PROFIL KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012"

Transkripsi

1 PROFIL KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012

2 KATA PENGANTAR Dalam menjalankan organisasi, fungsi-fungsi manajemen perencanaan, monitoring dan evaluasi selalu membutuhkan pasokan data dan informasi yang memadai dari sumber-sumber fungsionalitasnya. Seperti halnya dalam mengukur ketercapaian Visi dan Misi sektor kesehatan di Kota Bandung, dan dalam merencanakan berbagai program kegiatan bidang kesehatan, juga diperlukan data dan informasi yang memadai. Maka, guna memenuhi kebutuhan itu, disusunlah Buku Profil Kesehatan Kota Bandung yang terbit setiap tahun. Meski demikian, Buku Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 ini menyajikan data dan informasi tidak hanya untuk mereka yang berkecimpung di sektor kesehatan, tetapi juga untuk keperluan menejerial oleh berbagai kalangan. Hal ini juga sejalan dengan pemahaman bahwa keberhasilan pembangunan kesehatan bukan hanya tanggung jawab dari sektor kesehatan semata, melainkan tanggung jawab dari seluruh stakeholders terkait. Berbagai data dan informasi yang dimuat dalam buku ini adalah gambaran kondisi kesehatan dan lingkungan masyarakat serta kegiatan dan program kesehatan, termasuk yang bersumber dari lintas sektor yang berkaitan dengan bidang kesehatan yang di lakukan oleh pemerintah, swasta, maupun yang bersumber daya masyarakat di Kota Bandung di Tahun Di dalamnya juga memuat perbandingan variabel dan indikator kesehatan tersebut terhadap amanah pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM), Millenium Development Goals (MDS), dan terhadap tahun-tahun sebelumnya. Gambaran kesehatan dalam kewilayahan dan rinciannya di Kota Bandung juga ditampilkan dalam profil ini melalui lampiran yang terdapat dalam tabel profil kesehatan. Pedoman petunjuk teknis Profil Kesehatan data terpilah/ Pengarusutamaan Gender Bidang Kesehatan dari Kemenkes RI telah dijadiakan acuan penyusunan Profil Kesehatan semenjak penyusunan Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011 lalu, termasuk dalam Profil Kesehatan Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

3 Kota Bandung Tahun Namun kesiapan dan ketersediaan sumber data untuk melangkapi isian data terpilah/pengarusutamaan gender bidang kesehatan belum seluruhnya terisi. Dengan tersedianya data kesehatan yang responsif gender, diharapkan pembaca dapat mengidentifikasi ada-tidaknya serta besaran kesenjangan mengenai kondisi, kebutuhan, dan manfaat dalam pembangunan bidang kesehatan. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 ini. Untuk itu kami sangat mengharapkan masukan dan saran untuk perbaikan penyusunan Profil Kesehatan Kota Bandung tahun-tahun berikutnya sehingga penyusunan profil yang akan datang akan lebih baik lagi. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku profil ini. Harapan kami semoga buku Profil Kesehatan Kota Bandung ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Bandung, Juli 2013 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG dr. Hj.Ahyani Raksanagara, M.Kes Pembina Utama Muda NIP Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI... 6 C. PENDUDUK MISKIN DAN KELUARGA MISKIN D. KEADAAN EKONOMI E. KEADAAN PENDIDIKAN F. PEMBANGUNAN MANUSIA BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN KOTA BANDUNG A. ANGKA KEMATIAN 1. ANGKA KEMATIAN BAYI ANGKA KEMATIAN BALITA ANGKA KEMATIAN IBU B. ANGKA KESAKITAN C. PENYAKIT MENULAR YANG DIAMATI 1. PENYAKIT ACUTE FLACCID PARALYSIS (AFP) PENYAKIT TUBERCULOSIS PENYAKIT PENUMONIA PADA BALITA PENYAKIT HIV/AIDS PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL PENYAKIT DIARE Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 i

5 7. PENYAKIT KUSTA PENYAKIT MENULAR YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PENYAKIT MALARIA PENYAKIT FILARIASIS D. STATUS GIZI 1. BERAT BAYI LAHIR RENDAH BALITA GIZI KURANG BALITA GIZI BURUK BALITA GIZI LEBIH BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN DI KOTA BANDUNG A. PELAYANAN KESEHATAN 1. PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL A. PEMERIKSAAN KESEHATAN IBU HAMIL K B. PEMERIKSAAN KESEHATAN IBU HAMIL K C. IMUNISASI TT IBU HAMIL D. PERSENTASE IBU HAMIL DAPAT FE E. KOMPLIKASI KEBIDANAN YANG DITANGANI F. PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN G. PELAYANAN NIFAS PELAYANAN KELUARGA BERENCANA A. PESERTA KELUARGA BERENCANA BARU B. PESERTA KELUARGA BERENCANA AKTIF C. PESERRTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI.. 72 D. PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KOTRASEPSI PELAYANAN KESEHATAN BAYI A. KUNJUNGAN NEONATUS Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 ii

6 B. NEONATUS DENGAN KOMPLIKASI YANG DITANDATANGANI C. KUNJUNGAN BAYI D. IMUNISASI BAYI E. ASI EKSKLUSIF PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA PELAYANAN GIZI A. MAKANAN PENDAMPING ASI B. ANAK BALITA DENGAN STATUS BAWAH GARIS MERAH (BGM) C. BALITA DITIMBANG BERAT BADANNYA D. BALITA GIZI BURUK MENDAPAT PERAWATAN PELAYANAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD ATAU SETINGKATNYA PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT GAWAT DARURAT POTENSI KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) A. POTENSI KASUS DAN WILAYAH KLB B. JUMLAH PENDERITA PELAYANAN KESEHATAN GIGI A. RATIO TAMBAL CABUT / GIGI TETAP B. PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN 1. JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRABAYAR PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 iii

7 PELAYANAN KESEHATAN ANGKA KEMATIAN PASEN DI RUMAH SAKIT INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT C. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT D. KEADAAN LINGKUNGAN 1. RUMAH SEHAT RUMAH/BANGUNAN YANG DIPERIKSA JENTIK NYAMUK AEDES AEGYPTI PENGGUNAAN AIR BERSIH SARANA SANITASI DASAR TEMPAT-TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGAN BAB V SUMBERDAYA KESEHATAN DI KOTA BANDUNG A. SARANA KESEHATAN 1. KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN/PENGELOLA SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN LABKES DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR POSYANDU MENURUT STRATA UPAYA KESEHATAN BERSUMBER DAYA MASYARAKAT (UKBM) B. TENAGA KESEHATAN 1. JUMLAH DAN RATIO TENAGA MEDIS (DOKTER UMUM, DOKTER SPESIALIS, DOKTER GIGI) DI SARANA KESEHATAN JUMLAH DAN RATIO TENAGA KEPERAWATAN (BIDAN DAN PERAWAT) SARANA KESEHATAN Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 iv

8 3. JUMLAH DAN RATIO TENAGA KEFARMASIAN DI SARANA KESEHATAN JUMLAH DAN RATIO TENAGA GIZI DI SARANA KESEHATAN JUMLAH DAN RATIO TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN C. PEMBIAYAAN KESEHATAN BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 v

9 DAFTAR TABEL TABEL III.1 DUA PULUH PENYAKIT TERBANYAK DI PUSKESMAS DI KOTA BANDUNG TAHUN TABEL IV.1 JUMLAH WANITA USIA SUBUR/IBU HAMIL DENGAN STATUS IMUNISASI TT2+ DI KOTA BANDUNG TAHUN TABEL IV.2 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS DI KOTA BANDUNG TAHUN TABEL IV.3 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT DI KOTA BANDUNG TAHUN TABEL IV.4 INDIKATOR KINERJA RUMAH SAKIT DI KOTA BANDUNG TAHUN TABEL IV.4A KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR DI KOTA BANDUNG TAHUN TABEL IV.5 PERSENTASE TEMPAT TEMPAT UMUM DAN PENGOLAHAN MAKANAN (TUPM) SEHAT DI KOTA BANDUNG TAHUN TABEL IV.6 PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA DI KOTA BANDUNG TAHUN TABEL V.1 JUMLAH SARANA DAN TENAGA KESEHATAN DI KOTA BANDUNG TAHUN TABEL V.2 JUMLAH SARANA DAN TENAGA KESEHATAN DI KOTA BANDUNG TAHUN TABEL V.3 JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI KOTA BANDUNG TAHUN TABEL V.4 JUMLAH DAN RASIO TENAGA MEDIS DI KOTA BANDUNG TAHUN TABEL V.5 RASIO TENAGA DOKTER UMUM,DOKTER SPESIALIS, DAN DOKTER GIGI DI KOTA BANDUNG TAHUN TABEL V.6 JUMLAH DAN RASIO TENAGA KEPERAWATAN DI KOTA BANDUNG TAHUN Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 vi

10 TABELV.7 JUMLAH DAN RASIO TENAGA KEFARMASIAN DI KOTA BANDUNG TAHUN TABEL V.8 RASIO DAN JUMLAH TENAGA GIZI DI KOTA BANDUNG TAHUN TABELV.9 JUMLAH DAN RASIOTENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA BANDUNG TAHUN TABEL V.10 JUMLAH DAN RASIO TENAGA SANITASI DI KOTA BANDUNG TAHUN TABEL V.11 ANGGARAN KESEHATAN DENGAN BERBAGAI SUMBER DI KOTA BANDUNG TAHUN Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 vii

11 DAFTAR GAMBAR GAMBAR II.1 PETA KOTA BANDUNG... 6 GAMBAR II.2 PETA KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA BANDUNG TAHUN GAMBAR III.1 JUMLAH KEMATIAN BAYI DI KOTA BANDUNG TAHUN GAMBAR III.2 JUMLAH KEMATIAN IBU DI KOTA BANDUNG TAHUN GAMBAR III.3 JUMLAH KASUS KEMATIAN TB DI KOTA BANDUNG TAHUN GAMBAR III.4 JUMLAH KASUS DIARE DI KOTA BANDUNG TAHUN GAMBAR III.5 JUMLAH KEMATIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA BANDUNG TAHUN GAMBAR IV.1 PETA CAKUPAN PERSENTASE KUNJUNGAN BUMIL K4 DI KOTA BANDUNG TAHUN GAMBAR IV.2 PETA CAKUPAN PERSENTASE PEMBERIAN TABLET BESI (FE 90) KEPADA BUMIL DI KOTA BANDUNG TAHUN GAMBAR IV.3 PETA CAKUPAN PERSENTASE BUMIL RISTI DITANGANIDI KOTA BANDUNG TAHUN GAMBAR IV.4PETA CAKUPAN PERSENTASE LINAKES DI KOTA BANDUNG TAHUN GAMBAR IV.5PETA CAKUPAN PERSENTASE ASI EKSKLUSIF DI KOTA BANDUNG TAHUN GAMBAR IV.6 PETA WILAYAH RAWAN GIZI DI KOTA BANDUNG TAHUN GAMBAR IV.7 PETA WILAYAH KELURAHAN BERPOTENSI KLB DI KOTA BANDUNG TAHUN GAMBAR IV.8 PETA JUMLAH MASYARAKAT MISKIN DI KOTA BANDUNG TAHUN Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 viii

12 GAMBAR IV.9 PETA SEBARAN RUMAH SAKIT DI KOTA BANDUNG TAHUN GAMBAR IV.10 PETA CAKUPAN PERSENTASE PHBS DI KOTA BANDUNG TAHUN GAMBAR IV.11 PETA CAKUPAN PERSENTASE RUMAH SEHAT DI KOTA BANDUNG TAHUN GAMBAR IV.12 PETA CAKUPAN PERSENTASE BANGUNAN BEBAS JENTIK DI KOTA BANDUNG TAHUN GAMBAR IV.13 PETA CAKUPAN PERSENTASE JAMBAN SEHAT DI KOTA BANDUNG TAHUN GAMBAR IV.14 PETA CAKUPAN PERSENTASE SPAL SEHAT DI KOTA BANDUNG TAHUN GAMBAR IV.15 PETA CAKUPAN PERSENTASE TUPM SEHAT DI KOTA BANDUNG TAHUN GAMBAR V.1 PETA SEBARAN UPT PUSKESMAS DAN PUSKESMAS DI KOTA BANDUNG TAHUN GAMBARV.2 PETA RASIO POSYANDU TERHADAP BALITA DI KOTA BANDUNG TAHUN Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 ix

13 DAFTAR GRAFIK GRAFIK II.1 PERKEMBANGAN JUMLAH PENDUDUK DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK II.2 PENDUDUK MENURUT GOLONGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK II.3 LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK II.4 PERSENTASE PENDUDUK BERUSIA 10 TAHUN KEATAS DIRINCI MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN YANG DITAMATKAN DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK II.5 PERKEMBANGAN RATA-RATA LAMA SEKOLAH DI KOTA BANDUNG(DALAM TAHUN)TAHUN GRAFIK II.6 PERKEMBANGAN PERSENTASE ANGKA MELEK HURUF DI KOTA BANDUNGTAHUN GRAFIK II.7 PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK II.8 PERKEMBANGAN INDEKS KESEHATAN DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK II.9 PERKEMBANGAN ANGKA HARAPAN HIDUP DI KOTA BANDUNG (DALAM TAHUN) TAHUN GRAFIK III.1 PERKEMBANGAN ANGKA KEMATIAN BAYI DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK III.2 JUMLAH KEMATIAN BAYI DI KOTA BANDUNGTAHUN GRAFIK III.3 JUMLAH KEMATIAN BALITA DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK III.4 JUMLAH KEMATIAN IBU DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK III.5 PERKEMBANGAN PENYAKIT TERBESAR DI PUSKESMAS DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK III.6 JUMLAH TEMUAN KASUS ACUTE FLACCID PARALYSE ( AFP ) DI KOTA BANDUNG TAHUN Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 x

14 GRAFIK III.7 JUMLAH KASUS TUBERCULOSIS DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK III.8 JUMLAH KASUS PNEUMONIA PADA BALITA DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK III.9 PERKEMBANGAN JUMLAH KOMULATIF HIV/AIDS DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIKIII.10 PERKEMBANGAN JUMLAH KASUS BARU HIV/AIDS DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK III.11 PROPORSI KUMULATIF KASUS AIDSMENURUT FAKTOR RESIKO DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK III.12 PROPORSI KUMULATIF KASUS AIDSMENURUT JENIS PEKERJAAN DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK III.13 PERKEMBANGAN JUMLAH PENDERITA HIV/AIDS MENINGGAL DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK III.14 PERKEMBANGAN JUMLAH KUMULATIF PENDERITA HIV/AIDS MENINGGAL DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK III.15 PERKEMBANGAN PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL DIKOTA BANDUNGTAHUN GRAFIK III.16 PERKEMBANGAN PENYAKIT DIARE PADA BALITA DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK III.17 PERKEMBANGAN PENYAKIT CAMPAK DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK III.18 PERKEMBANGAN PERSENTASE BANGUNAN DIPERIKSAJENTIK NYAMUK DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK III.19 PERKEMBANGAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK III.20 JUMLAH BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK III.21 PERKEMBANGAN JUMLAH BALITA GIZI KURANG DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK III.22 PERKEMBANGAN PERSENTASE GIZI BURUK BALITA DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK III.23 PERKEMBANGAN PERSENTASE GIZI LEBIH BALITA DI KOTA BANDUNG TAHUN Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 xi

15 GRAFIK III.24 PERKEMBANGAN PERSENTASE BALITANAIK BERAT BADAN DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK IV.1 PERKEMBANGAN CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K1 DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIKIV.2 PERKEMBANGAN CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K4 DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK IV.3 PERKEMBANGAN PERSENTASE IBU HAMIL YANG MENDAPAT TABLET FEDI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK IV.4 CAKUPAN KOMPLIKASI KEBIDANAN YANG DITANGANI DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK IV.5 PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK IV.6 PERKEMABANGANPERSENTASE PESERTA KB AKTIF DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK IV.7 PERKEMABANGAN JUMLAH PESERTA KB BARU DAN AKTIF DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK IV.8 PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTASEPSI DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK IV.9 PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTASEPSI DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIKIV.10 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN BAYI DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK IV.11 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI BAYI DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK IV.12 PERSENTASE BALITA DENGANBERAT BADAN DIBAWAH GARIS MERAH (BGM) DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK IV.13 PERKEMBANGAN PERSENTASE BALITA DENGAN STATUS BAWAH GARIS MERAH (BGM) DAN GIZI BURUK DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK IV.14 PERKEMBANGAN PERSENTASE BALITA DITIMBANG DAN NAIK BERAT BADANNYA DI KOTA BANDUNG TAHUN Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 xii

16 GRAFIKIV.15 PERKEMBANGAN PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN KESEHATANUSIALANJUTDI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK IV.16 JUMLAH TUMPATAN DAN PENCABUTAN GIGI DI PUSKESMAS DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK IV.17 PERKEMBANGAN PELAYANAN UKGS DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK IV.18 JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK IV.19 PERKEMBANGAN JUMLAH KUNJUGAN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK IV.20 PERKEMBANGAN JUMLAH KUNJUGAN RAWAT INAP DI PUSKESMAS DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK IV.21 PERSENTASE RUMAH TANGGA BER PHBS DI KOTA BANDUNG PADA TAHUN GRAFIK IV.22 PERKEMBANGAN PERSENTASE KOMPOSISI PHBS DI RUMAH TANGGA DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK IV.23 PERSENTASE PHBS DI KECAMATAN GRAFIKIV.24 PERSENTASE RUMAH SEHAT DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK IV.25 PERKEMBANGAN PERSENTASE RUMAH SEHAT DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK IV.26 PERSENTASE RUMAH SEHAT DI KECAMATAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011 DAN GRAFIK IV.27 PERKEMBANGAN PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK IV.28 PERKEMBANGAN PERSENTASE TTU DAN TUPM DIPERIKSA DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK IV.29 PERKEMBANGAN PERSENTASE TTU DAN TUPM DIPERIKSA DI KOTA BANDUNG TAHUN GRAFIK V.1 POSYANDU MENURUT STRATA DI KOTA BANDUNG TAHUN Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 xiii

17 GRAFIK V.2 GRAFIK V.3 GRAFIK V.4 GRAFIK V.5 PERKEMBANGAN POSYANDU MENURUT STRATA DI KOTA BANDUNG TAHUN PERKEMBANGAN JUMLAH POSYANDU DI KOTA BANDUNG TAHUN PERKEMBANGAN ANGGARAN PER KAPITA DI KOTA BANDUNG TAHUN PERKEMBANGAN PERSENTASE ANGGARAN KESEHTAN TERHADAP APBD DI KOTA BANDUNG TAHUN Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 xiv

18 DAFTAR TABEL DAN HALAMAN PROFIL KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 NO NAMA TABEL NO TABEL HALAMAN 1 2 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL 1 1 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR, RATIO BEBAN TANGGUNGAN, RATIO JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KECAMATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL JUMLAH KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT KECAMATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) DAN AFP RATE (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL JUMLAH KASUS BARU TB PARU DAN KEMATIAN AKIBAT TB PARU MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL JUMLAH KASUS DAN KESEMBUHAN TB PARU BTA+ MENURUT PRESENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL PENEMUAN KASUS PENEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL JUMLAH KASUS BARU HIV, AIDS, DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS MENURUT JENIS KELAMIN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL JUMLAH KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS (BB/TB(PB)) KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS (BB/U) KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL 27A CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMLIKASI DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL 32 36

19 DAFTAR TABEL DAN HALAMAN PROFIL KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 NO NAMA TABEL NO TABEL HALAMAN 34 PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI ANAK USIA 6-23 BULAN KELUARGA MISKIN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PEMULIHAN ANAK USIA 6-59 BULAN KELUARGA MISKIN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL 42A CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL CAKUPAN BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KEJADIAN POTENSI KLB MENURUT JENIS KLB KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR MENURUT JENIS JAMINAN, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL ANGKA KEMATIAN DI RUMAH SAKIT KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL PERSENTASE KELUARGA MENURUT JENIS SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL 64 72

20 DAFTAR TABEL DAN HALAMAN PROFIL KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 NO NAMA TABEL NO TABEL HALAMAN 67 PERSENTASE KELUARGA MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN LABKES DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2008 TABEL JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL ANGGARAN KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL POLA PENYAKIT PENDERTA RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUR 0-28 HARI DAN 29 HARI - 1 TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL 80AB POLA PENYAKIT PENDERTA RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUR 1-4 TAHUN DAN 5-14 TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL 80CD POLA PENYAKIT PENDERTA RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUR TAHUN DAN UMUR TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL 80EF 105 POLA PENYAKIT PENDERTA RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUR TAHUN DAN UMUR > 65 TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2013 TABEL 80GH POLA PENYAKIT PENDERTA RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUR 0-28 HARI DAN 29 HARI - 1 TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL 81AB POLA PENYAKIT PENDERTA RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUR 1-4 TAHUN DAN 5-14 TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL 81CD POLA PENYAKIT PENDERTA RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUR TAHUN DAN TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL 81EF POLA PENYAKIT PENDERTA RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUR TAHUN DAN >65 TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL 81GH POLA PENYAKIT PENDERTIAT RAWAT JALAN DI PUSKESMAS UMUR 0-28 HARI DAN 29 HARI - 1 TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2010 TABEL 82AB POLA PENYAKIT PENDERTIAT RAWAT JALAN DI PUSKESMAS UMUR 1-4 TAHUN DAN 5-14 TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL 82CD POLA PENYAKIT PENDERTIAT RAWAT JALAN DI PUSKESMAS UMUR TAHUN DAN TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL 82EF POLA PENYAKIT PENDERTIAT RAWAT JALAN DI PUSKESMAS UMUR =>70 TAHUN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 TABEL 82GH 114

21

22

23

24 BAB I PENDAHULUAN Peran Sistem Informasi Kesehatan sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan akan berhasil dengan baik apabila didukung oleh tersedianya data dan informasi yang akurat dan disajikan secara cepat dan tepat waktu. Atau dengan kata lain, pencapaian pembangunan kesehatan memerlukan dukungan informasi yang dapat diandalkan untuk mendukung proses pengambilan keputusan di semua tingkatan administrasi pelayanan kesehatan. Salah satu bentuk output Sistem Informasi Kesehatan berupa penyajian data dan informasi yang menggambarkan hasil Pembangunan Bidang Kesehatan di Kota Bandung yangdikemas dalam bentuk Profil Kesehatan Kota Bandung yang dibuat satu tahun sekali. Profil Kesehatan merupakan gambaran kondisi kesehatan masyarakat Kota Bandung yang tercermin dariindikator-indikator pembangungan kesehatan. Indikator-indikator ini dipakai sebagai alat untuk mengukur hasil pembangunan sektor kesehatan dalam mencapai visi Bandung Kota Sehat yang Mandiri. Visi tersebut memiliki makna suatu kondisi di mana masyarakat Bandung menyadari, mau dan mampu untuk mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit maupun lingkungan dan perilaku yang mendukung untuk hidup sehat. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 juga menggambarkan kinerja institusi kesehatan maupun koordinasi Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

25 dan kerjasama antar sektor terkait yang mempunyai peran penting dalam pencapaian Visi Bandung Kota Sehat yang Mandiri. Profil Kesehatan Kota Bandung ini dapat dipergunakan dan dimanfaatkan secara optimal oleh segenap pengguna data dan informasi kesehatan sebagai bahan perencanaan, pelaksanaan dan sebagai alat melakukan evaluasi program-program kesehatan. Untuk mempermudah pembaca dalam memahami profil ini maka kami sajikan dengan sistematika berikut ini : Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan Pembuatan Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 serta sistematika penyajiannya. Bab II : Gambaran Umum Kota Bandung Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kota Bandung, uraian tentang letak geografi, kependudukan, ekonomi, dan pendidikan serta informasi umum lainnya. Pada bab ini juga diulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor berhubungan dengan kesehatan secara umum di Kota Bandung. Bab III : Situasi Derajat Kesehatan Kota Bandung Pada bab ini diuraikan tentang Derajat Kesehatan Kota Bandung yang digambarkan melalui indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi masyarakat Kota Bandung. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

26 Bab IV : Situasi Upaya Kesehatan di Kota Bandung Bab ini menguraikan tentang pencapaian hasil pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan di Kota Bandung. Bab V : Situasi Sumber Daya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya yang ada di Kota Bandung. Bab VI : Kesimpulan Bab ini menyajikan tentang hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti serta keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat serta mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam upaya pencapaian Visi Bandung Kota Sehat yang Mandiri. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

27 BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI Kota Bandung merupakan Ibu kota Propinsi Jawa Barat yang terletak diantara Bujur Timur, 6 55 Lintang Selatan. Ketinggian tanah 791m di atas permukaan laut, titik terendah m berada di sebelah selatan dengan permukaan relatif datar dan titik tertinggi m berada di sebelah utara dengan kontur yang berbukit-bukit. Wilayah Kota Bandung dilewati oleh 15 sungai sepanjang 265,05 Km, dimana sungai utamanya yaitu Sungai Cikapundung beserta anak-anak sungainya pada umumnya mengalir ke arah selatan dan bermuara ke Sungai Citarum. Iklim Kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang sejuk tetapi beberapa tahun belakangan mengalami peningkatan suhu yang disebabkan polusi dan pemanasan global. Luas wilayah Kota Bandung Berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya Tingkat II Bandung Nomor 10 Tahun 1989 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung, luas wilayah Kota Bandung adalah ,65 Ha. Wilayah pemerintahan terbagi dalam 30 Kecamatan, 151 Kelurahan yang terdiri dari Rukun Warga (RT), dan Rukun Tetangga (RT). Kota Bandung dipimpin oleh Walikota dibantu oleh Wakil Walikota dan Sekretaris Daerah yang membawahi 3 Asisten Sekretaris Daerah, dengan 11 Kepala Bagian, 11 Kepala Dinas, 6 Kepala Badan dan 2 Kepala Kantor, 1 Inspektorat serta 3 Rumah Sakit Daerah. Secara administratif Kota Bandung berbatasan dengan daerah kabupaten/kota lainnya yaitu : Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

28 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. 2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat. 3. Sebelah Timur dan Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Dalam pelaksanaan Pembangunan Kesehatan diperlukan kerjasama dengan ketiga Kabupaten Kota diatas karena masalah-masalah kesehatan tidak mengenal batas wilayah kerja. Kota Bandung sebagai kota besar juga memiliki 6 fungsi kota yaitu sebagai : o Pusat Pemerintahan Jawa Barat o Kota Ekonomi dan Perdagangan o Kota Pendidikan o Kota Budaya dan Wisata o Kota Industri o Etalase Jawa Barat Posisi strategis Kota Bandung terlihat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, dimana Kota Bandung ditetapkan dalam sistem perkotaan nasional sebagai bagian dari Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Kawasan Perkotaan Bandung Raya. Bandung, sebagai kota besar tidak terlepas dari berbagai permasalahan akibat urbanisasi, yang membentuk budaya masyarakat yang heterogen sehingga pemerintah Kota Bandung perlu mengadakan penataan kota secara tepat dancermat. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

29 GAMBAR II.1 PETA KOTA BANDUNG B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI 1. Pertumbuhan Penduduk Kota Bandung memiliki Jumlah penduduk jiwa dengan komposisi penduduk sebanyak laki-laki sebanyak jiwa (50,67%) dan penduduk perempuan sebanyak jiwa (49,33%). Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) di tahun 2012 sebesar 1,26%. Angka LPP ini naik dibandingkan tahun 2011 lalu yang sebesar 1,10%. Pertambahan penduduk di Kota Bandung tahun 2012 sebesar jiwa dari tahun Sedangkan pertambahan penduduk di Tahun 2011 sebesar jiwa terhadap tahun sebelumnya. Grafik dibawah ini menunjukkan pertumbuhan penduduk Kota Bandung selama 5 tahun terakhir menurut jenis kelaminnya. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

30 GRAFIK II.1 PERKEMBANGAN JUMLAH PENDUDUK DI KOTA BANDUNG TAHUN Sumber : BPS Kota Bandung 2012 Pertambahan jumlahpenduduk di Kota Bandung dapat disebabkan oleh migrasi yang berarti pertambahan akibat perpindahan penduduk ke Kota Bandung (urbanisasi) lebih besar dari penduduk yang meninggalkan Kota Bandung atau yang dikenal dengan istilah migrasi neto positif. Selain itu juga pertambahan penduduk dikarenakan oleh fertilitas yang cukup tinggi (pertumbuhan penduduk alami). Berbagai masalah akan timbul sebagai dampak dari tingginya kepadatan penduduk seperti sosial, ekonomi, lingkungan, perumahan, termasuk kesehatan. Kepadatan penduduk dapat mengakibatkan permasalahan kesehatan mulai dari penyakit menular seperti TBC, diare, dan Hepatitis hingga akses pelayanan kesehatan yang terbatas. Program untuk mengurangi tingkat kepadatan penduduk adalah dengan program transmigrasi ke daerah luar Jawa dan menggalakkan Program Keluarga Berencana. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

31 Bila dilihat dari komposisi penduduk masyarakat Kota Bandung berdasarkan jenis kelamin, penduduk laki laki lebih banyak dari pada perempuan,sebanyak 50,75% laki-laki dan perempuan sebanyak 49,25 %. Komposisi penduduk menurut golongan umur dapat dilihat pada grafik batang sebagaimana berikut ini GRAFIK II. 2 PENDUDUK MENURUT GOLONGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN DI KOTA BANDUNG TAHUN LAKI-LAKI PEREMPUAN Sumber : BPS Kota BandungTahun 2012 Grafik komposisi penduduk di Kota Bandung memiliki bentuk limas (expansive) atau disebut piramida penduduk muda, yang menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih banyak dari pada usia dewasa maupun tua, sehingga pertumbuhan penduduk sangat tinggi. Ciri-ciri struktur grafik penduduk ini adalah : Sebagian besar penduduk berada pada kelompok penduduk muda, kelompok usia Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

32 tua jumlahnya sedikit, dan tingkat kelahiran bayi tinggi, sehingga pertumbihan penduduk tinggi. Grafik diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk terbanyak di Kota Bandung berada pada usia tahun yaitu sebesar 20,65 %. Komposisi penduduk Kota Bandung menurut kelompok umur menunjukkan bahwa penduduk berusia muda yaitu 0 14 tahun25,05%, usia produktif tahun sebesar 70,65% dan usia tua 65 tahun sebesar 4,31%. Pengelompokan penduduk berdasarkan umur berguna bagi intervensi program kesehatan yang akan dilakukan. Kelompok umur tertentu, seperti balita dan usia lanjut, merupakan sasaran program kesehatan, karena kelompok tersebut merupakan kelompok rentan terhadap resiko penyakit-penyakit tertentu yang memerlukan penanganan kesehatan khusus. 2. Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk Penduduk Kota Bandung mendiami 167,31 Km 2 luas Kota Bandung maka dapat diketahui bahwa kepadatan penduduk per kilometer perseginya adalah sebesar jiwa/km 2 atau 146 jiwa per Ha. Kondisi ini melampaui standar sehat kepadatan penduduk yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) yaitu sebesar97 jiwa / Ha. Dari standard tersebut diketahui bahwa hanya 7 kecamatan di Kota Bandung yang tergolong wilayah dengan standar sehat padat penduduk. Persebaran penduduk di Kota Bandung terbanyak terdapat di Kecamatan Babakan Ciparay dengan jiwa kemudian Kecamatan Bandung Kulon jiwa dan kecamatan dengan jumlah penduduk yang paling sedikit adalah Kecamatan Cinambo dengan jiwa. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Bojong Loa Kaler dengan kepadatan jiwa/km 2 kemudian Kecamatan Andir jiwa/km 2 sedangkan untuk Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

33 kecamtan dengan kepadatan penduduk terendah berada di Kecamatan Gedebage dengan kepadatan jiwa /Km 2. Hal ini menandakan bahwa kepadatan penduduk di Kota Bandung tidak merata masih bertumpuk pada daerah-daerah industri kecil /industri besar. GAMBAR II. 2 PETA KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA BANDUNGTAHUN2012 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 C. PENDUDUK MISKIN Jumlah penduduk miskin dan hampir miskin di Kota Bandung, yang bersumber dari kepemilikan Jamkesmas dan Jamkesda (Bawaku Sehat) di Tahun 2012 adalah berjumlah jiwa dengan rincian jiwa peserta Jamkesmas dan jiwa peserta Jamkesda. Jumlah ini sebesar 27,26 % dari jumlah penduduk Kota Bandung. Wilayah dengan persentase penduduk miskin (perbandingan penduduk miskin dengan jumlah penduduk) Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

34 tertinggi berada di Kecamata Bojongloa Kaler dengan persentase 42,96% kemudian Kecamatan Batununggal dengan persentase 41,42%. Wilayah dengan persentase penduduk miskin terendah berada di Kecamatan Rancasari dengan persentase 8,35%. Kemiskinan secara tidak langsung sangat berpengaruh terhadap kesehatan, terutama berkaitan dengan asupan gizi makanan, kualitas lingkungan tempat tinggal, akses pelayanan kesehatan dan lain-lain. Untuk itu, data kemiskinan dalam pembangunan kesehatan sangat diperlukan sebagai bahan untuk menentukan kebijakan kebijakan promosi maupun jaminan kesehatan. D. KEADAAN EKONOMI Salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan yang ada adalah melalui perhitungan indikator pertumbuhan ekonomi, walaupun pertumbuhan ekonomi bukanlah tujuan akhir dari pembangunan. Tujuan utama yang ingin dicapai adalah kesejahteraan rakyat seluas-luasnya. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) atau Economic Growth adalah indikator yang menunjukkan ada tidaknya kenaikan produk yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi di suatu daerah pada waktu tertentu. Laju Pertumbuhan Ekonomi merupakan indeks berantai dari masingmasing kegiatan ekonomi. Kondisi perekonomian masyarakat Kota Bandung dapat terlihat dari Indikator Laju Pertumbuhan Ekonomi yang setiap tahun mengalami kenaikan yang signifikan. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Bandung meningkat signifikan dari 8,73% pada Tahun 2011 menjadi 9,40% pada Tahun Kenaikan LPE 0,67 % terhadap tahun lalu dapat disebabkan adanya peningkatan beberapa faktor indikator makro yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari grafik berikut ini. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

35 9,60 9,40 9,20 9,00 8,80 8,60 8,40 8,20 8,00 7,80 7,60 7,40 GRAFIK II. 3 LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BANDUNG TAHUN ,17 8,34 8,46 8, ,40 LPE Sumber : BPS Kota Bandung Tahun 2012 Capaian Indeks Daya Beli Kota Bandung tahun 2012 juga memperlihatkan tren yang sama dengan LPE yaitu kenaikan terhadap tahun Indeks Daya Beli tahun 2012 adalah sebesar 66,35 naik dari Tahun ,90. Indeks Daya Beli merupakan alat ukur untuk mengetahui standar kehidupan yang layak dan juga sebagai indikator komposit dalam menghitung Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Kekuatan ekonomi yang baik, bersama dengan sektor lain seperti pendidikan, dapat menjadi strengh / pilar penunjang pembangunan kesehatan. Meski demikian, peningkatan dalam bidang perekonomian di masyarakat tanpa basis pengetahuan kesehatan yang memadai, maka akan memunculkan permasalahan kompleks seperti masalah kesehatan ganda, dimana masalah penyakit infeksi muncul bersama penyakit-penyakit degeneratif. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

36 E. KEADAAN PENDIDIKAN Manusia yang berkualitas, bermutu serta mampu bersaing dalam menghadapi jaman merupakan hasil dari proses pendidikan baik pendidikan formal maupun informalyang berkualitas. Penduduk yang bermutu akan mampu berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pembangunan termasuk pembangunan kesehatan sehingga dapat secara mandiri meraih kehidupan yang sehat. Tingkat pendidikan formal penduduk yang diselesaikan dapat dijadikan dasar perencanaan program kesehatan. GRAFIK II.4 PERSENTASE PENDUDUK BERUSIA 10 TAHUN KEATAS DIRINCI MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN YANG DITAMATKAN DI KOTA BANDUNG TAHUN ,00 35,00 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 7,00 TIDAK/BELUM SEKOLAH DAN TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI 35,26 22,50 20,26 9,62 5,35 SD/MI SMP/ MTs SMA/ SMK/ MA AK/ DIPLO MA UNIVERSITAS Sumber : BPS Kota Bandung Tahun 2011 Grafik diatas menunjukkan jumlah penduduk dengan pendidikanterbanyak yang ditamatkan pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SLTA) sebesar 35,26%, Akademi/Diploma sebesar 5,35%, S1/S2 sebesar 9,62%. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas sumber dayamanusia di Kota Bandung cukup memadai. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

37 Walaupun masih ditemukan penduduk yang tamat SD sebesar 22,50% serta yang belum/tidak tamat SD sebesar 7,00% yang secara tidak langsung dapat menjadi ancaman bagi pembangunan kesehatan di Kota Bandung. Capaian Rata-Rata Lama Sekolah di Kota Bandung Tahun 2011Kota Bandung adalah 10,70 tahun sedangkan di Tahun 2012 sebesar 10,74. Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah di Kota Bandung dalam lima tahun terakhir dapat dilihat dari grafik di bawah ini. 10,8 10,75 10,7 10,65 10,6 10,55 10,5 10,45 10,4 GRAFIK II.5 PERKEMBANGAN RATA-RATA LAMA SEKOLAH DI KOTA BANDUNG (DALAM TAHUN) TAHUN ,52 10,56 10,68 10, ,74 RATA-RATA LAMA SEKOLAH Sumber : BPS Kota Bandung Tahun 2012 Grafik di atas dapat diartikan bahwa rata-rata warga Kota Bandung usia 7 18 tahun telah dapat menyelesaikan pendidikan hingga kelas 2 SMA. Situasi pendidikan di suatu wilayah juga dapat digambarkan melalui Angka Melek Huruf (AMH). Angka Melek Huruf adalah proporsi seluruh penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya. Berikut grafik Angka Melek Huruf di Kota Bandung dalam lima tahun terakhir. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

38 GRAFIK II.6 PERKEMBANGAN PERSENTASE ANGKA MELEK HURUF DI KOTA BANDUNGTAHUN ,60 99,58 99,56 99,58 99,54 99,52 99,54 99,54 99,55 99,50 99,48 99,46 99, Angka Melek Huruf Sumber : BPS Kota Bandung Tahun 2011 Grafik di atas memperlihatkan indikator Angka Melek Huruf, yang menggambarkan tingkat penduduk di atas 10 tahunyang dapat membaca. Angka Melek Huruf Kota Bandung di Tahun 2011 sebesar 99,55 % sedangkan di Tahun 2012 sebesar 99,58%. F. PEMBANGUNAN MANUSIA Indeks pembangunan manusia (IPM) atau Human Development Index(HDI) adalah indikator untuk mengukur kualitas manusia di wilayah setempat. Indikator ini adalah indikator komposit yang kompleks yang mengikutsertakan banyak indikator dari berbagai bidang strategis, seperti kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Badan Pusat Statistikmenghitung indikator ini setiap tahunnya untuk mengukur kualitas manusia di wilayah setempat tersebut sekaligus mengukur evaluasi kinerja pemerintah. Berikut grafik IPM di Kota Bandung dalam lima tahun terakhir. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

39 GRAFIK II.7 PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA(IPM) DI KOTA BANDUNGTAHUN ,40 79,20 79,00 78,80 78,60 78,40 78,20 78,00 77,80 79,32 79,15 78,99 78,71 78, IPM Sumber : BPS Kota Bandung Tahun 2012 IPM Kota Bandung Tahun 2012 sebesar 79,32. Melalui IPM ini dapat menjadi indikasi bahwa kesejahteraan masyarakat Kota Bandung dari waktu ke waktu mengalami peningkatan. Indeks Kesehatan mengukur tingkat kesehatan manusia secara umum di suatu wilayah tertentu. Indeks Kesehatan juga merupakan indikator komposit yang kompleks yang perhitungannya memperhitungkan banyak indikator lain dalam bidang kesehatan. Indikator Indeks Kesehatan setidaknya memilik 2 kelompok penilaian indikator kesehatan. Kelompok yang pertama adalah indikator yang menghitung jumlah kematian yang terjadi selama periode tertentu dengan penyebabnya. Kelompok kedua adalah indikator kesehatan mengukur tingkat kecatatan atau kesakitan yang ada di masyarakat.peningkatan Indeks Kesehatan merupakan tanggung jawab seluruh pihak, bukan hanya menjadi tugas pemerintah. Indeks Kesehatan Kota Bandung Tahun 2011 sebesar 81,32 meningkat di Tahun 2012 menjadi 81,35. Di bawah ini grafik Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

40 yangmenggambarkan perkembangan Indeks Kesehatan di Kota Bandung dalam lima tahun terakhir. GRAFIK II.8 PERKEMBANGAN INDEKS KESEHATAN DI KOTA BANDUNG TAHUN ,40 81,30 81,20 81,10 81,00 80,90 80,80 80,70 80,97 81,08 81,22 81, Indeks Kesehatan 81,35 Sumber BPS Kota Bandung Tahun 2012 Grafik di atas memperlihatkan bahwa Indeks Kesehatan di Kota Bandung dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dalam 5 tahun terakhir. Capaian Angka Harapan Hidup (AHH) Kota Bandung di Tahun 2011 sebesar 73,79 tahun. Angka ini naik sebesar 0,06 tahun bila dibandingkan dengan tahun lalu. Definisi AHH sendiri adalah perkiraan rata-rata lamanya hidup sejak 0 tahun yang akan dicapai oleh sekelompok penduduk. Peningkatan AHH adalah hasil kumulatif dari berbagai kegiatan baik yang bersifat preventif, promotif, maupun kuratif di berbagai tingkatan pelayanan kesehatan. Di bawah ini grafik yang menggambarkan perkembangan Angka Harapan Hidup Kesehatan di Kota Bandung dalam lima tahun terakhir. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

41 GRAFIK II.9 PERKEMBANGAN ANGKA HARAPAN HIDUP DI KOTA BANDUNG (DALAM TAHUN) TAHUN ,85 73,80 73,75 73,70 73,65 73,60 73,55 73,50 73,45 73,81 73,79 73,73 73,65 73, Angka Harapan Hidup Sumber : BPS Kota Bandung Tahun 2012 Grafik di atas memperlihatkan bahwa Umur Harapan Hidup di Kota Bandung meningkat tahun demi tahun dalam lima tahun terakhir. Capaian Angka Harapan Hidup (AHH) Kota Bandung di Tahun 2012 sebesar 73,81 tahun. Ini berarti bayi penduduk Kota Bandung yang dilahirkan di Tahun 2012 akan memiliki kemungkinan hidup hingga usia 73,81 tahun. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

42 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. ANGKA KEMATIAN Sistem statistik vital yang mencatat komponen utama perubahan penduduk yaitu kelahiran, kematian, perkawinan, dan perpindahan menjadi alat utama mengukur pertumbuhan penduduk di suatu negara. Selain itu, di dalamnya juga dapat mengukur angka kematian dengan spesifik menurut penyebab dan umur sebagai indikator kunci. Angka kematian berguna dan vital posisinya untuk memberikan gambaran mengenai keadaan kesejahteraan penduduk pada satu tahun yang bersangkutan. Penyebab kematian dapat berupa langsung, seperti patofisiologi penyakit, maupun tak langsung. Terdapat interaksi berbagai faktor yang tingkat kematian di masyarakat seperti faktor ekonomi, kualitas lingkungan hidup, maupun faktor akses pelayanan kesehatan. Meski demikian, kualitas pencatatan vital, termasuk statistik kematian dan informasi sebab kematian di Indonesia, termasuk di Kota Bandung masih belum memadai. Oleh karenanya, perlu upaya mengembangkan sistem alternatif yang mengakomodir registrasi kematian dan sebab kematian di masyarakat. Salah satunya dengan menerapkan metode Sample Registration Sytem (SRS) yang menggunakan pencatatan dan pelaporan ganda terhadap peristiwa kelahiran dan kematian secara berkelanjutan dan retrospektif oleh dua metode indipenden yang bertujuan menyediakan estimasi tahunan yang valid mengenai tingkat kelahiran dan kematian pada berbagai tingkat wilayah administratif. Angka kematian yang dibahas dalam Profil Kesehatan ini didapat dari sumber-sumber pelayanan kesehatan dasar maupun tingkat lanjut yang direkapitulasi dan dianalisa oleh Dinas Kesehatan Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

43 Kota Bandung. Beberapa angka kematian khusus yang akan diulas dalam Profil Kesehatan Kota Bandung ini antara lain kematian bayi, kematian ibu, dan kematian balita. 1. Angka Kematian Bayi Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Angka kematian bayi (AKB) atau infant mortality rate (IMR) merupakan salah satu indikator sangat sensitif untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan masyarakat. Angka kematian bayi adalah kemungkinan kematian bayi dalam kelahiran hidup di suatu wilayah dalam periode tertentu. Badan Pusat Statistik berwenang menghitung dan mengeluarkan angka ini dalam periode tertentu melalui survey-survey, seperti SUSEDA, bersama dengan Angka Kematian Ibu (AKI). Angka Kematian Bayi di Kota Bandung berdasarkan sumber BPS Kota Bandungtahun 2012 sebesar 29,33 / kelahiran hidup. Angka ini naik (secara positif) dibandingkan tahun 2011 lalu yang sebesar 32,24/1.000 kelahiran hidup. Grafik perkembangan Angka Kematian Bayi di Kota Bandung dalam 5 tahun terakhir dapat di lihat di bawah ini. Gerakan di masyarakat peduli kesehatan ibu dan anak sangat berarti dalam menurunkan kasus kematian ibu dan bayi seperti Gerakan Katresna Sadaya di Kecamatan Bojong Loa Kidul Kota Bandung yang merupakan wilyah binaan UPT Puskesmas Kopo. Gerakan ini berbasiskan masyarakat dengan melibatkan semua sektor dengan tujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak, mempercepat penurunan jumlah kematian ibu dan anak. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

44 GRAFIK III.1 PERKEMBANGAN ANGKA KEMATIAN BAYI DI KOTA BANDUNG TAHUN ,46 33,17 33,77 32,24 29, AKB Sumber :BPS Kota Bandung Tahun 2012 Penyebab kematian bayi antara lain disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperolah dari orang tuanya pada saat konsepsi atau di dapat selama kehamilan. Faktor lain penyebab kematian bayi adalah yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar (eksogen), terutama tingkat pelayanan antenatal,tingkat keberhasilan program KIA & KB, kondisi lingkungan, dan sosial Ekonomi. Jumlah kematian bayi yang terungkap di Kota Bandung pada Tahun 2012 sebesar 148 bayi dan lahir mati sebanyak 129 bayi. Penyebab kematian tertinggi tahun 2012 untuk neonatus adalah Asfiksia 33 kasus, Prematur 30 kasus, lain-lain 26 kasus, BBLR 16 kasus, kelainan kognital 4 kasus, dan infeksi 3 kasus. Sedangkan untuk penyebab kematian bayi adalah Pneumonia 1 kasus dan penyebab lain-lain 33 kasus. Bila dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah kematian bayi mengalami penurunan jumlah kasus sebanyak 87 kasus kematian dan lahir mati mengalami Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

45 penurunan sebesar 13 kasus kematian. Grafik perkembangan jumlah kematian bayi di Kota Bandung dalam 5 tahun terakhir dapat di lihat di bawah ini. GRAFIK III.2 JUMLAH KEMATIAN BAYI DI KOTA BANDUNG TAHUN JUMLAH KEMATIAN BAYI Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinkes Kota Bandung Tahun 2012 Salah satu upaya percepatan penurunan AKI dan AKB adalah melalui peningkatan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas dan penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal sesuai standar dan tepat waktu yang dapat dikaji melalui Audit Maternal Perinatal (AMP). Penelusuran penyebab setiap kematian bayi dilakukan oleh petugas puskesmas dalam kegiatan AMP. Berikut adalah peta Jumlah Kematian Bayi di Kecamatan di Kota Bandung dari tahun 2008 hingga Dari gambar tersebut tampak Kecamatan Coblong, Batununggal, dan Ujungberung adalah kecamatan dengan jumlah kematian yang besar diantara kecamatan lain di Kota Bandung. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

46 GAMBAR III.1 JUMLAH KEMATIAN BAYI DI KOTA BANDUNG TAHUN Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun Angka Kematian Balita Angka Kematian Anak Balita (AKABA) adalah jumlah kematian anak umur bulan per kelahiran hidup pada periode waktu tertentu. AKABA dapat menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan serta faktor lain yang mempengaruhi terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi lingkungan, tingkat pelayanan KIA / Posyandu, penyakit infeksi, dan kecelakaan. Kematian balita di Kota Bandung pada Tahun 2012 menurut laporan bersumber fasilitas kesehatan sejumlah 12 anak. Bila dibandingkan dengan angka tahun lalu terdapat adanya kenaikan 7 kasus kematian. Grafik berikut ini Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

47 menunjukan jumlah kematian balita di Kota Bandung selama 5 tahun terakhir. GRAFIK III.3 JUMLAH KEMATIAN BALITA DI KOTA BANDUNG TAHUN Kematian Balita Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Jumlah kematian balita disini yang dimaksud adalah jumlah kematian seorang anak balita usia bulan yang ditemukan di Kota Bandung di Tahun AKABA di Kota Bandung berdasarkan sumber BPS Propinsi Jabar terakhir yang ada di Tahun 2008 sebesar 8,8 / kelahiran hidup. Adapun penyebab kematian balita tersebut dikategorikan ke dalam penyebab lain-lain, yang berarti bukan disebabkan oleh penyebab kematian yang dikatergorikan penyakit potensi wabah atau penyakit yang rentan terhadap balita, seperti penyakit Diare, Campak, Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), ataupun Demam Berdarah Dengue (DBD). Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

48 3. Angka Kematian Ibu Kematian ibu adalah kematian seorang wanita yang dikarenakan oleh kehamilan, persalinan, dan masa nifasnya. Angka kematian Ibu mencerminkan resiko yang dihadapi ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh : a. Keadaan sosial ekonomi dan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan. b. Kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran. c. Tingkat tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan perinatal dan obstetri. Grafik berikut ini menunjukan jumlah kematian balita di Kota Bandung selama 5 tahun terakhir. GRAFIK III.4 JUMLAH KEMATIAN IBU DI KOTA BANDUNG TAHUN JUMLAH KEMATIAN IBU Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Kejadian kematian ibu di Kota Bandung pada tahun 2012 yang terlaporkan melalui fasilitas kesehatan dan telah dilakukan autopsi verbal sebanyak 24 kasus. Penyebab kematian ibu terbanyak adalah Perdarahan 6 kasus, Hipertensi Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

49 dalam kehamilan 6 kasus, infeksi 1 kasus, dan lain-lain 11 kasus. GAMBAR III.2 JUMLAH KEMATIAN IBU DI KOTA BANDUNG TAHUN Sumber : Dinas Kesehatan Kota BandungTahun 2012 Penanganan terhadap ibu hamil resiko tinggi (bumil risti) yang rendah (tidak terantisipasi) di hulu, terlambat merujuk di pelayanan hilir, dan terlambat memperoleh penanganan di fasilitas kesehatan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kematian ibu di Kota Bandung. Selain menegakkan AMP ditingkat kota, seperti halnya kematian bayi, peran promosi kesehatan melalui Desa Siaga dalam menjalankan fungsinya meningkatkan sistem siaga di masyarakat terhadap kesehatan ibu hamil di wilayahnya menjadi upaya dalam menurunkan kematian ibu. Selain itu, bidang promosi kesehatan sebagai fungsi promotif dan Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

50 preventif melalui penyuluhan dengan menggunakan mediamedia yang efektif dan menarik dapat meningkatkan pengetahuan kesehatan ibu dan anak. Angka Kematian Ibu (AKI), seperti halnya AKB, dihitung dan dikeluarkan oleh BPS selaku lembaga yang berwenang melalui survey-survey. Angka Kematian Ibu di Kota Bandung berdasarkan sumber BPS Kota Bandung dan UNPA terakhir yang ada di Tahun 2004 sebesar 164,70/ kelahiran hidup. Angka ini dihitung menggunakan pola/metoda kematian dari hasil Susenas, yaitu asumsi kematian ibu terhadap kematian wanita dewasa untuk daerah Jabar sebesar 8,70%. B. ANGKA KESAKITAN Data kesakitan diperlukan untuk memberikan informasi di masyarakat (community based data) mengenai permasalahan penyakit, perkembangan dan penyebarannya. Data Kesakitan di Kota Bandung didapat dari laporan rumah sakit sebagai sarana kesehatan rujukan dan laporan puskesmas sebagai sarana kesehatan dasar. Berdasarkan laporan yang masuk dari puskesmas yang ada di Kota Bandung pada Tahun 2012 didapat 20 penyakit terbanyak sebagai berikut : TABEL III.1 20 PENYAKIT TERBANYAK DI PUSKESMAS KOTA BANDUNG TAHUN 2012 No NAMA PENYAKIT PERSENTASE 1 Nasofaringitis Akuta (Common Cold) 14,24 2 Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut tidak 14,17 Spesifik 3 Hipertensi Primer (esensial) 6,86 4 Myalgia 5,83 5 Gastroduodenitis tidak spesifik 4,78 6 Diare dan Gastroenteritis, 4,12 Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

51 No NAMA PENYAKIT PERSENTASE 7 Faringitis Akuta 3,53 8 Dermatitis lain, tidak spesifik (eksema) 3,43 9 Gangguan lain pada kulit dan jaringan subkutan yang 3,35 tidak terklasifikasikan 10 Penyakit Pulpa dan jaringan Periapikal 3,24 11 TukakLambung 1,91 12 Demam yang tidak diketahui sebabnya 1,90 13 Gejala dan tanda umum lainnya 1,35 14 Gangguan Gigi dan jaringan penunjang lainnya 1,31 15 Konjungtivitis 1,24 16 Karies Gigi 1,20 17 Gangguan telinga lain tidak spesifik 1,19 18 Tonsilitis Akuta 0,99 19 Penyakit Gusi, jaringan Periodontal, dan tulang 0,91 alveolar 20 Penyakit Saluran Pernafasan Bagian Atas lainnya 0,84 21 Lain-lain 23,61 JUMLAH 100,00 Sumber : Seksi Data dan Informasi Kesehatan dari Rekapitulasi SP3 Tahun 2012 Dibandingkan Tahun 2012, Penyakit Nasofaringitis Akuta (Common Cold) menjadi penyakit terbesar rawat jalan di puskesmas di Kota Bandung, sedangkan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut tidak Spesifik, Hipertensi primer bertukar berturut-turut menjadi ke 2 dan ke 3 terbesar setelahnya di tahun Perbandingan urutan penyakit terbesar selama tiga tahun berturut ( ) dapat dilihat lebih detil dari grafik di bawah ini. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

52 GRAFIK III.5 PERKEMBANGAN PENYAKIT TERBESAR DI PUSKESMAS DI KOTA BANDUNG TAHUN Infeksi Saluran Pernafasan Akut tak Spesifik Hipertensi Primer Nasofaringitis Acuta Myalgia Diare dan Gastroenteritis Gastroduodenitis tak spesifik Sumber : Seksi Data dan Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Selain data penyakit seperti diatas dapat disampaikan juga data penyakit menular yang diamati sebagai berikut : C. PENYAKIT MENULAR YANG DIAMATI 1. Penyakit Acute Flaccid Paralysis ( AFP ) Penyakit Acute Flaccid Paralysis (AFP) non Polio adalah penyakit infeksi paralisis yang disebabkan oleh virus. Penularan dapat terjadi secara langsung dan tak langsung. Penyebarannya sangat ditentukan oleh kondisi kualitas sanitasi lingkungan dan status imunisasi anak di suatu wilayah. Cakupan penemuan penderita penyakit Non Polio Acute Flacid Paralysis (AFP) pada penduduk di bawah 15 tahuntermasuk indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kepmenkes RI No. 828/MENKES/SK/IX Tahun Adapun perkembangan cakupan penemuan Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

53 penderita penyakit AFP dalam 5 Tahun Terakhir di Kota Bandung dapat dilihat dari grafik di bawah ini. GRAFIK III.6 JUMLAH TEMUAN KASUS ACUTE FLACCID PARALYSE ( AFP ) DI KOTA BANDUNG TAHUN KASUS AFP Sumber : Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Penemuan kasus AFP dilaksanakan melalui monitoring ke rumah sakit, klinik, dokter swasta maupun di puskesmas yang ada di Kota Bandung dengan mengamati secara cermat berbagai gejala penyakit AFP. Tahun 2012 di Kota Bandung ditemukan kasus AFP sebanyak 14 kasus pada anak < 15 tahun, kasus ini ditemukan di12 Kecamatan di Kota Bandung yaitu Kecamatan Andir, Bojong Loa Kaler, Sukasari, Cidadap, Coblong, Batununggal, Bojongloa Kidul, Babakan Ciparay, Bandung Kulon, Mandalajati, Cibiru, dan Buah Batu. Bila dihitung angka kesakitannya yaitu jumlah kasus AFP pada anak usia < 15 tahun dibandingkan dengan jumlah penduduk pada usia <15 tahun per nya terdapat Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

54 2,27 per penduduk. Target SPM Nasional untuk penemuan dan penanganan penderita penyakit AFP adalah 2 / penduduk dibawah 15 tahun. Sebanyak 14 kasus tersebut diatas telah terlaporkan dan ditangani (100%). 2. Penyakit Tuberculosis Penderita Tuberculosis secara klinis dan laboratoris Kota Bandung yang dapat dirunut ke dalam wilayah administrasi pada tahun 2012 sebanyak kasus. Bila dibandingkan dengan tahun 2011 lalu, kasus baru Tuberculosis sebesar kasus, sehingga berarti terjadi penurunan kasus sebesar 26 kasus. Grafik berikut ini menunjukan perkembangan jumlah kasus Tuberculosis di Kota Bandung selama beberapa tahun terakhir GRAFIK III.7 JUMLAH KASUS TUBERCULOSIS DI KOTA BANDUNG TAHUN KASUS BARU TB KLINIS TB BTA (+) Sumber : Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Penderita Tuberculosis dengan TB BTA (+) sebanyak 1.173bila dibandingkan dengan tahun 2011 lalu terdapat Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

55 peningkatan yaitu 36 kasus. Penderita TB BTA (+) sebanyak penderita tersebut yang (96,42 %) diantaranya telah diobati. Prevelansi penyakit Tuberculosis di Kota Bandung tahun 2012 adalah 108 per penduduk dengan wilayah berturut-turut terbesar Kecamatan Regol 186 per penduduk, Babakan Ciparay 179 per penduduk, dan Andir 173 per penduduk. Adapun jumlah kasus kematian akibat Penyakit TB tahun 2012 sebesar 17 kasus. Gambaran kematian akibat TB tahun per wilayah di Kota Bandung tampak pada gambar di bawah ini. GAMBAR III.3 JUMLAH KASUS KEMATIAN TB DI KOTA BANDUNG TAHUN Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

56 Penderita TB BTA (+)pada Tahun 2012yang mendapatkan pengobatan dan dinyatakan sembuh sebanyak 772 kasus atau 68,26 % dan penderita yang mendapatkan pengobatan lengkap sebesar 151 penderita atau sebesar 13,35%. Cakupan program Tuberculosis mengalami penurunan terhadap tahun sebelumnya yaitu pada pengobatan dan sembuh sebanyak 821 kasus atau 76,37 %, sedangkan untuk penderita yang mendapat pengobatan lengkap mengalami peningkatan yaitu yang sebanyak 96 atau 8,93%. 3. Penyakit Pneumonia pada Balita Pneumonia balita adalah penyakit infeksi yang menyerang paru-paru ditandai dengan batuk serta nafas cepat dan atau nafas sesak pada usia anak balita. Bahaya Pneumonia balita mengakibatkan kematian dalam waktu 3-10 jam apabila tidak mendapat pertolongan yang cepat dan tepat. Jumlah balita dengan Pneumonia diperkirakan diperkirakan sekitar 10 % dari jumlah populasi balita yang ada di suatu wilayah. Kota Bandung di Tahun 2012 terdapat populasi balita sebesar maka perkiraan balita dengan pneumonia sebesar 10%-nya menjadi balita. Kasus yang ditemukan dan ditangani sebesar kasus. Target SPM tahun 2012 untuk penanganan penyakit Pneumonia yang ditangani adalah 100,00%, oleh karenanya Cakupan Pneumonia pada balita di tahun 2012 dapat mencapai target. Kasus kunjungan balita dengan Peneumonia yang ditemukan di Kota Bandung kurang dari perkiraan yaitu sebesar 87,78 %-nya saja. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

57 GRAFIK III.8 JUMLAH KASUS PNEUMONIA PADA BALITA DI KOTA BANDUNG TAHUN Kasus Pneumonia Balita Sumber : Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Dari jumlah tersebut,bila melihat dari wilayahnya, kasus Pneumonia pada balita terbesar berturut-turut terdapat di Kecamatan Coblong, Bandung Kidul, dan Cicendo. 4. Penyakit HIV/AIDS Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) yaitu sekumpulan gejala dan infeksi (sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh akibat infeksi virus HIV. Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan tubuh manusia. Penyakit HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit menular yang bisa diakibatkan melalui perilaku seks yang tidak sehat dan penggunan alat suntik narkoba bersama. Tahun 2012 di Kota Bandung terdapat kasus baru HIV/AIDS sebanyak 227 kasus sehingga terjadi penurunan Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

58 215 kasus dari tahun 2011 yang sebanyak 442 kasus. Meski demikian, kasus HIV/AIDS dari tahun ketahun tetap memiliki trend meningkat hal ini dapat dilihat pada grafik berikut ini. GRAFIK III.9 PERKEMBANGAN JUMLAH KUMULATIF HIV/AIDS DI KOTA BANDUNG TAHUN HIV AIDS TOTAL HIV AIDS TOTAL Sumber : Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

59 GRAFIKIII.10 PERKEMBANGAN JUMLAH KASUS BARU HIV/AIDS DI KOTA BANDUNG TAHUN KASUS BARU HIV/AIDS Sumber : Seksi Pencegahan dan Pemberantasan PenyakitDinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Rata-rata peningkatan kasus pertahun di Kota Bandung kasus. Penemuan kasus rata-rata terbanyak dari angka peningkatan itu terjadi pada kasus AIDS, hal ini menunjukkan layanan voluntary counselling and testing/provider-initiated testing and counselling (VCT/PITC) di sarana-sarana kesehatan yang masih rendah, karenanya penjangkauan dan akses deteksi dini belum maksimal. Proporsi komulatif kasus AIDS dilihat dari segi faktor resiko di Kota Bandung dapat diurutkan dari kelompok heterosekusal sebesar 55%, penasun (pengguna napza suntik) 34%, LSL (lelaki sesama lelaki)/homoseksual 4%, tidak diketahui 4%, dan lain-lain 3%. Gambaran proporsi komulatif kasus AIDS faktor resiko di Kota Bandung dapat dilihat pada tabel berikut. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

60 GRAFIK III.11 PROPORSI KUMULATIF KASUS AIDS MENURUT FAKTOR RESIKO DI KOTA BANDUNG TAHUN % 3% 4% 34% 55% Heteroseksual Penasun Tidak diketahui Lain-lain LSL Sumber : Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Proporsi komulatif kasus AIDS dilihat dari menurut pekerjaan di Kota Bandung dapat diurutkan dari 5 terbesar yaitu kelompok pekerja swasta (20,33%), tidak bekerja (18,80%), wiraswasta (17,69%), ibu rumah tangga/irt (10,58%), dan mahasiswa (10,13%). Grafik di bawah ini memperlihatkan proporsi kumulatif kasus HIV- AIDS menurut pekerjaan di Kota Bandung. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

61 GRAFIK III.12 PROPORSI KUMULATIF KASUS AIDS MENURUT JENIS PEKERJAAN DI KOTA BANDUNG TAHUN ,08% 0,56% 0,24% 0,17% 4,30% 0% 4,34% 0,52% Swasta Tidak Bekerja 20,33% Wiraswasta IRT 9,54% Mahasiswa Tidak Diketahui Lain-lain 10,13% Pekerja Sex 18,80% PNS Supir Napi 10,58% TNI/POLRI Tenaga Medis 17,69% Buruh Kasar Sumber : Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Penularan HIV/AIDS di Kota Bandung sudah terjadi pada kelompok anak-anak dengan rata-rata penemuan kasus baru sebanyak 15 kasus per tahun. Sebagian besar (90%) infeksi HIV/AIDS pada bayi disebabkan penularan dari ibu melalui proses kehamilan. Peningkatan kasus HIV/AIDS pada anak menunjukkan bahwa infeksi HIV pada ibu hamil meningkat yang berarti pula resiko pergesaran perubahan tingkat epidemi menjadi generalized HIV epidemi. Secara teori, menurut UNAIDS/WHO classification of epidemic states using numerical proxy, bahwa tingkat epidemiologi HIV/AIDS bergeser dari tingkat concentrated/terkonsentrasi pada sub-populasi tertentu bila penularan HIV/AIDS pada wanita hamil <1%, menjadi generilized (tersebar) bila penularan HIV/AIDS pada wanita hamil >1%. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

62 Untuk mengantisipasi penyebaran penyakit HIV/AIDS melalui donor darah,pada tahun 2012 PMI Kota Bandung telah melakukan upaya dengan salah satunya adalah melakukan skrining pada para pendonor darah. Terdapat darah orang pendonor di Tahun 2012 di Kota Bandung. Persentase angka tersebut sebesar 98,87% dari jumlah pendonor darahyaitu sebanyak darah orang pendonor dilakukan skrining Uji Saring Anti-HIV. Dari hasil skrining tersebut ditemukan positif HIV/AIDS 491 sampel orang pendonor (0,47%). Mengingat masih terdapat 1,44% pendonor yang tidak terskrining HIV/AIDS, maka diharapkan kepada masyarakat Kota Bandung untuk lebih berhati-hati bila memerlukan tranfusi darah. Patofisiologi HIV/AIDS sering mengakibatkan kematian bagi para pengidapnya. Perkembangan jumlah penderita HIV/AIDS meninggal di Kota Bandung Tahun 2008 hingga Tahun 2012 dapat diamati dari grafik berikut ini. GRAFIK III.13 PERKEMBANGAN JUMLAH PENDERITA HIV/AIDS MENINGGAL DI KOTA BANDUNG TAHUN Meninggal Sumber : Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

63 Kematian HIV/AIDS Tahun 2012 menurun bila dibandingkan dengan Tahun 2011 yaitu 14 kasus kematian, sedangkan di Tahun 2011 terjadi kematian akibat HIV/AIDS sebanyak 37 kasus. Namun hal tersebut tetap membentuk tren peningkatan kematian akibat HIV/AIDS bila ditinjau dari angka kumulatif kematian akibat HIV/AIDS sejak tahun GRAFIK III.14 PERKEMBANGAN JUMLAH KUMULATIF PENDERITA HIV/AIDS MENINGGAL DI KOTA BANDUNG TAHUN Meninggal HIV/AIDS Komulatif Meninggal HI/AIDS Sumber : Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Propinsi Jawa Barat menempati urutan pertama perkembangan jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia, sedangkan Kota Bandung memberikan jumlah terbesar penderita HIV/AIDS di Jawa Barat. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

64 5. Penyakit Infeksi Menular Seksual Kota Bandung merupakan kota besar yang berpenduduk sangat heterogen yang juga merupakan kota jasa dan kota wisata sehingga menjadi objek kunjungan wisata domestik dari penjuru Indonesia dan wisata mancanegara (wisman) yang berdampak pada kehidupan sosial warganya. Oleh karenanya, Kota Bandung tidak lepas dari permasalahan penyebaran penyakit infeksi menular seksual. Perkembangan penyakit infeksi menular seksual di Kota Bandung tahun 2008 hingga tahun 2012 dapat diamati dari grafik berikut ini. GRAFIK III.15 PERKEMBANGAN PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL DI KOTA BANDUNGTAHUN KASUS IMS Sumber : Seksi Pencegahan dan pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Infeksi menular seksual di Kota Bandung pada Tahun 2012 terdapat kasus dan semuanya telah ditangani. Meski demikian, bila dibandingkan dengan tahun lalu, terjadi peningkatan jumlah kasus dari kasus. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

65 6. Penyakit Diare Penyakit Diare sangat erat kaitannya dengan kebersihan individu (personal hygine). Selain itu, iklim dan cuaca, dalam hal ini musim hujan dangan curah hujan tinggi maka potensi banjir meningkat yang diikuti dengan menurunnya kondisi kebersihan, tercemarnya sumber air minum masyarakat, dan faktor lain yang menimbulkan potensi merebaknya penyakit Diare. Secara umum, beberapa penyebab terjadinya Diare, yaitu : infeksi oleh bakteri, virus, atau parasit; alergi terhadap makanan atau obat tertentu; infeksi yang menyertai penyakit lain seperti Campak, infeksi telinga, infeksi tenggorokan dan lain-lain. Selain dapat mengakibatkan terganggunya proses penyerapan makanan di usus halus, Diare juga dapat mengakibatkan tubuh kehilangan cairan tubuh (dehidrasi). Dehidrasi ringan hanya menyebabkan bibir kering, dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung (pada bayi umur kurang dari 18 bulan). Dehidrasi berat bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok bahkan apabila tidak ditangani dengan benar akan mengakibatkan kematian. Penyakit ini bisa menyerang siapa sajadan sangat dipengaruhi oleh perilaku hidup individu (personal hygiene) dan lingkungan yang tak sehat terutama pada bayi dan balita. Jumlah kasus Diare pada balita tahun 2012, yang didapat dari puskesmas termasuk oleh kader kesehatan, sebesar kasus meningkat kasus dari tahun sebelumnya sebesar kasus.perkembangan penyakit Diare pada Balita di Kota Bandung Tahun 2009 hingga Tahun 2012 dapat diamati dari grafik berikut ini. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

66 GRAFIK III.16 PERKEMBANGAN PENYAKIT DIARE PADA BALITA DI KOTA BANDUNG TAHUN Kasus Diare Balita Sumber : Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota BandungTahun 2012 Grafik di atas menunjukkan peningkatan kasus Diare dari tahun ke tahun, terutama tahun terakhir terhadap tahuntahun sebelumnya, yang mengalami peningkatan cukup besar hingga kasus Diare pada balita. Berbagai program kesehatan yang terkait dalam mencegah dan menanggulangi Diare balita yaitu Promkes dengan PHBS-nya, kesehatan ibu dan anak, hingga program kesling yang berfokus pada menjaga kesehatan lingkungan dan pemeriksaan penjaja jajanan/makanan (TPM) sudah harus mengedepankan tema pencegahan dan penanganan Diare pada balita. Di Kota Bandung pada tahun 2012 terlaporkan kasus Diare. Angka ini menurun kasus terhadap tahun 2011 lalu yang sebesar kasus. Kasus Diare, bila dilihat wilayahnya, terbanyak terdapat di Kecamatan Bandung Kulon, Astanaanyar, dan Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

67 Coblong.Berikut dibawah ini merupakan Peta Jumlah Kasus Diare di Kecamatan di Kota Bandung di tahun GAMBAR III.4 JUMLAH KASUS DIARE DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012 Sumber :Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Akan tetapi, bila dibandingkan dengan perkiraan kasus, yaitu persentase dengan perbandingan terhadap 10% penduduk dikalikan dengan angka kesakitan nasional Diare (423/1.000 penduduk) didapat berturut-turut wilayah Kecamatan Bandung Wetan (198%), Astanaanyar (146%), dan Cinambo (110,61%). Perhatian khusus dapat difokuskan kepada kecamatan-kecamatan yang memiliki kasus Diarebesar dan persentase Diare tinggi dalam dua tahun berturut. Kecamatan Astanaanyar dalam dua tahun berturut Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

68 mengalami jumlah kasus yang besar dan persentase Diareterhadap perkiraan penyakit Diare yang tinggi dibanding dengan kecamatan lainnya. Sedangkan Kecamatan Bandung Wetan dalam dua tahun berturut mengalami persentase kasus tertinggi terhadap perkiraan penyakit Diare dibandingkan dengan kecamatan lain di Kota Bandung. 7. Penyakit Kusta Kasus penyakit Kusta di Kota Bandung pada tahun 2012 yang ditemukan adalah jenis MB atau Multi Basiler. Jumlah kasus MB yang ditemukan sebanyak 4 kasus, yang kesemuanya berusia diatas 15 tahun. Jumlah kasus baru Penyakit Kusta di Kota Bandung pada tahun lalu juga sebanyak 4 kasus. Terdapat satu dari empat penderita kusta di Kota Bandung yang mengalami cacat tingkat 2 yang terdapat di wilayah Kecamatan Mandalajati. Penderita Kusta yang ada di Kota Bandung terdapat di Kecamatan Kiaracondong, Mandalajati, dan Ujungberung. Perhatian dapat ditujukan kepada kecamatan Ujung Berung karena Kecamatan Ujung Berung merupakan kecamatan yang selama dua tahun berturut ini ditemukan Kasus Kusta MB. New Case Detection Rate Kusta atau kasus baru Kusta, bila dibandingkan dengan penduduk didapat angka 0,16. Dari jumlah penderita kusta tersebut semuanya sedang dalam pengobatan, bahkan penderita kasus Kusta MB (Multi Basiler) di Tahun 2010 sebanyak 3 kasus di Kota Bandung telah sembuh (RFT MB) 100%. Pemerintah Kota Bandung terus memperhatikan adanya kasus pindahan Penderita Kusta yang sedang Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

69 melanjutkan pengobatan dari kabupaten/kota sehingga tidak menularkan penyakitnya kepada masyarakat Kota Bandung. 8. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) adalah program Nasional yang indikator keberhasilannya tergantung dari kinerja kabupaten/kota untuk menggerakkan desa/kelurahnnya agar dapat mencapai UCI (Universal Child Immunization) yaitu cakupan imunisasi harus mencapai diatas 80% (herb immunity) dari populasi yang ada. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah penyakit Diptheri, Pertusis, Tetanus, Tetanus Neonatorum, Campak, Polio, Hepatitis B. Penyakit tersebut disamping dapat menimbulkan kematian, kesakitan, dan juga kecacatan, bahkan apabila tak ditangani dengan benar dan cepat dapat menular dan mengakibatkan kondisi wabah atau kejadian luar biasa /outbrake (KLB). Salah satu upaya pencegahan yang menyeluruh yaitu dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi. Penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi yang muncul di Kota Bandung pada Tahun 2012 adalah penyakit Campak dengan 274 (klinis) kasus dan 3 kasus Diptheri. Perkembangan penyakit Campak pada Balita di Kota Bandung Tahun 2008 hingga Tahun 2012 dapat diamati dari grafik berikut ini. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

70 GRAFIK III.17 PERKEMBANGAN PENYAKIT CAMPAK DI KOTA BANDUNG TAHUN CAMPAK Sumber : Seksi Pencegahan dan pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun2012 Penyakit Campak sempat meningkat cukup mencolok di kota Bandung di tahun 2011 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Di tahun 2012 kasus campak menurun kembali menjadi 274 kasus, sedangkan di tahun 2011 terjadi 668 kasus Campak (klinis). Kasus Penyakit Campak (klinis) sepanjang tahun 2012 tidak ditemukan di empat kecamatan di Kota Bandung, yaitu Kecamatan Sukajadi, Cicendo, Bandung Wetan, dan Panyileukan. Adapun kasus Campak (klinis) terbesar tahun 2012 terdapat mencolok di Kecamatan Lengkong dengan 59 kasus. Khusus untuk Kecamatan Bandung Wetan, tidak ditemukan kasus Campak (klinis) dalam dua tahun berturut ini. 9. Penyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD) Mengingat penyebaran nyamuk DBD yang telah tersebar luas di Kota Bandung, baik di rumah-rumah Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

71 maupun di tempat-tempat umum, maka upaya pemberantasannya tidak hanya menjadi tugas pemerintah (tenaga kesehatan) saja, tetapi harus didukung peran serta masyarakat secara aktif. Oleh karena itu, partisipasi seluruh lapisan masyarakat melalui strategi yang lebih bersifat (1) akomodatif, (2) fasilitatif/bottom up, (3)kemitraan, yakni masyarakat termasuk lembaga swadaya masyarakat, sektor swasta, dan lain-lain mempunyai peran yang lebih besar, (4) terfokus, dengan prioritas, local specific, bertahap, (5) lebih mengoptimalkan kerjasama lintas sektor didukung data, terutama data sosial budaya, serta diprogramkannya PSN DBD secara luas di propinsi, kabupaten dan kota, dan kemudian pada setiap Puskesmas. Untuk membatasi penularan penyakit DBD yang cenderung meluas, mencegah KLB, dan menekan angka kesakitan maupun kematian, perlu menggerakkan masyarakat untuk bersama-sama dalam mencegah dan menanggulangi terjadinya penyakit DBD sejak dini. Pembinaan peran serta masyarakat memerlukan pembentukan dan pengoptimalan sumber daya dan kekompakan masyarakat setempat, sebab sejauh ini partisipasi masyarakat dalam rangka pencegahan dan pemberantasan DBD belum optimal. Untuk itu perlu dipersiapkan beberapa petugas kesehatan dari dinas kesehatan/puskesmas, terutama yang memiliki keahlian di bidang epidemiologi, untuk memberikan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat untuk menjadi kader kesehatan. Diharapkan dengan adanya kader-kader kesehatan ini, Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

72 dapat memantau setiap kegiatan masyarakat dan lingkungannya, serta melakukan pemeriksaan jentik nyamuk secara berkala. Cara pencegahan dan penanggulangan penyakit Demam Berdarah yang paling efektif sejak dulu adalah dengan pemberantasan berbasis masyarakat yang mandiri yaitu dengan memberantas sarang nyamuk (PSN) melalui 3M Plus (mengubur, menguras, menutup, dan mencegah gigitan nyamuk serta memelihara tanaman/ikan pemakan jentik) oleh masyarakat. Meskipun cara ini dianggap efektif, tetapi kenyataan di lapangan tidak menunjukkan adanya penurunan kasus DBD, justru terjadi peningkatan. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan sosialisasi tentang cara tepat melakukan 3M. GRAFIK III.18 PERKEMBANGAN PERSENTASE BANGUNAN DIPERIKSA JENTIK NYAMUK DI KOTA BANDUNG TAHUN ,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 94,08 93,34 93,38 81,22 93,21 45,05 39,26 22,16 22,53 2, Persentase Periksa Jentik Persentase Bebas Jentik Sumber : Seksi Pencegahan dan pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

73 Data diatas memiliki dimensi yang berbeda. Artinya adalah persentase bangunan bebas jentik merupakan bagian dari bangunan yang diperiksa jentik. Dari tabel di atas didapat gamabaran bahwa meski persentase bangunan periksa jentik tinggi (>90,00%), akan tetapi bangunan yang diperiksa oleh petugas dan kader masih cukup rendah (<46,00%) sehingga sangat mungkin bangunan yang tidak diperiksa banyak yang berstatus tak bebas jentik. Oleh karenanya, hal ini agar selalu disosialisasikan dan digalakkan di tengah-tengah masyarakat untuk menekan jumlah kasus DBD yang meningkat di Kota Bandung. Jumlah kasus DBD di Kota Bandung tahun 2011 sebanyak kasus, sedangkan di tahun 2012 ditemukan kasus dengan jumlah penderita meninggal 11 orang. Perkembangan penyakit Demam Berdarah Dengue di Kota Bandung tahun 2008 hingga tahun 2012 dapat diamati dari grafik berikut ini. GRAFIK III.19 PERKEMBANGAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA BANDUNG TAHUN KASUS DBD Sumber : Seksi Pencegahan dan pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

74 Kasus Penyakit Demam Berdarah Dengue paling banyak terjadi di Kecamatan Buah Batu sebesar 407 kasus. Kecamatan Buah Batu dapat menjadi perhatian dalam permasalahan DBD karena dalam 2 Tahun berturut ini menjadi Kecamatan dengan kasus DBD terbesar di Kota Bandung dengan 396 kasus pada tahun 2011 lalu. Sedangkan untuk jumlah kasus paling sedikit berada di Kecamatan Cinambo sebesar 47 kasus.dari sebanyak kasus DBD selama Tahun 2012 di Kota Bandung semuanya telah ditangani sehingga angka pencapaian penderita ditanganinya mencapai 100,00 %. Ini berarti target pencapaian SPM Tahun 2012 untuk penderita DBD yang ditangani telah terpenuhi yaitu 100,00%. GAMBAR III.5 JUMLAH KEMATIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA BANDUNG TAHUN Sumber :Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

75 10. Penyakit Malaria Penyakit Malariadi Kota Bandung pada Tahun 2012 ditemukan 13 kasus baru,meskipun demikian penderita penyakit Malaria tersebut didapat di luar wilyah Kota Bandung, karena di wilayah Kota Bandung tidak terdapat vektor penular penyakit Malaria serhingga bukan wilayah Endemis Malaria. 11. Penyakit Filariasis Filariasis atau penyakit yang lebih dikenal dengan penyakit kaki gajah adalah sejenis penyakit infeksi yang bersifat menahun. Penyebabnya adalah cacing filaria yang kemudian ditularkan oleh semua jenis nyamuk. Penyakit ini dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, kantung buah zakar dan kelamin. Penyakit ini ditentukan oleh kualitas kebersihan dan penjagaan pola hidup sehat. Hingga tahun 2012, total kasus filariasis yang ada di Kota Bandung adalah 9 kasus (dihitung sejak tahun 2008). Kasus baru Filariasis pada tahun 2012 berjumlah 3 penderita. Wilayah di mana terdapat penderita filariasis tersebut telah dilakukan survey sampel darah jari (SDJ) dengan hasil negatif. D. STATUS GIZI Masalah gizi merupakan hal yang sangat penting dan mendasar dari kehidupan manusia. Kekurangan gizi selain dapat menimbulkan masalah kesehatan (morbiditas, mortalitas, dan disabilitas), juga dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa. Dalam skala yang lebih luas, kekurangan gizi dapat menjadi ancaman bagi ketahanan dan kelangsungan hidup suatu bangsa. Permasalah yang umum ditemui di Indonesia adalah Kekurangan Energi Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

76 Protein (KEP), Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), Anemi Gizi, kekurangan Vitamin A, dan termasuk permasalahan gizi lebih atau obesitas. Permasalahan Gizi banyak terjadi pada kelompok rawan, seperti ibu hamil, ibu menyusui,bayi,balita, anak usia sekolah, wanita usia subur (WUS) dan masyarakat dengan golongan ekonomi rendah. Kondisi status gizi di Kota Bandung sendiri yang diulas dalam profil kesehatan dapat dilihat dari uraian berikut ini: 1. Berat BadanBayi Lahir Rendah (BBLR) Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan kondisi berat badan bayi lahir kurang dari Gram. Istilah ini dipakai bagi bayi prematur atau berat bayi lahir rendah (low birth weight). Hal ini dikarenakan tak semua bayi lahir dengan berat kurang dari Gram bukan bayi prematur. Bayi lahir dengan berat badan rendah akan beresiko dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi selanjutnya. Perkembangan jumlah bayi dengan berat badan lahir rendah di Kota Bandung Tahun 2008 hingga Tahun 2012 dapat diamati dari grafik berikut ini GRAFIKIII.20 JUMLAH BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI KOTA BANDUNG TAHUN BBLR Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan dasar Dinkes Kota Bandung Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

77 Di Tahun 2012 terdapat lahir hidup dengan bayi lahir ditimbang sebanyak bayi. Bila dibandingkan dengan bayi lahir ditimbang, maka besar BBLR adalah 2,31%. Terdapat penurunan bayi dengan BBLR dibandingkan tahun lalu yang sebesar 726 kasus bayi (diluar 608 kasus bayi BBLR di RS yang tak dapat dirunut domisilinya) lahir rendah dengan persentase sebesar 3,19%.Hal ini menandakan peningkatan yang berarti, karena dengan rendahnya kasus BBLR, menunjukkan kualitas pelayanan kesehatan kehamilan yang memadai selain jarak kehamilan yang lama/renggang, dan asupan gizi yang cukup (pengetahuan dan perilaku kesehatan ibu hamil). 2. Balita Gizi Kurang Kondisi status gizi kurang balita merupakan masalah gizi yang harus segera diatasi, karena apa bila tak tertangani lebih lama, maka akan jatuh pada kondisi rentan sakit dan penurunan status gizi menjadi gizi buruk yang penanggulangan dan recovery-nya lebih sulit. Kasuskasus yang ada di masyarakat Kota Bandung terkait gizi kurang (dan buruk), bukan tergantung oleh satu faktor/ faktor kesehatan saja. Akan tetapi, disebabkan dan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling terkait seperti masalah sosial ekonomi dan tingkat pengetahuan keluarga. Partisipasi masyarakat berupa kegiatan yang menciptakan keadaan yang sehat di tatanan masyarakat diperlukan untuk mereduksi permasalah gizi buruk pada balita. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

78 Berdasarkan hasil Laporan Kegiatan Bulan 10 8 Penimbangan Balita di Tahun 2012, terdapat balita gizi kurang sebanyak balita dari jumlah balita yang ditimbang sebanyak balita atau sebesar 4,93%. Bila disandingkan data tahun lalu, persentase balita dengan status gizi kurang meningkat yaitu dari 3,69%. Perkembangan jumlah balita gizi kurang di Kota Bandung Tahun 2008 hingga Tahun 2012 dapat diamati dari grafik berikut ini. GRAFIK III.21 PERKEMBANGAN JUMLAH BALITA GIZI KURANG DI KOTA BANDUNG TAHUN ,14 8,54 8, ,69 4,93 %GIZI KURANG Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun Balita Gizi Buruk Masalah gizi buruk merupakan kelanjutan dari masalah gizi kurang yang tak terangani. Gizi buruk perlu mendapat perawatan yang sesuai dengan tatalaksana penanganan gizi buruk agar mendapatkan hasil yang optimal. Data status balita gizi buruk diperoleh dari hasil Bulan Penimbangan Balita (BPB) yang rutin dilakukan 2 kali dalam setahun yaitu bulan Pebruari dan Agustus bersamaan dengan Bulan Pemberian Vitamin A. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

79 Persentase gizi buruk di Kota Bandung pada Tahun 2012 menurun dibandingkan dengan tahun lalu yaitu 0,49% pada menjadi 0,22 % pada Tahun 2012 dengan jumlah 289 balita. Jumlah balita gizi buruk terbanyak terdapat di Kecamatan Astananyar dengan 77 kasus balita gizi buruk. Dari sebanyak 77 kasus gizi buruk yang ada di tahun 2012 di Kota Bandung semuanya telah mendapat perawatan, sehingga target SPM di Tahun 2012 mengenai Gizi Buruk Mendapatkan Perawatan sebesar 100,00 % pada tahun 2012 telah tercapai.perkembangan jumlah balita gizi buruk di Kota Bandung Tahun 2008 hingga tahun 2012 dapat diamati dari grafik berikut ini. 0,8 GRAFIK III.22 PERKEMBANGAN PERSENTASE GIZI BURUK BALITA DI KOTA BANDUNG TAHUN ,73 0,74 0,6 0,49 0,4 0,2 0,43 0,22 %GIZI BURUK Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Peran orang tua sangat dominan dalam menghadapi permasalahan gizi buruk, terutama peningkatan pengetahuan mengenai kesehatan dan tumbuh kembang balita. Selain itu para kader, tokoh masyarakat, aparat pemerintah, dan petugas kesehatan juga merupakan pihak Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

80 yang berperan dalam penanggulangan gizi buruk melalui penyuluhan kesehatan dan program pemberian makanan tambahan. 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 4. Balita Gizi Lebih Kegemukan pada anak dapat mengakibatkan dampak negarif, baik secara fisik maupun psikologis. Secara fisik, anak yang kegemukan lebih berisiko terhadap penyakitpenyakit seperti kardiovaskular, diabetes, dan lain-lain. Sedangkan dampak kegemukan pada psikologis anak antara lain rasa kepercayaan diri yang rendah dan depresi. Persoalan balita dengan gizi lebih seringkali luput dari perhatian, karena permasalahan salah nutrisi (malnutrisi) selalu berpersepsi pada gizi buruk dan kurang, tidak termasuk gizi lebih. Kota Bandung sebagai kota besar tak luput dari kondisi persoalan gizi lebih pada warga balitanya. Berikut ini adalah grafik perkembangan persentase besaran gizi lebih diantara balita di Kota Bandung Tahun GRAFIK III.23 PERKEMBANGAN PERSENTASE GIZI LEBIH BALITA DI KOTA BANDUNG TAHUN ,50 2,28 3,10 2, Persentase Gizi Lebih (BB/U) Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

81 Secara umum obesistas disebabkan oleh konsumsi kalori yang berlebihan, sehingga tubuh mengalami penimbunan lemak. Hal itu dipengaruhi beberapa faktor, antara lain budaya, pola hidup dan lingkungan. Pencegahan dengan memantau berat badan balita secara rutin, baik itu di Posyandu atau fasilitas kesehatan lainnya. Idealnya, berat badan balita itu berada di garis normal pada grafik pertumbuhan. Artinya, pertambahan berat badannya seimbang dengan pertambahan tinggi badan dan usia. Saat ini para kader posyandu juga diberi pelatihan untuk menjaring anakanak dengan status kelebihan gizi. Dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) di Posyandu, balita yang mengalami kasus obesitas akan masuk kategori kuning pada kartu. Selain itu, indikator gizi balita yang naik berat badannya di suatu wilayah (N) berdasarkan BPB Tahun 2012 mengalami peningkatan bila disandingkan dengan BPB Tahun 2012, berdasarkan BPB, balita N sebesar 63,60 % sedangkan di tahun 2011 hanya sebesar 57,89%. GRAFIK III.24 PERKEMBANGAN PERSENTASE BALITA NAIK BERAT BADAN DI KOTA BANDUNG TAHUN ,74 53,22 57, Persentase BB Naik 63,6 Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

82 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN A. PELAYANAN KESEHATAN 1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil a. Pemeriksaan Kesehatan Ibu Hamil K1 Pemeriksaan antenatal, secara program, diberi kode sesuai tahap K1, K2, K3, dan K4 secara berkala. Maka K4 adalah kunjungan lengkap seorang ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya. Tujuan pelayanan antenatal care sendiri adalah : 1. Menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas, serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat. 2. Memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan penata laksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi. 3. Menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal. Kunjungan baru ibu hamil atau K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan pada trimester I. Jumlah estimasi ibu hamil di Kota Bandung tahun 2012 adalah sebesar bumil. Kunjungan baru ibu hamil (K1) di Kota Bandung tahun 2012 adalah bumil (112,20%) telah melakukan pemeriksaan yang ke I kehamilannya dalam trimester pertama. Cakupan ini bila dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami Profil Kesehatan Kota Bandung

83 peningkatan dari capaian tahun sebelumnya yang sebesar 99,80% GRAFIK IV.1 PERKEMBANGAN CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K1 DI KOTA BANDUNG TAHUN , ,77 100,00 99,80 %K , Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 b. Pemeriksaan Kesehatan Ibu Hamil K4 Pemeriksaan minimal kehamilan yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan seorang ibu hamil adalah 4 kali selama kehamilan. Dengan demikian diharapkan kesehatan ibu dan bayi yang ada di dalam kandungannya dapat terus terpantau. Pada Tahun 2012, ibu hamil yang mendapat pelayanan pemeriksaan kehamilan sesuai standar yang ke 4 kali (K4) sebanyak orang atau 101,97%. Profil Kesehatan Kota Bandung

84 GAMBAR IV.1 PETA CAKUPAN PERSENTASE KUNJUNGAN BUMIL K4 DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Sebaran cakupan Kunjungan K4 di Kota Bandung tahun 2012 tidak merata atau masih beragam seperti tampak pada peta tematik di atas. Peta tersebut juga menjelaskan wilayah kecamatan mana saja yang belum mencapai target K4 SPM Bidang Kesehatan di tahun 2012 yang sebesar 93%. Kecamatan dengan cakupan K4 tertinggi adalah kecamatan Bojongloa Kidul sedangkan Kecamatan dengan cakupan K4 terendah ada di Kecamatan Mandalajati. Profil Kesehatan Kota Bandung

85 GRAFIKIV.2 PERKEMBANGAN CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K4 DI KOTA BANDUNG TAHUN ,60 99,66 98,78 101, , %K4 Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Bila dibandingkan dengan tahun lalu, maka pencapaian kunjungan K4 Bumil mengalami peningkatan dari tahun lalu yang sebesar 98,78%. Penetapan estimasi sasaran program kesehatan dan penataan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) dalam pencatatan dan pelaporan di berbagai fasilitas kesehatan dapat menghasilkan data yang valid. Penataan kembali pencatatan dan pelaporan kegiatan dapat menghindarkan angka cakupan yang over recorded (tercatat beberapa kali) sehingga hasil hitung cakupan indikator persentase tak melampaui 100,00%. c. Imunisasi TT Ibu Hamil Untuk mendapat kekebalan yang sempurna atau kekebalan seumur hidup, Imunisasi Tetanus Toxoid dilaksanakan sebanyak lima dosis dengan interval tertentu yang dimulai saat atau sebelum kehamilan. Profil Kesehatan Kota Bandung

86 Pada Tahun 2012 di Kota Bandung Ibu hamil yang mendapat imunisasi TT 1 sebanyak 92,45 %. Untuk pelayanan TT 3 telah diberikan pada orang wanita, TT 4 sebanyak orang wanita serta TT 5 sebanyak orang wanita. Dengan demikian masyarakat /wanita di Kota Bandung saat ini yang mempunyai kekebalan dengan status TT2+ tentang tetanus toxoid seperti terlihat pada tabel berikut ini. TABEL IV.1 JUMLAH WANITA USIA SUBUR/IBU HAMIL DENGAN STATUS IMUNISASI TT2+ DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012 NO JENIS IMUNISASI TT JUMLAH 1. T T T T T T T T Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Seksi Pencegahan dan Penenggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 d. Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe Kasus anemia pada ibu hamil sering terjadi, hal ini dapat ditanggulangi dengan pemberian tablet besi (Fe) dalam 3 trimester selama kehamilan (Fe1s/d Fe3). Fediberikansebanyak 90 tablet selama satu periode kehamilan. Pemberian Tablet Fe1 kepada ibu hamil tahun 2012 di Kota Bandung sebanyak bumil atau 91,27%-nya dan pemberian Tabet Fe3 sebanyak bumil atau 82,92%-nya. Perkembangan capaian pemberian tablet Fe Profil Kesehatan Kota Bandung

87 kepada ibu hamil yang tercatat di Dinkes Kota Bandung dapat diamati sebagai perbandingan melalui grafik di bawah ini 100,00 95,00 90,00 85,00 80,00 75,00 70,00 65,00 60,00 GRAFIK IV.3 PERKEMBANGAN PERSENTASE IBU HAMIL YANG MENDAPAT TABLET FE DI KOTA BANDUNG TAHUN ,08 70,10 96,10 88,94 97,31 85, ,27 82,92 Fe1 Fe3 Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Dari data kewilayahan distribusi tablet Fe3 terendah terdapat di Kecamatan Mandalajati dan Ujungberung dengan kisaran Angka Capaian 0,00-50,00%. Distribusi Tablet Fe3 per wilayah di Kota Bandung dapat dilihat dari peta di bawah ini. Profil Kesehatan Kota Bandung

88 GAMBAR IV.2 PETA CAKUPAN PERSENTASE PEMBERIAN TABLET BESI (FE 90) KEPADA BUMIL DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung ahun 2012 e. Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Yang dimaksud dengan komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam ibu dan / atau bayi. Penanganan komplikasi / risti kebidanan di Kota Bandung pada tahun 2012 sebanyak dari ibu hamil. Semua atau 100,00% bumil risti tersebut telah ditangani oleh para tenaga kesehatan. Meski demikian, Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidananbila dilihat dari perspektif kewilayahan terdapat beberapa wilayah/kecamatan yang cakupan bumil ristinya Profil Kesehatan Kota Bandung

89 masih di bawah target yang ada dalam SPM Bidang Kesehatan tahun 2012 yaitu 77,00%. GAMBAR IV.3 PETA CAKUPAN PERSENTASE BUMIL RISTI DITANGANI DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Rumah sakit dan fasilitas kesehatan (faskes) memberikan kontribusi yang besar terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk pelayanan kesehatan bumil risti. Akan tetapi, kelengkapan informasi domisili bumil/pasien dalam pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan di faskes kepada pemerintah, dalam hal ini Dinas Kesehatan, harus terus disempurnakan sehingga informasi kewilayahan mengenai cakupan pelayanan kesehatan dapat terus terupdate. Profil Kesehatan Kota Bandung

90 Meski cakupan kebidanan komplikasi/risti menunjukkan angka yang memenuhi target, hasil Audit Maternal Perinatal (AMP) di Kota Bandung tahun 2012 masih berkesimpulan penanganan terhadap ibu hamil bumil risti yang rendah (tidak terantisipasi) di hulu masih terjadi. Penanganan bumil risti di fasilitas kesehatan merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya kematian ibu di Kota Bandung GRAFIK IV.4 CAKUPAN KOMPLIKASI KEBIDANAN YANG DITANGANI DI KOTA BANDUNG TAHUN ,58 91,64 98,79 99,31 100, Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 f. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi salah satu indikator yang erat kaitannya dengan kejadian kematian ibu dan bayi, oleh karena itu semua ibu bersalin diharapkan mendapat pertolongan dari tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan. Capaian pertolongan oleh tenaga kesehatan berkompetensi kebidanan di Kota Bandung pada tahun 2012 sebesar 103,07% artinya jumlah ibu melahirkan yang ditolong oleh Profil Kesehatan Kota Bandung

91 nakes lebih besar dari jumlah ibu melahirkan yang diperkirakan ada pada tahun tersebut. Meski demikian apa bila ditinjau dari segi kewilayahan, masih terdapat wilayah-wilayah dengan cakupan bulin ditolong nakes yang rendah seperti Kecamatan Mandalajati (53,07%) dan Sumur Bandung (58,88%). Perhatian dapat difokuskan kepada Kecamatan Sumur Bandung karena dalam dua tahun terakhir ini mengalami capaian yang rendah terhadap indikator bulin ditolong nakes. GAMBAR IV.4 PETA CAKUPAN PERSENTASE LINAKES DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Profil Kesehatan Kota Bandung

92 Peningkatan capaian indikator kesehatan ibu hamil di wilayah yang rendah capaiannya dapat dilakukan sweeping langsung ke masyarakat maupun sinkronisasi data pelayanan kesehatan ibu dengan fasilitas kesehatan swasta. Penataan kembali sistem informasi kesehatan yang melibatkan fasilitas kesehatan swasta untuk mendapatkan informasi domisili pasien, dalam hal ini bumil, juga menjadi solusi utama untuk mendapatkan informasi jumlah bumil yang valid di suatu wilayah. Selain itu, penetapan sasaran program kesehatan sebagai denominator ketika menghitung indikator harus mempertimbangkan banyak masukan dan sumber informasi, sehingga mendapatkan jumlah sasaran yang memadai. GRAFIK IV.5 PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN DI KOTA BANDUNG TAHUN ,70 94,67 87,52 95,58 69, LINAKES Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 g. Pelayanan Nifas Nifas adalah periode mulai 6 jam sampai dengan 42 hari setelah melahirkan, dimana pada masa tersebut perlu minimal mendapat 3 kali petugas kesehatan, pengawasan / pelayanan dari yaitu pada 6 jam - 3 hari dan pada minggu ke-2 dan minggu ke-4. Cakupan pelayanan kesehatan pada ibu nifas di tahun 2012 sebesaar 85,18%. Profil Kesehatan Kota Bandung

93 Besaran tersebut ada di atas target SPM Tahun 2012 yaitu sebesar 80,00%. Pemberian Vitamin A merupakan salah satu pelayanan kesehatan pada ibu Nifas. Di Kota Bandung pada tahun 2012 kepada ibu nifas telah diberikan vitamin A sebanyak bufas atau 61,97%. Angka ini menurun bila disandingkan dengan tahun 2011 lalu yang sebesar atau sebesar 76,05 %. Pemberian Vitamin A pada ibu nifas melekat pada pelayanan kunjungan ibu nifas pada tenaga kesehatan, sehingga pencatatan pemberian Vitamin A, pelayanan nifas, dan ketersediaan kapsul Vitamin A dapat bila diintegrasikan bersama. Fungsi Vitamin A pada ibu nifas sangat penting yaitu antara lain pada sistem penglihatan, pembentukan sistem imun, dan pemulihan kesehatan ibu masa nifas. Konsumsi Vitamin A oleh bufas juga dapat memberikan manfaat pada bayi melalui pemberian ASI sehingga secara tak langsung bayi juga mendapatkannya. 2. Pelayanan Keluarga Berencana a. Peserta Keluarga Berencana (KB) Baru Bangsa yang mandiri pada dasarnya jika sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kebutuhan dan kemakmuran rakyat. Sektor kependudukan berperan penting dan strategis dalam mewujudkan hal tersebut, dalam hal ini pengendalian pertumbuhan penduduk. Dengan demikian, program KB menjadi pilihan yang sangat tepat guna membatasi dan merencanakan keluarga. Cakupan Peserta KB baru diupayakan untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam program Profil Kesehatan Kota Bandung

94 Keluarga Berencana. Peserta KB baru di Kota Bandung pada Tahun 2012 tercatat meningkat peserta dari tahun sebelumnya yang sebesar orang. Kecamatan Gedebage merupakan kecamatan dengan cakupan peserta KB baru terkecil pada tahun 2012, dengan peserta KB baru sebanyak 382 orang, sedangkan Kecamatan Sukajadi merupakan kecamatan dengan peserta KB baru terbesar. b. Peserta Keluarga Berencana Aktif Persentase Peserta KB Aktif merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat partispasi pasangan usia subur Program KB dan pemanfaatan alat kontrasepsi. Jumlah pasangan usia subur yang ada di Kota Bandung pada tahun 2012 terdapat pasang dan yang aktif memakai KB dengan berbagai jenis kontrasepsi sebanyak orang. Data tersebut bila disandingkan dengan tahun lalu terdapat peningkatan sebanyak orang. Cakupan peserta KB Aktif di amatnatkan untuk diperhatikan pencapaiannya per tahun. Cakupan peserta KB Aktif tahun 2012 di Kota Bandung berada pada angka 82,55% sedangkan target dalam tahun tersebut adalah 94,00%. Akan tetapi pencapaian di tahun 2012 telah meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 73,92%. Kecamatan dengan cakupan KB Aktif terkecil ada di Kecamatan Gedebage dengan capaian sebesar 75,63% dari 66,03% di tahun lalu, sedangkan kecamatan dengan cakupan KB Aktif terbesar ada di Kecamatan Kiaracondong dengan capaian 87,94%. Profil Kesehatan Kota Bandung

95 GRAFIK IV.6 PERKEMABANGANPERSENTASE PESERTA KB AKTIF DI KOTA BANDUNG TAHUN ,00 95,00 90,00 85,00 80,00 75,00 70,00 65,00 60,00 91,00 92,00 93,00 94,00 80,74 82,55 81,30 73, %Target SPM KB Aktif %Cakupan KB aktif Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPP-KB) Kota Bandung Tahun 2012 Meski terdapat penurunan, jumlah peserta KB Baru dan Aktif dari tahun ke tahun secara umum menunjukkan peningkatan seperti yang tampak dalam tabel di bawah ini GRAFIK IV.7 PERKEMABANGAN JUMLAH PESERTA KB BARU DAN AKTIF DI KOTA BANDUNG TAHUN Jumlah Peserta KB Baru Jumlah Peserta KB Aktif Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPP-KB) Kota Bandung Tahun 2012 c. Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi Minat peserta KB baru di Kota Bandung pada tahun 2012 dalam memilih jenis kontrasepsi terbanyak pada jenis kontrasepsi suntik sebesar 53,67% dan terkecil pada jenis kontrasepsi MOP (metode operasi pria) sebesar 0,09% dan Profil Kesehatan Kota Bandung

96 MOW (metode operasi wanita) 2,55%. Hal ini dapat dilihat bahwa keikutsertaan ber-kb mantap pada pria maupun wanita masih sangat kecil di Kota Bandung. Akan tetapi angka Akan tetapi persentase angka ini telah meningkat dibandingkan tahun sebelumnya pada kontrasepsi MOP dan MOW yang berturut-turut hanya sebesar 0,03% dan 1,15%. GRAFIK IV.8 PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTASEPSI DI KOTA BANDUNG TAHUN ,87 13,84 24,16 0,09 2,55 1,82 IUD MOP MOW IMPLAN SUNTIK PIL 53,67 KONDOM Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPP-KB) KotaBandung Tahun 2012 d. Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Partisipasi masyarakat dalam keikutsertaan ber-kb di Kota Bandung pada Tahun 2012 banyak memakai jenis kontrasepsi hormonal yaitu suntik sebesar 43,95% dan jenis kontrasepsi yang paling jarang dipakai, diluar MOP dan MOW adalah Implant sebesar 1,60%, kondom sebesar 1,42 %. Peserta KB pria masih sangat kecil di Kota Bandung, hal ini dapat dilihat dari keikutsertaan ber-kb pada penggunaan alat kontrasepsi MOP dan kondom yang kecil. Profil Kesehatan Kota Bandung

97 GRAFIK IV.9 PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTASEPSI DI KOTA BANDUNG TAHUN ,95 16,90 1,42 31,93 0,35 3,85 1,60 IUD MOP MOW IMPLAN SUNTIK PIL KONDOM Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPP-KB) Kota Bandung Tahun 2012 Masalah pertumbuhuhan angka kelahiran dan kepadatan penduduk akan dapat diatasi dengan melaksanakan program keluarga berencana yang bertujuan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak maupun meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat dengan mengurangi angka kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk tidak melebihi kapasitas produksi. Profil Kesehatan Kota Bandung

98 3. Pelayanan Kesehatan Bayi a. Kunjungan Neonatus Bayi hingga kurang dari satu bulan (neonatus) merupakan umur yang paling rentan atau memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan persalinan yang ditolong oleh nakes dan pelayanan pada neonatus (0-28 hari). Dalam pelayanan kesehatan neonatus, petugas selain melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga memberikan konseling perawatan bayi kepada ibu. Pelayanan kesehatan pada neonatal dasar meliputi ASI Ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat pemberian vitamin K, pemberian imunisasi hepatitis B1 dan manajemen terpadu pada bayi muda. Pelayanan ini diberikan sesuai standar sedikitnya tiga kali yaitu pada umur 6-24 jam setelah lahir, pada 3 7 hari, dan pada <28 hari yang dilakukan di fasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan. Kunjungan Neonatus pertama kali (KN1) yang ada di Kota Bandung pada tahun 2012sebesar 94,58%, sedangkan untuk Kunjungan Neonatus lengkap (ketiga kali / KN3) sebesar 89,93%. Sebagai perbandingan di tahun lalu, KN1 di Kota Bandung sebesar 93,01% dan KN3 (lengkap) sebesar 92,71%. Data tersebut menerangkan bahwa pencapaian kunjungan pertama kali Neonatus ke nakes mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, sedangkan KN3 mengalami penurunan. Profil Kesehatan Kota Bandung

99 b. Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani Neonatus dengan komplikasi adalah neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan kematian. Jumlah sasaran Neonatus yang berkomplikasi di Kota Bandung pada tahun 2012 sebanyak bayi dan keseluruhannya (100,00%) telah ditangani. Capaian neonatus komplikasi ditangani pada tahun 2011 lalu sebesar 90,58%, maka bila disandingkan dengan tahun 2012 terdapat kenaikan 9,42%. c. Kunjungan Bayi Setiap bayi berumur 29 hari 11 bulan diharapkan memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali, yaitu 1 kali pada umur 29 hari 3 bulan,1 kali pada umur 3 6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan, yang meliputi pelayanan imunisasi dasar, stimulasi intervensi dini tumbuh kembang bayi, dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Pada Tahun 2012 di Kota Bandung terdapat bayi dan bayi atau 92,04 % diantaranya telah mendapat pelayanan kesehatan. Walaupun terjadi penurunan jumlah bayi dibandingkan tahun sebelumnya dari bayi menjadi bayi, cakupan kunjungan bayi juga menurun. Tahun 2011 lalu capaian kunjungan bayi berada pada angka 94,94%. Bila melihat angka tersebut, berarti sebanyak 7,96% bayi di Kota Bandung yang belum mendapat pemeriksaan pelayanan kesehatan sebagaimana mestinya. Profil Kesehatan Kota Bandung

100 GRAFIKIV.10 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN BAYI DI KOTA BANDUNG TAHUN ,94 92,04 81,31 75,02 54, Kunjungan Bayi Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 d. Imunisasi Bayi Imunisasi adalah upaya untuk meningkatkan/membentuk sistem kekebalan tubuh dari beberapa jenis penyakit menular. Program imunisasi dinilai sangat efektif untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat penyakit-penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi. Berikut adalah grafik perbandingan persentase cakupan imunisasi bayi di Kota Bandung Tahun Profil Kesehatan Kota Bandung

101 GRAFIK IV.11 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI BAYI DI KOTA BANDUNG TAHUN ,99 129,51 122,98 122,07 97,94 96,38 93,88 97,02 96,86 92,39 95,24 95, DPT1+HB1 DPT3+HB3 CAMPAK BCG Sumber :Seksi Pencegahan dan Penaggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Cakupan imunisasi bayi di Kota Bandung di tahun 2012 berbeda di semua jenis pemberian imunisasi seperti tampak pada grafik di atas. Perbedaan tersebut terdapat pada peningkatan yang mencolok dan capaian yang lebih dari seratus persen. Beberapa kemungkinan penyebab terjadinya angka cakupan yang mencolok dari tahun sebelumnya tersebut adalah : 1. Metode penentuan jumlah sasaran program kesehatan, dalam hal ini adalah kelompok bayi, sebagai denominator perhitungan indikator, yang berbeda dari tahun sebelumnya. 2. Sistem pencatatan dan pelaporan dari fasilitas kesehatan ke Dinas Kesehatan yang bersifat agregasi dan belum menyertakan analisa wilayah / tempat tinggal /domisili. Berbagai metode pendekatan penentuan jumlah sasaran program kesehatan oleh semua para pemegang dan pelaksanaprogram yang terkait harus dipahami. Profil Kesehatan Kota Bandung

102 Penentuan tersebut mempertimbangkan sumber data, teori perhitungan, metode, dan kondisi terakhir program terkait. Selain itu, untuk mencapai kondisi real capaian program yang sedekat mungkin, perlu dibenahi pula sistem informasi mengenai content, sumber, dan alur pelaporan. Semua kelurahan yang ada di Kota Bandung (151 kelurahan) telah mencapai 100,00 % Kelurahan UCI (Universal Child Immunization). Hal ini dapat dilihat dari Cakupan Imunisasi setiap kelurahan telah melebihi 80,00 % dan bila dibandingkan dengan dari Standar Pelayanan Minimal (SPM) Program Imunisasi Bayi Kelurahan UCI di Kota Bandung telah mencapai target. e. ASI Ekslusif Air susu ibu merupakan anugrah dan karunia dari Allah SWT yang tidak terhingga baik untuk ibu maupun untuk bayi. ASI mengandung segala zat gizi yang diperlukan oleh bayi dan antibodi yang dapat memperkuat daya tahan tubuh sang bayi dari serangan penyakit. Belum lagi dalam pemberian ASI dari seorang ibu kepada bayinya terjalin kasih sayang dan komunikasi yang erat, yang mana nilai-nilai tersebut tidak dimiliki oleh susu formula apapun. Sehingga, oleh karenanya, pemberian ASI dari seorang ibu harus diberikan secara optimal kepada bayinya. ASI Eksklusif adalah pemberian hanya air susu ibu saja kepada bayinya di usia 0 6 bulan. Profil Kesehatan Kota Bandung

103 GAMBAR IV.5 PETA CAKUPAN PERSENTASE ASI EKSKLUSIF DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung ahun 2012 Perhitungan bayi mendapat ASI Eksklusif menggunakan hitungan bayi usia 0-6 bulan mendapatkan ASI saja (ASI Ekslusif progresive) dibagi dengan jumlah bayi yang ada usia 0-6 bulan di suatu wilayah pada waktu tertentu. Bayi yang mendapat ASI eksklusif di Kota Bandung pada tahun 2012 sebanyak bayi (28,96%) dari bayi yang ada. Secara angka persentase ASI Eksklusif di tahun 2012 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang sebesar 21,23%. Meski demikian kecilnya bayi mendapat ASI Eksklusif masih menunjukkan untuk perlu lebih memasyarakatkan lagi pemberian ASI Eksklusif melalui penyuluhan di Profil Kesehatan Kota Bandung

104 berbagai media dan dalam berbagai kesempatan. Promosi ASI Eksklusif pada masyarakat luas juga dapat dilakukan melalui ketauladanan ibu public figure-icon di masyarakatatau pun duta ASI Ekslusif yang memanfaatkan ketenarannya menyampaikan informasi mengenai keunggulan ASI dan ASI Eksklusif. 4. Pelayanan Kesehatan Anak Balita Pelayanan kesehatan anak balita dilaksanakan melalui pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan memberikan pelayanan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang minimal 8 kali dalam setahun. Pengukuran pertumbuhan balita dengan pengamatan pengukuran fisik sedangkan pengukuran perkembangan meliputi pengamatan gerak, panca indera, mental dan emosional. Selain itu pula diberikan suplementasi Viatmin A kepada anak balita. Jumlah anak balita di Kota Bandung pada tahun 2012 sebanyak orang dan telah diberikan pelayanan kesehatan melalui deteksi dini tumbuh kembang sebanyak orang atau 87,32%. Besaran tersebut mengalami pengurangan dari tahun sebelumnya sebesar yang sebesar 91,30% meski masih berada di atas target SPM Tahun 2012 yaitu sebesar 80,00%. Pemberian Vitamin A pada setiap anak balita (termasuk bayi usia 6-11 bulan) rutin diberikan 2 kali dalam setahun yaitu pada bulan Pebruari dan Agustus bersamaan dengan bulan penimbangan balita. Terdapat sebanyak anak balita di Kota Bandung (12-59 bulan), dari jumlah tersebutyang telah diberi Vitamin A2 kali tercatat sebanyak anak balita atau 140,74%. Profil Kesehatan Kota Bandung

105 Tahun lalu pemberian vitamin A2 kali pada balita sebesar 80,49% sehingga terdapat kenaikan yang cukup besar. Akan tetapi, faktor penetapan sasaran program kesehatan dan pencatatan dan pelaporan yang bersifat agregasi dan tak dilengkapi dengan variabel tempat/domisili menjadi hal yang melatarbelakangi kenaikan hingga angka yang melibihi dari seratus persen pada pemberian Vitamin A 2 kali pada anak balita. 5. Pelayanan Gizi a. Makanan Pendamping ASI / PMT-Pemulihan Di Kota Bandung pada tahun 2012 terdapat 769 anak usia 6-59 bulan dari keluarga miskin dengan masalah gizi kurang yang telah diberikan Pemberian Makanan Tambahan-Pemulihan (PMT-Pemulihan). Volume pemberian PMT-Pemulihan di tahun 2012 bertamah sebanyak 94 balita dari tahun sebelumnya yang sebanyak 675 anak. Pemberian Makanan Tambahan-Pemulihan kepada keluarga miskin dapat membantu orang tua balita dalam mepertahankan status gizi dan proses tumbuh-kembang anak balitanya. Jumlah pemberian Selain itu kontak kader / tenaga kesehatan kepada orang tua dari keluarga miskin dalam pemberian MP-ASI dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan penyuluhan / konsultasi kesehatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan kesehatan. b. Anak Balita dengan Status Bawah Garis Merah (BGM) Balita dengan status Bawah Garis Merah (BGM) adalah balita yang berat badannya ketika ditimbang berada dibawah garis merah pada kartu menuju sehat. Profil Kesehatan Kota Bandung

106 Di Kota Bandung pada Tahun 2012 terdapat 192 anak (0,17%) yang berat badannya dibawah garis merah. Jumlah anak dengan berat badan dibawah garis merah Tahun 2011 yaitu sebanyak 173 anak (0,13%). Dengan demikian maka bila dibandingkan dengan data tahun 2011 terjadi sedikit peningkatan jumlah balita dengan status BGM. Berikut adalah grafik persentase balita dengan berat di bawah garis merah (BGM) di Kota Bandung Tahun ,6 1,4 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 GRAFIK IV.12 PERSENTASE BALITA DENGAN BERAT BADAN DIBAWAH GARIS MERAH (BGM) DI KOTA BANDUNG TAHUN ,41 0,96 0,30 0,13 0, %BGM Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota BandungTahun 2012 c. Balita Ditimbang Berat Badannya Strategi utama untuk menurunkan pravelensi gizi kurang, termasuk balita dengan BGM, adalah dengan meningkatkan kegiatan pencegahan melalui pemantauan pertumbuhan anak di Posyandu sebagai jalan untuk tiba pada sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Pembangunan Milenium dalam Milenium Development Goals (MDGs). Pemantauan pertumbuhan balita merupakan sarana mendidik ibu balita Profil Kesehatan Kota Bandung

107 tentang gizi kesehatan dan sebagai upaya deteksi dan intervensi dini gangguan pertumbuhan. Untuk meningkatkan cakupan dan keberlangsungan kegiatan pemantauan pertumbuhan di Posytandu diperlukan dukungan semua pemangku kepentingan terutama lintas sektor, kader, dan masyarakat. Terkait dengan upaya tersebut, Pemerintah Kota Bandung, melalui Dinas Kesehatan menyelenggarakan Bulan Penimbangan Balita pada Bulan Pebruari dan Agustus setiap tahunnya. Balita ditimbang di suatu wilayah menandakan partisipasi dan kesadaran masyarakat yang meningkat untuk memantau perkembangan tumbuh kembang anaknya. Peran petugas kesehatan dalam hal ini petugas gizi dan para kader menghadirkan warganya ke Posyandu untuk diukur perkembangan dan pertumbuhan fisik balitanya sangat dominan. Tingginya warga yang datang ke Posyandu atau UKBM lainnya dapat menjadi tolok ukur terjalinnya kepercayaan masyarakat terhadap tenaga kesehatan di Puskesmas termasuk juga Program Kesehatan itu sendiri. Besarnya kehadiran warga (balita) ke Posyandu merupakan modal yang sangat berharga untuk menjalankan program-program kesehatan yang ada. Mulai dari pengukuran tingkat kesehatan hingga peningkatkan pengetahuan kesehatan melalui penyuluhan kesehatan oleh petugas terkait. Didalamnya dapat dimodifikasikan bukan hanya materi kesehatan ibu dan anak, tetapi berbagai materi yang terkait akan kesehatan termasuk kebersihan diri dan lingkungan. Kegiatan-kegiatan di Poyandu tersebut selama tahun 2012 dapat digambarkan sebagai berikut (data BPB tahun 2012). Profil Kesehatan Kota Bandung

108 Jumlah balita yang ada di Kota Bandung pada Tahun 2012 sebanyak orang dan yang ditimbang baik di posyandu maupun sarana pelayanan kesehatan lain sebanyak orang atau 62,44%. Dari hasil penimbangan tersebut terdapat balita dengan berat badan naik sebanyak orang atau 63,47%, balita dengan gizi buruk sebanyak 289 orang atau 0,22%. Berikut adalah grafik perkembangan pemantauan pertumbuhan balita di Kota Bandung Tahun 2008 hingga Tahun GRAFIK IV.13 PERKEMBANGAN PERSENTASE BALITA DENGAN STATUS BAWAH GARIS MERAH (BGM) DAN GIZI BURUK DI KOTA BANDUNG TAHUN ,60 1,40 1,41 1,20 1,00 0,80 0,60 0,40 0,20 0,00 0,96 0,73 0,74 0,49 0,43 0,30 0,17 0,22 0, BGM Gizi Buruk S Sumber : Seksi Pelayanan Kesehehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Profil Kesehatan Kota Bandung

109 GRAFIK IV.14 PERKEMBANGAN PERSENTASE BALITA DITIMBANG DAN NAIK BERAT BADANNYA DI KOTA BANDUNG TAHUN ,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 93,47 72,74 78,77 58,47 93,00 63,03 62,44 63,47 57,69 53,22 Ditimbang Naik Berat Badan 40, Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Hasil pemantauan pertumbuhan balita mengalami penurunan dalam beberapa indikator ukuratn gizi balita. Untuk indikator balita yang ditimbang berat badannya (D/S) yang ditujukan untuk melihat partisipasi masyarakat, mengalami penurunan dari 63,03 % di tahun 2011 menjadi 62,44% di tahun Wilayah rawan gizi adalah wilayah di mana persentase jumlah balita dengan status gizi kurang dan sangat kurang (BB/TB) lebih dari 10,00% dari keseluruhan jumlah balita diwilayah tersebut. Berikut adalah gambar wilayah rawan gizi di Kota Bandung Tahun Profil Kesehatan Kota Bandung

110 GAMBAR IV.6 PETA WILAYAH RAWAN GIZI DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012 Sumber : Dinas Kesehatan Kota BandungTahun 2012 Perlu menjadi perhatian terhadap beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Bojongloa Kaler, Bojongloa Kidul, Babakan Ciparay, dan Ujungberung dikarenakan dalam dua tahun ini menjadi wilayah dengan status rawan gizi. Luasan wilayah kecamatan dengan rawan gizi di tahun 2012 lalu sebanyak 6 kecamatan. d. Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Status gizi buruk balitaadalah kondisi gizi balita menurut berat badan dan tinggi badan (BB/TB) berdasarkan standar WHO (2005) dengan Z score < - 3 SD (standar Profil Kesehatan Kota Bandung

111 deviasi) dan atau dengan tanda-tanda klinis (Marasmus, Kwashiorkor, dan Marasmus Kwashiorkor). Jumlah balita dengan gizi buruk di Kota Bandung pada Tahun 2012 sebanyak 289 anak dan dari jumlah tersebut semuanya telah mendapat perawatan sesuai tatalaksana gizi buruk. Besaran tersebut telah memenuhi target SPM Tahun 2012 yaitu sebesar 100,00%. Bila dibandingkan dengan tahun lalu, kondisi gizi buruk balita di Kota Bandung mengalami penurunan dari 675 anak (0,49 %) pada Tahun Pelayanan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat dilakukan melalui pemeriksaan kesehatan umum,kesehatan gigi, dan mulut terhadap murid kelas I SD dan setingkat oleh tenaga kesehatan bersama guru dan dokter kecil. Jumlah murid kelas 1 SD atau setingkat yang ada di Kota Bandung pada tahun 2012 terdapat murid, dari jumlah tersebut dilakukan penjaringan pelayanan kesehatan melalui pemeriksaan kesehatan umum dan kesehatan gigi mulut kepada murid atau 100,00 % dari jumlah murid yang ada. Bila melihat dari data tersebut semua murid kelas 1 SD atau setingkat dapat diketahui kondisi kesehatan umumnya untuk mempersiapkan diri melangkah masuk dalam lingkungan sekolah dasar. 7. Pelayanan Kesehatan Usia lanjut Manusia dengan usia lanjut (lansia) mengalami kemunduran sel-sel secara fisiologis karena proses penuaan yang berdampak pada kelemahan organ, kemunduran fisik, dan timbulnya berbagai macam penyakit terutama penyakit Profil Kesehatan Kota Bandung

112 degenratif. Lansia akan mengalami hambatan dalam keidupan mereka sehingga tidak sedikit dari mereka menarik diri dari kehidupan sosial, depresi, dan tak produktif. Selain itu, akan muncul berbagai penyakit degeneratif seperti jantng koroner, stroke, patah tulang akibat osteoporosis, demensia, dan lain-lain. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menjadikan status kesehatan para usia lanjut meningkat dan mandiri dengan dibentuknya pos pembinaan terpadu (Posbindu) di tingkat RW. Berbagai kegiatan dilaksanakan di Posbindu antara lain pemeriksaan kesehatan, olah raga bersama, rekreasi, penyuluhan, majlis talim, dan saling tukar pengalaman antar usila. Selain itu juga peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan para usia lanjut di pelayanan kesehatan dasar, khusunya Puskesmas dan juga kelompok usia lanjut, dilakukan melalui konsep Puskesmas Santun Lanjut Usia. Saat ini UPT Puskesmas Puter, Kopo, Margahayu Raya, Citarip, Cijagra Baru, Garuda menjadi puskesmas dengan Program Unggulan Puskesmas Santun Lansia. Tahun 2012 di Kota Bandung padaterdapat posbindu sebanyak 772 kelompok dengan jumlah usila (60 tahun+) sebanyak orang, dari jumlah tersebut dilayani kesehatan atau sebanyak 37,64%. Dari data tersebut bila dibandingkan dengan tahun lalu terdapat peningkatanyaitu dari 32,72 % di tahun Laki-laki usila yang memeriksa kesehatannya mencapai 33,21% dari populasi laki-laki usila, sedangkan wanita usila diperiksa kesehatannya mencapai 40,82% dari populasi wanita usila yang ada. Profil Kesehatan Kota Bandung

113 GRAFIK IV.15 PERKEMBANGAN PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT DI KOTA BANDUNG TAHUN ,41 33,02 32, ,64 % Lansia Periksa Kesehatan Sumber : Seksi Kesehatan Khusus Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun Gawat Darurat Yang dimaksud gawat darurat level 1 adalah tempat pelayanan gawat darurat yang memiliki dokter umum berada ditempat 24 jam dengan kualifikasi general emergency life support dan atau advance life support, advance cardiac life support serta memiliki alat transportasi dan komunikasi. Fasilitas kesehatan yang mempunyai kelengkapan gawat darurat di Kota Bandung seperti itu terdapat di 5 puskesmas perawatan dan 28 rumah sakit dari 30 rumah sakit (91,67%). 9. Potensi Kejadian Luar Biasa (KLB) a. Potensi Kasus dan Wilayah KLB Potensi Kejadian luar biasa yang terjadi di Kota Bandung Tahun 2012 terdiri dari kejadian suspek Avian Influenza H5N1 (Flu Burung), Suspek Leptosirosis, Leptospirosis, Difteri, dan Keracunan Makanan.Tahun 2011 terjadi 7 kasus KLB sedangkan di tahun 2012 terjadi 6 kasus. Profil Kesehatan Kota Bandung

114 Berikut di bawah ini gambar peta wilayah kelurahan berpotensi KLB di Kota Bandung Tahun 2012 GAMBAR IV.7 PETA WILAYAH KELURAHAN BERPOTENSI KLB DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Adapun luasan kecamatan yang mengalami potensi KLB adalah KecamatanCicendo, Buah Batu, Batununggal, Regol, Arcamanik, Astana Anyar, Ujungberung, atau sebanyak 7 kecamatan (17,50%) dari 30 kecamatan yang ada. Sedangkan untuk luasan kelurahan yang mengalami potensi KLB terdapat 10 kelurahan. Tim Gerak Cepat (TGC) Dinas Kesehatan Kota Bandung, yang bertugas menangani kejadian luar biasa atau bencana alam di setiap saat, telah menangani serta mengadakan penyelidikan epidemiologi pada penyakit potensi KLB tersebut, sehingga kejadian luar biasa yang terjadi dapat Profil Kesehatan Kota Bandung

115 ditangani kurang dari 24 jam.dalam SPM ditargetkan semua kelurahan yang mengalami KLB dapat dilakukan penyelidikan epidemiologi kurang dari 24 jam. Oleh karenanya pencapaian SPM untuk indikator ini sebesar 100% telah dapat dicapai. Dari data di atas, penyebaran potensi kejadian luar biasa Tahun 2012 lebih sempit dibandingkan dengan tahun lalu yang mencakup hingga 40,00% wilayah kecamatan di Kota Bandung. Walau tidak terjadi kasus penyakit potensi KLB yang sama di wilayah Kecamatan Arcamanik dan Ujungberung, kedua kecamatan itu mengalami potensi kejadian KLB dalam dua tahun berturut ini. Kecamatan Cicendo merupakan kecamatan yang mengalami KLB keracunan makanan dalam 2 tahun ini dengan kelurahan yang sama yaitu Kelurahan Pasirkaliki. Kecamatan Buah Batu mengalami potensi KLB dalam kasus Leptospirosis dan suspek H5N1 (Flu Burung) sekaligus, demikian juga dengan Kecamatan Astanaanyar dengan Difteri dan Leptospirosis. b. Jumlah Penderita Jumlah penderita penyakit berpotensi KLB tahun 2012di Kota Bandung sebanyak110 orang, yang terdiri Suspek H5N1 (Flu Burung) 3 orang, Suspek Leptospirosis satu orang, Leptospiriosi 2 orang, Difteri 3 orang, dan Kasus Keracunan Makanan 161 orang. Terdapat 3 kematian akibat kasus suspek Avian Influenza dengan CFR 100,00% dan satu orang akibat Leptospirosis dengan CFR 50,0% (dari 2 pendertita Leptospirosis. 10. Pelayanan Kesehatan Gigi a. Ratio Tambal Cabut / Gigi Tetap Usaha pencegahan dan penyembuhan penyakit atau kelainan gigi dan mulut telah banyak dilakukan di Kota Profil Kesehatan Kota Bandung

116 Bandung melalui pelayanan kesehatan gigi dan mulut di fasilitas kesehatan gigi maupun penyuluhan-penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di masyarakat. Pelayanan medik gigi dasar meliputi tindakan tumpatan gigi tetap, pencabutan gigi tetap, dan pembuangan karang gigi (scaling). Tingkat keberhasilan program upaya kesehatan gigi dan mulut terutama pelayanan medik gigi dasar salah satunya dengan melihat perbandingan antara tumpatan gigi tetap dan pencabutan gigi tetap dengan rasio 1 : 1 sesuai dangan target yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Pada tahun 2012 di Puskesmas Kota Bandungtelah dilakukan tumpatan/penambalan gigi tetap sebanyak gigi dan pencabutan gigi tetap sebanyak gigi dengan ratio tambal/cabut 1,13. Dengan capaian tersebut maka tumpatan gigi tetap terhadap pencabutan gigi tetap sudah baik karena rasio tambalan gigi tetap terhadap pencabutan gigi tetap yang ideal adalah 1. TABEL IV.2 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMASKOTA BANDUNG DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012 NO URAIAN JUMLAH 1. Tumpatan Gigi tetap Pencabutan Gigi tetap Jumlah Ratio Tambal/ cabut 1,13 Sumber : Seksi Kesehatan Khusus Dinas Kesehatan Kota BandungTahun 2012 Profil Kesehatan Kota Bandung

117 GRAFIK IV.16 JUMLAH TUMPATAN DAN PENCABUTAN GIGI DI PUSKESMAS DI KOTA BANDUNG TAHUN Tumpatan Gigi Tetap Pencabutan Gigi Tetap Jumlah Sumber : Seksi Kesehatan Khusus Dinas Kesehatan Kota Bandung dan Rumah b. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat Pelayanan kesehatan gigi juga dilakukan kepada anak SD dan setingkat melalui kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah yang meliputi penyuluhan dan pemeriksaan gigi. Jumlah siswa yang tercatat sebanyak siswa dan yang diperiksa kesehatan giginya sebanyak siswa atau hanya 30,70%. Dari hasil pemeriksaan tersebut terdapat siswa perlu mendapat perawatan, dan diantaranya mendapat perawatan atau 48,45 %. Di bawah ini tampak tabel pelayanan kesehatan gigi dan mulut padaanak SD dan setingkat di Kota Bandung Tahun Profil Kesehatan Kota Bandung

118 TABEL IV.3 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012 NO URAIAN JUMLAH % 1. Jumlah Murid SD dan setingkat Jumlah Murid yang diperiksa ,70 3. Jumlah Murid yang perlu perawatan 4. Jumlah Murid yang mendapat perawatan ,45 Sumber : Seksi Kesehatan Khusus Dinas Kesehatan Kota BandungTahun 2012 Bila dibandingkan dengan tahun lalu terdapat peningkatanjumlah siswa yang mendapat perawatan dari 26,36% menjadi 30,70% pada tahun Meskipun demikian, persentase cakupan siswa yang mendapat perawatan gigi dan mulut terhadap siswa yang perlu perawatan masih kecil yaitu 48,45%. Perkembangan pelayanan UKGS di Kota Bandung yang dilakukan oleh Puskesmas di seluruh Kota Bandung dari tahun-ketahun dapat diamati dari grafik di bawah ini. 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 45,53 17,30 GRAFIK IV. 17 PERKEMBANGAN PELAYANAN UKGS DI KOTA BANDUNG TAHUN ,25 17,06 41,00 26, ,45 30,70 Siswa diperiksa dalam UKGS Siswa mendapatkan Perawatan Gigi Sumber : Seksi Kesehatan Khusus Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Profil Kesehatan Kota Bandung

119 11. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan, dalam hal ini yang terdapat dalam Profil Kesehatan, dilakukan oleh tenaga kesehatan baik di dalam gedung puskesmas maupun diluar gedung Puskesmas. Penyuluhan kelompok adalah penyuluhan yang dilakukan kepada sekelompok orang minmal 5 orang peserta. Sedangkan penyuluhan massa adalah penyuluhan yang dilaksanakan secara massa dengan menggunakan media elektronik dan cetak yang berlangsung hanya 1 arah. Dalam periode Tahun 2012, terdapat kali penyuluhan kelompok dengan berbagai materi kesehatan dan berbagai sasaran yang dilakukan oleh puskesmas. Dinas Kesehatan Kota Bandung sebagai kantor pengkoordinasi kegiatan kerja di puskesmas melakukan 250 penyuluhan kelompok dan 50 penyuluhan massa. Tercatat 646 kali penyuluhan yang dilakukan oleh 15 rumah sakit di Kota Bandung. Sejatinya penyuluhan/pendidikan kesehatan tidak dapat diberikan oleh seseorang kepada orang lain, bukanlah separangkat prosedur, ataupun produk yang harus dicapai, melainkan merupakan suatu proses perkembangan yang berubah secara dinamis, yang di dalamnya seseorang menerima atau menolak informasi, sikap, maupun praktek yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat. Profil Kesehatan Kota Bandung

120 B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN 1. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Prabayar Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Prabayar adalah suatu cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna berdasarkan azas usaha bersama dan kekeluargaan, berkesinambungan dengan mutu yang terjamin dan biaya yang terkendali. Grafik di bawah ini menjelaskan mengenai jaminan kesehatan prabayar di Kota Bandung Tahun GRAFIK IV.18 JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR DI KOTA BANDUNG TAHUN ASKES JAMKESMAS BAWAKU SEHAT JAMINAN KESEHATAN PRABAYAR Sumber : Seksi Data dan Informas Kesehatan Tim Jamkesmas Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Jenis Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar di Kota Bandung jenisnya antara lain ASKES, Jamsostek, Dana Sehat, Jamkesmas, Bawaku Sehat, dan asuransi kesehatan lain. Namun data yang ada menyatakan bahwa penduduk yang tercatat di Puskesmas di Kota Bandung yang mempunyai jaminan kesehatan dari ASKES sebanyak jiwa, yang mendapat jaminan kesehatan dari kartu Jamkeskas sebanyak jiwa,dan jaminan kesehatan daerah (Bawaku Sehat) sebanyak jiwa. Jaminan pemeliharaan kesehatan prabayar dari penyedia Profil Kesehatan Kota Bandung

121 layanan asuransi kesehatan lain selain diatas, yang merunut pesertanya berdasarkan pada domisili/status warga Kota Bandung, belum dapat diperoleh datanya. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan sistem informasi yang tidak mendukung ketersediaan data hingga ke domisili/warga Kota Bandung. 2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin merupakan tanggung jawab pemerintah baik Pemerintah Pusat,Pemerintah DaerahPropinsi maupun Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota.Gambar peta di bawah ini menjelaskan jumlah peserta Jamkesmas dan Bawaku Sehat di Kota Bandung Tahun GAMBAR IV.8 PETA JUMLAH MASYARAKAT MISKIN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Profil Kesehatan Kota Bandung

122 Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat miskin di Kota Bandung pada Tahun 2012 berupa pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap di sarana kesehatan pemerintah maupun swasta. Pembiayaan pelayanan masyarakat miskin yang ada di Kota Bandung bersumber dari Pemerintah Pusat berupa Jamkesmas, Pemerintah Propinsi Jawa Barat berupa Bantuan Gubernur, dan Pemerintah Kota Bandung berupa Program Bawaku Sehat. Pelayanan kesehatan rawat jalan bagi masyarakat miskin di Kota Bandung di berikan di Puskesmas, rumah sakit baik pemerintah maupun rumah sakit swasta yang telah melakukan kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Bandung dalam pelayanan kesehatan masyarakat miskin. Adapun jumlah kunjungan masyarakat miskin untuk mendapat pelayanan rawat jalan di puskesmas pada Tahun 2012 sebanyak kunjungan, dan rawat jalan di rumah sakit sebanyak kunjungan atau 8,18%. 3. Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Sarana Pelayanan Kesehatan Masyarakat yang berkunjung untuk mendapatkan pelayanan kesehatan baik di puskesmas maupun di rumah sakit terdiri dari kunjungan rawat jalan dan rawat inap.pada Tahun 2012 Kunjungan rawat jalan ke 73 puskesmas yang ada di Kota Bandung sebanyak kunjungan, dengan tingkat rata-rata utilisasi puskesmas perhari 85 kunjungan. Profil Kesehatan Kota Bandung

123 GRAFIK IV.19 PERKEMBANGAN JUMLAH KUNJUGAN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS DI KOTA BANDUNG TAHUN Kunjungan Rawat Jalan Puskesmas Sumber : Seksi Data dan Informas Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Kunjungan rawat inap di 5 puskesmas perawatan dengan tempat tidur (DTP) yang ada di Kota Bandung sebanyak kunjungan. GRAFIK IV.20 PERKEMBANGAN JUMLAH KUNJUGAN RAWAT INAP DI PUSKESMAS DI KOTA BANDUNG TAHUN Kunjungan Rawat Inap Puskesmas Sumber : Seksi Data dan Informas Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Berdasarkan data yang ada dari pelaporan rumah sakit di Kota Bandung, terdapat orang yang Profil Kesehatan Kota Bandung

124 mendapatkan pelayanan rawat jalan ke rumah sakit, terbanyak datang ke Rumah Sakit Hasan Sadikin dan yang paling sedikit datang ke Rumah Sakit Ibu Anak Tedja. Dilihat dari masyarakat yang menerimapelayanan rawat inap terdapat orang, terbanyak dirawat di RS Hasan sadikin dan paling sedikit di rawat di RSK Ginjal Ainun Habibie. 4. Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Kota Bandung merupakan kota besaryang juga menghadapi permasalahan sepertitingginya permasalahan sosial di masyarakat diantaranya tingginya biaya kebutuhan hidup sehari-hari,menurunnya daya beli masyarakat, hilangannya mata pencaharian, meningkatnya persaingan/kompetisi antar kelompok/individu, tingginya tingkat kualitas dan kuantitas kriminalitas,serta hubungan disharmonis antar personal, menjadi pemicu meningkatnya penyakit-penyakit gangguan kejiwaan baik skala ringan sampai dengan berat. Dari laporan rumah sakit yang masuk, kunjungan rawat jalan yang mengalami gangguan jiwa sebanyak kunjungan. Namun demikian kunjungan rawat jalan gangguan jiwa tersebut belum tentu semuanya berasal dari masyarakat Kota Bandung. Penderita gangguan jiwa juga ditemukan di Puskesmas, terutama yang skala ringan. Sistem pencatatan dan pelaporan puskesmas (SP3) mencatat selama tahun 2012 ditemukan kunjungankasus baru dan lama sebanyak kasus yang terdiriskizoafektif kunjungan, GangguanEmosi kunjungan, Skizofrenia kasus, Gangguan Samotoform 299 kunjungan, Gangguan Jiwa Akut dan Perilaku oleh Penggunaan lebih Profil Kesehatan Kota Bandung

125 dari satu Obat Psikoaktif 279 kasus, Retardasi Mental 122 kasus, dan Gangguan Jiwa dan Perilaku 83 kasus.jumlah kunjungan tersebut mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2011 lalu yang sebesar kunjungan jiwa. Dari data tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Kota Bandung sudah harus memprioritaskan upaya peningkatan pelayanan kesehatan jiwa kepada masyarakat baik di puskesmas maupun di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. 5. Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Kematian pasien di rumah sakit dapat dibedakan dari kematian pasien kurang dari 48 jam setelah masuk rumah sakit dan lebih dari 48 jam setelah masuk rumah sakit. Dari laporan rumah sakit yang ada, jumlah pasien yang meninggal lebih dari 48 jam setelah masuk rumah sakit sebanyak kasus. Jumlah terbanyak terjadi di RSU Dr Hasan sadikin yaitu sebanyak kasus. Total kematian pasien yang terjadi di Rumah Sakit di Kota Bandungsebanyak kasus kematian dengan kematian pasien terbesar ada di RSU Dr. Hasan Sadikin sebanyak kasus kematian. 6. Indikator kinerja Pelayanan di Rumah Sakit Indikator Kinerja Rumah Sakit dapat dilihat dari persentase pemakaian tempat tidur (Bed Occupancy Rate), rata-rata pasien dirawat (Length of Stay),interval penggunaan tempat tidur (Turn Over Interval), frekuensi penggunaan tempat tidur (Bed Turn Over), jumlah Profil Kesehatan Kota Bandung

126 kematian di rumah sakit (Gross Death Rate), dan angka kematian neto (Net Death Rate). Jumlah rumah sakit di Kota Bandung pada Tahun 2012 terdapat 31 rumah sakit yang terdiri dari rumah sakit umum 17 buah, rumah sakit khusus 13 buah, dan rumah rakit bersalin 1 buah. Berdasarkan kepemilikan, rumah sakit di Kota Bandung dapat dirinci sebagai berikut, kepemilikan pemerintah pusat maupun daerah terdapat 6 buah, rumah sakit milik TNI 3 buah, 1 rumah sakit milik universitas, dan rumah sakit swasta 21 buah. GAMBAR IV.9 PETA SEBARAN RUMAH SAKIT DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Profil Kesehatan Kota Bandung

127 Indikator kinerja rumah sakit di Kota Bandung tahun 2012 NO dapat dilihat pada tabel berikut ini. TABEL IV.4 INDIKATOR KINERJA RUMAH SAKIT DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012 INDIKATOR KINERJA RUMAH SAKIT GDR NDR BOR LOS TOI DI KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG 24,00 15,00 58,75 4,57 3,21 Sumber : Seksi Kesehatan Rujukan Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 C. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yang merupakan strategi dicanangkan oleh Departemen Kesehatan dalam mencapai MDG s 2015, merupakan perilaku yang dipraktekan oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya. Tatanan dalam tingkatan rumah tangga adalah keluarga dengan seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat, yang meliputi 10 indikator yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI Ekslkusif, balita ditimbang setiap bulan,menggunakan airbersih, mencuci tangan menggunakan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk di rumah sekali seminggu, makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktifitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah. Gambar peta di bawah ini menjelaskan mengenai cakupan persentase rumah tangga ber-phbs di Kecamatan di Kota Bandung Tahun Profil Kesehatan Kota Bandung

128 GAMBAR IV. 10 PETA CAKUPAN PERSENTASE PHBS DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012 Sumber : Dinas Kesehatan Kota BandungTahun 2012 Pemantauan PHBS dilaksanakan oleh petugas puskesmas bekerja sama dengan Dasa Wisma dan Tim Penggerak PKK di tingkat kelurahan dan kecamatan. Berikut di bawah ini grafik yang menjelaskan mengenai persentase rumah tangga ber-phbs di Kota Bandung Tahun GRAFIK IV.21 PERSENTASE RUMAH TANGGA BER PHBS DI KOTA BANDUNG PADA TAHUN ,30 Rumah Tangga ber- PHBS 65,70 Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Profil Kesehatan Kota Bandung

129 Pada Tahun 2012 Di Kota Bandung telah dilakukan pemantauan sebanyak rumah tangga, dari jumlah rumah tangga tersebut didapat rumah tangga telah melaksanakan PHBS atau 65,70%. Indikator keluarga yang masih merokok dalam rumah/bangunan menjadi indikator dengan nilai terendah sehingga capaian rumah tangga dengan PHBS masih relatif kecil di Kota Bandung dari tahun ke tahun. Perkembangan persentase komposisi PHBS di Rumah Tangga di Kota Bandung dari tahun ke tahun dapat diamati pada grafik di bawah ini GRAFIK IV.22 PERKEMBANGAN PERSENTASE KOMPOSISI PHBS DI RUMAH TANGGA DI KOTA BANDUNG TAHUN ,45 61,28 65,34 65, ,70 Rumah Tangga ber- PHBS Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat dapat melalui penyuluhan yang melibatkan tokoh masyarakat dan peran serta kader. Pemanfaatkan berbagai media maupun muatan kurikulum dalam pendidikan di sekolah mengenai pengetahuan kesehatan dan kebersihankepada masyarakat di usia sedini mungkin juga dapat merubah positif perilaku hidup dan bersih dan sehat di masyarakat. Berikut ini grafik yang menjelaskan mengenai perbandingan persentase rumah tangga ber-phbs antar Kecamatan dan antar tahun di Kota Bandung. Profil Kesehatan Kota Bandung

130 GRAFIK IV.23 PERSENTASE PHBS DI KECAMATAN DI KOTA BANDUNG PADA TAHUN ,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 95,72 92,84 91,64 92,08 86,28 87,68 88,49 86,99 89,42 80,51 80,41 82,46 82,4882,98 76,82 75,06 76,37 76,77 74,77 76,38 75,38 77,10 70,83 70,55 69,29 67,12 67,15 65,95 62,85 64,38 65,35 62,26 63,58 60,89 58,13 55,78 54,28 55,33 56,10 55,06 56,27 53,40 56,16 62,46 47,56 48,35 47,69 48,40 45,32 42,15 42,93 42,08 40,00 40,78 45,66 32,30 30,96 33,78 26,47 12, SUKASARI SUKAJADI CICENDO ANDIR CIDADAP COBLONG BANDUNG WETAN SUMUR BANDUNG CIBEUNYING KALER CIBEUNYING KIDUL KIARACONDONG BATUNUNGGAL LENGKONG REGOL ASTANAANYAR BOJONGLOA KALER BOJONGLOA KIDUL BABAKAN CIPARAY BANDUNG KULON ANTAPANI MANDALAJATI ARCAMANIK UJUNGBERUNG CINAMBO CIBIRU PANYILEUKAN GEDEBAGE RANCASARI BUAHBATU BANDUNG KIDUL Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan kota BandungTahun 2012 Kecamatan Cibeunying Kaler mengalami penurunan cakupan persentase keluarga PHBS yang cukup tajam antar tahun 2011 dan 2012 (80,91% menjadi 12,60%), sedangkan Kecamatan Sukasari mengalami peningkatan cakupan persentse keluarga PHBS tertinggi (47,28 % menjadi 92,84 %). D. KEADAAN LINGKUNGAN Kesehatan masyarakat erat kaitannya dengan keseimbangan ekologi antara manusia dengan lingkungannya demi terciptanya kualitas hidup manusia Profil Kesehatan Kota Bandung

131 yang lebih sehat. Masyarakat yang hidup dalam kualitas lingkungan yang baik dan bersih dapat hidup dengan kualitas kesehatan yang lebih baik. Di Kota Bandung penyakit berbasis lingkungan masih menjadi permasalahan hingga saat ini. ISPA dan Diare yang merupakan penyakit berbasis lingkungan selalu masuk dalam 10 besar penyakit di seluruh Puskesmas di Kota Bandung. Untuk melihat kondisi kesehatan lingkungan di Kota Bandung dapat dikelompokan sebagai berikut : 1. Rumah Sehat Petugas sanitarian puskesmas secara rutin langsung melihat dan mendata rumah sehat melalui kegiatan kunjungan diluar gedung. Adapun dari hasil pendataan pada Tahun 2012, terdapat rumah yang ada di Kota Bandung, dari jumlah tersebut telah diperiksa sebanyak rumah atau sebesar 80,40%. Dari hasil pemeriksaan didapat rumah yang dikategorikan sehat sebanyak rumah atau 70,69%. Jumlah Rumah Sehat Tahun 2012 bila dibandingkan dengan tahun lalu mengalami peningkatan sebesar 1,09%. Persentase rumah sehat paling kecil terdapat di Kecamatan Babakan Ciparay dengan besaran 51,19 %. Berikut ini grafik yang menjelaskan mengenai persentase rumah sehat di Kota Bandung Tahun Profil Kesehatan Kota Bandung

132 GRAFIKIV.24 PERSENTASE RUMAH SEHAT DI KOTA BANDUNG TAHUN ,31 Persen Rumah Sehat Persen Rumah Tak Sehat 70,69 Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Masih rendahnya jumlah rumah sehat di Kota Bandung disebabkan berbagai faktor seperti kepadatan penduduk, banyaknya kantong daerah kumuh, dan angka migrasi/mobilitas yang tinggi. Adapun kriteria untuk pemantauan kualitas lingkungan rumah sehat, lingkup penilaian rumah dilakukan terhadap : 1. Higiene fisik rumah yang meliputi; langit-langit, dinding, lantai, jendela, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur, dan pencahayaan. 2. Kondisi sarana sanitasi rumah yang meliputi; sarana air bersih, sarana pembuangan kotoran, sarana pembuangan air limbah, dan sarana pembuangan sampah 3. Perilaku penghuni rumah yang mendukung terhadap kondisi rumah sehat yang meliputi; membuka jendela, membersihkan rumah dan halaman, membuang tinja bayi dan balita ke jamban, membuang sampah pada tempatnya. Profil Kesehatan Kota Bandung

133 Selanjutnya perkembangan Persentase Rumah Sehat 78,00 dari tahun ke tahun di Kota Bandung dari grafik di bawah ini. GRAFIK IV.25 PERKEMBANGAN PERSENTASE RUMAH SEHAT DI KOTA BANDUNG TAHUN dapat dilihat 76,00 74,00 72,00 70,00 72,67 75,55 70,69 68,00 69,30 69,60 66, Rumah Sehat Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Perbandingan antar kecematan antar tahun di Kota Bandung mengenai Persentase Rumah Sehat dapat dijelaskan dari grafik berikut ini. Profil Kesehatan Kota Bandung

134 GRAFIK IV.26 PERSENTASE RUMAH SEHAT DI KECAMATAN DI KOTA BANDUNG DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011 DAN ,00 85,00 80,00 75,00 70,00 65,00 60,00 55,00 50,00 45,00 40,00 86,89 78,2077,66 80,48 66,29 72,73 83,18 80,53 68,80 68,27 84,28 78,52 67,52 87,12 59,54 86,46 57,85 58,57 58,46 78,3378,43 77,93 80,61 83,72 70,64 72,82 75,4176,1475,80 76,74 78,39 76,95 77,38 70,3670,02 68,46 70,77 72,81 51,16 65,49 68,04 59,73 59,60 62,05 61,14 58,82 58,78 42,55 51,19 75,40 79,33 69,31 76,67 75,41 64,62 78,11 76,82 76,72 74,53 72, SUKASARI SUKAJADI CICENDO ANDIR CIDADAP UPT PUTER BANDUNG WETAN SUMUR BANDUNG CIBEUNYING KALER CIBEUNYING KIDUL KIARACONDONG BATUNUNGGAL LENGKONG REGOL ASTANAANYAR BOJONGLOA KALER BOJONGLOA KIDUL BABAKAN CIPARAY BANDUNG KULON ANTAPANI MANDALAJATI ARCAMANIK UJUNGBERUNG CINAMBO CIBIRU PANYILEUKAN GEDEBAGE RANCASARI BUAHBATU BANDUNG KIDUL Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Terdapat delapan kecamatan yang mengalami penurunan kondisi Persentase Rumah Sehat di tahun 2012, sedangkan sisanya yaitu 22 kecamatan mengalami peningkatan. Kecamatan dengan penurunan tertajam yaitu Kecamatan Bandung Wetan (72,73% menjadi 59,60%), sedangkan kecamatan dengan peningkatan tertinggi kondisi Persentase Rumah Sehatnya adalah Kecamatan Kiaracondong. Dapat dilihat pula bahwa Kecamatan Babakan Ciparay adalah kecamatan dengan Persentase rumah Sehat terendah tahun 2012, dan termasuk dalam kecamatan dengan kondisi Persentase Rumah Sehat terendah dalam 2 tahun terakhir (51,16 % dan 51,19 %). Profil Kesehatan Kota Bandung

135 Berikut adalah peta capaian Persentase Rumah Sehat di Kota Bandung Tahun GAMBAR IV.11 PETA CAKUPAN PERSENTASE RUMAH SEHAT DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012 Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun Rumah/bangunan yang Diperiksa Jentik Nyamuk Aedes Aegypti Dalam melakukan upaya pemberantasan sarang Nyamuk Demam Berdarah, diawali dengan kegiatan pemeriksaan Jentik Nyamuk Demam Berdarah di rumah/bangunan untuk memantau tempat tempat yang menjadi sasaran kegiatan PSN. Di Kota Bandung, pada tahun 2012,petugas kesehatan bersama kader kesehatan telah memeriksa Profil Kesehatan Kota Bandung

136 100,00 95,00 jentik nyamuk pada bangunan/rumah. Kegiatan pemeriksaan bangunan bebas jentik nyamuk demam berdarah menemukan sebanyak bangunan/ rumah yang bebas Jentik93,21%. GRAFIK IV.27 PERKEMBANGAN PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK DI KOTA BANDUNG TAHUN ,00 85,00 80,00 75,00 81,22 94,08 93,34 93,38 93, Rumah / Bangunan Bebas Jentik Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Namun bila dilihat dari data tersebut masih ada 6,79% lagi bangunan/rumah yang tidak bebas jentik Aedes Aegypti yang berpotensi menularkan penyakit demam berdarah di Kota Bandung. Untuk itu perlu adanya gerakan masyarakat yang terus menerus menjadi budaya dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk di semua tempat kegiatan masyarakat, sehingga dapat menekan angka kejadian kasus demam berdarah di Kota Bandung. Adapun kondisi Persentase Bangunan/Rumah Bebas Jentik di Kota Bandung cukup beragam. Kecamatan Cidadap adalah kecamatan dengan capaian tertinggi yaitu 100,00 %, sedangkan Kecamatan Bandung Kulon adalah kecamatan dengan capaian kondisi Persentase Profil Kesehatan Kota Bandung

137 Bangunan/Rumah Bebas Jentik terendah yaitu 81,00%. Berikut adalah peta capaian Persentase Bangunan / Rumah Bebas Jentik di Kota Bandung Tahun GAMBAR IV.12 PETA CAKUPAN PERSENTASE BANGUNAN BEBAS JENTIK DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun Penggunaan Air Bersih Air bersih merupakan kebutuhan pokok berkelanjutan bagimanusiayang harus dipenuhi dan tidak bisa diganti dengan yang lain. Akses air bersihpun penting untuk kesehatan masyarakat dan sanitasi. Dengan adanya akses terhadap air bersih, warga masyarakat dapat memperoleh air bersih yang layak dalam menunjang kebutuhan seharihari. Airbersih bisa didapat dari ledeng/pdam (sistem perpipaan), sumur pompa tangan, sumur gali, Profil Kesehatan Kota Bandung

138 penampungan air hujan, air kemasan dan lainnya yang bukan sistem perpipaan. Dari keluarga, 59,89% dari keluarga tersebut telah diperiksa mengenai penggunaan air bersihnya. Dari keluarga yang diperiksa akses air bersihnya, sebesar 76,06 % telah mengakses air bersih dari berbagai sumber. Jenis akses air bersih terbanyak yang diakses oleh keluarga yang ada di Kota Bandung adalah dari ledeng yaitu sebanyak 34,81% dan paling sedikit jenis akses air bersih keluarga adalah sarana air bersih lainnya (termasuk sumber penadah air hujan atau PAH)sebanyak 2,36%. 4. Sarana Sanitasi Dasar Untuk menjaga kesehatan anggota keluarga, maka keluarga mengupayakan agar memiliki sarana sanitasi dasar seperti jamban, tempat sampah, saluran pembuangan air limbah. Di Kota Bandung pada tahun 2012 terdapat keluarga, dari jumlah tersebut keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasarnya adalah untuk Jamban Keluarga sebanyak keluarga (54,39%), Tempat Sampah sebanyak (70,00%), Saluran Pengelolaan Air Limbah sebanyak (73,05%). Dari hasil pemeriksaan tersebut terdapat keluarga memiliki jamban 73,14%, memiliki tempat sampah 70,00%, dan 73,35% keluarga memiliki saluran pembuangan air limbah. Kategori sehat menurut sarana kesehatan lingkungan dasar terhadap kategori jamban sehat di keluarga sebesar 71,02%, kategori tempat sampah sehat sebesar 70,00%, dan saluran pembuangan air limbah yang sehat sebesar 64,30%. Profil Kesehatan Kota Bandung

139 Masih rendahnya kondisi jamban yang memenuhi syarat dikarenakan masih banyak jamban dengan kondisi fisiknya bagus akan tetapi limbah domestiknya dibuang ke sungai begitu saja tanpa melalui saluran atau penampungan pembuangan yang seharusnya. Hal tersebut sudah seharusnya menjadi perhatian sehubungan dengan masalah pembuangan limbah menjadi satu indikator dalam Millenium Development Goal s (MDG s), juga menjadi indikator penting dalam RPJMN bidang kesehatan melalui program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).Point pertama dalam STBM adalah ODF (open defection free) atau bebas dari BAB sembarangan. Bila melihat dari kewilayahan, Kecamatan Bojong Loa Kidul Ciparay memiliki persentase keluarga yang mempunyai jamban paling sedikit (52,78%), Kecamatan Sumur Bandung mempunyai persentase paling sedikit keluarga dengan tempat sampah (47,11%), dan Kecamatan Bojongloa Kidul mempunyai persentase paling sedikit (52,63%) terhadap keluarga dengan saluran pembuangan air limbah. Profil Kesehatan Kota Bandung

140 GAMBAR IV.13 PETA CAKUPAN PERSENTASE JAMBAN SEHAT DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Gerakan Cikapundung Bersih di tingkat kota sebagai upaya yang sungguh-sungguh dari Pemerintah Kota Bandung untuk membersihkan sungai-sungai di Kota Bandung dari bahan pencemar termasuk limbah domestik. Berikut ini tabel yang menjelaskan mengenai keluaraga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar di Kota Bandung tahun Profil Kesehatan Kota Bandung

141 TABEL IV.4 KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012 JUMLAH KK JUMLAH KK YANG JUMLAH YANG NO JENIS SARANA YANG MEMILIKI SEHAT DIPERIKSA 1. Jamban (73,14%) Tempat sampah (70,00%) Saluran Pembuangan Air Limbah (75,82%) Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun (70,99%) (70,42%) (64,30%) Kota Bandung mempunyai sistem pembuangan air kotor yang dikelola bagian air kotor PDAM dan menampung limbah domestik dari rumah tangga, tetapi cakupannya masih rendah. Selebihnya limbah domestik dibuang ke septik tank atau cubluk di tiap rumah bahkan sebagian besar lagi keluarga membuangnya ke sungai. GAMBAR IV.14 PETA CAKUPAN PERSENTASE SPAL SEHAT DI KOTA BANDUNGTAHUN 2012 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Profil Kesehatan Kota Bandung

142 NO 5. Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat Tempat tempat umum dan pengelolaan makanan seperti hotel, restoran, rumah makan, pasar dan lainnya perlu terus dipantau dan dibina tentang keadaan lingkungan dan upaya untuk menciptakan lingkungan sehatnya secara terus menerus oleh tenaga kesehatan.hal ini disebabkan karena tempat tempat umum dan pengelola makanan berpeluang menjadi sumber tempat tersebarnya wabah penyakit. Di Kota Bandung pada Tahun 2012 terdata TUPM dan diantaranya telah diperiksa 70,74%. Dari hasil pemeriksaan terdapat TUPM yang tergolong sehat 79,02%. Berikut ini tabel yang menjelaskan mengenai persentase tempat-tempat umum di Kota Bandung Tahun TABEL IV.5 PERSENTASE TEMPAT TEMPAT UMUM DAN PENGOLAHAN MAKANAN (TUPM) SEHAT DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012 JUMLAH JUMLAH JUMLAH % JENIS SARANA YANG YANG ADA SEHAT SEHAT DIPERIKSA 1 Hotel ,79 2 Restoran/ Rumah Makan ,93 3 Pasar ,38 4 TUPM Lain ,53 Jumlah ,02 Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Terjadi penurunan terhadap semua jenis TTU dan TPM (Persentase TTU dan TUPM diperiksa) yang diperiksa/dilakukan inspeksi di tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2011 seperti yang digambarkan dalam grafik Profil Kesehatan Kota Bandung

143 di bawah ini. Penurunan besaran Persentase TTU dan TUPM yang diperiksa/diinspeksi menggambarkan kinerja para Tenaga Kesehatan Lingkungan di Puskesmas dan banyaknya TTU dan TUPM yang diperiksa. Makin sedikit TTU dan TUMP yang diperiksa maka akan banyak TTU dan TUPM yang tak terpantau kualitas keslingnya yang mungkin saja dapat berpotensi menyebarkan penyakit wabah. GRAFIK IV.28 PERKEMBANGAN PERSENTASE TTU DAN TUPM DIPERIKSA DI KOTA BANDUNG TAHUN ,00 93,90 84,06 85,71 95,77 80,00 60,00 40,00 89,88 66,75 68,09 70, Persentase Diperiksa 2011 Persentase Diperiksa 20,00 0, Persentase Diperiksa Hotel Restoran/Rumah Makan Pasar TUPM Lain 2012 Persentase Diperiksa Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Adapun grafik perkembangan Persentase jenis TTU dan TUPM sehat di Kota Bandung tahun dapat diamati pada grafik di bawah ini. Profil Kesehatan Kota Bandung

144 GRAFIK IV. 29 PERKEMBANGAN PERSENTASE TTU DAN TUPM DIPERIKSA DI KOTA BANDUNG TAHUN ,00 83,94 84,52 84,85 80,00 60,00 40,00 20,00 92,79 80,93 84,38 63,76 78, Persentase TUPM Sehat 0,00 Hotel Restoran/Rumah Makan Pasar TUPM Lain 2011 Persentase TUPM Sehat Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Cakupan persentase TUPM Sehat di Kecamatan di Kota Bandung beragam capaiannya seperti tampak pada gambar di bawah ini. Kecamatan Cibiru dengan Persentase TUPM sehat tertinggi dengan capaian 91,16% sedangkan Persentase TUP Sehat terendah ada di Kecamatan Bojongloa Kidul dengan capaian 52,74%. Profil Kesehatan Kota Bandung

145 GAMBAR IV.15 PETA CAKUPAN PERSENTASE TUPM SEHAT DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun Institusi Dibina Kesehatan Lingkungan Berbagai institusi yang ada, mulai dari sarana kesehatan, sarana pendidikan, sarana ibadah, perkantoran, dan sarana lain, merupakan tugas dari petugas kesehatan lingkungan untuk membina kesehatan lingkungan dalam instistusi tersebut. Pembinaan dilakukan melalui penyuluhan penyuluhan dan pemeriksaan terhadap kebersihan, sarana air bersih, sirkulasi udara, pencahayaan jamban, dan lain lain. Di Kota Bandung pada tahun 2012 terdapat institusi dan yang telah mendapat pembinaan dari petugas kesehatan lingkungan puskesmas sebanyak institusi Profil Kesehatan Kota Bandung

146 atau 93,41%. Kegiatan pembinaan ini bila dibandingkan dengan tahunlalu terdapat kenaikan sebesar 3,67%. Hal ini meningkat seiring dengan meningkatnya perkembangan dunia usaha pariwisata di Kota Bandung yang cukup pesat. Salah satu indikator pembinaan adalah penerbitan serifikat laik sehat hotel, restoran, dan jasaboga. Akan tetapi, tempat umum pengelola makanan (TUPM) lainnya berbentuk makanan jajanan kaki lima, warung makan, toko makanan belum terbina dan terawasi sepenuhnya. Kegiatan pembinaan/inpeksi sanitasi tempat pengelola makanan (TPM) belum berjalan dengan optimal, hambatan yang ditemui antara lain : sanitarian di puskesmas kesulitan dalam melaksanakan pengawasan terhadap TPM jenis jajanan yang tak bersentra atau pedagang makanan kaki lima, karena jarak dan rute edar pedagang jenis ini sangat tinggi dan tak menentu, sehingga menyulitkan dalam melaksanakan pengawasan. Berikut ini tabel yang menjelaskan mengenai persentase institusi dibina kesehatan lingkungannya di Kota Bandung tahun Profil Kesehatan Kota Bandung

147 TABEL IV.6 PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012 NO 1. JENIS SARANA Sarana Kesehatan (Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Bandung) JUMLAH YANG ADA JUMLAH YANG DIBINA % ,00 2. Sarana Pendidikan ,49 3. Sarana Ibadah ,76 4. Sarana Perkantoran ,21 5. Sarana lain ,00 Jumlah ,41 Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota BandungTahun 2012 Profil Kesehatan Kota Bandung

148 BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN A. SARANA KESEHATAN 1. Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat Obat-obatan merupakan komponen yang tak tergantikan dalam pemberian pelayanan kesehatan dan tak terlepas dari aspek teknologi dan ekonomi yang harus diselaraskan dengan aspek sosial dan ekonomi. Tujuan dari Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan yang utama adalah mengupayakan ketersediaan, distribusi dan keamanan, mutu, efektifitas, keterjangkauan obat, vaksin dan alat kesehatan, serta penggunaan obat yang rasional. Ketersediaan obat di Dinas kesehatan Kota Bandung pada tahun 2012 dapat dibagi menurut golongan sebagai berikut: - Obat - Bahan obat - Alat kesehatan habis pakai Kebutuhan obat, bahan obat, dan alat kesehatan habis pakai pada tahun 2012 di Dinas kesehatan Kota Bandung membutuhkan 180 jenis. Tingkat ketersediaan berbagai macam obat, bahan obat, dan alat habis pakai, dengan kebutuhan pemakaian sangat beragam. Ada beberapa jenis obat, bahan, dan alat kesehatan yang tingkat ketersediaanya rendah ada pula yang telah mencukupi. Ketersediaan obat lebih lanjut dapat diamati di Tabel 69 dalam lampiran Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 ini. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

149 2. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan/Pengelola Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Kota Bandung bertujuan untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan masyarakat Kota Bandung. Fasilitas tersebut dapat dipilah menurut jumlah, jenis, maupun kepemilikannya. Jenis fasilitas dan jumlah pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan yang ada di Kota Bandung dapat dilihat dalam table berikut. TABEL V.1 JUMLAH SARANA DAN TENAGA KESEHATAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012 NO. FASILITAS / TENAGA KESEHATAN JUMLAH 1 Rumah Sakit 31 2 Puskesmas 73 3 Klinik / Balai Pemeriksa Rumah Bersalin 21 5 Dokter Umum Dokter Spesialis Dokter Gigi Dokter Gigi Spesialis Bidan Swasta Apotek Optik Laboratorium Toko Obat Pengobatan Tradisional 114 Kepemilikan rumah sakit tersebut terdiri dari 3 rumah sakit milik Pemerintah Pusat, 3 rumah sakit milik Pemerintah Kota Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

150 Bandung, 3 rumah sakit milik TNI/POLRI, 1 rumah sakit khusus gigi milik institusi pendidikan, 21 rumah sakit milik swasta. Fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Bandung berdasarkan kepemilikannya banyak dimiliki oleh swasta. GAMBAR V.1 PETA SEBARAN UPT PUSKESMAS DAN PUSKESMAS DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun Sarana Pelayanan kesehatan dengan Kemampuan Labkes dan Memiliki 4 Spesialis Dasar Laboratorium Kesehatan merupakan sarana penunjang untuk menegakkan diagnosa seorang pasien. Fasilitas pelayanan kesehatan dengan kemampuan laboratorium kesehatan di Kota Bandung terdapat di 29 rumah sakit, Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

151 yang terdiri 17 rumah sakit umum dan 14 rumah sakit khusus. Sarana pelayanan kesehatan dengan kemampuan 4 spesialis dasar yaitu pelayanan spesialis bedah, pelayanan spesialis penyakit dalam, pelayanan spesialis anak dan pelayanan spesialis kandungan dan kebidanan. Kota Bandung mempunyai 17 rumah sakit umum di mana semuanya telah melayani 4 spesialis dasar (100,00%). 4. Posyandu Menurut Strata Posyandu salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat, yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat serta keberadaannya sudah menjadi hal yang penting di tengah masyarakat. Tahun 2012, di Kota Bandung terdapat Posyandu, yang berarti rata-rata terdapat 12-13Posyandu dalam satu kelurahan di Kota Bandung. Posyandu selain berfungsi sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat juga untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB, dan AKABA. Berdasarkan perkembangannya, Posyandu dibagi dalam beberapa strata yang terdiri dari pratama, madya, purnama, dan mandiri. Posyandu yang ada di Kota Bandung pada tahun 2012 berjumlah buah yang terdiri dari Pratama sebanyak 36 buah atau 1,84 %, Madya buah (65,14%), Purnama 579 buah (29,56 %), Mandiri 68 buah (3,46%). Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

152 GRAFIK V.1 POSYANDU MENURUT STRATA DI KOTA BANDUNG TAHUN ,46 1,84 29,56 PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI 65,14 Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Bila melihat dari data tersebut di Kota Bandung masih terdapat posyandu pratama yang perlu ditingkatkan kegiatannya serta perlu mengembangakan strata posyandu madya ke mandiri. Kondisi ini disebabkan masih kurangnya masyarakat yang mengikuti dana sehat, sebagai salah satu persyaratan untuk meningkatkan strata posyandu menjadi posayandu strata mandiri. Upaya yang harus dilakukan salah satunya adalah dengan mengadakan advokasi kepada pemangku kewilayahan agar dapat mengumpulkan dana dari masyarakat (digabung dengan iuran bulanan RT), sehingga dana tersebut dapat diolah menjadi dana sehat. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

153 GRAFIK V.2 PERKEMBANGAN POSYANDU MENURUT STRATA DI KOTA BANDUNG TAHUN ,82 68,06 67,97 65,14 58,43 29,01 25,65 26,32 26,32 29,56 9,51 8,12 2,89 3,19 3,47 1,84 3,05 2,40 2,73 2, PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI Sumber : Seksi Promkes Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Bila melihat kebutuhan Posyandu di Kota Bandung, berdasarkan ketetapan rasio posyandu dan balita oleh Depkes RI tahun 2006, maka jumlah yang ada saat ini masih kurang. Rasio Posyandu yang ditetapkan adalah 1 Posyandu untuk balita, sehingga jumlah ideal Posyandu yang ada di Kota Bandung adalah buah. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

154 GAMBAR V.2 PETA RASIO POSYANDU TERHADAP BALITA DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Oleh karenanya Kota Bandung, meski kecenderungan jumlah Posyandu meninggkat, masih terdapat kekurangan sebanyak 162 posyandu lagi. Perkembangan jumlah Posyandu dari tahun ke tahun dapat dilihat dari grafik di bawah ini GRAFIK V.3 PERKEMBANGAN JUMLAH POSYANDU DI KOTA BANDUNG TAHUN Jumlah Posyandu Sumber : Seksi Promkes Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012 Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI Kota Bandung merupakan Ibu kota Propinsi Jawa Barat yang terletak diantara 107 36 Bujur Timur, 6 55 Lintang Selatan. Ketinggian tanah 791m di atas permukaan

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Bandung Kota Sehat yang Mandiri

KATA PENGANTAR Bandung Kota Sehat yang Mandiri KATA PENGANTAR Buku Profil Kesehatan Kota Bandung merupakan salah satu output dari Sistem Informasi Kesehatan Kota Bandung yang dapat digunakan sebagai sajian data dan informasi dalam memantau dan mengevaluasi

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG i KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... i ii iii iv v vi Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 -1- BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu perwujudan dari kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu salah satu agenda pemerintah dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang. B. Sistematika

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung system manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 37,117 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5891 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118.41 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 181 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 68 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 80.041 90.463

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

Malang, 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. dr. Asih Tri Rachmi Nuswantari, MM Pembina Utama Muda NIP

Malang, 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. dr. Asih Tri Rachmi Nuswantari, MM Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Dinas Kesehatan Kota Malang dapat menyelesaikan penyusunan Profil Kesehatan Kota Malang Tahun 2013. Profil Kesehatan ini disusun untuk

Lebih terperinci

Malang, 2013 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. SUPRANOTO, M.Kes. Pembina Tingkat I NIP

Malang, 2013 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. SUPRANOTO, M.Kes. Pembina Tingkat I NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Dinas Kesehatan Kota Malang dapat menyelesaikan penyusunan Profil Kesehatan Kota Malang Tahun 2012. Profil Kesehatan ini disusun untuk

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 695 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 104 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 421.900 424.831

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kemurahan dari Alloh yang Maha Kuasa bahwasannya buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2012 telah dapat diterbitkan. Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 Penanggung jawab : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Pelaksana : Kepala UPT Surveilans, Data dan Informasi Tim Penyusun : - Seksi Data

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN DALAM PENCAPAIAN RPJMD KABUPATEN MALANG 2010-1015 Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 17 Ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2011 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. Jane Soepardi NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2011 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. Jane Soepardi NIP KATA PENGANTAR Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal di

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta ala, karena atas berkat dan rahmatnya sehingga buku "Profil Kesehatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan nayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Judul Tabel

DAFTAR TABEL. Judul Tabel DAFTAR TABEL Tabel Judul Tabel Tabel 1 : Tabel 2 : Luas wilayah, jumlah desa/kelurahan, jumlah penduduk, jumlah rumah tangga dan kepadatan penduduk menurut kecamatan Kota Depok tahun 2007 Jumlah penduduk

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, serta atas berkat dan rahmat-nya, buku Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2012 dapat diterbitkan. Profil Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai Pasal 13 dan 14 huruf j Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dikatakan bahwa Kesehatan merupakan urusan wajib dan dalam penyelenggaraannya

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH

UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2010 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH DINAS KESEHATAN UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI Jalan Undata No. 3 Palu - Telp.+62-451-421070-457796 http://dinkes.sulteng.go.id

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan sesuai dengan Visi Departemen Kesehatan Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat dengan Misinya Membuat Rakyat Sehat diperlukan

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN ANGKA/NILAI L P L + P Satuan A. GAMBARAN UMUM 2

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN ANGKA/NILAI L P L + P Satuan A. GAMBARAN UMUM 2 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 2 3.297 Km 2 Jumlah Desa/Kelurahan 852 Desa/Kel 3 Jumlah Penduduk 262.351 267.400 529.751 Jiwa 4 Rata-rata

Lebih terperinci

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Malang merupakan salah satu

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOMBANA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO. dr.h.mohammad IMRON,M.MKes. NIP

KATA PENGANTAR. Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO. dr.h.mohammad IMRON,M.MKes. NIP KATA PENGANTAR Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso telah dapat menyusun Profil Kesehatan Kabupaten Bondowoso Tahun 2012, yang berisi apa yang telah dikerjakan oleh Dinas

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS KESEHATAN Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2015 KESEHATAN Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data 1 2 3 4 5 A. Sarana Kesehatan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 1.281 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 460 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 586.021

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

Ruteng, April Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai. dr. Yulianus Weng, M.Kes Pembina Tkt. I NIP

Ruteng, April Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai. dr. Yulianus Weng, M.Kes Pembina Tkt. I NIP Date Kata Pengantar Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan rahmatnya, sehingga Buku Profil Kesehatan Kabupaten Manggarai Tahun 2011 dapat diselesaikan. Profil

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI No SASARAN STRATEGIS No 1 Meningkatnya pelayanan kesehatan 1 Penurunan Angka 17 pada ibu, neonatus, bayi, balita

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat di Mandar 2007-2009 Indikator 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 4 5 6 7 8 9 20 Tujuan Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Menurunkan Proporsi

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 214 Mewujudkan Derajat Kesehatan Masyarakat KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK Assalammu alaikum Wr.Wb Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan berkat dan karunianya maka buku Profil Dinas Kesehatan Kota Depok

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 1.281 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 460 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 581.947

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 2011 NO KECAMATAN LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA

Lebih terperinci