BAB I PENDAHULUAN. secara global dalam konstitusi WHO, pada dekade terakhir telah disepakati

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia berkembang cukup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam bidang kesehatan. World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta. Upaya untuk meningkatkan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional dan Millenium

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya. yang tidak mampu untuk memelihara kesehatannya maka pemerintah mengambil

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 1 Januari Jaminan Kesehatan Nasional ialah asuransi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

KESIAPAN & STRATEGI RUMAH SAKIT SWASTA MENGHADAPI JKN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BAB I PENDAHULUAN. menjalani kehidupannya dengan baik. Maka dari itu untuk mencapai derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasal 28H dan pasal 34, dan diatur dalam UU No. 23/1992 yang kemudian diganti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan khusus kepada penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu prinsip dasar pembangunan kesehatan yaitu setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Definisi kesehatan menurut undang-undang nomor 36 tahun 2009 adalah

RS dan JKN T O N A N G D W I A R D Y A N T O

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya mengenai jaminan social (Depkes RI, 2004). Penyempurna dari. bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan.

kesatuan yang tidak terpisahkan dari manajemen operasi RS. Manajemen operasi yang efisien (lean management) adalah manajemen operasi yang

BAB I PENDAHULUAN. sejak tahun 2001 dengan pengentasan kemiskinan melalui pelayanan kesehatan. gratis yang dikelola oleh Departemen Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. miskin (Pasal 28H UUD 1945). Kesadaran tentang pentingnya. jaminan perlindungan sosial terus berkembang hingga perubahan

BAB I PENDAHULUAN. setempat dan juga kearifan lokal yang berlaku pada daerah tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam rangka mencapai cita-cita awal dari pembentukan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BAB I PENDAHULUAN. intervensi pemerintah dalam pembayaran. Dokter, klinik, dan rumah sakit

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara komprehensif yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang awalnya bertujuan sosial untuk memberikan pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. jantung. Prevalensi juga akan meningkat karena pertambahan umur baik lakilaki

BAB VI KESIMPULAN PENELITIAN. Pelaksanaan kendali biaya di RSUD Kota Yogyakarta; sebagaimana

BAB II LANDASAN TEORI. Ada definisi lainnya, yaitu menurut Marelli (2000) Clinical pathway merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan Jaminan Sosial dalam mengembangkan Universal Health

BAB I PENDAHULUAN. Bedasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 Bab I Pasal I tentang Rekam Medis, yang

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

ESENSI DAN UPDATE RENCANA PENYELENGGARAAN BPJS KESEHATAN 1 JANUARI 2014

Peran Parlemen dalam Implementasi SJSN- BPJS

BAB 1 PENDAHULUAN. serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

BAB I BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan aspek-aspek lainnya. Aspek-aspek ini saling berkaitan satu dengan

Agus Tri Widiyantara 1* & Arlina Dewi 2 *Penulis Korespondensi: 1

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah dengan memantapkan penjaminan kesehatan melalui. jaminan kesehatan. Permenkes No. 71 tahun 2013 tentang Pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk (Alashek et al, 2013). Data dari Indonesian Renal Registry (2014)

BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya

BAB I PENDAHULUAN. memandang negara tersebut negara berkembang atau negara maju, namun pada

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

MEKANISME KAPITALISASI DALAM ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL. Maulana Yusup STIE Pasundan Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan faktor penting bagi kita semua. Kesehatan adalah

KEKHAWATIRAN DAN HARAPAN RUMAH SAKIT PRIVAT TERHADAP PELAKSANAAN UU. SJSN/BPJS. Oleh: Mus Aida (Ketua ARSSI)

Peran PERSI dalam upaya menyikapi Permenkes 64/2016 agar Rumah sakit tidak bangkrut. Kompartemen Jamkes PERSI Pusat Surabaya, 22 Desember 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

POLA KERJASAMA BPJS KESEHATAN RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya sehari-hari. Menurut Undang-Undang No.36 tahun 2009 menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. satu unsur penting yang harus dimiliki manusia untuk mencapai kesejahteraan.

E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Ng et al (2014) dengan judul Cost of illness

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesehatan. Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun (2009), kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. layanan yang diberikan oleh rumah sakit, membuat masyarakat kini lebih

Eksistensi Apoteker di Era JKN dan Program PP IAI

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TRANSFORMASI PT. ASKES (PERSERO) PT. Askes (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan yang sempurna kepada pasien baik pasien rawat jalan, rawat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang disebut Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Evaluasi pelaksanaan..., Arivanda Jaya, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. juga mengakui hak asasi warga atas kesehatan. Perwujudan komitmen tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penduduk Indonesia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya belum semua

PERESMIAN BPJS, PELUNCURAN PROGRAM JKN DAN INTEGRASI JAMINAN KESEHATAN SUMBAR SAKATO, KE JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT

PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam Undang-undang No.40 Tahun 2004 pasal 19 ayat1. 1

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. 28H dan pasal 34 Undang-Undang Dasar Dalam Undang Undang Nomor

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa dan mewujudkan pembangunan nasional.dalam poladasar

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan hak fundamental setiap individu yang dinyatakan secara global dalam konstitusi WHO, pada dekade terakhir telah disepakati komitmen global Millenium Development Goals (MDGs) yang menyatakan pembangunan kesehatan adalah pangkal kecerdasan, produktifitas dan kesejahteraan manusia serta Kementerian Kesehatan telah menetapkan visi Masyarakat Sehat Yang Mandiri Dan Berkeadilan (Kemenkes, 2010). Jiwa dan kesehatan seseorang dapat diasuransikan untuk keperluan orang yang berkepentingan, baik untuk selama hidupnya maupun untuk waktu yang ditentukan dalam perjanjian. Adanya kenyataan bahwa setiap hari manusia selalu dihadapkan pada resiko jatuh sakit atau kecelakaan dan harus dirawat di rumah sakit. Sementara biaya berobat ke rumah sakit semakin lama semakin mahal sehingga sulit terjangkau oleh orang-orang dengan penghasilan rendah. Jaminan kesehatan merupakan sistem perlindungan yang diberikan kepada setiap warga negara untuk mencegah hal-hal yang tidak dapat diprediksikan karena adanya resiko-resiko sosial ekonomi yang dapat menimbulkan hilangnya pekerjaan maupun mengancam kesehatan. Oleh karena itu, jaminan kesehatan hadir sebagai salah satu pilar kesejahteraan yang bersifat operasional. Posisi, makna dan hakikat kesehatan adalah hak bagi seluruh warga negara dan investasi bagi bangsa negara untuk hari ini dan masa depan, oleh karena itu semua warga negara berhak atas hidup yang sehat, terlebih khusus bagi masyarakat 1

2 berpenghasilan rendah. Maka diperlukan suatu sistem yang mengatur pelaksanaan bagi upaya pemenuhan hak warga negara untuk tetap hidup sehat, dengan mengutamakan pada pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pemerintah dalam memandang pelayanan jaminan kesehatan yang termandatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 h dan pasal 34 ayat (2) serta Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional telah mengamanatkan tentang sistem jaminan kesehatan yang bertujuan memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya. Jaminan kesehatan adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar terpenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Sejak tahun 2005, Pemerintah Indonesia telah mengembangkan program Askeskin yang kemudian diubah menjadi program Jamkesmas. Perubahan ini dimaksudkan sebagai pilihan untuk menata subsistem pelayanan kesehatan yang searah dengan subsistem pembiayaan kesehatan. Sistem jaminan kesehatan ini akan mendorong perubahan-perubahan mendasar seperti penataan standarisasi pelayanan, standarisasi tarif, penataan formularium dan penggunaan obat rasional, yang berdampak pada kendali mutu dan kendali biaya. Dengan telah diundangkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, maka terbentuklah BPJS yang berlaku mulai Januari 2014 dan menjanjikan kesejahteraan kesehatan bagi masyarakat Indonesia. BPJS merupakan lembaga baru yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial di Indonesia yang bersifat nirlaba berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang

3 Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011, BPJS menggantikan sejumlah lembaga jaminan sosial yang ada di Indonesia yaitu lembaga asuransi jaminan kesehatan PT. Askes dan lembaga jaminan sosial ketenagakerjaan PT. Jamsostek. Transformasi PT. Askes dan PT. Jamsostek menjadi BPJS akan dilakukan secara bertahap. Pada awal 2014, PT. Askes menjadi BPJS Kesehatan, selanjutnya pada 2015 PT. Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Lembaga ini bertanggung jawab langsung terhadap Presiden. Untuk mewujudkan harapan tersebut terdapat beberapa permasalahan seperti perkembangan teknologi kesehatan dan kedokteran, pola pembiayaan kesehatan, kondisi geografis, serta perubahan pola penyakit dari infeksi ke non-infeksi. Mulai bulan September 2008, Departemen Kesehatan melakukan terobosan dengan mengubah model pembayaran pelayanan kesehatan dari pembiayaan fee for service menjadi Prospective Payment System (PPS) berdasarkan paket casemix system INA-CBG s. Dalam penerapannya, rumah sakit harus mengimplementasikan Clinical Pathway sebagai perencanaan pelayanan kesehatan terpadu dengan merangkum setiap langkah yang dilakukan pada pasien mulai dari masuk sampai keluar rumah sakit (Kemenkes, 2010). Sejak diresmikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada 18 Februari 2014, RSUD Kota Tangerang pada awalnya merupakan rumah sakit gratis bagi warga Kota Tangerang, program layanan pengoperasian rumah sakit umum daerah gratis tanpa kelas (seluruhnya kelas tiga). Dengan hanya menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Kota Tangerang.

4 RSUD Kota Tangerang dibangun dengan konsep tanpa kelas agar semua pasien di rumah sakit ini tidak dibeda-bedakan. Semuanya sama mendapat pelayanan kelas tiga dengan fasilitas ruangan yang setara kelas satu. Saat itu kapasitas RSUD Kota Tangerang adalah 30 ruang rawat inap dengan 120 tempat tidur. Pada 23 Juni 2014 RSUD Kota Tangerang menerima sertifikat rumah sakit Kelas C dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang berarti RSUD Kota Tangerang sudah bisa melayani pasien BPJS. Pada Juli 2014 RSUD Kota Tangerang sudah siap untuk menerima pasien BPJS, dengan dukungan sarana mencapai 150 tempat tidur. Bahkan target untuk tahun yang sama adalah mencapai 300 tempat tidur. 1.2. Identifikasi Masalah Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan sebagai tindak lanjut dari pada Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bertujuan untuk pembiayaan kesehatan masyarakat Indonesia. Untuk itu, dalam rangka memahami dengan jelas dan lengkap sistem kesehatan maka perlu dipahami pula subsistem pembiayaan kesehatan. Namun kenyataannya hal ini masih kurang dimengerti dan dipahami sepenuhnya dimana masih terdapat permasalahan antara pelayanan kesehatan yang diterima dengan tuntutan pengajuan klaim yang tidak sesuai dengan prosedur dan tarif rumah sakit sehingga menimbulkan masalah bagi RSUD Kota Tangerang. Performa SIMRS yang mempengaruhi kecepatan dan ketepatan dalam memasukkan data layanan yang diberikan ke dalam Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) oleh para pemberi layanan kesehatan di RSUD Kota Tangerang yang didalamnya termasuk medis dan paramedis, kecepatan dan

5 ketepatan memverifikasi pengajuan klaim oleh tenaga verifikator, belum terlatihnya tenaga verifikator di RSUD Kota Tangerang. Berdasarkan data klaim BPJS dari bulan September 2014 sampai Mei 2015 terdapat kerugian klaim rawat jalan BPJS, seperti terlihat pada gambar 1.1 di bawah ini. 1200 1000 800 600 400 200 0 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 May-15 Tarif CBG's Tarif rumah sakit Gambar 1.1. Klaim Rawat Jalan BPJS di RSUD Kota Tangerang Berdasarkan data klaim BPJS dari bulan September 2014 sampai Mei 2015 terdapat selisih antara tarif Rumah Sakit dengan tarif paket INA CBG s yang digunakan BPJS untuk klaim rawat inap BPJS, yang terlihat pada gambar 1.2 di bawah ini:

6 2100 1600 1100 600 100-400 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 May-15 Tarif Cbg's Tarif rumah sakit Gambar 1.2. Klaim Rawat Inap BPJS di RSUD Kota Tangerang Selain itu masalah lain yang muncul diakibatkan oleh belum adanya clinical pathway, dan belum dibuatnya unit cost (real cost) karena jika dibandingkan dengan tarif rumah sakit perbedaannya sangat signifikan. 1.3. Batasan Masalah Dalam penelitian ini peneliti melakukan pembatasan masalah yang dibawakan dalam penelitian ini, yaitu pengelolaan klaim Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di RSUD Kota Tangerang 1.4. Rumusan Penelitian Sesuai dengan uraian dan bahasan pada latar belakang penelitian, maka dapat diajukan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah Pengelolaan Klaim Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di RSUD Kota Tangerang berdampak pada pendapatan RSUD Kota Tangerang

7 1.5. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah menganalisa pengelolaan klaim BPJS Kesehatan di RSUD Kota Tangerang. 1.6. Manfaat Penelitian Dari tujuan yang telah ditetapkan di atas, maka diharapkan penelitian ini akan bermanfaat, yaitu: 1. Bagi RSUD Kota Tangerang mengetahui sejauh mana pengelolaan klaim BPJS yang berdampak pada pendapatan rumah sakit. 2. Bagi penulis mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan klaim Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan yang berdampak pada pemasukan rumah sakit. 3. Bagi dapat digunakan sebagai perbandingan penelitian dengan variabel-variabel yang mempengaruhi pengelolaan klaim Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang dilakukan oleh RSUD Kota Tangerang.