BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada perusahaan BPR Pura Artha Kencana Jatipuro di Karanganyar, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. 4.1.1 Evaluasi Strategi Pengembangan Pembiayaan yang Telah ditetapkan di BPR Pura Artha Kencana meliputi: 1. Faktor Permodalan Rasio CAR dan nilai kredit, yang menunjukkan bahwa dalam tahun 2009 rasio CAR meningkat dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 4,47 persen sehingga nilai kredit juga mengalami peningkatan, sedangkan pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 8,02 persen dari tahun sebelumnya, sehingga nilai kredit mengalami penurunan pula, sedangkan menurut ketentuan dari Bank Indonesia nilai maksimum 100, sehingga nilai kredit rasio CAMEL untuk 5 tahun ditentukan sebesar 100. 2. Faktor Kualitas Aktiva Produktif Hasil penilaian nilai kredit untuk 5 tahun terakhir (tahun 2009-2013) yang menunjukkan bahwa pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 nilai kredit mengalami kenaikan, hal ini disebabkan karena adanya penurunan rasio KAP untuk setiap tahun. 67
68 3. Faktor Manajemen Hasil perhitungan NPM yang menunjukkan bahwa pada tahun 2013 terjadi peningkatan NPM sebesar 5,7 persen dari tahun sebelumnya disebabkan karena adanya kenaikan laba operasional, sedangkan pada tahun 2009, 2010, 2011 dan 2012 terjadi penurunan jumlah NPM. 4. Faktor Rentabilitas Nilai kredit rasio ROA untuk Tahun 2011 dan 2012 meningkat yang disebabkan karena adanya kenaikan laba bersih sebelum pajak, sedangkan pada tahun 2009 dan 2010 menurun yang disebabkan karena adanya penurunan laba bersih sebelum pajak. Hasil perhitungan nilai kredit untuk Rasio BOPO Tahun 2009 s/d tahun 2013 mengalami peningkatan pada tahun 2012 dan 2013, sedangkan pada tahun 2009 dan 2010 menurun yang disebabkan karena adanya peningkatan rasio BOPO. 5. Faktor Likuiditas Selama kurun waktu 2009 hingga 2013, BPR Pura Artha Kencana Jatipuro masih dapat mempertahankan nilai kredit rasio LDR-nya pada nilai maksimal, BPR Pura Artha Kencana Jatipuro mampu untuk memberikan jaminan atas setiap simpanan yang diberikan nasabahnya dan memiliki kemampuan dalam membayar semua utang-utangnya terutama dalam bentuk simpanan tabungan, giro, dan deposito pada saat ditagih, serta dapat memenuhi semua permohonan kredit yang layak untuk disetujui.
69 4.1.2 Analisis kinerja BPR Pura Artha Kencana berdasarkan pertumbuhan pembiayaan dan profitabilitas dari tahun 2009 s/d tahun 2013 Hasil perhitungan kesehatan keuangan untuk 5 tahun terakhir (Tahun 2009 s/d Tahun 2013) pada BPR Pura Artha Kencana Jatipuro berada pada predikat sehat pada tahun 2009 (86,41) dan 2010 (88,86), sedangkan pada tahun 2011 (87,97), 2012 (96), dan 2013 (96) berada pada predikat sehat. 4.1.3 Formulasi Strategi Pengembangan BPR Pura Artha Kencana Jatipuro Karanganyar 1. Strategi meningkatkan pemasaran agar dapat bersaing dengan BPR lain. 2. Strategi meningkatkan kualitas pelayanan nasabah berbasis Tehnologi Informasi. 3. Strategi Inovasi produk kredit dan dana agar bisa menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat wilayah Jatipuro dan sekitarnya. 4. Menerapkan strategi bagaimana menarik pelanggan baru, mempertahankan loyalitas nasabah dan promosi yang efektif. 5. Strategi meningkatkan ekspansi kredit dengan tetap menerapkan prinsip prudiantal banking melalui peningkatan kapasitas para AO dalam melakukan analisis kredit, keputusan kredit melalui komite kredit dan mengaktifkan program pasca kredit paling lama 2 bulan setelah kredit cair. 6. Strategi Kualitas bank harus menentukan persepi nasabah mengenai kualitas yang diharapkan, dan harus merumuskan secara jelas kebijakan serta prosedur untuk mencapai kualitas seperti yang diharapkan oleh nasabah agar dapat bersaing untuk memperoleh keunggulan bersaing.
70 7. Strategi Produk ini meliputi biaya produksi, kualitas dan keputusan penggunaan sumber daya manusia, dan interaksi dengan desain produk. 8. Strategi Proses. Pengambilan keputusan terhadap proses menyangkut komitmen yang dimbil oleh pihak manajemen. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan adalah teknologi yang digunakan, kualitas, pendayagunaan tenaga kerja manusia dan peralatan. Semua biaya atau investasi yang akan ditanam sangat tergantung pada struktur biaya perusahaan. 9. Strategi Fasilitas. Pengambilan keputusan mengenai fasilitas baik pada industry manufaktur maupun pada industri jasa sangat menentukan tingkat keberhasilan perusahaan. 10. Mengefektifkan penanganan kredit non lancar baik secara aktif maupun pasif untuk dapat memperbaiki/menekan tingkat kolektibilitas dan risiko kredit yang bakal terjadi dengan antara lain bekerja sama dengan pihak luar (Pengadilan) sehingga tingkat kesehatan bank terjaga. 11. Mengupayakan terbentuknya pemenuhan penyediaan cadangan aktiva produktif yang cukup karena menyadari bahwa risiko terhadap pelemparan kredit untuk Bank Perkreditan Rakyat sangat tinggi dan untuk menjaga kualitas dengan baik sesuai dengan peraturan dari Bank Indonesia tentang kecukupan pembentukan PPAP. 12. Berupaya untuk lebih menanamkan kepercayaan kepada masyarakat terhadap bank dengan meningkatkan pelayanan yang baik terhadap nasabah maupun masyarakat yang lain dengan berbagai terobosan antara lain dengan program satu hari cair untuk kredit dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian,
71 program jemput bola, serta melakukan promosi yang terarah dengan menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah maupun kelompok masyarakat di wilayah Jatipuro dan sekitarnya. 4.2 Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan beberapa saran terhadap penetapan strategi yang diterapkan BPR Pura Artha Kencana Jatipuro untuk kelangsungan perusahaan kedepannya yaitu sebagai berikut. 1. BPR Pura Artha Kecana Jatipuro menerapkan strategi perubahan rutin terhadap strategi-strategi yang selama ini dilakukan agar tidak tergusur dengan adanya pesaing-pesaingan industri perbankan yang ada. Perubahan tersebut dapat dilakukan melalui perubahan penetapan strategi produk, perubahan strategi bunga, penambahan strategi promosi untuk meningkatkan loyalitas nasabah. 2. Disarankan kepada manajemen BPR Pura Artha Kencana Jatipuro melakukan kinerja keuangan dengan menggunakan CAMEL secara periodik, hal ini dimaksudkan untuk dapat meningkatkan kinerja keuangan di masa yang akan datang. 3. Disarankan kepada manajemen BPR Pura Artha Kencana Jatipuro untuk melakukan pengawasan yang lebih ketat khususnya dalam hal pemberian kredit, hal ini dimaksudkan untuk dapat mengurangi tingkat kredit macet di masa yang akan datang.