PENGARUH DESAIN METODOLOGI PSIKOLOGI PEMBELAJARAN PAI BERBASIS GAYA BELAJAR VISUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. Slameto (2010:2), bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita

PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan

STUDI GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UM MATARAM PADA MATA KULIAH ELEKTRONIKA DASAR I TAHUN AKADEMIK 2015/2016

PERBEDAAN TINGKAT PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Negeri Malang

MODALITAS BELAJAR. Nama : Faridatul Fitria NIM : Prodi/SMT : PGMI A1/ V. : Ringkasan :

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

Available online at Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17

PEMETAAN TINGKAT BERPIKIR KREATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM PEMECAHAN MASALAH SOAL ANALISIS REAL 2 DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. penulis akan memaparkan mengenai analisis hasil penelitianyang terdiri dari analisis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah

BAB II GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR

Belajar yang Efektif dan Kreatif

PENGARUH GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK TERHADAP HASIL BELAJAR ( Studi Deskriptif di Kelas XI SMK Negeri 9 Padang)

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan

Kelas 4 SDN 1 Selodoko. LAMPIRAN 1 Daftar Siswa SDN 1 Selodoko Kelas 3 SDN 1 Selodoko

Cara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK)

PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 4 KOTA PROBOLINGGO

This study entitled "Analysis of Student Learning Styles And Regular Featured In SMP N 2 Bangkinang"

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP PADA MATERI PECAHAN DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Representasi Matematis. a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis

BAB I PENDAHULUAN. efisien. 1 Untuk mempermudah siswa dalam menerima materi

individu dengan lingkungannya (Sugihartono, 2007: 74).

Basic Quantum Teaching & Accelerated Learning

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi

PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS GAYA BELAJAR SISWA. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

KARAKTERISTIK DAN PERILAKU AWAL SISWA. Langkah-langkah sistematis pembelajaran secara keseluruhan terdiri dari:

BAB II KAJIAN TEORITIK

ABSENSI SISWA DAFTAR ABSEN XI IPS-4 DAFTAR ABSEN KELAS XI IPS-3

Kata kunci : Gaya Belajar, Siswa Kinestetik, Hasil Belajar

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP YAPIS MANOKWARI

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KELAS V SD NEGERI 29 BANDA ACEH. Zahratul Adami, M. Husin Affan, Hajidin

GAYA BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI DI SMA NEGERI 1 SUNGAI RAYA KEPULAUAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH PRATIWI KARZA F

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

Dosen Program Pendidikan Geografi PIPS, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : ,

Andre Yohendra Pendidikan Teknik Informatika Komputer Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2015/2016

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP DAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP

Strategi Dan Ciri Pengajaran Dalam Menghadapi Perbedaan Modalitas Belajar Dan Peran Utama Guru Dalam Inovasi Pembelajaran

BAB IV ANALISIS IMPLIKASI METODE CANTOL ROUDHOH TERHADAP KEMAMPUAN KEGIATAN BELAJAR MEMBACA DAN MENULIS ANAK DI LEMBAGA PENDIDIKAN PRA SEKOLAH ROUDHOH

LEARNING STYLE INVENTORY SYSTEM BERBASIS FUZZY LOGIC UNTUK MENENTUKAN TIPE BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. dikemas secara formal maupun non-formal. Inti dari sebuah belajar adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring majunya perkembangan jaman, pendidikan sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengajar mencerminkan dua arah, bukan semata-mata memberikan informasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

DASAR PSIKOLOGIS dalam PEMBELAJARAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI DI SMP NEGERI 10 PALEMBANG

FORUM DIKLAT Vol 13 No. 03 MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK AGAR PEMBELAJARAN MENJADI DINAMIS DAN DEMOKRATIS. Oleh : M. Hasan Syukur, ST *)

ANALISIS GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA AUDITORIAL KELAS VIII.3 SMP PERTIWI 2 PADANG TAHUN PELAJARAN 2016/1017 Oleh ABSTRACT

MODEL PEMBELAJARAN AKUNTANSI DENGAN METODE QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS 1 SMUN 12 SEMARANG. Linda Agustina 1

TINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid

MODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. Hidayah Ansori, Rezqy Amalia

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI 1 SINJAI TIMUR. Reski. P Pendidikan Sosiologi FIS-UNM

PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Sunarti MI Al-Istiqamah Banjarbaru, Abstract

Desain dan Pengembangan Pelatihan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara, maka hampir seluruh negara di dunia ini menangani secara

Ghufron dan Risnawita (2010: 38-39) menjelaskan bahwa:

KUESIONER PENELITIAN. Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai

BAB I PENDAHULUAN. Pelajar, 2011), hlm Eti Nurhayati, Psikologi Pendidikan Inovatif, (Yogyakarta, Pustaka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

LAMPIRAN A. Angket Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran yang berkualitas dan evaluasi diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar dan dilakukan tanpa beban. manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. pada subyek didik setelah mengalami proses pendidikan. Perubahan-perubahan itu

II. TINJAUAN PUSTAKA. adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PAI MATERI PUASA MELALUI STRATEGI LEARNING TOURNAMENT

Kata kunci: RRB (Round Robin Brainstorming), Mind Mapping, Hasil belajar

PENGARUH METODE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) TERHADAP PEMAHAMAN GAYA BELAJAR DI KELAS VIII-1 SMP DEWI SARTIKA JAKARTA

BAB V PEMBAHASAN. A. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Visual

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang belum sesuai dengan yang diharapkan. Melalui pendidikan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara etimologi disiplin berasal dari bahasa Latin disibel yang

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DAN MEMBACA PUISI SISWA KELAS V SD

METODE ACTIVE LEARNING TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMPN 33 PADANG. Abstract

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Transkripsi:

PENGARUH DESAIN METODOLOGI PSIKOLOGI PEMBELAJARAN PAI BERBASIS GAYA BELAJAR VISUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA Abstract Ainal Mardhiah Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Indonesia. email: ainalmardhiah77@yahoo.com The more appropriate learning design with student learning style, the more student achievement. This study aims to describe the influence of learning design based on visual learning style on student achievement that has visual, auditorial and kinesthetic learning style. Qualitative descriptive research method with experimental form. Result of data analysis show that: 1. That student of PAI learning psychology have 3 learning style, that is visual learning style, auditorial learning style and kinesthetic learning style. 2. Student achievement that has a visual learning style that is from the average value of 58.4 to 90.7. Children who have an auditorial learning style from the average score of 52.6 to 56.6. And the kinesthetic child from an average score of 56.5 to 60. This suggests that learning design based on visual learning style can only improve student's learning achievement that has visual learning style. Keywords: Design Psychology Methodology, Visual Learning Style, Achievement Abstrak Semakin sesuai desain pembelajaran dengan gaya belajar mahasiswa, semakin meningkat prestasi belajar mahasiswa. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang pengaruh desain pembelajaran berbasis gaya belajar visual terhadap prestasi belajar mahasiswa yang memiliki gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik. Metode penelitian deskriptif kualitatif dengan bentuk eksperimen. Hasil analisa data menunjukan bahwa: 1. Bahwa mahasiswa psikologi pembelajaran PAI memiliki 3 gaya belajar, yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial dan gaya belajar kinestetik. 2. Prestasi belajar mahasiswa yang memiliki gaya belajar visual yaitu dari rata-rata nilai 58,4 menjadi 90,7. Anak yang memiliki gaya belajar auditorial dari rata-rata nilai 52,6 menjadi 56,6. Dan anak kinestetik dari rata-rata nilai 56,5 menjadi 60. Ini menunjukkan bahwa desain pembelajaran yang berbasis gaya belajar visual hanya dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa yang memiliki gaya belajar visual. Kata Kunci: Desain Metodologi Psikologi, Gaya Belajar Visual, Prestasi PENDAHULUAN Tugas seorang dosen adalah mendidik, dan melatih mahasiswa, agar dapat bertanggung jawab dengan tugas kehidupannya dan survive ditengah tantangan zaman. Untuk itu dosen harus menguasai berbagai kemampuan. Salah satu kemampuan yang harus dikuasai adalah Pengaruh Desain... Ainal Mardhiah 229

mengembangkan diri secara profesional. Itu berarti pendidik (guru/dosen) dituntut untuk mempersiapkan bahan ajar dengan baik, kemudian menyajikannya dengan tepat, pendidik juga dituntut mampu melihat/menilai kinerja sendiri. Mengingat mahasiswa memiliki perbedaan individu (individual deference), khususnya perbedaan dalam gaya belajar. Ada tiga model gaya belajar anak didik yaitu: Visual, Auditorial dan kinestetik. 1 Gaya belajar visual memiliki ciri: anak mudah atau berkesan dengan pembelajaran, dari hasil yang dilihatnya, berbentuk gambar yang berwarna warni, grafik, tulisan guru di papan. Gaya belajar auditorial memiliki ciri: bahwa anak mudah memahami pelajaran melalui apa yang didengar seperti diskusi, ceramah dan tanya jawab, dan lainnya. sedangkan anak yang memiliki gaya belajar kinestetik mudah memahami pelajaran dari apa yang dipraktekkan. Hal tersebut membuat seorang dosen mengalami kesulitan dalam mengajar, kesulitan mengakomudir perbedaan-perbedaan yang ada pada anak didik, sehingga mendapati mahasiswa dalam proses belajar tidak aktif, tidak fokus, sering keluar masuk kelas, berbicara dengan kawan padahal proses belajar sedang berlangsung dan prestasi belajarnya buruk. 2 Penelitian ini dilaksanakan di Prodi PAI Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh pada bulan April - Mei 2017. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Psikologi Pembelajaran PAI unit 3, 4 dan unit 5, dengan jumlah keseluruhan mahasiswanya 88 orang. Untuk sampelnya peneliti mengambil mahasiswa unit 4 yang berjumlah 25 orang, terdiri dari 8 mahasiswa dan 17 Mahasiswi dengan mengambil sampel berdasarkan kelas dengan cara porpusive sampling yaitu pengambilan 1 Bobbi DePorte, Mike Hernacki, Quantum Learning; Kebiasaan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, (Bandung, Mizan Media Utama, 2003), h. 106 2 Darimi, I. (2016). Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Aktif di Sekolah. JURNAL EDUKASI: Jurnal Bimbingan Konseling, 2(1), 30-43. 230 Jurnal MUDARRISUNA Volume 7, Nomor 2, July-Desember 2017 P-ISSN: 2089-5127 E-ISSN: 2460-0733

anggota sampel dilakukan berdasarkan tujuan tertentu atau porpusive sampling, dimana pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian. 3 Teknik pengumpulan data dengan: 1) Observasi, yaitu melakukan pengamatan terhadap proses belajar yang dijalani mahasiswa menggunakan desain berbasis gaya belajar visual termasuk keseriusan, dan keaktifannya. Dan 2) Tes, ada dua tes yang dilakukan, pertama tes gaya belajar untuk mengetahui gaya belajar masing-masing mahasiswa, kedua tes prestasi belajar setelah diterapkan desain pembelajaran berbasis gaya belajar visual untuk mengetahui kemampuan atau prestasi belajar masing-masing mahasiswa dengan gaya belajar yang berbeda. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik Deskriptif Kompratif dan Analisis Kritis. PEMBAHASAN A. Pengertian Desain Metodologi Psikologi Pembelajaran PAI Secara bahasa desain adalah kerangka bentuk; rancangan, pola, corak. 4 Metodologi berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata metodos yang berarti jalan, dan logos berarti ilmu. 5 Menurut istilah, metodologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang efektif atau efisien. 6 Metodologi juga ilmu tentang metode-metode yang mengkaji/membahas mengenai bermacam-macam metode mengajar, 3 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, cet ke 3, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007), h. 254 4 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, edisi ke-4, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 319 5 Tayar Yusuf, Metodologi Pengajaran Agama Islam dan Bahasa Arab, (Jakarta: Raja grafindo Persada, 1997), h. 1 6 Asmuni, Dasar-Dasar Startegi Da wah Islamiyah, (Surabaya: Bina Ilmu, 1979), h. 90 Pengaruh Desain... Ainal Mardhiah 231

tentang keunggulannya, kelemahannya, lebih tepat/lebih serasi untuk penyajian pelajaran apa, bagaiamana penerapannya dan sebagainya. 7 Sedangkan psikologi menurut bahasa berasal dari bahasa yunani psychology yang merupakan gabungan dua kata psyche artinya jiwa, dan logos artinya ilmu atau ilmu pengetahuan. Psikologi diartikan dengan ilmu pengetahuan tentang jiwa. 8 Jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat abstrak yang menjadi penggerak dan pengatur bagi sekalian perbuatan-perbuatan pribadi (personal behavior) dari hewan tingkat tinggi. Perbuatan pribadi ialah perbuatan sebagai hasil proses belajar yang dimungkinkan oleh keadaan jasmani, rohani, sosial dan lingkungan. Proses belajar adalah proses untuk meningkatkan kepribadian (personality) dengan jalan berusaha mendapatkan pengertian baru, nilai-nilai dalam menghadapi kontradiksi-kontradiksi dalam hidup. 9 Menurut Ki Hajar Dewantara, sebagaimana yang dikutip oleh Bimo walgito, Jiwa juga diartikan sebagai : 1. Kekuatan yang menyebabkan hidupnya manusia. 2. Serta menyebabkan manusia dapat berfikir, berperasaan dan berkehendak (budi) 3. Lagi pula menyebabkan orang mengerti atau insyaf akan segala gerak jiwa. 10 Menurut istilah psikologi diartikan dengan ilmu jiwa, atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala jiwa. 11 Pergeseran makna atas istilah psikologi dari studi tentang Jiwa menjadi studi tentang pikiran dan kemudian bermakna studi tentang prilaku didasari atas 232 7 Tayar Yusuf, Metodologi Pengajaran..., h. 2 8 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta: Andi Offset, 2010), h. 1. 9 Abu Ahmadi, Drs. Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Edisi Revisi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 1 2013), h. 19 10 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi..., h. 5 11 Alex Sobur, M.Si, Psikologi Umum; Dalam Lintas Sejarah, (Bandung: Pustaka Setia, Jurnal MUDARRISUNA Volume 7, Nomor 2, July-Desember 2017 P-ISSN: 2089-5127 E-ISSN: 2460-0733

pemahaman bahwa sesungguhnya jiwa atau roh dan sejenisnya itu terlalu abstrak dipelajari. 12 Psikologi juga diartikan sebagai ilmu yang mempelajari gejala jiwa manusia yang normal, dewasa dan beradab. 13 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari. Sedang Istilah pembelajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang: 1. Sudut pandang behavioristik, bahwa pembelajaran adalah proses pengubahan tingkah laku siswa melalui pengoptimalan lingkungan sebagai sumber stimulus belajar. 2. Sudut pandang kognitif, bahwa pembelajaran didefinisikan sebagai proses belajar yang dibangaun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. 14 Dengan demikian karakter pembelajaran adalah mengubah kemampuan berfikir dari tidak tau menjadi tau, mengkontruksi sesuatu yang baru berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang lama. Kemudian mengubah prilaku dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak ahli menjadi ahli dalam bidang masing-masing. Singkatnya pembelajaran adalah serangkain aktivitas yang dilakukan siswa guna mencapai hasil 12 Sudarwan Danim dan Khairi, Psikologi Pendidikan (Dalam Perspektif Baru), (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 1. 13 Jalaluddin, Psikologi Agama, edisi revisi, cet ke- 13, (Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 2010), h. 10 14 Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: Rafika Aditama, 2014), h. 1-2 Pengaruh Desain... Ainal Mardhiah 233

belajar tertentu dibawah bimbingan, arahan, dan motivasi guru. 15 Selanjutnya istilah PAI adalah singkatan Pendidikan Agama Islam, yang meliputi mata pelajaran Fiqh, Qur an Hadits, Aqidah Akhlak dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa psikologi pembelajaran PAI adalah sebuah proses pembelajaran tentang bagaimana menerapkan teori-teori psikologi dalam pembelajaran Fiqh, Al-Qur an Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), dan Aqidah Akhlak disekolah yang menjadi kurikulum mata pelajaran agama Islam. Dengan demikian desain metodologi psikologi pembelajaran PAI adalah kerangka atau rancangan metode yang efektif dan efisien dalam mengajarkan materi-materi psikologi pembelajaran PAI, rancangan metode ini digunakan untuk mengajarkan pengetahuan tentang teori-teori psikologi, dan bagaimana menerapkan teori-teori psikologi tersebut dalam pembelajaran PAI. Baik dalam pembelajaran ranah kognitif yaitu seputar pengetahuan tentang teori-teori psikologi, tokoh-tokoh, dan ide (pemikirannya), maupun psikomotor yaitu kemampuan menerapkan teori-teori psikologi dalam pembelajaran PAI seperti teori hariditas dan lingkungan, teori behavioristik, kognitif, humanistik, gestal, strukturalis, fungsionalis dan lainnya. Dalam pemilihan metode yang tepat diperlukan beberapa pertimbangan, karena Metode yang tepat akan memberikan hasil dari pendidikan yang tepat pula. 16 Pertimbangannya sebagai berikut: 1. Tujuan yang hendak dicapai 2. Kemampuan guru 3. Anak didik (indifidual diference) 4. Situasi dan kondisi pengajaran dimana berlangsung 15 Yunus Abidin, Desain Sistem..., h. 6 16 Ismail, B., & Darimi, I. (2017). Peningkatan Penguasaan Materi Hadits melalui Metode Resitasi pada Mahasiswa PAI FTK UIN Ar-Raniry. Jurnal MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama Islam, 6(2), 219-232. 234 Jurnal MUDARRISUNA Volume 7, Nomor 2, July-Desember 2017 P-ISSN: 2089-5127 E-ISSN: 2460-0733

5. Fasilitas yang tersedia 6. Waktu yang tersedia 7. Kebaikan dan kekurangan suatu metode. 17 Dengan demikian untuk materi yang berbeda tentunya harus dipakai metode yang berbeda disebabkan hal-hal yang tersebut di atas, karenanya pemilihan metode yang tepat sangat bergantung kepada pengukuran suatu metode dengan ukuran pertimbangan yang telah disebutkan di atas, agar ia dapat dipakai untuk mengefektifkan mengefisienkan pengajaran psikologi pembelajaran PAI yang dimaksud. dan Dalam penelitian ini penulis ingin memfokuskan pemilihan metode kepada pertimbangan anak didik, khususnya dalam perbedaan gaya belajar. Ada tiga gaya belajar yang biasanya dimiliki oleh siswa atau mahasiswa dalam satu kelas yaitu gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik. Masing-masing gaya belajar ini memiliki ciri khas, sehingga apabila seorang anak mengetahui gaya belajarnya, kemudian belajar dengan gaya yang dimilikinya tersebut maka prestasi belajarnya akan semakin meningkat. Berikut uraian detail tentang gaya-gaya belajar. B. Pengertian, Manfaat dan Macam-macam Gaya Belajar Gaya belajar menurut Bobbi de Porter dan mike Hernacki adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. 18 Dengan demikian gaya belajar adalah cara sesorang manerima, memproses dan mengolah informasi yang diperoleh melalui apa yang didengar, dilihat, dan dia lakukan, baik dikelas maupun diluar kelas. Dengan mengetahui gaya belajar tentunya seorang guru dapat mengorganisasikan seluruh potensi dan pekerjaannya, untuk memudahkan anak didiknya belajar, bahkan untuk bagaimana memudahkan dia dalam menyelesaikan tugas kewajiban atau pekerjaan. Seorang guru perlu memberi warna pada pendekatan dan cara kerja guru 17 Tayar Yusuf, Metodologi..., h. 7-9 18 Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning..., h. 111-112 Pengaruh Desain... Ainal Mardhiah 235

dalam memberi layanan kepada anak didik. 19 Selain itu dengan memahami gaya belajar anak, guru dalam proses belajar mengajar dapat memberi warna yang berbeda, pendekatan yang bervariatif dan kombinasi berbagai macam metode, sehingga hidup, semarak, belajar menjadi bersemangat dan tidak kaku. menjadikan kelas aktif, Bobbi DePorter dan Mike Hernochi dalam bukunyanya Quantum Learning mengatakan bahwa gaya belajar anda adalah kunci untuk dapat mengembangkan kinerja dalam pekerjaan di sekolah dan dalam situasisituasi antar pribadi. 20 Disamping itu Grinder sebagaiamana dikutip oleh Melvin L. Silberman mengatakan dari setiap 30 siswa, 22 diantaranya ratarata dapat belajar secara efektif selama gurunya menghadirkan kegiatan belajar berkombinasi antara visual, auditorial dan kinestetik. 8 siswa sisanya sedemikian menyukai salah satu bentuk pengajaran. 21 Sehingga dengan kita memahami gaya belajar, kita dapat mengembangkan diri dalam belajar atau dalam berkomunikasi dengan orang lain dengan gaya kita sendiri, dengan begitu apa yang kita lakukan tentunya akan lebih menjiwai dan hasilnya akan lebih baik dan efektif. Pada awal pengalaman belajar, salah satu diantara langkahlangkah pertama kita adalah menjadikan modalitas sesorang sebagai modalitas belajar. Modalitas tersebut berupa modalitas visual, auditorial ddan kinestetik. 22 Pelajar visual adalah pelajar yang mempelajari atau menerima informasi dan melakukan sesuatu melalui apa yang di lihat dan disaksikan (penglihatan). Pelajar auditorial adalah pelajar yang melakukan sesuatu, mempelajari dan mudah menerima apapun informasi melalui apa yang mereka dengar. Sedangkan pelajar kinestetik adalah pelajar yang melakukan sesuatu atau gerak, tindakan dan sentuhan. 19 Sudarwan Danin dan Khairul, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru, (Bandung: Alfa Beta, Sept 2010), h. 114 20 Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning..., hal 110 21 Melvin L. Silbermen, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Cet.IV, Edisi Revisi, Terj. Raisul Muttaqien, (Bandung: Nusa Media dan Nuansa, 2011), h. 28 22 Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning..., h. 112. 236 Jurnal MUDARRISUNA Volume 7, Nomor 2, July-Desember 2017 P-ISSN: 2089-5127 E-ISSN: 2460-0733

Meskipun semua anak memiliki ketiga modal tersebut, baik visual, auditorial dan kinestetik dan menggunakannya pada momen tertentu. Namun pada umumnya anak memiliki kecendrungan pada salah satu modal diantara ketiga modal tersebut. Sehingga apabila guru menyampaikan pelajaran hanya menggunakan atau mengoptimalkan salah satu modal yang dimiliki anak, misalnya visual saja dengan menampilkan gambar-gambar, grafik, tentunya hal ini akan menyulitkan bagi anak yang memiliki modal auditorial dan kinestetik. Begitu juga apabila guru hanya memaksimalkan belajar menggunakan modal auditorial seperti ceramah saja tentunya hal ini akan membuat anak-anak visual dan kinestetik menjadi bosan atau jenuh, dan jika gurunya hanya fokus pada modal kinestetik saja seperti banyak melakukan konsentrasi atau praktek. Hal ini akan membuat suasana menjadi tidak menarik bagi anak yang bermodal visual dan auditorial. Dengan demikian kita dapat melihat betapa urgennya seorang guru memahami gaya belajar anak didiknya. Agar dalam belajar mengajar guru tersebut dapat mengkombinasikan berbagai macam metode dan pendekatan dalam belajar mengajar. Sehingga semua anak dapat terpenuhi kebutuhan gaya belajarnya dan semua anak akan menjadi aktif dalam proses belajar mengajar. Bobbi DePerter dan Mike Hernacki dalam bukunya Quantum Learning mengemukakan bahwa ada tiga modal seseorang untuk menerima dan mengolah informasi, yaitu modal visual, auditorial dan kinestetik. 23 Ketiga modal tersebut dapat dimanfaatkan oleh anak didik untuk menerima dan mengolah informasi dalam bentuk materi-materi pembelajaran. semua anak memiliki ketiga modal tersebut. Berikut ini penjelasan lebih lanjut tentang gaya belajar Visual, Auditorial dan kinestetik yang biasanya dimiliki setiap anak. 1. Gaya Belajar Visual 23 Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning..., h. 112 Pengaruh Desain... Ainal Mardhiah 237

Orang yang memiliki gaya belajar visual mudah menerima, dan mengolah informasi melalui apa yang ia lihat atau disaksikan sendiri dengan kedua matanya, karena visual berkaitan dengan penglihatan dan apa yang dapat dilihat. Sebagaimana yang dikatakan bahwa orang visual belajar melalui apa yang dilihat. 24 Modalitas ini mengakses citra visual, yang diciptakan maupun yang diingat. Warna, hubungan ruang, potret mental, dan gambar menonjol dalam modalitas ini. 25 Bagi orang visual Belajar dari apa yang dilihat lebih berkesan, lebih berbekas, mudah diterima dan tentunya pemahamannya pun akan mendalam karenanya. Ada beberapa ciri-ciri berikut ini yang dapat membantu kita memahami tentang modalitas belajar visual yang dimiliki anak. Ciri-ciri orang yang punya gaya visual adalah: 1) Rapi dan teratur. 2) Berbicara dengan cepat. 3) Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik. 4) Teliti terhadap detail. 5) Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi. 6) Pengeja yang baik dan dapat melihat katakata yang sebenarnya dalam pikiran mereka. 7) Mengingat dengan asosiasi visual. 8) Biasanya tidak terganggu oleh keributan. 9) Mempunyai masalah untuk mengingat intruksi verbal, kecuali yang ditulis dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya. 10) Pembaca cepat dan tekun. 11) Lebih suka membaca daripada dibacakan. 12) Membutuhkan pandangan dan tujuan menyeluruh dan bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah atau proyek. 13) Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara ditelpon dan dalam rapat. 14) Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain. 15) Serius menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak 16) Lebih suka melakukan demontrasi dari pada berpidato. 17) Lebih suka seni daripada musik. 18) Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, 24 Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning..., h. 112 25 Bobbi DePorter, Mark Reardon, dan Sarah Singer-Nourie, Quantum Teaching (Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas), Cet. Ke XIX, (Bandung: Mizan Pustaka, 2007), h. 85 238 Jurnal MUDARRISUNA Volume 7, Nomor 2, July-Desember 2017 P-ISSN: 2089-5127 E-ISSN: 2460-0733

tetapi tidak pandai memilih kata-kata. 19) Kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin memperhatikan. 26 Berdasarkan ciri-ciri tersebut yang biasanya dimiliki orang visual maka dalam penerapannya, terutama dalam proses belajar mengajar kita sebagai dosen harus sangat memperhatikan upaya-upaya untuk memvisualisasikan apa yang hendak kita sampaikan dalam berbagai bentuk. Kita sebagai dosen harus berusaha menjaga penampilan agar senantiasa enak dilihat dan memberi kesan yang baik pada anak didik yang memiliki modal visual, karena hal ini penting bagi mereka. Di dalam proses belajar mengajar kita dapat mempergunakan alat, bahan yang konkrit dan menarik dengan warna dan bentuk yang beragam, menyampaikan materi dengan skema, grafik, gambar dan slide, makalah, membaca, menonton, menggunakan material visual. Karena orang-orang yang bermodal gaya visual dapat maksimal mengingat, menerima dan mengolah informasi dari apa saja yang dia lihat dan kemudian dituliskan. Dengan tulisan yang ada nantinya ia dapat mengulang kembali semua informasi dan materi yang telah mereka dapatkan dan mengolahnya dengan baik, cepat dan tepat. 2. Gaya Belajar Auditorial Gaya belajar Auditorial ini titik penekanannya pada pendengaran, artinya orang-orang yang memiliki gaya belajar auditorial, akan mudah dan maksimal menerima dan mengolah informasi yang ia dapatkan melalui apa yang mereka dengar. Seperti yang dikemukakan bobbi de porter bahwa pelajar auditorial melakukannya melalui apa yang mereka dengar. 27 Modalitas ini mengakses segala jenis bunyi dan kata-kata diciptakan maupun diingat, musik, nada, irama, rima, dialog internal dan suara menonjol disini. 28 26 Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum learning..., h. 116-118 27 Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning..., h. 112 85 28 Bobbi DePorter, Mark Reardon, dan Sarah Singer-Nourie, Quantum Teaching..., h. Pengaruh Desain... Ainal Mardhiah 239

Dengan cara lain tentunya mereka juga bisa melakukannya tetapi tidak maksimal kerena kecendrungan auditorial yang mereka miliki lebih dominan. Berikut ini ciri-ciri dari orang-orang yang memiliki modal gaya belajar auditorial: 1) Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja. 2) Mudah terganggu oleh keributan. 3) Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan dibuku ketika membaca. 4) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan. 5) Dapat mengulang kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara. 6) Mereka kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita. 7) Berbicara dalam irama berpola. 8) Biasanya pembicara yang fasih. 9) Lebih suka musik dari pada seni. 10) Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat. 11) Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar. 12) Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain. 13) Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskan. 14) Lebih suka gurauan lisan dari pada membaca komik. 29 Dengan demikian dapat kita pahami bahwa anak didik atau orangorang yang memiliki gaya belajar auditorial akan sangat mudah menerima dan mengolah informasi melalui apa yang didengarkan, mereka lebih suka mendengarkan dan mereka akan kehilangan urutan dan kesulitan jika ingin mencatat. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar kita sebagai pendidik harus berupaya memberdayakan pendengaran anak didik melalui berbagai kegiatan dengan berbagai metode yang dapat memudahkan anak anak didik menerima materi dan informasi melalui pendengaran. Dapat kita berikan contoh dengan melaksanakan proses belajar mengajar menggunakan metode diskusi, tanya jawab, mendengar radio, kaset, melalui nyanyian, cerita atau metode lainnya yang dapat 29 Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantun learning.., h. 118 240 Jurnal MUDARRISUNA Volume 7, Nomor 2, July-Desember 2017 P-ISSN: 2089-5127 E-ISSN: 2460-0733

membuat anak didik bisa mendengar dan menangkap dengan baik apa yang hendak kita sampaikan. 3. Gaya Belajar Kinestetik Ketika dalam proses belajar mengajar kita sering menemukan anak yang tidak bisa diam, terus bergerak, tidak bisa duduk dalam waktu lama mendengarkan apa yang kita jelaskan. Ada yang bosan keluar masuk kelas, selalu mencari hal-hal atau kegiatan yang mungkin bisa dia lakukan, baik bentuknya positif maupun negatif. Bobbi de Perter dalam bukunya Quantum Learning mengemukakan bahwa anak seperti ini adalah anak yang memiliki modal dengan gaya belajar kinestetik. Maksud dari gaya belajar kinestetik adalah pelajar lewat gerak dan sentuhan. 30 Modalitas ini mengakses segala jenis gerak dan emosi, diciptakan maupun diingat, gerakan, koordinasi, irama, tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik menonjol disini. 31 Peserta didik yang memiliki gaya belajar kinestetik belajar terutama dengan terlibat langsung, mereka cendrung impulsif, semau gue, dan kurang sabaran. 32 Maksudnya adalah seorang anak jika memiliki gaya belajar kinestetik, dalam pembelajaran anak tersebut akan maksimal menerima dan mengolah informasi melalui gerak dan sentuhan, karena itu dia tidak akan betah duduk manis berlama-lama mendengarkan atau melihat sesuatu, melainkan dengan eksperimen-eksperimen yang melibatkan anak tersebut secara langsung. Berikut ini kita lihat ciri-ciri dari gaya pelajar atau anak-anak yang memiliki gaya belajar kinestetik: 1) Berbicara dengan perlahan. 2) Menanggapi perhatian fisik. 3) Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka. 4) Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang. 5) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak. 6) Mempunyai perkembangan awal otot yang besar. 7) Belajar melalui manipulasi dan 85 30 Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantun learning, h. 112.. 31 Bobbi DePorter, Mark Reardon, dan Sarah Singer-Nourie, Quantum Teaching..., h. 32 Melvin L. Silbermen, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Cet.IV, Terj. Raisul Muttaqien, (Bandung: Nusa Media dan Nuansa, januari 20011), h. 28. Pengaruh Desain... Ainal Mardhiah 241

praktek. 8) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat. 9) Menggunakan jari-jari sebagai penunjuk ketika membaca. 10) Banyak menggunakan isyarat tubuh. 11) Bobbi DePorter dan Mike Hernacki tidak dapat diam untuk waktu yang lama. 12) Tidak dapat mengingat geografis, kecuali jika mereka memang telah pernah berada ditempat itu. 13) Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi. 14) Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot. 15) Mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca. 16) Kemungkinan tulisan jelek. 17) Ingin melakukan segala sesuatu. 18) Menyukai permainan yang menyibukkan. 33 Dari kutipan di atas dapat kita pahami bahwa pelajar kinestetik, selalu ingin melakukan aksi dan bergerak untuk mendapatkan dan mengolah informasi, tentunya akan sulit bagi mereka jika kita minta untuk mendengar dalam waktu yang lama. Oleh karena itu mereka membutuhkan aksi, tindakan maupun praktek dan eksperimeneksperimen. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar kita harus atau lebih baik memberi materi pembelajaran lewat gerak. Seperti demontrasi, sosiodrama, game, praktek langsung, latihan, discovery (menelusuri dan menemukan) atau metode lainnya yang dapat membuat pelajar kinestetik melakukan sesuatu untuk dapat memperoleh, menerima dan mengolah dengan baik informasi yang kita sampaikan. Gaya Belajar Visual dan Prestasi Belajar Mahasiswa bahwa nilai rata-rata prestasi belajar mahasiswa UIN Ar-raniry dalam mata kuliah Psikologi pembelajaran PAI adalah 58 hal ini menunjukan predikat kurang atau D atau 1. Terlihat tentang perbedaan gaya belajar masing-masing mahasiswa. Dari keseluruhan jumlah mahsiswa yaitu 25 orang, 12 orang memiliki gaya belajar visual, 10 orang memiliki gaya belajar auditorial, dan 3 orang bergaya belajar kinestetik. 33 Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning..., hal 118-120 242 Jurnal MUDARRISUNA Volume 7, Nomor 2, July-Desember 2017 P-ISSN: 2089-5127 E-ISSN: 2460-0733

C. Prestasi Mahasiswa dengan Gaya Belajar Visual, Auditorial dan Kinestetik 1. Prestasi Mahasiswa Yang Memiliki Gaya Belajar Visual Nilai mahasiswa yang memiliki gaya belajar visual rata-rata nilai post tesnya 90,7 dan nilai pre test 58,4. Hal ini menunjukkan peningkatan yang siginifikan. Peningkatan nilai dari 58,4 dengan prediket kurang atau D menjadi 90,7 dengan prediket sangat baik atau A. Hal ini menunjukkan bahwa desain psikologi pembelajaran PAI berbasis gaya belajar visual sangat berpengaruh untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa yang memiliki gaya belajar visual. 2. Prestasi Mahasiswa Yang Memiliki Gaya Belajar Auditorial Tidak ada peningkatan prestasi belajar mahasiswa yang bergaya belajar auditorial dari rata-rata nilai pre tes 52,6 dengan prediket Kurang atau D, menjadi 56,6 nilai post tes tetap dengan prediket kurang atau D, hal ini menunjukkan tidak ada peningkatan prestasi belajar pada mahasiswa yang memiliki gaya belajar auditorial. Dengan demikian desain psikologi pembelajaran PAI berbasis gaya belajar visual tidak berpengaruh untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa yang memiliki gaya belajar auditorial. 3. Prestasi Mahasiswa Yang Memiliki Gaya Belajar Kinestetik Tidak ada peningkatan prestasi belajar mahasiswa yang bergaya belajar kinestetik dari rata-rata nilai pre tes 56,5 dengan prediket Kurang atau D, menjadi 60 nilai post tes dengan prediket cukup atau C, hal ini menunjukkan tidak ada peningkatan prestasi belajar yang signifikan pada mahasiswa yang memiliki gaya belajar kinestetik. Dengan demikian desain psikologi pembelajaran PAI berbasis gaya belajar visual tidak berpengaruh signifikan untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa yang memiliki gaya belajar kinestetik. Desain pembelajaran psikologi pembelajaran PAI berbasis gaya belajar visual hanya dapat meningkatkan prestasi mahasiswa yang memiliki gaya belajar visual. Namun untuk mahasiswa yang memiliki gaya belajar auditorial dan kinestetik tidak memiliki pengaruh yang Pengaruh Desain... Ainal Mardhiah 243

signifikan hal ini dapat kita lihat dari hasil tes, bahwa mahasiswa yang memiliki gaya belajar visual rata-rata nilai tes awal adalah 58,4 meningkat menjadi 90,7, meningkat dari prediket kurang menjadi sangat baik. Mahasiswa yang bergaya belajar auditorial prestasi belajar mereka pada tes awal 52,6 meningkat menjadi 56,6 ini menunjukkan tidak ada peningkatan dari prediket kurang tidak ada perubahan tetap kurang. Sedangkan mahasiswa yang memiliki gaya belajar kinestetik nilai prestasi tes awal 56,5 meningkat menjadi 60 ini menunjukkan sedikit peningkatan dari prediket kurang menjadi cukup. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Dari keseluruhan jumlah mahsiswa yaitu 25 orang, 12 orang memiliki gaya belajar visual, 10 orang memiliki gaya belajar auditorial, dan 3 orang bergaya belajar kinestetik. 2. Nilai mahasiswa yang memiliki gaya belajar visual menunjukkan peningkatan yang siginifikan. Peningkatan nilai dari 58,4 dengan prediket kurang atau D menjadi 90,7 dengan prediket sangat baik atau A. Hal ini menunjukkan bahwa desain psikologi pembelajaran PAI berbasis gaya belajar visual sangat berpengaruh untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa yang memiliki gaya belajar visual. 3. Tidak ada peningkatan prestasi belajar mahasiswa yang bergaya belajar auditorial dari rata-rata nilai pre tes 52,6 dengan prediket Kurang atau D, menjadi 56,6 nilai post tes tetap dengan prediket kurang atau D, hal ini menunjukkan tidak ada peningkatan prestasi belajar pada mahasiswa yang memiliki gaya belajar auditorial. Dengan demikian desain psikologi pembelajaran PAI berbasis gaya belajar visual tidak berpengaruh untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa yang memiliki gaya belajar auditorial. 244 Jurnal MUDARRISUNA Volume 7, Nomor 2, July-Desember 2017 P-ISSN: 2089-5127 E-ISSN: 2460-0733

4. Hanya sedikit peningkatan prestasi belajar mahasiswa yang bergaya belajar kinestetik dari rata-rata nilai pre tes 56,5 dengan prediket Kurang atau D, menjadi 60 nilai post tes dengan prediket cukup atau C, hal ini menunjukkan tidak ada peningkatan prestasi belajar yang signifikan pada mahasiswa yang memiliki gaya belajar kinestetik. Dengan demikian desain psikologi pembelajaran PAI berbasis gaya belajar visual tidak berpengaruh signifikan untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa yang memiliki gaya belajar kinestetik. DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, (2004) Psikologi Belajar, Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta. Alex Sobur, (2013) Psikologi Umum; Dalam Lintas Sejarah, Bandung: Pustaka Setia. Asmuni, (2010) Dasar-Dasar Startegi Da wah Islamiyah, Surabaya: Bina Ilmu, 1979. Bimo Walgito dalam bukunya Pengantar Psikologi Umum, Jakarta: Andi Offset. Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, (2003) Quantum Learning (Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan), cet.xviii, Bandung: Mizan Pustaka. Bobbi DePorter, Mark Reardon, dan Sarah Singer-Nourie, (2007) Quantum Teaching (Mempraktekkan Quantum Learning Di Ruang-Ruang Kelas), Cet. Ke XIX, Bandung: Mizan Pustaka. Darimi, I. (2016). Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Aktif di Sekolah. JURNAL EDUKASI: Jurnal Bimbingan Konseling, 2(1), 30-43. Ismail, B., & Darimi, I. (2017). Peningkatan Penguasaan Materi Hadits melalui Metode Resitasi pada Mahasiswa PAI FTK UIN Ar- Raniry. Jurnal MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama Islam, 6(2), 219-232. Jalaluddin, (2010) Psikologi Agama, edisi revisi, cet ke- 13, Jakarta: Raja Grafindo Perkasa. Melvin L. Silbermen, (2011) Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Cet. IV, Edisi Revisi, Terj. Raisul Muttaqien, Bandung: Nusa Media dan Nuansa. Nana Syaodih Sukmadinata, (2007) Metode Penelitian Pendidikan, cet ke 3, Bandung: Remaja Rosda Karya. Pengaruh Desain... Ainal Mardhiah 245

Sudarwan Danim dan Khairi, (2010) Psikologi Pendidikan (Dalam Perspektif Baru), Bandung: Alfabeta. Tayar Yusuf, (1997) Metodologi Pengajaran Agama Islam Dan Bahasa Arab, Jakarta: Raja grafindo Persada. Yunus Abidin, (2014) Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, Bandung: Rafika Aditama. 246 Jurnal MUDARRISUNA Volume 7, Nomor 2, July-Desember 2017 P-ISSN: 2089-5127 E-ISSN: 2460-0733