi yang disampaikan oleh tutor siwa diberi LKS untuk dikerjakan bersama dalam kelompok 7. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja LKSnya. 8. Setelah selesai mengerjakan LKS setiap kelompok maju kedepan kelas mempresentasikan hasil kerja LKSnya. Guru memberikan masukan yang kurang dan menyamakan persepsi tentang materi Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan serta mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan

17 9. Siswa mengerjakan soal evaluasi 2.2.4 Kelebihan dan kekurangan metode tutor sebaya Menurut Suryo dan amin ( 1982 : 51 ), beberapa kelebihan dan kekurangan metode tutor sebaya adalah sebagai berikut : Kelebihan metode tutor sebaya adalah sebagai berikut : 1. Adanya suasana hubungan yang lebih dekat dan akrab antara siswa yang dibantu dengan siswa tutor yang membantu. 2. Bagi tutor sendiri, kegiatan remedial ini merupakan kesempatan untuk pengayaan dalam belajar dan juga dapat menambah motivasi belajar. 3. Bersifat efisien, artinya bisa lebih banyak yang dibantu. 4. Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri. Adapun kekurangan metode tutor sebaya adalah sebagai berikut : 1. Siswa yang dipilih sebagai tutor dan berprestasi baik belum tentu mempunyai hubungan baik dengan siswa yang dibantu. 2. Siswa yang dipilih sebagai tutor belum tentu bisa menyampaikan materi dengan baik. 2.3 Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Tutor Sebaya Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada di dalamnya. Ini berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya. Untuk memahami konsep matematika yang bersifat abstrak dibutuhkan aktifitas dan kreatifitas yang tinggi dari siswa. Oleh sebab itu pembelajaran harus diarahkan agar dapat membangkitkan kreatifitas siswa tersebut salah satunya adalah menggunakan pendekatan tutor sebaya. Tutor sebaya didesain untuk siswa yang mempunyai keistimewaan, kepandaian dan kecakapan di dalam kelas untuk membantu memberi penjelasan, bimbingan dan arahan kepada siswa yang kepandaiannya agak kurang atau lambat dalam menerima pelajaran yang usianya hampir sama atau sekelas. Hal itu sangat

18 pas dengan pembelajaran Matematika yang mengedepankan dalam menyusun strategi pemanfaatan pendekatan tutor sebaya secara optimal agar dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.penggunaan pendekatan tutor sebaya dalam menyelesaikan soal-soal operasi hitung pecahan merupakan salah satu pendekatan yang diharapkan dapat memberi peran aktif serta memotifasi kepada siswa, agar mereka mempelajari dengan sungguh- sungguh materi yang diberikan. sehingga diharapkan dengan menggunakan pendekatan tutor sebaya, siswa lebih mudah menyerap materi yang diajarkan dan pada akhir pembelajaran siswa tidak mengalami banyak kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan pokok bahasan operasi hitung pecahan pada materi menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan serta mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan. 2.4 Temuan Hasil Penelitian yang Relevan Temuan Hasil penelitian yang relevan antara lain: 1. Hasil Penelitian Tindakan Kelas dari Sabaharudin 2009 yang berjudul Peranan Metode Tutor Sebaya dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 5 SDN Inpres Karawa Kab. Pinrang Pada Pokok Bahasan KPK dan FPB. Dalam hasil penelitiannya terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa dari setiap siklus. Pada kondisi awal hanya 7 siswa yang tuntas setelah pembelajaran tutor sebaya hasil belajar meningkat pada siklus I rata-rata 75,81 setelah diadakan tindak lanjut menjadi 76,96. Pada siklus II menjadi 77,22 ketuntasan belajar 100%. Kelebihan yang dicapai dari penelitian ini terletak pada pemilihan kelompok heterogen sehingga pada siklus I sudah nampak peningkatan belajarnya, karena sudah ada tutor yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya sedangkan kelemahannya pada kelompok tertentu tutor yang aktif lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya diskusi. 2. Hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh Priyogo (2010/2011) yang berjudul Penerapan Strategi Pembelajaran Active Learning Dengan Pendekatan Tutor Sebaya Berdasarkan Hasil UASBN Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

19 Matematika Siswa Kelas VI SD N Banaran 02 Grogol, Sukoharjo. Hasil penelitianya sebelum pretes 17,5% dari 40 siswa tuntas, pada siklus I meningkat menjadi 85% dan pada siklus II menjadi 97.5%. Kelebihan yang dicapai dari penelitian ini sejak siklus I guru sudah dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat. Sedangkan kelemahannya pada siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berfikir rendah akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai tutor. 3. Hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh Syafdi, Maizora (2010/2011) yang berjudul Penerapan Pembelajaran Kontekstual Dengan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 11 Bengkulu Hasil penelitian adanya perbedaan yang signifikan meningkatkan keaktifan belajar belajar pada pra siklus hanya 40% dari 20 siswa kemudian meningkat pada siklus I menjadi 75% dan pada silkus II menjadi 100%. Kelebihan yang dicapai dari penelitian ini adalah peningkatan tiap siklus yang signifikan karena guru melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat sedangkan kelemahannya siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran 4. Hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh Suprihani, Endang. 2010. Upaya peningkatan prestasi belajar matematika dengan metode tutor sebaya pada siswa kelas V di SDN Rembang 1 Kota Blitar. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Program PJJ S-1 PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: Dra. Hj. Sukamti, M.Pd. Hasil penelitiannya Peningkatan hasil belajar siklus I 73,33%. Peningkatan hasil belajar siklus II 93,33%. Peningkatan aktifitas belajar siklus I 71,5%. Peningkatan aktifitas belajar siklus II 94,44%. Kelebihan yang dicapai dari penelitian ini adalah adalah pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat karena kemampuan siswa yang sudah terbiasa belajar dalam kelompok kelemahannya siswa yang aktif lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya diskusi.

20 5. Penelitian Tindakan Kelas Oleh Pramestuti, Henny (2010/2011) yang berjudul Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya (Group To Tutor) Terhadap Pemahaman Siswa Kelas X pada Sub Konsep Tumbuhan Paku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui metode pembelajaran tutor sebaya (Group To Tutor) dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini terlihat pada siklus I hasil belajar hanya 28% dari seluruh siswa yang memenuhi KKM kemudian pada siklus II hasil belajar siswa meningkat menjadi 87%.Kelebihan yang dicapai dari penelitian ini adalah kemampuan siswa cepat menangkap materi dalam topik-topik dan menjelaskannya pada anggota kelompoknya sedangkan kelemahannya siswa yang aktif dalam kelompok mendominasi sehingga terjadi kecenderungan mengontrol anggota yang lain. Berbeda dengan penelitian- penelitian diatas penelitian kami lebih memfokuskan pada hasil belajar matematika siswa kelas V pokok bahasan operasi hitung pecahan semester II Tahun Ajaran 2011-2012. Hasil penelitian pada siklus I persentase ketuntasan belajar 67%, jadi belum tuntas karena belum mencapai 80%. Pada siklus II persentase ketuntasan belajar 90%, sudah tuntas karena sudah mencapai ketuntasan belajar 80%. 2.5 Kerangka Berpikir Pendekatan tutor sebaya memberi kesempatan siswa bekerja dalam kelompok sebaya, diharapkan setiap anggota lebih mudah dan leluasa dalam menyampaikan masalah yang dihadapi sehingga siswa yang bersangkutan terpacu semangatnya untuk mempelajari materi ajar dengan baik. Di kelas V ada 4 tutor, satu siswa hanya akan membimbing 5-6 siswa. Sementara itu pendekatan tutor sebaya tidak akan berhasil meningkatkan hasil belajar apabila dalam penerapannya tidak terdapat kelompok ahli yang akan menjelaskan informasi dan pengetahuan kepada teman dalam kelompoknya.

21 Dengan upaya pembelajaran menggunakan pendekatan tutor sebaya diharapkan hasil belajar Matematika siswa kelas V di SD N Krandon Lor 02 dapat meningkat. Kondisi Awal Peneliti : Menerapkan pembelajaran konvensional hasil belajar Matematika rendah Tindakan Menerapkan pendekatan tutor sebaya Siklus I Hasil belajar matematika meningkat Kondisi Akhir Diduga melalui pendekatan Tutor Sebaya dapat meningkatkan hasil belajar Matematika bagi siswa kelas V Siklus II Hasil belajar matematika meningkat Gambar 2.1. Bagan kerangka berpikir PTK pada siswa kelas V SD N Krandon Lor 02 2.6 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan diatas maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut: Pendekatan Tutor Sebaya dapat Meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD N Krandon Lor 02 Kabupaten Semarang tahun Ajaran 2011-2012.