BAB II TINJAUAN PUSTAKA. evaluasi merupakan suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. evaluasi merupakan suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan"

Transkripsi

1 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian evaluasi Mahrens dan Lehman (Purwanto: 2004: 13) mengemukakan bahwa evaluasi merupakan suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Sesuai dengan pengertian tersebut maka setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data. Sehingga dapat diartikan satu tahap penting dalam tahap evaluasi adalah pengumpulan informasi. Tahap ini disebut tahap pengukuran. Dalam penilaian pendidikan, informasi yang dikumpulkan umumnya hasil belajar siswa, baik yang sifatnya pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Informasi hasil pengukuran tidak harus selalu data kuantitatif (berupa angka atau skor), tetapi juga berupa data kualitatif (baik, sedang, kurang, dan sebagainya) seperti halnya hasil pengukuran melalui angket, pengamatan langsung ataupun wawancara. Evaluasi dalam hubungannya dengan kegiatan pengajaran, Norman (Purwanto, 2004: 13) merumuskan pengertian evaluasi sebagai berikut: Evaluation a systematic process of determining the extent to which instructional objectivise are achieved by pupils, yang diartikan evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa. Menurut Tyler, evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh

2 7 mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai (Arikunto, 1999: 3). Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat dikemukakan tujuan dari evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu evaluasi dapat memberikan pendekatan yang lebih banyak lagi dalam memberikan informasi kepada pendidik untuk membantu perbaikan dan pengembangan sistem pendidikan Jenis-jenis Instrumen Evaluasi Instrumen evaluasi dapat digolongkan ke dalam dua golongan besar yaitu tes dan bukan tes. Menurut Arikunto (2002: 127) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Terdapat berbagai prosedur pengukuran hasil belajar, yaitu pengukuran secara tertulis, pengukuran secara lisan, dan pengukuran secara observasi. Pengukuran secara tertulis atau dengan kata lain tes tertulis dapat digolongkan ke dalam tiga jenis yaitu tes uraian, tes obyektif, dan pertanyaan berstuktur. Tes uraian meliputi tes uraian terbatas dan tes uraian bebas. Disebut tes uraian terbatas jika lingkup permasalahan yang diajukan sangat spesifik dan meminta jawaban yang tidak terlalu panjang, yakni satu atau dua paragraf. Sedangkan tes uraian bebas tidak menyangkut satu masalah yang spesifik melainkan masalah yang menuntut jawaban yang sangat terbuka, sehingga memberi kesempatan pada siswa untuk secara bebas memperlihatkan keluasan pengetahuan, kedalaman pemahaman pada pengetahuan itu, serta kemampuan

3 8 mengorganisasikan pikiran dan mengungkapkannya di dalam bentuk karangan. (Firman, 2000: 33). Pertanyaan berstruktur ialah satu bentuk pokok uji dimana berupa pertanyaan uraian terbatas dan pertanyaan yang meminta jawaban singkat, berhubungan dengan satu situasi permasalahan dan informasi yang sama. (Firman, 2000: 34) Tes obyektif digolongkan ke dalam dua kelompok besar yaitu bentuk pilihan dan bentuk isian. Bentuk pilihan mencakup bentuk betul salah, pilihan berganda, dan menjodohkan. Bentuk isian meliputi bentuk melengkapi dan jawaban singkat. Dalam ujian nasional, bentuk tes yang digunakan berupa pilihan ganda Pengembangan Tes Menurut Firman (2000: 37) dalam proses belajar mengajar, tes tertulis dipakai pada evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Tes yang dipakai sebagai alat ukur dalam evaluasi formatif disebut tes formatif, sedangkan tes yang dipakai sebagai alat ukur dalam evaluasi sumatif disebut tes sumatif. Oleh karena evaluasi formatif berfungsi memberikan umpan balik yang diperlukan untuk melaksanakan program perbaikan serta peningkatan kualitas proses belajar mengajar, maka tes formatif harus memberikan informasi mengenai bagian-bagian materi pelajaran yang belum dikuasai, atau tujuan-tujuan pembelajaran khusus yang belum dicapai oleh sebagian besar siswa dalam kelas.

4 9 Sesuai dengan fungsinya sebagai alat diagnostik sebagaimana diungkapkan di atas, maka tes formatif harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: 1. Pokok-pokok uji tes mengukur secara langsung pencapaian indikator pembelajaran yang telah dirumuskan dalam perencanaan mengajar. 2. Respon (jawaban) siswa terhadap pokok uji tes dapat segera diintrepretasikan, sehingga dalam tempo yang tidak lama setelah pelaksanaan pengetesan, dapat merencanakan dan melaksanakan program perbaikan. Untuk menghasilkan tes formatif yang benar-benar dapat berfungsi sebagai alat diagnostik kelemahan siswa mempelajari suatu materi pelajaran, maka pada perencanaannya perlu diikuti langkah-langkah sistematis berikut ini: 1. Menuliskan kembali indikator pembelajaran yang diharapkan dicapai siswa setelah mempelajari suatu pokok bahasan. 2. Membuat atau memilih (jika mempunyai bank pokok uji), pokok-pokok uji yang diperkirakan dapat mengukur pencapaian masing-masing indikator, dengan memperhatikan hal-hal berikut: a. Satu indikator pembelajaran, minimal diukur pencapaiannya oleh dua pokok uji. b. Jumlah pokok uji disesuaikan dengan waktu yang tersedia. c. Bentuk pokok uji yang dipilih sesuai dengan kemampuan yang akan diukurnya. 3. Setiap indikator dari masing-masing pokok uji selanjutnya dituliskan dalam sebuah tabel.

5 10 Oleh karena fungsi evaluasi sumatif memberikan informasi tentang prestasi belajar siswa atau taraf penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan selama satu program pendidikan, maka tes sumatif harus memiliki sifat sebagai berikut: 1. Materi tes mewakili keseluruhan materi pelajaran yang telah diajarkan. 2. Mengukur keseluruhan kemampuan berfikir yang dikembangkan dalam proses belajar mengajar, baik ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Agar tes sumatif yang disusun mempunyai sifat-sifat di atas, dalam arti mampu memberikan informasi yang sesungguhnya tentang prestasi belajar siswa, maka langkah-langkah sistematis untuk penyusunan tes sebagai berikut: 1. Menelaah materi pelajaran yang telah diberikan, dan mempertimbangkan bagian-bagian mana yang penting dan memperoleh penekanan yang lebih banyak pada waktu diajarkan. 2. Membuat format kisi-kisi (tabel spesifikasi) tes sumatif sebagai rancangan tes dan mengisi kisi-kisi tersebut. Kisi-kisi tes paling sederhana merupakan tabel yang di dalamnya pokok-pokok bahasan dituliskan pada lajur vertikal dan jenjang kemampuan dituliskan pada lajur horizontal. 3. Setiap kisi (kotak kosong pada tabel) diisi dengan angka yang menunjukkan jumlah pokok uji yang akan dibuat untuk pokok bahasan dan jenjang tertentu. Untuk menentukan angka tersebut, pertama-tama rencanakan jumlah pokok uji yang akan dibuat sesuai dengan alokasi waktu pengetesan yang tersedia. Kemudian pertimbangan penyebaran jumlah pokok uji pada tiap pokok

6 11 bahasan berdasarkan proporsi keluasan materi pelajaran dan kepentingan materi pelajaran itu. Selanjutnya pertimbangan penyebaran jumlah pokok uji pada tiap jenjang kemampuan kognitif berdasarkan intensitas pembinaannya dalam proses belajar mengajar. Berikutnya adalah pengisian tiap kisi dengan angka tertentu sehingga jumlah pokok uji pada jenjang dan pokok bahasan tertentu sesuai dengan rencana. Kisi-kisi yang lebih lengkap, bukan saja memuat pokok bahasan dan jenjang kemampuan kognitif, tetapi juga bentuk pokok uji dan bahkan tingkat kesukaran pokok uji yang direncanakan. 4. Membuat atau memilih pokok uji yang sesuai dengan kebutuhan, baik lingkup materi, bentuk pokok uji, jenjang maupun tingkat kesukaran, tergantung pada kisi-kisi yang disusun. 5. Mengelompokkan pokok-pokok uji sejenis. 6. Menghimpun kelompok pokok-pokok uji tadi menjadi satu tes sumatif, kemudian melengkapi petunjuk mengerjakan, waktu yang tersedia, dan lembar jawaban Kualitas tes Validitas Menurut Firman (2000: 106) dua aspek penting yang tercakup dalam syarat suatu alat ukur yang baik ialah validitas dan reliabilitas. Alat ukur yang baik harus memiliki validitas yang tinggi. Validitas suatu alat ukur menunjukkan sejauh mana alat ukur itu mengukur apa yang seharusnya diukur oleh alat ukur tersebut. Suatu tes dikatakan memiliki validitas tinggi jika tes tersebut benar-benar

7 12 mengukur taraf penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan. Empat kategori yang diusulkan APA (America Psychological Association) sebagaimana dikutip Surapranata (2005:50) adalah sebagai berikut: a. Validitas isi (content validity), yaitu suatu instrumen dikatakan valid jika sesuai dengan standar isi kurikulum yang berlaku. Untuk keperluan ini perlu melibatkan penelaah (reviewer) dalam menilai apakah instrumen yang telah dibuat sudah memenuhi syarat validitas isi. Penelaahan ini didasarkan atas upaya mendefinisikan domain yang akan diukur oleh masing-masing butir soal dan membandingkan masing-masing soal dengan domain yang sudah ditetapkan. b. Validitas konstruk, yaitu validitas yang didasarkan pada kesesuaian instrumen dengan kontruksi teoritik dimana instrumen itu dibuat. Dengan kata lain, suatu instrumen dikatakan valid secara konstruktif apabila butir-butir instrumen telah sesuai dengan berpikir atau tahap perkembangan subjek yang diteliti. c. Validitas prediktif, yaitu validitas yang didasarkan pada kemampuan instrumen tersebut memprediksi hal-hal yang akan terjadi di masa-masa yang akan datang terkait variabel yang diukur atau diungkap. d. Validitas konkuren, yaitu validitas yang didasarkan pada kesesuainnya dengan hasil pengukuran instrumen lain yang terkait dengan variabel yang dilibatkan. Validitas ini sering disebut validitas empiris. Dalam penelitian ini digunakan validitas isi dan validitas konkuren. Validitas isi dievaluasi melalui pertimbangan pakar (expert judgement) terhadap kesesuaian butir instrumen dengan lingkup materi pelajaran yang diukur. Validitas konkuren ditentukan dari besarnya koefisien korelasi soal setara UN yang

8 13 dikembangkan dengan soal UN juga dari reliabilitas, taraf kemudahan dan daya pembedanya Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu ukuran tingkat keajegan, tingkat kehandalan, atau tingkat kedapatdipercayaan suatu instrumen. Ditinjau dari cara pengujiannya, reliabilitas dapat dibedakan menjadi reliabilitas internal dan reliabilitas eksternal. Reliabilitas internal yaitu reliabilitas instrumen yang didasarkan pada hasil pencocokan antar bagian-bagian dari hasil tes. Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan hanya mengadakan satu kali pengetesan atau uji coba. Reliabilitas eksternal, yaitu reliabilitas instumen yang didasarkan pada hasil pencocokan terhadap hasil tes yang berbeda, baik dari instrumen yang sama atau dengan instrumen lainnya.. Reliabilitas dievaluasi dengan berbagai metode antara lain: metode tes-tes ulang (tes-retest method), metode ekivalen (equivalent method), metode belah-dua (split-half method), dan metode konsistensi internal. Dalam penelitian ini, perhitungan reliabilitas dilakukan dengan metode belah-dua (split-half method). Pada metode belah-dua (split-half method), tes yang sedang diselidiki dianggap terdiri dari dua bagian yang sama. Untuk membelah tes menjadi dua tes ialah dengan mengelompokkan pokok-pokok uji yang bernomor ganjil dan bernomor genap menjadi kelompok lain. Cara lain untuk menilai suatu tes adalah melakukan analisis pokok uji. Analisis pokok uji adalah istilah yang diberikan pada pekerjaan yang mencakup:

9 14 menentukan taraf kemudahan dari tiap pokok uji. menentukan daya pembeda dari tiap pokok uji. menentukan pengecoh (distractor) mana pada pokok uji pilihan berganda yang kurang berfungsi. Analisis pokok uji ini dilakukan dalam rangka upaya memperbaiki atau meningkatkan kualitas tes yang akan dipakai di masa datang. Dalam penelitian ini hanya dilakukan analisis untuk menentukan taraf kemudahan dan daya pembeda dari setiap pokok uji Taraf Kemudahan Menurut Firman (2000: 62) yang dimaksud dengan taraf kemudahan suatu pokok uji (lambangnya F) ialah proporsi (bagian) dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada pokok uji tersebut. Berdasarkan harga F yang dimiliki masing-masing pokok uji, dapat diketahui pokok uji mana yang tergolong sukar, sedang, dan mudah. Pokok uji dengan F > 0,75 tergolong mudah, pokok uji dengan 0,25 F 0,75 tergolong sedang, dan pokok uji dengan F < 0,25 tergolong sukar. Jadi sebaiknya suatu tes yang baik menurut kriteria ialah banyak mengandung pokok uji yang tergolong sedang, yaitu pokok uji yang mempunyai taraf kemudahan 0,25 sampai dengan 0, Daya Pembeda Menurut Firman (2000: 62) ukuran daya pembeda (lambangnya D) ialah selisih antara proporsi kelompok skor tinggi (kelompok tinggi) yang menjawab

10 15 benar dengan proporsi kelompok skor rendah (kelompok rendah) yang menjawab benar. Suatu pokok uji dianggap mempunyai daya pembeda memadai untuk suatu tes jika mempunyai harga D > 0,25. Pokok-pokok uji dalam suatu tes sebaiknya mempunyai daya pembeda yang tinggi, artinya pokok uji tersebut mampu membedakan siswa yang menguasai materi pelajaran dari siswa yang tidak menguasai materi pelajaran. Pokok uji dengan daya pembeda tinggi berkorelasi positif dengan hasil tes keseluruhan. Artinya bahwa pokok uji tersebut berhasil dijawab benar oleh sebagian besar kelompok siswa yang memperoleh skor tinggi dan dijawab salah oleh sebagian besar siswa yang memperoleh skor rendah pada tes itu Kajian Stoikiometri, Larutan Asam-Basa, dan Larutan Penyangga Stoikiometri Stoikiometri adalah konsep dasar dan bersifat fundamental dalam ilmu kimia. Hal ini seperti diungkapkan oleh Fach et al (2006: 14) bahwa stoichiometry is very basic and fundamental concept in chemistry. Selain itu juga, Boujaoude et al (2003) mengemukakan bahwa stoichiometry is one if most basic, central, yet abstract topic in chemistry. Jadi, stoikiometri adalah konsep dasar, pusat, dan bersifat fundamental sebelum topik abstrak dalam ilmu kimia. Karena konsep stoikiometri dapat membantu siswa mempelajari sesuatu dari yang konkrit ke sesuatu yang abstrak. Selain itu menurut Schmidt dan Jigneus, 2003: 306, Brady, 1998: 55, Firman dan Liliasari, 1993: 30, stoikiometri merupakan

11 16 cabang ilmu kimia yang berhubungan dengan pengukuran kuantitatif pada senyawa dan reaksi kimia. Konsep terpenting dalam stoikiometri adalah konsep mol dan stoikiometri itu sendiri merupakan aplikasi dari konsep mol (Wolfe, 1984: 233_253; Brady, 1998: 55). Kata mol berasal dari bahasa latin yaitu moles yang artinya sejumlah massa. Satuan mol digunakan sebagai satuan dalam perhitungan kimia yaitu untuk mengetahui hubungan antara massa zat dalam satuan gram dengan massa atom relatif (Ar) atau massa molekul relatif (Mr) suatu zat. Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Taylor (1960: 107) bahwa a mole substance may be defined as the number of grams of a substance which is equal numerically to the number of atomic weight unit that one of its molecules weight. Sebelum mengetahui besarnya jumlah mol suatu zat terlebih dahulu perlu diketahui perbandingan atom-atom penyusun dari suatu zat. Hal tersebut dikemukakan pula oleh Brady (1998: 57) bahwa perbandingan mol dari suatu zat yang bereaksi akan sama dengan perbandingan atom dan molekul yang bereaksi. Dengan mengetahui rumus kimia dari suatu molekul, akan dapat mengetahui perbandingan mol dari atom-atom tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Baum (1980: 86) bahwa untuk mengetahui konsep mol terlebih dahulu harus mengetahui dan menguasai konsep mengenai formula dari atom atau molekul. Oleh karena itu, untuk mendapatkan mol dari tiap unsur ataupun molekul, konsep yang mendasarinya yaitu massa atom relatif dan massa molekul relatif.

12 17 Konsep mol diungkapkan juga oleh Kauffman (1976: 509) dalam skema berikut ini: Gambar 2.1 Skema Kauffman Dalam skema yang dipaparkan oleh Kauffman dapat diketahui bahwa konsep mol pada suatu reaksi kimia dapat dihubungkan dengan massa dari pereaksi dan hasil reaksi dengan mengetahui massa molekul relatif dari pereaksi atau zat hasil reaksi tersebut. Untuk dapat mengetahui volum dari suatu pereaksi atau zat hasil reaksi Untuk mengetahui dalam fasa gas adalah dengan diketahuinya volum molar. perbandingan mol dari zat pereaksi dan hasil reaksi menggunakan perbandingan komposisi. Konsep-konsep yang mendasari konsep mol tersebut yaitu konsep-konsep persen kadar, rumus empiris, rumus molekul, massa empiris. Adapun yang dimaksud dengan aplikasi konsep mol adalah penggunaan konsep mol pada pemecahan masalah kuantitatif dalam suatu reaksi dan zat kimia.

13 18 Konsep mol dapat diaplikasikan ke dalam materi-materi kimia lainnya mengenai pemecahan masalah kuantitatif. Sebagai contoh misalnya pemecahan masalah mengenai besarnya energi yang menyertai reaksi (Wolfe, 1984: ), volume gas yang dihasilkan dalam elektrolisis (Anshory dalam Sutanahadi, 2007: 18), reaksi dalam larutan (Lippincott, et al. 1977: ). Materi dalam bahan kajian stoikiometri secara menyeluruh dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu stoikiometri inti dan stoikiometri aplikasi. Stoikiometri inti merupakan konsep yang menjadi bagian pokok dari materi stoikiometri yang menyangkut konsep mol dan konsep yang mendasarinya serta aplikasinya yang menggambarkan bentuk kuantitatif dari reaksi dan zat kimia, sedangkan stoikiometri aplikasi merupakan aplikasi dari konsep mol dalam masalah kuantitatif dari reaksi kimia pada pokok bahasan kimia lainnya, seperti asam basa, elektrolisis, kesetimbangan, termokimia, hidrolisis garam, larutan penyangga serta kelarutan dan hasil kali kelarutan. Menurut Annisa (2008: 20) kajian stoikiometri jika divisualisasikan dapat dilihat sebagai berikut: Gambar 2.2 Jenis-jenis Materi pada Bahan Kajian Stoikiometri

14 19 Untuk mengetahui pembagian materi stoikiometri secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini: Tabel 2.1 Jenis-jenis Materi dalam Stoikiometri Inti dan Stoikiometri Aplikasi KAJIAN STOIKIOMETRI STOIKIOMETRI INTI STOIKIMETRI APLIKASI Struktur Atom Termokimia Hukum-Hukum Dasar Kimia Laju Reaksi Konsep Mol Kesetimbangan Kimia Rumus Empiris dan Larutan penyangga Rumus Molekul % Kadar Hidrolisis Garam Stoikiometri Reaksi Larutan Asam-Basa Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Sifat Koligatif Elektrokimia Larutan Asam-Basa Teori Asam Basa Arrhenius Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H 3 O + (=H + ). Contohnya beberapa persamaan reaksi berikut: 1. Asam klorida dalam air HCl(aq) H + (aq) + Cl - (aq) 2. HNO 3 dalam air HNO 3 (aq) H + (aq) + NO 3 - (aq) 3. Asam sulfat dalam air H 2 SO 4 (aq) 2H + (aq) + SO 4 2- (aq) Berdasarkan jumlah ion H + yang dilepaskan, senyawa asam dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis, yaitu:

15 20 a. Asam monoprotik, yaitu senyawa asam yang melepaskan satu ion H +. contoh; HCl(aq), HBr(aq), HNO 3 (aq), HF(aq). b. Asam diprotik, yaitu senyawa asam yang melepaskan dua ion H +. contoh: H 2 SO 4 (aq) dan H 2 CO 3 (aq). c. Asam tripotik, yaitu senyawa asam yang melepaskan tiga ion H +. Contoh: H 3 PO 4 (aq). Basa menurut Arrhenius adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion OH -. Contohnya beberapa persamaan reaksi berikut: - Senyawa basa dalam pelarut air memberikan ion hidroksi (OH - ) secara langsung. Misalnya NaOH dalam air. NaOH(aq) Na + (aq) + OH - (aq) - Senyawa basa yang akan bereaksi dengan air dan setelah itu menghasilkan ion OH -. Misalnya gas NH 3 yang dilarutkan dalam air. NH 3 (g) + H 2 O(l) NH + 4 (aq) + OH - (aq) Berdasarkan jumlah gugus OH - yang diikat, senyawa basa dikelompokkan ke dalam beberapa jenis berikut ini: a. Basa monohidroksi, yaitu senyawa basa yang memiliki satu gugus OH. Contoh: NaOH(aq), KOH(aq), dan NH 4 OH(aq). b. Basa dihidroksi, yaitu basa yang memiliki dua gugus OH. Contoh: Ca(OH) 2 (aq) dan Ba(OH) 2 (aq). c. Basa trihidroksi, yaitu senyawa basa yang memiliki tiga gugus OH. Contoh: Al(OH) 3 (aq) dan Fe(OH) 3 (aq).

16 Teori Asam Basa Bronsted-Lowry Teori asam basa menurut Arrhenius banyak digunakan orang karena kesederhanaannya. Tetapi teori tersebut memiliki keterbatasan yaitu hanya dapat menjelaskan asam-basa senyawa anorganik dalam larutan air. Senyawa-senyawa yang dapat dijelaskan adalah senyawa yang memiliki rumus HX untuk asam dan LOH untuk basa. Berdasarkan fakta diatas, timbul gagasan baru tentang asam dan basa yang dinyatakan oleh Bronsted-Lowry tahun Mereka secara sendiri-sendiri menyatakan bahwa semua zat, baik dalam bentuk molekul maupun bentuk ion yang memberikan proton (proton donor) adalah asam. Sedangkan yang menerima proton (proton akseptor) adalah basa. Jadi menurut teori asam basa Bronsted- Lowry, asam adalah pemberi proton atau proton donor sedangkan basa adalah penerima proton atau proton akseptor. Contoh: HCl(aq) + H 2 O(l) H 3 O + (aq) + Cl - (aq) Pada reaksi ini HCl(aq) bertindak sebagai asam, mengingat HCl(aq) memberikan proton kepada H 2 O, sedangkan H 2 O bertindak sebagai basa, mengingat H 2 O menerima proton. H 3 O + bertindak sebagai asam (memberikan proton kepada Cl - ). Cl - bertindak sebagai basa (menerima proton). Dengan demikian reaksi dapat ditulis sebagai berikut: HCl(aq) + H 2 O(l) H 3 O + (aq) + Cl - (aq)

17 22 Asam1 basa2 asam2 basa1 Basa 1 yang dihasilkan dari asam 1 yang memberikan protonnya disebut basa konjugat. Asam 2 yang dihasilkan dari basa 2 yang menerima proton disebut asam konjugat. Jadi, H 3 O + merupakan asam konjugat dari H 2 O. H 2 O merupakan basa konjugat dari H 3 O +. HCl merupakan asam konjugat dari Cl -. Cl - merupakan basa konjugat dari HCl. Oleh karena itu, pasangan H 3 O + dan H 2 O serta pasangan HCl dan Cl - disebut pasangan asam-basa konjugasi. Berdasarkan kemampuan ionisasi dalam air, asam atau basa yang dalam air sebagian besar atau seluruh molekulnya terurai menjadi ion-ionnya, merupakan asam atau basa kuat. Contoh: - Asam Kuat HCl(aq) H + (aq) + Cl - (aq) Pada HCl sebagian besar atau seluruh molekul HCl terurai menjadi H + dan ion Cl -. - Basa kuat NaOH(aq) Na + (aq) + OH - (aq) Pada NaOH sebagian besar atau seluruh molekul NaOH terurai menjadi ion Na + dan ion OH -. Asam lemah atau basa lemah adalah asam atau basa yang dalam air sebagian kecil molekulnya terurai menjadi ion-ionnya.

18 23 Contoh: - Asam lemah CH 3 COOH(aq) CH 3 COO - (aq) + H + (aq) Sebagian kecil dari molekul asam asetat terurai menjadi ion H + dan ion CH3COO - - Basa lemah NH 3 (g) + H 2 O(l) NH 4 + (aq) + OH - (aq) Sebagian kecil dari molekul NH 3 terurai menjadi ion NH + 4 dan ion OH -. Hubungan antara [H + ] dengan keasaman adalah semakin besar konsentrasi ion H +, maka keasaman akan semakin besar. Hubungan antara [OH - ] dengan kebasaan adalah semakin besar konsentrasi ion OH -, maka kebasaan akan semakin besar Indikator Asam Basa Sifat larutan asam, basa, dan garam dapat diidentifikasi dengan menggunakan indikator. Indikator asam basa adalah zat yang memiliki warna berbeda dalam kondisi asam, basa, atau garam. Indikator asam basa ada yang berupa indikator buatan dan indikator alam. a. Indikator Buatan Indikator buatan adalah indikator yang sudah dibuat di laboratorium atau di pabrik alat-alat kimia. Indikator buatan dapat berupa kertas seperti lakmus merah, lakmus biru, dann indikator universal atau dalam bentuk larutan seperti fenolftalein, metil merah, dan lain-lain. 1. Kertas Lakmus

19 24 Lakmus adalah sejenis zat yang diperoleh dari lumut kerak. Lakmus memiliki beberapa kelebihan, antara lain: a) Warna lakmus dapat berubah dengan cepat jika bereaksi dengan asam maupun basa. Perubahan warna yang dihasilkan oleh lakmus terlihat dengan jelas. b) Lakmus sukar bereaksi dengan oksigen dalam udara, sehingga dapat bertahan lama. c) Lakmus mudah diserap. Perubahan warna pada kertas lakmus ketika digunakan untuk menguji larutan asam atau larutan basa adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Perubahan Warna pada Kertas Lakmus Jenis Kertas Lakmus Larutan Asam Larutan Basa Larutan Netral Lakmus merah Merah Merah Merah Lakmus biru Biru Biru Biru Kertas lakmus dapat digunakan untuk menentukan sifat larutan asam, basa, atau netral tetapi tidak dapat menentukan kekuatan asam basanya. 2. Indikator Universal Indikator universal adalah indikator buatan dalam bentuk kertas yang dapat mengetahui nilai ph dari larutan yang diuji. Indikator universal dilengkapi dengan peta warna sehingga kita dapat menentukan ph zat berdasarkan warnawarna tersebut. 3. Larutan Indikator Larutan indikator asam basa adalah zat-zat warna yang berbentuk cair yang mempunyai warna yang berbeda dalam larutan asam, basa, dan netral. Beberapa larutan indikator asam basa dapat dilihat dalam tabel berikut:

20 25 Tabel 2.3 Beberapa Indikator Asam Basa Indikator Rentang ph Perubahan warna Asam Basa Thimol biru 1,2 2,8 Merah Kuning Metil kuning 2,9 4.0 Merah Kuning Metil jingga 3.1 4,4 Merah Kuning jingga Metil merah 4,2 6,2 Merah Kuning Bromtimol biru 6,0 7,6 Kuning Biru Fenolftalein 8,0 9,8 Tak berwarna Merah ungu Thimolftalein 9,3 10,5 Tak berwarna Biru b. Indikator Alam Indikator alam dapat dibuat dari bahan alam. Ada beberapa bagian tumbuhan yang dapat digunakan sebagai indikator asam basa, yaitu kelopak bunga berwarna (misalnya bunga kertas, bunga mawar, kembang sepatu), daun berwarna (misalnya kol ungu), umbi berwarna (misalnya kunyit dan bit), serta kulit buah misalnya manggis. Perubahan warna larutan asam atau basa yang diuji dengan indikator alam diantaranya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.4 Perubahan Warna Indikator Alam Indikator Alam Larutan Asam Larutan Basa Bunga kertas Merah Kuning Kunyit Kuning Cokelat Kol ungu Merah muda Biru Kehijauan Titrasi Asam Basa Titrasi adalah proses penentuan konsentrasi suatu larutan dengan cara meneteskan larutan yang akan dicari konsentrasinya pada larutan yang telah diketahui konsentrasinya sampai titik akhir titrasi

21 26 Titrasi asam basa adalah reaksi penetralan. Titrasi asam basa terbagi menjadi beberapa jenis yaitu: a. Asam kuat - Basa kuat Kurva titrasi asam kuat - basa kuat adalah sebagai berikut: b. Asam kuat - Basa lemah Gambar 2.2 Kurva Titrasi Asam Kuat Basa Kuat Kurva titrasi asam kuat basa lemah adalah sebagai berikut: Gambar 2.3 Kurva Titrasi Asam Kuat Basa Lemah

22 27 c. Asam lemah - Basa kuat Kurva titrasi asam lemah basa kuat adalah sebagai berikut: Gambar 2.4 Kurva Titrasi Asam Lemah Basa Kuat Sifat Asam Basa Larutan Garam Terhidrolisis Hidrolisis adalah istilah umum untuk reaksi garam dengan air. Garam diperoleh dari reaksi netralisasi asam dan basa. Sesuai dengan asam dan basa yang membentuknya, garam dikelompokkan menjadi: - Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat - Garam yang berasal dari basa lemah dan asam kuat - Garam yang berasal dari basa kuat dan asam lemah - Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah. Dari keempat garam tersebut, garam yang mengalami hidrolisis adalah garam yang berasal dari basa lemah dan asam kuat, basa kuat dan asam lemah,

23 28 dan basa lemah dan asam lemah. Jika hidrolisis menghasilkan ion H 3 O + (=H + ) maka larutan bersifat asam, tetapi jika hidrolisis menghasilkan ion OH - maka larutan bersifat basa Garam yang berasal dari basa lemah dan asam kuat Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis parsial/sebagian dalam air. Dikatakan mengalami hidrolisis parsial/sebagian karena hanya kation dari basa lemahnya yang bereaksi dengan air. Salah satu contoh garam yang berasal dari basa lemah dan asam kuat adalah NH 4 Cl. Dalam air, NH 4 Cl terionisasi sempurna menjadi ion NH + 4 dan ion Cl -. Kation basa lemah dari garam tersebut (NH + 4 ) bereaksi dengan air dengan persamaan reaksi sebagai berikut: NH 4 + (aq) + H 2 O(l) NH 3 (g) + H 3 O + (aq) Reaksi ion NH 4 + dengan air menghasilkan ion H 3 O +. jadi larutan garam yang berasal dari basa lemah dan asam kuat akan bersifat asam Garam yang berasal dari basa kuat dan asam lemah Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat mengalami hidrolisis parsial/sebagian, karena hanya anion yang berasal dari asam lemahnya saja yang bereaksi dengan air. Contoh garam ini adalah garam KCN. Dalam air, KCN terionisasi sempurna membentuk ion K + dan ion CN -. KCN(aq) K + (aq) + CN - (aq)

24 29 Ion K + berasal dari basa kuat, tidak bereaksi dengan air. Sedangkan ion CN - berasal dari asam lemah, bereaksi dengan air. Larutan KCN bersifat basa karena anion dari garam tersebut (CN - ) dapat bereaksi dengan air membentuk suatu asam lemah. Reaksinya adalah: CN - (aq) + H 2 O(l) HCN(aq) + OH - (aq) Hidrolisis menghasilkan ion OH - sehingga larutan bersifat basa. Jadi larutan garam yang terdiri dari kation basa kuat dan anion asam lemah akan bersifat basa Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah mengalami hidrolisis sempurna dalam air. Baik anion maupun kation dari garam ini terhidrolisis dalam air, sehingga disebut hidrolisis total/sempurna. Contohnya NH 4 CN. Dalam larutan, NH 4 CN terionisasi sempurna menjadi ion NH + 4 dan ion CN -. NH 4 CN(aq) NH 4 + (aq) + CN - (aq) Di dalam larutan, ion NH 4 + dan ion CN - akan bereaksi dengan air. Reaksi yang terjadi dalam larutan adalah sebagai berikut: NH 4 + (aq) + H 2 O(l) CN - (aq) + H 2 O(l) NH 3 (g) + H 3 O + (aq) HCN(aq) + OH - (aq) Larutan Penyangga Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan ph lingkungannya, baik oleh pengaruh pengenceran maupun oleh penambahan sedikit

25 30 asam atau basa. Pada dasarnya larutan penyangga terdiri dari campuran asam lemah dengan basa konjugasinya atau basa lemah dengan asam konjugasinya Larutan Penyangga Asam Berikut ini persamaan reaksi yang terjadi pada larutan penyangga asam: CH 3 COOH(aq) + H 2 O(l) CH 3 COO - (aq) + H 3 O + (aq) CH 3 COONa(aq) CH 3 COO - (aq) + Na + (aq) Berdasarkan pengertian asam-basa menurut Bronsted-Lowry, CH 3 COOH merupakan asam lemah, sedangkan CH 3 COO - merupakan basa konjugasinya. Campuran asam lemah, CH 3 COOH dan basa konjugasinya, CH 3 COO - akan membentuk larutan penyangga. Dalam pembentukan larutan penyangga ini, ion CH 3 COO - dapat berasal dari garam CH 3 COONa, CH 3 COOK atau garam lain yang mengandung ion asetat. Beberapa komponen pembentuk larutan penyangga asam dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.5. Komponen Pembentuk Larutan Penyanggaa Asam Komponen Garam Pembentuk Basa Asam Lemah Basa Konjugasi Konjugasi CH 3 COOH CH 3 COO - CH 3 COONa, CH 3 COOK HCOOH HCOO - HCOONa, HCOOK HF H 2 PO O 4 - F - HPO 4-2 NaF Na 2 HPO Larutan Penyangga Basa Berikut ini persamaan reaksi yang terjadi pada larutan penyangga basa:

26 31 NH 3 (aq) + H 2 O(l) NH + 4 (aq) + OH - (aq) NH 4 Cl(aq) NH + 4 (aq) + Cl - (aq) + Campuran basa lemah (NH 3 ) dan asam konjugasinya, NH 4 akan + membentuk larutan penyangga. Dalam pembentukan larutan penyangga, ion NH 4 dapat berasal dari garam NH 4 Cl, NH 4 Br, (NH 4 ) 2 SO 4 atau garam lain yang mengandung ion ammonium. Beberapa komponen pembentuk larutan penyangga asam dapat dilihat pada Tabel 2.6. Tabel 2.6. Komponen Pembentuk Larutan Penyanggaa Basa Komponen Garam Pembentuk Basa Lemah NH 3 2- HPO 4 Asam Konjugasi + NH 4 - H 2 PO 4 Asam Konjugasi NH 4 Cl, NH 4 Br, (NH 4 ) 2 SO 4 NaH 2 PO Sifat Larutan Penyangga a. Pengaruh Penambahan Sedikit Asam atau Basa Jika ke dalam larutan penyangga ditambahkan sedikit asam, maka asam tersebut akan bereaksi dengan zat yang bersifat basa. Begitu sebaliknya, jika ditambahkan sedikit basa, maka basa tersebut akan bereaksi dengan zat yang bersifat asam. Sebagai contoh berikut ini adalah reaksi yang terjadi pada larutan penyangga yang terbentuk dari campuran asam lemah (CH 3 COOH) dengan basa konjugasinya (CH 3 COO - ). Jika ke dalam campuran tersebut ditambahkan sedikit asam, misalnya HCl. Maka akan terjadi reaksi: CH 3 COO - (aq) + H + (aq) CH 3 COOH(aq)

27 32 Berdasarkan reaksi di atas, berarti jumlah basa konjugasi (ion CH 3 COO - ) akan berkurang dan asam lemah CH 3 COOH akan bertambah. Penambahan asam ke dalam larutan penyangga tersebut akan menurunkan konsentrasi basa konjugasinya dan meningkatkan konsentrasi asam. Perubahan ini tidak akan mengakibatkan perubahan ph yang signifikan. Jika ke dalam campuran tersebut ditambahkan sedikit basa misalnya NaOH, maka reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: CH 3 COOH(aq) + OH - (aq) CH 3 COO - (aq) + H 2 O(l) Berdasarkan reaksi di atas, jumlah asam lemah CH 3 COOH akan berkurang dan basa konjugasinya (ion CH 3 COO - ) akan bertambah. Seperti pada kasus penambahan sedikit asam, perubahan ini pun tidak akan mengakibatkan perubahan ph yang signifikan. Contoh lain misalnya larutan penyangga yang terbentuk dari campuran basa lemah (misalnya NH 3 ) dan asam konjugasinya (misalnya ion NH + 4 ). Reaksi kesetimbangan yang terjadi adalah sebagai berikut: NH 3 (aq) + H 2 O(l) NH 4 + (aq) + OH - (aq) Penambahan asam ke dalam larutan penyangga tersebut menyebabkan terjadinya penetralan. Akibatnya kesetimbangan akan bergeser ke kanan untuk menggantikan ion OH - yang bereaksi. Jika basa ditambahkan ke dalam larutan penyangga di atas, maka kelebihan ion OH - akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dengan demikian, pengaruh penambahan sedikit asam atau sedikit basa terhadap campuran basa lemah dan asam konjugasinya, relatif tidak akan mengubah ph larutan penyangga tersebut.

28 33 b. Pengaruh Pengenceran ph suatu larutan penyangga ditentukan oleh perbandingan jumlah komponen-komponennya. Jika campuran tersebut diencerkan maka perbandingan jumlah komponen-komponennya tidak akan berubah sehingga ph larutan penyangga tetap Perhitungan ph Larutan Penyangga a. Larutan Penyangga Asam Salah satu contoh larutan penyangga asam adalah campuran asam lemah CH 3 COOH dan basa konjugasinya (ion CH 3 COO - ). Berikut ini reaksi kesetimbangan yang terjadi pada larutan penyangga asam: CH 3 COOH(aq) Ion CH 3 COO - CH 3 COO - (aq) + H + (aq) berasal dari garam yang mengandung asetat, seperti CH 3 COONa, CH 3 COOK, atau (CH 3 COO) 2 Ba. Sebagai contoh misalnya digunakan garam CH 3 COONa sebagai garam pembentuk basa konjugasi. Garam CH 3 COONa termasuk zat elektrolit kuat sehingga dalam air akan terionisasi sempurna sesuai dengan persamaan reaksi berikut: CH 3 COONa(aq) CH 3 COO - (aq) + Na + (aq) Ion CH 3 COO - yang berasal dari garam akan menggeser kesetimbangan asam asetat ke kiri sehingga CH 3 COOH dianggap tidak terionisasi. Oleh karena itu konsentrasi CH 3 COOH yang digunakan dalam perhitungan sama dengan konsentrasi CH 3 COOH awal. Konsentrasi ion CH 3 COO - hasil disosiasi CH 3 COOH kecil sehingga dapat diabaikan. Maka konsentrasi CH 3 COO - yang terlibat dalam perhitungan hanya berasal dari garam.

29 34 Persamaan tetapan kesetimbangan (K a ) asam asetat adalah sebagai berikut: 3 3 Penataan ulang persamaan di atas menjadi: 3 3 Dengan menggunakan logaritma negatif di kedua sisinya, maka persamaannya menjadi: log log log log log log log Persamaan di atas disebut persamaan Handerson-Hasselbalsch untuk larutan penyangga asam yang umumnya ditulis: log b. Larutan Penyangga Basa Contoh larutan penyangga basa adalah campuran basa lemah NH 3 dengan asam konjugasinya (ion NH + 4 ). Reaksi kesetimbangan yang terjadi pada larutan penyangga basa dapat dituliskan sebagai berikut: NH 3 (aq) + H 2 O(l) NH 4 + (aq) + OH - (aq) Ion NH 4 + yang bertindak sebagai asam konjugasi dapat berasal dari larutan garam NH 4 Cl atau (NH 4 ) 2 SO 4. Sebagai contoh digunakan garam NH 4 Cl yang di dalam air terionisasi sempurna sebagaimana persamaan reaksi berikut:

30 35 NH 4 Cl(aq) NH 4 + (aq) + Cl - (aq) Dengan cara yang sama seperti pada larutan penyangga asam, maka ungkapan poh untuk larutan penyangga basa dapat diturunkan. Tetapan kesetimbangan basa lemah (K b ) dinyatakan sebagai berikut : 4 3 ] Penataan ulang persamaan di atas menjadi: [ ]= [ 3 ] [ 4 + ] Dengan menggunakan logaritma negatif di kedua sisinya, maka persamaannya menjadi: log [ ]= log log [ ] [ ] log [ ]= log +log [ ] [ ] = +log [ ] [ ] Persamaan di atas disebut persamaan Handerson-Hasselbalsch untuk larutan penyangga basa yang umumnya ditulis: = +log [ ] [ h]

Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan harga ph terhadap pengaruh penambahan sedikit asam atau basa, atau terhadap pengenceran.

Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan harga ph terhadap pengaruh penambahan sedikit asam atau basa, atau terhadap pengenceran. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Memahami sifatsifat larutan asambasa, metode pengukuran, dan terapannya. Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup.

Lebih terperinci

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi.

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi. PETA KONSEP Larutan Penyangga mempertahankan berupa ph Larutan Penyangga Asam mengandung Larutan Penyangga Basa mengandung Asam lemah Basa konjugasi Asam konjugasi Basa lemah contoh contoh contoh contoh

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS

LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS 6 LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS A. LARUTAN PENYANGGA B. HIDROLISIS Pada bab sebelumnya, kita sudah mempelajari tentang reaksi asam-basa dan titrasi. Jika asam direaksikan dengan basa akan menghasilkan

Lebih terperinci

wanibesak.wordpress.com 1

wanibesak.wordpress.com 1 Ringkasan, contoh soal dan pembahasan mengenai asam, basa dan larutan penyangga atau larutan buffer Persamaan ionisasi air H 2O H + + OH Dari reaksi di atas sesuai hukum kesetimbangan, tetapan kesetimbangan

Lebih terperinci

BAB 7. ASAM DAN BASA

BAB 7. ASAM DAN BASA BAB 7. ASAM DAN BASA 7. 1 TEORI ASAM BASA 7. 2 TETAPAN KESETIMBANGAN PENGIONAN ASAM DAN BASA 7. 3 KONSENTRASI ION H + DAN ph 7. 4 INDIKATOR ASAM-BASA (INDIKATOR ph) 7. 5 CAMPURAN PENAHAN 7. 6 APLIKASI

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Larutan penyangga Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang ph-nya praktis tidak berubah walaupun kepadanya ditambahkan sedikit asam, sedikit basa, atau bila

Lebih terperinci

MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP

MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP PENDAHULUAN Kalian pasti mendengar penyedap makanan. Penyedap makanan yang sering digunakan adalah vitsin. Penyedap ini mengandung monosodium glutamat

Lebih terperinci

Soal-Soal. Bab 7. Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Larutan Penyangga

Soal-Soal. Bab 7. Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Larutan Penyangga Bab 7 Soal-Soal Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Larutan Penyangga 1. Berikut ini yang merupakan pasangan asam basa terkonjugasi (A) H 3 O + dan OH

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 NAMA : NIP : INSTANSI : TANGGAL :

LAMPIRAN 1 NAMA : NIP : INSTANSI : TANGGAL : INSTRUMEN PENILAIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN MOBILE GAME BRAINCHEMIST SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA SMA/MA PADA MATERI ASAM BASA, LARUTAN PENYANGGA, DAN HIDROLISIS GARAM UNTUK GURU KIMIA SMA/MA (REVIEWER)

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) LEMBARAN SOAL 4 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

kimia ASAM-BASA I Tujuan Pembelajaran

kimia ASAM-BASA I Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 kimia K e l a s XI ASAM-BASA I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi dan sifat asam serta basa. 2. Memahami teori

Lebih terperinci

Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa

Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa konjugasinya atau campuran basa lemah dan asam konjugasinya. Larutan penyangga disebut juga larutan penahan atau larutan dapar atau buffer.

Lebih terperinci

Teori Asam-Basa Arrhenius

Teori Asam-Basa Arrhenius Standar Kompetensi emahami terapannya. sifatsifat larutan asambasa, metode pengukuran, dan Kompetensi Dasar enjelaskan teori asam basa menurut Arrhenius mengklasifikasi berbagai larutan asam, netral, dan

Lebih terperinci

LEMBAR SOAL. Mata pelajaran : Kimia. Kelas/Program : XI/IPA Hari, tanggal : Selasa, 8 April 2008 Alokasi waktu : 90 Menit

LEMBAR SOAL. Mata pelajaran : Kimia. Kelas/Program : XI/IPA Hari, tanggal : Selasa, 8 April 2008 Alokasi waktu : 90 Menit DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN KIMIA Gedung D6. Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229 Telp. 8508035 LEMBAR SOAL Mata

Lebih terperinci

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran KTSP K-13 kimia K e l a s XI ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami mekanisme reaksi asam-basa. 2. Memahami stoikiometri

Lebih terperinci

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa Sumber: James Mapple, Chemistry an Enquiry-Based Approach Pengukuran ph selama titrasi akan lebih akurat dengan menggunakan alat ph-meter. TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

LOGO TEORI ASAM BASA

LOGO TEORI ASAM BASA LOGO TEORI ASAM BASA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP 2012 Beberapa ilmuan telah memberikan definisi tentang konsep asam basa Meskipun beberapa definisi terlihat kurang jelas dan berbeda satu sama lain, tetapi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Subjek penelitian ini adalah enam orang siswa SMA kelas XI IPA yang sudah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) pengertian pengembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) pengertian pengembangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Tes Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) pengertian pengembangan adalah suatu proses untuk menjadikan suatu (pikiran, pengetahuan, dan sebagainya) agar menjadi

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Larutan penyangga Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang ph-nya praktis tidak berubah walaupun kepadanya ditambahkan sedikit asam, sedikit basa, atau bila

Lebih terperinci

MAKALAH LARUTAN ASAM DAN BASA

MAKALAH LARUTAN ASAM DAN BASA MAKALAH LARUTAN ASAM DAN BASA OLEH: IRMA MULYANI (1313031073) MARIA VERONIKA (1613031041) NI MADE DWI RIANTI AGUSTINI (1613031024) NI NENGAH PRATIWI CAHYANI (1613031015) RINDA HENDRIKA UTAMI MAHMUDA (1613031028)

Lebih terperinci

2/14/2012 LOGO Asam Basa Apa yang terjadi? Koma Tulang keropos Sesak napas dll

2/14/2012 LOGO Asam Basa Apa yang terjadi? Koma Tulang keropos Sesak napas dll LOGO Bab 08 Asam Basa Apa yang terjadi? - Koma - Tulang keropos - Sesak napas - dll 1 Ikhtisar Teori Asam Basa Sifat Asam-Basa dari Air ph-suatu ukuran keasaman Kesetimbangan Asam-Basa Lemah dan Garam

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA Bahan Ajar Kelas XI IPA Semester Gasal 2012/2013

LARUTAN PENYANGGA Bahan Ajar Kelas XI IPA Semester Gasal 2012/2013 LARUTAN PENYANGGA [Yea r] LARUTAN PENYANGGA Bahan Ajar Kelas XI IPA Semester Gasal 2012/2013 MARI BELAJAR Indikator Produk Menjelaskan komponen pembentuk larutan penyangga dengan berpikir kritis. Menjelaskan

Lebih terperinci

Soal dan Pembahasan Asam Basa, Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, dan K SP

Soal dan Pembahasan Asam Basa, Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, dan K SP Soal dan Pembahasan Asam Basa, Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, dan K SP Θ Asam Basa 1. Jelaskan Pengertian Asam Basa menurut arrhenius! Asam Zat yang dalam air melepaskan ion H + Basa Senyawa yang

Lebih terperinci

TEORI ASAM BASA Secara Umum :

TEORI ASAM BASA Secara Umum : TEORI ASAM BASA Secara Umum : Asam Basa : : Cairan berasa asam dan dapat memerahkan kertas lakmus biru Cairan berasa pahit dan dapat membirukan kertas lakmus merah Garam : Cairan yang berasa asin TEORI

Lebih terperinci

CH 3 COONa 0,1 M K a CH 3 COOH = 10 5

CH 3 COONa 0,1 M K a CH 3 COOH = 10 5 Soal No. 1 Dari beberapa larutan berikut ini yang tidak mengalami hidrolisis adalah... A. NH 4 Cl C. K 2 SO 4 D. CH 3 COONa E. CH 3 COOK Yang tidak mengalami peristiwa hidrolisis adalah garam yang berasal

Lebih terperinci

Disusun Oleh: Anastasia Latif ( XI IPA 1 ) Christine ( XI IPA 1 ) Josephine Putri ( XI IPA 2 ) Kelvin Ricky (XI IPA 2 ) Patty Regina (XI IPA 1 )

Disusun Oleh: Anastasia Latif ( XI IPA 1 ) Christine ( XI IPA 1 ) Josephine Putri ( XI IPA 2 ) Kelvin Ricky (XI IPA 2 ) Patty Regina (XI IPA 1 ) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA Asam dan Basa Disusun Oleh: Anastasia Latif ( XI IPA 1 ) Christine ( XI IPA 1 ) Josephine Putri ( XI IPA 2 ) Kelvin Ricky (XI IPA 2 ) Patty Regina (XI IPA 1 ) Windy Saputra ( XI

Lebih terperinci

Larutan Asam-Basa. Sifat Larutan Asam dan Basa. Penentuan ph Larutan Asam Kuat dan Basa Kuat. Penentuan ph Larutan Asam Lemah dan Basa Lemah

Larutan Asam-Basa. Sifat Larutan Asam dan Basa. Penentuan ph Larutan Asam Kuat dan Basa Kuat. Penentuan ph Larutan Asam Lemah dan Basa Lemah Setelah mempelajari bab ini, peserta didik dapat: 1. menjelaskan konsep asam-basa serta sifat larutan asam dan basa; 2. menentukan ph larutan asam kuat, asam lemah, basa kuat, dan basa lemah; 3. terampil

Lebih terperinci

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA.

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA. Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA. Soal No. 1 Dari beberapa larutan berikut ini yang tidak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Keterampilan Proses Sains a. Pengertian Keterampilan Proses Sains Keterampilan merupakan kemampuan

BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Keterampilan Proses Sains a. Pengertian Keterampilan Proses Sains Keterampilan merupakan kemampuan BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Keterampilan Proses Sains a. Pengertian Keterampilan Proses Sains Keterampilan merupakan kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efisien dan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 11 BAB VIII LARUTAN ASAM DAN BASA Asam dan basa sudah dikenal sejak dahulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I. Standar Kompetensi 1. Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran, dan terapannya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I. Standar Kompetensi 1. Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran, dan terapannya Lampiran 2 63 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I Mata Pelajaran Kelas/Semester Sub Materi Pokok Alokasi Waktu Pertemuan ke : Kimia : XI IPA 4/ 2 (dua) : Teori Asam Basa Arrhenius : 2 x 45 menit : I Standar

Lebih terperinci

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab 16. Asam dan Basa

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab 16. Asam dan Basa Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Bab 16 Asam dan Basa Asam Memiliki rasa masam; misalnya cuka mempunyai rasa dari asam asetat, dan lemon serta buah-buahan sitrun

Lebih terperinci

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar Kimia XI SMA 179 BAB 6 Larutan Penyangga Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian larutan penyangga dan komponen penyusunnya. 2. Merumuskan persamaan

Lebih terperinci

SMA NEGERI 6 SURABAYA LARUTAN ASAM & BASA. K a = 2.M a. 2. H 2 SO 4 (asam kuat) α = 1 H 2 SO 4 2H + 2

SMA NEGERI 6 SURABAYA LARUTAN ASAM & BASA. K a = 2.M a. 2. H 2 SO 4 (asam kuat) α = 1 H 2 SO 4 2H + 2 SMA NEGERI 6 SURABAYA LARUTAN ASAM & BASA K I M I A 1). TEORI ARCHENIUS Asam adalah zat yang jika di dalam air melepaskan ion H +, dengan kata lain pembawa sifat asam adalah ion H +. jumlah ion H+ yang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM 3 ph METER, BUFFER, dan PENGENCERAN DISUSUN OLEH : MARIA LESTARI DAN YULIA FITRI GHAZALI Kamis 04 Oktober s/d 16.

LAPORAN PRAKTIKUM 3 ph METER, BUFFER, dan PENGENCERAN DISUSUN OLEH : MARIA LESTARI DAN YULIA FITRI GHAZALI Kamis 04 Oktober s/d 16. LAPORAN PRAKTIKUM 3 ph METER, BUFFER, dan PENGENCERAN DISUSUN OLEH : MARIA LESTARI DAN YULIA FITRI GHAZALI Kamis 04 Oktober 2012 14.00 s/d 16.00 wib TUJUAN : 1. Agar mahasiswa dapat memahami prinsip-prinsip

Lebih terperinci

PRESENTASI POWERPOINT PENGAJAR OLEH PENERBIT ERLANGGA DIVISI PERGURUAN TINGGI. BAB 16. ASAM DAN BASA

PRESENTASI POWERPOINT PENGAJAR OLEH PENERBIT ERLANGGA DIVISI PERGURUAN TINGGI. BAB 16. ASAM DAN BASA PRESENTASI POWERPOINT PENGAJAR OLEH PENERBIT ERLANGGA DIVISI PERGURUAN TINGGI. BAB 16. ASAM DAN BASA Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Bab 16 Asam dan Basa Asam

Lebih terperinci

KIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013

KIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013 Kurikulum 2006/2013 KIMIa K e l a s XI ASAM-BASA II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami kesetimbangan air. 2. Memahami pengaruh asam

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT BAB 6 LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi Kompetensi Dasar Mengidentifikasi sifat larutan

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 11. Sat. Pendidikan

LEMBARAN SOAL 11. Sat. Pendidikan LEMBARAN SOAL 11 Mata Pelajaran Sat. Pendidikan Kelas / Program : KIMIA : SMA : XI IPA PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Larutan penyangga Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang ph-nya praktis tidak berubah walaupun kepadanya ditambahkan sedikit asam, sedikit basa, atau bila

Lebih terperinci

GALAT TITRASI. Ilma Nugrahani

GALAT TITRASI. Ilma Nugrahani GALAT TITRASI Ilma Nugrahani Galat Titrasi Adalah galat yang terjadi karena indikator berubah warna sebelum atau sesudah titik setara ditunjukkan dari kurva titrasi titik akhir titik ekivalen. Dapat disebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi Pembelajaran Belajar adalah proses bagi siswa dalam membangun gagasan atau pemahaman sendiri. Oleh karena itu kegiatan belajar mengajar hendaknya memberikan kesempatan

Lebih terperinci

H + + OH - > H 2 O. Jumlah mol asam (proton) sama dengan jumlah mol basa (ion hidroksida). Stoikiometri netralisasi

H + + OH - > H 2 O. Jumlah mol asam (proton) sama dengan jumlah mol basa (ion hidroksida). Stoikiometri netralisasi Netralisasi a. Netralisasi Neutralisasi dapat didefinisikan sebagai reaksi antara proton (atau ion hidronium) dan ion hidroksida membentuk air. Dalam bab ini kita hanya mendiskusikan netralisasi di larutan

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Untuk mengembangkan strategi pembelajaran pada materi titrasi asam basa

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Untuk mengembangkan strategi pembelajaran pada materi titrasi asam basa BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Untuk mengembangkan strategi pembelajaran pada materi titrasi asam basa dilakukan tiga tahap yaitu tahap pertama melakukan analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar

Lebih terperinci

Larutan Penyangga XI MIA

Larutan Penyangga XI MIA Larutan Penyangga XI MIA Komponen Larutan Penyangga Larutan Penyangga Asam Terdiri dari Asam lemah dan basa konjugasinya (Contoh : CH 3 COOH dan CH 3 COO -, HF dan F - ) Cara membuatnya : 1. Mencampurkan

Lebih terperinci

Bab. Asam Basa. A. Asam Basa Arrhenius B. Derajat Kekuatan Asam Basa C. Penentuan ph Asam Basa D. Asam Basa Bronsted-Lowry dan Lewis

Bab. Asam Basa. A. Asam Basa Arrhenius B. Derajat Kekuatan Asam Basa C. Penentuan ph Asam Basa D. Asam Basa Bronsted-Lowry dan Lewis Bab 6 Sumber: Encyclopedia Science, 1994 Derajat keasaman dapat diukur dengan menggunakan ph meter. Hasil yang harus Anda capai: memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran, dan terapannya.

Lebih terperinci

MATERI KIMIA KELAS XI SEMESTER 2 Tinggalkan Balasan

MATERI KIMIA KELAS XI SEMESTER 2 Tinggalkan Balasan MATERI KIMIA KELAS XI SEMESTER 2 Tinggalkan Balasan A. Pengertian Asam Basa Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah

Lebih terperinci

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 URS

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 REAKSI ASAM BASA

PERCOBAAN 3 REAKSI ASAM BASA PERCOBAAN 3 REAKSI ASAM BASA I. Teori Dasar Kita sering menjumpai asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari. Buah-buahan, seperti jeruk, apel, dll., mengandung asam. Amonia rumah tangga, bahan pembersih,

Lebih terperinci

SMA UNGGULAN BPPT DARUS SHOLAH JEMBER UJIAN SEMESTER GENAP T.P 2012/2013 LEMBAR SOAL. Waktu : 90 menit Kelas : XII IPA T.

SMA UNGGULAN BPPT DARUS SHOLAH JEMBER UJIAN SEMESTER GENAP T.P 2012/2013 LEMBAR SOAL. Waktu : 90 menit Kelas : XII IPA T. SMA UNGGULAN BPPT DARUS SHOLAH JEMBER UJIAN SEMESTER GENAP T.P 0/0 LEMBAR SOAL Waktu : 90 menit Kelas : XII IPA T.P : 0/0 PETUNJUK :. Isikan identitas peserta pada tempat yang telah disediakan pada lembar

Lebih terperinci

ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA

ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA Asam merupakan zat yang yang mengion dalam air menghasilkan ion H + dan basa merupakan zat yang mengion dalam air menghasilkan ion OH -. ASAM Asam

Lebih terperinci

Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change

Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change Bab VII ph Larutan Asam-Basa Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change Indikator universal dan kertas lakmus digunakan untuk mengindentifikasi ph larutan asam-basa. TUJUAN

Lebih terperinci

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Bab17 Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan Larutan buffer adalah larutan yg terdiri dari: 1. asam lemah/basa

Lebih terperinci

SKL- 3: LARUTAN. Ringkasan Materi. 1. Konsep Asam basa menurut Arrhenius. 2. Konsep Asam-Basa Bronsted dan Lowry

SKL- 3: LARUTAN. Ringkasan Materi. 1. Konsep Asam basa menurut Arrhenius. 2. Konsep Asam-Basa Bronsted dan Lowry SKL- 3: LARUTAN 3 Menjelaskan sifat-sifat larutan, metode pengukuran dan terapannya. o Menganalisis data daya hantar listrik beberapa larutan o Mendeskripsikan konsep ph larutan o Menghitung konsentrasi

Lebih terperinci

BAB 5 LARUTAN ASAM BASA. Gambar 5.1 Macam-macam Larutan Sumber: Ensiklopedi Sains dan Kehidupan

BAB 5 LARUTAN ASAM BASA. Gambar 5.1 Macam-macam Larutan Sumber: Ensiklopedi Sains dan Kehidupan BAB 5 LARUTAN ASAM BASA Gambar 5.1 Macam-macam Larutan Sumber: Ensiklopedi Sains dan Kehidupan Pada bab kelima ini akan dipelajari tentang teori asam basa menurut Arrhenius, konsep asam basa Bronsted-Lowry,

Lebih terperinci

Dikenal : - Asidimetri : zat baku asam - Alkalimetri : zat baku basa DASAR : Reaksi penetralan Asam + Basa - hidrolisis - buffer - hal lain ttg lart

Dikenal : - Asidimetri : zat baku asam - Alkalimetri : zat baku basa DASAR : Reaksi penetralan Asam + Basa - hidrolisis - buffer - hal lain ttg lart Dikenal : - Asidimetri : zat baku asam - Alkalimetri : zat baku basa DASAR : Reaksi penetralan Asam + Basa - hidrolisis - buffer - hal lain ttg lart a. AK + BK ph = 7 B. AK + BL ph < 7 C. AL + BK ph >

Lebih terperinci

BAB 5. Larutan Asam dan Basa. Kata Kunci. Pengantar Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari

BAB 5. Larutan Asam dan Basa. Kata Kunci. Pengantar Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari Kimia XI SMA 147 BAB 5 Larutan Asam dan Basa Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian asam-basa menurut Arrhenius. 2. Membandingkan kekuatan asam-basa.

Lebih terperinci

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! KIMIA XI SMA 217 S OAL TES SEMESTER II I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Basa menurut Arhenius adalah senyawa yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan a. proton d. ion H b. elektron e.

Lebih terperinci

2. Konfigurasi elektron dua buah unsur tidak sebenarnya:

2. Konfigurasi elektron dua buah unsur tidak sebenarnya: . Atom X memiliki elektron valensi dengan bilangan kuantum: n =, l =, m = 0, dan s =. Periode dan golongan yang mungkin untuk atom X adalah A. dan IIIB B. dan VA C. 4 dan III B D. 4 dan V B E. 5 dan III

Lebih terperinci

1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut:

1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut: SOAL-SOAL BAB 5 LARUTAN ASAM BASA/ Kimia Erlangga 2B 1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut: No Larutan yang diuji Warna lakmus Merah Biru 1 X Merah Biru 2 Y Merah Merah

Lebih terperinci

Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : WIB

Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : WIB Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : 10.15 11.45 WIB Petunjuk Pengerjaan Soal Berdoa terlebih dahulu sebelum mengerjakan! Isikan identitas Anda

Lebih terperinci

A. TEORI ASAM DAN BASA B. INDIKATOR ASAM BASA C. MENGHITUNG ph LARUTAN ASAM BASA D. TITRASI ASAM BASA

A. TEORI ASAM DAN BASA B. INDIKATOR ASAM BASA C. MENGHITUNG ph LARUTAN ASAM BASA D. TITRASI ASAM BASA 5 ASAM BASA A. TEORI ASAM DAN BASA B. INDIKATOR ASAM BASA C. MENGHITUNG ph LARUTAN ASAM BASA D. TITRASI ASAM BASA Buah-buahan seperti sirsak, jeruk, duku dan mangga, bagaimana rasanya? Berbeda bila secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Dari hasil penelitian diperoleh persentase siswa SMA Negeri 1 Limboto yang menjawab benar dan salah untuk setiap aspek pemahaman

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang didapatkan dari penelitian ini yaitu hasil pretest dan posttest. Hasil pretest digunakan sebagai data pendukung untuk mengetahui kemampuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Ehrenberg (dalam Pakaya, 2008: 3) bahwa konsep merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Ehrenberg (dalam Pakaya, 2008: 3) bahwa konsep merupakan 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1 Konsep dan Pemahaman Konsep Kimia Banyak definisi konsep yang dikemukakan oleh para ahli, seperti yang dikemukakan oleh Ehrenberg (dalam Pakaya, 2008: 3) bahwa konsep merupakan

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Endang Susilowati MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SAINS KIMIA Prinsip dan Terapannya untuk Kelas XI SMA dan MA Semester 2 Program Ilmu Pengetahuan Alam 2B Berdasarkan Permendiknas

Lebih terperinci

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator!

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator! Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang cara menghitung ph dan poh larutan asam basa berdasarkan konsentrasi ion [H + ] dan [OH ] SMA kelas 11 IPA. Berikut contoh-contoh soal yang bisa

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DISERTAI HIERARKI

Lebih terperinci

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA SOAL KIIA 1 KELAS : XI IPA PETUNJUK UU 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum Anda bekerja 3. Kerjakanlah soal anda pada lembar

Lebih terperinci

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Indikator Alami I. Tujuan Percobaan 1. Mengidentifikasikan perubahan warna yang ditunjukkan indikator alam. 2. Mengetahui bagian tumbuhan yang dapat dijadikan indikator alam.

Lebih terperinci

Kesetimbangan adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang terlihat seiring berjalannya waktu.

Kesetimbangan adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang terlihat seiring berjalannya waktu. Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Chapter 9 Kesetimbangan Kimia Kesetimbangan adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang terlihat seiring berjalannya

Lebih terperinci

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA 1. Larutan Elektrolit 2. Persamaan Ionik 3. Reaksi Asam Basa 4. Perlakuan Larutan

Lebih terperinci

NETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA

NETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA NETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA Dosen Pembimbing : Zora Olivia, S. Farm., M.Farm, Apt GOLONGAN/KELOMPOK : A / 3 Anindiya Tazkiyah Aji Gesang Jati Abrar Rivanio Putra Siti Sofiya Miranda Faradilla Rozziqa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mempelajari sains, termasuk Ilmu Kimia kurang berhasil jika tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mempelajari sains, termasuk Ilmu Kimia kurang berhasil jika tidak 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Praktikum Mempelajari sains, termasuk Ilmu Kimia kurang berhasil jika tidak ditunjang dengan praktikum yang dilaksanakan dilaboratorium. Laboratorium disini dapat berarti

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah Mata Pelajaran Pokok Bahasan Kelas/semester : Madrasah Darul Ihksan Samarinda : Kimia : Larutan Penyangga : XI /Genap Tahun Ajaran : 2012/2013 Alokasi waktu

Lebih terperinci

Reaksi dalam larutan berair

Reaksi dalam larutan berair Reaksi dalam larutan berair Drs. Iqmal Tahir, M.Si. iqmal@gadjahmada.edu Larutan - Suatu campuran homogen dua atau lebih senyawa. Pelarut (solven) - komponen dalam larutan yang membuat penuh larutan (ditandai

Lebih terperinci

KIMIA LARUTAN LARUTAN ELEKTROLIT ASAM DAN BASA

KIMIA LARUTAN LARUTAN ELEKTROLIT ASAM DAN BASA KIMIA LARUTAN Pada topik ini larutan yang dimaksud dibatasi pada larutan dengan pelarut air (aqueous solution). Air merupakan pelarut universal, tersedia melimpah, mudah untuk dimurnikan dan tidak beracun.

Lebih terperinci

Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit larutan adalah campuran homogen (serba sama) dari dua macam zat atau lebih. Jumlah zat yang paling banyak dalam suatu larutan disebut pelarut (solvent), sedangkan

Lebih terperinci

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN NON ELEKTROLIT LARUTAN ELEKTROLIT 1. Pengertian Larutan Elektrolit Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan

Lebih terperinci

TEORI ASAM BASA SECARA UMUM :

TEORI ASAM BASA SECARA UMUM : TEORI ASAM BASA SECARA UMUM : TEORI ASAM BASA Secara Umum : Cairan berasa asam dan dapat Asam : memerahkan kertas lakmus biru Basa : Garam : Cairan berasa pahit dan dapat membirukan kertas lakmus merah

Lebih terperinci

Pokok Bahasan. Teori tentang asam, basa dan garam Kesetimbangan asam-basa Skala ph Sörensen (Sörensen ph scale) Konstanta keasaman

Pokok Bahasan. Teori tentang asam, basa dan garam Kesetimbangan asam-basa Skala ph Sörensen (Sörensen ph scale) Konstanta keasaman Kesetimbangan Ionik Pokok Bahasan Teori tentang asam, basa dan garam Kesetimbangan asam-basa Skala ph Sörensen (Sörensen ph scale) Konstanta keasaman Teori tentang asam dan basa Arrhenius: Asam: zat yg

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Berpikir Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Dengan berpikir seseorang dapat mengolah berbagai informasi yang diterimanya dan mengembangkannya

Lebih terperinci

Derajat Keasaman dan kebasaan (ph dan poh)

Derajat Keasaman dan kebasaan (ph dan poh) Derajat Keasaman dan kebasaan (ph dan poh) Berdasarkan teori asam basa Arhenius, suatu larutan dapat bersifat asam, basa atau netral tergantung pada konsentrasi ion H+ atau ion OH dalam larutan tersebut.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 16 SURABAYA JL. RAYA PRAPEN TELP FAX KODE POS 60299

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 16 SURABAYA JL. RAYA PRAPEN TELP FAX KODE POS 60299 PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 16 SURABAYA JL. RAYA PRAPEN TELP. 031-8415492 FAX 031-8430673 KODE POS 60299 ULANGAN AKHIR SEMESTER 2 (DUA) TAHUN PELAJARAN 2011 2012 Hari/Tanggal :

Lebih terperinci

Asam-Basa. Kimia. Kelas XI. B usiness Name. Indikator: A. Teori Asam-Basa

Asam-Basa. Kimia. Kelas XI. B usiness Name. Indikator: A. Teori Asam-Basa Asam-Basa Kimia Kelas XI B usiness Name Indikator: 3.1.1 Menjelaskan teori asam basa berdasarkan konsep Arrhenius, Brosnted Lowry dan Lewis 3.1.2 Menjelaskan pengertian indikator asam-basa 3.1.3 Menyebutkan

Lebih terperinci

SIMULASI UJIAN NASIONAL 2

SIMULASI UJIAN NASIONAL 2 SIMULASI UJIAN NASIONAL 2. Diketahui nomor atom dan nomor massa dari atom X adalah 29 dan 63. Jumlah proton, elektron, dan neutron dalam ion X 2+ (A) 29, 27, dan 63 (B) 29, 29, dan 34 (C) 29, 27, dan 34

Lebih terperinci

Teori Asam. Pengertian

Teori Asam. Pengertian Teori Asam Pengertian Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan ph lebih kecil dari 7. Dalam definisi

Lebih terperinci

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 1. Pada suhu dan tekanan sama, 40 ml P 2 tepat habis bereaksi dengan 100 ml, Q 2 menghasilkan 40 ml gas PxOy. Harga x dan y adalah... A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 1 dan 5 Kunci : E D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 Persamaan

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Diskusi

Bab IV Hasil dan Diskusi Bab IV Hasil dan Diskusi IV.1 Hasil Eksperimen Eksperimen dikerjakan di laboratorium penelitian Kimia Analitik. Suhu ruang saat bekerja berkisar 24-25 C. Data yang diperoleh mencakup data hasil kalibrasi

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

I. LARUTAN BUFFER. 1. Membuat Larutan Buffer 2. Mempelajari Daya Sanggah Larutan Buffer TINJAUAN PUSTAKA

I. LARUTAN BUFFER. 1. Membuat Larutan Buffer 2. Mempelajari Daya Sanggah Larutan Buffer TINJAUAN PUSTAKA I. LARUTAN BUFFER II. TUJUAN 1. Membuat Larutan Buffer 2. Mempelajari Daya Sanggah Larutan Buffer III. TINJAUAN PUSTAKA Larutan penyangga atau larutan buffer atau larutan dapar merupakan suatu larutan

Lebih terperinci

Soal dan Jawaban Titrasi Asam Basa

Soal dan Jawaban Titrasi Asam Basa Soal dan Jawaban Titrasi Asam Basa Rabu, 16 Januari 20130 komentar Inilah beberapa contoh soal dan jawaban tentang titrasi asam basa. Bacalah benarbenar setiap latihan soal asam basa berikut. Kalau perlu,

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Nilai Indikator. Larutan Asam-Basa

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Nilai Indikator. Larutan Asam-Basa Model Pengintegrasian Nilai Pendidikan Karakter Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Nilai Indikator 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. 4.2 Menghitung banyaknya

Lebih terperinci

tujuh1asam - - ASAM BASA GARAM - - Asam Basa Garam 7202 Kimia Les Privat dirumah bimbelaqila.com - Download Format Word di belajar.bimbelaqila.

tujuh1asam - - ASAM BASA GARAM - - Asam Basa Garam 7202 Kimia Les Privat dirumah bimbelaqila.com - Download Format Word di belajar.bimbelaqila. - - ASAM BASA GARAM - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian tujuh1asam Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara downloadnya.

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka. Asam basa Konjugasi Menurut Bronsted Lowry

Bab II Tinjauan Pustaka. Asam basa Konjugasi Menurut Bronsted Lowry Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Asam basa Konjugasi Menurut Bronsted Lowry Untuk memahami konsep larutan buffer perlu diketahui konsep asam basa. Konsep asam basa ada tiga yaitu menurut Arrhenius, Bronsted

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS ) HIDROLISIS

LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS ) HIDROLISIS LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS ) HIDROLISIS 1. 50 ml larutan asam nitrit 0,2 M dicampur dengan 25 ml KOH 0,4 M, lalu ditambahkan air lagi hingga volume larutan menjadi 350 ml. Jika Ka HNO 2 = 4 10-8. hitung

Lebih terperinci

M 0,4 0,1 0,2 B 0,1 0,1 0,1 0,1 S 0,3-0,3 0,1 POH = -

M 0,4 0,1 0,2 B 0,1 0,1 0,1 0,1 S 0,3-0,3 0,1 POH = - 1. Campuran di bawah ini yang dapat membentuk larutan penyangga adalah.... A. Asam nitrat dengan natrium asetat B. Asam fosfat dengan natrium asetat C. Asam nitrat dengan kalium nitrat D.Asam asetat dengan

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA 1 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar natrium karbonat dan natrium hidrogen karbonat dengan titrasi

Lebih terperinci

Standar Kompetensi: Mendiskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran serta terapannya

Standar Kompetensi: Mendiskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran serta terapannya LARUTAN ASAM BASA Standar Kompetensi: Mendiskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran serta terapannya Kompetensi Dasar: Menyelidiki teori asam basa menurut Arrchenius, mengklasifikasi berbagai

Lebih terperinci