PENGEMBANGAN ALAT PENCACAH (CHOPPER) BATANG JAGUNG SEBAGAI BAHAN BAKU SILASE

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI. Penelitian ini dimulai pada bulan Juni-Agustus 2014 dengan lokasi penelitian

MEMBANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH UNTUK PENINGKATAN EFEKTIVITAS KONSUMSI PAKAN TERNAK SAPI

KAJIAN MESIN PENCACAH PELEPAH SAWIT UNTUK PENGOLAHAN PAKAN TERNAK MENDUKUNG SISTEM INTEGRASI SAWIT-TERNAK (SISKA) DI KALIMANTAN BARAT PENDAHULUAN

RANCANG BANGUN ALAT MESIN HAMMER MILL UNTUK PENGOLAHAN JAGUNG PAKAN

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN. disebut ruminansia sangat bergantung pada ketersediaan pakan, baik dari

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

Modifikasi Pemarut pada Mesin Penyuwir Daging Ikan untuk Bahan Baku Abon Ikan


III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2013.

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu

STUDI PERLAKUAN PANAS PADA ALAT PENGUPAS KULIT GELONDONG UNTUK BIJI KOPI (Coffea sp.) Renny Eka Putri, Mislaini dan Andri Syaputra 1 1) ABSTRAK

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

RANCANG BANGUN DAN UJI TEKNIS ALAT PERONTOK PADI SEMI MEKANIS PORTABEL

BAB I PENDAHULUAN. Protein hewani merupakan salah satu nutrisi yang sangat dibutuhkan manusia.

PENGUJIAN MESIN PENCACAH HIJAUAN PAKAN (CHOPPER) TIPE VERTIKAL WONOSARI I TEST PERFORMANCE OF FORAGE CHOPPER VERTIKAL WONOSARI TYPE I

APLIKASI DAN UJI KINERJA DISKSAW CHOPPER UNTUK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN. limbah pertanian. Limbah pertanian merupakan sisa hasil pertanian yang

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat

DESAIN MESIN KOMPOSTER SKALA INDUSTRI KECIL

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG

Laporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI

Jurnal Ternak, Vol.05, No.02, Des. 2014

V.HASIL DAN PEMBAHASAN

Andasuryani 2, Santosa 2 dan Alhapen Ruslin Chandra 3

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

UJI KINERJA HAMMER MILL DENGAN UMPAN JANGGEL JAGUNG [Performance Test Hammer Mill With Corn Feed Corncob]

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

Petunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi

ANALISA HASIL MESIN PEMIPIL JAGUNG SKALA UKM. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

Pengolahan lada putih secara tradisional yang biasa

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Maret 2013.

UJI KERJA ALAT PENGGILING TYPE PALU (HAMMER MILL) DENGAN BEBERAPA JENIS BAHAN PAKAN SEBAGAI BAHAN UJI

50kg Pita ukur/meteran Terpal 5 x 5 m 2

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu.

Rancang Bangun Alat Pencacah dan Pemarut Sagu dengan Sumber Penggerak Motor Listrik ABSTRAK

TEKNOLOGI ALAT DAN MESIN UNTUK AGRIBISNIS PETERNAKAN DI KAWASAN PERKEBUNAN SAWIT

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

REKAYASA MESIN UNTUK INDUSTRI KECIL PAKAN TERNAK UNGGAS DI KLATEN

RANCANG BANGUN MESIN PERAJANG TEMBAKAU

PERANCANGAN MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG AGAM CHAIRUL ACHYAR

RANCANG BAGUN MESIN PENCACAH DAN PENGADUK UNTUK PAKAN SAPI DAN KAMBING

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan

BAB IV PROSES PRODUKSI

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

Rancang Bangun Mesin Pemipil Jagung Untuk Meningkatkan Hasil Pemipilan Jagung Kelompok Tani Desa Kuala Dua

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

Diharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan

BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

Jumlah serasah di lapangan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH GELAS PLASTIK. Oleh : RAHMA GRESYANANTA FABIAN SURYO S Pembimbing

PERANCANGAN MESIN PEMERAS SANTAN DENGAN SISTEM ROTARI KAPASITAS 281,448 LITER/JAM

LAMPIRAN 1. GAMBAR TEKNIK ALAT PENGGILING KEDELAI

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

IV. PENDEKATAN DESAIN

BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN

BAB III BAHAN DAN METODE

PERANCANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI ALAT PEMOTONG RUMPUT MAKANAN TERNAK SEBAGAI UPAYA EFISIENSI DAN PENINGKATAN PRODUKSI

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat

III. METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN MANUFAKTUR MESIN PENGADUK MEDIA TANAM JAMUR

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

MODIFIKASI ALAT PERONTOK PADI TIPE HAMMER THRESHER [Modification of Rice Thresher-Hammer thresher Type]

PROGRAM & KEBIJAKAN REVITALISASI PENGGILINGAN PADI DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN 2012

III. METODE PENELITIAN

RANCANG BANGUN DAN UJI KINERJA MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH UNTUK PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN PISAU TIPE REEL

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH PERTANIAN TONGKOL JAGUNG UNTUK MENGATASI MASA PACEKLIK PAKAN TERNAK

MESIN DWI FUNGSI PENCETAK PELET IKAN DENGAN MENGGUNAKAN MOTOR TUNGGAL

ANALISIS MESIN PENGIRIS TEMPE DENGAN VARIASI SUDUT PISAU TERHADAP KETEBALAN IRISAN

PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK

METODE PENELITIAN. Simulasi putaran/mekanisme pisau pemotong tebu (n:500 rpm, v:0.5 m/s, k: 8)

BAB I PENDAHULUAN. atau yang memiliki nama ilmiah Arachis hypogeae adalah salah satu tanaman

PERAJANG MEKANIK KRIPIK

PENGARUH SUBSTITUSI RUMPUT GAJAH DENGAN LIMBAH TANAMAN SAWI PUTIH FERMENTASI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN EKOR TIPIS SKRIPSI

Transkripsi:

PENGEMBANGAN ALAT PENCACAH (CHOPPER) BATANG JAGUNG SEBAGAI BAHAN BAKU SILASE Renny Eka Putri 1*, Andasuryani 1 *Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas, Kampus Limau Manis- Padang 25163 *Email: renny.ekaputri@yahoo.co.id Abstrak Limbah jagung dapat menjadi alternatif terbaik untuk menjadi bahan baku pakan ternak. Salah satu teknologi yang dapat diterapkan adalah dengan mengolah limbah tersebut menjadi silase. Silase merupakan hijauan yang di awetkan dengan cara difermentasi. Silase dibuat dengan mencacah bahan hijauan menjadi ukuran yang kecil-kecil, kemudian menyimpannya kedalam ruang kedap udara.pencacahan dilakukan untuk mendapatkan ukuran dari batang jagung yang lebih kecil sehingga memudahkan dalam pembuatan silase dan dicerna oleh ternak.penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat pencacah (chopper) batang jagung sebagai bahan dasar silase dan melakukan uji kerja terhadap alat pencacah ini.pengujian dilakukan dengan lima kali ulangan dengan berat beban 5 kg untukmasing-masingulangan.hasil dari uji kinerja alat meliputi,kapasitascacahan 217 kg/jam denganputaran poros pencacah 1262,2 rpm,kehilangan bahan 0,16 kg,rendemen pencacahan 96,8%,hasil cacahan terbanyak pada ukuran 5 7 cmdan kebutuhan bahan bakar 0,42 liter solar untuk 1 jam pengerjaan. Kata kunci: pencacah, silase, jagung, ternak. PENDAHULUAN Tanaman jagung (Zea mays sp.) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan terpenting.produksi jagung dunia menempati urutan ketiga setelah padi dan gandum.distribusi penanaman jagung terus meluas di berbagai negara di dunia karena tanaman ini mempunyai daya adaptasi yang luas di daerah subtropik ataupun tropik.indonesia merupakan negara penghasil jagung terbesar di kawasan Asia Tenggara.(Rukmana, 2009). Produksi jagung tahun 2015 di Sumatera Barat sebanyak 602.549 ton pipilan kering.persentase produksi jagung di Padang Pariaman tahun 2015 mencapai 4,93% (BPS, 2016). Dengan produksi sebanyak itu maka limbah jagung yang dihasilkan juga banyak.apabila masyarakat telah selesai panen biasanya masyarakat membiarkan saja limbah jagung sampai membusuk atau membakarnya sehingga dapat menyebabkan polusi udara. Kebutuhan bahan baku pakan ternak di Indonesia sangat besar. Komposisi formula pakan terdiri dari 40-50% jagung dan sisanya dari bungkil kedelai. Dengan asumsi kebutuhan pakan 15 juta ton maka diperlukan subsitusi jagung antara 7-7,5 juta ton. Untuk memenuhi kebutuhan ternak tersebut, maka memanfaatkan limbah jagung merupakan suatu hal yang dapat dijadikan alternatif terbaik (Bunyamin, 2013). Limbah jagung sangat berpotensi untuk dijadikan bahan dasar pakan ternak.salah satu teknologi yang dapat digunakan adalah silase.silase sangat berguna untuk mensiasati ketersediaan pakan ternak pada musim kemarau. Silase merupakan pakan hijauan yang diawetkan dengan cara difermentasi. Bahan-bahan yang dapat dijadikan silase antara lain rerumputan, daun-daunan, batang jagung, dan jerami.silase dibuat dengan mencacah bahan hijauan menjadi ukuran yang kecil-kecil, kemudian menyimpannya kedalam ruang kedap udara. 222

Pencacahan dilakukan untuk mendapatkan ukuran dari batang jagung yang lebih kecil sehingga memudahkan dalam pembuatan silase dan dicerna oleh ternak. Pencacahan secara manual tentu saja sulit sekali diterapkan pada peternakan skala besar yang menuntut penyediaan pakan yang benar-benar ekstra seiring dengan pertumbuhan ternak.oleh karena itu dalam pembuatan silase skala besar, sangat diperlukan mesin pencacah yang mampu menyeragamkan ukuran dengan kapasitas dan efektivitas yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat pencacah (chopper) batang jagung dan melakukan uji kerja terhadap alat pencacah ini.adapun tujuan dari penelitian ini yaitu mengembangkan alat pencacah (chopper) batang jagung sebagai bahan baku silase dan memanfaatkan silase sebagai pakan ternak. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, meliputi pembuatan alat dan pengujian.alat bengkel dan bahan pabrikasi yang digunakan sebagai berikut: unit las listrik, besi siku, plat besi strip setebal 2 mm, mur, amplas, cat, gerinda listrik, mesin bor, meteran, papan, plastik pagar dan tool box. Alat pengujian yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: unit alat pencacah (chopper) batang jagung hasil rancangan, meteran/mistar, stop watch, tachometer, timbangan dan plastik untuk menampung hasil cacahan. Alat bantu yang digunakan sebagai berikut, satu unit PC dengan program Solid Work 2012 yang digunakan dalam pembuatan desain alat, alat pengukuran pengoperasian alat pencacah (chopper) batang jagung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan rancangan secara umum yaitu berdasarkan pendekatan rancangan fungsional dan pendekatan rancangan struktural.tahapan penelitian terdapat pada Gambar1. Untuk uji teknis alat digunakan 5 kg batang jagung segar dan dilakukan 5 kali ulangan. Pengamatan meliputi; kapasitas pencacahan, kecepatan putaran ruang pencacah, bahan yang tercacah, rendemen pencacahan, hasilcacahan dan kebutuhan bahan bakar. 1. Kapasitas Kerja Alat Pencacah Batang jagung yang akan digunakan pada tiap-tiap ulangan pada penelitian ini seberat 5 kg. Kapasitas kerja mesin dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Kp = Bb... (1) t dengan : Kp= Kapasitas kerja alat pencacah (kg/jam) Bb= Banyaknya hasil cacahan (kg) t= Total waktu untuk pencacahan (jam) 2. Rendemen Pencacah Besarnya rendemen pencacahan adalah persentase antara keluaran dibagi dengan masukan mesin atau dengan persamaan sebagai berikut : Rendemen = Output Input dengan : R= Rendemen pencacahan (%) x 100 %... (13a) Output= Banyaknya hasil cacahan (kg) Input = Banyaknya batang jagung yang akan dicacah (kg) 223

3.RPM (Revolution per Minute) Frekuensi putar yang akan diukur yaitu frekuensi putar poros motor penggerak dan frekuensi poros alat, pengukuran dilakukan saat poros berputar tanpa beban dan dengan beban. Frekuensi putar diukur dengan menggunakan tachometer Krisbow HD 2234B. 4. HasilCacahan Hasil cacahan dari alat pencacah (chopper) dikelompokkan menjadi tiga katerori ukuran, yaitu kurang dari 5 cm, 5 7 cm,dan lebih dari 7 cm. Pada pengujian ini dilakukan dengan mengambil sampel hasil cacahan sebanyak 1000 gram (1 kg). Gambar1. Metode Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan alat pencacah (chopper) batang jagung ini dilakukan di Bengkel Desra By Pass, Padang, selanjutnya pengujian alat telah dilakukan di Nagari Aie Tajun Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman. Pengujian meliputi analisis perancangan alat pencacah (chopper) batang jagung dan uji teknis. 224

1 2 3 4 Gambar2. Alat Pencacah (Chopper) Batang Jagung Tampak Belakang 1 5 6 Gambar3. Alat Pencacah (Chopper) Batang Jagung Tampak Depan Alat pencacah (chopper) batang jagung ini memiliki panjang secara keseluruhan 164 cm, lebar 76 cm dan tinggi 114 cm. Dengan bagian-bagian sebagai berikut : 1. BagianInput Lubang input merupakan tempat yang berfungsi untuk masuknya batang jagung yang akan diumpan ke silinder pemarut dengan ukuran lubang input sebesar 14 14 cm. 2. Meja Kerja Meja kerja digunakan untuk mempermudah proses memasukkan bahan dan tempat meletakkan bahan yang akan dicacah. Meja kerja yang dibuat memiliki ukuran 40 52 cm. 3. Mesin Mesin yang digunakan adalah mesin diesel dengan tipe mesin diesel PAUS R175. Mesin diesel yang digunakan memiliki berat bersih 60 kg dengan tenaga maksimum 7,5 HP dan kecepatan putaran 2600 RPM. 4. Bagian Output Bagianoutput merupakan tempat yang berfungsi untuk keluarnya batang jagung yang telah dicacah dan menjadi ukuran yang lebih kecil dengan ukuran lubang output 225

sebesar 14 30 cm. Bidang miring ini bertujuan untuk memudahkan dalam menjatuhkan hasil cacahan yang telah dicacah. 5. Selinder Pencacah Mata pisau yang digunakan terbuat dari baja karbon dengan total banyak pisau pemotong 7 buah, yaitu dengan panjang 18 cm sebayak 4 buah dan 16 cm sebanyak 3 buah. Disamping pisau pencacah terdapat media penurunan hasil cacahan dengan ukuran 18 12,5 cm. 6. Transmisi Daya Transmisi daya yang digunakan adalah pulley dan belt, tipe belt yang digunakan adalah tipe belt B39 sebanyak 2 buah. Uji Kinerja Uji kinerja bertujuan untuk mengetahui apakah alat layak untuk digunakan atau tidak, sehingga harus dilakukan perbaikan maupun modifikasi. Hasil pengamatan uji kinerja sebagai berikut: 1. Kapasitas Kerja Alat Pencacah Kapasitas pencacahan batang jagung adalah 217,39 kg/jam.kapasitas pencacahan dari alat cacahan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jumlah kandungan air dari batang jagung yan dicacah, pisau pencacah, kecepatan pisau pencacah dan keahlian operator.nilai dari kapasitas kerja efektif dapat dilihat pada Tabel 1.Hasil cacahan batang jagung dapat dilihat pada Gambar 4.Hasil cacahan mempunyai kadar air ratarata 65%. Tanaman jagung yang tersisa dari panen jagung kadar airnya cukup tinggi, untuk pembuatan silase dibutuhkan kadar air sekitar 60% (Nusio, 2005). Sedangkan menurut Ananta (2016), hijauan makanan ternak yang dibuat silase mengandung bahan kering 25%-35% dengan kandungan air 65%-75%. Tabel 1. Kapasitas pencacahan batang jagung Ulangan Jumlah Bahan (kg) Waktu (jam) Kapasitas (kg/jam) 1 5 0,029 172,41 2 5 0,024 208,33 3 5 0,020 250 4 5 0,021 238,09 5 5 0,018 277,78 Rata - rata 5 0,023 217,39 Gambar 4. Hasil cacahan batang jagung 226

2. Kecepatan Putaran Ruang Pencacah Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap waktu pencacahan dan banyaknya batang jagung tercacah dengan lima ulangan seberat 5 kg, didapatkan RPM engine saat tanpa beban 2076 dan RPM pencacah saat tanpa beban 1015. Hasil pengamatan RPM dapat dilihat pada Tabel 2.Perbandingan ukuran pulley akan menentukan RPM yang akan dihasilkan oleh silinder pencacah untuk proses pencacahan, semakin kecil perbandingan ukuran pulley maka RPM silinder pencacah semakin cepat dan sebaliknya perbandingan ukuran pulley yang besar maka RPM akan semakin lambat. Tabel 2. Kecepatan Putaran Ruang Pencacah Ulangan RPM Engine RPM Pencacah 1 1938 1163 2 1380 1142 3 1810 1431 4 1707 1138 5 1802 1438 Rata - rata 1727,4 1262,2 3. Bahan yang Tercacah Bahan yang tercacah didapatkan dengan menimbang batang jagung yang telah tercacah.kehilangan bahan tercacah disebabkan beberapa faktor seperti batang jagung tertinggal di dalam alat serta kehilangan saat pencacahan karena bahan terlempar keluar.hasil uji kinerja bahan yang tercacah dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Bahan yang Tercacah Ulangan Bahan Bahan Kehilangan Awal Tercacah Bahan 1 5 kg 4,8 kg 0,2 kg 2 5 kg 4,9 kg 0,1 kg 3 5 kg 4,7 kg 0,3 kg 4 5 kg 4,9 kg 0,1 kg 5 5,kg 4,9 kg 0,1 kg Rata rata 5 kg 4,84 kg 0,16 kg 4. Rendemen Pencacahan Rendemen pencacahan bertujuan mengetahui apakah sebuah alat efektif digunakan atau tidak maka rendemen pencacahan perlu diketahui. Rendemen adalah perbandingan berat yang tercacah dengan berat yang akan dicacat atau output per input kali 100 yang dinyatakan dalam persen, seperti terlihat pada Tabel 4. 227

Tabel 4. Rendemen Pencacahan Ulangan Bahan Bahan Awal Tercacah Rendemen 1 5 kg 4,8 kg 96 % 2 5 kg 4,9 kg 98 % 3 5 kg 4,7 kg 94 % 4 5 kg 4,9 kg 98 % 5 5,kg 4,9 kg 98 % Rata rata 5 kg 4,84 kg 96,8 % Berdasarkan Tabel 3, dapat disimpulkan bahwa hasil rendemen yang akan diperoleh pada alat pencacah (chopper) batang jagungtergolong tinggi yaitu berkisar 96,8 %. Nilai tersebut menunjukan bahwa produktifitas alat tergolong bagus karena memiliki rendemen yang tinggi. 5. Hasil Cacahan Hasil cacahan dari alat pencacah (chopper) dikelompokkan menjadi tiga katerori ukuran, yaitu kurang dari 5 cm, 5 7 cm,dan lebih dari 7 cm. Pada pengujian ini dilakukan dengan mengambil sampel hasil cacahan sebanyak 1000 gram (1 kg). Hasil dari cacahan yang telah dikelompokkan dapat dillihat pada Tabel 5.Hasil cacahan yang paling banyak adalah dengan ukuran 5-7 cm sebesar 60% dari total cacahan. Hasil cacahan yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan bahan baku untuk membuat silase. Untuk bahan baku silase, batang jagung harus mempunyai ukuran 5-7 cm sehingga mudah dicerna oleh ternak. Tabel 5. Hasil Cacahan Ulangan Hasil Cacahan (gr) < 5 cm 5 7 cm > 7 cm 1 260 550 190 2 235 583 182 3 273 555 172 4 235 572 193 5 203 618 179 Rata rata 241,2 575,6 183,2 6. Kebutuhan Bahan Bakar Kebutuhan bahan bakar yang diperlukan mesin untuk 1 jam pengerjaan adalah 0,42 liter solar. Jadi mesin tidak terlalu banyak mengkonsumsi bahan bakar sehingga penggunaannya lebih ekonomis. KESIMPULAN Telah dihasilkan alat pencacah (chopper) batang jagung dengan kapasitas cacahan adalah 217,39 kg/jam.rpm alat pencacah saat tanpa beban yaitu 1015 RPM dan saat pencacahan sebesar 1262,2 RPM. Tingkat kehilangan hasil yaitu 0,16 kg menunjukkan bahwa kehilangan hasil tergolong rendah sehingga tidak memberikan kehilangan yang signifikan saat penggunaan, kehilangan hasil terjadi karena adanya bahan yang terlempar ke luar dan tertinggal di dalam alat pencacah.rendemen pencacahan batang jagung mencapai 96,8 %. 228

UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat Nomor SPPK: 012/SP2H/PPM/DRPM/IV/2017yang telah mendanai penelitian ini dan kepada seluruh pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2016. Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai 2015. Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik. No. 41/7/13/Th. XIX, 1 Juli 2016. Padang. Bunyamin Z, dkk. 2013. Pemanfaatan Limbah Jagung untuk Industri Pakan Ternak.Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian. Balai Penelitian Tanaman Serelia Maros. hlm 153-154. Fadli, Ihwan. 2014. Pengujian Mesin Pencacah Hijauan Pakan (Chopper) Tipe Vertikal Wonosari I. Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol. 4 No. 1: 35-40. Nusio, L.G. 2005. Silage production from tropical forages. In: Silage Production and Utilization. Park, R.S. and Stronge, M.D. (Eds.). Wageningen Academic Publ., the Netherlands: p. 97-107. Rumana, Rahmat. 2009. Usaha Tani Jagung. Yogyakarta: Kanisius. 229