BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG



dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012

BAB III GAMBARAN UMUM

BAB III PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) KOTA BANDUNG. utara dengan kontur yang berbukit-bukit. Wilayah Kota Bandung dilewati oleh 15

A. Keadaan Geografis Dan Topografi

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

DEMOGRAFI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

A. Gambaran Umum Daerah

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II GAMBARAN OBYEK PENELITIAN. wilayah kecamatan dan 45 wilayah kelurahan yang sebagian besar tanahnya. formasi geologi batuan sedimen old andesit.

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun

STATISTIK DAERAH KECAMATAN ANDIR 2015

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR. Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

Kecamatan Bojongloa Kaler

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia


STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya

STATISTIK DAERAH. Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG. Katalog BPS nomor :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

Tabel 2.6. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Tegal Pada Tahun 2013

GAMBARAN UMUM KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI RIAU

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

Kata pengantar. Tanjungpinang, September 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB II GAMBARAN UMUM. Progo, Kabupaten Gunung Kidul, dan Kota Yogyakarta. Secara geografis, Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Tabel Jenis dan Kawasan Potensi Bencana Alam Kabupaten Temanggung

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

KATA PENGANTAR. Syukur alhamdulilah, tahun ini buku DATA DEMOGRAFI, EKONOMI, DAN SOSIAL BUDAYA KOTA MADIUN 2017 dapat diselesaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

DEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

KEADAAN UMUM KOTA YOGYAKARTA. satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus kota di samping 4 daerah tingkat II

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa


PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DAN PENANGGULANGANNYA

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Kabupaten Wonogiri di bagian tenggara, Kabupaten Klaten di bagian timur laut,

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUKAJADI 2016 ISSN : - No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

BAB IV GAMBARAN UMUM

RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 2012

Kepala Daerah berkewajiban menyampaikan LKPJ kepada DPRD dalam rangka mewujudkan pelaksanaan otonomi daerah yang sejalan dengan upaya menciptakan

Kata pengantar. Tanjungpinang, Oktober 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

STATISTIK DAERAH KECAMATAN RANCASARI 2016 ISSN : - No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G /

Katalog BPS : STATISTIK DAERAH KECAMATAN RANCASARI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Analisis Pembangunan Manusia Di Sumatera Barat

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Keadaan Geografis. Secara geografis Kabupaten Jepara terletak antara sampai

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

terdapat di tingkat SD/Sederajat. lebih tinggi di luar Temanggung. waktu satu tahun per kelahiran hidup.

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian


BAB II LETAK DAN LOKASI PENELITIAN. dan kota terbesar kedua di provinsi tersebut setelah Medan. Karena letak

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Benai terletak antara LS dan BT

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 65 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN

BAB IV KONDISI UMUM. A. Letak Geografis, Iklim

Kalimantan Selatan. Pasar Terapung Muara Kuin

STATISTIK DAERAH KECAMATAN ANDIR 2016 ISSN : - No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 18,2 cm x 25,7 cm Jumlah Halaman :

NO KATALOG :

BAB I PENDAHULUAN. Kota dengan segala macam aktivitasnya menawarkan berbagai ragam

TINJAUAN PUSTAKA Masalah Gizi Ganda

Kata Sambutan Untuk mewujudkan visi Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai pelopor data statistik terpercaya untuk semua, BPS terus melakukan inovasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Barat yang terletak diantara 107º30 107º40 Bujur Timur dan 6º25 6º45

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI Kota Bandung merupakan Ibu kota Propinsi Jawa Barat yang terletak diantara 107 36 Bujur Timur, 6 55 Lintang Selatan. Ketinggian tanah 791m di atas permukaan laut, titik terendah + 675 m berada di sebelah selatan dengan permukaan relatif datar dan titik tertinggi + 1.050 m berada di sebelah utara dengan kontur yang berbukit-bukit. Wilayah Kota Bandung dilewati oleh 15 sungai sepanjang 265,05 Km, dimana sungai utamanya yaitu Sungai Cikapundung beserta anak-anak sungainya pada umumnya mengalir ke arah selatan dan bermuara ke Sungai Citarum. Iklim Kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang sejuk tetapi beberapa tahun belakangan mengalami peningkatan suhu yang disebabkan polusi dan pemanasan global. Luas wilayah Kota Bandung Berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya Tingkat II Bandung Nomor 10 Tahun 1989 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung, luas wilayah Kota Bandung adalah 16.729,65 Ha. Wilayah pemerintahan terbagi dalam 30 Kecamatan, 151 Kelurahan yang terdiri dari 1.558 Rukun Warga (RT), dan 9.678 Rukun Tetangga (RT). Kota Bandung dipimpin oleh Walikota dibantu oleh Wakil Walikota dan Sekretaris Daerah yang membawahi 3 Asisten Sekretaris Daerah, dengan 11 Kepala Bagian, 11 Kepala Dinas, 6 Kepala Badan dan 2 Kepala Kantor, 1 Inspektorat serta 3 Rumah Sakit Daerah. Secara administratif Kota Bandung berbatasan dengan daerah kabupaten/kota lainnya yaitu : 4

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. 2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat. 3. Sebelah Timur dan Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Dalam pelaksanaan Pembangunan Kesehatan diperlukan kerjasama dengan ketiga Kabupaten Kota diatas karena masalah-masalah kesehatan tidak mengenal batas wilayah kerja. Kota Bandung sebagai kota besar juga memiliki 6 fungsi kota yaitu sebagai : o Pusat Pemerintahan Jawa Barat o Kota Ekonomi dan Perdagangan o Kota Pendidikan o Kota Budaya dan Wisata o Kota Industri o Etalase Jawa Barat Posisi strategis Kota Bandung terlihat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, dimana Kota Bandung ditetapkan dalam sistem perkotaan nasional sebagai bagian dari Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Kawasan Perkotaan Bandung Raya. Bandung, sebagai kota besar tidak terlepas dari berbagai permasalahan akibat urbanisasi, yang membentuk budaya masyarakat yang heterogen sehingga pemerintah Kota Bandung perlu mengadakan penataan kota secara tepat dancermat. 5

GRAFIK II.1 PERKEMBANGAN JUMLAH PENDUDUK DI KOTA BANDUNG TAHUN 2008 2012 Sumber : BPS Kota Bandung 2012 Pertambahan jumlahpenduduk di Kota Bandung dapat disebabkan oleh migrasi yang berarti pertambahan akibat perpindahan penduduk ke Kota Bandung (urbanisasi) lebih besar dari penduduk yang meninggalkan Kota Bandung atau yang dikenal dengan istilah migrasi neto positif. Selain itu juga pertambahan penduduk dikarenakan oleh fertilitas yang cukup tinggi (pertumbuhan penduduk alami). Berbagai masalah akan timbul sebagai dampak dari tingginya kepadatan penduduk seperti sosial, ekonomi, lingkungan, perumahan, termasuk kesehatan. Kepadatan penduduk dapat mengakibatkan permasalahan kesehatan mulai dari penyakit menular seperti TBC, diare, dan Hepatitis hingga akses pelayanan kesehatan yang terbatas. Program untuk mengurangi tingkat kepadatan penduduk adalah dengan program transmigrasi ke daerah luar Jawa dan menggalakkan Program Keluarga Berencana. 7

Bila dilihat dari komposisi penduduk masyarakat Kota Bandung berdasarkan jenis kelamin, penduduk laki laki lebih banyak dari pada perempuan,sebanyak 50,75% laki-laki dan perempuan sebanyak 49,25 %. Komposisi penduduk menurut golongan umur dapat dilihat pada grafik batang sebagaimana berikut ini GRAFIK II. 2 PENDUDUK MENURUT GOLONGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012 75+ 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 5-9 0-4 60.051 70.684 86.816 101.646 117.290 132.013 130.003 111.269 97.629 108.813 108.712 13.292 13.631 21.211 27.062 46.000 18.894 15.536 23.157 28.446 43.169 59.462 72.118 84.832 96.429 108.595 121.802 123.107 113.951 94.144 102.547 103.206 LAKI-LAKI PEREMPUAN 150.000 100.000 50.000 0 50.000 100.000 150.000 Sumber : BPS Kota BandungTahun 2012 Grafik komposisi penduduk di Kota Bandung memiliki bentuk limas (expansive) atau disebut piramida penduduk muda, yang menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih banyak dari pada usia dewasa maupun tua, sehingga pertumbuhan penduduk sangat tinggi. Ciri-ciri struktur grafik penduduk ini adalah : Sebagian besar penduduk berada pada kelompok penduduk muda, kelompok usia 8

tua jumlahnya sedikit, dan tingkat kelahiran bayi tinggi, sehingga pertumbihan penduduk tinggi. Grafik diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk terbanyak di Kota Bandung berada pada usia 20 29 tahun yaitu sebesar 20,65 %. Komposisi penduduk Kota Bandung menurut kelompok umur menunjukkan bahwa penduduk berusia muda yaitu 0 14 tahun25,05%, usia produktif 15 64 tahun sebesar 70,65% dan usia tua 65 tahun sebesar 4,31%. Pengelompokan penduduk berdasarkan umur berguna bagi intervensi program kesehatan yang akan dilakukan. Kelompok umur tertentu, seperti balita dan usia lanjut, merupakan sasaran program kesehatan, karena kelompok tersebut merupakan kelompok rentan terhadap resiko penyakit-penyakit tertentu yang memerlukan penanganan kesehatan khusus. 2. Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk Penduduk Kota Bandung mendiami 167,31 Km 2 luas Kota Bandung maka dapat diketahui bahwa kepadatan penduduk per kilometer perseginya adalah sebesar 14.676 jiwa/km 2 atau 146 jiwa per Ha. Kondisi ini melampaui standar sehat kepadatan penduduk yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) yaitu sebesar97 jiwa / Ha. Dari standard tersebut diketahui bahwa hanya 7 kecamatan di Kota Bandung yang tergolong wilayah dengan standar sehat padat penduduk. Persebaran penduduk di Kota Bandung terbanyak terdapat di Kecamatan Babakan Ciparay dengan 145.411 jiwa kemudian Kecamatan Bandung Kulon 140.780 jiwa dan kecamatan dengan jumlah penduduk yang paling sedikit adalah Kecamatan Cinambo dengan 24.942 jiwa. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Bojong Loa Kaler dengan kepadatan 39.282 jiwa/km 2 kemudian Kecamatan Andir 25.993 jiwa/km 2 sedangkan untuk 9

kecamtan dengan kepadatan penduduk terendah berada di Kecamatan Gedebage dengan kepadatan 3.826 jiwa /Km 2. Hal ini menandakan bahwa kepadatan penduduk di Kota Bandung tidak merata masih bertumpuk pada daerah-daerah industri kecil /industri besar. GAMBAR II. 2 PETA KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA BANDUNGTAHUN2012 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 C. PENDUDUK MISKIN Jumlah penduduk miskin dan hampir miskin di Kota Bandung, yang bersumber dari kepemilikan Jamkesmas dan Jamkesda (Bawaku Sehat) di Tahun 2012 adalah berjumlah 669.300 jiwa dengan rincian 346.230 jiwa peserta Jamkesmas dan 323.070 jiwa peserta Jamkesda. Jumlah ini sebesar 27,26 % dari jumlah penduduk Kota Bandung. Wilayah dengan persentase penduduk miskin (perbandingan penduduk miskin dengan jumlah penduduk) 10

tertinggi berada di Kecamata Bojongloa Kaler dengan persentase 42,96% kemudian Kecamatan Batununggal dengan persentase 41,42%. Wilayah dengan persentase penduduk miskin terendah berada di Kecamatan Rancasari dengan persentase 8,35%. Kemiskinan secara tidak langsung sangat berpengaruh terhadap kesehatan, terutama berkaitan dengan asupan gizi makanan, kualitas lingkungan tempat tinggal, akses pelayanan kesehatan dan lain-lain. Untuk itu, data kemiskinan dalam pembangunan kesehatan sangat diperlukan sebagai bahan untuk menentukan kebijakan kebijakan promosi maupun jaminan kesehatan. D. KEADAAN EKONOMI Salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan yang ada adalah melalui perhitungan indikator pertumbuhan ekonomi, walaupun pertumbuhan ekonomi bukanlah tujuan akhir dari pembangunan. Tujuan utama yang ingin dicapai adalah kesejahteraan rakyat seluas-luasnya. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) atau Economic Growth adalah indikator yang menunjukkan ada tidaknya kenaikan produk yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi di suatu daerah pada waktu tertentu. Laju Pertumbuhan Ekonomi merupakan indeks berantai dari masingmasing kegiatan ekonomi. Kondisi perekonomian masyarakat Kota Bandung dapat terlihat dari Indikator Laju Pertumbuhan Ekonomi yang setiap tahun mengalami kenaikan yang signifikan. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Bandung meningkat signifikan dari 8,73% pada Tahun 2011 menjadi 9,40% pada Tahun 2012. Kenaikan LPE 0,67 % terhadap tahun lalu dapat disebabkan adanya peningkatan beberapa faktor indikator makro yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari grafik berikut ini. 11

9,60 9,40 9,20 9,00 8,80 8,60 8,40 8,20 8,00 7,80 7,60 7,40 GRAFIK II. 3 LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BANDUNG TAHUN 2008-2012 8,17 8,34 8,46 8,73 2008 2009 2010 2011 2012 9,40 LPE Sumber : BPS Kota Bandung Tahun 2012 Capaian Indeks Daya Beli Kota Bandung tahun 2012 juga memperlihatkan tren yang sama dengan LPE yaitu kenaikan terhadap tahun 2011. Indeks Daya Beli tahun 2012 adalah sebesar 66,35 naik dari Tahun 2011 65,90. Indeks Daya Beli merupakan alat ukur untuk mengetahui standar kehidupan yang layak dan juga sebagai indikator komposit dalam menghitung Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Kekuatan ekonomi yang baik, bersama dengan sektor lain seperti pendidikan, dapat menjadi strengh / pilar penunjang pembangunan kesehatan. Meski demikian, peningkatan dalam bidang perekonomian di masyarakat tanpa basis pengetahuan kesehatan yang memadai, maka akan memunculkan permasalahan kompleks seperti masalah kesehatan ganda, dimana masalah penyakit infeksi muncul bersama penyakit-penyakit degeneratif. 12

E. KEADAAN PENDIDIKAN Manusia yang berkualitas, bermutu serta mampu bersaing dalam menghadapi jaman merupakan hasil dari proses pendidikan baik pendidikan formal maupun informalyang berkualitas. Penduduk yang bermutu akan mampu berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pembangunan termasuk pembangunan kesehatan sehingga dapat secara mandiri meraih kehidupan yang sehat. Tingkat pendidikan formal penduduk yang diselesaikan dapat dijadikan dasar perencanaan program kesehatan. GRAFIK II.4 PERSENTASE PENDUDUK BERUSIA 10 TAHUN KEATAS DIRINCI MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN YANG DITAMATKAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011 40,00 35,00 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 7,00 TIDAK/BELUM SEKOLAH DAN TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI 35,26 22,50 20,26 9,62 5,35 SD/MI SMP/ MTs SMA/ SMK/ MA AK/ DIPLO MA UNIVERSITAS Sumber : BPS Kota Bandung Tahun 2011 Grafik diatas menunjukkan jumlah penduduk dengan pendidikanterbanyak yang ditamatkan pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SLTA) sebesar 35,26%, Akademi/Diploma sebesar 5,35%, S1/S2 sebesar 9,62%. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas sumber dayamanusia di Kota Bandung cukup memadai. 13

Walaupun masih ditemukan penduduk yang tamat SD sebesar 22,50% serta yang belum/tidak tamat SD sebesar 7,00% yang secara tidak langsung dapat menjadi ancaman bagi pembangunan kesehatan di Kota Bandung. Capaian Rata-Rata Lama Sekolah di Kota Bandung Tahun 2011Kota Bandung adalah 10,70 tahun sedangkan di Tahun 2012 sebesar 10,74. Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah di Kota Bandung dalam lima tahun terakhir dapat dilihat dari grafik di bawah ini. 10,8 10,75 10,7 10,65 10,6 10,55 10,5 10,45 10,4 GRAFIK II.5 PERKEMBANGAN RATA-RATA LAMA SEKOLAH DI KOTA BANDUNG (DALAM TAHUN) TAHUN 2008 2012 10,52 10,56 10,68 10,70 2008 2009 2010 2011 2012 10,74 RATA-RATA LAMA SEKOLAH Sumber : BPS Kota Bandung Tahun 2012 Grafik di atas dapat diartikan bahwa rata-rata warga Kota Bandung usia 7 18 tahun telah dapat menyelesaikan pendidikan hingga kelas 2 SMA. Situasi pendidikan di suatu wilayah juga dapat digambarkan melalui Angka Melek Huruf (AMH). Angka Melek Huruf adalah proporsi seluruh penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya. Berikut grafik Angka Melek Huruf di Kota Bandung dalam lima tahun terakhir. 14

GRAFIK II.6 PERKEMBANGAN PERSENTASE ANGKA MELEK HURUF DI KOTA BANDUNGTAHUN 2008 2012 99,60 99,58 99,56 99,58 99,54 99,52 99,54 99,54 99,55 99,50 99,48 99,46 99,50 2008 2009 2010 2011 2012 Angka Melek Huruf Sumber : BPS Kota Bandung Tahun 2011 Grafik di atas memperlihatkan indikator Angka Melek Huruf, yang menggambarkan tingkat penduduk di atas 10 tahunyang dapat membaca. Angka Melek Huruf Kota Bandung di Tahun 2011 sebesar 99,55 % sedangkan di Tahun 2012 sebesar 99,58%. F. PEMBANGUNAN MANUSIA Indeks pembangunan manusia (IPM) atau Human Development Index(HDI) adalah indikator untuk mengukur kualitas manusia di wilayah setempat. Indikator ini adalah indikator komposit yang kompleks yang mengikutsertakan banyak indikator dari berbagai bidang strategis, seperti kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Badan Pusat Statistikmenghitung indikator ini setiap tahunnya untuk mengukur kualitas manusia di wilayah setempat tersebut sekaligus mengukur evaluasi kinerja pemerintah. Berikut grafik IPM di Kota Bandung dalam lima tahun terakhir. 15

GRAFIK II.7 PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA(IPM) DI KOTA BANDUNGTAHUN 2008 2012 79,40 79,20 79,00 78,80 78,60 78,40 78,20 78,00 77,80 79,32 79,15 78,99 78,71 78,33 2008 2009 2010 2011 2012 IPM Sumber : BPS Kota Bandung Tahun 2012 IPM Kota Bandung Tahun 2012 sebesar 79,32. Melalui IPM ini dapat menjadi indikasi bahwa kesejahteraan masyarakat Kota Bandung dari waktu ke waktu mengalami peningkatan. Indeks Kesehatan mengukur tingkat kesehatan manusia secara umum di suatu wilayah tertentu. Indeks Kesehatan juga merupakan indikator komposit yang kompleks yang perhitungannya memperhitungkan banyak indikator lain dalam bidang kesehatan. Indikator Indeks Kesehatan setidaknya memilik 2 kelompok penilaian indikator kesehatan. Kelompok yang pertama adalah indikator yang menghitung jumlah kematian yang terjadi selama periode tertentu dengan penyebabnya. Kelompok kedua adalah indikator kesehatan mengukur tingkat kecatatan atau kesakitan yang ada di masyarakat.peningkatan Indeks Kesehatan merupakan tanggung jawab seluruh pihak, bukan hanya menjadi tugas pemerintah. Indeks Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011 sebesar 81,32 meningkat di Tahun 2012 menjadi 81,35. Di bawah ini grafik 16

yangmenggambarkan perkembangan Indeks Kesehatan di Kota Bandung dalam lima tahun terakhir. GRAFIK II.8 PERKEMBANGAN INDEKS KESEHATAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2008 2012 81,40 81,30 81,20 81,10 81,00 80,90 80,80 80,70 80,97 81,08 81,22 81,32 2008 2009 2010 2011 2012 Indeks Kesehatan 81,35 Sumber BPS Kota Bandung Tahun 2012 Grafik di atas memperlihatkan bahwa Indeks Kesehatan di Kota Bandung dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dalam 5 tahun terakhir. Capaian Angka Harapan Hidup (AHH) Kota Bandung di Tahun 2011 sebesar 73,79 tahun. Angka ini naik sebesar 0,06 tahun bila dibandingkan dengan tahun lalu. Definisi AHH sendiri adalah perkiraan rata-rata lamanya hidup sejak 0 tahun yang akan dicapai oleh sekelompok penduduk. Peningkatan AHH adalah hasil kumulatif dari berbagai kegiatan baik yang bersifat preventif, promotif, maupun kuratif di berbagai tingkatan pelayanan kesehatan. Di bawah ini grafik yang menggambarkan perkembangan Angka Harapan Hidup Kesehatan di Kota Bandung dalam lima tahun terakhir. 17

GRAFIK II.9 PERKEMBANGAN ANGKA HARAPAN HIDUP DI KOTA BANDUNG (DALAM TAHUN) TAHUN 2008 2012 73,85 73,80 73,75 73,70 73,65 73,60 73,55 73,50 73,45 73,81 73,79 73,73 73,65 73,58 2008 2009 2010 2011 2012 Angka Harapan Hidup Sumber : BPS Kota Bandung Tahun 2012 Grafik di atas memperlihatkan bahwa Umur Harapan Hidup di Kota Bandung meningkat tahun demi tahun dalam lima tahun terakhir. Capaian Angka Harapan Hidup (AHH) Kota Bandung di Tahun 2012 sebesar 73,81 tahun. Ini berarti bayi penduduk Kota Bandung yang dilahirkan di Tahun 2012 akan memiliki kemungkinan hidup hingga usia 73,81 tahun. 18