Pengantar Sistem Produksi Lanjut. BY Mohammad Okki Hardian Reedit Nurjannah

dokumen-dokumen yang mirip
Pengantar Manajemen Produksi & Operasi

PERENCANAAN & PENGENDALIAN OPERASI

Ratih Wulandari, ST., MT

Addr : : Contact No :

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi

MENGENAL SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME SYSTEM)

PERENCANAAN PROSES PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. strategi dan meningkatkan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Cara

Manajemen Operasional PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI

PERENCANAAN TEKNOLOGI OLEH: MEGA INAYATI RIF AH, ST., M.SC.

BAB I FUNGSI OPERASI 1.1. Definisi Manajemen Operasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 2 STUDI LITERATUR. Tanggungjawab seorang pemimpin perusahaan adalah mengatur seluruh

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Bahan Ajar SISPRO MAHOP :) 2012/2013

Materi #12. TKT312 - Otomasi Sistem Produksi T a u f i q u r R a c h m a n

SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 2: STRATEGI SUPPLY CHAIN

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM MANUFAKTUR FLEKSIBEL (SISMANFLEX) MODUL 01 PENGANTAR SISTEM MANUFAKTUR FLEKSIBEL

BAB 2 LANDASAN TEORI

MRP. Master Production. Bill of. Lead. Inventory. planning programs. Purchasing MODUL 11 JIT DAN MRP

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM

SISTEM PRODUKSI JUST-IN-TIME

Akuntansi Biaya. Modul ke: Just In Time And Backflushing 07FEB. Fakultas. Angela Dirman, SE., M.Ak. Program Studi Manajemen

MANAJEMEN PRODUKSI Dalam AGRIBISNIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PENGANTAR SISTEM PRODUKSI (MANUFAKTURING) 1. KONSEP DASAR SISTEM PRODUSKSI

ANALISIS PRODUK DAN PROSES MANUFAKTURING

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

Lab. Teknik Industri Lanjut LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI. p j UNIVERSITAS GUNADARMA

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan dan Pengendalian Produksi

Menurut Sofjan Assauri (2008 : 5) perkembangan produksi terdiri dari. a. Adanya pembagian kerja dan spesialisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prepared by Yuli Kurniawati

SIKLUS PRODUKSI. Tiga fungsi SIA dasar dalam siklus produksi, yaitu:

Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek. Bab III : Manajemen Inventori. Bab IV : Supply-Chain Management

BAB III LANDASAN TEORI

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR

BAB II LANDASAN TEORI

Week 11 SIA SIKLUS PRODUKSI. Awalludiyah Ambarwati

BAB 9 MANAJEMEN OPERASIONAL SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan khususnya otomotif dan juga

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM INFORMASI PRODUKSI ( SINPROD ) Tujuan: Memberikan pemahaman aspek sistem produksi,sistem manufaktur dalam informasi perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERANCANGAN PROSES 81

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

VI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM. A. Pengertian Toyota Production System (TPS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk gudang persediaan. Biaya seperti ini biasanya disebut dengan carrying cost.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang produksi kapal beserta

KONSEP EKONOMI MANAJERIAL ILMU MANAJEMEN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Zulian Zamil : 2003).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Minggu 11: Perencanaan Kegiatan Produksi

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang sama, yaitu persaingan dalam industrinya sehingga perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

SIKLUS PRODUKSI. A. Definisi Siklus Produksi

bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal dan informasi, sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut adalah hasil sampingannya sep

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan

وإذ تا ذن لي ني ن ربكم شكرتم لا زیدنكم ولي ن إنن كفرتم عذابي لشدید Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, banyak terjadi perubahan yang cukup drastis pada lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan dunia usaha, terutama sektor Industri otomotif, PT

BAB II STRATEGI OPERASI

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan

Strategi Peningkatan Produktivita s

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR

Pengukuran Kinerja SCM

Transkripsi:

Pengantar Sistem Produksi Lanjut BY Mohammad Okki Hardian Reedit Nurjannah

Definisi Sistem Sekelompok entitas atau komponen yang terintegrasi dan berinteraksi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Kumpulan dari elemen-elemen yang tidak dapat dipisahkan dan saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.

Karakteristik Sistem Sistem selalu memiliki atau mengandung: Komponen (Components) Batas Sistem (Boundary) Lingkungan Luar Sistem (Environments) Penghubung (Interface) Masukan (Input) Keluaran (Output) Pengolahan (Proces) Sasaran atau tujuan (Goal)

Berpikir Sistem (System Thinking) Memandang permasalahan secara integral (bukan per komponen). Menekankan penyelesaian permasalahan pada interaksi sistem. Mencapai global optimum.

Produksi Suatu proses mengubah input menjadi output sehingga nilai barang tersebut bertambah. Suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru, sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.

Aktivitas Produksi Proses Produksi Metode dan teknik yang digunakan dalam mengolah bahan baku menjadi produk. Perencanaan Produksi Merupakan tindakan antisipasi dimasa mendatang sesuai degan periode waktu yang direncanakan. Pengendalian Produksi Tindakan yang menjamin bahwa semua kegiatan yang dilaksanakan dalam perencanaan telah dilakukan sesuai dengan target yang telah diterapkan.

Definisi Sistem Produksi Sub sistem manufaktur yang mencakup segala aktivitas perencanaan, produksi, distribusi, dan servis dari sebuah produk. Interaksi komponen komponen produksi untuk melakukan proses transformasi dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan dan dalam waktu bersamaan meningkatkan nilai organisasi atau perusahaan.

Sistem Produksi Input Proses Output

Siklus Produksi Product Design Process Planning Distribution/ Outbond Logistic Facility Planning Quality Assurance Production Planning Manufacturing Procurement

Manufaktur VS Jasa Produknya nyata Standar mutu kuantitatif Ada inventory Kontak dengan konsumen akhir tidak selalu terjadi Produknya tidak nyata Standar mutu kualititatif Tidak ada inventory Kontak dengan konsumen akhir selalu terjadi

Tipe Sistem Produksi Menurut Proses Menghasilkan Output Proses Produksi Terus Menerus (Continuous Process) Tidak membutuhkan waktu set up yang lama, karena memproduksi jenis produk yang sama. Proses Produksi Terputus (Intermittent Process / Discrete System) Memerlukan total waktu set up yang yang lebih lama, karena spesifikasi produk yang berbeda sesuai dengan pesanan. Proses Produksi Repetitif Kombinasi antara proses produksi terus menerus dan proses produksi terputus.

Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Proses Produksi Tata Letak Berdasarkan Produk Digunakan bila memproduksi satu jenis produk yang standar dan dibuat massal. Tata Letak Berdasarkan Proses Digunakan oleh pabrik dengan sistem operasi berdasarkan pesanan dan sistem aliran operasi batch.

Sistem Produksi Menurut Tujuan Operasi Engineering To Order (ETO) Assembly To Order (ATO) Make To Order (MTO) Make To Stock (MTS)

Sistem Produksi Menurut Aliran Operasi danvariasi Produk Flow Shop : Produksi Massal, MTS Continuous : Biasanya hanya untuk satu jenis produk saja. Job shop : Sesuai keinginan khusus, MTO. Batch : Memproduksi banyak variasi dan volume. Gabungan antara MTO dan MTS. Proyek : Proses penciptaan produk yang terintegrasi lengkap dengan perincian urutan tugas.

Sistem Produksi Timur (Eastern) Sering disebut sistem produksi JIT Berasal dari Jepang Menekankan pada bagaimana caranya untuk bisa meminimalkan pemborosan (waste). Tujuan utama yaitu Dapat memproduksi dengan kualitas terbaik. Ongkos termurah. Pengiriman pada saat yang tepat dan disingkat Tujuan utama bisa dicapai jika 3 unsur tersebut dapat dilaksanakan secara terpadu yaitu melakukan pengendalian kualitas dengan baik.

Sistem Produksi Timur (Eastern) Memperkecil pemborosan, antara lain yaitu: Pemborosan dalam Waktu: Pekerja menggangur, mesin menggangur, waktu transport, dan lain lain Pemborosan dalam Material: scraps, kerusakan material, banyaknya material hilang, dan lain lain Pemborosan dalam Manajemen: terlalu banyak karyawan dikantor, banyaknya overlapping dalam penugasan, dan lain lain.

Sistem Produksi Barat (Western) Sistem ini banyak digunakan dan berasal dari Eropa dan Amerika. Ciri Ciri dari sistem produksi ini antara lain: Adanya peramalan dalam menentukan kuantitas produksi. Melakukan optimasi dalam penjadwalan produksi. Penentuan kebutuhan bahan, mesin, pekerja, dan lainnya. Terdapat departemen pengendalian kualitas Terdapat warehouse atau gudang sebagai tempat penyimpanan.

Sistem Produksi Barat (Western) Sistem produksi ini memikirkan bagaimana caranya untuk bisa mengoptimalkan sumber daya yang tersedia, baik itu sumber daya alam atau manusia.

Perbedaan Eastern dan Western Uraian Western Eastern Tujuan Meningkatkan laba dan produktivitas Sasaran Penjadwalan produksi Proses Produksi Gudang Penyimpanan Jumlah Produksi Mengoptimalkan dalam penggunaan sumber daya. Sistem dorong Jumlah produksi dapat melebihi jumlah pesanan Terdapat gudang penyimpanan Berdasarkan peramalan Meminimalkan pemborosan atau pembuangan (waste) Sistem tarik Berdasarkan pesanan (baru diproduksi ketika ada pesanan) Tidak ada gudang penyimpanan Berdasarkan jumlah pesanan

Sistem Produksi Toyota Strategi yang digunakan Toyota dibutuhkan untuk mengurangi ongkos produksi dengan cara menghilangkan setiap hal yang tidak berguna dan mendayagunakan kemampuan para pekerja secara penuh untuk meningkatkan kualitas secara keseluruhan.

Sistem Produksi Toyota Keluaran Kenaikan Laba (Rugi/Laba) Pengurangan Biaya Kenaikan Biaya Laba Bersih Atas Modal Total (Neraca) Kenaikan Rasio Perputaran Modal Penghilang yang Tidak Perlu, Khususnya Sediaan Arus Produksi Terus Menerus JIT Otonimasi Ukuran Lot Perlancar Produksi Waktu Setting Singkat Metode Produksi Desain Proses Pekerja Multi Fungsi Standarisasi Pekerjaan Penyelesaian Pekerjaan dalam Waktu Siklus Sistem Informasi Kanban Pengendalian dengan Kerja Tim Sistem Yo I Don dan Andon Pengendalian Mutu Printi Stop Otomatis Bakayoke

Komponen Dasar TPS