MAKALAH KONFIGURASI PERMUKAAN DAN TOLERANSI SEMESTER GENAP 2015

dokumen-dokumen yang mirip
PERTEMUAN 13 TOLERANSI GEOMETRI DAN KONFIGURASI PERMUKAAN

Toleransi& Implementasinya

TOLERANSI LINIER Basori

dengan toleransi batas suaian* toleransi c. Ukuran d. Ukuran Suaian Suaian Suaian halus sedang Sampai dengann 3 6 kasar ±

PERTEMUAN 12 TOLERANSI LINIER DAN TOLERANSI SUDUT

TOLERANSI. Istilah dalam Toleransi Pengertian istilah dalam lingkup toleransi dapat dilihat pada gambar dan paparan berikut ini.

PEMBERIAN UKURAN DIMENSI

METROLOGI INDUSTRI DAN STATISTIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU PENDIDIKAN SILABUS. Pengalaman Belajar. Materi Pokok

FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH MENGGAMBAR TEKNIK (T.INDUSTRI /S1) KODE / SKS KD /2 SKS

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

B. Kegiatan Belajar. 1. Kegiatan Belajar 1 Menentukan Persyaratan Kerja

PERTEMUAN 7 ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN

PERTEMUAN 6 PENYAJIAN GAMBAR KHUSUS

ATURAN-ATURAN DASAR UNTUK MEMBERI UKURAN

KELAS XI SEMESTER 3 i

Program Studi Teknik Mesin S1

Gambar Teknik Mesin i

Teknik Gambar Manufaktur 3

ATURAN DASAR MEMBERI UKURAN

MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN

INSTRUMEN TES PADA RANAH KOGNITIF PENELITIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PADA MATA PELAJARAN MEMBACA GAMBAR TEKNIK DASAR

Metode Pemeriksaan Mampu Ukur Suatu Rancangan Ditinjau dari Spesifikasi Produk Dengan Bantuan Checklist

MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN

BAB II LANDASAN TEORI

Ada 3 parameter yang digunakan untuk menentukan kekasarna permukaan, yakni. Ra adalah penyimpangan rata-rata dari garis rata-rata profil

PENGARUH PARAMETER POTONG TERHADAP DIAMETER PITS ULIR METRIK

MEMBACA GAMBAR TEKNIK

SUAIAN Basori. Untuk ketiga macam suaian tersebut, dapat kita lihat pada diagram toleransi (daerah toleransinya), seperti tampak gambar berikut.

ANGKA UKUR. Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir.

ANALISIS PROFIL KEBULATAN UNTUK MENENTUKAN KESALAHAN GEOMETRIK PADA PEMBUATAN KOMPONEN MENGGUNAKAN MESIN BUBUT CNC

a. 12,25 mm b. 12,20 mm c. 12,30 mm d. 12,15 mm e. 12,45 mm

JUDUL : PEMBUATAN ALAT PENGUKUR KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA HASIL PROSES PEMESINAN YANG DIAPLIKASIKAN PADA KOMPUTER

Lampiran 1. Gambar Kerja Mesin Pencacah Rumput

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Gambar Teknik Mesin i

MEMBERI UKURAN PADA GAMBAR KERJA

IDENTIFIKASI KESALAHAN ESENSIAL GAMBAR KERJA PRAKTIK PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL TUGAS AKHIR SKRIPSI

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KEMIRINGAN SISI POTONG PAHAT DAN KECEPATAN POTONG TERHADAP KUALITAS KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL PADA SHAPING MACHINE

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

ANALISIS UMUR PAHAT DAN BIAYA PRODUKSI PADA PROSES DRILLING TERHADAP MATERIAL S 40 C

MENGGAMBAR BAGIAN MESIN SECARA TERPERINCI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

commit to user BAB II DASAR TEORI

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT Menentukan Persyaratan Kerja

BAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya.

GAMBAR TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN

BAB.IV PERMULAAN DAN SUSUNAN GAMBAR-KERJA.

HANDOUT GAMBAR TEKNIK

Lampiran. Faktor-faktor Koreksi Daya yang Akan Ditransmisikan. Faktor-faktor Koreksi. (Sularso,2004:7)

PERTEMUAN 2 GARIS, HURUF DAN KONSTRUKSI GEOMETRIS

Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA. SD Kelas 4, 5, 6

Lampiran 1. Gambar Kerja Mesin Modifikasi Camshaft (lanjutan)

PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam sebuah sistem kerja yang terdiri dari berbagai rangkaian mesin,

4 PENDEKATAN RANCANGAN. Rancangan Fungsional

PENGUKURAN GEOMETRI TEKNIK PENGUKURAN Y A Y A T

Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan ukur yang memiliki ketelitian 0.01 mm

Gambar 1.1 Tahap-tahap menentukan identitas suaian

Papan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI

ALAT UKUR PRESISI 1. JANGKA SORONG Jangka sorong Kegunaan jangka sorong Mengukur Diameter Luar Benda Mengukur Diameter Dalam Benda

Alat ukur sudut. Alat ukur sudut langsung

SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab VI Pengukuran Kelurusan, Kesikuan, Keparalellan, Dan Kedataran BAB VI

BILANGAN. Kita bisa menggunakan garis bilangan di bawah ini untuk memaknai penjumlahan 3 ditambah 4.

BAB IV GAMBAR TEKNIK

IV. PENDEKATAN DESAIN

JENIS-JENIS GARIS DAN ALAT-ALAT GAMBAR. Jenis-jenis Garis

BAB 7 ULIR DAN PEGAS A. ULIR Hal umum tentang ulir Bentuk ulir dapat terjadi bila sebuah lembaran berbentuk segitiga digulung pada sebuah silinder,

metrik adalah pada satuan waktu, dimana keduanya menggunakan besaran detik, menit dan jam untuk satu satuan waktu.

BAB III LANDASAN TEORI

METODE PENDEKATAN EVALUASI PRODUK PRATIKAN MENGOPERASIKAN MESIN GERINDA DAN MESIN BUBUT UNTUK MATA KULIAH PRAKTEK MESIN PERKAKAS

BAB 2 VOLUME DAN LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

4. Mahasiswa berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan kemajuan peradaban; (S6, S10);.

PUSAT MASSA DAN TITIK BERAT

BABV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Untuk dapat mengetahui penyimpangan titik nol jig pada mesin CNC

PENGARUH VARIASI PUTARAN SPINDEL DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 60 PADA PROSES BUBUT KONVENSIONAL

PERANCANGAN MESIN PENCACAH RUMPUT PAKAN TERNAK PROYEK AKHIR. Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

Desain, Manufaktur, dan Inspeksi Produk Berbasis Fitur

GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL

3.1. Sub Kompetensi Uraian Materi MODUL 3 MENGGAMBAR BENTUK BIDANG

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR)

Garis dan kegunaannya pada gambar Teknik.

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT PROPINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 LEMBAR INFORMASI ( INFORMATION SHEET ) BIDANG LOMBA

MEMBACA GAMBAR TEKNIK MESIN

BAHAN AJAR MENGGAMBAR TEKNIK KODE :

STUDI KEMAMPUAN DAN KEANDALAN MESIN FREIS C2TY MELALUI PENGUJIAN KARAKTERISTIK STATIK MENURUT STANDAR ISO Julian Alfijar 1 ), Purnomo 2 )

Gambar 3D dan 2D Mesin Penyuir Daging

Perencanaan Roda Gigi

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

BAB VI MESIN FRIS DAN PEMOTONG FRIS

Penggunaan transmisi sabuk, menurut Sularso (1979 : 163), dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

BARISAN DAN DERET. A. Pola Bilangan

BESARAN DAN SATUAN. 1. Pengertian Mengukur

Menafsirkan gambar teknik listrik. Menerapkan standarisasi dan normalisasi gambar teknik ketenagalistrikan

Transkripsi:

MAKALAH KONFIGURASI PERMUKAAN DAN TOLERANSI SEMESTER GENAP 2015 Disusun oleh: Nama : Agus tryono NIM : 141331048 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA 2015 KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan rahmat-nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah tentang konfigurasi permukaan dan toleransi ini disusun berdasarkan apa yang penulis dapatkan dari berbagai referensi yang penulis dapatkan. Dengan tersusunnya makalah ini penulis berharap agar kiranya ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber penambah ilmu wawasan dan pengetahuan. Di samping ini penulis mengharapkan bahwa makalah ini tidak hanya sebagai pelengkap tugas saja melainkan dapat disebut sebagai hasil karya yang setidaknya dipelihara dan digunakan sebagai mestinya. Penulis sadar bahwa makalah ini belumlah sempurna, oleh karena itu demi kesempurnan makalah yang akan dibuat berikutnya, penulis sangat mengharapkan saran serta dukungan maupun kritik yang sifatnya membangun dari para pembaca sehingga dengan semua itu makalah ini dapat tercapai. Yogyakarta,15 Juni 2015 Penulis Agus tryono 2

HALAMAN DAFTAR ISI JUDUL... KATA PENGANTAR...... DAFTAR ISI...... BAB I. KONFIGURASI PERMUKAAN... 1.1 Pengertian...... 1.1.1 Penyimpangan rata-rata aritmetik dari garis rata-rata profil... 1.1.2 Ketidak rataan ketinggian sepuluh R z... 1.1.3 Ketidak rataan ketinggian maksimum R max... 1.1.4 Harga-harga R a dan R z... 1.2 Lambang yang dipakai untuk menunjukan konfigurasi permkaan... BAB II. TOLERANSI.... 2.1 Pengertian...... 2.2 Macam-macam Toleransi... DAFTAR PUSTAKA...... 3

BAB I KONFIGURASI PERMUKAAN 1.1 Pengertian Ada beberapa cara untuk menyatakan kekerasan permukaan.terutama sekali penyimpangan rata-rata aritmetik dari gari rata-rata profil di pergunakan,sesuai perkembangan alat ukur,dan persyaratan rencana.di beberapa negara di pakai 10 titik ketinggian Rz dari ketidak rataan atau ketinggian Rmax dari ketidakrataan secara konvensional. Ketentuan-ketentuan dari tiga macam kekerasan permukaan dan nilai-nilai numeriknya di gariskan dalam ISO/R 468-1966 1.1.1Penyimpangan rata-rata aritmetik dari garis rata-rata profil Penyimpangan rata-rata aritmetik Ra ialah harga rata-rata dari ordinat-ordinat profil efektif berarti garis bentuk (contour) dari potongan permukaan efektif oleh sebuah bidang yang telah di 4

tentukan secara konvensional,terhadap permukaan geometris ideal (lihat gambar). Ordinat-ordinat (y1, y2,y3,...,yn di jumlahkan tanpa memperhitungkan tandanya. Gb.1. Penyimpangan rata-rata aritmetik Ra dari garis rata-rata profil 1.1.2 Ketidakrataan ketinggian sepuluh titik R z Ketidakrataan 10 titik R z adalah jarak rata-rata antara lima puncak tertinggi dan lima lembah terdalam antara panjang contoh, yang di ukur dari garis sejajar dengan garis rata-rata, Gb.2. Ketinggian 10 titik R a dari ketidakrataan 5

1.1.3 Ketidak rataan ketinggian maksimum R max Ketidakrataan ketinggian maksimum R max adalah jarak antara dua garis sejajar dengan garis rata-rata, dan menyinggung profil pada titik tertinggi dan terendah, antara panjang contoh (Gb.3). Gb. 3. Tinggi maksimum R max dari ketidak rataan 1.1.4 Harga-harga R a dan R z Seri harga untuk R a dan R z merupakan sebuah deret ukur dengan angka banding 1,25 yang sama (di utamakan seri angka R 10*). Harga kekerasan hanya membatasi harga kekerasan tertinggi.jika di pandang perlu untuk membatasi harga kekerasan maksimum, harus di berikan dua harga batasan. Tabel penyimpangan aritmetik rata-rata R a (satuan mikrometer) Tabel Ketidak rataan ketinggian sepuluh titik R z (satuan mikrometer) 6

Tabel hubungan antara R a, R z, dan R max Dalam standar nasional,seri dengan angka banding 2 (di utamakan seri angka R 10/3) atau 1,6 (di utamakan seri angka R 5) dapat di pergunakan.dalam JIS (Japanese Industrial Standards) B 0601, seri R 10/3 di pakai. Hubungan antara R a R z dan R max tidak mudah di tentukan,karena profil dari permukaannya mempengaruhi hubungannya. Sebagai referensi, dalam hal puncak-puncaknya dengan ketinggaan yang sama berada dalam satu baris, dapat di pakai hubungan yang terdapat pada tabel. 1.2 Lambang yang dipakai untuk menunjukkan konfigurasi permukaan 1. Simbol Dasar Penunjukan Simbol dasar terdiri atas dua garis yang membentuk sudut 60 dengan garis yang tidak sama panjang. Garis sisi kiri minimal 4 mm dan garis sisi kanan dua kali garis sisi kiri. Ketebalan garis disesuaikan dengan besarnya gambar, biasanya diambil tebal garis 0,35 mm. 7

Gb. 13.5 Simbol kekasaran permukaan Apabila pengerjaan pada permukaan menggunakan mesin, symbol dasarnya ditambah garis sehingga membentuk segitiga sama sisi. Sementara itu, simbol menurut digunakan untuk menunjukkan bahwa kekasaran permukaan dicapai tanpa membuang bahan. 2. Simbol dengan Tambahan Nilai Kekasaran dan Perintah Pengerjaan Pengertian simbol yang disertai nilai kekasaran ditunjukkan pada Tabel 2, sedangkan Tabel 3 menjelaskan pengertian simbol yang disertai perintah pengerjaan. Tabel Simbol dengan Tambahan Kekasaran 8

1. Penunjukan konfigurasi permukaan khusus Tiap petunjuk mengenai penanganan (treatmen) atau pelapisan (coating) harus dijelaskan pada garis perpanjangan. 9

Gambar penunjukan batas-batas maksimum dan minimum dari kekasaran permukaan(kiri) dan penunjukkan cara produksi(kanan). Penunjukan untuk pengerjaan atau pelapisan 2. Lambang untuk menyatakan arah bekas pengerjaan Arah bekas pengerjaan adalah arah pola permukaan yang dominan, yang ditentukan oleh cara pengerjaan yang dipergunakan. Gambar penunjukan arah bekas pengerjaan(kiri) dan penunjukan kelonggaran mesin(kanan) 3. Penunjukan arah bekas pengerjaan 10

Gambar posisi keterangan-keterangan permukaan pada lambang Lambang arah bekas pengerjaan 11

4. Pernyataan pada gambar Pernyataan konfigurasi permukaan dari tiap gambar Gambar penunjukan lambang dalam gambar dalam lambang Gambar Arah tulisan 12

Gambar penunjukan lambang yang berhubungan dengan ukuran yang bersangkutan Catatan umum: Menulis lambangnya dibelakang nomor benda Jika diperlukan konfigurasi permukaan yang sama untuk sebagian besar permukaan dari benda, perinciannya sama dengan di atas, dengan tambahan sebagai berikut: Tulisan kecuali ditentukan lain Atau sebuah lambang dasar (dalam kurung) tanpa suatu tanda apapun atau lambang-lambang (dalam kurung) dari konfigurasi permukaan khusus. Lambang untuk konfigurasi permukaan, yang merupakan pengecualian dari lambang umum ditunjukkanpada permukaanpermukaan yang bersangkutan. Gambar penunjukkan konfigurasi untuk seluruh permukaan setelah nomor bagian 13

Gambar penunjukan konfigurasi permukaan utama dengan catatan Gambar penunjukan konfigurasi utama dengan lambang dasar Gambar penunjukan konfigurasi permukaan utama dengan lambang khusus 14

Gambar penyederhanaan keterangan Gambar keterangan yang disederhanakan BAB II TOLERANSI 2.1 Pengertian TOLERANSI adalah suatu penyimpangan ukuran yang di perbolehkan atau diizinkan. Karena penyimpangan ini, benda yang di buat dengan memakai toleransi masih dapat di pasang atau di asembling. Bagianbagian atau peralatan dari suatu mesin dibuat oleh operator atau pekerjaan dalam suatu perusahaan sudah barang tentu dikerjakan dengan ukuran-ukuran yang bertoleransi. Kadang-kadang seorang pekerja hanya mengerjakan bagian mesin yang tertentu saja. Sedangkan pekerjaan yang lain mengerjakan bagian yang lainnya. Tetapi antara satu dengan yang lainnya dari bagian yang dikerjakan itu, harus bisa di pasang dengan mudah. Hal ini memungkinkan untuk memroduksi yang banyak atau besar-besaran. Oleh karena itu harus ada suatu setandar ketepatan ukuran yang harus dipatuhi dan dipakai sebagai pedoman di dalam mengerjakan suatu benda, agar bagian-bagian mesin itu dapat di pasang, bahkan di tukar dengan yang lainnya yang sejenis. ISO, suatu badan internasional yang menentukan tenteng setandarisasi telah mengembngkan dan menentukan suatu standar toleransi ini, yang diikuti oleh negara-negara industri di seluruh dunia. 15

Gambar di atas adalah menunjukan diagram kedudukan daerah toleransi poros dan lubang. Garis O adalah garis batas, bagian yang di arsir adalah menunjukan daerah toleransi lubang. Di bawah garis dasar pada daerah yang diarsir adalah daerah toleransi poros. bila ukuran poros adalah minimum dan lubang maksimum maka kelonggaran adalah maksimum. Bila ukuran poros maksimum dan ukuran lubang minimum maka akan terjadi kelonggaran yang minimum. 16

2.2 Macam-macam Toleransi 1. Toleransi Ukuran Definisi dari toleransi ukuran adalah dua batas penyimpangan yang diijinkan pada setiap ukuran elemen. Toleransi memegang peranan yang vital pada proses produksi dikarenakan sangat sulitnya membuat suatu alat atau benda sesuai dengan ukuran yang tepat, karena menyangkut ketelitian dalam proses pengerjaannya. Selanjutnya toleransi ukuran dibedakan lagi menjadi: a) Toleransi Standar (Toleransi Internasional/IT) Besarnya toleransi ditentukan oleh ISO /R286 (sistem ISO untuk limit dan suaian) agar sesuai dengan persyaratan fungsional dan untuk keseragaman. ISO menetapkan 18 toleransi standar, yakni mulai dari IT 01, IT 0, IT 1, IT 2, sampai dengan IT 16. Sedangkan untuk dasar satuan toleransi dari kualitas 01 1, harga toleransi standarnya dapat dihitung dengan rumus pada tabel berikut: Nilai dalam µm IT 01 IT 0 IT 1 0,3 + 0,008 D 0,5 + 0,012 D 0,8 + 0,0 20 D untuk D dalam µm Secara garis besar, gambaran secara umum dari hubungan antara pengelompokan kualitas toleransi ini dengan proses pengerjaannya adalah sbb. 1. Kualitas 1 4 adalah untuk pengerjaan yang sangat teliti. Misalnya pembuatan alat ukur, instrumen optik, dll. 2. Kualitas 5 11 untuk proses pengerjaan dengan permesinan biasa, termasuk untuk komponen-komponen yang mampu tukar. 3. Kualitas 12 16 untuk proses pengerjaan yang kasar, seperti pengecoran, penempaan, pengerolan, dsb. 17

b) Toleransi Umum dan Toleransi Khusus 1. Toleransi Umum Toleransi umum diberikan untuk ukuran yang tidak memerlukan ketelitian atau bukan merupakan bagian dari benda berpasangan (suaian). Nilai toleransi umum selalu memilki batas penyimpangan atas dan batas penyimpangan bawah yang sama. Besarnya toleransi ini ditentukan oleh tingkat kualitas (kekasaran permukaan) dan ukuran dasar. 2. Toleransi Khusus Toleransi khusus merupakan suatu toleransi yang nilainya di luar toleransi umum dan suaian. Nilai toleransinya lebih kecil daripada nilai toleransi umum, namun lebih besar daripada nilai toleransi suaian. 3. Toleransi suaian Suaian adalah suatu istilah untuk menggambarkan tingkat kekekatan atau kelonggaran yang mungkin dihasilkan dari penggunaan kelegaan atau toleransi tertentu pada elemen mesin yang berpasangan. Ada empat macam suaian pada elemen mesin, yakni: 1. Suaian longgar (clearance fit) Suaian ini selalu menghasilkan kelonggaran (celah bebas) dengan daerah toleransi lubang selalu terletak di atas daerah toleransi poros. 2. Suaian sesak (interference fit) Suaian yang selalu menghasilkan kesesakan, dengan daerah toleransi lubang selalu terletak di bawah daerah toleransi poros. 3. Suaian pas (transition fit) Suaian ini dapat menghasilkan celah bebas atau interferensi, namun poros harus dipaksakan masuk ke dalam lubang dengan kelegaan negatif. 4. Suaian garis Batas batas ukuran ditentukan sedemikian sehingga celah bebas atau kontak antar permukaan akan terjadi apabila elemen mesin yang berpasangan dirakit. Berikut ini dicantumkan beberapa istilah toleransi untuk elemen tunggal dan suaian yang seringkali dipakai : Ukuran dasar atau ukuran nominal adalah ukuran pokok yang ditulis sebelum disertai angka-angka batas penyimpangan yang diijnkan. 18

Jenis Jenis Penyimpangan: Penyimpangan atas adalah penyimpangan ke arah atas ukuran maksimum. Ukuran maksimum adalah ukuran terbesar yang masih diperbolehkan. Besarnya ukuran maksimum = ukuran dasar + penyimpangan atas. Penyimpangan bawah adalah penyimpangan ke arah bawah penyimpangan minimum. Ukuran minimum adalah ukuran terkecil yang masih diperbolehkan. Besarnya ukuran minimum = ukuran dasar + penyimpangan bawah. Istilah-istilah Garis nol Garis nol adalah garis dasar atau garis dengan penyimpangan nol. Ukuran sesungguhnya Ukuran sesungguhnya adalah ukuran jadi atau ukuran yang didapat setelah benda selesai dibuat, yang dapat diketahui dengan menggunakan alat ukur. Kelonggaran (Clearance) Kelonggaran adalah selsih kelonggaran antara luna gdengan poros dimana ukuran lubang lebih besar daripada ukuran poros. Kelonggaran maksimum adalah seliisih antara lubang terbesar dengan poros terkecil dalam suatu suaian longgar. Kelonggaran minimum adalah selisih ukuran lungan terkecil dengan poros terbesar dalam suatu suaian longgar. Kesesakan (Interference) Kesesakan adalah suatu nilai selisih ukuran antara lubang dengan poros, dimana ukuran poros lebih besar daripada ukuran lubang. Kesesakan maksimum adalah selisih ukuran antara lubang terkecil dengan poros terbesar pada suaian sesak. Kesesakan minimum adalah selisih ukuran antara lubang terbesar dengan poros terkecil pada suaian sesak. Contoh pemberian toleransi pada sebuah lubang dan poros: a. 30H7 b. 40g6 Keterangan: a. Suatu lubang denganukuran dasar 30 mm, posisi daerah toleransinya H, dan kualitasnya 7. 19

b. Suatu poros dengan ukuran dasar 40 mm, posisi daerah toleransinya g, dan kualitasnya 6 2. Toleransi Geometrik Toleransi geometrik adalah toleransi yang membatasi penyimpangan bentuk, posisi tempat, dan penyimpangan putar terhadap suatu elemen geometris. Toleransi geometrik pada dasarnya memberikan kesempatan untuk memperlebar persyaratan dari toleransi ukuran. Pemakaian toleransi geometrik hanya dianjurkan apabila memang perlu untuk meyakinkan ketepatan komponen menurut fungsinya. Sebuah toleransi geometrik dari suatu elemen menentukan daerah di mana elemen tersebut harus berada. Maka, sesuai dengan sifat dari daerah yang akan diberi toleransi dan cara memberi ukuran, daerah toleransi dikelompokkan menjadi berikut. 1. Luas dalam lingkaran (selanjutnya dilambangkan dengan #1) 2. Luas antara dua lingkaran sepusat (selanjutnya dilambangkan dengan #2) 3. Luas antara dua garis yang berjarak sama, atau dua garis lurus sejajar (selanjutnya dilambangkan dengan #3) 4. Ruang dalam bola (selanjutnya dilambangkan dengan #4) 5. Ruang dalam silinder (selanjutnya dilambangkan dengan #5) 6. Ruang antara dua silinder bersumbu sama (selanjutnya dilambangkan dengan #6) 7. Ruang antara dua permukaan berjarak sama atau dua bidang sejajar (selanjutnya dilambangkan dengan #7) 8. Ruang dalam sebuah kubus (selanjutnya dilambangkan dengan #8) Berikut ini gambaran mengenai hubungan antara sifat yang diberi toleransi dan daerah toleransi diberikan dalam suatu tabel. Daerah Toleransi #1 #2 #3 #4 #5 #6 #7 #8 Sifat-sifat Simbol yang diberi toleransi Kelurusan Kedataran Kebulatan 20

Kesilindrisan Profil garis Profil permukaan Kesejajaran Ketegaklurus an Ketirusan Posisi Konsentrisitas dan koaksialitas Kesimetrisan Putar tunggal Putar total Hubungan antara toleransi geometrik dengan toleransi ukuran ada dua macam dibedakan menurut : Menurut Prinsip Ketidakbergantungan Definisi Prinsip Ketidakbergantungan adalah, Tiap persyaratan yang diperinci dalam gambar, seperti misalnya toleransi ukuran dan toleransi bentuk atau posisi harus ditentukan secaa bebas tanpa menghubungkan pada ukuran, toleransi atau sifat manapun kecuali ditentukan oleh suatu hubungan khusus. Maka bila tidak ditemukan adanya hubungan antara ukuran dan toleransi bentuk atau posisi, toleransi bentuk atau posisi itu dianggap tidak memiliki hubungan. Menurut Prinsip Bahan Maksimum Definisi Prinsip Bahan Maksimum adalah, Pemberian toleransi yang memperhitungkan ketergantungan timbal balik antara toleransi ukuran dengan toleransi bentuk atau posisi serta adanya tambahan harga toleransi dari bentuk atau posisi pada bagian tertentu yang menyimpang asalkan tidak melanggar batas-batas maksimum dan minimumnya 21

Prinsip bahan maksimum mengsumsikan bahwa terdapat hubungan timbal balik antara toleransi ukuran dengan toleransi bentuk atau posisi. Kondisi bahan maksimum pada sebuah poros adalah ukuran batas terbesar dari poros tersebut. 3. Konfigurasi Kekasaran Permukaan Konfigurasi permukaan yang mencakup antara lain kekasaran permukaan dan bekas pengerjaan (tekstur), memegaang peranan penting dalam perencanaan suatu elemen mesin, yakni berhubungan dengan gesekan, keausan, pelumasan, tahanan, kelelahan, kerekatan, suaian, dan sebagainya. Nilai kekasaran rata-rata aritmetik (R a ) telah diklasifikasikan oleh ISO menjadi 12 tingkat kekasaran, daari N1 sampai dengan N12 Kekasaran (R a ) (µm) 50 25 12.5 6.3 3.2 1.6 0.8 0.4 0.2 0.1 Tingkat Kekasaran N12 N11 N10 N9 N8 N7 N6 N5 N4 N3 Panjang Sampel (µm) 8 2.5 0.8 0.25 0.05 N2 0.025 N1 0.08 22

DAFTAR PUSTAKA Drs. Hantoro Sirod dan Drs. Pardjono; MENGGAMBAR MESIN 1, PT. Hanindita, Yogyakarta, 1983. Giesecke, Mitchell, dkk; TECHNICAL DRAWING, Erlangga, Jakarta, 2001. 23