BAB I PENDAHULUAN. Agroindustri semakin berkembang pesat. Seiring dengan berkembangnya

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era modern ini, sektor industri di Indonesia terutama di bidang Agroindustri semakin berkembang pesat. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, konsumen semakin cerdas dalam memilih produk yang berkualitas dan memenuhi standar. Dengan adanya konsumen yang semakin selektif, para pelaku industri dituntut untuk menghasilkan produk-produk yang berkualitas agar bisa diterima dengan baik di pasaran. Untuk menunjang praktik produksi yang baik, pemerintah menetapkan standarisasi dan sanitasi bagi industri, yang kemudian dituangkan dalam bentuk peraturan pemerintah meliputi pedoman proses produksi yang bersih dan bebas dari kontaminasi. Pedoman praktik produksi yang baik dalam industri pangan disebut juga dengan Good Manufacturing Practices. Good Manufacturing Practices (GMP) merupakan peraturan atau pedoman tentang cara produksi yang baik dan benar sehingga produk yang dihasilkan dapat memenuhi standar dan aman untuk di konsumsi. Standar penerapan Good Manufacturing Practices di Indonesia dituangkan dalam beberapa pedoman, misalnya peraturan Menteri Perindustrian, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan Peraturan Menteri Kesehatan. Penerapan Good Manufacturing Practice harus 1

2 dilakukan secara menyeluruh dalam sistem produksi, mulai dari bahan baku hingga produk jadi. Selain Good Manufacturing Practices, parameter yang juga menjadi syarat utama diterimanya suatu produk di Indonesia yang hampir 80 % penduduknya beragama Islam, yaitu kehalalan suatu produk. Produk yang halal adalah produk yang dibenarkan dalam syari'at Islam, baik halal secara zatnya, dari cara memprosesnya maupun cara memperolehnya. Suatu produk dapat dikatakan halal apabila sudah memenuhi persyaratan atau pedoman khusus yang sudah ditentukan oleh pihak yang berwenang. Pedoman mengenai kehalalan suatu produk disebut juga dengan Good Halal Manufacturing Practices (GHMP) atau Sistem Jaminan Halal (SJH). Cara produksi yang halal di Indonesia diatur oleh Lembaga Pengkajian Pangan Obat-Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) dalam buku pedoman halal. PT Lombok Gandaria merupakan industri yang bergerak di bidang pembuatan produk kecap, saus, dan cuka. Secara keseluruhan, sistem Good Manufacturing Practices dan Good Halal Manufacturing Practices pada PT Lombok Gandaria sudah diterapkan dengan cukup baik. Saat ini, PT Lombok Gandaria belum memiliki sertifikat GMP. Namun demikian, PT Lombok Gandaria sudah mengantongi sertifikat Halal yang disahkan oleh LPPOM MUI baik pada produk kecap, saus maupun cuka. Audit Dalam pelaksanaan produksinya, PT Lombok Gandaria mengacu pada standar ISO 9001:2008 sebagai jaminan mutu produk yang dihasilkan dan SNI :2013 untuk 2

3 produk kecap, SNI :2004 untuk produk saus serta SNI :1995 untuk produk cuka. Baik Good Manufacturing Practices maupun Good Halal Manufacturing Practices merupakan dua aspek utama yang sama-sama penting untuk diterapkan dalam industri makanan dan minuman. Keduanya merupakan syarat utama agar produk yang dihasilkan halal, aman dan layak dikonsumsi. Banyaknya penduduk di Indonesia yang beragama Islam juga mempengaruhi banyaknya permintaan akan makanan dan minuman halal di pasar Indonesia. Proses dan fasilitas produksi yang higienis saja belum cukup untuk memastikan bahwa produk tersebut sudah layak konsumsi. Selebihnya, jaminan bahwa bahan baku, penanganan bahan, proses produksi maupun peralatan yang digunakan telah memenuhi standar halal juga menjadi pertimbangan penting. Sistem Good Manufacturing Practices pada industri ini dianalisa dengan mengacu pada Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia sebagai standar acuan cara produksi yang baik. Sedangkan sistem Good Halal Manufacturing Practices dianalisa menggunakan acuan dari LPPOM MUI sebagai pedoman dalam memproduksi secara halal. Analisis menggunakan acuan Peraturan Menteri Perindustrian dan LPPOM MUI ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesesuaian antara penerapan Good Manufacturing Practices dan Good Halal Manufacturing Practices pada PT Lombok Gandaria dengan standar dan peraturan yang ada. 3

4 1.2. Perumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat kesesuaian penerapan Good Manufacturing Practices pada PT Lombok Gandaria berdasarkan peraturan CPPOB 2010? 2. Bagaimana tingkat kesesuaian penerapan Good Halal Manufacturing Practices pada PT Lombok Gandaria berdasarkan pedoman HAS 23000:1? 3. Bagaimana saran perbaikan bagi penerapan Good Manufacturing Practices dan Good Halal Manufacturing Practices yang belum sesuai dengan peraturan CPPOB 2010 dan HAS 23000:1? 1.3. Batasan Masalah 1. Penelitian dilakukan di PT Lombok Gandaria, Karanganyar, Jawa Tengah terhitung mulai 07 Juli 2015 sampai dengan 19 Agustus Parameter yang dijadikan sebagai objek penelitian yaitu penerapan Good Manufacturing Practices dan Good Halal Manufacturing Practices. 3. Analisis penerapan Good Manufacturing Practices dilakukan berdasarkan standar Peraturan Menteri Perindustrian mengenai Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) tahun Analisis Good Halal Manufacturing Practices produk dilakukan berdasarkan standar halal yang dibuat oleh PT Lombok Gandaria yang juga berpedoman pada Halal Assurance System 23000:1 yang dibuat oleh Majelis Ulama Indonesia. 4

5 1.4. Tujuan 1. Mengetahui tingkat kesesuaian penerapan Good Manufacturing Practices di PT Lombok Gandaria berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian mengenai Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik tahun Mengetahui tingkat kesesuaian penerapan Good Halal Manufacturing Practices di PT Lombok Gandaria berdasarkan pedoman LPPOM MUI mengenai Halal Assurance System 23000:1. 3. Mengidentifikasi penyimpangan Good Manufacturing Practices dan Good Halal Manufacturing Practices beserta penyebab terjadinya Manfaat 1. Bagi perusahaan a. Perusahaan dapat mengetahui adanya penyimpangan terhadap sistem Good Manufacturing Practices dan Good Halal Manufacturing Practices. b. Perusahaan dapat mengetahui akar masalah terjadinya penyimpangan penerapan Good Manufacturing Practices dan Good Halal Manufacturing Practices. c. Perusahaan dapat memperoleh saran perbaikan untuk mengatasi masalah penyimpangan Good Manufacturing Practices dan Good Halal Manufacturing Practices. d. Perusahaan terdorong untuk pengambilan keputusan terkait perbaikan aspek yang masih belum sesuai dengan standar yang ada. 5

6 e. Perusahaan dapat menghasilkan produk yang lebih bermutu dan aman untuk dikonsumsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. f. Meningkatkan hubungan antara Perguruan Tinggi, pemerintah, instansi terkait, dan masyarakat, sehingga dapat menerapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat). 2. Bagi mahasiswa a. Sebagai sarana untuk mendalami teori yang diperoleh di Perguruan Tinggi khususnya di bidang Sanitasi Industri. b. Dapat mengetahui secara langsung penerapan Good Manufacturing Practices dan Good Halal Manufacturing Practices yang sebenarnya di industri bersangkutan. c. Mendapatkan pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat dijadikan sebagai bekal pengalaman kerja di masa mendatang. d. Sebagai sarana untuk menerapkan kemampuan beradaptasi, berkomunikasi, mengolah data, dan menganalisis hasil. 6