PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERISISTEM EKSKRESI UNTUK SMA Mefa Yuliza, Nurhadi, Siska Nerita Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT In learning process the students don t master about the material that is abstract. To help the students to master it the students can use the worksheet. Should be made worksheet contextual. But worksheet that in the school is not contextual. Because of that is has developed worksheet based contextual on material excretion system in biology subject for high school. The purpose of this research is to know the validity and practicalities of worksheet based contextual. This research is a research that development by using 4-D models which consist of some steps, they are define, design, develop, and disseminate, but disseminate phase is not done. The test of validity is done by validator that consist of 2 lecturers and 3 of teachers SMAN 5 Solok Selatan. The test of practicalities is done by 3 of teachers and 30 of students of XII grades in SMAN 5 Solok Selatan. The data is analyzed by technic of presentation and the processy by descriptively. the result of validities test by validator showed that this worksheet on criteria valid is 80,18 %. The result of practicalities by the teachers showed that this worksheet in practical criteria is 78,59 % and the result of practicalities by the students show that this worksheet in practical criteria is 81,98 %. It can concluded worksheet based contextual on material of excretion system that has valid and practical. Key word: worksheet, Contextual, Excretion System. PENDAHULUAN Pada pembelajaran biologi khususnya tentang sistem ekskresi mencakup beberapa pokok bahasan yang meliputi sistem ekskresi pada manusia dan sistem ekskresi pada hewan. Materi biologi tentang sistem ekskresi ini tidak hanya menuntut siswa untuk memahami materi secara teori saja, tetapi juga melakukan praktikum agar materi lebih mudah untuk dipahami oleh siswa. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam mempelajari materi sistem ekskresi adalah dengan pengguaan LKS. LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai (Prastowo, 2011: 204). Namun banyaknya LKS yang beredar membuat guru kesulitan dalam memilih LKS yang sesuai dengan
kebutuhan belajar siswa. Dilihat dari LKS yang beredar tersebut seperti yang dipakai oleh siswa kelas XI di SMA N 5 Solok Selatan masih terdapat kekurangan yaitu tampilannya kurang menarik, belum dicantumkannya indikator dan tujuan pembelajaran, gambar-gambar tidak berwarna serta materi yang disajikan belum kontekstual. Trianto (2011: 107) mengatakan pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari Seharusnya LKS dibuat berbasis kontekstual, yaitu LKS yang mengaitkan materi dengan dunia nyata. Sehingga siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar dan memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran. Untuk membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar, LKS yang dibuat harus memiliki tampilan yang menarik, memiliki gambar-gambar yang jelas sesuai dengan kebutuhan materi, berisi materi yang mudah dipahami serta berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Masalah yang sering muncul adalah ketidaksiapan guru untuk menyediakan dan membuat LKS berbasis kontekstual yang valid dan praktis, sehingga sampai saat ini belum tersedia LKS berbasis kontekstual pada materi Sistem Ekskresi. Sehubungan dengan itu dapat dikembangkan LKS berbasis kontekstual yang valid dan praktis melalui penelitian yang berjudul Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Kontekstual Pada Materi Sistem Ekskresi Untuk SMA. Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah yang dikemukakan adalah bagaimana validitas dan kepraktisan LKS berbasis kontekstual pada materi sistem ekskresi untuk SMA kelas XI? Tujuan pengembangan LKS ini adalah mengetahui validitas dan kepraktisan LKS serta menghasilkan LKS berbasis kontekstual pada materi sistem ekskresi untuk SMA kelas XI yang valid dan praktis. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Developmental research). Produk yang dikembangkan berupa bahan ajar berbentuk LKS berbasis kontekstual. Dalam penelitian ini, model yang digunakan adalah model 4-D. Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu define, design, develop dan disseminate atau diadaptasi menjadi 4-P yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan dan penyebaran. Tetapi penelitian ini hanya dilakukan sampai
tahap pengembangan saja karena keterbatasan waktu dan biaya. Penelitian ini dilakukan di SMAN 5 Solok Selatan Populasi penelitian ini adalah siswa Kelas XII IPA 2 jumlah siswa 30 orang HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Hasil Validasi LKS No Aspek Penilaian Nilai Validitas (%) dengan Kriteria 1 Didaktik 80,84 Valid 2 Konstruksi 75,71 Cukup valid 3 Teknis 84 Valid Total 240,55 80,18 Valid Rata-rata nilai validitas Tabel 2. Hasil Uji Praktikalitas LKS oleh Guru. No Aspek Nilai Kriteria praktialitas praktikalitas 1 Kemudahan 80,58 Praktis dalam penggunaan 2 Manfaat 80,19 Praktis yang didapat 3 Efisiensi waktu pembelajaran 75,00 Cukup praktis Total 235,77 - Rata-rata 78,59 Praktis Tabel 3. Hasil Uji Praktikalitas LKS Oleh Siswa. No Aspek Nilai Kriteria praktialitas praktikalitas% 1 Kemudahan 84,17 Praktis dalam penggunaan 2 Manfaat 84,28 Praktis yang didapat 3 Efisiensi waktu pembelajaran 77,50 Praktis Total 245,95 - Rata-rata 81,98 Praktis Berdasarkan tabel diatas Hasil uji validitas oleh validator menunjukkan bahwa LKS ini pada kriteria valid yaitu 80,18 % ditinjau dari segi didaktik, konstruksi dan teknis. Hasil uji praktikalitas oleh guru menunjukkan bahwa LKS ini pada kriteria praktis yaitu 78,59 % dan hasil uji praktikalitas oleh siswa menunjukkan bahwa LKS ini pada kriteria praktis yaitu 81,98 % ditinjau dari segi kemudahan dalam penggunaan, manfaat yang didapat dan efisiensi waktu pembelajaran. Dilihat dari variabel didaktik, LKS berbasis kontekstual ini dinyatakan valid. Menurut Prastowo (20011: 205) bahwa sebuah lembar kerja harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai atau tidaknya sebuah kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik. Ditinjau dari aspek konstruksi LKS ini sudah memiliki identitas yang jelas, tujuan pembelajaran yang jelas serta menggunakan kalimat yang sederhana dan mudah dipahami. Menurut Wijayanti (2012: 3) bahwa Syarat-syarat konstruksi LKS, menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan anak,
menggunakan struktur kalimat yang jelas. Struktur LKS juga telah sesuai dengan struktur LKS secara umum. Menurut Prastowo (2011: 66) bahwa struktur LKS terdiri atas enam komponen, yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas, langkah kerja dan penilaian. Dari aspek teknis LKS ini telah menggunakan huruf cetak yang jelas, gambar yang menarik dan jelas serta dapat dipahami siwa. Menurut Wijayanti (2012: 4) bahwa syarat teknis penyusunan LKS menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi, Gambar yang baik untuk LKS adalah gambar yang dapat menyampaikan pesan/isi dari gambar tersebut secara efektif kepada pengguna LKS, Penampilan sangat penting dalam LKS. Anak pertama-tama akan tertarik pada penampilan bukan pada isinya. Analisis data hasil uji praktikalitas rata-rata 80,29 %. Ditinjau dari aspek kemudahan dalam penggunaan LKS ini menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, langkah-langkah dalam kegiatan yang terdapat dalam LKS juga mudah untuk dilaksanakan dan dapat digunakan oleh siswa dalam belajar kelompok. Menurut Prastowo (2011: 73) bahwa dalam menyusun bahan ajar cetak menggunakan bahasa yang mudah. Maksudnya adalah mengalirnya kosa kata, jelas kalimatnya, dan jelas hubungan antar kalimat, serta kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang. Aspek manfaat yang didapat LKS ini dapat mendukung peran guru sebagai fasilitator. Menurut Prastowo (2011: 24) bahwa fungsi bahan ajar menurut pihak yang memanfaatkan bahan ajar mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator. Selain itu dalam LKS terdapat soal-soal yang termuat dalam lembaran kegiatan dan latihan (evaluasi), yang mana diharapkan dengan adanya soal-soal tersebut dapat meningkatkan siswa dalam menguasai konsep dan meningkatkan daya fikirnya, soal-soal tersebut dapat digunakan sebagai alat ukur kemampuan siswa sejauh mana pengetahuan yang didapat. Menurut Sukardi (2008: 4) bahwa evaluasi mempunyai fungsi dalam proses belajar mengajar sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan. LKS ini juga didesain agar dapat menarik sehingga meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Ditinjau dari efisiensi waktu pembelajaran LKS ini watu pembelajaran lebih efektif dan efisien serta menghemat waktu dan tenaga guru. Menurut Prastowo (2011: 24) bahwa fungsi bahan
ajar menurut pihak yang memanfaatkan bahan ajar, dapat menghemat waktu pendidik dalam mengajar, meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis kontekstual yang dihasilkan telah memenuhi kriteria valid dan praktis, berarti LKS berbasis kontekstual ini sudah layak dan mudah untuk digunakan. LKS dengan tampilan yang menarik dan isi yang kontekstual dapat memotivasi minat belajar siswa, sehingga diharapkan dapat membantu dan memperlancar proses pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarata: Diva Press. Sukardi,H.M. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara. Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Wijayanti, Endang. 2012. Kualitas Lembar Kerja Siswa. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.