BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dapat dilakukan berdasarkan analisis terhadap rasio-rasio keuangan yang berbasis pada laporan keuangan perusahaan (Canicio, 2014). Selain itu, untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan perlu dilibatkan dan analisis dampak keuangan kumulatif keputusan ekonomi dan mempertimbangkan menggunakan ukuran komparatif (Porawouw, 2014). Bagi Lembaga Perkreditan Desa (LPD), penilaian kinerja keuangan sangat penting dilakukan untuk menilai keberhasilan pengelolaan keuangan LPD (Rusmala, 2014). Penilaian kinerja keuangan dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan LPD. Pada umumnya laporan keuangan yang disusun oleh suatu LPD meliputi : neraca dan laporan laba rugi. Menurut Wiagustini (2010: 37), neraca adalah suatu ikhtisar yang menggambarkan posisi harta, utang dan modal LPD pada saat terrentu. Laporan laba rugi merupakan ikhtisar yang memuat rincian pendapatan dan biaya dalam rangka perhitungan laba atau rugi untuk suatu periode tertentu. Untuk dapat menggambarkan secara jelas sifat dan perkembangan yang dialami LPD dari waktu ke waktu, setiap LPD 13

2 menyusun laporan keuangan komparatif setiap tahunnya. Laporan komparatif ini disusun setidaknya untuk dua tahun terakhir. Apabila neraca dapat disusun secara sistematis, maka akan memberikan gambaran mengenai posisi keuangan LPD pada saat tertentu. Menurut Wiagustini (2010: 38), pos-pos neraca dapat dibagi ke dalam tiga (3) bagian, yang terdiri dari : 1. Pos-pos aktiva. 2. Pos-pos utang/kewajiban. 3. Modal. Aktiva neraca menunjukkan alokasi penggunaan dana oleh LPD, sedangkan pasiva pada neraca menunjukkan sumber-sumber dananya. Berdasarkan hal tersebut, maka dari neraca akan diketahui posisi keuangan LPD pada saat tertentu. Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan LPD yang menggambarkan hasil usaha dala suatu periode tertentu. Berdasarkan Peraturan Gubernur Bali No. 13 Tahun 2013, komponen-komponen laba rugi terdiri dari : 1. Pendapatan Pendapatan adalah aliran penerimaan kas atau harta lain yang diterima dari konsumen sebagai hasil penyajian barang atau pemberian jasa. 2. Biaya Biaya adalah harga pokok barang yang dijual dan jasa-jasa yang dikonsumsi untuk menghasilkan pendapatan. 14

3 3. Laba Rugi biaya. Laba rugi adalah selisih lebih/kurang antara pendapatan dengan Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan LPD Tingkat kesehatan LPD pada dasarnya dinilai dengan pendekatan kualitatif atas 5 (lima) faktor yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan LPD sebagai lembaga keuangan, yaitu permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas. Faktor tersebut memiliki beberapa komponen yang diberikan bobot penentu kesehatan LPD sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 2.1 Formula Penilaian Tingkat Kesehatan LPD No. Faktor Komponen Bobot 1. Permodalan Kecukupan Modal (CAR) 25% 2. Aktiva Produktf 1. Kualitas Aktiva Produktif (KAP) 25% 2. Cadangan Pinjaman Ragu-Ragu 10% (CPRR) 3. Manajemen Terdiri dari 25 pertanyaan manajemen, masing-masing pertanyaan diberi nilai antara 0 s/d 4. 10% 4. Earning/Rentabilitas 1. ROA 10% 2. BOPO 10% 5. Likuiditas 1. Alat Likuid (LACLR) 5% 2. LDR 5% Total 100% Sumber : Peraturan Gubernur Bali No. 11 Tahun 2013 Disamping kelima faktor di atas, pelampauan terhadap batas minimum pemberian kredit (BMPK) juga diperhitungkan sebagai faktor pengurang terhadap total hasil nilai kesehatan LPD. 15

4 Adapun tahapan penilaian kesehatan LPD sebagai berikut. (1) Memeriksa kebenaran data laporan keuangan dan informasi manajemen LPD. (2) Menghitung rasio masing-masing faktor atau komponen yang dinilai. (3) Menghitung nilai kredit masing-masing faktor atau komponen berdasarkan kriteria atau indikator penilaian. (4) Menghitung nilai kontribusi masing-masing faktor atau komponen berdasarkan bobot penentu kesehatan. (5) Menghitung nilai kesehatan dengan menjumlahkan nilai kontribusi semua faktor atau komponen penentu kesehatan LPD. Besarnya nilai kesehatan digunakan sebagai penentu kriteria kesehatan LPD. Kriteria kesehatan LPD ditetapkan dengan nilai sebagai berikut. Tabel 2.2 Kriteria Kesehatan LPD Nilai Kredit Kriteria Sehat 66 - <81 Cukup Sehat 51 - <66 Kurang Sehat 0 - <51 Tidak Sehat Sumber : Peraturan Gubernur Bali No. 11 Tahun Faktor Permodalan Penilaian terhadap permodalan dimaksudkan untuk menilai kecukupan modal LPD (CAR) yaitu prosentase perbandingan antara modal LPD terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Menurut Mishra dan Aspal (2013), rasio kecukupan modal merupakan salah satu indikator penting dalam penilaian kesehatan LPD. Rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) ini mencerminkan kemampuan LPD membayar hutang-hutangnya dengan aktiva yang dimilikinya 16

5 (Suripto, 2013). Semakin tinggi rasio kecukupan modal (CAR), semakin kuat LPD tersebut guna menutupi kemungkinan kegagalan dalam pemberian kredit kepada nasabahnya. Namun, jika rasio CAR LPD yang sangat tinggi menunjukkan bahwa LPD tersebut konservatif dan belum memanfaatkan potensi penuh dari modal yang dimilikinya (Nazir, 2010). terdiri dari: Ketentuan permodalan LPD berdasarkan Pergub Bali No. 11 Tahun 2013 a. Modal inti yang meliputi : modal disetor, modal donasi, modal cadangan, laba tahun lalu yang belum dibagi, laba tahun berjalan, laba tahun lalu, dan laba tahun berjalan. b. Modal pelengkap, meliputi: cadangan penyusutan aktiva tetap dan inventaris, CPRR, dan modal titipan Desa Adat/Pekraman. ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) terdiri dari aktiva neraca LPD yang diberikan bobot sesuai dengan kadar risiko yang melekat pada setiap pos aktiva, adapun komponen ATMR untuk LPD terlihat pada Tabel 2.3 berikut ini. Tabel 2.3 Formula Perhitungan ATMR untuk LPD No. Jenis Bobot 1 Kas 0% 2 a. Antar Bank Aktiva 20% b. Antar Bank Aktiva Macet 100% 3 Pinjaman yang diberikan 100% 4 Aktiva Tetap & Inventaris 100% 5 Aktiva Lain/Rupa-rupa Aktiva 100% Sumber : Peraturan Gubernur Bali No. 11 Tahun 2013 Berdasarkan Peraturan Gubernur Bali No. 11 Tahun 2013, rasio permodalan LPD dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 17

6 Modal LPD CAR = Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) x 100% (1) Sedangkan perhitungan untuk nilai kredit faktor kecukupan modal diatur sebagai berikut : a. Hasil rasio kecukupan modal 12%, diberi nilai 81. b. Hasil rasio 0% atau negatif diberi nilai 0. c. Setiap kenaikan 0,1% dari pemenuhan kecukupan modal 12% nilai ditambah 1 hingga maksimum 100. d. Setiap penurunan 0,1% dari pemenuhan kecukupan modal 12% nilai dikurangi 1 hingga minimum 0. Berdasarkan uraian tersebut, maka nilai kredit faktor kecukupan modal dapat dirumuskan sebagai berikut. Rasio CAR - 12 Nilai CAR = ,1 (2) Menurut ketentuan tersebut diatas, maka setiap LPD harus memenuhi kecukupan modal (CAR) minimum 12% (dua belas persen). 2. Faktor Aktiva Produktif Berdasarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 11 Tahun 2013, penilaian terhadap aktiva produktif LPD terdiri dari 2 komponen yang dinilai yaitu rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan rasio Cadangan Pinjaman Ragu-Ragu (CPRR). 1) Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Pada LPD, rasio kualitas aktiva produktif (KAP) ini digunakan untuk mengetahui kemampuan LPD dalam menggunakan Aktiva Produktifnya yaitu 18

7 semua aktiva dalam rupiah dan valuta asing dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya (Rusmala, 2014). Rasio ini adalah prosentase perbandingan aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap total aktiva produktif, yang dimaksudkan dengan aktiva produktif menurut Pergub Bali No. 11 Tahun 2013 yaitu penanaman dana LPD dalam bentuk kredit, surat berharga, penyertaan dan penanaman lainnya, yang dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan. Aktiva yang diklasifikasikan adalah aktiva produktif, baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menyebabkan kerugian bagi LPD. Kualitas pinjaman yang diberikan LPD terdiri dari lancar, kurang lancar, diragukan dan macet. Untuk menghitung rasio ini dapat digunakan rumus sebagai berikut. Rasio KAP = Aktiva Produktif Yang Diklasifikasi Aktiva Produktif x 100% (3) Nilai kredit faktor atau komponen kualitas aktiva produktif (KAP) adalah. a. Hasil rasio 20% atau lebih diberi nilai nol (0). b. Setiap penurunan 0,15% mulai dari 20% diberi point 1 dengan maksimum 100. Berdasarkan uraian tersebut, maka nilai kredit faktor atau komponen kualitas aktiva produktif (KAP) dapat dirumuskan sebagai berikut Rasio KAP Nilai KAP = 0,15 (4) 2) Rasio Cadangan Pinjaman Ragu-Ragu (CPRR) Berdasarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 11 Tahun 2013, disebutkan bahwa setiap LPD diwajibkan untuk membentuk Cadangan Pinjaman Ragu-Ragu 19

8 (CPRR). CPRR tersebut digunakan untuk menanggulangi pinjaman yang diberikan bermasalah. Rasio CPRR merupakan prosentase perbandingan antara CPRR yang dibentuk terhadap CPRR yang wajib dibentuk. CPRR yang dibentuk tersebut diambil dari komponen biaya tahun berjalan, sedangkan CPRR yang wajib dibentuk didasarkan kepada kualitas pinjaman yang diberikan yang besarnya ditetapkan sebagai berikut. a. 0,5% (setengah persen) dari pinjaman yang diberikan yang memiliki kualitas lancar. b. 10% (sepuluh persen) dari pinjaman yang diberikan dengan kualitas kurang lancar. c. 50% (lima puluh persen) dari pinjaman yang diberikan dengan kualitas diragukan. d. 100% (seratus persen) dari pinjaman yang diberikan dengan kualitas macet. Berdasarkan uraian tersebut, rasio cadangan pinjaman ragu-ragu (CPRR) LPD dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: CPRR = CPRR yang dibentuk CPRR yang wajib dibentuk x 100% (5) Nilai kredit faktor atau komponen penyediaan cadangan pinjaman ragu-ragu (CPRR) adalah sebagai berikut : a. Rasio 0 diberi nilai 0. b. Setiap kenaikan 1% dari 0 diberi nilai 1, dengan nilai maksimun 100. Sehingga, nilai kredit faktor atau komponen penyediaan cadangan pinjaman ragu-ragu (CPRR) dapat dirumuskan sebagai berikut : Nilai CPRR = Rasio CPRR x 1 (6) 20

9 3. Faktor Manajemen Penilaian manajemen LPD berdasarkan atas pertanyaan atau pernyataan yang terkait dengan manajemen umum dan manajemen risiko. Penilaian manajemen umum difokuskan pada komponen antara lain : a. strategi/sasaran, b. struktur organisasi, c. sistem, dan d. kepemimpinan Penilaian manajemen risiko difokuskan pada komponen antara lain : a. risiko likuiditas, b. risiko kredit, c. risiko operasional, d. risiko hukum, dan e. risiko pemilik Penilaian terhadap manajemen terdiri dari 25 pertanyaan, dimana masingmasing pertanyaan diberi nilai antara 0 sampai dengan 4 dengan kriteria yaitu (0) tidak sama sekali/tidak mau dipenuhi; (1) belum ada tetapi sudah ada rencana untuk memenuhi; (2) sudah dipenuhi, sebagian besar kurang; (3) sudah dipenuhi, tetapi beberapa ada yang kurang; (4) sudah dipenuhi, lengkap. Nilai kredit manajemen diperoleh dengan menjumlahkan nilai yang diberikan pada masingmasing pertanyaan/pernyataan manajemen, dengan nilai maksimum 100. Kontribusinya terhadap nilai kesehatan LPD ditetapkan 10% atau nilai x 10%. 21

10 4. Faktor Rentabilitas/Earning Rasio rentabilitas menunjukkan kemampuan bank untuk mendapatkan hasil usaha dalam kurun waktu tertentu dinyatakan dalam prosentase terhadap assets dan modal. Analisis rasio rentabilitas LPD bertujuan untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh LPD yang bersangkutan (Lestari, 2012). Penilaian terhadap Earning (Rentabilitas) terdiri dari dua komponen yaitu rasio Return On Assets (ROA) dan BOPO. 1) Return On Assets (ROA) Return On Assets (ROA) telah digunakan di sebagian besar penelitian untuk pengukuran profitabilitas/rentabilitas LPD (Gul, 2011). Rasio ini dipergunakan untuk menggambarkan produktivitas LPD atau kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan, dengan membandingkan laba terhadap total aktiva (Suripto, 2013). Berdasarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 11 Tahun 2013, Return On Asset (ROA) dimaksudkan untuk menilai kemampuan LPD dalam menghasilkan laba terhadap rata-rata asset yang dimiliki. Semakin besar Return On Asset (ROA) menunjukkan kinerja LPD semakin baik, karena return atau keuntungan yang diperolehnya semakin besar (Gul, 2011). Rasio Return On Asset (ROA) dapat dirumuskan sebagai berikut: ROA = Laba tahun berjalan Rata-rata asset x 100% (7) Nilai kredit faktor atau komponen ROA: a. Rasio 0 atau negatif diberi nilai 0. b. Setiap kenaikan 0,025% dari 0 diberi nilai 1 dengan maksimum

11 Sehingga, nilai kredit faktor atau komponen ROA dapat dirumuskan sebagai berikut. Nilai ROA = Rasio ROA 0,025 (8) 2) Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Berdasarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 11 Tahun 2013, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi atau menilai kehematan belanja LPD. Rasio BOPO merupakan prosentase perbandingan antara biaya operasional terhadap pendapatan operasional LPD. Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh pihak LPD dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari meliputi: biaya gaji, biaya pemasaran, serta biaya bunga. Sedangkan pendapatan operasional merupakan pendapatan yang diterima oleh pihak LPD yang diperoleh melalui penyaluran kredit dalam bentuk suku bunga. Besar ataupun rendahnya rasio BOPO sangat menentukan profitabilitas/kinerja keuangan dari suatu LPD (Dawood, 2014). Dimana semakin tinggi rasio BOPO maka dapat dikatakan kegiatan operasional yang dilakukan LPD tersebut tidak efisien. Begitu pula sebaliknya semakin rendah rasio BOPO maka kegiatan operasional LPD tersebut akan semakin efisien, karena manajemen bank/pengelola LPD tersebut lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di LPD. Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dapat dirumuskan sebagai berikut: BOPO = Biaya Operasional Pendapatan Operasional x 100% (9) 23

12 Nilai kredit faktor atau komponen BOPO: a. Rasio 100% atau lebih diberi nilai 0. b. Setiap penurunan 0,25% dari 100% diberi nilai kredit 1 dengan maksimum nilai kredit 100. Sehingga, nilai kredit faktor atau komponen BOPO dapat dirumuskan sebagai berikut. Nilai BOPO = 100 Rasio BOPO 0,25 (10) 5. Faktor Likuiditas Likuiditas diukur terutama untuk menentukan ketahanan LPD terhadap risiko likuiditas, sehingga untuk lindung nilai terhadap risiko likuiditas LPD harus menempatkan fokus pada sumber arus likuiditas dan arus kas masa depan (Canicio, 2014). Rasio likuiditas merupakan rasio yang dipergunakan untuk menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek. Suatu LPD dikatakan likuid apabila LPD yang bersangkutan dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Adapun rasio likuiditas yang dipergunakan untuk menilai tingkat kesehatan LPD berdasarkan ketentuan Peraturan Gubernur Bali No. 11 Tahun 2013 adalah sebagai berikut. 1) Liquid Assets to Current Liabilities Ratio (LACLR) Rasio Liquid Assets to Current Liabilities Ratio (LACLR) ini digunakan untuk menilai kemampuan LPD dalam memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi atau kemampuan LPD untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih (Rusmala, 2014). Semakin besar rasio ini semakin baik karena kemampuan LPD dalam membayar kewajiban lancar yang dijamin dengan alat 24

13 likuid yang dimiliki LPD. Alat likuid yang dimiliki LPD adalah kas dan antar bank aktiva (tabungan dan deposito), sedangkan hutang lancar meliputi kewajiban yang segera harus dibayar, yaitu tabungan dan deposito dari masyarakat. Semakin likuid LPD tersebut kepercayaan masyarakat terhadap LPD akan meningkat, sehingga untuk jangka panjang pertumbuhan LPD tersebut akan meningkat. Liquid Assets to Current Liabilities Ratio (LACLR) dapat dirumuskan sebagai berikut. LACLR = Alat likuid Hutang Lancar Nilai kredit faktor atau komponen LACLR: a. Rasio 0 diberi nilai 0. x 100% (11) b. Setiap kenaikan 0,05% dari 0% diberi nilai ditambah 1 dengan maksimum 100. Sehingga, nilai kredit faktor atau komponen LACLR dapat dirumuskan sebagai berikut. Nilai LACLR = Rasio LACLR 0,05 (12) 2) Loan to Deposit Ratio (LDR) Rasio ini digunakan untuk menilai rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima. Pinjaman yang diberikan LPD bagi nasabahnya yaitu berbentuk kredit dan dana yang diterima meliputi tabungan, deposito, pinjaman dari bank/lembaga keuangan lainnya, modal inti dan modal pinjaman/titipan. Loan to Deposit Ratio (LDR) tersebut menunjukkan tingkat kemampuan suatu LPD dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh LPD yang 25

14 bersangkutan. Sehingga semakin tinggi Loan to Deposit Ratio (LDR) maka laba LPD semakin meningkat (dengan asumsi LPD tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif), dengan meningkatnya laba LPD, maka kinerja LPD juga akan meningkat. Rasio LDR dapat dirumuskan sebagai berikut. LDR = Jumlah kredit yang diberikan Dana yang diterima x 100% (13) Nilai kredit faktor atau komponen LDR. a. Rasio 115% atau lebih diberi nilai kredit 0. b. Untuk setiap penurunan 1% dari rasio 115% nilai kredit ditambah 4 dengan maksimum 100. Sehingga, nilai kredit faktor atau komponen LDR dapat dirumuskan sebagai berikut. Nilai LDR = (115 - Rasio LDR) (14) 2.2 Hipotesis Penelitian Penilaian tingkat kesehatan LPD (CAMEL) merupakan cerminan dari kondisi keuangan LPD. Menurut Liberty (2013), dengan menggunakan analisis diskriminan diperoleh bahwa rasio-rasio CAMEL dapat membedakan tingkat kesehatan LPD. Hal yang serupa diperoleh Lestari (2012) dalam penelitiannya ditemukan bahwa rasio-rasio CAMEL yang terdiri dari CAR, KAP, ROA, BOPO dan LDR dapat membedakan kelompok tingkat kesehatan perbankan. Hays (2009), Sari (2006), Wahyudi (2004) dan Rahmatina (2012) menyatakan bahwa variabel yang dominan membedakan kinerja perbankan adalah variabel ROA, 26

15 dimana ROA merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk melihat tingkat profitabilitas LPD. Selain itu, Return On Asset (ROA) mencerminkan seberapa baik manajemen LPD menggunakan sumber daya nyata investasi untuk menghasilkan keuntungan (Syafri, 2012). Berdasarkan latar belakang dan hasil penelitian terdahulu yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H 1 : Rasio-rasio keuangan LPD yang terdiri dari CAR, KAP, CPRR, ROA, BOPO, LACLR dan LDR dapat membedakan tingkat kesehatan LPD (dibawah rata-rata dan diatas rata-rata) di Kecamatan Kuta Selatan. H 2 : Diduga rasio ROA merupakan rasio yang dominan membedakan tingkat kesehatan LPD (dibawah rata-rata dan diatas rata-rata) di Kecamatan Kuta Selatan. 27

ANALISIS KESEHATAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) STUDI KASUS PADA LPD DESA ADAT KEDONGANAN KUTA BADUNG TAHUN

ANALISIS KESEHATAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) STUDI KASUS PADA LPD DESA ADAT KEDONGANAN KUTA BADUNG TAHUN ANALISIS KESEHATAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) STUDI KASUS PADA LPD DESA ADAT KEDONGANAN KUTA BADUNG TAHUN 2013 2015 I Made Bagiada, S.E., M.Si., Ak., CA 197512312005011003 Dosen Jurusan Akuntansi Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tradisional, seperti sekaa, banjar serta desa adat. Tradisi itu biasa disebut

BAB I PENDAHULUAN. tradisional, seperti sekaa, banjar serta desa adat. Tradisi itu biasa disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara kultural, krama Bali memang sudah memiliki tradisi pengelolaan keuangan secara bersama-sama untuk bersama dalam suatu wadah organisasi tradisional, seperti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan dan dipublikasikan. Data sekunder yaitu laporan keuangan publikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan. 52 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu dari berbagai literatur, catatan, artikel, penelitian terdahulu dari dokumen,

Lebih terperinci

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut : Berikut ini adalah analisis CAMEL terhadap Laporan Keuangan PT Bank Mandiri periode 2011-2012 yang digunakan untuk menganalisis kesehatan bank tersebut. 1. Capital (Permodalan) Rasio permodalan diukur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK. bank, maupun OJK selaku pemilik otoritas dalam mengawasi bank. 1

BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK. bank, maupun OJK selaku pemilik otoritas dalam mengawasi bank. 1 BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK A. Tingkat Kesehatan Bank Kesehatan merupakan hal penting dalam setiap kehidupan. Hal ini pun juga berlaku bagi lembaga keuangan. Kesehatan suatu lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prinsip semua pelaku usaha adalah mencari laba yang maksimal atau berusaha untuk meningkatkan labanya. Hal ini menyebabkan laba menjadi salah satu ukuran kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian dan pembahasan pada bab IV, serta berdasarkan teori yang mendasari penelitaian ini, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL Suci Wulandari, Sunandar, Hetika DIII Akuntansi Politeknik Harapan Bersama

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

RINGKASAN EKSEKUTIF : : : DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 (a). Ringkasan Eksekutif - Rencana dan Langkah-Langkah Strategis (b). Ringkasan Eksekutif - Indikator Keuangan BPR dengan modal inti

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai analisis perbandingan kinerja keuangan pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Muamalat Malaysia Berhad, maka penulis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu: PT Bank Mandiri dan PT Bank Rakyat Indonesia. Analisis

Lebih terperinci

PENILAIAN KEBERHASILAN BANK DENGAN PERHITUNGAN MATEMATIS

PENILAIAN KEBERHASILAN BANK DENGAN PERHITUNGAN MATEMATIS KOMPUTER LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN PENILAIAN KEBERHASILAN BANK DENGAN PERHITUNGAN MATEMATIS Rowland Bismark Fernando Pasaribu UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN 08 & 09 EMAIL: rowland dot pasaribu at gmail

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Pemikiran 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2012), bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Capital (Modal) permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal terhadap Aset Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Sehingga dengan rumus yang ada maka CAR (Capital

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Keuangan I Made Suidarma dan I Gusti Nengah Darma Diatmika 143

Analisis Kinerja Keuangan I Made Suidarma dan I Gusti Nengah Darma Diatmika 143 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL, ASSET, EARNING DAN LIQUIDITY (Studi Kasus pada LPD Desa Adat Medahan Gianyar) ABSTRAKSI I MADE SUIDARMA 1) dan I GUSTI NENGAH DARMA DIATMIKA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kajian Teori 1. Definisi Bank Kata bank berasal dari bahasa latin yaitu Banca yang berarti meja, meja yang dimaksud adalah meja yang biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kontribusi Lembaga Perkreditan Desa atau LPD dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Kontribusi Lembaga Perkreditan Desa atau LPD dalam perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kontribusi Lembaga Perkreditan Desa atau LPD dalam perekonomian rakyat pedesaan di Bali merupakan indikator keberhasilan LPD. Semakin besar peran LPD kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Return on Assets (ROA) Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return on Assets (ROA). Return on Assets (ROA) digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pada penelitian ini lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini, data yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada dua penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh: 1. Ibnu Fariz (2012) Penelitian terdahulu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (https://www.permatabank.com) dan PT. Bank Panin, Tbk. serta hubungan antar fenomena yang diteliti

BAB III METODE PENELITIAN. (https://www.permatabank.com) dan PT. Bank Panin, Tbk. serta hubungan antar fenomena yang diteliti BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian data diambil dari situs resmi PT. Bank Permata,Tbk (https://www.permatabank.com) dan PT. Bank Panin, Tbk (http://www.panin.co.id).

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE 2010-2012 DOSEN PEMBIMBING : Rini Tesniwati, SE., MMSi Galih Pangestu 22210924 3EB06 Latar Belakang Menurut UU RI No 10 1998 tanggal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori sinyal membahas mengenai bagaimana seharusnya sinyal - sinyal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori sinyal membahas mengenai bagaimana seharusnya sinyal - sinyal BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori sinyal (signaling theory) Teori sinyal membahas mengenai bagaimana seharusnya sinyal - sinyal keberhasilan ataupun kegagalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Analisis Rasio Keuangan Bank Analisis rasio keuangan merupakan analisis dengan jalan membandingkan satu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis kinerja keuangan BPR Konvensional di Jawa dan Sumatera dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan antara tahun 2007

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin majunya perkembangan perekonomian saat ini semakin banyak pula bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber dana yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini menggunakan dua peneliti terdahulu sebagai rujukan. Rujukan yang pertama menggunakan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini Pudji

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 2.1.1 Pengertian Perbankan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pada penelitian ini lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini data

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN 2010 2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, bertugas menghimpun dana (Funding) dari masyarakat, menyalurkan dana (Lending)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Berdasarkan Undang-Undang Repubik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998, bank diartikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sampel Penelitian Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan bank konvensional yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang terus berkelanjutan. Pada akhir tahun 1997, suku bunga untuk jangka waktu bulanan di Bank

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. penyimpan, pemerintah dan masyarakat (Audhya, 2014). Profitabilitas merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. penyimpan, pemerintah dan masyarakat (Audhya, 2014). Profitabilitas merupakan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Profitabilitas Profitabilitas di dalam dunia perbankan sangat penting baik untuk pemilik, penyimpan, pemerintah dan masyarakat (Audhya,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Abstraksi Prakata. Daft ar Tabel dan Gambar

DAFTAR ISI. Abstraksi Prakata. Daft ar Tabel dan Gambar Abstraksi ABSTRAKSI Asset dan Liability merupakan dua sisi gambaran keuangan suatu bank, dimana kedua-duanya menggambarkan pos-pos keuangan bank, baik yang berbentuk kekayaan atau harta milik bank, maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang melakukan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan perusahaan pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian dan pembahasan pada bab empat, serta berdasarkan teori yang mendasari penelitaian ini, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KENERJA KEUANGAN BANK DKI KONVENSIONAL DAN BANK DKI SYARIAH

ANALISIS PERBANDINGAN KENERJA KEUANGAN BANK DKI KONVENSIONAL DAN BANK DKI SYARIAH ANALISIS PERBANDINGAN KENERJA KEUANGAN BANK DKI KONVENSIONAL DAN BANK DKI SYARIAH Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu lembaga kuangan, bank perlu menjaga kinerja agar dapat beroperasi secara optimal.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh capital adequacy ratio (CAR), bad debt ratio (BDR), return on assets (ROA),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Riestyana Indri Hapsari (2012) Pengaruh LDR, IPR, NPL, APYD, IRR, BOPO, FBIR,NIM, PR, dan FACR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Riestyana Indri Hapsari (2012) Pengaruh LDR, IPR, NPL, APYD, IRR, BOPO, FBIR,NIM, PR, dan FACR BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penilitian pertama yang dijadikan rujukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Riestyana Indri Hapsari (2012) dengan topik mengenai Pengaruh LDR, IPR,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Di negara seperti Indonesia, bank memegang peranan penting dalam pembangunan karena bukan hanya sebagai sumber pembiayaan untuk kredit investasi kecil,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Variabel merupakan atribut yang memiliki variasi antara satu objek dengan objek lain. Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 27 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Initial Public Offering (IPO) adalah proses pertama suatu perusahaan berubah statusnya yaitu dari perusahaan milik perorangan menjadi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998, bank merupakan sebuah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Pengertian Metode Penelitian Metode merupakan suatu cara yang dapat digunakan peneliti dan dapat dilaksanakan dengan cara terencana, sistematis dan dapat mencapai tujuann.menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan di Indonesia. Keberadaan sektor perbankan memiliki peranan cukup penting,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan di Indonesia. Keberadaan sektor perbankan memiliki peranan cukup penting, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan lembaga keuangan yang memiliki peranan dalam sistem keuangan di Indonesia. Keberadaan sektor perbankan memiliki peranan cukup penting, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha

Lebih terperinci

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode 2009-2014 Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi Pendahuluan Bank memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan mempunyai peranan penting dalam membangun sistem perekonomian Indonesia. Bank sebagai lembaga keuangan berfungsi sebagai intermediasi atau perantara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan( NPL), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai analisis Kesehatan Bank terhadap Harga Saham pada Perbankan BUMN Go Public periode tahun 2007-2011,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang merupakan pengamatan terhadap objek penelitian, yaitu bank konvensional (Bank Persero)

Lebih terperinci

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI : 1 Nama Data : Antar Bank Aktiva BPR Semua jenis simpanan/tagihan BPR Pelapor dalam rupiah kepada bank lain di Indonesia. Simpanan/tagihan kepada bank lain di Indonesia dengan jenis giro, tabungan, deposito

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga yang memiliki peran penting dalam perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara pihak kelebihan dana

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 21 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Analisis Kinerja Keuangan Suatu pengukuran tingkat kesehatan Usaha Simpan Pinjam (USP) dalam kemampuan kerja dan produktifitasnya adalah dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Fungsi Kredit Menurut Dahlan Siamat (2005 : 349), kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu negara tergantung pada lembaga keuangannya. Lembaga keuangan terutama perbankan berperan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,

BAB 5 PENUTUP. normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Selama periode pengamatan menunjukkan bahwa data penelitian berdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mencapai tujuan pembangunan nasional, peranan perbankan sebagai fungsi intermediary yaitu menghimpun dan menyalurkan kembali dana dirasakan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan di Provinsi Bali memiliki keunikan dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan di Provinsi Bali memiliki keunikan dalam mengelola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pemerintahan di Provinsi Bali memiliki keunikan dalam mengelola sistem pemerintahan tingkat desa. Dua sistem pemerintahan yang berjalan adalah sistem

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. perusahaan BPR Pura Artha Kencana Jatipuro di Karanganyar, maka dapat ditarik

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. perusahaan BPR Pura Artha Kencana Jatipuro di Karanganyar, maka dapat ditarik BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada perusahaan BPR Pura Artha Kencana Jatipuro di Karanganyar, maka dapat ditarik beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perekonomian suatu negara. Perbankan mempunyai kegiatan yang. mempertemukan pihak yang membutuhkan dana (borrower) dan pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perekonomian suatu negara. Perbankan mempunyai kegiatan yang. mempertemukan pihak yang membutuhkan dana (borrower) dan pihak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Perbankan mempunyai kegiatan yang mempertemukan pihak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan dampak bagi perekonomian di indonesia terutama pada struktur perbankan. Hal ini menyebabkan krisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini objek dan data yang digunakan diperoleh dari laporan keuangan perbankan periode 2005-2009 dari Bank Indonesia. Objek penelitian untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertin Kinerja Keuangan Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang. Sedangkan menurut undang-undang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini merujuk pada dua penelitian sebelumnya yaitu : 1. Sofan Hariati (2012) Peneliti terdahulu yang dijadikan rujukan oleh penulis adalah peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang melakukan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan perusahaan pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perbankan merupakan sasaran pembangunan ekonomi, dimana perbankan diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di Indonesia. Hal tersebut menandakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat -giatnya melaksanakan pembangunan segala bidang kehidupan, salah satunya adalah di bidang perekonomian.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Fundamental Teori fundamental adalah teori yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teori ini menitikberatkan pada rasio finansial

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Nilai CAR BRI periode

Lampiran 1. Perhitungan Nilai CAR BRI periode LAMPIRAN 61 62 Lampiran 1. Perhitungan Nilai CAR BRI periode 2006-2011 NO Deskripsi 2006 2007 2008 2009 2010 2011 I Komponen Modal A. Modal Inti 13,104,120 15,448,235 17,795,610 21,137,919 27,673,231 38,214,079

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. Bank Sahabat Sampoerna karena pada tanggal 9 Mei

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. Bank Sahabat Sampoerna karena pada tanggal 9 Mei BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Bank Sahabat Sampoerna karena pada tanggal 9 Mei 2011 merupakan tonggak sejarah dimana secara resmi PT Sampoerna Investama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak BAB II LANDASAN TEORI A. Bank 1. Pengertian Bank Perbankan adalah sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya bank adalah suatu industri yang bergerak dibidang

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya bank adalah suatu industri yang bergerak dibidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya bank adalah suatu industri yang bergerak dibidang kepercayaan, yang di dalam hal ini adalah media perantara keuangan antara pihak yang memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA BANK

ANALISIS KINERJA BANK ANALISIS LAPORAN KEU. PERBANKAN KARTIKA SARI. UniversitasGunadarma. ANALISIS KINERJA BANK TUJUAN MATERI : 1. Menjelaskan pengertian analisis rasio likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas. 2. Menyebutkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif karena menghitung nilai dengan desain kausal yang menyatakan hubungan sebab-akibat dan berpengaruh. Metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, PR, Dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, PR, Dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada dua penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh: 1. Ibnu Fariz (2012) Penelitian terdahulu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada tiga penelitian sebelumnya yang sangat bermanfaat bagi penulis sebagai bahan acuan, yaitu dilakukan oleh : 1. Riski Yudi Prasetyo 2012 Penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito, tabungan dan simpanan lainnya dari pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan tidak kalah pentingnya

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS Dessy Ratna Sari email: DesZ_CenX93@yahoo.com Program Studi Akuntansi STIE

Lebih terperinci

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN 2008-2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh : 1. Tan

Lebih terperinci

MANAJEMEN DANA UNTUK LKM OLEH :.OYONG LISA,SE.MM.

MANAJEMEN DANA UNTUK LKM OLEH :.OYONG LISA,SE.MM. MANAJEMEN DANA UNTUK LKM OLEH :.OYONG LISA,SE.MM. MANAJEMEN DANA : Suatau proses yang meliputi bagaimana sebuah lembaga keuangan menetapkan kebijaksanaan di bidang pendanaan, Permodalan, pengalokasian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Tujuan utama sebuah perusahaan merupakan menghasilkan laba yang maksimum, sehingga sangat penting untuk perusahaan menghitung besarnya laba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak pada bidang keuangan. Pengertian Bank menurut Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. bergerak pada bidang keuangan. Pengertian Bank menurut Undang-undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak pada bidang keuangan. Pengertian Bank menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dari modal yang dimiliki (Sartono, 2001:119). Oleh karena itu, perlu diupayakan agar

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dari modal yang dimiliki (Sartono, 2001:119). Oleh karena itu, perlu diupayakan agar BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2. 1 Landasan Teoritis dan Konsep 2.1.1 Profitabilitas Profitabilitas adalah bagaimana suatu perusahaan dapat menghasilkan laba dari modal yang dimiliki (Sartono,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Tingkat kesehatan PT Bank Syariah Bukopin ditinjau dari analisis rasio

BAB V PEMBAHASAN. A. Tingkat kesehatan PT Bank Syariah Bukopin ditinjau dari analisis rasio BAB V PEMBAHASAN A. Tingkat kesehatan PT Bank Syariah Bukopin ditinjau dari analisis rasio permodalan (Capital) pada tahun 2008-2015. Modal (Capital) merupakan analisis yang digunakan untuk mengukur kewajiban

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Perbankan a. Pengertian Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 Perubahan Undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang

Lebih terperinci