BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan zaman sekarang ini semakin menunjukan banyak kemajuan bukan hanya dari sisi produksi tetapi terhadap perilaku pasar termasuk konsumen. Konsumen semakin kritis dan selektif dalam memilih produk yang akan dikonsumsi. Kualitas produk yang baik serta harga yang terjangkau menjadi faktor utama dalam pemilihan produk oleh konsumen. Pada keadaan seperti ini pihak produsen atau perusahaan sebagai sebuah organisasi produksi yang mengkoordinasikan berbagai fungsi untuk menghasilkan produk dituntut untuk bisa meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan agar sesuai dengan perkembangan saat ini dan bisa memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen, maka hal-hal penting yang harus diperhatikan adalah sanitasi yang diterapkan didalam perusahaan itu sendiri. Dalam industri pangan, sanitasi merupakan kegiatan-kegiatan secara aseptik dalam persiapan, pengolahan dan pengemasan produk makanan; pembersihan dan sanitasi pabrik serta lingkungan pabrik dan kesehatan pekerja (Jenie, 1988). Hal ini akan menjadi jawaban atas tuntutan konsumen terhadap keamanan dan kehiegenisan suatu produk makanan dikarenakan kesadaran konsumen yang semakin tinggi dan kritis akan produk yang akan dibeli. Persaingan 1
akanlebih banyak dalam hal kualitas, kenyamanan, dan harga jual, yang merupakan alasan utama konsumen ketika menentukan produk yang dibelinya. Pia merupakan salah satu makanan yang sangat disukai oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Pia seakan sudah menjadi pangan tradisional bagi masyarakat. Masing-masing daerah memiliki resep dan cara membuat pia yang cukup unik dan berbeda. Di Indonesia industri makanan terutama pia kebanyakan masih berskala rumah tangga walaupun sudah ada beberapa yang mulai mengembangkan usahanya menjadi lebih profesional. Hal ini membuat proses sanitasi di kebanyakan pabrik pia masih belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan yakni Peraturan Mentri Perindustrian Republik Indonesia Nomor: 75/M-IND/PER/7/2010 tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (Good Manufacturing Practices), sehingga perlu dilakukuannya evaluasi sanitasi untuk menjamin keamanan produk tersebut. GMP merupakan acuan dasar yang harus dilaksanakan oleh suatu produsen penghasil produk. Tujuan dilaksanakannya GMP adalah untuk dapat menghasilkan produk dengan mutu yang baik, higienis dan dapat menjamin produk yang dihasilkan bebas dari cemaran mikrobia atau cemaran-cemaran yang lain, dan merupakan suatu usaha perlindungan terhadap konsumen dan produsen. Hal tersebut menjadi sangat penting pada saat sekarang ini karena menjadi tuntutan konsumen. 2
Kegiatan kerja praktek merupakan kegiatan yang memiliki banyak manfaat bagi seorang mahasiswa yang akan melaksanakan atau menyelesaikan studinya. Pabrik yang dipilih untuk kerja praktek adalah pabrik Phia Deva Bakery yang memproduksi produk phia dan juga beberapa produk lain. Kerja praktek ini merupakan penerapan secara nyata ilmu yang didapat mahasiswa selama kuliah terutama bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia industri. Banyak sekali manfaat yang didapat dari kerja praktek itu sendiri diantaranya adalah mendapatkan pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja, membandingkan dan menerapkan pengetahuan akademis yang telah didapatkan serta lebih dapat memahami konsep-konsep non-akademis dan non-teknis di dunia kerja nyata dan sebagainya. Mahasiswa juga melihat langsung bagaimana berjalannya suatu proses produksi hingga menghasilkan suatu produk yang bermutu. 1.2. Perumusan Masalah Sanitasi dalam industri makanan harus benar-benar diperhatikan. dan dilakukan untuk menghasilkan produk makanan yang aman dan hiegenis serta menjamin kemanan bagi konsumen. Adapun perumusan masalah yang akan dibahas pada tugas akhir ini adalah : 1. Bagaimana peran serta manfaat sanitasi dalam pengolahan suatu produk pada suatu industri terlebih industri makanan? 2. Bagaimana melakukan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) yang sesuai dengan aturan pemerintah? 3
3. Bagaimana penerapan GMP pada lingkup bangunan dan tenaga kerja yang sesuai dengan aturan pemerintah? 4. Bagaimana mesin dan peralatan yang sesuai dengan standar bagi industri pengolahan makanan serta aman bagi produk yang diolah? 1.3. Batasan Masalah Ruang lingkup dalam penulisan Tugas Akhir ini akan dibatasi pada: 1.3.1. Pengamatan pelaksanaan GMP di pabrik Phia Deva Bakery hanya pada lingkup bagunan dan tenaga kerja serta identifikasi mesin dan peralatan. 1.3.2. Data hasil pengamatan selama periode yang telah ditentukan digunakan sebagai dasar pembanding untuk melakukan evaluasi GMP di pabrik Phia Deva Bakery. 1.3.3. Identifikasi standar yang digunakan sebagai acuan penerapan adalah Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor: 75/M- IND/PER/7/2010 tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (Good Manufacturing Practices). 1.3.4. Pengambilan data pada lingkup bangunan dan tenaga kerja dilakukan selama rentang periode 13 Agustus 13 September 2014. 1.3.5. Saran serta usulan perbaikan diperoleh dari hasil evaluasi GMP di pabrik Phia Deva Bakery dengan aturan pemerintah sebagai acuan. 4
1.4. Tujuan 1.4.1. Mengevaluasi pelaksanaan GMP pada lingkup bangunan dan tenaga kerja serta identifikasi mesin dan peralatan di pabrik Phia Deva Bakery. 1.4.2. Memberikan masukan serta usulan tindakan yang perlu dilakukan untuk perbaikan terhadap penerapan GMP di pabrik Phia Deva Bakery untuk bisa menghasilkan produk yang lebih terjamin kualitas dan keamananannya berdasarkan lingkup bangunan dan tenaga kerja. 1.5. Manfaat 1.5.1. Bagi Perusahaan Hasil ini dapat digunakan sebagi evaluasi pelaksanaan GMP pada pabrik Phia Deva Bakery terkait dengan sanitasi dan keamanan pada indutri terlebih produknya, sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan dan peningkatan di waktu yang akan datang sehingga menambah kepercayaan konsumen karena keamanan dan kenyamanan yang terjamin. 5