BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yaitu kualitatif deskriptif. Akbar (2009:13) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang datanya berupa kata-kata atau pernyataan-pernyataan (yang diperoleh melalui wawancara, dokumen, peerdebreefing, observasi dan lain-lain) dan data tersebut dianalisis secara kualitatif dengan tujuan untuk menemukan makna dibalik berbagai gejala atau peristiwa yang tampak. Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto (2011:4) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tujuan diadakannya penilitian ini adalah untuk memperbaiki cara-cara mengajar melalui penerapan model pembelajaran baru maupun tindakan-tindakan baru, yang telah diyakini bahwa model maupun metode baru tersebut telah teruji efektif dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran. Tujuan akhirnya adalah melalui penelitian tindakan kelas ini dapat menghasilkan suatu peningkatan, baik itu dalam proses pembelajaran maupun hasil belajar peserta didik. 32
33 Sesuai dengan jenis penelitian tindakan kelas, penelitian ini menggunakan prosedur kerja dengan siklus dari perencanaan, tindakan, obeservasi dan refleksi. Dengan setiap siklusnya peneliti akan melakukan kegiatan yang diawali dengan perencanaan, kemudian melakukan tindakan, observasi terhadap tindakan dan diakhiri dengan refleksi. Keempat tahapan dalam penelitian tindakan kelas adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus yaitu satu putaran yang berurutan yang kembali kelangkah semula. Bentuk siklus yang digunakan adalah yang dikemukakan oleh Arikunto (2011:16). Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan? Gambar 3.1 Bagan Siklus Penelitian Tindakan Kelas Arikunto (2011:16)
34 B. Kehadiran dan Peran Peneliti di Lapangan Peran peneliti bertindak sebagai pihak pelaksana kegiatan penelitian yaitu dimulai dari perancang tindakan, pelaksana tindakan dan refleksi. Guru kelas dan teman sejawat bertindak sebagai pengelola instrumen dan observer yaitu mengobservasi kegiatan proses pembelajaran pada sintaks yang sesuai dengan RPP, silabus, serta mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru. C. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Bangunsariyang beralamatkan di Jalan Yos. Sudarso No 40-41 Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan. Penelitian ini dilakukanpada bulan Februari s/d Maret 2017, karena waktu ini adalah rentang waktu semester II Tahun Ajaran 2016/2017. Waktu yang digunakan pada hari efektif pembelajaran. D. Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Bangunsari, Pacitan. Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri Bangunsari yang berjumlah 23 siswa. E. Data dan Sumber Data Data dan sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan mulai dari awal penelitian hingga akhir penelitian. Observasi ini difokuskan kepada mata pelajaran IPS yang menggunakan model pembelajaran Cooperative
35 Learning tipe Role Playing. Kegiatan yang diamati adalah aktivitas guru dan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran. 2. Tes (Kognitif) Dalam penelitian tindakan kelas ini soal tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana pemaham peserta didik setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe role playing. Pada tes ini aspek yang digunakan adalah aspek kognitif berupa soal tes evaluasi. Tes dilakukan maupun dilaksanakan pada akhir setiap siklus untuk mengetahui pemahaman peserta didik sesudah dan sebelum penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Role Playing terhadap pembelajaran IPS materi Sejarah. 3. Dokumentasi Penelitian tindakan ini menggunakan teknik pengumpulan dokumentasi atau arsip yang ada seperti kurikulum, RPP yang dibuat guru, buku paket, nilai hasil belajar peserta didik dan hasil observasi aktivitas guru dan peserta didik. Foto dokumentasi untuk mengabadikan kegiatan-kegiatan selama proses pembelajaran pada tahap tindakan yang sedang berlangsung. Foto ini digunakan untuk mendukung data-data yang diperoleh meliputi pelaksanaan pembelajaran dan data dari aktivitas guru serta aktivitas peserta didik. 4. Wawancara Pada penelitian ini, wawancara digunakan untuk mengetahui model pembelajaran yang digunakan dan dikelola oleh guru kelas V SD Negeri Bangunsari, Pacitan dalam melaksanakan pembelajaran. Wawancara dilakukan di awal dan akhir siklus terhadap peserta didik dan guru. Wawancara yang dilakukan
36 berpedoman atas dasar hasil dan pengamatan di kelas. Wawancara dilakukan oleh peneliti pada pedoman wawancara yang telah dibuat. Melalui kegiatan wawancara ini, dapat diketahui permasalahan-permasalahan yang menjadi penyebab kurangnya konsentrasi peserta didik dalam menerima maupun menyerap materi yang diajarkan oleh guru. 5. Catatan Lapangan Catatan lapangan merupakan sebuah catatan-catatan penting pada saat proses pembelajaran. Catatan lapangan ini dapat digunakan untuk menambah informasi mengenai maupun kegiatan apa saja yang dilaksanakan oleh siswa selama pembelajaran sedang berlangsung. 6. Refleksi Tahap refleksi merupakan tahap mengenai evaluasi tindakan yang telah dilakukan untuk mengetahui sejauh mana konsentrasi belajar peserta didik dan pengaruh tindakan terhadap masalah yang dihadapi. Pada tahap refleksi ini digunakan oleh peneliti untuk membandingkan masalah awal sebelum diberikan tindakan dan sesudah diberikan tindakan. F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan beberapa teknik untuk mengumpulkan data yaitu: lembar observasi, lembar tes soal evaluasi kognitif, lembar wawancara dan lembar catatan lapangan. G. Teknik Analisis Data Analisis data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai sejak awal hingga berakhirnya pengumpulan data. Menganalisis guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative
37 Learning tipe Role Playing (bermain peran). Data dari hasil penelitian dilapangan dianalisis dan diolah menggunakan teknik analisis data kualitatif. 1. Reduksi Data Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Data yang telah terkumpul dari hasil observasi terhadap aktifitas guru dan siswa selama tindakan berlangsung serta hasil belajar siswa tentang mata pelajaran IPS materi sejarah menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe role playing. 2. Penyajian Data Penyajian data diartikan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Pada tahap ini seluruh informasi yang sudah dihimpun dari reduksi data disusun secara sistematis dan naratif, mengenai proses pembalajaran, konsentrasi siswa, hasil belajar siswa, hambata-hambatan yang dialami oleh guru dan siswa pada saat proses pembelajaran. 3. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan ini diambil berdasarkan data-data hasil analisis observasi yang disesuaikan dengan tujuan dari penelitian tersebut. Data terkumpul disajikan secara sistematik dan perlu diberi makna. Kemudian diberikan penjelasan yang dituangkan dalam bentuk pernyataan atau deskriptif.
38 Pengumpulan data Reduksi data Sajian data Kesimpulan Gambar 3.2 Skema Analisis Data Sugiyono (2014:247) Dalam pengolahan data yang berhubungan dengan perumusan masalah untuk menarik kesimpulan menggunakan rumus sebagai berikut: a. Nilai rata-rata kelas Nilai rata rata = b. Nilai hasil belajar (Ketuntasan Individu) Jumlah skor x 100% Skor maksimal Kemampuan memahami pelajaran IPS materi Sejarah diperoleh dari evaluasi pada setiap akhir pertemuan,yaitu skor perolehan siswa dibagi dengan skor maksimal kemudian dikalikan dengan seratus. Siswa dikatakan tuntas apabila mencapai nilai 75 yang sesuai dengan KKM yang telah ditentukan di kelas V SDN Bangunsari Malang.Rumus yang digunakan untuk memperoleh nilai evaluasi individu adalahsebagai berikut: Ketuntasan Belajar = Skor Siswa Skor Total x 100 Sumber: J. Tomobokan & Selpius K., 2014:246
39 c. Ketuntasan Klasikal Kelas berdasarkan nilai KKM Ketuntasan klasikal yaitu apabila terdapat 75% dari jumlah siswa di kelas yang telah mencapai skor 75. Presentase ketuntasan secara klasikal dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Ketuntasan klasikal kelas = siswa mendapat nilai > KKM Jumlah siswa x 100% Sumber: Herlin, 2014:34 d. Presentase Keberhasilan Konsentrasi Belajar Siswa Keberhasilan konsentrasi siswa diketahui dari presentase skor siswa. Hasil skor dipresentasikan dengan cara: Presentase = skor yang diperoleh skor ideal x 100 Presentase kemudian dikategorikan dengan klasifikasi berdasarkan perhitungan menggunakan rumus interval kelas (Riduwan, 2006: 89) Tabel 3.1 Klasifikasi Keberhasilan Konsentrasi Belajar Siswa Presentase skor yang diperoleh Kategori 81% - 100% Sangat Tinggi 61% - 80% Tinggi 41% - 60% Sedang 21% - 40% Rendah 0% - 20% Sangat Rendah H. Indikator Kinerja Penelitian Penelitian ini dikatakan berhasil apabila target yang telah direncanakan pada penelitian ini tercapai. Target penelitian tersebut disusun oleh peneliti dengan memperhatikan kondisi awal kelas yang dijadikan subjek penelitian dan memperhatikan pembagian waktu dalam silabus pembelajaran yang telah ditetapkan sekolah. Adapun indikator ketercapaian konsentrasi belajar pada tiaptiap aspek dijelaskan pada tabel 3.2.
40 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Observasi Konsentrasi Belajar Indikator Sub Indikator No. Item 1. Fokus pandangan a. Tertuju pada guru b. Tertuju pada papan tulis / alat peraga c. Tertuju ke arah lain (menoleh kiri/kanan) 2. Konsentrasi perhatian 3. Sambutan lisan/ verbal respons a. Memperhatikan sumber informasi dengan seksama (guru, pembicara, buku, dan sebagainya) b. Kadang-kadang memperhatikan hal-hal lain (obrolan teman atau suara diluar dan sebagainya) a. Bertanya (mencari informasi tambahan dari guru, atau dari sumber belajar lainnya) 4. Menjawab a. Positif (sesuai masalah) b. Negatif (tidak sesuai dengan masalah) c. Ragu-ragu (tidak menentu) 5. Memberikan pertanyaan 6. Sambutan psikomotorik a. Menguatkan b. Menyetujui c. Menentang a. Membuat catatan atau menulis informasi b. Melakukan hal lain (menerangkan dan sebagainya) 1, 2, 3, 4, 15 Total Item 5 5, 6, 7, 8 4 9, 10, 11, 12 13, 14, 17, 18 21, 22, 26, 27, 28 16, 19, 20, 23, 24, 15 4 4 5 6 I. Prosedur Penelitian Pada penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru selama proses belajar mengajar berlangsung di kelas dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Role Playing (bermain peran). Pengamat jalannya pembelajaran atau observer adalah guru kelas V SD Negeri Bangunsari Pacitan dan teman sejawat. Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari 2 siklus yang setiap siklus direncanakan 2 x pertemuan dengan dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Setiap siklus direncanakan secara berkesinambungan, artinya proses dan hasil siklus I akan ditindak lanjuti dalam siklus II. Siklus ke II dilakukan untuk
41 menyimpulkan bahwa keberhasilan pada siklus I bukan kebetulan, melainkan benar-benar karena tindakan yang tepat dengan tindakan yang sama. 1. Pra Penelitian Pra penelitian merupakan tahap awal yang dilakukan oleh peneliti sebelum melaksanakan penelitian lebih lanjut. Adapun kegiatan dalam pra penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut: a) Menyusun rencana. b) Mengurus perizinan. c) Studi pendahuluan. d) Menyusun proposal. e) Menentukan waktu penelitian. f) Menyiapkan istrument penelitian. 2. Siklus I a. Perencanaan Pada tahap ini peneliti terlebih dahulu menentukan dan merencanakan halhal yang diperlukan dalam penelitian antara lain: 1) Menetapkan waktu yang digunakan dalam tiap siklus proses belajar mengajar. 2) Membuat instrument penelitian yang diperlukan dalam melakukan penelitian, yaitu: a) Menyusun instrument pembelajaran yang terdiri dari: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memilih dan menyiapkan media penunjang pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Role Playing (bermain peran). b) Menyusun instrumen penelitian yang terdiri: lembar pengamatan, lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa mengenai penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe
42 Role Playing (bermain peran), dan lembar tes soal evaluasi (lembar soal post test). b. Pelaksanaan Tindakan Tahap pelaksanaan tindakan kelas berupa penerapan kegiatan pembelajaran yang telah tersusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Role Playing (bermain peran). Peneliti sendiri bertindak sebagai pelaksana pembelajaran. Kegiatan pembelajaran lebih menekankan kepada aktif dan kreatif individu dalam penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Role Playing (bermain peran). c. Pengamatan Pengamatan dilakukan selama kegiatan pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti. Pengamatan ini mencakup aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, kendala-kendala apa saja yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran, melakukan pengamatan terhadap setiap perubahan perilaku yang dialami siswa, mengamati konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran, dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Mengamati kegiatan guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Role Playing (bermain peran), menggunakan lembar observasi. Selain itu, peneliti juga bertindak untuk menilai hasil kerja siswa. d. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti dapat melakukan refleksi. Refleksi ini bagian yang sangat penting, dimana seorang peneliti bisa mengamati maupun
43 mengetahui dan menganalisis semua kegiatan yang sudah berlangsung. Guru dan peneliti melakukan refleksi dari pelaksanaan siklus I, yaitu menemukan kendalakendala yang menghambat proses pembelajaran dan merancang tindakan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya. Setelah tindakan pada siklus I berakhir, maka peneliti dan guru bekerjasama melakukan diskusi dan refleksi untuk menemukan berbagai kelemahan dan kelebihan pada siklus I dan hal tersebut dijadikan pertimbangan dalam memperbaiki rancangan pada siklus II. Siklus berikutnya dilakukan sesuai dengan hasil dari siklus sebelumnya, hingga mencapai presentase kriteria ketuntasan minimal sebesar > 70 atau skor minimal konsentrasi belajar siswa. 2. Siklus II a. Perencanaan Rencana yang dibuat pada prinsipnya sama dengan rencana pada siklus I, siklus II ini merupakan penyempurnaan dari siklus I. Perbedaan yang mungkin ada pada siklus II yaitu diperolehnya laporan hasil pengamatan secara utuh. b. Pelaksanaan Tindakan Peneliti dan guru kelas melakukan tindakan yang sesuai dengan langkahlangkah tindakan yang mengacu pada hasil dan proses dari siklus I. Peneliti menerapkan langkah-langkah tersebut sedangkan guru kelas sebagai obsever atau pengamat jalannya kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran.. c. Pengamatan Observasi masih sama prosedurnya dengan siklus I. Peneliti dibantu oleh guru yang bertindak sebagai pengamat yang berpedoman pada lembar observasi. Lembar observasi yang digunakan sama seperti pada siklus I.
44 d. Refleksi Refleksi ini merupakan akhir dari siklus II, dimana peneliti kembali melakukan refleksi setelah melakukan tindakan dan pengamatan. Hasil observasi pada siklus II digunakan untuk melihat apakah ada solusi pada permasalahan refleksi siklus I ada hasil dan perubahannya atau tidak. Selain itu, refleksi pada siklus II digunakan untuk membandingkan hasil antara siklus I dengan siklus II. Perbandingan dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan pada hasil dan konsentrasi belajar dari siklus I ke siklus selanjutnya sampai dinyatakan penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Role Playing (bermain peran) berhasil.