Edu Geography (1) (13) Edu Geography http://joural.ues.ac.id/sju/ide.php/edugeo KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN AIR DAN EKSPOSITORI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI LINGKUNGAN Rezza Mustagfiri Suarko, Muh. Sholeh Jurusa Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Uiversitas Negeri Semarag, Idoesia Ifo Artikel Sejarah Artikel: Diterima Jui 13 Disetujui Agustus 13 Dipublikasika Oktober 13 Keywords: Auditory Itellectually Repetitio (AIR); Comparative Study; Epository; Problem Solvig. Abstrak Peelitia ii bertujua utuk megetahui (1) Model pembelajara Auditory Itellectually Repetitio (AIR) terhadap kemampua pemecaha masalah siswa. () Model pembelajara ekspositori terhadap kemampua pemecaha masalah siswa materi ligkuga. (3) Perbedaa atara model pembelajara AIR da ekspositori terhadap kemampua pemecaha masalah siswa materi ligkuga da yag lebih baik diatara keduaya. Populasi dalam peelitia ii adalah siswa kelas XI-IPS SMA Negeri Brebes. Sampel dalam peelitia ii diambil secara radom samplig dega XI-IPS 1 sebagai kelas eksperime da XI-IPS sebagai kelas kotrol. Desai peelitia yag diguaka adalah quasy eperimet dega posttest-oly cotrol desig. Abstract The study aimed to determie (1) Learig Auditory Itellectually Repetitio (AIR) model o studet s problem solvig abilities evirometal material. () Epository model teachig o studet s problem solvig abilities evirometal material. (3) The differece betwee AIR ad epository teachig model o studet s problem solvig abilities ad evirometal material is better betwee the two. The populatio i this study were studets of class XI-IPS SMA Negeri Brebes. The samples take at radom samplig with XI-IPS 1 as a eperimetal class ad XI- IPS as a cotrol class. The study desig used was quasy eperimetal with posttest-oly cotrol desig. 13 Uiversitas Negeri Semarag Alamat korespodesi: Gedug C1 Latai FIS Ues Kampus Sekara, Guugpati, Semarag, 59 E-mail: geografiues@gmail.com ISSN 5-6684 57
PENDAHULUAN Keberhasila pedidika melalui proses pembelajara di sekolah dipegaruhi oleh beberapa faktor, yaitu siswa, teaga kepedidika, kurikulum, saraa da prasaraa, serta ligkuga (Chikmatus, 11: ). Berbagai macam cara dilakuka utuk meigkatka mutu pedidika di sekolah, di ataraya dega perbaika mutu pembelajara. Dega perecaaa pembelajara yag baik aka medukug keberhasila dalam pembelajara. Usaha perecaaa pembelajara ditujuka agar siswa memiliki kemampua maksimal, motivasi, tataga, da kepuasa, sehigga mampu memeuhi harapa baik oleh guru sebagai fasilitator maupu siswa sebagai peerus masa depa bagsa (Bugai, 5: 5). Dari hasil observasi yag dilakuka di SMA Negeri Brebes, guru dalam melakuka pembelajara masih megguaka model ekspositori yag meekaka guru lebih aktif daripada siswaya. Hal ii meyebabka bayak siswa megalami kesukara dalam mejawab soal pada materi yag diberika. Berdasarka data yag diperoleh dari salah seorag guru geografi kelas XI-IPS SMA Negeri Brebes, diketahui ilai ulaga haria materi ligkuga siswa tahu pelajara 11/1 masih bayak yag tidak tutas atau tidak mecapai Kriteria Ketutasa Miimal (KKM) yag ditetapka yaitu 75, sedagka pada tahu ajara ii, KKM yag harus dicapai siswa utuk mata pelajara geografi masih tetap. Meurut Woolfolk (1: 39), guru hedakya memilih model pembelajara yag memiliki ilai iovatif, kreatif, efisie da efektif. Iovasi-iovasi model pembelajara yag melibatka guru dega siswa secara aktif da komuikatif salah satuya adalah model pembelajara Auditory Itellectually Repetitio (AIR). Meurut Amri&Ahmadi (1: 15), proses pembelajara iovatif bisa megadaptasi model pembelajara yag meyeagka. Model pembelajara AIR merupaka salah satu model pembelajara cooperative learig di maa siswa belajar bersama dalam suatu kelompok tertetu pada proses pembelajara. Model Rezza Mustagfiri, dkk / Edu Geography (1) (13) 58 pembelajara AIR ii cocok diguaka utuk materi ligkuga dalam mata pelajara geografi. Hal tersebut dikareaka model pembelajara ii meekaka siswa agar dapat berpikir kritis melalui proses medegar, berpikir, da megulag yag selalu berkesiambuga. Berdasarka pejelasa tersebut, maka yag jadi permasalaha adalah: (1) Apakah model pembelajara AIR terhadap kemampua pemecaha masalah siswa materi ligkuga mecapai KKM?, () Apakah model pembelajara ekspositori terhadap kemampua pemecaha masalah siswa materi ligkuga mecapai KKM?, (3) Apakah terdapat perbedaa atara model pembelajara AIR da ekspositori terhadap kemampua pemecaha masalah siswa materi ligkuga da maa yag lebih baik diatara keduaya?. Sedagka tujua peelitia ii yaitu utuk megetahui: (1) Model pembelajara AIR terhadap kemampua pemecaha masalah siswa materi ligkuga mecapai KKM. () Model pembelajara ekspositori terhadap kemampua pemecaha masalah siswa materi ligkuga mecapai KKM. (3) Perbedaa atara model pembelajara AIR da ekspositori terhadap kemampua pemecaha masalah siswa materi ligkuga. METODE Populasi dalam peelitia ii adalah siswa kelas XI-IPS SMA Negeri Brebes tahu pelajara 1/13 sebayak 177 siswa. Pegambila sampel pada peelitia ii dilakuka dega megguaka tekik purposive radom samplig. Sampel yag dipilih dalam peelitia ii adalah siswa kelas XI-IPS 1 (36 siswa) sebagai kelas eksperime yag diterapka pembelajara model AIR berbatua LKS da kelas XI-IPS (38 orag) sebagai kelas kotrol yag diterapka pembelajara ekspositori, serta kelas XI-IPS 4 (34 orag) sebagai kelompok utuk uji coba soal. Desai eksperime dalam peelitia ii megacu pada quasy eperimetal (eksperime semu) karea dalam desai ii peeliti tidak
Rezza Mustagfiri, dkk / Edu Geography (1) (13) dapat megotrol semua variabel luar atau memaipulasi semua variabel releva yag mempegaruhi jalaya eksperime. Peeliti memilih quasy eksperimetal dega betuk Posttest-Oly Cotrol Desig. Desai eksperime dalam peelitia ii dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Desai Peelitia Posttest-Oly Cotrol Desig Acak Acak Kelompok Perlakua Post-Test Eksperime Kotrol Sumber : (Sugioo, 1) Keteraga: X = peerapa pembelajara model Auditori Itellectually Repetitio (AIR), K = peerapa pembelajara ekspositori, da T = tes hasil belajar. Peelitia ii diawali dega meetuka populasi da memilih dua kelompok sampel yaitu kelas eksperime da kelas kotrol. Pemiliha dilakuka dega tekik purposive radom samplig. Pada kelas eksperime diterapka pembelajara model AIR, sedagka pada kelas kotrol diterapka pembelajara ekspositori. Pada akhir pembelajara dilakuka tes hasil belajar. Tes dilakuka di kelas kotrol da kelas eksperime dega soal yag sama. Soal tes yag diberika kepada kelas sampel adalah soal yag telah diuji coba. Data-data yag diperoleh, diaalisis sesuai dega statistik yag sesuai. Metode yag diguaka adalah sebagai berikut: a. Metode dokumetasi, diguaka utuk medapatka data megeai ama da bayakya siswa yag mejadi aggota populasi da utuk meetuka aggota sampel. b. Metode tes, diguaka utuk memperoleh data tetag kemampua pemecaha masalah siswa pada materi ligkuga. c. Metode observasi, diguaka utuk pegumpula data yag megguaka pegamata terhadap objek peelitia. Pelaksaaa tes dilakuka setelah perlakua diberika kepada kelas eksperime da kelas kotrol. Alat tes yag telah diuji validitas da reliabilitasya ii diguaka utuk medapatka data akhir. Tes diberika kepada kedua kelompok dega alat tes yag sama. Tes 59 X K T T ii dimaksudka utuk memperoleh data kuatitatif da hasilya diolah utuk meguji kebeara hipotesis peelitia. Materi yag diguaka utuk meyusu tes ii adalah materi ligkuga utuk megukur hasil belajar sedagka betuk tes yag diguaka adalah piliha gada da uraia. Sebelum soal diguaka utuk megukur hasil belajar siswa, maka soal tersebut terlebih dahulu diujicobaka. Uji coba soal tersebut yaitu diguaka utuk megetahui validitas, realibilitas, tigkat kesukara, da daya beda. Soal yag telah diujicobaka kemudia diguaka utuk tes pada kelas eksperime da kelas kotrol. Setelah medapatka data hasil belajar, kemudia data hasil tersebut diuji ormalitas megguaka uji chi-kuadrat da juga dilakuka uji homogeitas megguaka rumus Bartlett. Kemudia data tersebut diuji ketutasa belajar klasikal kelas eksperime da kelas kotrol megguaka uji proporsi, serta uji perbedaa dua rata-rata atara kelas eksperime da kelas kotrol megguaka uji t. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambara Umum SMA Negeri Brebes terletak di Jala Jed. A. Yai 77 Brebes. Secara admiistrasi sebelah utara berbatasa dega Desa Sigempol, sebelah selata berbatasa dega Desa
Rezza Mustagfiri, dkk / Edu Geography (1) (13) Gadasuli, sebelah timur berbatasa dega desa Limbaga Kulo, da sebelah barat berbatasa dega desa Pasar Batag. Letakya sagat strategis da aksesibilitasya mudah. Hal tersebut dikareaka SMA Negeri Brebes berada di Jalur Patura yag mejadi pusat peduduk beraktivitas. Hal tersebut tetuya dapat mempermudah siswa utuk medapatka ilmu da membuat siswa yama dalam melaksaaka pembelajara di sekolah. Gambar 1. Peta Lokasi Peelitia SMA Negeri Brebes Guru geografi yag megajar di SMA Negeri Brebes berjumlah 3 orag yaki, Hei Mulyati, S.Pd., Idarsih, S.Pd., da Jaka Widodo, S.Pd. dega kualifikasi pedidika S1. Sedagka utuk siswa kelas XI-IPS di SMA Negeri Brebes berjumlah 177 oarag dalam lima kelas. Utuk keyamaa dalam pembelajara dibutuhka saraa da prasaraa yag memadai. Utuk membatu pembelajara geografi di SMA Negeri Brebes memiliki berbagai macam media pembelajara seperti globe, atlas, peta, da cd pembelajara, serta ditujag dega laboratorium, ruag multimedia, da kodisi kelas yag baik.. Model Pembelajara AIR terhadap Kemampua Pemecaha Masalah Siswa Materi Ligkuga Dalam peelitia ii, kelas eksperime (XI-IPS 1) diberi perlakua berupa model pembelajara Auditory Itellectually Repetitio (AIR). Utuk megetahui rata-rata kemampua pemecaha masalah siswa kelas eksperime ii diguka uji statistika yaki uji proporsi satu pihak kelas eksperime. Uji ii merupaka uji ketutasa belajar kogitif khususya aspek kemampua pemecaha masalah siswa yag telah diajar dega megguaka model pembelajara Auditory Itellectually Repetitio (AIR). Uji ii diguaka utuk megetahui 53
bayak siswa bayak siswa kelas-xi IPS yag tutas pada kemampua pemecaha masalah materi ligkuga dega model pembelajara AIR sudah mecapai 75% atau belum. Pegujiaya megguaka statistik z yag rumusya sebagai berikut: z 1 ) ( (Sudjaa 5: 34) Keteraga: = bayak siswa yag tutas kelas eksperime = bayakya seluruh siswa kelas eksperime π = proporsi yag diharapka Kriteria pegujia yaitu tolak H jika z hitug z (,5 α) di maa z (,5 α) diperoleh dari distribusi ormal baku dega peluag (,5 α) Berdasarka perhituga dari 36 siswa kelas eksperime yag ilaiya tutas ada 3 aak, sehigga = 3, = 36, sehigga,89 Rezza Mustagfiri, dkk / Edu Geography (1) (13). Statistik yag diguaka adalah statistik z. Kriteria pegujiaya adalah Tolak H jika z hitug z (,5 α). Dari hasil aalisis diperoleh ilai z = 1,98; utuk α = 5%, z (,5 α) = 1,64. Karea z 1,98 1,64 z(,5 ) sehigga H ditolak da H 1 diterima. Maka dapat disimpulka bahwa rata-rata kemampua pemecaha masalah siswa yag diajar megguka model pembelajara AIR telah mecapai ketutasa belajar yag telah ditetuka yaitu 75. Peerapa model AIR memiliki usurusur yag membuat siswa lebih aktif da lebih dapat memahami materi. Guru tidak sekedar memberika pegetahua kepada siswa, melaika memfasilitasi siswa utuk membagu pegetahuaya sediri sehigga siswa memiliki pemahama yag lebih matap terhadap materi ligkuga.hal tersebut sebagaimaa yag telah diketahui secara luas di duia pedidika bahwa siswa aka lebih matap dalam memahami suatu materi jika mereka tidak haya medegarka atau melihat 53 saja, siswa hedakya berpera lagsug dalam beriteraksi dega ligkuga belajar utuk meerapka da megkomuikasika pegetahuaya. 3. Model Pembelajara Ekspositori terhadap Kemampua Pemecaha Masalah Siswa Materi Ligkuga Dalam peelitia ii, kelas kotrol (XI- IPS ) diberi perlakua berupa model pembelajara ekspositori. Utuk megetahui rata-rata kemampua pemecaha masalah siswa kelas kotrol ii diguka uji statistika yaki uji proporsi satu pihak kelas kotrol. Uji yag kedua utuk meguji ketutasa belajar kogitif khususya aspek kemampua pemecaha masalah oleh siswa yag telah diajar dega megguaka model pembelajara ekspositori. Uji ii diguaka utuk megetahui bayak siswa bayak siswa kelas XI.IPS yag tutas pada kemampua pemecaha masalah materi ligkuga dega model pembelajara Ekspositori sudah mecapai 75% atau belum. Pegujiaya megguaka statistik z yag rumusya sebagai berikut: z 1 ) ( (Sudjaa 5: 34) Keteraga: = bayak siswa yag tutas kelas kotrol = bayakya seluruh siswa kelas kotrol π = proporsi yag diharapka Kriteria pegujia yaitu tolak H jika z hitug z (,5 α) di maa z (,5 α) diperoleh dari distribusi ormal baku dega peluag (,5 α) Berdasarka perhituga dari 38 siswa kelas eksperime yag ilaiya tutas ada 6 aak, sehigga = 6, = 38, sehigga,68. Statistik yag diguaka adalah statistik z. Kriteria pegujiaya adalah Tolak H jika z hitug z (,5 α). Dari hasil aalisis diperoleh ilai z = -,86; utuk α = 5%, z (,5 α) = 1,64. Karea z,86 1,64 z(,5 )
Rezza Mustagfiri, dkk / Edu Geography (1) (13) sehigga H diterima. Maka dapat disimpulka bahwa rata-rata kemampua pemecaha masalah siswa yag diajar megguaka model ekspositori belum mecapai ketutasa belajar yag telah ditetuka yaitu 75. Peerapa model pembelajara ekspositori dilakuka dega cara meyampaika materi pelajara secara verbal. Materi pelajara yag disampaika merupaka materi yag sudah jadi seperti data atau fakta, sehigga tidak meutut siswa utuk berpikir ulag. Model pembelajara ii berorietasi pada guru, sehigga guru mempuyai weweag peuh dalam meyampaika materi. 4. Perbedaa atara Model Pembelajara AIR da Ekspositori terhadap Kemampua Pemecaha Masalah Siswa Materi Ligkuga Dalam peelitia ii merupaka studi komparatif yag megguaka model pembelajara Auditory Itellectually Repetitio (AIR) pada kelas eksperime, yaki XI-IPS 1, serta model pembelajara ekspositori pada kelas kotrol, yaki XI-IPS. Utuk megetahui ratarata kemampua pemecaha masalah siswa kelas eksperime da kelas kotrol ii diguka uji statistika yaki uji pihak kaa. Uji ii dilakuka utuk megetahui bahwa terdapat perbedaa rata-rata kemampua pemecaha masalah siswa kelas XI-IPS SMA Negeri Brebes pada pokok bahasa ligkuga da maakah yag lebih baik atara rata-rata kemampua pemecaha masalah siswa dega model pembelajara AIR da ekspositori. Hasil uji perbedaa dua rata-rata dapat dilihat di Tabel. Rumus yag diguaka adalah sebagai berikut. t = s = s 1 1 1 1 1 (1 1) s1 ( 1) s (Sudjaa, 5: 43). Keteraga: : Rata-rata ilai tes pada kelas ekpserime 1 : Rata-rata ilai tes pada kelas kotrol 1 : Bayakya siswa pada kelas eksperime : Bayakya siswa pada kelas kotrol s 1 : Varias kelas eksperime s : Varias kelas kotrol s : Varias gabuga Tabel. Data Hasil Uji Perbedaa Dua Rata-rata Kelas N Rata-rata s s gabuga t hitug t tabel Eksperime 36 8,83 49,3 Kotrol 38 76,58 89,1 Sumber: Data Primer Peelitia, 13 8,35 3, 1,675 Dari tabel di atas tampak bahwa rata-rata kemampua pemecaha masalah kemampua pemecaha masalah kelas eksperime 8,83 da rata-rata kemampua pemecaha masalah kemampua pemecaha masalah kelas kotrol 76,58 sehigga diperoleh thitug = 3,; sedagka tabel t dega α = 5% da dk = 7 diperoleh ttabel = 1,675. Karea thitug > ttabel. Maka dapat disimpulka bahwa terdapat perbedaa rata-rata kemampua pemecaha masalah atara siswa yag megguaka model pembelajara Auditory Itellectually Repetitio (AIR) da ekspositori. Selai itu juga disimpulka bahwa rata-rata kemampua pemecaha masalah siswa kelas eksperime lebih baik bila dibadigka dega rata-rata kemampua pemecaha masalah siswa kelas ekspositori. Data hasil kemampua pemecaha masalah dapat dilihat di Tabel 3. 54
Rezza Mustagfiri, dkk / Edu Geography (1) (13) Tabel 3 Data Hasil Kemampua pemecaha masalah Kelas Rata-rata Persetase Ketutasa Eksperime Kotrol 8,83 76,58 89% 68% Sumber: Data Primer Peelitia, 13 Faktor-faktor yag dapat mejadi peyebab adaya perbedaa rata-rata kemampua pemecaha masalah atara siswa yag medapat perlakua model pembelajara AIR dega siswa yag medapat perlakua model pembelajara ekspositori adalah sebagai berikut. (1) Pada model pembelajara AIR, guru meyediaka pegalama belajar yag diracag dalam betuk kelompok yag membatu siswa dalam memahami materi da membagu pegetahuaya sediri dega bimbiga guru. Akibatya, siswa lebih mudah megigat materi yag telah dipelajari. Pada pembelajara ekspositori, hampir sama dalam hal membagu pegetahuaya sediri. Namu, tidak dikatka dega stimulus yag membuat siswa meracag kemampua berpikirya. Hal ii meyebabka siswa pada kelas dega model pembelajara AIR lebih mudah megigat materi. () Melalui model pembelajara AIR, pembelajara mejadi lebih mearik dikareaka ada kaitaya dega hal-hal disekitar sehigga siswa mejadi semagat da termotivasi dalam kegiata belajar megajar. Idikator meigkatya semagat siswa tersebut adalah keaktifa siswa dalam meyampaika pedapat, hasil diskusi, da meaggapi pedapat temaya. Pada pembelajara ekspositori, tidak megguaka hal-hal yag terdapat disekitar siswa. SIMPULAN Berdasarka hasil peelitia da pembahasa, maka dapat disimpulka sebagai berikut: 53 1. Model pembelajara AIR terhadap kemampua pemecaha masalah siswa materi ligkuga megguaka uji proporsi satu pihak diperoleh z 1,98 1,64, maka model pembelajara AIR telah mecapai ketutasa belajar yag telah ditetuka. Hal tersebut dikareaka model pembelajara AIR dapat melatih siswa utuk megugkapka pedapat, melatih memecahka masalah secara kreatif, da melatih megigat kembali materi yag diajarka.. Model pembelajara ekspositori terhadap kemampua pemecaha masalah siswa materi ligkuga megguaka uji proporsi satu pihak diperoleh z,86 1,64, maka model pembelajara ekspositori belum mecapai ketutasa belajar yag telah ditetuka. Hal tersebut dikareaka dalam model pembelajara ekspositori respo haya utuk hal irasioal, siswa meyelesaika masalah secara statis, iisiatif lambat, latiha yag berat da meimbulka kebosaa. 3. Perbedaa model pembelajara AIR da ekspositori terhadap kemampua pemecaha masalah siswa materi ligkuga megguaka uji pihak kaa diperoleh t hitug(3,) > t tabel(1,675), maka terdapat perbedaa rata-rata kemampua pemecaha masalah siswa dalam pembelajara dega megguaka model pembelajara AIR da ekspositori. Ratarata kemampua pemecaha masalah siswa model pembelajara AIR lebih baik dibadigka dega rata-rata kemampua pemecaha masalah siswa dega
Rezza Mustagfiri, dkk / Edu Geography (1) (13) megguaka model pembelajara ekspositori. Hal tersebut dikareaka pada model pembelajara AIR guru meyediaka pegalama belajar dega membetuk kelompok sehigga siswa mudah memahami sedagka ekspositori siswa kurag maksimal dalam meracag kemampua berpikirya. DAFTAR PUSTAKA Amri, S. da Ahmadi. 1. Proses Pembelajara Iovatif da Kreatif dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakarya. Bugai, J. 5. Aalisis Pegaruh Kompetesi Kepala Madrasah, Maajeme Saraa da Prasaraa Sekolah, Iklim Sekolah da Keefektifa Megajar Guru terhadap Mutu Akademik Lulusa SMA Negeri di Kalimata Tegah. Disertasi. Palagkaraya: Uiversitas Muhamadiyah. Chikmatus, S. 11. Pelaksaaa Maajeme Saraa da Prasaraa dega Model Maajeme Berbasisa Sekolah (MBS) (Studi Kasus di MAN Krato Areg-areg, Woorejo-Pasurua). Thesis. Malag: Uiversitas Islam Negeri Maulaa Malik Ibrahim Sudjaa. 5. Metoda Statistika. Badug: Tarsito. Sugiyoo. 1. Metode Peelitia Pedidika (Pedekata Kuatitatif, Kualitatif, da R&D). Badug: Alfabeta. Woolfolk, A. 1. Educatioal Psychology Eighth Editio. Uited States of America: Pearso Educatio Compay 53