BAB I PENDAHULUAN. Mandiri e-cash merupakan salah satu alternatif alat pembayaran secara

dokumen-dokumen yang mirip
FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ) Layanan Branchless Banking

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kemajuan teknologi dalam sistem pembayaran dan transaksi perbankan

- 3 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal I Angka 1 Pasal 1 Cukup jelas.

FAQ MEGA MOBILE Apa itu layanan Mega Mobile? Apa saja syarat untuk memperoleh atau menggunakan layanan Mega Mobile?

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ) Rekening Ponsel

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mencegah kelemahan dari penggunaan uang tunai tersebut, kini

Table of Contents FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ)

FAQ LAYANAN MEGA MOBILE

Frequently Asked Questions (FAQ) Gratis Uang Saku Rp ,- dengan Aplikasi Mobile Mandiri Fiestapoin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi saat ini berdampak ke segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan tidak dengan menggunakan uang cash sebagai alat pembayaran,

SYARAT DAN KETENTUAN NOBUPAY

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sebagai alat perantara dalam melakukan tukar-menukar atau

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PENGGUNAAN E-CURRENCY DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. hubungan lebih baik dan menjadi semakin dekat dengan masyarakat. Kini

BAB 1 PENDAHULUAN. Kita telah menghadapi suatu era dimana keberhasilan strategi pemasaran suatu

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Telkomsel Sumber: (PT. Telkomsel, 2017)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan produk produk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian TCASH (Telkomsel)

BAB I PENDAHULUAN. nyaman bertansaksi dengan secara fisik, uang cash atau kartu. Society: Indonesia Chapter, yang berlangsung di Jakarta pada Kamis

BAB IV PEMBAHASAN. A. Layanan E-Channel Pada PT. Bank BRISyariah Kantor Cabang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. sependapat dalam buku Bunga Rampai Hukum Ekonomi Dan Hukum

SMART Platform Pada T-Cash Telkomsel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kemajuan teknologi semakin canggih dan semakin membaik

mandiri sms - *141*6# Keuntungan mandiri sms *141*6# Registrasi mandiri sms *141*6# :

RINGKASAN INFORMASI PRODUK TABUNGAN D-SAVE

SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN MEGA INTERNET

BAB I PENDAHULUAN. teknologi merupakan hal yang wajib. Peranan teknologi dalam. transaksi perbankan, sehingga meningkatkan retensi penggunaan jasa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat ditandai dengan

SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN MEGA MOBILE & BELANJA DEBIT ONLINE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ) KARTU DEBIT DBS

BAB I. PENDAHULUAN. Cara pembayaran terus berubah dari waktu ke waktu. Dahulu pembayaran transaksi

Ringkasan Informasi Produk/Layanan BTPN Wow!

No.16/11/DKSP Jakarta, 22 Juli 2014 S U R A T E D A R A N. Perihal : Penyelenggaraan Uang Elektronik (Electronic Money)

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana kepada masyarakat serta memberikan jasa-jasa pelayanan

No. 11/11/DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N. Perihal : Uang Elektronik (Electronic Money)

BAB I INTRODUKSI. pembayaran mikro, kapan saja dan dimana saja dengan menggunakan smartphone

BAB I PENDAHULUAN. Melambatnya pertumbuhan ekonomi global sebagai dampak peningkatan harga

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan aktifitas, khususnya dalam kegiatan sehari-hari. Dalam

Definisi. Pendaftaran, Kode Aktivasi, m-pin

FAQ MEGA INTERNET 1 / 5

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB XI TEKNOLOGI PERBANKAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/12/PBI/2009 TENTANG UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

Perkembangan Uang Elektronik di Indonesia Tahun : Kajian Regulasi, Pertumbuhan Volume dan Nilai Transaksi

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diakses langsung oleh nasabah pengguna mobile banking melalui

Syarat dan Ketentuan Mega Syariah Mobile

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Telkom T-Money

mandiri e-cash dan Layanan Keuangan Digital (LKD) Bank Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. cara maupun arah proses transaksi finansial. Pengguna internet telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. lagi, karena saat ini banyak sekali perusahaan yang ingin berkembang. Perusahaan

A. Paket Mitra Pelapak (PMP)

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga perputaran uang dalam pembayarannya diperlukan keamanan dan

PRODUK-PRODUK BANK. Disusun Oleh : Tyas Krisnawati Anita Satriana Dewi Dina Martiningsih

SYARAT DAN KETENTUAN UMUM PROGRAM PERBANYAK TRANSAKSI. HADIAH MELIMPAH D-MOBILE DANAMON ONLINE BANKING ATM CDM DANAMON 1 April 30 Juni 2017

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 11/ 11 /PBI/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi adalah munculnya internet. Walaupun internet tidak dapat dikatakan

BAB 3 RANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan Transaksi Non-Tunai di Indonesia dalam beberapa tahun

Panduan KlikBCA. Halo BCA (021) l fb.com/goodlifebca

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi mengalami perkembangan yang

SYARAT DAN KETENTUAN UMUM Tabungan FlexiMAX, Tabungan Melambung Maksimalkan Untung PROGRAM FLEXIMAX DIRECT GIFT 2017 Periode Februari 2017 Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan dan perekonomian. Uang dapat digunakan sebagai alat

RINGKASAN INFORMASI PRODUK TABUNGAN FLEXIMAX

ekonomi Kelas X SISTEM PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN K-13 A. Pengertian Sistem Pembayaran Tujuan Pembelajaran

SYARAT DAN KETENTUAN UMUM Tabungan FlexiMAX, Tabungan Melambung Maksimalkan Untung PROGRAM FLEXIMAX DIRECT GIFT 2017 Periode Februari 2017 Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN. Telepon seluler saat ini telah menjadi alat komunikasi serta informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Automatic Teller Machine (ATM) dan electronic banking (e-banking)

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kreatif memicu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan akselerasi yang

No.17/52/DKSP Jakarta, 30 Desember 2015 S U R A T E D A R A N

There are no translations available.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

RINGKASAN INFORMASI PRODUK

Bab 5. Pengelolaan Uang Tunai

BAB I PENDAHULUAN. merambah berbagai macam sektor industri. Salah satu penerapan teknologi

Ringkasan Informasi Produk/Layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) - Mikro

Bab 1 KETERANGAN UMUM CARA PENGISIAN

No.18/ 41 /DKSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N. Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran

KETENTUAN UMUM TATA CARA PEMBAYARAN BIAYA KULIAH

BAB I PENDAHULUAN. Uang memiliki fungsi yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Petunjuk Penggunaan Mandiri atm

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan konsumen lama. Perusahaan harus mampu membaca peluang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembayaran merupakan hal penting bagi manusia dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. mengenal e-commerce yang merupakan proses jual beli atau pertukaran produk,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

pelayanan dan jasa yang diberikan oleh perusahaan juga merupakan daya tarik

PANDUAN PEMBAYARAN VIRTUAL ACCOUNT

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/52/PBI/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. informasinya sebagai sarana nasabah untuk bertransaksi.

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis yang selama ini digunakan. Perusahaan perlu melakukan

Sistem Pembayaran Non Tunai

BAB I PENDAHULUAN Logo PT Bank Mandiri, Tbk Gambar 1.1 adalah logo PT Bank Mandiri, Tbk:

BAB I PENDAHULUAN. membuat dunia seolah tanpa batas dan berdampak juga dengan kegiatan. yang dibutuhkannya dan pemasar juga memiliki berbagai

Solusi Cerdas Bisnis Anda

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mandiri e-cash merupakan salah satu alternatif alat pembayaran secara online yang dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia. Uang elektronik ini, adalah produk yang dikeluarkan oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. semenjak Mei 2014 sebagai mobile payment dimana pemegang dapat melakukan transaksi finansial hanya dengan menggunakan ponsel. Layanan Mandiri e-cash terdiri dari pendaftaran dan upgrade layanan, transaksi tunai berupa penyetoran dan/atau penambahan saldo (isi ulang) serta tarik tunai, permintaan informasi saldo dan mutasi transaksi, pembayaran tagihan dan merchant, pengiriman uang, pembelian pulsa, serta beberapa transaksi lainnya. Selain dapat diakses menggunakan segala jenis ponsel, kelebihan dari produk ini adalah dapat digunakan oleh seluruh masyarakat, tidak hanya nasabah Bank Mandiri, melainkan juga non-nasabah. Mandiri e-cash diciptakan dengan harapan membuat masyarakat yang tidak memiliki rekening dapat bertransaksi menggunakan jasa perbankan. Ketika era elektronik belum berkembang, masyarakat harus membawa uang tunai dalam dompetnya untuk dapat melakukan transaksi. Selain tidak praktis karena masyarakat harus membawa lembar uang dalam jumlah banyak, timbul kehawatiran terhadap tindak kejahatan. Karenanya muncul ide cashless, dimana masyarakat tidak perlu lagi membawa uang tunai, tetapi bisa melalukan transaksi 1

atau pembayaran. Diawali dari berkembangnya kartu kredit dan kartu debit serta kemunculan ATM (Automated Teller Machine) dan EDC (Electronic Data Capture) untuk mengkakses kartu tersebut, masyarakat mulai banyak mengurangi penggunaan uang tunai. Inilah yang merupakan cikal bakal berkembangnya cashless society. Sayangnya, tidak semua kalangan bisa memiliki kedua kartu tersebut, hal ini dikarenakan perlunya account bank untuk dapat memilikinya. Electronic wallet atau yang juga disebut uang elektronik muncul sebagai inovasi yang bertujuan menciptakan cashless society tanpa harus memiliki account di bank. Inovasi pada instrumen pembayaran elektronik dengan menggunakan kartu telah berkembang menjadi bentuk yang lebih praktis. Saat ini telah berkembang suatu instrumen pembayaran yang dikenal dengan sebutan uang elektronik. Walaupun memuat karakteristik yang sedikit berbeda dengan instrumen pembayaran lainnya seperti kartu kredit dan kartu debit, namun penggunaan instrumen ini tetap sama dengan kartu kredit dan kartu debit yaitu ditujukan untuk pembayaran. Adapun perbedaan antara uang elektronik dengan kartu kredit atau kartu debit adalah dari segi karakteristiknya. Uang elektronik merupakan prepaid productsvsementara kartu kredit atau kartu debit merupakan access products. Perbedaan dari masing-masing produk tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Prepaid Products 1) Nilai uang telah tercatat dalam instrumen uang elektronik atau sering disebut dengan stored value. 2

2) Dana yang tercatat dalam uang elektronik sepenuhnya berada dalam penguasaan konsumen. 3) Pada saat transaksi, perpindahan dana dalam bentuk electronic value dari uang elektronik milik konsumen kepada terminal merchant dapat dilakukan secara offline. Dalam hal ini verifikasi cukup dilakukan pada level merchant (point of sale), tanpa harus online ke komputer issuer. b. Access Products 1) Tidak ada pencatatan dana pada instrumen kartu. 2) Dana sepenuhnya berada dalam pengelolaan bank, sepanjang belum ada otorisasi dari nasabah untuk melakukan pembayaran. 3) Pada saat transaksi, instrumen kartu digunakan untuk melakukan akses secara online ke komputer issuer untuk mendapatkan otorisasi melakukan pembayaran atas beban rekening nasabah, baik berupa rekening simpanan (kartu debit) maupun rekening pinjaman (kartu kredit). Setelah diotorisasi oleh issuer, rekening nasabah kemudian akan langsung terdebit. Dengan demikian pembayaran dengan menggunakan kartu kredit dan kartu debit mensyaratkan adanya komunikasi online ke komputer issuer. Uang elektronik didefinisikan sebagai alat pembayaran dalam bentuk elektronik dimana nilai uangnya disimpan dalam media elektronik tertentu. Penggunanya harus menyetorkan uangnya terlebih dahulu kepada penerbit dan disimpan dalam media elektronik sebelum menggunakannya untuk keperluan bertransaksi. Ketika digunakan, nilai uang elektronik yang tersimpan dalam media elektronik akan berkurang sebesar nilai transaksi dan setelahnya dapat mengisi 3

kembali (top-up). Media elektronik untuk menyimpan nilai uang elektronik dapat berupa chip atau server. Penggunaan uang elektronik ini sebagai alat pembayaran yang inovatif dan praktis diharapkan dapat membantu kelancaran pembayaran kegiatan ekonomi yang bersifat massal, cepat, dan bersifat mikro atau retail, sehingga perkembangannya dapat membantu kelancaran transaksi. Beberapa contoh merchant yang sudah mengaplikasikan penggunaan uang elektronik diantaranya, jalan tol, kereta api, bus, minimarket, food court, dan parkir. Perkembangan uang elektronik diharapkan pula dapat digunakan sebagai alternatif alat pembayaran non tunai yang dapat menjangkau masyarakat yang selama ini belum mempunyai akses kepada sistem perbankan. Di Indonesia Penyelenggaraan Uang Elektronik telah diatur dalam: a. Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tanggal 13 April 2009 tentang Uang Elektronik (Electronic Money). b. Surat Edaran Bank Indonesia No.11/11/DASP tanggal 13 April 2009 perihal Uang Elektronik (Electronic Money). Bank Indonesia mengeluarkan peraturan, yaitu PBI No. 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik. Dalam peraturan ini, yang dimaksud uang elektronik adalah alat pembayaran yang memenuhi unsur-unsur : (1) diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh pemegang kepada penerbit; (2) nilai uang yang disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti server atau chip; (3) digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan merupakan penerbit uang elektronik tersebut; dan (4) nilai uang elektronik yang disetor oleh 4

pemegang dan dikelola oleh penerbit bukan merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan. Penggunaan Uang Elektronik sebagai alat pembayaran dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a) Memberikan kemudahan dan kecepatan dalam melakukan transaksitransaksi pembayaran tanpa perlu membawa uang tunai. b) Tidak lagi menerima uang kembalian dalam bentuk barang (seperti permen) akibat padagang tidak mempunyai uang kembalian bernilai kecil. c) Sangat mudah diaplikasikan khususnya untuk transaksi massal yang nilainya kecil namun frekuensinya tinggi, seperti pada beberapa transportasi, parkir, tol, fast food, dll. Dari beberapa manfaat diatas, terdapat risiko yang perlu disikapi seperti risiko uang elektronik hilang dan dapat digunakan oleh pihak lain. Pada prinsipnya uang elektronik sama seperti uang tunai yang apabila hilang tidak dapat diklaim kepada penerbit. Risiko lain yang dapat timbul adalah karena masih kurangnya pemahaman pengguna dalam menggunakan uang elektronik, seperti contoh ketika pengguna tidak menyadari uang elektronik yang digunakan ditempelkan 2 (dua) kali pada mesin reader untuk suatu transaksi yang sama sehingga nilai uang elektronik berkurang lebih besar dari nilai transaksinya. Beberapa jenis uang elektronik berdasarkan tercatat atau tidaknya data identitas pemegang pada penerbit uang elektronik terbagi menjadi: 5

a. Uang elektronik registered, merupakan uang elektronik yang data identitas pemegangnya tercatat/terdaftar pada penerbit uang elektronik. Dalam kaitan ini, penerbit harus menerapkan prinsip mengenal nasabah dalam menerbitkan uang elektronik registered. Batas maksimum nilai uang elektronik yang tersimpan pada media chip atau server untuk jenis registered adalah Rp 5.000.000 (lima juta Rupiah). b. Uang elektronik unregistered, merupakan uang elektronik yang data identitas pemegangnya tidak tercatat/terdaftar pada penerbit uang elektronik. Batas maksimum nilai uang elektronik yang tersimpan pada media chip atau server untuk jenis unregistered adalah Rp 1.000.000 (satu juta Rupiah). Bank Indonesia menggolongkan pihak-pihak dalam penyelenggaraan uang elektronik, sebagai berikut: a. Pemegang kartu adalah pengguna yang sah dari uang elektronik. b. Prinsipal adalah bank atau lembaga selain bank yang bertanggung jawab atas pengelolaan sistem dan/atau jaringan antar anggotanya, baik yang berperan sebagai penerbit dan/atau acquirer, dalam transaksi uang elektronik yang kerjasama dengan anggotanya didasarkan atas suatu perjanjian tertulis. c. Penerbit adalah bank atau lembaga selain bank yang menerbitkan uang elektronik. d. Acquirer adalah bank atau lembaga selain bank yang melakukan kerjasama dengan pedagang (merchant), yang dapat memproses uang elektronik yang diterbitkan oleh pihak lain. 6

e. Pedagang (merchant) adalah penjual barang dan/atau jasa yang menerima pembayaran dari transaksi penggunaan uang elektronik. f. Penyelenggara kliring adalah bank atau lembaga selain bank yang melakukan perhitungan hak dan kewajiban keuangan masing-masing penerbit dan/atau acquirer dalam rangka transaksi uang elektronik. g. Penyelenggara penyelesaian akhir adalah bank atau lembaga selain bank yang melakukan dan bertanggungjawab terhadap penyelesaian akhir atas hak dan kewajiban keuangan masing-masing penerbit dan/atau acquirer dalam rangka transaksi uang elektronik berdasarkan hasil perhitungan dari penyelenggara kliring. Bank Indonesia menerbitkan uang elektronik pertama kali di bulan April 2007. Selama kurang lebih satu setengah tahun sejak pertama terbit, jumlah uang elektronik telah mencapai 430.000. Berbeda pada awal penerbitannya, uang elektronik saat ini tidak hanya diterbitkan dalam bentuk chip yang tertanam pada kartu atau media lainnya (chip based), namun juga telah diterbitkan dalam media lain yaitu suatu media yang saat digunakan untuk bertransaksi akan terkoneksi terlebih dahulu dengan server penerbit (server based). Begitu pula dari sisi penggunaannya, hampir dari seluruh uang elektronik yang diterbitkan, tidak lagi bersifat single purpose namun sudah multi purpose sehingga dapat diterima di banyak merchant yang berbeda (Tim Inisiatif Bank Indonesia, 2006). Menurut data Bank Indonesia, sampai dengan saat ini terdapat 21 perusahaan penerbit uang elektronik yang disediakan oleh lembaga perbankan maupun non perbankan, diantaranya Bank Mandiri, BCA, BNI, BRI, Bank Mega, 7

Bank Permata, Bank CIMB Niaga, PT Telkom, Telkomsel, Indosat, XL Axiata, Smartfren Telecom. Bank Indonesia melihat adanya potensi persaingan antara bank maupun perusahaan telekomunikasi dalam memperebutkan pasar untuk mengembangkan uang elektronik. Sebagai alat pembayaran, perolehan dan penggunaan uang elektronik dapat dikatakan cukup mudah. Calon pemegang hanya perlu menyetorkan sejumlah uang kepada penerbit atau melalui agen-agen penerbit dan nilai uang tersebut secara digital disimpan dalam media uang elektronik. Untuk chip based, pemegang dapat bertransaksi secara offline melalui uang elektronik (dalam bentuk kartu atau bentuk lainnya). Sedangkan pada server based, pemegang akan diberi sarana untuk mengakses virtual account, yaitu melalui ponsel, kartu akses, atau sarana lainnya, sehingga transaksi dapat diproses secara online. Transaksi melalui uang elektronik khususnya transaksi yang diproses secara offline berlangsung sangat cepat, hanya memerlukan waktu kurang lebih 2 4 detik. Nilai uang yang dapat disimpan dalam uang elektronik dibatasi, yaitu tidak lebih dari 1 juta Rupiah. Hal ini dikarenakan fungsi dari uang elektronik itu sendiri memang ditujukan sebagai alat pembayaran untuk transaksi yang sifatnya retail atau transaksi yang bernilai kecil. Namun batasan tersebut sifatnya tidak mutlak, kedepannya batasan nilai uang elektronik dapat disesuaikan dengan melihat perkembangan dan kebutuhan industri. Dalam mekanisme uang elektronik, apabila pemegang tidak lagi berminat menggunakan uang elektronik atau ingin mengakhiri penggunaan uang elektronik, maka nilai uang yang ada pada uang elektronik dapat 8

di-redeem sesuai tata cara yang diatur oleh masing-masing penerbit. (Tim Inisiatif Bank Indonesia: 2006). Mandiri e-cash merupakan salah satu produk uang elektronik berbasis server yang memanfaatkan teknologi aplikasi di ponsel dan USSD. Mandiri e-cash resmi diluncurkan pada 20 Mei 2014. Uang tunai di ponsel ini memungkinkan pemegangnya untuk melakukan transaksi perbankan tanpa harus melakukan pembukaan rekening ke cabang Bank Mandiri. Pengguna telepon seluler dapat mengakses Mandiri e-cash menggunakan USSD dengan mengetik *141*6*7# kemudian pilih call/panggil. Bagi pengguna smartphone, Mandiri e-cash dapat diakses dengan mengunduh aplikasi di Apps Store, Google Play, Nokia Store, Blackberry World, dan Windows Store. Pemegang dapat mengakses layanan Mandiri e-cash tidak hanya di dalam negeri melainkan juga di luar negeri, sepanjang pemegang mendapat akses ke jaringan internet (untuk pengguna smartphone) dan akses SMS dari luar negeri (untuk pengguna feature/basic phone). Beberapa fitur Mandiri e-cash diantaranya: a. Informasi saldo dan histori transaksi b. Isi ulang saldo yang dapat dilakukan melalui e-channel Bank Mandiri, transfer dalam jaringan ATM Bersama, dan juga secara tunai melalui retail store c. Transfer ke nomor telepon seluler lainnya d. Transfer ke rekening tabungan Bank Mandiri e. Penarikan tunai di ATM Bank Mandiri tanpa menggunakan kartu debit f. Pembayaran tagihan 9

g. Pembelian di merchant-merchant yang bekerjasama. Beberapa kemudahan yang dapat dinikmati oleh pemegang Mandiri e-cash adalah sebagai berikut: a. Sebagai pengganti uang tunai b. Dapat digunakan di semua jenis telepon seluler c. Kemudahan pendaftaran tanpa harus datang ke cabang Bank Mandiri d. Terhindar dari kerepotan mencari uang pas untuk pembayaran transaksi dengan nominal kecil e. Kemudahan transfer ke nomor telepon seluler tanpa harus menghafal nomor rekening Bank. Pengajuan menjadi pemegang Mandiri e-cash dilakukan dengan cara pendaftaran melalui ponsel calon pemegang, dimana nomor ponsel menjadi nomor rekening Mandiri e-cash, dengan ketentuan setiap nomor ponsel hanya dapat digunakan untuk satu rekening Mandiri e-cash. Pemegang dapat melakukan pendaftaran mandiri e-cash dengan mengisi beberapa data singkat seperti nama, kata rahasia, dan PIN untuk pendaftaran yang dilakukan melalui system USSD. Sementara pemegang yang menggunakan aplikasi harus mengisi beberapa data diantaranya; nama, nomor KTP, alamat, tanggal lahir, kata rahasia, dan PIN. Pengguna yang telah melakukan pendaftaran akan terdaftar sebagai pemegang unregistered. Untuk dapat menjadi pemegang registered, pengguna harus melakukan upgrade layanan Mandiri e-cash terlebih dahulu. Pemegang unregistered adalah pemegang Mandiri e-cash yang baru melakukan pendaftaran 10

menggunakan data singkat berupa nama, tanggal lahir, dan email (opsional). Sementara pemegang registered adalah pemegang Mandiri e-cash yang telah melakukan upgrade layanan Mandiri e-cash melalui e-channel Bank Mandiri ataupun melalui cabang Bank Mandiri. Upgrade layanan melalui cabang dilakukan dengan mengisi formulir upgrade layanan dan menyertakan fotocopi kartu identitas yang masih berlaku. Pemegang yang telah melakukan upgrade layanan dapat memperoleh seluruh layanan transaksi yang disediakan oleh Mandiri e-cash. Perbedaan layanan transaksi untuk pemegang unregistered dan registred dijelaskan dalam Tabel 1.1. Tabel 1.1. Perbedaan Pemegang Unregistered dan Registered Mandiri E-cash Perbedaan Unregistered Registred Saldo maksimal Rp 1.000.000 Rp 5.000.000 Isi ulang Ya Ya Fitur Bayar Beli Ya Ya Fitur transfer Tidak Ya Fitur Tarik Tunai tidak Ya Sumber: Bank Mandiri (2017) Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, rekening Mandiri e-cash tidak dikenakan biaya administrasi. Saldo uang elektronik yang tersimpan dalam Mandiri e-cash juga bukan merupakan saldo tabungan sehingga tidak diberikan bunga dan tidak terkategori dana yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan. Saldo dalam Mandiri e-cash tidak memiliki batasan minimum. Pemegang dapat melihat saldo dan mutasi rekening Mandiri e-cash melalui ponsel. Untuk batas nilai transaksi dari rekening Mandiri e-cash adalah maksimal 20 juta Rupiah per bulan. Pembatasan nilai transaksi tersebut diperhitungkan dari transaksi yang bersifat 11

incoming antara lain transfer masuk, isi ulang (top up), setor tunai, dan atau transaksi lainnya. Jika sudah mencapai batas nilai transaksi tersebut maka pemegang tidak dapat menerima atau melakukan transaksi incoming lagi pada bulan yang sama. Pemegang harus menunggu bulan berikutnya untuk menerima atau melakukan transaksi incoming. Transaksi pembayaran menggunakan Mandiri e-cash dapat dilakukan di merchant-merchant yang telah bekerjasama dengan Bank Mandiri. Transaksi pemegang disimpan secara elektronik di dalam server Bank. Untuik transaksi transfer, uang akan langsung masuk ke rekening tujuan sesaat setelah proses transfer dilakukan dan SMS konfirmasi telah diterima oleh pengirim dan penerima. Hal ini dikarenakan transaksi menggunakan Mandiri e-cash bersifat online. Apabila transaksi melalui Mandiri e-cash telah dilakukan, akan ada SMS notifikasi yang menginformasikan apakah suatu transaksi berhasil atau tidak, sehingga memudahkan pemegang untuk memonitor segala transaksi yang dilakukan. Selain itu, meskipun tidak melibatkan Bank secara langsung, namun layanan Mandiri e-cash dapat dikatakan aman karena setiap pendaftaran rekening Mandiri e-cash pemegang diharuskan membuat kode rahasia dan PIN, dan setiap transaksi hanya bisa dijalankan jika pemegang sudah memasukkan PIN yang sesuai. Pemegang bertanggung jawab terhadap keamanan simcard dan telepon seluler, serta memperlakukan secara rahasia data-data yang bersifat pribadi seperti kode pengguna, kode rahasia, dan PIN, sebagai media untuk mengakses Mandiri e- cash yang dimiliki. Pemegang dianjurkan untuk melakukan pemeliharaan dan 12

penyimpanan yang memadai guna mencegah terjadinya kegagalan proses seperti; tidak berfungsinya simcard dan handphone yang digunakan, adanya tindak pencurian, maupun penyalahgunaan dan/atau kejahatan lainnya. Jika hal tersebut terjadi maka pemegang dapat melakukan pemblokiran dan melaporkan kehilangan ke provider telepon seluler dan layanan Call Center Bank Mandiri yang dapat diakses melalui call/panggilan ke nomor 14000 untuk ditindaklanjuti penyelesaiannya. Demikian pula apabila pemegang ingin mengajukan permintaan pembukaan blokir maka pemegang juga dapat menghubungi Call Mandiri 14000 atau dating ke cabang Bank Mandiri terdekat dengan membawa KTP yang berlaku. Pembukaan blokir hanya dapat dilakukan bagi pemegang registered. Dalam situs Bank Indonesia nilai adopsi uang elektronik di Indonesia tumbuh dengan baik. Jumlah uang elektronik yang beredar di tahun 2016 mencapai angka 51 juta pengguna. Hal tersebut berbanding lurus dengan jumlah pertumbuhan transaksi uang elektronik yang mana mengalami pertumbuhan yang cukup pesat dalam 6 tahun terakhir. Pada tahun 2010 jumlah transaksi uang elektronik hanya mencapai 26 juta transaksi, sementara di tahun 2016 jumlah transaksinya mencapai 683 juta transaksi dengan volume hingga 7 triliun Rupiah. Pertumbuhan ini juga didukung dengan persebaran infrastruktur, diantaranya mesin reader yang berjumlah sekitar 374 ribu mesin. Meskipun pertumbuhannya dinilai cukup pesat, penggunaan uang elektronik di Indonesia masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan Negara lain. Sebagai contoh di Malaysia, ratio transaksi uang elektronik bisa mencapai angka 27% sementara ratio transaksi uang elektronik di Indonesia tidak mencapai 1% jika 13

dibandingkan dengan transaksi tunai. Hal ini tidak lain disebabkan karena masih tingginya pembayaran transaksi retail dengan sistem transaksi pembayaran tunai, serta perilaku masyarakat yang lebih percaya pada penggunaan uang tunai. Demikian halnya bagi nasabah perbankan, sebagian besar nasabah perbankan masih nyaman untuk melakukan transaksi melalui teller di bank atau melalui ATM. Sampai dengan tahun 2016, penggunaan uang elektronik di Indonesia masih berada di bawah nilai penggunaan kartu kredit atau kartu debit. Tabel 1.2. Perbandingan Volume (dalam satuan ribu) dan Nominal Transaksi (dalam Milyar Rupiah) antara Uang Elektronik, Kartu Debit, dan Kartu Kredit di Indonesia Alat pembayaran 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Uang elektronik Volume 26.542 41.060 100.624 137.901 203.370 535.580 683.133 Nominal 693 981 1.972 2.907 3.320 5.283 7.064 Kartu Debit Volume 1.812.076 2.262.299 2.824.108 3.510.209 4.077.696 4.574.388 5.196.512 Nominal 2.001.853 2.477.041 3.065.080 3.797.370 4.445.073 4.897.794 5.623.913 Kartu Kredit Volume 199.036 209.352 221.580 239.099 254.320 281.326 305.052 Nominal 163.208 182.602 201.841 223.370 255.057 280.544 281.021 Sumber : Bank Indonesia tahun 2016 Dari perbandingan nilai transaksi pada Tabel 1.1. mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia lebih banyak melakukan transaksi menggunakan kartu debit atau kartu kredit dibandingkan dengan menggunakan uang elektronik. Hal ini terjadi karena masyarakat Indonesia telah terbiasa dengan penggunaan kedua kartu tersebut dan belum merasa familiar bertransaksi menggunakan uang elektronik. Kurangnya pemahaman masyarakat Indonesia mengenai manfaat penggunaan uang elektornik, menjadi alasan utama instrumen pembayaran ini kurang diminati. Sebagian besar masyarakat Indonesia belum teredukasi mengenai uang elektronik sehingga pola pikir masyarakat untuk menggunakan uang elektronik masih rendah. Hasilnya, kebutuhan masyarakat untuk menggunakan 14

uang elektronik belum tercipta karena minimnya pengalaman yang terbentuk dalam penggunaan uang elektronik, baik dari pengalaman diri sendiri maupun pengalaman yang diinformasikan oleh orang lain. Kendala lain yang dihadapi Indonesia dalam penggunaan uang elektronik adalah proses transisi dari uang tunai yang masih menemui banyak kendala dan tantangan, terutama dalam hal infrastruktur. Infrastruktur uang elektronik di Indonesia belum merata dan terstruktur. Belum terhubungnya antar industri penerbit uang elektronik menimbulkan kurangnya interoperability atau keterbatasan keterhubungan perangkat pada merchant-merchant. Standar penggunaan uang elektronik yang digunakan oleh setiap vendor berbeda-beda. Hal ini menjadikan persepsi uang elektronik tidak mudah digunakan dengan alasan keterbatasan akses. Jika demikian maka tidak ada kepercayaan yang tumbuh dari masyarakat untuk menggunakan uang elektronik. 1.2 Rumusan masalah Pertumbuhan Mandiri e-cash sampai dengan tahun 2016 ternyata belum mampu mendominasi pertumbuhan uang elektronik di Indonesia. Ratio pengguna Mandiri e-cash hanya mencapai 3%. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mencatat dengan kenaikan sebesar 297% year on year, jumlah pengguna Mandiri e-cash pada kuartal III tahun 2016 adalah 1.7 juta pengguna aktif. Angka ini sudah termasuk penerima dana bantuan pemerintah yang jumlahnya kurang lebih 1 juta pengguna. Untuk jumlah kenaikan volume transaksi Mandiri e-cash adalah sebesar 200% year 15

on year. Sementara jumlah merchant yang dapat menerima transaksi Mandiri e- cash yaitu 110 merchant online dan lebih dari 50 ribu outlet atau toko retail. Jika diamati dari sekitar 239 juta jiwa penduduk Indonesia yang berusia diatas 15 tahun, hanya 19,6% saja yang memiliki rekening aktif di bank. Diluar dari angka tersebut adalah pengguna pasif rekening bank atau bahkan tidak memiliki rekening di bank. Artinya, 192 juta masarakat Indonesia dapat menjadi target dan sasaran yang potensial untuk pemasaran uang elektronik, khususnya dalam hal ini adalah Mandiri e-cash. Namun pemasaran uang elektronik masih menemui beberapa kendala. Kurangnya pemahaman mengenai manfaat uang elektronik, tidak terciptanya keperayaan dalam bertransaksi menggunakan uang elektronik, kurangnya pemahaman mengenai produk uang elektronik, kendala akses, dan faktor keamanan menjadi alasan uang elektronik kurang diminati. Penelitian ini menganalisis lebih lanjut mengenai perepsi masyarakat terhadap Mandiri e-cash sebagai salah satu produk uang elektronik. Oleh karenanya penelitian ini berjudul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP MANDIRI E- CASH. 1.3 Pertanyaan Penelitian Pertanyaan yang dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah faktor manfaat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap Mandiri e-cash? 16

2. Apakah faktor kepercayaan mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap Mandiri e-cash? 3. Apakah faktor pengalaman mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap Mandiri e-cash? 4. Apakah faktor kemudahan mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap Mandiri e-cash? 5. Apakah faktor keamanan mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap Mandiri e-cash? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji: 1. Faktor manfaat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap Mandiri e-cash. 2. Faktor kepercayaan mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap Mandiri e- cash. 3. Faktor pengalaman mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap Mandiri e- cash. 4. Faktor kemudahan mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap Mandiri e- cash. 5. Faktor keamanan mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap Mandiri e-cash. 17

1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya: 1. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk mengetahui apa saja variabel-variabel yang dapat memberikan pengaruh terhadap persepsi konsumen dalam menggunakan uang elektronik khususnya Mandiri e-cash. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan. 2. Bagi Bank Manfaat yang dapat diberikan untuk dunia perbankan dari penelitian ini yaitu, sebagai bahan referensi yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi, yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan acuan dalam pengambilan kebijakan perusahaan. Hal ini terkait dengan pengembangan sistem uang elektronik dan strategi bank untuk menarik pengguna lebih banyak lagi. Karena pada dasarnya dengan pengelolaan aset dan modal yang efisien dan efektif dapat menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dalam waktu yang cepat. 3. Bagi Investor Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran kepada investor bahwa kinerja suatu perusahaan itu sangat penting, karena berhubungan dengan seberapa efisien dan efektif sebuah organisasi dapat menetapkan dan mencapai tujuan yang diharapkan. Dimana kinerja perusahaan akan digunakan investor 18

untuk melihat sejauh mana perusahaan tersebut dapat mempertahankan investasi mereka. 1.6 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Dalam penulisan ini penulis membatasi pada penjelasan untuk mengetahui persepsi masyarakat khususnya di Kota Semarang mengenai Mandiri e-cash. Penelitian dilakukan kepada 100 orang responden pengguna Mandiri e-cash di Semarang. Pegumpulan data menggunakan metode accidental sampling/ convenience sampling karena data jumlah pengguna Mandiri e-cash di Semarang tidak diketahui secara pasti. Penelitian ini akan membahas variabel-variabel yang berpengaruh terhadap persepsi masyarakat mengenai Mandiri e-cash. Terdapat lima variabel independen dan satu variabel dependen dimana variabel tersebut diambil berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Teoh et al. (2013). Variabel dependennya adalah persepsi masyarakat terhadap Mandiri e-cash, sementara variabel Independennya adalah manfaat, kepercayaan, pengalaman, kemudahan, dan keamanan. 1.7 Sistematika Penulisan Bab 1 Pendahuluan; pada bab ini akan membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan batasan penelitian, serta sistematika penulisan. 19

Bab 2 Landasan Teori; pada bab ini akan membahas teori-teori, konsepkonsep, dan definisi yang berkaitan dengan penelitian serta hipotesa penelitian. Bab 3 Metode Penelitian; pada bab ini akan membahas mengenai desain penelitian, definisi istilah yang digunakan, batasan populasi dan sampel penelitian, alat analisis yang digunakan, metode pengumpulan data penelitian, serta metode analisis penelitian. Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan; bab ini berisi penjelasan hasil penelitian yang didapatkan dari hasil pengolahan data, pengujian hipotesis, dan pembahasan. Bab 5 Simpulan dan Saran; bab ini berisi penjelasan mengenai kesimpulan keseluruhan analisis dan pembahasan yang telah dibuat poin-poin pokok, keterbatasan penelitian disertai dengan implikasi manajerial dan saran yang dapat digunakan untuk tindak lanjut dari hasil penelitian. 20