BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan merupakan salah satu bentuk kinerja nyata untuk mendapatkan

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

TESIS Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana S 2 MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. Oleh : Agus Harjono Boediman E4A000002

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan non profit, yaitu unit usaha yang bertujuan tidak untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. kelima Pancasila serta Undang-Undang Dasar Negara Republik. kebutuhan dasar hidup yang layak dan memberikan kepastian

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana dalam memberikan pelayanan menggunakan konsep multidisiplin.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu profesi yang mempunyai peran penting di rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki standar mutu pelayanannya. Dengan adanya peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan keunggulan masing-masing agar bisa bertahan. Rumah sakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nursalam, Manajemen Keperawatan, Ed 3, Salemba Medika, Jakarta, Hal : 295

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan. penelitian dan manfaat penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. of Hospital Care yang dikutip Azwar (1996) mengemukakan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan sebagai organisasi yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran

BAB 5 PENUTUP. Critical Success Factors pada pembahasan ini adalah bagaimana cara menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi dasar suatu rumah sakit adalah pemulihan kesehatan anggota

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan. mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat.

LAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015

BAB 1 : PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif, rumah sakit juga

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, penelitian, pendidikan dan sebagiannya; mencakupi skala profit

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. agar staf medis di RS terjaga profesionalismenya. Clicinal governance (tata kelola

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN: X, Vol.1, No.2, Oktober 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Hospital Association mendefinisikan rumah sakit. sebagai sebagai organisasi yang didalamnya terdiri atas tenaga

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pekerjaan yang berlangsung untuk mencapai hasil kerja

Penilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. Kepustakaan : 11 ( )

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia (Depkes, 2002). penunjang lainnya. Diantara tenaga tersebut, 40% diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, dengan

BAB I PENDAHULUAN. baik dari pihak penyedia jasa pelayanan kesehatan itu sendiri, maupun dari

BAB 1 PENDAHULUAN. mengutamakan pelaksanaannya melalui upaya penyembuhan pasien, rehabilitasi dan pencegahan gangguan kesehatan. Rumah sakit berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas atau mutu pelayanan yang ada di rumah sakit.

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan pentingnya kesehatan. rumah sakit sebagai suatu organisasi melalui tenaga medis

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan bahwa salah satu bentuk dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Rekam Medis menurut Huffman EK, diagnosa dan pengobatan serta merekam hasilnya. (6)

Penampilan rumah sakit dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain : a. Cakupan dan mutu pelayanan dilihat melalui indikator :

BABI PENDAHULUAN. I. I. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Obyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Graha Husada

2 Sumber daya manusia medis dan non medis merupakan kunci keberhasilan rumah sakit, karena rumah sakit adalah suatu bentuk organisasi yang berfungsi s

BAB I PENDAHULUAN. kurang baik ataupun sakit. Kesehatan adalah kunci utama keadaan

BAB I PENDAHULUAN. nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya rumah

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pelayanan kesehatan yang sering dikunjungi masyarakat. Menurut Kepmenkes No 128/Menkes/SK/II/2004, puskesmas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Discharge planning merupakan salah satu elemen penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. SEM (Structural Equation Modeling) adalah suatu teknik statistik yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan (1, 2)

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor industri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005).

NOTULEN. Peserta rapat : Tim Akuntabilitas Kinerja: - Kepala Bagian - Kepala Bidang - Kasubag - Kasi KEGIATAN RAPAT

INDIKATOR KINERJA UTAMA RSUD Dr.ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (health service). Sarana Pelayanan Kesehatan merupakan tempat

BAB I PENDAHULUAN. baik di pasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional/global. Untuk

dasar yang paling penting dalam prinsip manajemen mutu (Hidayat dkk, 2013).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORETIS. dan mencapai tujuan yang telah ditentukan (Herujito, 2001). mengandung arti control yang diterjemahkan ke dalam bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan merupakan salah satu bentuk kinerja nyata untuk mendapatkan kepuasan tersendiri seorang pasien dengan demikian pasien merasa puas dan loyal terhadap jasa yang diberikan, rumah sakit pada kenyataannya belum mengetahui betapa pentingnya melakukan perawatan pasien saat di rumah, hal ini yang perlu dikaji dalam proses keperawatan berkelanjutan. Di era globalisasi ini tersedia banyak layanan kesehatan salah satunya Rumah Sakit.Rumah Sakit merupakan suatu tempat pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan medik dan spesialistik, pelayanan penunjang medik, pelayanan instalasi medik dan pelayanan perawatan secara rawat jalan dan rawat inap (Kuncoro dalam Wahdi, 2006). Rumah sakit pada akhir-akhir ini jumlahnya terus berkembang setiap tahun, dengan fungsi dasar Rumah Sakit tetap tidak berubah. Fungsi dasar suatu rumah sakit adalah pemulihan kesehatan anggota masyarakat, baik secara pelayanan rawat inap, maupun rawat jalan, serta konsultasi pemeliharaan atau perawatan kesehatan anggota masyarakat. Salah satu bentuk pelayanan rawat inap tersebut adalah asuhan keperawatan berupa discharge planning, hal ini sangat bermanfaat untuk mengurangi angka kekambuhan setelah pasien pulang sehingga pasien menjadi loyal. Sistem pelayanan Rumah Sakit di Indonesia menggunakan konsep multidisiplin.multidisiplin yang baik ialah adanya kolaborasi antara medis, perawat, gizi, fisioterapi, farmasi, dan penunjang yang saling berkesinambungan

2 dan sangat diharapkan mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat (Hariyati dalam Purnamasari, 2012). Dengan adanya kerjasama yang baik dari tim akan mempercepat proses penyembuhan pasien, mengurangi biaya yang akan dikeluarkan saat perawataan serta mengurangi dampak terjadinya penyakit kronis. Salah satu bentuk pelayanan kesehatan itu sendiri adalah pelayanan keperawatan profesional dimana salah satunya adalah discharge planning. Discharge planning merupakan suatu rencana yang disusun untuk klien, sebelum keluar dari rumah sakit dimulai dari pengumpulan data sampai dengan masuk area keperawatan yaitu meliputi pengkajian, rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi (Fisbach, 1994). Perencanaan pulang ini akan memberikan deep-learning pada pasien hingga terjadi perubahan perilaku pasien dan keluarganya dalam memaknai kondisi kesehatan (Pemilia dalam Purnamasari, 2012). Perencanaan pulang ini dikerjakan oleh coordinator asuhan berkelanjutan (continuing care coordinator) staf rurnah sakit yang berfungsi sebagai konsultan untuk proses discharge planning bersama dengan fasilitas kesehatan, rnenyediakan pendidikan kesehatan, dan memotivasi staf rumah sakit (Discharge planning Association, 2008). Perawat primer dibantu dengan perawat pelaksana bertugas dalam melakukan pengkaji keadan klinis klien, pemeriksaan penujang dan tingkat ketergantungan pasien sehingga dari itu mempermudah perawat dalam memberikan program health education sesuai dengan keadaan klinis klien.tim yang ada mencakup mitra masyarakat dan klien, seperti rekan-rekan, kerabat, dan teman-teman dapat membantu dalam memonotoring sebagian

3 program service safety (Nursalam, 2011). Kepala tim juga merekomendasikan klien bahwa dalam proses discharge planning harus melibatkan kelompokkelompok advokasi dalam kegiatan program perencanaan pemulangan pasien. Kelompok-kelompok tersebut dapat membantu klien menjadi manusia yang dapat diterima di lingkungan sosial dengan meningkatkan harga diri, dan memajukan pengembangan kesehatan dan menjalankan program pengobatan yang baik (Holliman, et. al., 2003). Proses perencanaan pulang (discharge planning) apabila menimbulkan kegagalan akan beresiko terhadap beratnya penyakit, ancaman hidup, dan disfungsi fisik (Nursalam, 2011). Perencanaan pulang dapat mengurangi hari/lama perawataan pasien, mencegah kekambuhan, meningkatkan kondisi kesehatan pasien, dan menurunkan angka mortalitas dan morbiditas (Pemila dalam Purnamasari, 2012). Perencanaan pulang yang baik akan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan pasien pada rumah sakit itu tanpa berpindah tempat untuk mencari rumah sakit lainya. Rencana pemulangan memerlukan peranan penting pasien, dan keluarga mereka dalam memberi dan mengatur kontinuitas perawatan yang diperlukan pasien selama di rumah.perencanaan pemulangan harus berpusat pada masalah pasien, yaitu pencegahan, terapeutik, rehabilitasi, dan perawatan biasanya. Identifikasi dini terhadap pasien yang memerlukan rencana pemulangan dapat mempersingkat waktu perawatan di Rumah Sakit, mempengaruhi kebutuhan Rumah Sakit, menurunkan angka penerimaan kembali pasien, dan memberikan intervensi rencana pulang tepat waktu.

4 Pelayanan Rumah Sakit yang baik sangat bergantung pada pelayanan yang diberikan seorang perawat kepada pasien itu sendiri. Discharge planning yang efektif seharusnya mencangkup pengkajian berkelanjutan untuk mendapatkan informasi yang komperhensif tentang kebutuhan pasien yang berubah-ubah, pernyataan diagnosa keperawatan, perencanaan untuk memastikan kebutuhan pasien sesuai dengan apa yang dilakukan oleh pemberi layanan kesehatan (Kozier, 2004). Dengan pelayanan discharge planning efektif dan efisien berdampak baik terhadap terhadap loyalitas pasien. Loyalitas merupakan komitmen untuk bertahan secara mendalam dengan meggunakan kembali atau berlangganan dengan produk atau jasa terpilih secara konsisten dimasa sekarang dan masa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku (Oliver dalam Tjiptono, 2006). Menurut Rofi i (2011) bahwa ada hubungan antara keterlibatan dan partisipasi dalam perencanaan pulang antara perawat, pasien, keluarga dan tim kesehatan lain secara dini sangatlah penting dalam perencanaan pulang yang efektif. Apabila perawat dapat melakukan komunikasi dengan baik untuk menjalin hubungan dengan pasien, keluarga dan petugas kesehatan yang lain, maka keberhasilan pelaksanaan perencanaan pulang akan tercapai. Menurut hasil wawancara dengan manajer keperawatan dan kepala bagian keperawatan di Rumah Sakit Wava Husada perencanaan pulang sudah dilakukan dari awal Rumah Sakit dibangun pada tahun 2006 serta ditetapkan sebagai surat keputusan direktur di Rumah Sakit Wava Husada Kecamatan Kepanjen

5 Kabupaten Malang. Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen adalah rumah sakit swasta terbesar di kota Kepanjen, bahkan di wilayah Malang selatan, berada di jalan Panglima Sudirman nomor, 99 Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen. Rumah Sakit Wava Husada memiliki motto peduli pelayanan kesehatan berkualitas.visi Rumah Sakit Wava Husada menjadikan rumah sakit unggul dalam pelayanan untuk mencapai kepuasan pelanggan dan misi menjangkau dan melayani pelanggan secara profesional dan sepenuh hati, menyediakan prasarana dan sarana yang berkualitas. Secara umum penilaian kinerja Rumah Sakit menurut Depkes Republik Indonesia dan Data Kesehatan tahun 1995 adalah menggunakan indikatorindikator BOR (Bed Accupancy Rate) atau angka penggunaan tempat tidur, ALOS (Average Length of Stay) atau rata-rata lamanya dirawat, TOI (Turn Over Interval) atau interval penggunaan tempat tidur, BTO (Bed Turn Over) atau frekuensi penggunaan tempat tidur. Adapun hasil studi pendahuluan mengenai rekapitulasi indikator-indikator tersebut yang terjadi di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen terlihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Rekapitulasi pelayanan di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen NO JENIS PELAYANAN 2012 2013 1 Kunjungan Pasien Rawat Inap 10305 11877 A BOR Total 70% 73% B Av LOS Total 3 3 C TOI Total 1,5 1,2 D BTO Total 73 78

6 Berdasarkan hasil rekapitulasi pelayanan Rumah Sakit Wafa Husada pada tahun 2012-2013, didapatkan nilai Bed Occupation Rate (BOR) adalah 70%- 73%; nilai Length Of Stay (LOS) adalah 3 hari; Turn Over Interval (TOI) adalah 1-2 hari; Bed Turn Over (BTO) adalah 73-78 kali. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa pelayanan Rumah Sakit Wava Husada masih dalam standar efisiensi kinerja rumah sakit. Data tersebut sesuai dengan keputusan Depkes RI (2005) dikutip dalam, bahwa nilai standar efisiensi Bed Occupation Rate (BOR) adalah (60-85%) untuk pemakaian tempat tidur di ruang rawat inap, nilai Length Of Stay (LOS) adalah (6-9 hari), nilai Turn Over Interval (TOI) adalah (1-3 hari) dan nilai Bed Turn Over (BTO) nilai efisiensinya adalah 40-50 kali. Berdasarkan hasil rekapitulasi pelayanan di rumah sakit Wava Husada Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang pada tahun 2012-2013 terjadi peningkatan jumlah kunjungan pasien rawat inap sehingga rumah sakit Wava Husada masih dalam standar pelayanan efisein kinerja rumah sakit, ini ditentukan dengan nilai standar BOR 70%-73% pada tahun 2012-2013, peningkatan nilai BOR sangat berpengaruh terhadap layanan jasa yang diberikan rumah sakit Wava Husada berupa discharge planning yang diberikan kepada pasien saat pasien pulang berupa check list keperwatan berkelanjutan saat di rumah. Hal ini sangat membantu pasien dalam mengoptimalkan kesehatannya sendiri sehingga meminimalisir terjadinya kekambuhan, mengurangi dampak terjadinya komplikasi penyakit, mengurangi biaya perawatan saat di rumah sakit sehingga

7 pasien menjadi yakin dan merasa puas terhadap layanan yang diberikan rumah sakit Wava Husada Kecamtan Kepanjen Kabupaten Malang. Berdasarkan hal diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang Hubunganantaradischarge planning dengan loyalitas pasien rawat inap Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen- Malang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat ditentukan rumusan masalah yaitu: Apakah ada hubungan antara discharge planning dengan loyalitas pasien rawat inap di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen- Malang? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dilakukanya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara discharge planning dengan loyalitas pasien rawat inap di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen-Malang. 1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini ialah: 1. Mendeskripsikan gambarandischarge planning di Rumah Sakit Wava Husada Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang. 2. Mendeskripsikangambaran loyalitas pasien rawat inap Rumah Sakit Wava Husada Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang. 3. Menganalisis hubungan antara discharge planning dengan loyalitas pasien rawat inap Rumah Sakit Wava Husada Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang.

8 1.4 Manfaat penelitian 1. Bagi Instansi Rumah Sakit Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan sebagai bahan evaluasi terhadap program pada perencanaan pulang, menambah pengetahuan seluruh staf rumah sakit dalam melakukan pengembangan pelayanan keperawatan serta menjadikan discharge planning sebagai pelayanan tambahan yang sangat penting untuk diberikan kepada pasien. 2. Bagi Pasien Meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan perawatan dirumah serta membantu pasien memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan. 3. Bagi Perawat Meningkatkan keterampilan bagi perawat terutama mengenai pentingnya memberikan discharge planning pada pasien. 4. Bagi Institusi Pendidikan Menjadi bahan evaluasi dalam memberikan pendidikan tentang peran perawat dalam memberikan discharge planning pada pasien rawat inap pada mata kuliah manajemen keperawatan terhadap mahasiswa sebagai modal mereka untuk terjun ke dalam rumah sakit. 5. Bagi Peneliti lain. Peneliti sadar penelitian ini masih jauh dari sempurna, diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk menyempurnakan dengan melakukan penelitian sejenis dengan mengikutsertakan variabel yang lain.

9 1.5 Definisi Istilah 1. Discharge planning Discharge planning ialah suatu rencana yang disusun untuk klien, sebelum keluar dari rumah sakit yang dimulai dari pengumpulan data sampai dengan masuk area keperawatan yaitu meliputi pengkajian, rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi (Fisbach, 1994). 2. Perawat Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan (UU Kesehatan No. 23, 1992). 4. Loyalitas Loyalitas adalah komitmen untuk bertahan secara mendalam dengan melakukan pembelian ulang atau berlangganan kembali dengan produk atau jasa terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan peliaku.(oliver dalam Tjiptono, 2006: 387). 5. Pasien Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis atau bisa juga dikatakan sebagai penderita (Ramali, 2003).

10 1.6 Keaslian Penelitian Hasil penelitian Liliana Dewi Purnama Sari (2012) dengan judul Evaluasi perencanaan pulang di RSUD Tugurejo Semarang dengan menggunakan studi deskriptif mengenai perencanaan pulang menyatakan bahwa perawat yang melakukan perencanaan pulang pada hari kepulangan klien dari rumah sakit sebanyak 89, 47 % (Setyowati, 2011).Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pelaksanaan perencanaan pulang.penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional.pengambilan sampel menggunakan tehnik purposive sampling dengan jumlah sampel 103 responden. Hasil penelitian menunjukkan 48 (46,6%) responden cukup dalam pelaksanaan perencanaan pulang karena dari 103 responden hanya 48 responden yang mampu melakukan pelaksanaan perencanaan pulang. Peneliti memodifikasi dan menyusun instrumen penelitian berupa kuesioner dengan melakukan uji content dan construct validity kepada expert di bidang managemen keperawatan. Saran untuk bidang keperawatan rumah sakit agar segera menyusun standar pelaksanaan perencanaan pulang. Persamaan penelitian ini dengan penelitian penelitian Liliana Dewi Purnama Sari (2012) dengan judul Evaluasi perencanaan pulang di RSUD Tugurejo Semarang diatas adalah mengunakan discharge planning sebagai variabel independen dan menggunakan rancangan cross sectional serta pengambilan sampel menggunakan tehnik purposive sampling. Hasil penelitian Budi Agustiono & Sumarno. (2011) dengan judul Analisa Pengaruh Pelayanaan Jasa terhadap Kepuasaan dan Loyalitas Pasien

11 Rawat Inap di Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, memakai kuesioner dan menggunakan Skala Likert 5 point dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju. Alat analisis dalam penelitian ini menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) yang memakai 2 tehnik yaitu Analisis Faktor Konfirmatori atau disebut Conformatory Factor Analysis dan regression Weight pada SEM. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada pengaruh kuat antara Kualitas Pelayanan Jasa terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pasien di Rumah Sakit Elisabeth, Semarang. Semua hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima, karena menampilkan adanya pengaruh signifikan dari kualitas pelayanan dengan nilai Critical Ratio (CR) = 5,891, kepuasan pelanggan dengan nilai CR = 4,913 dan Loyalitas pelanggan dengan nilai CR = 5,928. Semua nilai tersebut diatas nilai rata-rata CR ³ 2,0. Dimana semakin tinggi kualitas pelayanan, pelanggan makin puas serta memberikan harapan, kesan dan pengalaman baik terhadap rumah sakit.demikian pula makin tinggi kepuasan pelanggan, makin tercipta loyalitas mereka dengan komitmen, pembelian ulang dan kesetiaan berobat. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Budi Agustiono & Sumarno. (2011) dengan judul Analisa Pengaruh Pelayanaan Jasa terhadap Kepuasaan dan Loyalitas Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang adalah menggunakan loyalitas pasien rawat inap sebagai variabel dependen dan menggunakan pengumpulan data berupa lembar kuesioner. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Budi Agustiono & Sumarno.(2011) dengan judul Evaluasi perencanaan pulang di RSUD Tugurejo Semarang diatas adalah Alat analisis

12 dalam penelitian ini menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) sedangkan penelitian ini menggunakan Korelasi Spearman Rank.