MAKALAH LARUTAN ASAM DAN BASA

dokumen-dokumen yang mirip
kimia ASAM-BASA I Tujuan Pembelajaran

TEORI ASAM BASA Secara Umum :

Asam-Basa. Kimia. Kelas XI. B usiness Name. Indikator: A. Teori Asam-Basa

KIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

LOGO TEORI ASAM BASA

Teori Asam-Basa Arrhenius

BAB 7. ASAM DAN BASA

TEORI ASAM BASA SECARA UMUM :

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab 16. Asam dan Basa

2/14/2012 LOGO Asam Basa Apa yang terjadi? Koma Tulang keropos Sesak napas dll

Larutan Asam-Basa. Sifat Larutan Asam dan Basa. Penentuan ph Larutan Asam Kuat dan Basa Kuat. Penentuan ph Larutan Asam Lemah dan Basa Lemah

ASAM DAN BASA. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

PRESENTASI POWERPOINT PENGAJAR OLEH PENERBIT ERLANGGA DIVISI PERGURUAN TINGGI. BAB 16. ASAM DAN BASA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Ehrenberg (dalam Pakaya, 2008: 3) bahwa konsep merupakan

LAMPIRAN 1 NAMA : NIP : INSTANSI : TANGGAL :

KIMIA (2-1)

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi.

Teori Asam. Pengertian

PERCOBAAN 3 REAKSI ASAM BASA

Bab. Asam Basa. A. Asam Basa Arrhenius B. Derajat Kekuatan Asam Basa C. Penentuan ph Asam Basa D. Asam Basa Bronsted-Lowry dan Lewis

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I. Standar Kompetensi 1. Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran, dan terapannya

MATERI KIMIA KELAS XI SEMESTER 2 Tinggalkan Balasan

KLASIFIKASI ZAT. 1. Identifikasi Sifat Asam, Basa, dan Garam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Keterampilan Proses Sains a. Pengertian Keterampilan Proses Sains Keterampilan merupakan kemampuan

Titrasi Asam Basa. Sophi Damayanti

1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut:

INTRUKSI Kompetensi Dasar Indikator Sumber Belajar

Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

b. Mengubah Warna Indikator Selain rasa asam yang kecut, sifat asam yang lain dapat mengubah warna beberapa zat alami ataupun buatan.

BAB 5. Larutan Asam dan Basa. Kata Kunci. Pengantar Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari

TUGAS PAPER KIMIA DASAR KESETIMBANGAN ION

Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change

SMA NEGERI 6 SURABAYA LARUTAN ASAM & BASA. K a = 2.M a. 2. H 2 SO 4 (asam kuat) α = 1 H 2 SO 4 2H + 2

Pokok Bahasan. Teori tentang asam, basa dan garam Kesetimbangan asam-basa Skala ph Sörensen (Sörensen ph scale) Konstanta keasaman

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

Disusun Oleh: Anastasia Latif ( XI IPA 1 ) Christine ( XI IPA 1 ) Josephine Putri ( XI IPA 2 ) Kelvin Ricky (XI IPA 2 ) Patty Regina (XI IPA 1 )

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit

Soal dan Pembahasan Asam Basa, Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, dan K SP

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Nilai Indikator. Larutan Asam-Basa

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II PERCOBAAN II REAKSI ASAM BASA : OSU OHEOPUTRA. H STAMBUK : A1C : PENDIDIKAN MIPA

A. TEORI ASAM DAN BASA B. INDIKATOR ASAM BASA C. MENGHITUNG ph LARUTAN ASAM BASA D. TITRASI ASAM BASA

Bab II Tinjauan Pustaka. Asam basa Konjugasi Menurut Bronsted Lowry

LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS

tujuh1asam - - ASAM BASA GARAM - - Asam Basa Garam 7202 Kimia Les Privat dirumah bimbelaqila.com - Download Format Word di belajar.bimbelaqila.

LEMBARAN SOAL 11. Sat. Pendidikan

LEMBAR SOAL. Mata pelajaran : Kimia. Kelas/Program : XI/IPA Hari, tanggal : Selasa, 8 April 2008 Alokasi waktu : 90 Menit

Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa

Derajat Keasaman dan kebasaan (ph dan poh)

ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA

Asam Basa dan Garam. Asam Basa dan Garam

BAB 5 LARUTAN ASAM BASA. Gambar 5.1 Macam-macam Larutan Sumber: Ensiklopedi Sains dan Kehidupan

Gambar Rangkaian Alat pengujian larutan

LAPORAN PRAKTIKUM. PENGUJIAN SIFAT LARUTAN ASAM DAN BASA Disusun Oleh: Feby Grace B. kombo ( ) UNIVERSITAS SAM RATULANGI

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar

MAKALAH PENGABDIAN PADA MASYARAKAT TEORI ASAM - BASA. Oleh : M. PRANJOTO UTOMO

BAB I PENDAHULUAN A. Judul percobaan B. Tujuan praktikum

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

KIMIA LARUTAN LARUTAN ELEKTROLIT ASAM DAN BASA

ASAM, BASA DAN GARAM

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator!

NETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA

Kesetimbangan adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang terlihat seiring berjalannya waktu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. evaluasi merupakan suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan

Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution)

H + + OH - > H 2 O. Jumlah mol asam (proton) sama dengan jumlah mol basa (ion hidroksida). Stoikiometri netralisasi

Soal-Soal. Bab 7. Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Larutan Penyangga

ASAM, BASA, DAN GARAM

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 3. ASAM, BASA, DAN GARAMLatihan Soal 3.1

Lampiran Sumber Belajar : Purba, Michael Kimia SMA. Erlangga. Jakarta

wanibesak.wordpress.com 1

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa

DERAJAT KEASAMAN (ph)

Skala ph dan Penggunaan Indikator

Ensiklopedi: 27 dan 342. Asam, basa dan garam. dikelompokkan berdasarkan. Alat ukur

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA.

LARUTAN PENYANGGA Bahan Ajar Kelas XI IPA Semester Gasal 2012/2013

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

SKL- 3: LARUTAN. Ringkasan Materi. 1. Konsep Asam basa menurut Arrhenius. 2. Konsep Asam-Basa Bronsted dan Lowry

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP

Larutan Penyangga XI MIA

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit

GALAT TITRASI. Ilma Nugrahani

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

Dikenal : - Asidimetri : zat baku asam - Alkalimetri : zat baku basa DASAR : Reaksi penetralan Asam + Basa - hidrolisis - buffer - hal lain ttg lart

Reaksi dalam larutan berair

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

LARUTAN ASAM-BASA DAN LARUTAN PENYANGGA

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Disusun Oleh: Diah Tria Agustina ( ) JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik

KIMIA KESEHATAN JILID 2 SMK. Zulfikar

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

I. LARUTAN BUFFER. 1. Membuat Larutan Buffer 2. Mempelajari Daya Sanggah Larutan Buffer TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

MAKALAH LARUTAN ASAM DAN BASA OLEH: IRMA MULYANI (1313031073) MARIA VERONIKA (1613031041) NI MADE DWI RIANTI AGUSTINI (1613031024) NI NENGAH PRATIWI CAHYANI (1613031015) RINDA HENDRIKA UTAMI MAHMUDA (1613031028) YENI LESTARI (1613031005) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2017KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan karunia-nya kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah berjudul Larutan Asam dan Basa tanpa halangan suatu apapun. Kami menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Kimia Dasar II. Tidak lupa ucapan terimakasih kami ucapkan kepada pihak pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini sehingga dapat tersusun dengan baik. Kami menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharap kritik, saran, serta masukan yang bersifat membangun untuk kami jadikan pertimbangan. Singaraja, 11 Maret 2017 Penyusun 2

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI...iii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1;Latar belakang... 1 1.2;Rumusan Masalah... 1 1.3;Tujuan... 1 BAB II PEMBAHASAN... 2 2.1 Teori Asam Basa... 2 2.2 Sifat Asam dan Basa... 5 2.3 Jenis Senyawa Asam dan Basa... 6 2.4 Kekuatan Asam dan Basa... 7 2.5 Derajat Keasaman... 9 BAB III PENUTUP... 11 3.1 Kesimpulan... 11 3.2 Saran... 11 DAFTAR PUSTAKA... 12 3

BAB II PEMBAHASAN 1.1; Latar Belakang Asam dan basa merupakan senyawa penting yang berperan besar dalam dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam tubuh makhluk hidup, makanan dan obat-obatan, produk rumah tangga, pertanian, maupun bahan baku industri. Air murni tidak mempunyai rasa, bau dan warna. Bila mengandung zat tertentu, air dapat terasa asam, pahit, asin dan sebagainya. Air yang mengandung zat lain dapat pula menjadi berwarna. Kita ketahui bahwa cairan yang berasa asam di sebut larutan asam, yang terasa asin disebut larutan garam, sedangkan yang terasa licin dan pahit di sebut larutan basa. Ada tiga teori tentang asam dan basa. Teori asam basa pertama adalah Teori Arrhenius. Asam basa didefinisikan berdasarkan pelepasan ion H + dan OH - dari basa dipahami sebagai reaksi kesetimbangan. Pada perkembangannya pelepasan ion H + dari asam dan OH - dari basa dipahami sebagai reaksi kesetimbangan. Teori Arrhenius banyak digunakan untuk menjelaskan reaksi asam dan basa dalam pelarut air. Teori kedua yang lebih luas lagi, yakni Teori Bronsted-Lowry dapat menjelaskan reaksi asam bas ayang terjadi dalam pelarut air, pelarut bukan air, maupun tanpa pelarut air. Teori ketiga, yakni Teori Lewis lebih luas dibandingkan teori Arrhenius dan teori Bronsted-Lowry, yang lebih banyak digunakan untuk reaksi asam basa pada pembentukan ion logam komples dan dalam kimia organik. 1.2;Rumusan Masalah 1; Bagaimana perbedaan asam dan basa? 2; Bagaimana pengertian asam dan basa menurut beberapa tokoh? 3; Bagaimana mengidentifikasi asam dan basa menggunakan kertas lakmus? 4; Apa yang dimaksud dengan ph? 1.3; Tujuan 1; Untuk mengetahui perbedaan asam dan basa 2; Untuk mengetahui teori asam dan basa dari beberapa tokoh 3; Untuk dapat mengidentifikasi asam dan basa menggunakan kertas lakmus 4; Untuk mengetahui definisi ph 2.1; Teori Asam Basa BAB II PEMBAHASAN 4

Asam adalah suatu zat yang larutannya memiliki rasa masam. Asam jika diuji oleh kertas lakmus, maka kertas lakmus akan berubah warna menjadi merah. Sedangkan basa adalah zat yang larutanyya memiliki rasa pahit dan biasanya terasa licin. Basa jika diuji oleh kertas lakmus, maka kertas lakmus akan berubah warna menjadi biru. Ada beberapa tokoh yang menyatakan pengertian asam dan basa, diantaranya adalah sebagai berikut: 2.1.1; Teori Asam Basa Arrhenius Svante August Arrhenius adalah seorang ahli kimia asal Swedia yang pertama kali mengemukakan teori tentang asam dan basa pada tahun 1884. Menurut Arrhenius, di dalam air asam dan basa akan terurai menjadi ion ion penyusunnya. Asam menurutnya adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan atau melepaskan ion H +. Asam dalam air dapat melepaskan ion hidrogen (H + ). Contoh asam adalah asam lambung (HCl). HA (aq) H + (aq) + A - (aq) Asam yang dalam larutan banyak menghasilkan ion H + disebut asam kuat, sedangkan asam yang sedikit menghasilkan ion H + disebut asam lemah. Sifat kuat atau lemah asam dapat diselidiki dengan alat uji elektrolit.jumlah ion H + yang dilepaskan oleh satu molekul asam disebut valensi asam. Asam yang dalam pelarut air melepaskan satu ion H + dinamakan asam monoprotik, yang melepaskan 2 ion H + dinamakan asam diprotik, dan yang melepaskan 3 ion H + dinamakan asam triprotik. Basa menurut Arrhenius adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan atau melepaskan ion OH -. Jumlah ion OH - yang dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi basa. B (aq) + H 2 O (aq) BH + (aq) + OH - (aq) 2.1.2; Teori Asam Basa Bronsted-Lowry Bronsted-Lowry diambil dari dua ilmuwan yaitu Johannes Nicolaus Bronsted dan Thomas Martin Lowry. Menurut Bronsted-Lowry, asam adalah spesimen yang bertindak sebagai donor (pemberi) proton, sedangkan basa adalah spesimen yang bertindak sebagai akseptor (penerima) proton. Proton (ion H + ) dalam air tidak berdiri sendiri melainkan terikat pada molekul air karena atom O pada molekul H 2 O memiliki pasangan elektron bebas yang dapat digunakan untuk berikatan kovalen koordinasi dengan proton membentuk ion hidronium (H 3 O + ). Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut: H 2O (l) + H + (aq) H 3O + (aq) Teori asam-basa Bronsted-Lowry dapat diterapkan pada reaksi HCl dan NH 3. Dalam fase gas, HCl dan NH 3 tidak terionisasi karena keduanya molekul kovalen yang tergolong reaksi asam-basa. Pada reaksi tersebut, molekul HCl bertindak sebagai donor proton (asam) dan molekul NH 3 bertindak sebagai akseptor proton (basa). 5

Menurut Bronsted-Lowry, reaksi asam-basa yang melibatkan transfer proton membentuk keadaan kesetimbangan. Contohnya pada reaksi antara NH 3 dan H 2 O, arah panah menunjukkan bahwa proton menerima pasangan elektron bebas dari NH 3 sehingga ikatan N H terbentuk. Persamaan reaksinya: Setelah melepas satu proton, suatu asam akan membentuk spesimen yang disebut basa konjugasi dari asam tersebut, sedangkan basa yang telah menerima proton disebut asam konjugasi. Ini berarti, pada reaksi asam-basa Bronsted-Lowry akan terdapat dua pasangan asam dan basa. Pasangan pertama merupakan pasangan antara asam dengan basa konjugasinya (yang menyerap proton), dalam hal ini ditandai dengan asam 1 dan basa 2. Pasangan kedua adalah pasangan antara basa dengan asam konjugasinya (yang memberi proton), dalam hal ini ditandai dengan basa 1 dan asam 2. Rumus kimia dari pasangan asambasa konjugasi hanya berbeda satu proton (H + ). Beberapa contoh reaksi asam-basa adalah sebagai berikut. Menurut Bronsted-Lowry, kekuatan asam-basa konjugasi adalah kebalikan dari senyawa asalnya. Jika suatu senyawa merupakan asam kuat, maka basa konjugasinya adalah basa lemah. Kekuatan asam-basa konjugasi dapat digunakan untuk meramalkan arah reaksi asam-basa. Suatu reaksi asam-basa akan terjadi jika hasil reaksinya merupakan asam yang lebih lemah atau basa yang lebih lemah. Dengan kata lain, reaksi akan terjadi ke arah pembentukan spesimen yang lebih lemah. Teori asam-basa menurut Bronsted-Lowry memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan teori Arrhenius. Menurut model Bronsted-Lowry: 1; Basa adalah spesimen akseptor proton, misalnya ion OH 2; Asam dan basa dapat berupa ion atau molekul; 3; Reaksi asam-basa tidak terbatas pada larutan air; dan 4; Beberapa spesimen dapat bereaksi sebagai asam atau basa tergantung pada pereaksinya. Model Bronsted-Lowry mendefinisikan suatu spesimen sebagai asam atau basa menurut fungsinya di dalam reaksi asam-basa (reaksi transfer proton). Oleh sebab itu, beberapa spesimen dalam reaksi asam-basa dapat berperan sebagai asam atau basa. Suatu spesimen yang dapat bereaksi 6

sebagai asam atau basa tergantung pada jenis pereaksinya dinamakan ampiprotik atau amfoter. Melalui teori ini, kita dapat memahami sifat amfoter dari beberapa asam. Contohnya asam asetat (CH 3 COOH). Reaksi di atas menunjukkan asam asetat sebagai basa. Saat bereaksi dengan air, asam asetat akan berperan sebagai asam. Reaksinya adalah Selain asam asetat, masih ada senyawa lain yang bersifat amfoter misalnya air (H 2 O). Teori asam-basa Bronsted-Lowry masih dianggap memiliki kekurangan karena belum dapat menjelaskan reaksi asam-basa yang tidak melibatkan proton. Namun, teori ini dianggap sebagai teori yang paling mudah digunakan. 2.1.3; Teori Asam Basa Lewis Pada tahun 1923, G.N. Lewis seorang ahli kimia dari Amerika Serikat, memperkenalkan teori asam dan basa yang tidak melibatkan transfer proton, tetapi melibatkan penyerahan dan penerimaan pasangan elektron bebas. Teori ini menyempurnakan teori asam-basa menurut Bronsted Lowry. Menurut pendahulunya, Arrhenius, asam merupakan zat yang jika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion H +, sedangkan basa adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion OH -. Teori Bronsted-Lowry menyatakan bahwa, asam merupakan spesimen donor (pemberi) proton dan basa merupakan spesimen akseptor (penerima) proton. Menurut G.N. Lewis, basa merupakan spesimen yang dapat memberikan pasangan elektron kepada spesimen lain (donor pasangan elektron), sedangkan asam merupakan spesimen yang dapat menerima pasangan elektron (akseptor pasangan elektron). 2.2; Sifat Asam dan Basa 2.2.1; Sifat Asam 1; Rasanya masam/asam 7

2; Bersifat korosif atau merusak 3; Bila dilarutkan dalam air dapat menghasilkan ion H+ atau ion ion hidrogen dan ion sisa asam yang bermuatan negatif. Peristiwa terurainya asam menjadi ion-ion dapat di tuliskan sebagai berikut: HA (aq) H + (aq) + A - (aq) 4; Bila diuji dengan indikator kertas lakmus biru dapat mengubah lakmus tersebut menjadi merah. Sedangkan jika diuji dengan indikator kertas lakmus yang berwarna merah, kertas lakmus tersebut tidak akan berubah warna. Indikator adalah suatu alat untuk menunjukkan suatu zat apakah bersifat asam maupun basa. 2.2.2; Sifat Basa 1; Rasanya pahit 2; Bersifat kaustik atau dapat merusak kulit 3; Bila dilarutkan dalam air dapat menghasilkan ion OH- atau ion hidroksil dan ion logam atau gugus lain yang bermuatan negatif. Apabila ion OH- hampir seluruhnya dilepaskan atau ionisasinya sempurna, maka termasuk basa kuat atau dikatakan memiliki derajat keasaman yang rendah dan begitu juga sebaliknya. Secara umum peristiwa peruraian basa menjadi ion-ion dapat dituliskan sebagai berikut: BOH (aq) B + (aq) + OH - (aq) 4; Bila diuji dengan indikator yang berupa lakmus merah, maka akan mengubah warna lakmus tersebut menjadi warna biru, sedangkan dengan kertas lakmus biru, tidak akan mengubah warna kertas lakmus tersebut. 2.3; Jenis Senyawa Asam dan Basa 2.3.1; Senyawa Asam Berdasarkan jumlah ion H + yang dilepas, senyawa asam dikelompokkan menjadi: a; Asam monoprotik adalah asam yang melepaskan satu ion H + Contoh: HNO 3, HBr, CH 3 COOH. b; Asam poliprotik adalah asam yang melepaskan lebih dari satu ion H + Contoh: H 2 S, H 2 SO 4, H 3 PO 4 Berdasarkan kemampuan senyawa asam untuk bereaksi dengan air membentuk ion H +, senyawa asam dibedakan menjadi: a; Asam biner adalah asam yang mengandung unsur H dan unsur nonlogam lainnya (hidrida nonlogam). Contoh: HCl, HBr, HF b; Asam oksi adalah asam yang mengandunh unsur H, O dan unsur lainnya. Contoh: HNO 3, H 2 SO 4, HClO 2 c; Asam organik adalah asam yang tergolong senyawa organik. Contoh: CH 3 COOH, HCOOH 8

2.3.2; Senyawa Basa Berdasarkan jumlah ion OH - yang dilepas, senyawa basa dikelompokkan menjadi: a; Basa monohidroksi adalah senyawa basa yang melepaskan ion OH -. Contoh: Ba(OH) 2, Ca(OH) 2, Mg(OH) 2 b; Asam trihidroksi adalah senyawa basa yang melepaskan tiga ion OH -. Contoh: Fe(OH) 3, dan Al(OH) 3 2.4; Kekuatan Asam dan Basa 2.4.1; Kekuatan Asam 1; Asam kuat Asam kuat merupakan asam yang terionisasi sempurna dalam air. Sebagai contoh ketika hidrogen klorida dilarutkan dalam air, maka reaksi nya dapat ditulis : H 2 O (l) + HCl (aq) H 3 O + (aq) + Cl - (aq) Pada tiap saat, sebenarnya 100% hidrogen klorida akan bereaksi untuk menghasilkan ion hidroksonium dan ion klorida. Hidrogen klorida digambarkan sebagai asam kuat. Asam kuat adalah asam yang terionisasi 100% dalam larutan. Untuk menentukan ph larutan asam kuat dapat digunakan rumus : + H ph= log 2; Asam Lemah Asam lemah merupakan asam yang hanya sebagian kecil yang dapat terionisasi. Oleh karena hanya sedikit terionisasi berarti dalam larutan asam lemah terjadi kesetimbangan reaksi antara ion yang dihasilkan asam tersebut dengan molekul asam yang terlarut dalam air. Untuk asam monoprotik HA, akan terjadi reaksi setimbang : HA (aq) H + (aq) + A - (l) Asam etanoat (asam asetat) adalah asam lemah yang khas. Asam etanoat bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion hidroksonium dan ion etanoat, tetapi reaksi kebalikannya lebih baik dibandingkan dengan reaksi ke arah depan. Ion bereaksi dengan sangat mudah untuk membentuk kembali asam dan air. 3; CH 3 COOH + H 2 O CH 3 COO - + H 3 O + Tetapan kesetimbangan Ka adalah : 9

H + C H 3 COO H + 3 O CH K a = Pada setiap saat, hanya sekitar 1% molekul asam etanoat yang diubah ke dalam bentuk ion. Sisanya tetap sebagai molekul asam etanoat yang sederhana. Sebagaian besar asam organik adalah asam lemah. Hidrogen fluorida (dilarutkan dalam air untuk menghasilkan asam hidrofluorida) adalah asam anorganik lemah. Untuk menentukan asam lemah dapat ditentukan dengan rumus : K α= a (asam) 2.4.2; Kekuatan Basa 1; Basa Kuat Basa kuat seperti juga halnya dengan asam kuat, yaitu basa yang dalam larutannya dianggap terionisasi sempurna. Basa kuat akan mengakibatkan kesetimbangan air bergeser ke kiri karena adanya ion OH- yang berasal dari basa yang terlarut tersebut. Misalnya, dalam air terlarut NaOH 0,1 M, maka terdapat reaksi : H 2 O (l) H + (aq) + OH - (aq) NaOH (aq) Na + (aq) + OH - (aq) Basa kuat adalah jenis senyawa sederhana yang dapat mendeprotonasi asam sangat lemah di dalam reaksi asam-basa. Penentuan ph basa kuat merupakan pengukuran Beberapa basa kuat seperti kalsium hidroksida sangat tidak larut dalam air. Hal itu bukan suatu masalah kalsium hidroksida tetap terionisasi 100% menjadi ion kalsium dan ion hidroksida. Kalsium hidroksida tetap dihitung sebagai basa kuat karena kalsium hidroksida 100% terionisasi, dapat digunakan rumus : 10

OH log poh= ph = 14 poh 2; Basa Lemah Basa lemah. Seperti halnya dengan asam, zat zat basapun akan mengalami disosiasi jika dilarutkan dalam air. Basa kuat, akan terdisosiasi langsung menjadi kation dan anion hidroksida (OH ), sedangkan basa lemah akan bereaksi dengan air membentuk kation dengan mengambil proton dari molekul air (OH dihasilkan dari molekul air yang kehilangan proton atau H + ). Secara umum reaksi basa lemah adalah sebagai berikut : B + H 2 O BH + + OH - BH + OH Kc= untuk larutan encer konsentrasi H 2 O ~ 55 M BH + OH K c. 55= K b adalah tetapan pengionan basa atau konstanta basa, makin besar nilai K b maka semakin kuat sifat kebasaannya dalam air. Sebagai contoh untuk basa ammonia (NH 3 ), reaksi disosiasinya dalam air adalah : NH 3 + H 2 O NH 4 + + OH - NH 4 + OH K b = 11

K b Ketika basa lemah bereaksi dengan air, posisi kesetimbangan bervariasi antara basa yang satu dengan basa yang lain. Selanjutnya bergeser ke kiri, ke basa yang lebih lemah. Dapat diperoleh pengukuran posisi kesetimbangan melalui penulisan tetapan kesetimbangan untuk reaksi. Harga tetapan yang lebih rendah, kesetimbangan lebih bergeser ke arah kiri. Amonia adalah basa lemah yang khas. Sudah sangat jelas amonia tidak mengandung ion hidroksida, tetapi amonia bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion amonium dan ion hidroksida. Akan tetapi, reaksi berlangsung reversibel, dan pada setiap saat sekitar 99% amonia tetap ada sebagai molekul amonia. Hanya sekitar 1% yang menghasilkan ion hidroksida. 2.5; Derajat Keasaman (ph) Derajat keasaman adalah suatu cara atau metode yang digunakan untuk menentukan sifat asam atau basa suatu larutan dengan menggunakan pengukuran ph suatu larutan. ph atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman (atau ke basaan yang dimiliki oleh suatu larutan). Yang dimaksudkan keasaman di sini adalah konsentrasi ion hydrogen (H + ) dalam pelarut air. Nilai ph berkisar dari 0 hingga 14. Suatu larutan dikatakan netral apabila memiliki nilai ph=7. Nilai ph>7 menunjukkan larutan memiliki sifat basa, sedangkan nilai ph<7 menunjukkan larutan memiliki sifat asam. Ukuran keasaman suatu larutan antara lain: 1; Larutan asam : [H + ] > 10-7 M atau ph < 7 2; Larutan basa : [OH - ] < 10-7 atau ph > 7 3; Larutan netral : ph = 7 ph merupakan ukuran yang ukuran yang menyatakan keasaman atau kebasaan suatu zat. Salah satu cara untuk menentukan ph adalah dengan menggunakan indikator, baik yang alami maupun buatan. 1; Indikator alami Indikator alami merupakan indikator yang berasla dari tumbuhan, baik dari akar, bunga, batang, maupun daunnya, indator ini umumnya diperoleh dengan ekstraksi. Indikator alami akan memberikan warna yang berbeda pada setiap larutan asam atau basa. Contohnya adalah kunyit, kubis ungu, dan bunga kembang sepatu. Kunyit, ekstraknya yang berwarna kuning pekat akan menjadi kuning jernis dalam suasana asam dan berwarna merah bata dalam suasana basa. Kubis ungu, ekstraknya yang berwarna biru keunguan akan berubah menjadi merah dalam suasana asam dan berwarna hijau dalam suasana basa. Bunga kembang sepatu, ekstrak bunganya yang berwarna ungu akan berubah menjadi merah dalam suasana asam dan berwarna hijau dalam suasana basa. 2; Indikator buatan 12

Indikator buatan merupakan indikator yang sengaja diciptakan untuk menentukan sifat asam basa dari suatu zat secara tepat. Contohnya adalah lakmus, indikator universal, dan larutan indikator. Kertas lakmus, nama lakmus berasal dari kata litmus yaitu suatu tanaman yang dapat menghasilkan warna jika bereaksi dengan asam atau basa. Kertas lakmus terdiri dari dua warna yaitu lakmus biru dan lakmus merah. Lakmus biru akan berubah menjadi merah dalam larutan asam dan tetap biru dalam larutan basa, sednagkan lakmus merah akan tetap merah dalam larutan asam dan menjadi biru dalam larutan basa. Indikator universal, indikator ini hanya menentukan sifat asam atau basa, tetapi juga dapat menentukan ilai ph dengan cara mencocokkan warna kertas indikator secara manual dengan warna pada wadah atau tabel Larutan indikator, selain lakmus dan indikator universal, indikator lainnya adalah larutan indikator yang dibuat untuk bekerja pada rentang ph tertentu. BAB III PENUTUP 3.1; Kesimpulan Asam adalah zat yang berasa asam dengan ph dibawah tujuh sedangkan basa adalah zat yang bersifat kaustik dengan ph diatas. Pada umumnya basa adalah senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan anion OH dan asam adalah senyawa yang menghasilkan ion H +. Nama senyawa basa sama dengan nama kationnya yang diikuti kata hidroksida. Asam dan basa dapat diidentifikasi dengan cara menggunakan kertas lakmus, indikator asam basa, dan dengan indikator alami. Asam terdiri dari dua bagian yaitu asam kuat dan asam lemah. Seperti hal-nya asam, basa juga terbagi dua macam yaitu basa kuat dan basa lemah. 3.2; Saran Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini termasuk jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca. Bagi para pembaca makalah ini, sebaiknya juga tidak merasa puas, karena masih banyak ilmu-ilmu yang didapat dari berbagai sumber. Sebaiknya mencari sumber lain untuk lebih memperdalam materi mengenai Larutan Asam dan Basa. 13

DAFTAR PUSTAKA Brady, E., James. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur Jilid II. BinarupaAksara: Jakarta Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar jilid II. Jakarta: Erlangga Hanson, David M. 2008. General Chemistry. Hanson: United States of America Nurlita, Frieda., Suja, I Wayan. Buku Ajar Kimia Dasar II. Singaraja: Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Undiksha. Tatika, Kanindya. 2015. Super Trik Kimia Dahsyat SMA Kelas 10, 11, 12. Yogyakarta: Forum Edukasi 14