BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran
|
|
- Ade Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang strategis. Peran utama rumah sakit terhadap masyarakat adalah memberikan pelayanan yang bermutu. Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.659/MENKES/PER/VIII/2009 tentang Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia, rumah sakit adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan baik. Untuk mewujudkan tujuan tersebut diperlukan tenaga medis yang mampu memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Ilyas (2000), menyatakan perawat merupakan salah satu tenaga medis di rumah sakit yang memberikan pelayanan untuk menunjang kesembuhan pasien, dapat dikatakan bahwa perawat merupakan sebagai titik tombak pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, dikarenakan perawat memiliki waktu yang lama dalam berinteraksi dengan pasien. Kapasitas kerja dan waktu berinteraksi dengan pasien yang dimiliki perawat relatif lebih banyak dibanding dengan tenaga kesehatan yang lain menjadikan salah satu aspek yang mengakibatkan beban kerja bagi perawat. Tenaga keperawatan merupakan proporsi terbesar (50-60%) dari tenaga kesehatan lainnya di rumah sakit dan bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan perawatan yang berkualitas terhadap pasien selama 24 jam secara berkesinambungan (Gillies, 2000). 1
2 2 Kusmiati (2003), menyatakan bahwa yang mempengaruhi beban kerja perawat adalah kondisi pasien yang selalu berubah, jumlah rata-rata jam perawatan yang di butuhkan untuk memberikan pelayanan langsung pada pasien, serta banyaknya tugas tambahan yang harus dikerjakan oleh seorang perawat sehingga dapat menganggu penampilan kerja dari perawat tersebut. Beban kerja seorang perawat juga sangat dipengaruhi oleh waktu kerjanya dan tugas tambahan (non keperawatan) yang di terima oleh perawat misalnya seperti mengisi perlengkapan administrasi pasien, membersihkan ruang kerja, dan memberikan penyuluhan kesehatan. Standar beban kerja tenaga kesehatan berdasarkan standar nasional Depkes RI tahun 2006 yaitu jumlah jam kerja perawat dalam satu minggu adalah 40 jam, bila hari kerja efektif 5 hari perminggu maka 40/5 = 8 jam perhari, bila hari kerja efektif 6 hari perminggu, maka 40/6 = 6,6 jam perhari dibulatkan menjadi 7 jam perhari. Perbandingan sumber daya dalam merawat pasien di ruang inap berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan No.282/Menkes/Per/VIII/1997 dengan rasio 1:1 yang artinya satu orang perawat merawat satu orang pasien. Pekerjaan seorang perawat dapat di katagorika berat. Perawat harus menjalankan tugas yang menyangkut kelangsungan hidup pasien yang dirawatnya. Keadaan psikologis perawat sendiri juga harus tetap terjaga, kondisi seperti ini dapat menimbulkan tambahan beban kerja, akibatnya kinerja mereka jadi buruk dan secara langsung berpengaruh terhadap organisasi dimana mereka bekerja (Nursalam, 2009). Beban kerja perawat yang berat akan memungkinkan timbulnya emosi perawat yang tidak diharapkan perawat sebagai pemberi pelayanan yang akan mempengaruhi produktifitas kinerja perawat. Beban kerja yang tinggi akan menimbulkan dampak
3 3 stress bagi seorang perawat yang akan mengganggu interaksi sosialnya baik dengan rekan kerja, dokter, pasien maupun keluarga pasien (Kasmarani, 2012). Kegiatan pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan yang diselenggarakan di rumah sakit mempunyai peran yang besar dalam pencapaian mutu, citra dan efisiensi pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Kualitas asuhan keperawatan dapat mencapai hasil yang optimal apabila beban kerja dan sumber daya perawat yang ada memiliki proporsi yang seimbang dengan jumlah tenaga yang ada (Aviantono, 2009). Kegiatan pelayanan keperawatan yang dapat meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan salah satunya adalah pelaksanaan discharge planning. Program discharge planning atau perencanaan pemulangan pada dasarnya merupakan suatu proses keperawatan yang sistematik dan mempunyai tujuan, yang dapat membantu klien memperoleh kembali, mempertahankan atau meningkatkan kesehatanya (Potter & Perry, 2005). Discharge planning adalah suatu proses dalam mempersiapkan pasien untuk mendapatkan kontinuitas perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk kembali kelingkungannya dan harus dimulai sejak awal pasien datang ke pelayanan kesehatan (Cawthorn, 2005). Almborg, et al. (2010), menyatakan bahwa pemberian discharge planning dapat meningkatkan kemajuan kesembuhan pasien, membantu pasien untuk mencapai kualitas hidup yang optimum sebelum dipulangkan. Hasil penelitian meta-analisis oleh Philips, et al. (2004) bahwa discharge planning secara signifikan mengurangi kunjungan ulang pasien ke rumah sakit. Pelaksanaan discharge planning telah menjadi bagian penting dari perawatan (Driscoll, 2000). Perawat memiliki peran sebagai educator atau pendidik, dengan demikian perawat mempunyai peran penting dalam
4 4 pelaksanaan discharge planning (perencanaan pulang pasien), pelaksanaannya memerlukan komunikasi yang baik dan terarah sehingga apa yang disampaikan dapat dimengerti dan berguna untuk proses perawatan dirumah (Nursalam, 2009). Pasien dan keluarga harus mengetahui bagaimana cara memanajemen pemberian perawatan di rumah dan mengetahui apa yang diharapkan di dalam memperhatikan masalah fisik yang berkelanjutan sebelum menghadapi pemulangan, sehingga pada saat pulang pasien harus mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan sumber yang dibutuhkan untuk memenuhi perawatan dirinya (Perry & Potter, 2005). Pasien perlu dipersiapkan untuk menghadapi pemulangan dengan melakukan dischange planning, bertujuan pasien mampu melakukan perawatan diri di rumah demi kesembuhannya dan tercapainya kualitas hidup yang baik setelah perawatan dirumah sakit. Dalam pelaksanaan discharge planning, tenaga kesehatan melibatkan pasien dan keluarga agar memiliki pemahaman tentang proses penyakitnya, mengetahui cara penanganan serta kontinuitas perawatan pada fase rehabilitasi dan adaptasi yang disusun dalam suatu discharge planning ( Almborge et al, 2009). Perawat ditantang untuk memberikan pendidikan klien yang efektif dalam rentang waktu kontak dengan klien yang terbatas. Klien yang masuk kerumah sakit untuk waktu kurang 23 jam harus mendapatkan pendidikan atau harus diberi intruksi tentang masalah prioritas sebelum mereka pulang kerumah. Pemila (2011), menyatakan discharge planning yang berhasil dilaksanakan dengan baik, maka kepulangan klien dari rumah sakit tidak akan mengalami hambatan,dapat mengurangi hari atau lama perawatan pasien, mencegah kekambuhan, meningkatkan kondisi kesehatan pasien, menurunkan beban keluarga pasien, dan menurunkan angka mortalitas dan morbiditas, sebaliknya discharge planning yang tidak dilaksanakan dengan baik dapat menjadi satu faktor yang memperlama proses penyembuhan dirumah.
5 5 Discharge planning yang efektif seharusnya mencakup pengkajian berkelanjutan untuk medapatkan informasi yang komperhensif tentang kebutuhan pasien yang berubah-ubah, peryataan diagnose perawatan, perencanaan untuk memastikan kebutuhan pasien sesuai dengan apa yang dilakukan oleh pemberi layanan kesehatan (Kozier, 2004). Faktor yang mempengaruhi ketidakefektifan pelaksanaan discharge planning ini salah satunya di picu karena beban kerja perawat yang tergolong tinggi. Beban kerja berkaitan erat dengan produktivitas tenaga kesehatan, dimana 53,2% waktu yang benar-benar produktif digunakan pelayanan kesehatan langsung dan sisanya, 46,8% digunakan untuk kegiatan penunjang (Ilyas, 2000). Hasil riset yang dilakukan oleh Purnamasari (2012), di RSUD Tugurejo Semarang pada bulan Desember terhadap enam perawat dengan cara wawancara didapatkan data bahwa seluruh perawat tersebut melaksanakan perencanaan pulang pada saat pasien akan meninggalkan rumah sakit. Perawat-perawat tersebut berasumsi bahwa perencanaan pulang yang dilakukan dari awal pasien masuk atau saat pasien akan pulang hasilnya sama saja dan hanya menambah beban pekerjaan mereka, sehingga mereka beranggapan akan lebih efisien jika perencanaan pulang dilakukan saat pasien akan pulang. Penelitian mengenai perencanaan pulang sebelumnya telah dilaksanakan di ruang syaraf dan bedah syaraf gedung Kemuning Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Hasan Sadikin Bandung oleh Setyowati (2011). Hasil penelitian menyatakan bahwa pada indikator perencanaan pulang klien, perawat yang melakukan perencanaan pulang sebayak (84,22 %). Perawat yang melakukan perencanaan pulang pada indikator persiapan kepulangan klien sebanyak (73 %) dan pada hari kepulangan klien sebanyak (89,47 %). Penelitian yang dilakukan di dua rumah sakit yang berbeda di Jakarta yang menunjukkan bahwa di rumah sakit X, 36% dari perawat tidak
6 6 melaksanan discharge planning (perencanaan pulang) pada pasien (Fahruji et. al, 2006), dan di rumah sakit Y, 20% dari perawat tidak melaksanakan discharge planning (Ramie et.al., 2006). Penelitian tentang beban kerja pernah diteliti oleh Pitoyo, Susilaningsih, dan Supriyanto (2003), di Rumah Sakit Syaiful Anwar. Pengukuran beban kerja dengan menggunakan metode time motion dengan self-assesment. Hasil penelitian diketahui 70% perawat mempunyai beban kerja yang berat. Perawat yang mempunyai beban kerja yang berat ternyata memiliki waktu lebih sedikit untuk memberikan pendidikan kesehatan pada pasien (Supratman, 2009). Rumah sakit sebagai tempat perawat bekerja yang bersifat sosial ekonomi mempunyai fungsi dan tugas pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan penuh tanggung jawab. Kualitas pelayanan dirumah sakit bergantung dari kualitas tenaga kesehatan yang bertugas di insitusi pelayanan kesehatan tersebut. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang merupakan sumber daya manusia (SDM) yang sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan rumah sakit, sekaligus derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Rumah Sakit TK. II. dr. Soepraoen dibangun dari ide yang penuh dengan semangat idealisme yang ingin memberikan sesuatu yang lebih bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat. Rumah Sakit dr. Soepraoen merupakan rumah sakit umum pemerintah kelas B di wilayah KODAM V/BRAWIJAYA terakreditas 12 pelayanan pada tahun 2012 berdasarkan SK dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Nomor : 445/11942/101.4/2011 tanggal 23 Desember 2011 tentang Ijin Operasional tetap Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen Malang. Rumah Sakit TK. II dr. Soeparoen telah berdiri selama 86 tahun, berdiri pada tahun Rumah Sakit dr. Soepraoen diambil dari nama seorang dokter militer AD
7 7 yang bertugas di Jawa Timur. Perkembangan yang di capai Rumah Sakit Dr. Soepraoen cukup pesat dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas, sesuai dengan Visi yaitu Menjadikan Rumah Sakit TK II. dr. Soepraoen sebagai rumah sakit kebanggaan prajurit dan masyarakat pengguna dan misi memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi perajurit, pegawai negri sipil, dan keluarganya beserta masyarakat umum dan memberikan pelayanan kesehatan terpadu dengan menempatkan pasien bukan sebagai obyek melainkan sebagai mitra. Hasil studi pendahuluan yang saya lakukan dengan menggunakan kuisioner pada 20 responden perawat pelaksana di Rumah Sakit dr. Soepraoen secara acak didapatkan data bahwa dalam memberikan asuhan keperawatan discharge planning,perawat yang tidak menguasai standart plaksanaan discharge planning sejumlah 38,5%, perawat yang tidak melakuka plaksanaan discharge planning sesuai dengan prosedur sejumlah 42,30 % dan perawat yang tidak mengetahui manfaat pelaksanaan discharge planning bagi perawat, pasien dan keluarga sejumlah 24,3%. Hasil tersebut memberikan gambaran bahwa kurangnya pemahaman perawat mengenai manfaat pelaksanaan discharge planning sehingga kurang optimalnya pelaksaanaan discharge planning yang dilakukan oleh perawat. BOR (Bed Occupancy Ratio) Rumah Sakit pada tahun 2012 yang tinggi sebesar 70% dibutuhkan banyak perawat, serta dukungan manajemen berupa fasilitas dan alat kerja memadai untuk menunjang pelayanan kesehatan yang maksimal. Perawat juga dituntut untuk memberikan asuhan keperawatan yang profesional, sehingga kepala ruangan hendaknya mempertimbangkan kebutuhan tenaga perawat, mengontrol kegiatan perawat serta memberikan penjelasan kembali mengenai uraian tugas pokok perawat, sehingga tidak terjadi beban kerja yang meningkat pada perawat yang
8 8 mengakibatkan penurunan kinerja perawat dalam melaksanakan tugasnya. Di peroleh data, perawat merasa terbebani dengan diberikan tugas-tugas tambahan sejumlah 33%, perawat yang tidak dapat berperan secara optimal dalam melaksanakan dan menyelesaikan fungsi utama keperawatan sejumlah 38% dan jumlah tenaga perawat yang tidak sebading dengan jumlah pasien yang di rawat setiap harinya sejumlah 28,34%. Perawat memiliki tanggung jawab terhadap pelaksanaan discharge planning dengan peyampaian informasi dan pemberian pendidikan yang jelas kepada pasien dan keluarga, sehingga seluruh hasil dari intervensi yang diharapkan dapat tercapai. Pasien dan keluarganya mendapatkan pemahaman yang jelas dan mampu melakukan perawatan secara mandiri pasca hospitalisasi. Berdasarkan permasalahan yang diuraikan diatas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh beban kerja terhadap pelaksanaan discharge planning pada pasien baru. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka dirumuskan permasalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah pengaruh beban kerja perawat terhadap pelaksanaan discharge planning pada pasien baru. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui pengaruh beban kerja perawat terhadap pelaksanaan dischange planning pada pasien baru.
9 Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi karatristik demografi perawat meliputi usia, jenis kelamin, lama bekerja dan tingkat pndidikan di Rumah Sakit dr.soepraoen Malang. b. Mengidentifikasi beban kerja perawat di Rumah Sakit dr.soepraoen Malang. c. Mengidentifkasi pelaksanaan dischange planning yang dilakukan pada pasien baru di Rumah Sakit dr.soepraoen Malang.. d. Menganalisis hubugan antara beban kerja perawat terhadap pelaksananaan discharge planning pada pasien baru di Rumah Sakit dr.soepraoen Malang. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Bagi Rumah sakit a. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi instansi Rumah Sakit untuk dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan terhadap perencanaan ketenagaan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. b. Memberikan masukan tentang pentingnya pelaksanaan dischange planning pada pasien sehubungan dengan pentingnya informasi dan pemahaman yang akan diterima oleh pasien/keluarga mengenai manajemen perawatan mandiri dirumah pasca perawatan dirumah sakit, guna mengurangi tingkat hospitalisasi ulang Bagi Pengembangan Ilmu keperawatan Sebagai pembuktian hubungan beban kerja perawat terhadap pelaksanaan dischange planning pada pasien yang akan menambah wawasan pengetahuan dalam ilmu manajemen keperawatan.
10 Bagi Pasien dan Keluarga Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan menambah pengetahuan dan informasi dalam rangka untuk meningkatkan kualitas kesehatan pada pasien dan keluarga, serta memberikan ilmu pada keluarga mengenai manajemen perawatan secara mandiri pasca hospitalisasi. 1.5 Keaslian Penelitian oleh: Penelitian yang relevan dengan judul ini adalah penelitian yang dilakukan 1. Penelitian Marthalena Siahaan (2009), bertujuan untuk mengetahui Pengaruh discharge planning yang dilakukan oleh perawat terhadap kesiapan pasien pasca bedah akut abdomen menghadapi pemulangan di ruang rawat inap bedah (Rindu B2) rumah sakit RSUP H. Adam Malik Medan. Jenis penelitian yang digunakan desain quasi-eksperimen. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling dengan jumlah 7 orang. Hasil Penelitian menggunakan analisa statistik non parametrik yaitu sign rank test, hasil data menunjukan t hitung sebesar -2,371 dan nilai signifikasi 0,018 yang berarti nilai t hitung < nilai t tabel (-2,37 < 2) dan signifikansi (p value < 0,05) segingga disimpulkan secara parsian ada pengaruh discharge planning yang dilakukan oleh perawat terhadap kesiapan pasien pasca bedah akut abdomen menghadapi pemulangan sebesar 71,43 %. Berbeda dengan penelitian saya, penelitian Marthalena Siahaan (2009) untuk variabel discharge planning termasuk dalam variabel independen, sedangkan pada penelitian saya termasuk pada penelitian dependen.
11 11 2. Penelitian Ferry Tugas Pangestu (2012), dengan judul Hubungan Tindakan Discharge Planning Perawat Dengan Angka Kekambuhan Pada Pasien Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodoningrat Lawang. Desain Penelitian yang digunakan adalah observasi analitik dengan pendekataan retrospektif. Jumlah sampel 53 perawat. Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan terdapat hubungan antara tindakan discharge planning dengan angka kekambuhan pada pasien dengan gangguan jiwa, dengan nilai p=0,048. Berbeda dengan penelitian yang saya lakukan. Ferry Tugas Pangestu (2012) menggunakan desain penelitian observasional analitik sedangkan saya menggunakan desain deskriptif analitik. 3. Penelitian Djalema Saragi (2011), dengan tujuan untuk menganalisis pengaruh beban kerja perawat terhadap komunikasi terapeutik pada pasien di rumah sakit Imelda Pekerja Indonesia Medan. Jenis penelitian menggunakan deskriptif. Kuatitatif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 58 orang dari jumlah populasi sebanyak 138 orang. Hasil Penelitian menggunakan analisisi korelasi variabel dengan menggunakan Persamaan Regrese Linier diperoleh dengan tingkat keyakinan 99% (α=0,01) diperoleh t hitung (0,509) > t tabel (0,336). Nilai koefisien determinasi sebesar 0,259 yang berarti 25,9% komunikasi terapeutik dipengaruhi oleh beban kerja perawat. Berbeda dengan penelitian saya, pada penelitian Djalema Saragi (2011) variabel dependennya adalah komunikasi terapeutik, sedangkan pada penelitian saya variabel dependennya adalah discharge planning.
EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG
JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 213 218 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG Liliana Dewi Purnamasari 1),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelayanan merupakan salah satu bentuk kinerja nyata untuk mendapatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan merupakan salah satu bentuk kinerja nyata untuk mendapatkan kepuasan tersendiri seorang pasien dengan demikian pasien merasa puas dan loyal terhadap jasa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal dibutuhkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dimana dalam memberikan pelayanan menggunakan konsep multidisiplin.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sistem pemberi pelayanan kesehatan dimana dalam memberikan pelayanan menggunakan konsep multidisiplin. Kolaborasi multidisiplin yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi pemenuhan kebutuhan perasaan bahagia, sehat, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungan dan harus. 2005). Menurut Almborg, et al (2010), pemberian discharge
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Discharge Planning atau perencanaan pemulangan merupakan suatu proses dalam mempersiapkan pasien untuk mendapatkan kontinuitas perawatan baik dalam proses penyembuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kurang baik ataupun sakit. Kesehatan adalah kunci utama keadaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat merupakan dambaan setiap insan manusia. Tidak ada seorang pun yang menginginkan dirinya dalam keadaan yang kurang baik ataupun sakit. Kesehatan adalah kunci
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Rumah sakit merupakan salah satu unit usaha yang memberikan pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu pelayanan kesehatan yang diberikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan menjadi penyakit yang terus meningkat kejadiannya. Studi Framingham memberikan gambaran yang jelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era global berdampak pada tingginya kompetisi dalam sektor kesehatan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era global berdampak pada tingginya kompetisi dalam sektor kesehatan, persaingan antar rumah sakit semakin keras untuk merebut pasar yang semakin terbuka bebas. Ilyas
Lebih terperinciHUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO 1 Megarista Aisyana, 2 Iin Rahayu Abstrak Hubungan yang harmonis antara perawat rumah sakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, penelitian, pendidikan dan sebagiannya; mencakupi skala profit
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas atau sarana vital bagi masyarakat. Peran organisasi (rumah sakit) sebagai media atau fasilitas sosial yang mencakup pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu pula dengan teknologi dibidang kesehatan. Selain itu, juga kebutuhan akan kesehatan pada masyarakat
Lebih terperinciANALISIS KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT BERDASARKAN KATEGORI PASIEN DI IRNA PENYAKIT DALAM RSU TUGUREJO SEMARANG
ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT BERDASARKAN KATEGORI PASIEN DI IRNA PENYAKIT DALAM RSU TUGUREJO SEMARANG TESIS Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S2 Program Studi Magister Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mudah, terjangkau dan terukur kepada masyarakat dan pihak-pihak terkait.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit, sebagai bagian dari lembaga penyelenggaraan pelayanan publik, dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur
Lebih terperinciHUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI
0 HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI Di ajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan Disusun Oleh: NAMA : JAZA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut UU No. 44 Tahun 2009 dinyatakan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Discharge planning merupakan salah satu elemen penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Discharge planning merupakan salah satu elemen penting dalam pelayanan keperawatan. Discharge planning adalah proses mempersiapkan pasien yang dirawat di rumah sakit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi penyedia pelayanan kesehatan yang cukup kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit merupakan institusi pelayanan
Lebih terperincimaupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, menuntut perawat bekerja secara profesional yang didasarkan pada standar praktik keperawatan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional merupakan bagian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara menyeluruh. Selain itu,
Lebih terperinciSTRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Nurhafizah* Erniyati** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen Departemen Keperawatan Maternitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan begitu kompleksnya masalah hidup sekarang ini menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perencanaan pemulangan pasien adalah suatu proses dimana pasien mulai mendapat pelayanan kesehatan yang diberikan dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses penyembuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. rawat jalan dan gawat darurat (Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORETIS. dan mencapai tujuan yang telah ditentukan (Herujito, 2001). mengandung arti control yang diterjemahkan ke dalam bahasa
11 BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Manajemen 2.1.1 Definisi Manajemen Manajemen melibatkan orang-orang sebagai upaya untuk bekerja dan mengelola suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil dan mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat. Rumah sakit berfungsi untuk memberikan pelayanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Promosi Kesehatan di Rumah Sakit (PKRS) merupakan upaya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Promosi Kesehatan di Rumah Sakit (PKRS) merupakan upaya mengembangkan pengertian pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit tentang penyakit dan pencegahannya, selain
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Hospitalisasi (rawat inap) pada pasien anak dapat menyebabkan kecemasan dan stres pada semua tingkat usia. Penyebab dari kecemasan ini dipengaruhi oleh banyak faktor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (2013), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Menurut WHO (2013), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan ilmu pengetahuan, teknologi dan globalisasi dunia berdampak secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat termasuk pelayanan kesehatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus berhubungan dengan klien dan keluarganya sejak kelahiran sampai kematian. Oleh karena itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1945, yang harus diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang RI No. 44 tahun 2009 tentang pedoman rumah sakit menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan merupakan hak bagi setiap orang yang dijamin oleh Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan upaya kesehatan (Depkes RI, 2009). Salah satu pelayanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan. penelitian dan manfaat penelitian.
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. 1.1. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu unit pelayanan kesehatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Discharge planning adalah suatu proses dimana pasien mulai mendapat pelayanan kesehatan yang diberikan dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan. Tanpa perawat, kondisi pasien akan terabaikan. dengan pasien yang dimana pelayanan keperawatan berlangsung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perawat adalah salah satu unsur vital yang berada di rumah sakit. Perawat, dokter, dan pasien merupakan satu berinteraksi, saling membutuhkan antara satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya peningkatan derajat kesehatan secara optimal menuntut profesi keperawatan mengembangkan mutu pelayanan yang profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat di era
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan perawatan pasien yaitu penanganan emergency, tidak. Penanganan pada pelayanan tersebut dilaksanakan oleh petugas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah tempat yang memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan. Pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra sebuah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayanan keperawatan merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sudah pasti punya kepentingan untuk menjaga mutu pelayanan. Pelayanan keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Menurut Harlley, (1997); dalam Fahri, (2010), menjelaskan pengertian dasar seorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya rumah sakit pemerintah (daerah maupun pusat) menghadapi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman modern seperti sekarang ini, penyelenggara rumah sakit khususnya rumah sakit pemerintah (daerah maupun pusat) menghadapi tuntutan kebutuhan untuk mengelola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa globalisasi ini, arus informasi dari satu tempat ke tempat lain semakin cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Pelayanan kesehatan di Rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Dengan adanya sistem kesehatan ini tujuan pembangunan dapat tercapai efektif,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia
Lebih terperinciKINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN
KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN Desri Natalia Siahaan*, Mula Tarigan** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU ** Dosen Departemen Keperawatan Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. genetik, faktor organo-biologis, faktor psikologis serta faktor sosio-kultural.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan proses interaksi yang kompleks antara faktor genetik, faktor organo-biologis, faktor psikologis serta faktor sosio-kultural. Telah terbukti
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN (1, 2)
BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang dibentuk karena tuntutan kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks karena masyarakat mulai menyadari arti pentingnya kesehatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetensi fisiologis dan psikososial secara bertahap. Setiap tahap psikososial
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan anak perlu mendapatkan perhatian khusus, baik dari pemerintah, petugas kesehatan maupun masyarakat. Hal ini merupakan dampak dari semakin meningkatnya jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Ilyas, 2011). Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang baik salah satunya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Kesehatan Nasional bertujuan untuk menyehatkan masyarakat sehingga derajat kesehatan yang lebih baik dapat tercapai secara optimal (Ilyas, 2011). Untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Rumah sakit sebagai institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan sarana penyedia layanan kesehatan untuk masyarakat. Rumah sakit sebagai institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah satu pembangunan nasional merupakan investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan kesehatan diselenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, kemajuan ilmu dan teknologi di negara maju maupun berkembang sangat ditentukan oleh perkembangan manajemen sumber daya manusia. Sumber daya
Lebih terperinciDUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Christine Handayani Siburian*, Sri Eka Wahyuni** * Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen Departemen Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan
16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan merupakan setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatan kesehatan,
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Nazwar Hamdani Rahil INTISARI Latar Belakang : Kecenderungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) (2009) memperkirakan 450 juta. orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental, sekitar 10% orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah World Health Organization (WHO) (2009) memperkirakan 450 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental, sekitar 10% orang dewasa mengalami gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan administrasi. Rumah sakit dengan peralatan yang canggih dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Sebagai salah satu subsistem pelayanan kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu hidup sehat sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, yang merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan lainnya ( Samuel, 2012). Menurut Friedman, (2008) juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Keluarga adalah lingkungan tempat melakukan aktivitas dan interaksi dalam kehidupan. Keluarga merupakan tempat belajar, berinteraksi, dan bersosialisasi sebelum
Lebih terperinciADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. Mathis (2001) faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu: kemampuan, motivasi,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuhan keperawatan merupakan salah satu indikator dalam menentukan kualitas pelayanan dari suatu Rumah Sakit. Perawat merupakan profesi yang memberikan pelayanan keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik yang bersifat bedah maupun non bedah.(aditama,2002:6) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi keperawatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan insitusi yang menyediakan pelayanan pasien rawat inap, dimana fungsi utamanya memberikan pelayanan kepada pasien, diagnostik dan terapeutik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan upaya individu dalam menjaga dan. mempertahankan individu untuk tetap berinteraksi dengan orang lain dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Komunikasi merupakan upaya individu dalam menjaga dan mempertahankan individu untuk tetap berinteraksi dengan orang lain dan komponen penting dalam praktik keperawatan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pemberlakuan zona ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada 2015 nanti. ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemberlakuan zona ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada 2015 nanti akan membawa dampak yang sangat luas pada berbagai aspek termasuk aspek pelayanan kesehatan. AFTA merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepuasan pasien sebagai salah satu indikator pelayanan berkualitas harus menjadi perhatian karena berhubungan langsung dengan pengguna pelayanan kesehatan ( Lusa, 2007).
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT
HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH UMUM DAERAH KOTA SEMARANG 3 ABSTRAK Latar belakang : Supervisi adalah salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Nursalam, Manajemen Keperawatan, Ed 3, Salemba Medika, Jakarta, Hal : 295
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Perkembangan industri kesehatan dewasa ini terus mengalami pertumbuhan yang pesat, dan salah satu akomodasi pelayanan kesehatan tersebut adalah rumah sakit,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah salah satu masalah kesehatan yang masih. banyak ditemukan di setiap negara. Salah satunya adalah negara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa adalah salah satu masalah kesehatan yang masih banyak ditemukan di setiap negara. Salah satunya adalah negara Indonesia. Berdasarkan data tahun 2001
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi bersifat sosio ekonomis yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas memberikan pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan memegang peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Bahkan WHO menyatakan bahwa perawat merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang kompleks dengan padat karya dan padat modal. Untuk melaksanakan fungsi yang demikian kompleks,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah organisasi yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan, dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan dari pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan perawat adalah melaksanakan pendidikan kesehatan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat dalam peran dan fungsinya memiliki banyak kewajiban terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan. Salah satu peran yang dilakukan perawat adalah melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya tingkat pendidikan, pengetahuan, dan sosial ekonomi masyarakat, maka tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan juga semakin meningkat. Masalah kesehatan
Lebih terperincipendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang mempunyai tenaga medik, keperawatan, penunjang medik dan rujukan, pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang paling dominan adalah sumber daya manusia (DepKes RI 2002).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang di selenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun yang tidak periodik. Ada yang harus diperbaharui (updated) yang perlu
BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG Pada setiap kegiatan yang dilakukan dalam suatu pekerjaan untuk setiap bidang keilmuan pasti ada sebuah pelaporan, pelaporan adalah satu diantara rangkaian kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Keperawatan anak telah mengalami perubahan yang sangat mendasar. Anak tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai makhluk unik yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang memiliki peran sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau sikap umum terhadap perbedaan penghargaan yang diterima dan yang seharusnya diterima. Kepuasan kerja dipengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang - Undang No 44 tahun 2009). Rumah sakit didirikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah Institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat (Sumijatun, 2009). Salah satu bagian integral dari pelayanan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah salah satu sarana yang memberikan pelayanan kesehatan yang memiliki peran dalam peningkatan derajat kesehatan kepada masyarakat (Sumijatun, 2009).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja adalah penampilan hasil karya personil baik kuantitas maupun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja adalah penampilan hasil karya personil baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya rumah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat. Untuk semua pelayanan yang bersifat mutlak, negara dan aparaturnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan merupakan suatu perbuatan dimana seseorang atau kelompok menawarkan pada kelompok/orang lain sesuatu yang pada dasarnya tidak berwujud dan produksinya berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi sekarang ini, pelayanan prima. merupakan elemen utama yang harus diperhatikan oleh unit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, pelayanan prima merupakan elemen utama yang harus diperhatikan oleh unit pelayanan kesehatan, salah satunya adalah rumah sakit. Pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pendokumentasian asuhan keperawatan sangat diperlukan dalam meningkatkan kualitas pelayanan. Menurut Dinarti, dkk (2009) pendokumentasian adalah pekerjaan mencatat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keperawatan menurut Virginia Henderson (1966) dapat didefenisikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keperawatan menurut Virginia Henderson (1966) dapat didefenisikan membantu individu yang sakit dan sehat dalam melaksanakan aktifitas yang memiliki kontribusi terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, dokter, dan kualitas keperawatan yang dirasakan. Pengalaman pasien
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Para konsumen atau pasien pengguna layanan kesehatan semakin lama semakin mempunyai pengetahuan tentang berbagai isu dalam pelayanan kesehatan dan memberi perhatian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penerima jasa pelayanan kesehatan. Keberadaan dan kualitas pelayanan
1 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Pelayanan kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa kesehatan utama di mana setiap rumah sakit bertanggung jawab terhadap penerima jasa pelayanan kesehatan.
Lebih terperinciBAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. (motivasi), karakteristik pekerjaan (beban kerja), kinerja perawat dalam
74 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian meliputi 1) gambaran umum lokasi penelitian, 2) data demografi responden, 3) data khusus mengenai variabel yang diukur yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, adalah meningkatkan kualitas pelayanan oleh pelaksana pelayanan kesehatan, seperti Puskesmas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memproses penyembuhan pasien agar menjadi sehat seperti sediakala.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan, sehingga jelas pelayanan keperawatan di Rumah sakit (RS) merupakan pelayanan yang terintegrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sesuai dengan tujuan pembangunan kesehatan, maka perlu diselenggarakan sarana kesehatan yang mampu melayani masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi merupakan pengalaman yang sulit bagi sebagian pasien
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi merupakan pengalaman yang sulit bagi sebagian pasien karena kemungkinan hal buruk yang membahayakan pasien bisa saja terjadi, sehingga dibutuhkan peran
Lebih terperinci