PENERAPAN PENGELOLAAN IRIGASI PARTISIPATIF (PIP) BAGI PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR (P3A) DI KECAMATAN TURATEA KABUPATEN JENEPONTO SULAWESI SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
Pendahuluan. Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: E-ISSN:

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENGELOLAAN IRIGASI PARTISIPATIP (PIP) DI KABUPATEN KULON PROGO

PENYUSUNAN PSETK (PROFIL SOSIAL EKONOMI DAN TEKNIK KELEMBAGAAN) DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN HIPPA DI KABUPATEN PROBOLINGGO PENDAHULUAN

PENGENALAN ANALISIS KELAYAKAN USAHA TANI PADI SAWAH DI DESA KEBUN KELAPA KECAMATAN SECANGGANG KABUPATEN LANGKAT

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 33 /PRT/M/2007 TENTANG PEDOMAN PEMBERDAYAAN P3A/GP3A/IP3A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KELEMBAGAAN PENGELOLAAN IRIGASI (KPI) DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hasil pertanian. Jumlah penduduk Idonesia diprediksi akan menjadi 275 juta

I. PENDAHULUAN. menggalakkan pembangunan dalam berbagai bidang, baik bidang ekonomi,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN Volume 14 Nomor 1, Juni 2016

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PEMBERDAYAAN HIMPUNAN PETANI PEMAKAI AIR

EFEKTIVITAS PUG DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PSP

INOVASI PERAN DALAM PENINGKATAN PRODUKSI PUPUK ORGANIK PADAT DI DESA KARANGMELOK KABUPATEN BONDOWOSO *1

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 02 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI TENGAH,

PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN NASIONAL DI SUMATERA UTARA

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I

BAB I PENDAHULUAN. Istilah pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) menjadi isu penting

Pengelolaan Sumbedaya Air untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Padi Secara Berkelanjutan di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG IRIGASI

PEMERINTAH KOTA PASURUAN SALINAN

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

BUSINESS DEVELOPMENT TUNGGAKSEMI AFFINITY GROUPS IN ORDER TO IMPROVEMENT FOOD SECURITY IN SUMBEREJO VILLAGE BATU DISTRICT BATU CITY)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN IRIGASI PARTISIPATIF (PIP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

IbM: IMPLEMENTATION OF AN IRRIGATION WELL SYSTEM FOR THE ORGANIC RICE FARMER GROUP TO INCREASE THE PRODUCTION OF ORGANIC RICE

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

EVALUASI KINERJA OPERASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM IRIGASI SUKA DAMAI DI KECAMATAN SEI BAMBAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

I. PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia memposisikan pembangunan pertanian sebagai basis utama

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 22 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU,

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA TA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) PILOT PROJECK PENGEMBANGAN OPTIMASI LAHAN SENSITIVE GENDER TAHUN 2013

PROFIL DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2010

(REVIEW) RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT IRIGASI PERTANIAN TA

PENGEMBANGAN LABORATORIUM LAPANGAN INOVASI PERTANIAN (LLIP) KAWASAN PERBATASAN RI-RDTL PROVINSI NTT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PENGUATAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN IRIGASI KABUPATEN BIREUEN

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEGIATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 30 /PRT/M/2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 15 Tahun : 2012 Seri : E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PELAKSANAAN KEGIATAN

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PEDOMAN TEKNIS DESAIN OPTIMASI LAHAN RAWA TA 2018 DIREKTORAT PERLUASAN DAN PERLINDUNGAN LAHAN

1. Penjabaran Nawacita di dalam program dan kegiatan

EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN IRIGASI DALAM INTENSIFIKASI PRODUKTIFITAS SAWAH DI DESA SAWAH KECAMATAN KUANTAN TENGAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

KHADIMUL UMMAH. Journal of Social Dedication. Use Etica, Lutfy Ditya Cahyanti * e-issn: ISSN:

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 56 TAHUN 2010 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan, dan Ketahanan Pangan. tanaman khususnya padi (Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, 2015).

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KATA PENGANTAR Ungaran, Februari 2017

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Untuk meningkatkan

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PRT/M/2015 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

PARTISIPASI PETANI DALAM PEMANFAATAN SUMBER PROTEIN DI AREAL TAMBAK SEBAGAI PAKAN KOMPLIT TERNAK ITIK DI KABUPATEN PANGKEP

PENGELOLAAN IRIGASI D.I CIPAMINGKIS DALAM RANGKA OTONOMI DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TANAMAN PADI DI KECAMATAN SEBANGKI KABUPATEN LANDAK JURNAL PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

ABSTRAK ABSTRACT. Kata kunci: kambing PE, Suke, Desa Lambanan

V. KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. Bantul secara umum masih dalam kategori sedang. hampir sama dengan Peran Pemerintah Daerah.

J. Sains & Teknologi, Desember 2016, Vol.16 No.3 : ISSN

PENINGKATAN EFISIENSI SISTEM PRODUKSI STUDI KASUS PETANI PADI SAWAH ORGANIK DI KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

HUBUNGAN DINAMIKA GAPOKTAN DENGAN KEBERHASILAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN

BAB II KERANGKA TEORITIS

Sance Lipu dan Zeffitni Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako Palu Jl. Soekarno Hatta Km. 9 Tondo Palu Sulawesi Tengah 94118

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK N OMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI PARTISIPATIF KABUPATEN DEMAK

OUTLINE PAPARAN PENAJAMAN RENCANA KERJA TA KONSEP RKP DUKUNGAN DITJEN SDA TERHADAP 3 PRIORITAS NASIONAL

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT IRIGASI

ANALISIS TINGKAT ADOPSI PETANI DENGAN PENDEKATAN PTT PADI DI DESA BUNGARAYA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK ABSTRAK

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN KERJASAMA DIREKTORAT JENDERAL DENGAN TNI-AD MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN (TMKP) TA. 2014

Transkripsi:

Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 1 No. 2 Mei 2016 ISSN: 2460-8173 PENERAPAN PENGELOLAAN IRIGASI PARTISIPATIF (PIP) BAGI PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR (P3A) DI KECAMATAN TURATEA KABUPATEN JENEPONTO SULAWESI SELATAN Marupah* 1), Muhammad Kadir 2), dan Asmita Ahmad 3) *e-mail: marufahumm@ymail.com 1) Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar 2) Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep 3) Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Diserahkan tanggal 1 April 2016, disetujui tanggal 21 April 2016 ABSTRAK Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif (PPSIP) merupakan mandat pengelolaan sistem irigasi nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Irigasi. Pemberdayaan kelembagaan tingkat kelompok petani yang berbasis pada peran serta (partisipasi) anggota dan kelompoknya dalam pengelolaan irigasi diharapkan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga dapat mengatasi permasalahan pokok dalam pemanfaatan irigasi terutama di wilayah-wilayah dengan resiko kegagalan panen padi yang diakibatkan kurangnya pasokan air pada sistem pertaniannya. Hal ini yang mendasari program Pengabdian pada Masyarakat yang dilaksanakan di Kecamatan Turatea, Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan. Upaya peningkatan pengetahuan teknis dan keterampilan anggota Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) yang merupakan masalah prioritas yang dihadapi terutama di Desa Pa sanrangan Beru. Kegiatan utama yang dilaksanakan berupa pemberdayaan kelompok dan pelatihan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (PIP) sehingga kelembagaan petani pemakai air menjadi kuat dan mandiri serta berkelanjutan. Pelatihan bertujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan untuk dapat menunjang peningkatan produksi pertanian dan pendapatan petani itu sendiri. Kegiatan yang dilaksanakan pada mitra berupa: (1) Pelatihan, pemberdayaan dan pembenahan kelembagaan P3A dan GP3A dalam pengelolaan irigasi, (2) Pelatihan dan praktek Pengelolaan Irigasi Partisipatif (PIP) di lapangan berupa Rapid Study, dan (3) Pendampingan kelompok dalam pengembangan manajemen irigasi partisipatif. Hasil kegiatan menghasilkan perbaikan manajemen kelembagan kelompok, tersusunnya Panduan Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif bagi kelompok dan profil lembaga P3A/GP3A di Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto. Kata kunci: pengelolaan, irigasi, partisipatif, P3A, GP3A, petani ABSTRACT Development and Participatory Irrigation Management System (PPSIP) is a national irrigation system management mandate as stipulated in Law No. 7 of 2004 on Water Resources and Government Regulation No. 20 Year 2006 on the Management of Irrigation. Institutional empowerment at the farmer group level based on participation of the members of the group in irrigation management is expected to be implemented properly to overcome the main problems in the use of irrigation, especially in areas with a risk of failure of the rice crop due to the lack of water supply in the farming system. This is the underlying program Community Services held in District Turatea, Jeneponto of South Sulawesi. The program aimed to increase the technical knowledge and skills of the Water User Farmer Associations (P3A/GP3A) members 105

Marupah, Muhammad Kadir, dan Asmita Ahmad: Penerapan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (PIP) bagi Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan which has became the major problem faced especially in rural Pa'sanrangan Beru. The main activities were carried out in the form of group empowerment and training of Participatory Irrigation Management (PIP) to achieve strong, independent and sustainable water user farmers institutional. The training aims to provide knowledge and skills to support increased agricultural production and farmers' income itself. Activities implemented included: (1) training, empowerment and improvement of institutional P3A and GP3A in the management of irrigation, (2) Training and practice management of Participatory Irrigation (PIP) on the ground in the form of Rapid Study, and (3) Assistance for groups in development of participatory irrigation management. The community service activities resulted in improved institutional group management, the drafting of Participatory Irrigation System Management Guide for groups and institutions Profile of the P3A / GP3A in District Turatea Jeneponto. Keywords: irrigation managemen, participatory, P3A, GP3A, farmer PENDAHULUAN Sebagian besar sawah di Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan bertumpu pada keberadaan aliran irigasi, namun keseimbangannya dengan pembentukan dan pembinaan kelompokkelompok atau gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di wilayah kecamatan ini dan umumnya Kabupaten Jeneponto tidak berjalan seimbang. Beberapa permasalahan eksisting pada wilayah pertanaman padi di Kecamatan Turatea dan hampir merata pada wilayah Kabupaten Jeneponto yaitu: peningkatan jumlah sawah yang tidak diiringi dengan suplai air irigasi sehingga banyak sawah yang tadinya mampu berproduksi baik akhirnya menjadi kekurangan suplai air, kurangnya sosialisasi dan program pembinaan pada Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) maupun Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) dengan jumlah anggota yang semakin banyak, meningkatnya kerusakan jaringan irigasi terutama jaringan tersier, petani padi sawah tergolong petani gurem dengan rata-rata kepemilikan luasan lahan padi rata-rata 0,5 Ha, dan masih banyak lahan padi sawah tergolong sawah tadah hujan, atau padi sawah lahan kering yang manajemen pengelolaan airnya sangat minim. Penyelenggaraan pemberdayaan kelembagaan yang berbasis pada peran serta (partisipasi) petani dan kelompoknya dalam pengelolaan irigasi yang diwakili oleh kelompok P3A diharapkan dapat menjadi pemicu peningkatan produksi dan pemberdayaan petani di wilayah yang sangat rawan kekeringan. Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi di tingkat tersier menjadi tanggung jawab lembaga Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). Untuk mewujudkan sistem pengembangan dan pengelolaan air irigasi yang baik dan berkelanjutan, diperlukan kelembagaan yang kuat, mandiri dan berdaya yang pada akhirnya mampu meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian dalam mendukung 106

Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 1 No. 2 Mei 2016 ISSN: 2460-8173 upaya peningkatan kesejahteraan warga petani dan ketahanan pangan nasional. Pentingnya penguatan atau pemberdayaan P3A diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 yang mengamanatkan bahwa pembinaan P3A menjadi tanggung jawab Kementerian Pertanian. Amanat tersebut telah dituangkan dan diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pembinaan dan Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). Kementerian Pertanian, dalam hal ini Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) Tahun Anggaran 2014 menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan kelembagaan dalam bentuk penguatan kapasitas kelembagaan pengelola air serta pengelolaan irigasi dalam bentuk pengembangan atau rehabilitasi sarana dan prasarana irigasi (Kementan, 2014). Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak. Sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi, kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia, dan jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi (Deptan, 2010). Menurut Prasetijo & Hari (2010), tujuan pengelolaan irigasi partisipatif adalah: (1) Meningkatkan rasa kebersamaan, rasa memiliki dan rasa tanggung jawab dalam pengelolaan irigasi antara Pemerintah dan Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA); 2) Terpenuhinya pelayanan irigasi yang memenuhi harapan petani melalui upaya peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan irigasi yang berkelanjutan. Lebih lanjut diungkapkan bahwa pemberdayaan kelompok P3A/HIPPA tersebut diarahkan untuk memandirikan organisasi sehingga dapat berperan aktif dalam kegiatan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi yang meliputi beberapa hal, antara lain, 1) Pembentukan organisasi sampai berstatus badan hukum; 2) Meningkatkan kemampuan teknis pengelolaan irigasi dan teknis usaha tani; 3) Meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan dalam upaya mengurangi ketergantungan dari pihak lain. METODE PELAKSANAAN Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan, pelatihan (manajemen), Field Trip dan PRA (Participatory Rural Appraisal) untuk mendata lembaga P3A, mendata kerusakan jaringan tersier dan lain-lain yang terkait. Selain itu, dilaksanakan beberapa pekerjaan fisik yang meliputi perbaikan saluran secara gotong royong, perbaikan dan pembenahan sekretariat P3A, pembuatan 107

Marupah, Muhammad Kadir, dan Asmita Ahmad: Penerapan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (PIP) bagi Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan buku profil Lembaga P3A dan Buku Panduan Pengelolaan PIP untuk anggota P3A. Peningkatan kemampuan teknis mitra sedapat mungkin dilakukan melalui pendekatan praktek belajar dan berbuat (learning by doing) berupa Sekolah Lapang atau pelatihan terpadu dan praktek yang bersifat partisipatif, dibawah supervisi dan pendampingan oleh pelaksana kegiatan. Rangkaian kegiatan secara garis besar adalah: 1. Kegiatan pemberdayaan kelembagaan yang dilakukan dalam bentuk pelatihan. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut dapat menggunakan metode FGD (Focus Group Discussion) untuk menggali potensi, kendala/permasalahan, akses, kontrol, partisipasi serta manfaat yang diperoleh petani. Untuk itu, diharapkan adanya keterlibatan aktif seluruh petani penerima manfaat dalam kegiatan proses pemberdayaan kelembagaan tersebut. 2. Kegiatan pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (PIP) yang merupakan kegiatan pengembangan dan atau pengelolaan sarana dan prasarana irigasi di tingkat usaha tani seperti rehabilitasi atau pembangunan jaringan irigasi tersier, pengembangan irigasi air permukaan, pengembangan konservasi air dan pembangunan infrastruktur irigasi lainnya dengan pola partisipatif yang merupakan hasil atau kesimpulan dari pelatihan. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Kegiatan Kegiatan dilaksanakan berpusat di lokasi sekretariat kelompok mitra yang meliputi wilayah Kecamatan Turatea pada sanggar P3A dan GP3A Kecamatan Turatea. Kecamatan Turatea merupakan salah satu dari 11 kecamatan di Kabupaten Jeneponto yang berbatasan dengan Kecamatan Kelara di sebelah utara, Kecamatan Batang di sebelah timur, Kecamatan Bonto Ramba di sebelah barat, dan Kecamatan Binamu di sebelah selatan. Sebanyak 11 Desa di Kecamatan Turatea bukan merupakan daerah pantai dengan topografi atau ketinggian dari permukaan laut yang sama. Berdasarkan jaraknya, maka letak masingmasing desa/kelurahan ke ibukota kecamatan dan ibukota kabupaten sangat bervariasi. Jarak desa/kelurahan baik ke ibukota kecamatan maupun ke ibukota kabupaten berkisar 1-17 km. Untuk jarak terjauh dari ibu kota kecamatan (Paitana) adalah Desa Jombe yaitu sekitar 17 km, sedangkan untuk jarak terdekat adalah Desa Paitana. Kecamatan Turatea terdiri atas 11 desa dengan luas wilayah 53,76 km 2. Dari luas wilayah tersebut Desa Bululoe merupakan desa dengan wilayah terluas yaitu 8,08 km 2, sedangkan luas wilayah yang paling kecil adalah Desa Pa sanrangan Beru yaitu 1,57 km 2 (BPS Kabupaten Jeneponto, 2013). 108

Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 1 No. 2 Mei 2016 ISSN: 2460-8173 Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan dilaksanakan secara rutin di sanggar tani kelompok P3A Kecamatan Turatea di Desa Pa sanrangan Beru. Sanggar tani yang awalnya sepi menjadi tempat pertemuan dan diskusi selama kelembagaan kelompok yang menjadi mitra ini ke depannya menjadi lebih baik. Secara umum selama pelaksanaan pengabdian masyarakat dalam bentuk penerapan ipteks (IbM) dirangkum dalam matriks pada Tabel 1, Gambar 1, dan Gambar 2. kegiatan dan pendampingan, dan diharapkan Tabel 1. Matriks rangkaian kegiatan pemberdayaan kelompok P3A Kecamatan Turatea, Kabupaten Jeneponto No. Kegiatan Bentuk Kegiatan 1. Sosialisasi Kegiatan ke Kelompok Mitra Diskusi dan Ceramah 2. Pelatihan Pemberdayaan Manajemen/Kelembagaan P3A a. Evaluasi dan Pembenahan Organisasi, Pelatihan Administrasi Pelatihan/FGD* b. Manajemen P3A dan Pembenahan Sanggar Tani Pelatihan/FGD* 3. Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (PIP) a. Evaluasi dan Pengawasan Saluran (Field Trip dan Rapid Studi) Field Trip/FGD* b. Pemeliharaan Irigasi Desa Praktek 4. Penyuluhan Padi Hemat Air (Metode SRI) Penyuluhan 5. Konsultasi dan Pendampingan Pendampingan 6. Output Kegiatan: - Penyusunan Buku Profil Lembaga P3A - Buku Panduan Manajemen Pengelolaan Irigasi Pendampingan *FGD = Focus Group Discussion Pemberdayaan kelompok P3A dan Gabungan P3A (GP3A) dalam Pelaksanaan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (PIP) dilaksanakan dalam bentuk pelatihan, pendampingan, dan diskusi. Kegiatan utama berupa kegiatan pemberdayaan dan pembenahan manajemen kelembagaan kelompok P3A yang bertujuan untuk: 1. Mengembangkan kapasitas dan kemampuan kelembagaan petani pengelola air dalam pengelolaan/ pengembangan sarana dan prasarana air irigasi secara partisipatif sehingga petani dapat memenuhi kebutuhan dasar akan air irigasi untuk usaha taninya serta mampu meningkatkan kemampuan ekonomi dan kesejahteraan petani; 2. Meningkatkan rasa kebersamaan, rasa memiliki, dan rasa tanggung jawab dari kelembagaan petani pemakai air dalam pengelolaan irigasi yang lebih efisien, efektif, dan berkelanjutan melalui penerapan pola partisipatif dalam pengembangan dan pengelolaan sarana dan prasarana air irigasi di tingkat usahatani; 109

Marupah, Muhammad Kadir, dan Asmita Ahmad: Penerapan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (PIP) bagi Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan 3. Mewujudkan kelembagaan petani pemakai air yang kuat, mandiri, berkelanjutan dan mengakar di masyarakat, yang mampu untuk merencanakan, melaksanakan kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana irigasi di tingkat usaha tani serta mengembangkan potensi sumber daya lokal untuk dapat meningkatkan produksi pertanian dan pendapatan petani. Gambar 1. Kegiatan pada program pembinaan bimbingan dan penyuluhan bagi Kelompok P3A Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto Gambar 2. Hasil pembenahan saluran irigasi primer serta sekolah lapang pemeliharaan saluran irigasi desa dalam rangka Pengeloaan Irigasi Partisipatif (PIP) 110

Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 1 No. 2 Mei 2016 ISSN: 2460-8173 Rangkaian kegiatan pemberdayaan juga dilakukan dalam bentuk Field Trip dan Participatory Rural Appraisal (PRA) untuk pendataan irigasi dan pengambilan data intuk penyusunan Buku Profil Lembaga dan penggalian masalah melalui Focus Group Discussion (FGD). Kegiatan secara fisik juga dilakukan peningkatan partisipasi dalam perbaikan saluran irigasi yang rusak serta pembenahan Sekretariat (Sanggar Tani) Kelompok P3A dilanjutkan pembuatan Buku Panduan Teknis Pengelolaan Irigasi Partisipatif Untuk P3A. Kegiatan pengelolaan irigasi partisipatif diharapkan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam pengelolaan jaringan irigasi yang partisipatif. Terlaksananya kegiatan pengembangan dan pengelolaan prasarana dan sarana air irigasi di tingkat usahatani, seperti rehabilitasi jaringan irigasi tersier, pengembangan irigasi air permukaan, pengembangan konservasi air, dan sarana pengelolaan air tingkat usahatani lainnya, yang dikelola secara mandiri. Untuk mendampingi dan sebagai panduan dalam pengelolaan Irigasi Partisipatif ini maka disusun Buku Panduan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (PIP) untuk digunakan oleh kelompok tani (Gambar 3). Gambar 3. Buku Panduan Teknis Pemberdayaan Kelembagaan P3A yang disusun dalam rangka mendampingi kegiatan pengabdian masyarakat pada kelompok P3A Turatea Jeneponto 111

Marupah, Muhammad Kadir, dan Asmita Ahmad: Penerapan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (PIP) bagi Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA Kegiatan ini terfokus pada peningkatan kemampuan dan manajemen kelompok P3A Turatea dalam memelihara seluruh sistem dan kelembagaan kelompok. Perbaikan pengetahuan secara non fisik, juga diikuti perbaikan fisik kelengkapan organisasi seperti buku panduan, sekretariat yang memadai dan rencana kerja yang tersusun jelas. Diharapkan meski kegiatan selama satu periode telah selesai, namun pendampingan dan konsultasi dengan universitas dapat terus dilaksanakan. Pemeliharaan saluran irigasi secara benar ke depannya diharapkan terus dilakukan bersama antara anggota kelompok mitra IbM di Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto, sesuai tujuan awal kegiatan pengabdian ini. BPS Kabupaten Jeneponto. 2013. Kabupaten Jeneponto dalam Angka 2013. Badan Pusat Statistik, Jeneponto. Deptan. 2010. Pedoman Penyelenggaraan PIP (Online). (http://www.hdesignideas. com/2011/04/istilah-teknis-dalam pengembangan. html# ixzz3use69xmr diakses 3 Maret 2015). Kementan. 2014. Pedoman Teknis Pemberdayaan Kelembagaan. Direktorat Pengelolaan Air Irigasi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian. Dirjen Perkebunan Indonesia, Jakarta. Prasetijo dan Hari. 2010. Studi Pemberdayaan Lembaga Pengelola Jaringan Irigasi di Tingkat Desa. Universitas Brawijaya, Malang. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih kepada Kemenristek Dikti dalam hal ini Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DP2M) yang telah mendanai kegiatan dalam hibah skim Ipteks bagi Masyarakat (IbM). Ucapan terima kasih juga kami haturkan kepada Pemerintah Kabupaten Jeneponto, khususnya Kecamatan Turatea atas dukungan dan kerjasamanya sehingga kegiatan ini terlaksana. 112