BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO (dalam Sarwono, 2007), remaja adalah suatu masa ketika: 1) Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual; 2) Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa; 3) Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri. Selanjutnya Sarwono (2007) menyatakan perkembangan pada remaja tidak hanya perkembangan fisik, tapi juga perkembangan psikologis remaja. Dalam perkembangan psikologis yakni pembentukan harga diri, konsep diri, perkembangan intelegensi, peran sosial, peran gender, religi, moral dan norma sosial. Di dalam lingkungan sosialnya remaja mulai membentuk suatu kelompok sosial. Kelompok tersebut didasari pada adanya rasa tergantung satu sama lain dan konformitas teman sebaya. Sears (1999) menyatakan konformitas merupakan apabila seseorang menampilkan tindakan tertentu karena setiap orang lain menampilkan perilaku tersebut. Hal itu berarti menggambarkan bahwa remaja akan mengikuti aturan, gaya, maupun kebiasaan yang dilakukan oleh kelompoknya agar diterima di dalam kelompok tersebut. Menurut Hawthorne (dalam Sears, 1999), lingkungan fisik membantu kelompok untuk melakukan konformitas. Lingkungan yang ikut membentuk 1
konformitas yakni lingkungan sekolah dan teman sebaya. Diharapkan lingkungan tersebut dapat membentuk sikap konformitas yang positif. Apabila siswa yang mempunyai konformitas yang tinggi terhadap kelompoknya dan masuk pada suatu kelompok yang negatif, akan mempengaruhi siswa tersebut menjadi negatif pula. Misalnya siswa masuk ke dalam kelompok alcoholic maka kemungkinan besar akan menjadi alcoholic juga. Berdasarkan hasil pra penelitian mengenai konformitas yang penulis lakukan dengan menyebarkan skala sikap yang disusun berdasarkan teori Sears (1999) di kelas XI IPS 1 yang hasilnya sebagai berikut: Tabel 1.1. Hasil Pra Penelitian Konformitas di Kelas XI IPS 1 Kategori Interval Frekuensi Prosentase Rendah 81-91 4 12,5 % Agak Rendah 92-102 5 15,625 % Agak Tinggi 103-113 16 50 % Tinggi 114-124 7 21,875 % Total 32 100% Berdasarkan tabel diatas hasil pra penelitian konformitas di kelas XI IPS 1 yang berjumlah 32 siswa, frekuensi terbesar yakni sebanyak 16 siswa (50%) berada pada kategori agak tinggi, 7 siswa (21,875%) berada pada kategori tinggi, 5 siswa (15,625%) pada kategori agak rendah, dan 4 siswa (12,5%) pada kategori rendah. Dapat disimpulkan sebagian siswa mempunyai konformitas yang agak tinggi, siswa yang lain terbagi dalam kategori konformitas rendah, agak rendah dan sangat tinggi. 2
Sikap konformitas akan mempengaruhi perilaku remaja bersama kelompoknya. Siswa yang berada di dalam kelompok yang berperilaku negatif maka akan berperilaku negatif pula. Banyak kasus penyalahgunaan narkoba maupun alkohol yang disebabkan karena pengaruh kelompok. Seperti kasus yang diberitakan pada Tribunnews Jogja (2012), yakni Polisi menciduk 8 pelajar yang melakukan pesta miras, ketika ditanya alasan mereka mengkonsumsi dan berpesta minuman beralkohol tersebut sebagian karena diajak teman dan ikut saja, karena merasa tidak enak jika harus menolak dan supaya dianggap sebagai teman yang solidaritasnya tinggi. Hasil pra penelitian setara hasil wawancara dengan guru pembimbing mengenai pengkonsumsian minuman beralkohol oleh beberapa siswa yakni dikarenakan konformitas terhadap teman-temannya, mengikuti apa yang telah dilakukan oleh teman-temannya agar tidak dianggap kuno. Hasil penyebaran skala mengenai keterlibatan alkohol pada remaja diketahui hasil sebagai berikut : Tabel 1.2 Hasil Pra Penelitian Keterlibatan Alkohol Pada Remaja di Kelas XI IPS 1 Kategori Interval Jumlah Prosentase Penyalahgunaan 1-36 9 28,125% minuman beralkohol Alkoholik / peminum 37-80 6 18,75% berat Total 15 46,875 % Dari tabel 1.2 diketahui hasil pra penelitian di kelas XI IPS 1 mengenai keterlibatan alkohol pada remaja dapat diketahui bahwa dari total siswa yakni 3
sebanyak 32 siswa, terdapat 15 siswa yang mengkonsumsi minuman beralkohol, 9 siswa (28,125%), diantaranya berada pada kategori penyalahgunaan minuman beralkohol, sedangkan 6 siswa (18,75%) berada pada kategori alkoholik atau peminum berat. Sedangkan siswa lainnya sebanyak 17 siswa (53,125 %) diketahui tidak pernah mengkonsumsi minuman beralkohol. Ini berarti lebih dari sebagian siswa XI IPS 1 pernah mengkonsumsi minuman beralkohol. Terdapat penelitian yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan positif yakni penelitian oleh Jawaludin (2009) megenai Hubungan Antara Konformitas Dengan Perilaku Minum-Minuman Keras Pada Remaja, menunjukkan bahwa ada hubungan / korelasi positif yang sangat signifikan antara konformitas dengan perilaku minum-minuman keras, dimana r xy = 0,677 dan p = 0,000 (p 0,01). Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ambrosino (2012), mengenai Hubungan antara konformitas dengan penggunaan alkohol didapatkan hasil bahwa konformitas mempunyai hubungan yang negatif signifikan terhadap penggunaan minuman beralkohol dengan r xy = -.094 dan p =.05. Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Hubungan Antara Konformitas Dengan Konsumsi Minuman Beralkohol Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tengaran Tahun Pelajaran 2012/2013. 4
1.2 Rumusan Masalah Adakah hubungan yang signifikan antara konformitas dengan konsumsi minuman beralkohol siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tengaran Tahun Pelajaran 2012/2013? 1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui signifikansi hubungan antara konformitas dengan konsumsi minuman beralkohol siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tengaran Tahun Pelajaran 2012/2013. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi peneliti lain yang mengkaji mengenai konformitas dan konsumsi minuman beralkohol dengan mengajukan gagasan baru untuk mengadakan penelitian yang lebih luas dan mendalam. Apabila hasil penelitian diketemukan adanya hubungan positif yang signifikan antara konformitas dengan konsumsi minuman beralkohol maka penelitian ini searah dengan penelitian Jawaludin (2009). 1.4.2 Manfaat praktis 1) Bagi lingkungan sekolah Memberikan masukan bagi sekolah mengenai peranannya dalam membentuk konformitas siswa dan memberikan layanan bimbingan mengenai perilaku menyimpang atau kenakalan remaja. 5
2) Bagi siswa Dapat memahami diri sendiri dan melatih konformitas kearah yang positif dan mengetahui dampak dari perilaku menyimpang khususnya mengenai konsumsi minuman beralkohol sehingga mempunyai keyakinan untuk mencegahnya. 1.5 Sistematika Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan sistematika sebagai berikut : Bab I adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. Bab II adalah landasan teori yang berisi teori-teori dan konsep yang akan digunakan sebagai kerangka analisa pada bagian selanjutnya, temuan yang relevan dan hipotesis. BAB III adalah metode penelitian yang berisi jenis penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, uji coba instrumen, serta teknik analisis data. BAB IV adalah hasil penelitian dan pembahasan yang berisi deskripsi subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, uji hipotesis, serta pembahasan hasil penelitian. Bab V adalah penutup yang berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan. 6