Komunikasi Non-Verbal Pustakawan sebagai Penyaji Informasi. Sri Andayani Magister Ilmu Perpustakaan dan Informasi

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS

10/17/2013. Suatu proses yang kita gunakan untuk mencoba memahami orang lain. Garis besar pembahasan meliputi: Baron & Byrne (2002) :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

GUMGUM GUMILAR, S.SOS., M.SI Jurnalistik Fikom Unpad

PENDAHULUAN. A. Pengertian Wawancara

Psikologi Sosial. Persepsi Sosial. Reno Laila Fitria, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.

Materi Minggu 1. Komunikasi

Komunikasi dan Etika Profesi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kecakapan Non Verbal. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.

BAB II LANDASAN TEORI

HAKIKAT PESAN DALAM KOMUNIKASI Danus Ardiansah 5F31 B

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS) Oleh : Ira Purwitasari

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

Public Speaking. Komunikasi Sebagai Tool Kompetensi Bagi Pembicara yaitu Human Relations melalui Komunikasi NonVerbal dan Verbal. Sujanti, M.Ikom.

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. Masa peralihan atau masa transisi di mana para remaja belum bisa sungguh-sungguh

Modul ke: PENDIDIKAN ETIK. Komunikasi Efektif. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. Program Studi Manajemen

KOMUNIKASI VERBAL DAN KOMUNIKASI NON VERBAL DALAM KOMUNIKASI. Sesi 9 Pengantar Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya

Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal. Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Peserta Program Student Exchange Asal Jepang Tahun (In Bound) No. Tahun Universitas Jumlah

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa guru pembimbing sebagai

Membuka Diri Dalam Interaksi Sugiyatno. SPd Dosen BK FIP UNY

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan lingkungan kehidupan yang melingkupinya. Untuk itu, manusia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS DATA. peneliti dari para informan maupun pengamatan lapangan. Peneliti telah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. postur, dan berdiam diri, pada lingkungan sekolah. Hal ini dapat dilihat dari

Persepsi Sosial : Memahami orang lain

BAB III KETERAMPILAN KOMUNIKASI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

KETERAMPILAN KONSELING. Rosita E.K.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi,

PROFIL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA SOLOK ABSTRACT

INTERPERSONAL COMMUNICATION SKILL. Presented by : Dr. Mohammad Yamien,M.Si

09/09/2011. Who says (Komunikator) Says what (Pesan) To Whom (komunikan) With Channels (Saluran/Media) What Effect (umpan balik)

Cara Membaca Bahasa Tubuh

Pengantar Ilmu Komunikasi

Terapi Cerita Bergambar Untuk Mengurangi Kesulitan Dalam Berkomunikasi Pada Seorang Remaja di Desa Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo

KOMUNIKASI BISNIS DALAM ORGANISASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi. pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.

Komunikasi dan Etika Profesi

KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PELAYANAN KESEHATAN HIPPII MPUSAT DISAMPAIKAN PADA PELATIHAN IPCN

Human Relations. Faktor Manusia dalam Human Relations (Learning how to Learn)-Lanjutan. Ervan Ismail. S.Sos., M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari

DASAR KOMUNIKASI DAN PERAN PEMIMPIN KRISTEN DI DALAMNYA

PELAYANAN PRIMA Disampaikan dalam Workshop Pelayanan Prima Karyawan FBS UNY Oleh Sutrisna Wibawa FBS Universitas Negeri Yogyakarta

Dari aspek pengungkapan dan pertukaran informasi, komunikasi digolongkan menjadi 2 bentuk sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, karena segala aktivitas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi adalah pandangan maupun kemampuan individu untuk

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam video konser Super Junior bertajuk Super Show World Tour 1-5 banyak

BAB I PENDAHULUAN. mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih dan mengevaluasi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian. Dalam kehidupan sehari- hari kita tidak dapat terlepas untuk berinteraksi

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator. memperlakukan komunikannya secara manusiawi dan menciptakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, yaitu pada bagian sales product. Bagian ini terdiri dari beberapa divisi,

PERAN SIGNIFICANT OTHERS

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian pesan yang bermakna dari individu satu kepada individu lainnya

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya

BENTUK KOMUNIKASI. By : Lastry. P, SST

PSIKOLOGI SOSIAL 1 MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 06

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga

JENIS-JENIS PERNYATAAN NON VERBAL

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada dasarnya merupakan makhluk. berkomunikasi, baik itu verbal ataupun nonverbal. Hal yang sama ini juga

A. DASAR-DASAR KOMUNIKASI BISNIS BAB I

BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN. prosedur tersebut adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terhadap perilakunya seseorang perlu mencari tahu penyebab internal baik fisik,

BAB IV ANALISIS PROSES KOMUNIKASI ANTAR AGAMA ETNIS TIONGHOA DAN ETNIS JAWA DI PECINAN DESA WELAHAN KEC. WELAHAN

Pesan yang sudah Anda susun dalam bentuk kerangka bahkan teks jadi sesuai dengan sistematika penulisan pidato atau presentasi, tentu saja akan segera

I. PENDAHULUAN. Berbicara di depan umum atau lebih dikenal dengan public speaking adalah

STIKOM, Surabaya 20 November /25/2013 Jemmy Lesmana - STIKOM 1

Keterampilan Sosial Pustakawan Dalam Berkomunikasi Interpersonal

Keterampilan Komunikasi. Mendengarkan Bertingkah laku asertif ( tegas, penuh percaya diri ) Menyelesaikan konflik Membaca situasi Melakukan persuasi

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Hasil Olah Peneliti. Universitas Sumatera Utara

Pengertian Bentuk komunikasi yang dilakukan oleh individu, khususnya profesi (konselor, guru, relawan, rohaniawan) dalam membantu & mendampingi klien

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

PROFESSIONAL IMAGE. Etiket dalam pergaulan (2): Berbicara di depan Umum, etiket wawancara. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM

PENTINGNYA KOMUNIKASI

Transkripsi:

Komunikasi Non-Verbal Pustakawan sebagai Penyaji Informasi Sri Andayani Magister Ilmu Perpustakaan dan Informasi Abstrak Komunikasi non-verbal merupakan komunikasi yang tercipta secara non-lisan yang berlangsung secara alamiah, contohnya dari ekspresi wajah. Pesan dapat diketahui meskipun seseorang tidak sedang berbicara. Selain itu, juga dapat menunjang komunikasi verbal seseorang. Apabila komunikasi non-verbal tidak efektif maka akan berpengaruh negatif ke komunikasi verbal. Pesan yang disampaikan secara verbal akan terlihat meyakinkan dan dipercaya jika didukung oleh pola komunikasi non-verbal yang efektif. Oleh karena itu, penting bagi pustakawan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara non-verbal. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pola komunikasi non-verbal yang efektif bagi pustakawan. Pembahasan dalam artikel ini diharapkan dapat menjadi saran dan inspirasi bagi pustakawan dalam melaksanakan kewajibannya sebagai penyaji infromasi di perpustakaaan. Kata Kunci: Komunikasi, Komunikasi Non-Verbal, Komunikasi Pustakawan, Penyaji Informasi A. Pendahuluan Setiap aspek kegiatan dalam kehidupan manusia dipengaruhi oleh komunikasi. Manusia berhubungan dengan yang lainnya baik secara individu maupun kelompok melibatkan komunikasi dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Komunikasi adalah kata yang mencakup segala bentuk interaksi dengan orang lain yang berupa percakapan biasa, membujuk, mengajar dan negosiasi. 1 Komunikasi terjadi jika setidaknya suatu sumber membangkitkan respon pada penerima pada penerima melalui 1 Kadar Nurjaman dan Khaerul Umam, Komunikasi & Public Relation: Panduan Untuk Mahasiswa, Birokrat dan Praktisi Bisnis, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm. 36. LIBRIA, Vol. 9, No. 2, Desember 2017 173

Sri Andayani penyampaian suatu pesan dalam bentuk tanda atau simbol, baik bentuk verbal (kata-kata) atau bentuk non verbal (non kata-kata). 2 Komunikasi berlangsung jika ada dua orang atau lebih yang saling berhubungan satu sama lainnya dalam berbagai ruang dan waktu. Komunikasi yang baik akan membangun sebuah hubungan yang baik diantara orang-orang yang berinteraksi tersebut. Kegagalan dalam komunikasi akan mengakibatkan kesalahpahaman serta menimbulkan berbagai persepsi negatif sehingga relasi antara komunikator dan komunikan menjadi tidak baik. Perpustakaan sebagai tempat segala informasi dikumpulkan tidak terlepas dari interaksi antara pustakawan dan pemustaka dalam proses pelayanannya. Titik temu dalam layanan perpustakaan juga dijembatani oleh komunikasi. Komunikasi mempunyai dampak besar dalam layanan perpustakaan karena menyangkut dengan kepuasan pemustaka. Kecakapan berkomunikasi pustakawan akan memberi pengaruh yang positif terhadap layanan perpustakaan. Pustakawan yang dikenal sebagai manager informasi harus mempunyai kemampuan komunikasi yang efektif dalam bertukar informasi dengan pemustaka. Pemustaka yang terfasilitasi dengan baik melalui komunikasi dengan pustakawan akan merasa nyaman saat berkunjung ke perpustakaan. Pustakawan sebagai komunikator utama di perpustakaan dituntut untuk memiliki keterampilan dalam berkomunikasi baik secara verbal maupun non verbal. Komunikasi verbal tersampaikan secara lisan sedangkan non verbal diwakilkan oleh anggota tubuh dalam mekanisme penyampaiannya. Komunikasi verbal dan non verbal tidak bisa lepas satu sama lainnya. Komunikasi non verbal diibaratkan sebagai bumbu bagi komunikasi verbal, karena saat menyampaikan informasi dengan kata-kata (verbal), kontak mata, ekspresi wajah dan gerakan tubuh (non verbal) akan mengikuti secara langsung. Komunikasi secara verbal dapat saja memanipulasi keadaan sedangkan non verbal akan berlangsung secara alami tergantung bagaimana kondisi kejiwaan seseorang. Orang-orang biasanya akan lebih mempercayai apa yang mereka 2 Andrea L. Rich, Interracial Communication, (New York: Harper & Row, 1974), hlm. 4. 174 LIBRIA, Vol. 9, No. 2, Desember 2017

Komunikasi Non-Verbal Pustakawan sebagai Penyaji Informasi lihat diwajah dan sikap anda daripada apa yang anda katakan kepada mereka. 3 Dalam konsteks perpustakaan, salah satu image yang melekat bagi pustakawan adalah kurang ramah dalam memberikan pelayanan, sebagai contoh pustakawan menampilkan ekspresi yang cemberut, tidak murah senyum, cuek dan bersikap apatis saat melayani pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan. Cara berkomunikasi tanpa lisan yang seperti itu akan menumbuhkan pandangan-pandangan negatif dari pemustaka dengan anggapan bahwa layanan di perpustakaan tidak bersahabat dan kaku dalam pelaksanaannya. Fenomena itu masih banyak kita temukan pada banyak perpustakaan yang menjalankan fungsinya sebagai pengelola informasi bagi masyarakat. Masalah tersebut dipengaruhi oleh kemampuan komunikasi non verbal pustakawan yang tidak matang sehingga tidak optimal dalam melayani pemustaka. Oleh karena itu, penting bagi pustakawan untuk mempelajari dan memahami bagaimana teknik komunikasi secara non verbal agar dapat mengaplikasikan caracara tersebut saat menjalankan tugasnya sebagai penyaji infromasi di perpustakaan. Kemampuan komunikasi non verbal yang efektif dari pustakawan diharapkan dapat mengubah pandangan pemustaka bahwa perpustakaan tidak selamanya memberikan pelayanan yang tidak welcome. Uraian di atas menjadi alasan penulis untuk menganalisis topik mengenai Komunikasi Non-Verbal Pustakawan Sebagai Penyaji Informasi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini yaitu bagaimana komunikasi nonverbal yang efektif bagi pustakawan dalam menyajikan informasi di perpustakaan? C. Komunikasi Non-Verbal (Communication Non-Verbal) Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang (komunikator) 3 Katleen A. Begley, Komunikasi Tatap Muka: Menciptakan Hubungan Manusia di Dunia yang Dikendalikan Teknologi, (Jakarta: PT Indeks, 2010), hlm. 4. LIBRIA, Vol. 9, No. 2, Desember 2017 175

Sri Andayani kepada orang lain (komunikan). 4 Komunikasi berhubungan dengan perilaku manusia dan kepuasan terpenuhinya kebutuhan berinteraksi dengan manusia-manusia lainnya. Hampir setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang-orang lainnya, dan kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk mempersatukan manusia-manusia yang tanpa berkomunikasi akan terisolasi. 5 Perilaku-perilaku manusia seringkali terealisasikan dalam komunikasi secara non-verbal. Komunikasi non-verbal (communication non-verbal) adalah komunikasi antara individu yang melibatkan bahasa non lisan dari ekspresi wajah, kontak mata, gerak tubuh, dan postur. 6 Saluran dasar komunikasi non-verbal (communication non-verbal): a. Ekspresi wajah (facial ekspressions) Perasaan dan emosi manusia sering kali terbaca diwajahnya dan dapat dikenali melalui berbagai ekspresinya. Ekspresi dasar manusia yang terlihat jelas yaitu marah, takut, bahagia, sedih, terkejut, dan jijik. 7 Kondisi kejiwaan seseorang akan sangat mudah ditebak karena akan terlihat langsung melalui ekspresi wajah yang ditampilkannya. Misalnya, ekpresi wajah murung menjelaskan seseorang sedang bersedih karena berbagai masalah yang dihadapinya. Akan tetapi, ada juga orang-orang yang dapat menyembunyikan atau menutupi masalah yang sedang dihadapinya. Jadi, ekspresi wajah dapat juga di atur sesuai dengan keadaan tertentu dan di lingkungan mana seseorang itu berada. Pustakawan dengan tanggung jawabnya untuk melayani informasi pemustaka perlu mengatur bagaimana cara untuk mengelola ekspresi wajah saat berhadapan dengan pemustaka. 4 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2009), hlm. 11. 5 Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi AntarBudaya: Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang Yang Berbeda Budaya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2010), hlm. 12. 6 Robert A. Baron dan Donn Byrne, Psikologi Sosial, (Jakarta: Erlangga, 2004), hlm. 38. 7 Ibid. 176 LIBRIA, Vol. 9, No. 2, Desember 2017

Komunikasi Non-Verbal Pustakawan sebagai Penyaji Informasi Professionalisme menuntut pustakawan untuk tidak melibatkan berbagai macam urusan pribadi dalam pekerjaannya. Pustakawan diharapkan meninggalkan semua yang menganggu pikirannya dan fokus pada bagaimana cara untuk menunjukkan ekpresi yang mengesankan saat menghadapi pemustaka. Hal ini mungkin memang agak sulit dilakukan, namun dapat dimulai dengan mengubah mindset terlebih dahulu. Ada istilah segala sesuatu tergantung pada mindset, jika mindset berpikir baik maka akan diikuti oleh tindakan dan hasil yang baik pula. Pustakawan harus memiliki mindset bahwa pemustaka adalah raja yang harus diberikan pelayanan terbaik dalam situasi dan kondisi apapun sehingga hal-hal yang mengganjal dipikiran bisa saja hilang dan ekspresi mengesankan dapat ditunjukkan kepada pemustaka yang dilayani. Komunikasi non verbal yang ditunjukan melalui ekspresi wajah ini sangat berpengaruh pada kenyamanan pemustaka di perpustakaan. Misalnya, pustakawan yang cemberut dan tidak murah senyum akan segan disapa dan pemustaka akan merasa tidak betah untuk berlama-lama di perpustakaan. b. Kontak mata (eye contact) Kleinke berpendapat bahwa tatapan mata yang dalam dan lama dari seseorang sebagai sinyal rasa suka atau pertemanan dan menurut Zimbardo, jika seseorang menghindari kontak mata kita bisa berkesimpulan bahwa dia tidak ramah, tidak menyukai kita, atau mungkin sekedar pemalu. Tatapan lama tanpa peduli apapun dapat diartikan sebagai sinyal kemarahan atau kebrutalan serta tatapan dingin sebagai petunjuk non-verbal yang mengganggu oleh kebanyakan orang. 8 Kontak mata bukan hal yang bisa di abaikan saat kita berkomunikasi dengan orang lain karena ia menjadi pusat perhatian yang utama. Tatapan mata dalam adalah teknik komunikasi non verbal yang disarankan dalam layanan perpustakaan. Tatapan mata dalam seorang pustakawan saat berkomunikasi dengan pemustaka akan menjelaskan bahwa seorang pustakawan menghargai apa yang sedang di utarakan oleh pemustaka dan peduli pada apa yang dibutuhkannya. Pustakawan dapat menerapkan hal ini agar pemustaka merasa di perhatikan, aman dan nyaman saat menyampaikan apa yang dibutuhkan di perpustakaan. c. Gerak dan Gestur Tubuh (body movement) 8 Ibid. LIBRIA, Vol. 9, No. 2, Desember 2017 177

Sri Andayani Gerak tubuh juga sumber informasi yang bermanfaat tentang perilaku orang lain. Seperti gerakan yang bertubi-tubi yang mengungkapkan keadaan emosional seseorang, makin tinggi frekuensinya, makin tinggi pula tingkat ketegangan. Selain itu gestur (sikap tubuh) yang merupakan gerakan tubuh yang menyiratkan makna khusus menurut budaya tertentu. 9 Gerakan dan gestur tubuh biasanya dipengaruhi oleh budaya tertentu. Setiap budaya memiliki rangkaiannya sendiri yang terdiri dari tanda-tanda bermakna, lambang-lambang, gerak-gerik, konotosi emosi, rujukan historis, respon tradisional dan juga penting diam yang mengandung makna. 10 Contohnya, di Indonesia melambai dengan jari tangan berarti panggilan kepada seseorang untuk mendekat sedangkan di Filipina seseorang yang melalukan gerakan seperti itu di tempat umum akan di anggap tidak sopan karena itu berarti mengajak seseorang ke arah seksual. Indonesia khususnya, gerakan yang lazim digunakan adalah anggukan kepala yang berarti setuju dan kepala yang menggeleng berarti tidak setuju atau tidak tau akan sesuatu hal. Gerakan dan sikap tubuh dapat di atur dengan cara membatasi gerakan yang berlebihan, contohnya anggukan kepala dan lambaian tangan disesuaikan dengan keperluan, misalnya pustakawan mengangguk beberapa kali saat berkomunikasi dengan pemustaka. Anggukan kepala yang mempunyai ritme tertentu dapat mengartikan setuju dan menggambarkan seseorang fokus dengan apa yang sedang dikomunikasikan. Penting bagi pustakawan untuk mengetahui dan mengenali makna yang tersirat dalam gerakan dan sikap tubuh pemustaka dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda. d. Sentuhan (touching) Sentuhan yang dirasa tepat sering kali membangkitkan perasaan positif dalam diri orang yang disentuh. Satu cara dimana orang dari berbagai latar budaya bisa menerima sentuhan dari orang asing adalah melalui jabat tangan. 11 9 Ibid. 10 Rakhmat, Komunikasi AntarBudaya: Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang Yang Berbeda Budaya, hlm. 41. 11 Byrne, Psikologi Sosial, hlm. 43. 178 LIBRIA, Vol. 9, No. 2, Desember 2017

Komunikasi Non-Verbal Pustakawan sebagai Penyaji Informasi Sentuhan sering menimbulkan efek positif yang kuat. Pelayan yang menyentuh tamu yang makan akan memperoleh tip lebih besar, dan Psikolog yang menyentuh bahu mahasiswa ketika meminta bantuan mendapatkan kepatuahn yang lebih besar. Mungkin ini sebabnya para politisi gemar berjabatan tangan dengan sebanyak mungkin untuk pemberi suara. 12 Namun saat akan melakukan sentuhan perlu diperhatikan situasi dan kondisi seperti apa, karena ada kalanya sentuhan tidak diperlukan karena di anggap menggangu atau tidak sopan. Hal kecil yang dapat dilakukan dengan sentuhan adalah menjabat tangan pemustaka saat pertama kali memasuki ruang perpustakaan atau saat akan meninggalkan gedung perpustakaan. Selain itu juga dapat ditempuh dengan cara menepuk pelan bahu pemustaka yang sedang kebingungan saat menelusuri informasi sambil menawarkan bantuan apabila dibutuhkan. Jika diperlakukan dengan cara kecil seperti ini, pemustaka akan merasa diterima dan senang saat mencari informasi di perpustakaan. D. Komunikasi Non-Verbal Pustakawan Sebagai Penyaji Informasi Salah satu karakteristik yang harus dimiliki pustakawan dalam mengemban tugas sebagai penyaji informasi kepada publik adalah integritas yang tinggi. Intregitas meliputi sikap dan kepribadian yang harus dibentuk dari dalam diri pustakawan, contohnya jujur dan tulus dalam melayani kebutuhan informasi pemustaka. Kejujuran dan ketulusan dari dalam dapat diaplikasikan dalam tindakan melalui komunikasi secara non-verbal. Komunikasi non-verbal lebih kuat pengaruhnya dibandingkan komunikasi secara verbal. Pesan-pesan non verbal seperti kontak mata, intonasi suara, senyum dan ekpresi muka, gerakan tubuh, posisi tangan dan kaki, cara berpakaian, jarak kita dengan seseorang akan mempengaruhi cara kita berkomunikasi. 13 Orang-orang akan cenderung mempercayai apa yang mereka lihat dan rasa (komunikasi nonverbal) daripada apa yang mereka dengarkan (komunikasi verbal). Sepatutnya, komunikasi non verbal seorang pustakawan harus berasal dari dalam dan melekat pada diri pustakawan itu 12 Mark L. Knap dan Judith A. Hall, Nonverbal Communication in Human Interaction, (Forth Worth: Harcourt Brace College, 1997), hlm. 187. 13 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2012), hlm. 6.6. LIBRIA, Vol. 9, No. 2, Desember 2017 179

Sri Andayani sendiri yang bersifat tahan lama. Komunikasi non verbal tidak akan sepenuhnya bekerja jika hanya di setting hanya untuk kebutuhan pekerjaan saja karena dari komunikasi non verbal juga akan tergambarkan mana yang tulus dan mana yang berpura-pura baik dalam melayani. Komunikasi non verbal pustakawan yang diwujudkan dari hati saat melayani pemustaka akan menciptakan hubungan yang hangat diantara kedua pihak. Kehangatan berkomunikasi yang dibangun oleh pustakawan memungkinkan perpustakaan untuk memberi layanan dengan cinta dan akan menarik minat pemustaka untuk datang ke perpustakaan. E. Simpulan Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi non verbal merupakan sikap dasar yang harus dimiliki oleh pustakawan yang dapat diterapkan dalam pekerjaannya sehari-- hari sebagai penyaji informasi di perpustakaan. Keterampilan komunikasi non verbal efektif yang dimiliki pustakawan akan membantu mengubah pola pikir masyarakat mengenai stereotip yang selama ini disandang pustakawan yaitu sebagai pelayan publik yang tidak ramah dalam melayani pemustaka. Komunikasi non verbal yang memadai tidak hanya akan menguntungkan bagi pustakawan secara individu, tapi juga akan berpengaruh pada profesi pekerjaannya dan lembaga tempat ia bekerja. Dengan kata lain, akan mengangkat citra para pustakawan dan citra perpustakaan tempat dimana ia bertugas sebagai penyaji informasi kepada masyarakat. Daftar Pustaka A. Baron, Robert dan Donn Byrne, Psikologi Sosial, Jakarta: Erlangga, 2004. Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2009. Katleen A. Begley, Komunikasi Tatap Muka: Menciptakan Hubungan Manusia di Dunia yang Dikendalikan Teknologi, Jakarta: PT Indeks, 2010. Knap, Mark L. dan Judith A. Hall, Nonverbal Communication in Human Interaction, Forth Worth: Harcourt Brace College, 1997. 180 LIBRIA, Vol. 9, No. 2, Desember 2017

Komunikasi Non-Verbal Pustakawan sebagai Penyaji Informasi Nurjaman, Kadar dan Khaerul Umam, Komunikasi & Public Relation: Panduan Untuk Mahasiswa, Birokrat dan Praktisi Bisnis, Bandung: Pustaka Setia, 2012. Mulyana, Deddy dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi AntarBudaya: Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang Yang Berbeda Budaya, Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2010. Mustafa, Badollahi Promosi Jasa Perpustakaan, Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2012), hlm. 6.6. Rich, Andrea L. Interracial Communication, New York: Harper & Row, 1974. LIBRIA, Vol. 9, No. 2, Desember 2017 181

Sri Andayani LIBRIA, Vol. 9, No. 2, Desember 2017 182