J. Sains & Teknologi, Desember 2016, Vol.16 No.3 : ISSN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "J. Sains & Teknologi, Desember 2016, Vol.16 No.3 : ISSN"

Transkripsi

1 J. Sains & Teknologi, Desember 2016, Vol.16 No.3 : ISSN KEBIJAKAN PERBENIHAN PADI DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN DI KABUPATEN BANTAENG The Rice Seed Policy to Support the Development of Agriculture in Bantaeng Regency Mawarni Nur 1, Muhammad Arsyad 2, Muh. Farid 3 1 Program Studi Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan Pertanian, Pascasarjana Universitas Hasanuddin, ( mawarni_nur@ymail.com) 2 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin ( arsyad@unhas.ac.id). 3 Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, ( Farid_deni@yahoo.co.id) ABSTRAK Benih adalah kebutuhan dasar untuk melakukan proses produksi dan merupakan inti dari pengembangan menjalankan usahatani padi. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat keterampilan petani di bidang teknis dan manajemen perbenihan padi; mengetahui proses pelaksanaan prosedur dan tahapan memproduksi benih padi dilakukan sesuai petunjuk teknis perbenihan padi; mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam memproduksi benih padi; dan mendapatkan rekomendasi kebijakan perbenihan padi dalam mendukung pembangunan pertanian di Kabupaten Bantaeng. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pa jukukang, Kecamatan Bantaeng, Kecamatan Bissappu, Kecamatan Eremerasa, Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng pada bulan April Juli Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan focus discussion group (FGD). Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keterampilan petani penangkar dibidang teknis dan manajemen perbenihan padi di Kabupaten Bantaeng baru mencapai 26,70%; prosedur dan tahapan memproduksi benih padi belum dilaksanakan sesuai petunjuk teknis budidaya perbenihan padi khususnya pada kegiatan penyiapan lahan dan tahap seleksi; Faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam memproduksi benih padi adalah (1) harga pembelian calon benih padi (2) produktivitas yang rendah dan (3) Faktor sosial budaya. Dengan demikian, perlu alternative kebijakan yang akan ditempuh oleh Pemerintah Kabupaten Bantaeng yaitu peningkatan keterampilan petani khususnya teknis perbenihan padi, pelaksanaan kegiatan perbenihan padi harus dilakukan sesuai dengan prosedur/tahapan teknis budidaya perbenihan padi guna meningkatkan produksi dan produktivitas benih padi, peningkatan harga pembelian calon benih padi, sosialisasi dan komunikasi yang intensif dengan pemilik lahan dan penggarapnya untuk mengatasi masalah dalam faktor sosial budaya. Kata Kunci: Perbenihan padi, pembangunan pertanian, rekomendasi kebijakan ABSTRACT Seed is the basic requirement for the production process and the core of the development of running a rice farm. This aims of the research to determine the level of farmers skills in the areas of technical and management rice seed; know the procedures and stages of the implementation process of producing seed paddy rice seed appropriate technical guidelines; determine the factors that affect farmers producing rice seed; and get rice seed policy recommendations in supporting agricultural development in Bantaeng Regency. This research carried out in the District Pa jukukang, Bantaeng, Bissappu, Eremerasa, Tompobulu of Bantaeng Regency from April to July The methods of obtaining the data were observation, interview and focus group discussion. The data were analyzed using descriptive qualitative analysis. The results of the research indicate that breeder farmer skill level in the field of technical and management rice seed ini Bantaeng Regency reached 26,70%; procedures and stages of producing rice seeds have not been conducted in accordance with the technical manual rice seed cultivation, especially in land preparation and selection phase; factors that 295

2 Mawarni Nur ISSN affect farmers producing rice seed was (1) prospective purchase price of rice seeds, (2) Low productivity, and (3) Socio -cultural factors. So alternative policies needed by the government of Bantaeng regency are the improvement of farmers skill especially rice seed, implementation of rice seed must be done in accordance in the procedures / technical stages of rice seed cultivation, an increase in the purchase price of rice seed candidate, socialization and intensive communication with landowners and tenants to resolve problems in the socio-cultural factors. Keywords: Rice seed, agricultural development, policy recommendations PENDAHULUAN Sektor pertanian memiliki peranan strategis dalam pembangunan perekonomian nasional. Pertanian juga berperan sebagai pendorong pengembangan wilayah dan sekaligus pendorong pengembangan ekonomi kerakyatan (Anonim, 2008). Begitu pentingnya pembangunan pertanian, terutama bagi negara Indonesia sebagai negara agraris. Karena pertanian dapat meberikan kontribusi pada pembangunan ekonomi sebuah bangsa, misalnya pertanian mrupakan penyedia tenaga kerja. Dengan demikian ia juga berkontribusi terhadap pendapatan dan penyediaan pangan serta kapital. Sedangkan dari sisi produksi pertanian berkontribusi sebagai penyedia bahan baku (Andrianto, 2014) Namun dalam pengembangan pertanian persoalan kelangkaan benih sering terjadi karena beberapa peristiwa seperti anomali iklim dan bencana alam. Kelangkaan benih yang terjadi sedapat mungkin harus dapat diatasi di masa mendatang. Bagi petani, benih adalah kebutuhan dasar untuk melakukan proses produksi. Benih merupakan inti dari pengembangan menjalankan usahatani mereka. Benih yang berkualitas dengan harga ekonomis bagi petani akan menjadi faktor penting dalam meningkatkan produktivitas usahatani mereka (Mugnisjah & Asep, 2009). Lain halnya pemerintah, benih adalah simbol dari kekuasaan mereka. Pemerintah selaku pemegang regulasi perbenihan tentu memiliki peran penting untuk mengarahkan kebijakan perbenihan agar benar-benar menyentuh persoalan yang berdampak langsung pada pembangunan pertanian. Hal inilah yang di tangkap oleh Pemerintah Kabupaten Bantaeng, dalam program pembangunan lima tahun ke depan, Bupati terpilih bercita-cita dan termaktub dalam visi misinya menetapkan Kabupaten Bantaeng sebagai Kabupaten benih.berbasis teknologi dalam hal ini khususnya pengembangan benih padi. Bukan sebuah angan-angan, sejak tahun 2008 sudah di targetkan kalau Kabupaten Bantaeng harus mulai memproduksi benih padi sendiri. Keseriusan Pemerintah Kabupaten Bantaeng dalam memproduksi benih padi tidak sampai disitu hingga pada akhir tahun 2013 dibentuknya Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perbenihan Tanaman Pangan. Kegiatan perbenihan ini diharapkan akan memberikan informasi teknologi kepada petani bagaimana untuk menghasilkan benih padi sendiri yang pada akhirnya bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi dibanding menjual gabah. Selain itu ketersediaan benih dapat terpenuhi pada setiap musim tanam. Tapi kenyataan dilapangan, petani lebih tertarik memproduksi gabah daripada memproduksi benih disebabkan oleh tingkat keterampilan petani dibidang teknis dan manajemen perbenihan masih terbatas serta prosedur dan tahapan memproduksi benih belum dilaksanakan sesuai petunjuk teknis serta adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi sehingga petani/kelompok tani kurang begitu tertarik memproduksi benih padi. Padahal apabila petani menanam padi hanya untuk memproduksi gabah yang pada akhirnya sebagian besar dijual dan 296

3 Perbenihan padi, pembangunan pertanian, rekomendasi kebijakan ISSN sebagian lagi dikonsumsi, maka pendapatan petani dalam satu musim tanam masih rendah. Selain itu petani kadang masih susah untuk mendapatkan benih padi yang mereka inginkan pada setiap musim tanam dikarenakan adanya keterlambatan benih. Pengembangan perbenihan didasarkan kondisi fisik dan potensi luas lahan sawah yang ada di Kabupaten Bantaeng sangat terbatas yakni sekitar Ha. Berdasarkan catatan BPS tahun 2013, produksi padi di Kabupaten Bantaeng ton dengan produktivitas 57,51 Kw/Ha (BPS, 2013) Secara ekonomi dengan luas lahan sawah yang terbatas,maka konsep perbenihan akan memberikan daya saing yang lebih baik dan secara ekonomi menguntungkan kalau memproduksi benih padi dari pada gabah. Melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Tanaman Pangan inilah produksi benih padi Kabupaten Bantaeng akan didorong untuk benar-benar beroperasi memproduksi benih. UPTD bermitra dengan beberapa kelompok tani yang sudah menjadi kelompok tani penangkar membangun sistem kemitraan yang strategis dalam mengembangkan perbenihan padi di kabupaten bantaeng dan tentunya berasaskan kemitraan yang sejajar dengan prinsip secara ekonomi saling menguntungkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rekomendasi tentang kebijakan perbenihan padi dalam mendukung pembangunan pertanian di Kabupaten Bantaeng. BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pa jukukang, Tompobulu, Eremerasa, Bantaeng, Bissappu Kabupaten Bantaeng, Propinsi Sulawesi Selatan yang di estimasi berlangsung selama tiga bulan. Populasi dan Sampel Metode penelitian yang digunakan adalah metoda penelitian analitik kualitatif. Populasi dalam penelitian adalah petani yang melaksanakan perbenihan padi yang ada di 5 (lima) Kecamatan di Kabupaten Bantaeng sebagai lokasi penelitian. Pemilihan sampel dilakukan secara acak sederhana ( metode simple random sampling). Sampel yang dipilih sebanyak 30 orang dengan pertimbangan derajat keseragaman dari populasi, rencana analisa, tenaga, biaya dan waktu penelitian. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif. Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data Primer diperoleh dari petani sampel : mengetahui identitas responden yang meliputi umur, pendidikan, luas lahan garapan, status lahan garapan, pengalaman usahatani, jumlah tanggungan dalam keluarga, produktivitas, dan produksi. Disamping data primer ini, dilakukan pula wawancara terstruktur (kuisioner) untuk memperoleh informasi mengenai hasil pengembangan perbenihan yang dikelola olah Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) perbenihan tanaman pangan musim tanam April - September Data sekunder diperoleh dari studi pustaka dari Instansi terkait, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh bahan tertulis para ahli yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Data sekunder tersebut tersedia dalam bentuk laporanlaporan tertulis. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah teknik untuk mendapatkan data maupun informasi dari lokasi penelitian melalui kegiatan lapangan. Teknik penelitian berguna untuk menjelaskan seluruh proses teknis dalam melakukan 297

4 Mawarni Nur ISSN penelitian (Melleong, 2008). Pengumpulan data akan dilakukan dengan melalui beberapa instrument dengan tahapan sebagai berikut : Wawancara, dilakukan untuk mendapatkan data dalam bentuk deskripsi dari informan. Observasi, Pengamatan secara langsung terhadap kegiatan perbenihan padi yang dilaksnakan oleh UPTD tanaman pangan di Kabupaten Bantaeng. Dalam metode observasi digunakan jenis observasi nonsistematis, yaitu mengadakan pengamatan langsung ke lapangan untuk memahami obyek yang diteliti, dan selain itu untuk mengetahui kondisi wilayah penelitian yang meliputi keadaan dan kondisi wilayah penelitian, Focus Group Discussion (FGD) yang bertujuan untuk untuk memperoleh data dan informasi dari beberapa pihak-pihak yang terkait dengan kebijakan pengembangan perbenihan padi di Kabupaten Bantaeng. Melalui kegiatan diskusi kelompok dari masing-masing pihak. Analisis Data Berdasarkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, maka data dianalisis secara kualitatif dengan menunjukkan bahwa metode analisis yang digunakan adalah skala indikator dan analisis deskriptif. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian kebijakan perbenihan padi di Kabupaten Bantaeng adalah (1) rendahnya tingkat keterampilan petani di bidang teknis dan manajemen perbenihan padi yang tampak pada tabel 1, menunjukkan bahwa sebanyak 8 orang (26,70 persen) petani responden memiliki tingkat keterampilan yang tinggi, sebanyak 10 orang (33.30 persen) petani responden memiliki tingkat keterampilan yang sedang dan sebanyak 12 orang (40,00 persen) petani responden memiliki tingkat keterampilan yang rendah. (2) proses pelaksanaan prosedur dan tahapan memproduksi benih padi belum dilakukan sesuai petunjuk teknis perbenihan padi seperti tampak pada tabel 2, menunjukkan bahwa petani yang bermitra dengan UPTD BB Tanaman Pangan belum melakukan kegiatan penyiapan lahan dan seleksi, (3) faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam memproduksi benih padi ada 3 faktor yaitu rendahnya harga pembelian calon benih, produktivitas yang rendah, adanya faktor sosial budaya dan (4) mendapatkan rekomendasi kebijakan perbenihan padi. Tabel 1. Jumlah petani responden berdasarkan tingkat keterampilan menangkar benih padi di Kabupaten Bantaeng Tabel 2. Tahapan/prosedur pelaksanaan perbenihan padi yang dilakukan oleh petani yang bermitra dengan UPTD BB Tanaman Pangan dan kelompok tani penangkar mandiri di Kabupaten Bantaeng PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan bahwa rendahnya tingkat keterampilan petani di bidang teknis dan manajemen perbenihan padi disebabkan karena kurangnya frekuensi pelatihan perbenihan padi yang diadakan oleh instansi terkait yaitu oleh Dinas Pertanian dan Peternakan dan UPTD BB Tanaman Pangan sehingga hal ini berpengaruh besar pada pada tingkat keterampilan petani untuk melakukan 298

5 Perbenihan padi, pembangunan pertanian, rekomendasi kebijakan ISSN kegiatan perbenihan padi yang sesuai dengan rekomendasi teknis yang diterapkan oleh UPTD BB Tanaman Pangan, sehingga kegiatan perbenihan padi belum berjalan dengan maksimal. Selain itu jumlah petani yang sudah mengikuti pelatihan tentang perbenihan padi masih kurang, sedangkan pengetahuan dan keterampilan petani ini sangat ditunjang oleh adanya pelatihan atau kursus-kursus tani yang dilaksanakan oleh para penyuluh atau instansi yang terkait (Mointy, 2011). Maka untuk meningkatkan tingkat pengetahuan dan keterampilan petani penangkar, maka pihak UPTD BB Tanaman Pangan dan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bantaeng sebaiknya memperbanyak frekuensi pelatihan tentang teknologi perbenihan padi kepada petani-petani penangkar yang terlibat dan bekerjasama dengan pihak UPTD BB Tanaman Pangan, dimana materi pelatihan juga diajarkan secara menyeluruh dan tuntas sehingga materi perbenihan padi ini dapat diserap dan diadopsi dengan baik oleh petanipetani penangkar padi. Selain itu petanipetani yang tergabung dalam kelompok penangkar padi diberi bantuan fasilitasi sarana dan prasarana perbenihan secara bertahap untuk menunjang kegiatan perbenihan padi ini. Oleh karena itu disarankan kepada pihak Pemerintah Kabupaten Bantaeng untuk menyediakan anggaran yang ditujukan kepada UPTD BB Tanaman pangan yang digunakan untuk kegiatan pelatihan peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani penangkar yang komprehensif dan menyeluruh serta memberi bantuan fasilitas sarana dan prasarana perbenihan pada kelompok-kelompok petani penangkar yang bekerjasama dengan UPTD BB Tanaman Pangan sehingga adopsi teknologi perbenihan padi dapat cepat diserap oleh petani. Proses pelaksanaan prosedur dan tahapan memproduksi benih padi harus dijalankan sesuai dengan standar dan ketentuan yang telah ditetapkan. Apabila terdapat prosedur atau tahapan yang tidak dilaksanakan maka akan berpengaruh terhadap kualitas benih yang dihasilkan (Anonim, 2012). Adapun prosedur dan tahapan itu meliputi proses produksi benih, prosesing, penyimpanan dan pada proses pengujian mutu. Petani merasakan adanya kesulitan untuk melaksanakan prosedur/tahapan yang harus dijalankan ketika hendak memproduksi benih. Kesulitan dan kerumitan yang paling dirasakan oleh petani responden adalah pada tahap seleksi/rouging. Hal ini disebabkan karena pada tahap seleksi harus membutuhkan banyak tenaga (Sadjad, 2008). Selain pada tahap seleksi, kesulitan dan kerumitan prosedur / tahapan perbenihan padi ini juga dirasakan pada tahap pasca panen yaitu tahap pengeringan, pembersihan dan pengemasan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya sarana dan prasarana pasca panen padi yang dimiliki oleh kelompok/petani penangkar seperti halnya lantai jemur, dryer, seed cleaner dan gudang penyimpanan. Faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam memproduksi benih padi ada 3 faktor yaitu (1) r endahnya harga pembelian calon benih, dimana dalam kegiatan perbenihan padi yang dikelola oleh UPTD BB tanaman pangan, harga pembelian calon benih dari petani penangkar sudah ditetapkan melalui Surat Perjanjian Kerjasama (SPK), dimana harga pembelian calon benih padi ini 10% lebih tinggi dari pada harga pokok penjualan gabah yang berlaku di masyarakat pada satu musim tanam. UPTD BB tanaman pangan hanya menaikan harga pembelian calon benih padi kepada petani sebesar 10% dari harga pokok penjualan gabah yang berlaku pada suatu musim tanam karena setiap petani penangkar yang bermitra dengan UPTD BB tanaman pangan untuk menghasilkan calon benih padi diberikan fasilitas sarana produksi berupa benih sumber 25 kg/ha, pupuk urea 200 kg/ha, pupuk NPK 150 kg/ ha dan furadan 10 kg/ha dan pestisida jikalau pertanaman 299

6 Mawarni Nur ISSN padi terserang oleh hama penyakit. Selain itu pihak UPTD BB tanaman pangan juga menanggung biaya pascapanen dan prossesing calon benih padi menjadi benih padi yang siap dijual. Hal ini membuat petani yang bermitra dengan UPTD BB tanaman pangan merasa kurang mendapatkan keuntungan yang signifikan sedangkan beban pekerjaan yang harus dilakukan petani lebih berat dibandingkan menanam padi biasa. Dalam hitungan usaha tani, petani akan lebih semangat melakukan kegiatan perbenihan padi dan bermitra dengan UPTD BB tanaman pangan apabila pembelian calon benih pada saat panen diatas 10 % (2) p roduktivitas yang rendah, dimana sebagian besar petani responden yang memiliki produktivitas 5,5 ton.ha -1 menempati posisi paling besar dengan persentase 86,60 %. Hal ini menunjukkan bahwa hampir sebagian besar petani penangkar belum mampu menerapkan teknis budidaya perbenihan padi sesuai petunjuk teknis yang ada. Selain itu tingkat keterampilan petani dalam budidaya perbenihan padi masih rendah. Keadaan ini sesuai dengan pendapat Supedi & Sumedi (2009), yang menyatakan bahwa salah satu kondisi yang dialami petani untuk komoditas tanaman pangan adalah rendahnya produktivitas. Rendahnya produktivitas ini akan menyebabkan rendahnya pendapatan yang mengakibatkan lemahnya posisi finansial petani dalam mendukung kegiatan ekonominya. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan produktivitas padi rendah adalah rendahnya pendidikan petani, minimnya keterampilan yang dimiliki sehingga petani tidak memiliki sumber pendapatan yang lain, minimnya akses informasi, dimana petani hanya mengandalkan informasi pasar dari pembeli yang mengakibatkan ketimpangan informasi dan kesulitan bernegoisasi, kurangnya penerapan teknologi pertanian, dimana kemauan petani untuk menerapkan teknologi pertanian masih minim sehingga pola pikir petani harus diubah (Husaini, 2012), (3) adanya faktor sosial budaya, dimana pengaruh sosial budaya dalam masyarakat memberikan peranan penting dalam mencapai hasil pertanian yang optimal. Perkembangan sosial budaya dalam masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah mengalami suatu perubahan dalam proses berpikir. Perubahan sosial dan budaya bisa memberikan dampak positif maupun negatif. Faktor sosial yang mempengaruhi kurangnya petani mau terlibat dalam kegiatan perbenihan padi disebabkan oleh status kepemilikan lahan yang ada di Kabupaten Bantaeng dimana 80% lahan sawah diolah oleh petani penggarap dengan sistem bagi hasil. Sedangkan faktor budaya yang ada dalam masyarakat di Kabupaten Bantaeng juga memberikan kontribusi terhadap ketertarikan petani untuk terlibat dalam kegiatan perbenihan padi yang dikembangkan di Kabupaten Bantaeng. Hal ini disebabkan adat istiadat masih kental dan berpengaruh terhadap aktifitas pertanian. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disarankan beberapa bentuk kebijakan pada kegiatan perbenihan padi kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bantaeng adalah melakukan peningkatan keterampilan petani dalam hal teknis budidaya perbenihan padi; penambahan anggaran untuk mendukung kegiatan perbenihan padi; melakukan sosialisasi secara intensif kepada petani yang terlibat dalam kegiatan perbenihan padi tentang keuntungan yang diperoleh bila ikut dalam kegiatan perbenihan padi KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat keterampilan petani penangkar di bidang teknis dan manajemen perbenihan padi mencapai 26,70 %, sehingga perlu peningkatan keterampilan petani yang dapat ditempuh dengan pembangunan sumberdaya petani khususnya dalam bidang perbenihan yaitu memberikan 300

7 Perbenihan padi, pembangunan pertanian, rekomendasi kebijakan ISSN pelatihan-pelatihan tentang perbenihan secara terstuktur dan tersistematis, mengikuti kursus-kursus perbenihan bahkan magang ke sentra-sentra perbenihan nasional. Prosedur dan tahapan memproduksi benih belum dilaksanakan sesuai petunjuk teknis budidaya perbenihan padi khususnya pada kegiatan penyiapan lahan dan tahap seleksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam memproduksi benih padi adalah harga pembelian calon benih, produktivitas yang rendah dan faktor sosial budaya. Bentuk kebijakan yang dapat ditempuh oleh Pemerintah Kabupaten Bantaeng sehubungan dengan perbenihan padi yang ada di Kabupaten Bantaeng adalah : peningkatan keterampilan petani khususnya teknis perbenihan padi, pelaksanaan kegiatan perbenihan padi harus dilakukan sesuai dengan prosedur/tahapan teknis budidaya perbenihan padi guna meningkatkan produksi dan produktivitas benih padi, peningkatan harga pembelian calon benih padi dan sosialisasi secara intensif kepada petani yang terlibat dalam kegiatan perbenihan padi tentang keuntungan yang diperoleh bila ikut dalam kegiatan perbenihan padi. DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2008). Direktori Padi Indonesia Subang:Badan Libang Pertanian, Balai Besar Penelitinan Tanaman Padi, Jawa Barat Anonim. (2012). Teknik Produksi Benih. Makassar: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan. Andrianto. (2014). Pengantar Ilmu Pertanian. Yogyakarta: Global Pustaka Utama BPS. (2013). Kabupaten Bantaeng Dalam Angka (Bantaeng in Figures). Bantaeng : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantaeng. Husaini. (2012). Karateristik Sosial Ekonomi Rumah Tangga dan Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani di Kabupaten Barito Kuala. Agribisnis Pedesaan. Melleong MA. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya Mugnisjah Q. W. & Asep S. (2009). Produksi Benih. Jakarta: Bumi Aksara Mointy. ( 2011). Keterampilan Petani. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sadjad S.(2008). Dari Benih Kepada Benih. Jakarta: Rasindo Supedi & Sumedi. ( 2009). Tinjauan Umum Kebijakan Kredit Pertanian Pada Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian. 301

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI e-j. Agrotekbis 2 (3) : 332-336, Juni 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI Analysis of income and feasibility farming

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA e-j. Agrotekbis 4 (4) : 456-460, Agustus 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA Income Analysis of Corn Farming Systemin Labuan

Lebih terperinci

MEKANISME PENYALURAN BENIH PADI BERSUBSIDI DI KABUPATEN PURBALINGGA ABSTRAK

MEKANISME PENYALURAN BENIH PADI BERSUBSIDI DI KABUPATEN PURBALINGGA ABSTRAK 129 MEKANISME PENYALURAN BENIH PADI BERSUBSIDI DI KABUPATEN PURBALINGGA Pujiati Utami dan Watemin Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh PO Box 202 Purwokerto 53182

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG

PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG Jurnal Agrorektan: Vol. 2 No. 2 Desember 2015 75 PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG Cucu Kodir Jaelani 1 1) Badan Pelaksana Penyuluhan

Lebih terperinci

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT Studi Pada Petani Penangkar Benih Padi Bersertifikat Di Desa Cisarandi Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur Oleh: Ir.Hj. Megawati

Lebih terperinci

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains dan Teknologi ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Reza Raditya, Putri Suci Asriani, dan Sriyoto Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT

Reza Raditya, Putri Suci Asriani, dan Sriyoto Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT ISSN -4-8837 ANALISIS KOMPARASI USAHATANI PADI SAWAH PENGGUNA BENIH BERSERTIFIKAT DAN BENIH NON SERTIFIKAT DI KELURAHAN KEMUMU KECAMATAN ARMA JAYA KABUPATEN BENGKULU UTARA Comparation Analysis Of Paddy

Lebih terperinci

PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI DESA MARGAMULYA KECAMATAN BUNGKU BARAT KABUPATEN MOROWALI

PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI DESA MARGAMULYA KECAMATAN BUNGKU BARAT KABUPATEN MOROWALI e-j. Agrotekbis 2 (5) : 505-509, Oktober 2014 ISSN : 2338-3011 PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI DESA MARGAMULYA KECAMATAN BUNGKU BARAT KABUPATEN MOROWALI The Role

Lebih terperinci

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU e-j. Agrotekbis 3 (3) : 353-359, Juni 05 ISSN : 338-30 ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU Break

Lebih terperinci

PENGENALAN ANALISIS KELAYAKAN USAHA TANI PADI SAWAH DI DESA KEBUN KELAPA KECAMATAN SECANGGANG KABUPATEN LANGKAT

PENGENALAN ANALISIS KELAYAKAN USAHA TANI PADI SAWAH DI DESA KEBUN KELAPA KECAMATAN SECANGGANG KABUPATEN LANGKAT Volume 23 No. 1, Januari Maret 2017 p-issn: 0852-2715 e-issn: 2502-7220 PENGENALAN ANALISIS KELAYAKAN USAHA TANI PADI SAWAH DI DESA KEBUN KELAPA KECAMATAN SECANGGANG KABUPATEN LANGKAT Endang Sari Simanullang

Lebih terperinci

SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : 1829-9946 ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO UMI BAROKAH Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH (Suatu Kasus pada Gapoktan Tahan Jaya di Desa Buahdua Kecamatan Buahdua Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan produksi dan memperluas keanekaragaman hasil pertanian. Hal ini berguna untuk memenuhi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan, dan perikanan yang artinya masyarakat banyak yang bermata pencaharian

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian Dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sektor pertanian telah dilaksanakan banyak program pembiayaan pertanian.

Lebih terperinci

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS LAHAN DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI BERDASARKAN KELEMBAGAAN LAHAN DI DUKUH SRIBIT LOR DESA SRIBIT KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN Skripsi Untuk memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH DI KABUPATEN ACEH UTARA

ANALISIS PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH DI KABUPATEN ACEH UTARA ISSN: 0852-9124 Vol. 4 No.1, Juli 2013 ANALISIS PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH DI KABUPATEN ACEH UTARA Production Analysis and Field-Rice Productivity in North Aceh District Zuriani 1 1 Program

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanian tanaman pangan masih menjadi usaha sebagian besar petani. Di Indonesia sendiri, masih banyak petani tanaman pangan yang menanam tanaman pangan untuk dikonsumsi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyuluhan pertanian mempunyai peranan strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (petani) sebagai pelaku utama usahatani. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN

22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN 22 ANALISIS FINANSIAL USAHATANI PADI CIHERANG PADA SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DI KECAMATAN SUNGAI TABUKAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA PROPINSI KALIMANTAN SELATAN (Financial Analysis Of Ciherang Rice Farming

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI ej. Agrotekbis 3 (2) : 240 246, April 2015 ISSN : 23383011 ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI Feasibility study on Pineapple Farming at Doda Village, Sigi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian sangat diandalkan sebagai salah satu tumpuan. dalam memulihkan kondisi perekonomian masyarakat, bahkan secara

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian sangat diandalkan sebagai salah satu tumpuan. dalam memulihkan kondisi perekonomian masyarakat, bahkan secara I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian sangat diandalkan sebagai salah satu tumpuan dalam memulihkan kondisi perekonomian masyarakat, bahkan secara bertahap sektor pertanian diharapkan mampu

Lebih terperinci

EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DI KECAMATAN WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI. Oleh : YULIANA

EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DI KECAMATAN WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI. Oleh : YULIANA EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DI KECAMATAN WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Oleh : YULIANA PROGRAM STUDI S1 AGRIBISNIS FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

CURAHAN WAKTU KERJA PETANI PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN PAGUYAMAN KABUPATEN BOALEMO JURNAL

CURAHAN WAKTU KERJA PETANI PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN PAGUYAMAN KABUPATEN BOALEMO JURNAL CURAHAN WAKTU KERJA PETANI PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN PAGUYAMAN KABUPATEN BOALEMO JURNAL SARFUDIN A. MADINA 6144 11 069 JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2015

Lebih terperinci

TERCAPAINYA SWASEMBADA BENIH PADI UNGGUL BERSERITIFIKAT SEBAGAI SALAH SATU PENCIRI KABUPATEN BOGOR TERMAJU DI INDONESIA TAHUN 2015

TERCAPAINYA SWASEMBADA BENIH PADI UNGGUL BERSERITIFIKAT SEBAGAI SALAH SATU PENCIRI KABUPATEN BOGOR TERMAJU DI INDONESIA TAHUN 2015 TERCAPAINYA SWASEMBADA BENIH PADI UNGGUL BERSERITIFIKAT SEBAGAI SALAH SATU PENCIRI KABUPATEN BOGOR TERMAJU DI INDONESIA TAHUN 2015 Ir. Siti Nurianty, MM Kadistanhut Kab.Bogor Pemerintah Kabupaten Bogor

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI J. Agroland 22 (2) : 147-153, Agustus 2015 ISSN : 0854 641X E-ISSN : 2407 7607 ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Analysis Of

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG e-j. Agrotekbis 2 (3) : 337-342, Juni 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG Feasibility Analysis Of Milkfish Farms

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang diandalkan, karena sektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan sumber devisa negara, pendorong pengembangan wilayah dan sekaligus

I. PENDAHULUAN. dan sumber devisa negara, pendorong pengembangan wilayah dan sekaligus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peran yang strategis dalam pembangunan perekonomian nasional diantaranya sebagai penyedia bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan bioenergi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Padi adalah salah satu bahan makanan

Lebih terperinci

DAMPAK KEANGGOTAAN KELOMPOK LUMBUNG PANGAN MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN TAKALAR

DAMPAK KEANGGOTAAN KELOMPOK LUMBUNG PANGAN MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN TAKALAR Dampak Keanggotaan Kelompok Lumbung Pangan Masyarakat Terhadap Pendapatan Usahatani Padi (Muh Tahir) Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60 SALATIGA 50711 -

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING POTATO FARMING INCOME IN BENER MERIAH DISTRICT PROVINCE OF ACEH

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI KELURAHAN KOYA, KECAMATAN TONDANO SELATAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI KELURAHAN KOYA, KECAMATAN TONDANO SELATAN Agri-SosioEkonomiUnsrat,ISSN 1907 4298,Volume 13 Nomor 2A, Juli 2017 : 237-242 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI KELURAHAN KOYA, KECAMATAN TONDANO SELATAN Alvio G. Onibala

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan pada sektor pertanian. Di Indonesia sektor pertanian memiliki peranan besar dalam menunjang

Lebih terperinci

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO J. Agroland 17 (3) :233-240, Desember 2010 ISSN : 0854 641 EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO Production Factor Efficiency and Income

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 10 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA DAN PROSPEK SWASEMBADA KEDELAI DI INDONESIA. Muhammad Firdaus Dosen STIE Mandala Jember

ANALISIS KINERJA DAN PROSPEK SWASEMBADA KEDELAI DI INDONESIA. Muhammad Firdaus Dosen STIE Mandala Jember ANALISIS KINERJA DAN PROSPEK SWASEMBADA KEDELAI DI INDONESIA Muhammad Firdaus muhammadfirdaus2011@gmail.com Dosen STIE Mandala Jember Abstract This study aims: (1) To identify trends harvest area, production,

Lebih terperinci

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI MELALUI UPBS UNTUK MENDUKUNG PENYEDIAAN LOGISTIK BENIH DI SUMATERA UTARA

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI MELALUI UPBS UNTUK MENDUKUNG PENYEDIAAN LOGISTIK BENIH DI SUMATERA UTARA PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI MELALUI UPBS UNTUK MENDUKUNG PENYEDIAAN LOGISTIK BENIH DI SUMATERA UTARA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR SEPA : Vol. 13 No.1 September 2016 : 48 52 ISSN : 1829-9946 EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR Arya Senna Putra, Nuning Setyowati, Susi Wuri Ani Program Studi Agribisnis, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PTT DAN NON PTT JAGUNG DI KABUPATEN LOMBOK BARAT

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PTT DAN NON PTT JAGUNG DI KABUPATEN LOMBOK BARAT 136 ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PTT DAN NON PTT JAGUNG DI KABUPATEN LOMBOK BARAT Oleh: Hernawati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNW Mataram ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH METODE SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION DI KECAMATAN SINDUE KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH METODE SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION DI KECAMATAN SINDUE KABUPATEN DONGGALA ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH METODE SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION DI KECAMATAN SINDUE KABUPATEN DONGGALA Astuti Mahasiswa Program Studi Magister Agribisnis Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN Agricola, Vol 4 (1), Maret 2014, 1-7 p-issn : 2088-1673., e-issn 2354-7731 ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) Surel: untari_83@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di pedesaan, mata pencaharian mereka adalah usaha pertanian. Umumnya mereka berniat meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya adalah komoditas padi, karena komoditas padi sebagai sumber penyediaan kebutuhan pangan pokok berupa

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI e-j. Agrotekbis 4 (3) : 350-355, Juni 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI The Analysis of Income and

Lebih terperinci

PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI SISTIM LEGOWO 2:1 DI KABUPATEN BANTAENG

PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI SISTIM LEGOWO 2:1 DI KABUPATEN BANTAENG PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI SISTIM LEGOWO 2:1 DI KABUPATEN BANTAENG REVENUE OF THE FARMERS OF RICE FIELD CULTIVATION BY MEANS OF LEGOWO SYSTEM 2:1 TECNOLOGY ¹Asniati Ninra,

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI J. Agroland 23 (1) : 64 69, April 2016 ISSN : 0854 641X E-ISSN : 2407 7607 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI The Analysis of Income

Lebih terperinci

e-j. Agrotekbis 2 (2) : , April 2014 ISSN :

e-j. Agrotekbis 2 (2) : , April 2014 ISSN : e-j. Agrotekbis 2 (2) : 193-198, April 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS KOMPARATIF PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH IRIGASI SETENGAH TEKNIS DAN IRIGASI DESA DI DESA PAKULI KECAMATAN GUMBASA KABUPATEN

Lebih terperinci

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), J. W. Rembang 1), dan Andi Tenrirawe 2) Peneliti pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara 1) Balai Penelitian

Lebih terperinci

PERSEPSI PETANI TERHADAP ALIH FUNGSI LAHAN PADI SAWAH MENJADI LAHAN HORTIKULTURA DAN JAGUNG DI DESA BARUARA KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR

PERSEPSI PETANI TERHADAP ALIH FUNGSI LAHAN PADI SAWAH MENJADI LAHAN HORTIKULTURA DAN JAGUNG DI DESA BARUARA KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR PERSEPSI PETANI TERHADAP ALIH FUNGSI LAHAN PADI SAWAH MENJADI LAHAN HORTIKULTURA DAN JAGUNG DI DESA BARUARA KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR Dewi M. Pakpahan, Evy Maharani dan Shorea Khaswarina

Lebih terperinci

BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN LITBANG PERTANIAN

BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN LITBANG PERTANIAN KAJIAN PENGEMBANGAN SISTEM KELEMBAGAAN USAHA PENANGKARAN BENIH PADI SPESIFIK LOKASI DI SULAWESI UTARA Jantje G. Kindangen, Janne H.W. Rembang, Derek.J. Polakitan, Olvie G. Tandi, dan Frederik F. Rumondor

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN 72 ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN (Analysis of Income and Efficiency of the Lowland Rice Farm In the Kota Bangun I Village, Kota Bangun

Lebih terperinci

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan pertanian dan ketahanan pangan adalah meningkatkan produksi untuk memenuhi penyediaan pangan penduduk, mencukupi kebutuhan bahan baku industri dalam

Lebih terperinci

SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN

SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN Fakhrina dan Agus Hasbianto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan Jl. P.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia di samping kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia di samping kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia di samping kebutuhan sandang dan papan. Pangan sebagai kebutuhan pokok bagi kehidupan umat manusia merupakan penyedia

Lebih terperinci

REVITALISASI SISTEM AGRIBISNIS DALAM RANGKA MENINGKATKAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) DI KABUPATEN GROBOGAN

REVITALISASI SISTEM AGRIBISNIS DALAM RANGKA MENINGKATKAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) DI KABUPATEN GROBOGAN REVITALISASI SISTEM AGRIBISNIS DALAM RANGKA MENINGKATKAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) DI KABUPATEN GROBOGAN REVITALIZING SYSTEM IN ORDER AGRIBISNIS INCREASING PRODUCTION OF SOYBEAN (Glycine

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PENGGARAP PADA USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KALEKE KECAMATAN DOLO BARAT KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PENGGARAP PADA USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KALEKE KECAMATAN DOLO BARAT KABUPATEN SIGI e-j. Agrotekbis 4 (3) : 310-315, Juni 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN PETANI PENGGARAP PADA USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KALEKE KECAMATAN DOLO BARAT KABUPATEN SIGI Analysis of The Farmer Income

Lebih terperinci

PENCAPAIAN TARGET SWASEMBADA JAGUNG BERKELANJUTAN PADA 2014 DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS

PENCAPAIAN TARGET SWASEMBADA JAGUNG BERKELANJUTAN PADA 2014 DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS BAB III PENCAPAIAN TARGET SWASEMBADA JAGUNG BERKELANJUTAN PADA 2014 DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS Uning Budiharti, Putu Wigena I.G, Hendriadi A, Yulistiana E.Ui, Sri Nuryanti, dan Puji Astuti Abstrak

Lebih terperinci

Kajian Produksi Benih Sumber Padi UPBS BPTP Kalimantan Tengah

Kajian Produksi Benih Sumber Padi UPBS BPTP Kalimantan Tengah Kajian Produksi Benih Sumber Padi UPBS BPTP Kalimantan Tengah Suparman BPTP Kalimantan Tengah Jl. G. Obos Km. 5 Palangka Raya E-mail : arman.litbang@gmail.com Abstrak Ketersediaan benih dengan prinsip

Lebih terperinci

Keragaan Usahatani Kacang Hijau di Lahan Suboptimal Kabupaten Sambas

Keragaan Usahatani Kacang Hijau di Lahan Suboptimal Kabupaten Sambas Keragaan Usahatani Kacang Hijau di Lahan Suboptimal Kabupaten Sambas Rusli Burhansyah 1*, Y. Nurhakim 1, dan Nila Prasetiaswati 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat Jl. Budi Utomo

Lebih terperinci

SIKAP PETANI TERHADAP PROGRAM PENCETAKAN SAWAH BARU DI KELURAHAN SIMPANG KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

SIKAP PETANI TERHADAP PROGRAM PENCETAKAN SAWAH BARU DI KELURAHAN SIMPANG KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR SIKAP PETANI TERHADAP PROGRAM PENCETAKAN SAWAH BARU DI KELURAHAN SIMPANG KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Ratnawaty Siata 1 dan Fendria Sativa 1 1 Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Pembangunan pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

Lebih terperinci

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut: VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 8.1. Kesimpulan Penelitian menyimpulkan sebagai berikut: 1. Usahatani padi organik masih sangat sedikit dilakukan oleh petani, dimana usia petani padi organik 51

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG Jurnal Galung Tropika, 4 (3) Desember 2015, hlmn. 137-143 ISSN Online 2407-6279 ISSN Cetak 2302-4178 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG Analysis

Lebih terperinci

J. Agroland 23 (3) : , Desember 2016 ISSN : X E-ISSN :

J. Agroland 23 (3) : , Desember 2016 ISSN : X E-ISSN : J. Agroland 2 () : 90-97, Desember 206 ISSN : 085 6X E-ISSN : 207 7607 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATANI JAGUNG DI DESA MALIK TRANS KECAMATAN BUALEMO KABUPATEN BANGGAI Strategy of Corn Development in Malik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN ii. LEMBAR PENERIMAAN iii. KATA PENGANTAR...iv. DAFTAR ISI..ix. DAFTAR TABEL.xii

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN ii. LEMBAR PENERIMAAN iii. KATA PENGANTAR...iv. DAFTAR ISI..ix. DAFTAR TABEL.xii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN ii LEMBAR PENERIMAAN iii KATA PENGANTAR...iv DAFTAR ISI..ix DAFTAR TABEL.xii DAFTAR MATRIKS......xiii DAFTARGAMBAR....xiv ABSTRAKSI...xv BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masih rawannya ketahanan pangan dan energi, serta berbagai permasalahan lain

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masih rawannya ketahanan pangan dan energi, serta berbagai permasalahan lain BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Revitalisasi pertanian merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh sektor pertanian sehubungan dengan berbagai persoalan mendasar yang dihadapi baik saat ini maupun di

Lebih terperinci

Pengelolaan Sumbedaya Air untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Padi Secara Berkelanjutan di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan

Pengelolaan Sumbedaya Air untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Padi Secara Berkelanjutan di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan Pengelolaan Sumbedaya Air untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Padi Secara Berkelanjutan di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan Water Resource Management to Increase Sustainably of Rice Production in Tidal

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PADI LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKO-MUKO, PROVINSI BENGKULU. Ahmad Damiri dan Herlena Budi Astuti

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PADI LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKO-MUKO, PROVINSI BENGKULU. Ahmad Damiri dan Herlena Budi Astuti ANALISIS PENDAPATAN PETANI PADI LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKO-MUKO, PROVINSI BENGKULU Ahmad Damiri dan Herlena Budi Astuti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian KM 6,5 Bengkulu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peradaban manusia. Padi adalah komoditas tanaman pangan yang menghasilkan

I. PENDAHULUAN. peradaban manusia. Padi adalah komoditas tanaman pangan yang menghasilkan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman terpenting dalam peradaban manusia. Padi adalah komoditas tanaman pangan yang menghasilkan beras. Produksi padi dunia

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN SEMIDANG ALAS MARAS KABUPATEN SELUMA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN SEMIDANG ALAS MARAS KABUPATEN SELUMA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN SEMIDANG ALAS MARAS KABUPATEN SELUMA Eddy Makruf, Yulie Oktavia, Wawan Eka Putra, dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH

DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH (Studi Kasus : Desa Pematang Setrak, Kec Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai) Ikram Anggita Nasution

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Analisis Efektivitas Kebijakan Subsidi Pupuk dan Benih: Studi Kasus Tanaman Padi dan Jagung 1

Ringkasan Eksekutif Analisis Efektivitas Kebijakan Subsidi Pupuk dan Benih: Studi Kasus Tanaman Padi dan Jagung 1 Ringkasan Eksekutif Analisis Efektivitas Kebijakan Subsidi Pupuk dan Benih: Studi Kasus Tanaman Padi dan Jagung 1 Kebijakan pemberian subsidi, terutama subsidi pupuk dan benih yang selama ini ditempuh

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN ACEH UTARA TESIS. Oleh ZURIANI

ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN ACEH UTARA TESIS. Oleh ZURIANI ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN ACEH UTARA TESIS Oleh ZURIANI 107039001 PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 Judul : Analisis Produksi

Lebih terperinci

Jurnal Agrisistem, Desember 2012, Vol. 8 No. 2 ISSN

Jurnal Agrisistem, Desember 2012, Vol. 8 No. 2 ISSN MOTIF PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM BERUSAHATANI PADI SAWAH (Studi Kasus di Desa Tondongkura, Kecamatan Tondong Tallasa, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan) Motives of civil servant to farming effort of

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL USAHA PUPUK ORGANIK KELOMPOK TANI DI KABUPATEN BANTUL I. PENDAHULUAN

ANALISIS FINANSIAL USAHA PUPUK ORGANIK KELOMPOK TANI DI KABUPATEN BANTUL I. PENDAHULUAN ANALISIS FINANSIAL USAHA PUPUK ORGANIK KELOMPOK TANI DI KABUPATEN BANTUL A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian

Lebih terperinci

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1 DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1 Balai Penelitian Tanaman Serealia 2 Balai Pengkajian teknologi Pertanian

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA PERIKANAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAH DI DESA KALIBENING KECAMATAN TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS

KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA PERIKANAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAH DI DESA KALIBENING KECAMATAN TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS Seminar Nasional BKS PTN Barat Bandar Lampung, 19-21 Agustus 2014 Mulyana & Hamzah: Kontribusi Pendapatan Usaha Perikanan 933 KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA PERIKANAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI

Lebih terperinci

II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN A. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi A.1. Kedudukan 1. Dinas Pertanian dan Peternakananian merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang Pertanian

Lebih terperinci

Analisis Risiko Usahatani Kedelai Di Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas. Abstract

Analisis Risiko Usahatani Kedelai Di Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas. Abstract Analisis Risiko Usahatani Kedelai Di Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas Abstract This research aimed to determine the risk of production and income in a group of farmers who use local seeds and farmers

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian memiliki peranan yang sangat penting. Indonesia dikenal dengan negara yang kaya akan hasil alam, kondisi

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI DAN TINGKAT EFISIENSI PENCURAHAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI PADI SAWAH

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI DAN TINGKAT EFISIENSI PENCURAHAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI PADI SAWAH ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI DAN TINGKAT EFISIENSI PENCURAHAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI PADI SAWAH Jones T. Simatupang Dosen Kopertis Wilayah I dpk Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia

Lebih terperinci

5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida

5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida 5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida Berdasarkan hasil perhitungan terhadap rata-rata penerimaan kotor antar varietas padi terdapat perbedaan, kecuali antara

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TANAMAN PADI DI KECAMATAN SEBANGKI KABUPATEN LANDAK JURNAL PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TANAMAN PADI DI KECAMATAN SEBANGKI KABUPATEN LANDAK JURNAL PENELITIAN ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TANAMAN PADI DI KECAMATAN SEBANGKI KABUPATEN LANDAK JURNAL PENELITIAN OLEH: GUNARDI DWI SULISTYANTO DR. NOVIRA KUSRINI, SP, M.SI MASWADI, SP, M.SC SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA. Mawardati*

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA. Mawardati* ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA Mawardati* ABSTRACT This research was conducted at the betel palm farming in Sawang subdistrict,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi tanaman bahan makanan di

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi tanaman bahan makanan di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki lahan pertanian yang sangat luas dan sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Jawa Barat merupakan

Lebih terperinci

EFISIENSI TEKNIS DAN EKONOMIS TEKNOLOGI GEOMEMBRAN PADA PRODUKSI GARAM TAMBAK DI PT. GARAM II PAMEKASAN DAN PROSPEK PENGEMBANGAN DI TINGKAT PETANI

EFISIENSI TEKNIS DAN EKONOMIS TEKNOLOGI GEOMEMBRAN PADA PRODUKSI GARAM TAMBAK DI PT. GARAM II PAMEKASAN DAN PROSPEK PENGEMBANGAN DI TINGKAT PETANI EFISIENSI TEKNIS DAN EKONOMIS TEKNOLOGI GEOMEMBRAN PADA PRODUKSI GARAM TAMBAK DI PT. GARAM II PAMEKASAN DAN PROSPEK PENGEMBANGAN DI TINGKAT PETANI SKRIPSI Oleh: Iin Sugiarti NIM. 091510601045 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sektor-sektor yang berpotensi besar bagi kelangsungan perekonomian

I. PENDAHULUAN. sektor-sektor yang berpotensi besar bagi kelangsungan perekonomian I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus mampu mengantisipasi persaingan ekonomi yang semakin ketat di segala bidang dengan menggali sektor-sektor yang

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seluruh rangkaian program pertanian Indonesia pada masa Orde Baru diarahkan kepada swasembada beras. Cara utama untuk mencapai tujuan itu adalah dengan pemakaian varietas

Lebih terperinci

By : Tedi Hartoyo. Key Word : The Role, Participation, Rank-Spearman Correliation

By : Tedi Hartoyo. Key Word : The Role, Participation, Rank-Spearman Correliation The Correlation between the Roll of UPTD Developing Intitution of Paddy Seed in Cihea with Participation of Breeding s Farmer in Supplying of Superior Paddy s Seed (Case study at The Farmer Group (Sarinah)

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. No Lampiran Halaman

DAFTAR LAMPIRAN. No Lampiran Halaman DAFTAR LAMPIRAN No Lampiran Halaman 1 Foto-Foto Penelitian... 81 xvi 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan visi dan misi Provinsi Bali tahun 2009, prioritas pembangunan Provinsi Bali sesuai

Lebih terperinci

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Rumah Tangga Tani Padi (Studi Kasus: Desa Sei Buluh, Kec. Teluk Mengkudu, Kab.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Rumah Tangga Tani Padi (Studi Kasus: Desa Sei Buluh, Kec. Teluk Mengkudu, Kab. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Rumah Tangga Tani Padi (Studi Kasus: Desa Sei Buluh, Kec. Teluk Mengkudu, Kab. Deli Serdang) Faoeza Hafiz Saragih* Khairul Saleh Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

PENDAPATAN DAN TANGGAPAN PETANI TERHADAP USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BISI 2

PENDAPATAN DAN TANGGAPAN PETANI TERHADAP USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BISI 2 PENDAPATAN DAN TANGGAPAN PETANI TERHADAP USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BISI 2 M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian dilakukan di Desa Manggalung, Kecamatan Mandalle, Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan salah satu komoditas pangan yang paling dominan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia dimana padi merupakan bahan makanan yang mudah diubah menjadi

Lebih terperinci

Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija

Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija Badan Litbang Pertanian mulai tahun 2011 mencanangkan Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI)

Lebih terperinci

PENGARUH IRIGASI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU

PENGARUH IRIGASI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU e-j. Agrotekbis 2 (1) : 76-84, Pebruari 2014 ISSN : 2338-3011 PENGARUH IRIGASI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU An effect of irrigation about farm enterprises

Lebih terperinci