BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pengelolaan sumber daya manusia saat ini sudah mengarah pada human capital, dimana sumber daya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pengelolaan sumber daya manusia telah ditandai pergeseran

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi secara langsung dan terbuka (Kasmir, 2011). Sumber daya manusia yang dimaksud ialah frontliner. Peranan frontliner

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang ada di negara kita

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang semakin meningkat (Kotter, 1995). Dalam iklim persaingan usaha

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. arah tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu peranan manusia sebagai tenaga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja karyawan atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kankan Sopyan, 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dalam organisasi atau perusahaan yang dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor

BAB I PENDAHULUAN. sebagai komoditi yang bisa diperdagangkan atau diambil manfaatnya.

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting karena manusia merupakan penggerak utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi yang penuh persaingan. Ritel adalah salah satu cara pemasaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan organisasi dan masyarakat disebut sebagai integrasi dalam. manajemen sumber daya manusia.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. turnover intention maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, kemampuan marketing, dan sumber daya manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. dimedan pada tanggal 08 September Sebagai perusahaan daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang semakin kompetitif menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mempertahankan dan mendapatkan pelanggan baru di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. Employee engagement merupakan topik yang banyak dibicarakan. beberapa tahun terakhir. Penelitian dan aplikasi mengenai topik ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi memaksa setiap organisasi berupaya menciptakan keunggulankeunggulan

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan nasabah akan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini diawali dengan deskripsi mengenai masalah yang diteliti dan

1 UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. sebagai tempat menyimpan uang, Bank juga menjadi sarana kredit bagi usaha yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Customer Orientation of Service Employee (COSE) dan Relationship Benefit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membutuhkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Human capital

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk menarik para wisatawan agar mau berkunjung. Hal ini penting dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. jasa maupun industri manufaktur, maka perusahaan harus mempersiapkan diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan pasti menginginkan kesuksesan. Hal itu berlaku pada

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi program diploma III Universitas Andalas dalam mencapai gelar Ahli

BAB I PENDAHULUAN. beban operasional perusahaan sehingga mengakibatkan jumlah jabatan struktural

BAB I PENDAHULUAN. juga harus didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang handal pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam dunia kerja, suatu perusahaan menjalankan aktivitasnya akan selalu

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan oleh perusahaan adalah ketenagakerjaan (workforce) (Carnegie, 2012).

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA PT PLN (Persero) PUSDIKLAT

a. Latar Belakang Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah

HUBUNGAN ANTARA JOB CRAFTING DENGAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN GENERASI Y DI KANTOR PUSAT PT. BANK BUKOPIN, TBK JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat dan otonomi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini adalah masa era Globalisasi, MEA dan kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. baik. Pencapaian tujuan perusahaan akan terlaksana bila sumber daya manusianya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya adalah cabang Solo Raya dan Madiun Raya. Pada bulan April 2016

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari suatu organisasi terutama sekali organisasi ekonomi seperti

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dan berubah dari waktu ke waktu dan kepuasan pelanggan hampir selalu

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan bisnis yang sangat kompetitif dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap organisasi maupun perusahaan, komponen terpenting yang harus ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia mempunyai banyak perusahaan bank yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perkembangan dan kelangsungan hidup perusahaan. Baik buruknya citra

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi dibentuk sebagai wadah bagi sekumpulan individu untuk

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, PROFESIONALISME, KOMITMEN ORGANISASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) memegang peranan yang sangat dominan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, memberikan banyak peluang bisnis yang bisa dijadikan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peran sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupakan penentu yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan layanan layanan banking yang telah disediakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Bank melalui sales force-nya berlomba-lomba menawarkan berbagai produk yang sesuai

BABI PENDAHULUAN. dibandingkan waktu sebelumnya. Para manajer puncak dihadapkan pada arus

BAB I PENDAHULUAN. berfokus kepada kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen. Perusahaan mulai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perusahaan atau organisasi bisa meraup untung besar atau

BAB I PENDAHULUAN. dan paling dominan dalam sebuah organisasi. Manajemen sumber daya

untuk dapat terus mempertahankan kualitas kinerjanya. Perkembangan zaman juga menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Sumber Daya manusia dapat diartikan sebagai pendayagunaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah saat ini mengalami kemajuan yang

BAB I PENDAHULUAN. atau sumber daya manusia (Samsudin, 2006:21). Hal tersebut menjadi. menjadi berkualitas dan mampu meningkatkan kinerjanya.

BAB I PENDAHULUAN. dicapai oleh pelaku bisnis dan perusahaan yang paling mampu. sanggup memberikan apa yang siap dibeli masyarakat.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banyak penelitian yang menggunakan istilah engagement sebagai variabel

BAB V PEMBAHASAN. sumber daya manusia terhadap kinerja pegawai PT. Bank BNI Syariah Cabang

BAB I PENDAHULUAN. modern. Hal ini didukung oleh perilaku berbelanja penduduk Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan pada dasarnya merupakan organisasi (badan usaha) yang. membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dan kompeten.

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem persaingan yang sangat ketat, perusahaan dituntut untuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat pola pikir seorang manajer

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu aset penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. individu menjadi tenaga kerja ahli yang terampil dan berkualitas. Ketika

BAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Sehingga perlu diperhatikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. strategis dan sangat vital, meskipun berbagai faktor lain yang dibutuhkan itu telah

BAB I PENDAHULUAN. yang didesain guna membantu pengembangan para pekerja. untuk peran dan tanggung jawab yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilki agar dapat bertahan dalam menghadapi persaingan. Setiap perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. peralatan, standar profesi dan peningkatan manajemen rumah sakit. Manajemen sumber

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimana teknologi informasi dan komunikasi telah mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa studi yang mengkorelasikan antara tingginya job. Perusahaan tidak lagi hanya mencari calon karyawan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan Bank sangatlah cepat, dari waktu ke waktu kondisi, dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan perbankan pada saat ini sudah sangat ketat. Pentingnya faktor pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kali pemimpin memberikan tambahan penerimaan yang lain sebagai upaya lebih menghargai

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pengelolaan sumber daya manusia saat ini sudah mengarah pada human capital, dimana sumber daya manusia tidak lagi dianggap sebagai fungsi penunjang (Supporting), tetapi sebagai sumber kunci / asset keberhasilan suatu organisasi. Sebagai aset keberhasilan organisasi, maka diperlukan adanya keterikatan (engagement) pegawai sebagai sumber daya manusia. Dalam sebuah organisasi, keterikatan pegawai lebih dari inisiatif sumber daya manusia dan merupakan dorongan untuk mengendalikan kinerja, srta merupakan dorongan untuk mengendalikan kinerja, serta merupakan fondasi stratejik yang bisa mengarah pada tercapainya tujuan organisasi. Keterikatan pegawai didefinisikan sebagai keterlibatan dan kepuasan individu, serta antusiasme dalam bekerja (Harte, Schmidt & Hayes, 2002 dalam little and little, 2006). Menurut Buckingham & Coffman (1999) serta Coffman dan Gonzales Molina (2002) dalam Little & Little (2006) keterikatan pegawai secara statistik memiliki korelasi dengan produktivitas, keuntugan, keamanan, retensi pegawai dan kepuasan pelanggan. Apabila pegawai memiliki antusiasme dan terlibat secara total dalam pekerjaannya, maka secara pribadi pegawai lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dan berkomitmen untuk menghasilkan kinerja terbaik (Britt, 200 dalam Metzler 2006) Pegawai yang memiliki tingkat engagement tinggi akan memiliki keterikatan emosi yang tinggi terhadap organisasi, sehingga akan berpengaruh dalam menyelesaikan pekerjaan dan cenderung memiliki kualitas kerja yang memuaskan (Schaufeli & Bakker, 2004 dalam Margaretha dan Saragih, 2008). Pegawai yang terikat akan termotivasi untuk meningkatkan produktifitasnya, mau menerima tantangan dan merasa pekerjaannya memberi makna bagi dirinya. Hal tersebut akan berdampak positif bagi kinerja pegawai, serta bagi produktivitas dan pertumbbuhan organisasi. Maka dapat dikatakan bahwa employee engagement dapat memberikan perubahan bagi individu, tim maupun organisasi (Margaretha dan Saragih, 2008).

Dalam Sinergi 46 tercatat bahwa pada tahun 2014, Towers Watson dalam penelitiannya mendefinisikan engagement merupakan irisan dari tiga aspek yaitu rasional, emosional dan motivasional terhadap perusahaan. Aspek think didefinisikan bahwa pegawai meyakini dan mendukung nilai nilai perusahaan. Aspek feel didefinissikan bahwa pegawai memiliki sense of belonging, dan kebanggan pada perusahaan. Sedangkan aspect act, didefinisikan sebagai pegawai memiliki kemauan untuk memberikan kontribuusi yang lebih kepada perusahaan serta berkeinginnan untuk tetap berkarya dalam perusahaan. Berdasarkan konsep Engagement Profit Chain yang dikemukakan oleh Kevin Kurse 2.0 pada tahun 2012, pegawai yang memiliki engagement yang tinggi cenderung memberikan layanan yang lebih baik kepada customer, loyal terhadap perusahaan dan memiliki produktivitas yang tinggi sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kepuasan dan loyalitas customer yang dapat mendrong pertumbuhan dan profit perusahaan. PT Bank Negara Indonesia 46 menyadari bahwa perkembangan level engagement di suatu perusahaan terus bergerak secara dinamis, sehingga diperlukan pengukuran level engagement pegawai secara preriodik yang disertai dengan perbaikan human capital secara berkelanjutan. Dalam hal ini, PT Bank BNI (Persero) Tbk melakukan pengukuran level engagement dengan menggunakan Voice of Employee Survey (VoES). BNI merupakan salah satu bank BUMN dengan tingkat employee engagement yang sangat tinggi dibandingkan dengan perbankan lainnya di Indonesia. Pengukuran terakhir dilakukan pada tahun 2014 dengan jumlah responden sebanyak 24.883 pegawai atau sebesar 96.6% dari seluruh pegawai. Laporan tahunan mencatat bahwa berdasarkan VoEs (Voice of Employee) tahunan, pegawai BNI dinyatakan memiliki engagement level yang sangat tinggi yaitu 46.88%. Nilai tersebut cukup tinggi jika dibandingakan dengan rata rata perusahaan global lainnya yaitu sebesar 40%. Engagement level yang tinggi juga dinyatakan dengan tingkat turnover yang sangat rendah, yaitu sebesar 3. 21 % pada tahun 2014. Nilai terebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan perbankan lainnya yang mencapai nilai 12% setiap tahunnya. Tidak hanya melalui survey dan data turnover, kinerja layanan yang diberikan oleh para pegawai BNI

pun memperoleh prestasi yang cukup baik, yaitu pada peringkat dua (marketing research Indonesia) selama 7 tahun berturut turut serta memperoleh gelar bank excellent service pada tahun 2013. Tingginya engagement pegawai di PT bank Negara Indonesia merupakan hal yang sangat baik bagi pengelolaan sumber daya manusia di dalam perusahaan. Implikasi yang diberikan dari employee engagement yang tinggi khususnya pada frontliner dinyatakan dengan tingkat turnover yang rendah, tingkat absensi yang rendah, kinerja layanan yang tinggi, tingkat kesalahan yang rendah, serta semangat kerja yang tinggi dalam melayani nasabah. Namun, tingginya engagement level para pegawai ini menjadi sebuah fenomena mengingat ketentuan karir para frontliner yang dibatasi hanya hingga umur 35 tahun. Dengan adanya batasan karir tersebut, seharusnya tingkat employee engagement dalam perusahaan tidak mencapai posisi yang sangat tinggi, karena tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu tujuan mannusia dalam mencari kerja adalah untuk memperoleh safety jenjang karir yang baik dan terencana sebagaimana yang diungkapkan dalam penelitian Diah Indiana (2012) bahwa faktor penunjang employee engagement tertinggi versi pegawai pada PT Asuransi Jasa Indonesia adalah kesejahteraan karyawan penilaian kinerja karyawan, sistem karir karyawan serta pelatihan dan pengembangan karyawan. Tingginya employee engagement pegawai dapat dilatarbelakangi oleh beberapa hal, antara lain gaya kepemimpinan, dan motivasi kerja pegawai, budaya organisasi, insentif dan sistem kerja hingga kepuasan kerja pegawai. Robinson et al (2004) dalam Hockey & Ley (2008) menekankan pentingnya pemimpin dan manajemen dalam sebuah organisasi. Oleh karena itu, faktor yang mendasari terbentuknya employee engagement adalah kualitas manajemen yang baik dan adanya perasaan pegawai untuk dihargai dan keterlibatannya di dalam organisasi. Hal tersebut sangat penting bagi pemimpin agar peduli terhadap pegawainya, memperlakukan pegawai secara adil, memberi semangat dan informasi, serta membantu pegawai untuk berkembang melalui pelatihan pelatihan. Individu harus memiliki engagement, datang bekerja dengan motivator yang unik, minat, dan bakat. Mereka tidak bisa mengharapkan organisasi untuk

memberikan set yang tepat dari tugas atau kondisi agar sesuai pribadi mereka definisi pekerjaan yang berarti atau memuaskan. Jelas pada nilai-nilai inti dan tujuan organisasi, tidak akan menemukannya dalam pekerjaan mereka saat ini atau berpotensi di lain (BlessingWhite, 2011). BlessingWhite (2011) mengungkapkan bahwa strategi dikomunikasikan untuk membangun kepercayaan tenaga kerja dalam kompetensi bisnis eksekutif yang memperkuat kepercayaan. Membangun budaya yang engagement merupakan dasar. Kata-kata dan tindakan kolektif dari semua pemimpin membentuk budaya organisasi. Budaya yang engagement bukan hanya hangat dan ramah. Inspirasi komitmen dan kepercayaan pada employee engagement tidak hanya memahami apa yang perlu dilakukan, tetapi juga cukup peduli untuk menerapkan upaya bijaksana Organisasi yang sedang melakukan transormasi cenderung memiliki level engagement yang rendah. Kondisi ini pernah diungkapkan oleh Blessingwhite pada tahun 2010 yang melakukan penelitian terhadap leveel engagement organisasi di berbagai kondisi, salah satunya reorganisasi/ restrikturisasi. Dalam penelitiannya terungkap bahwa level engagement pegawai yang berada dala organisasi yang sedang melakukan restrukturisasi rata rata sebesar 28%. Hanya pegawai yang memperoleh kepuasan kerja lah yang dapat menjedi employee engagement. Kepuasan, loyal, dan pegawai yang prodktif menciptakan nilai bagi perusahaan. Kepuasan pegawai secara primer dapat menghasilkan kualitas layanan menjadi sangat baik dan memungkinkan hal tersebut tersampaikan pada para konsumen. Karena itu, sangatlah penting untuk menempatkan sebuah pekerjaan dengan tujuan karirnya agar pengalamannya dalam perusahaan dapat mempengaruhi kepuasan kerjanya. Pengaruh tingkat kepuasan kerja terhadap tingkat engagement pegawai berpengaruh positif. Artinya semakin tinggi tingkat kepuasan kerja pegawai semakin tinggi tingkat engagement pegawai tenaga kependidikan Politeknik Negeri Bandung. Pengaruh tingkat motivasi kerja terhadap engagement pegawai berpengaruh positif. Artinya semakin tinggi motivasi pegawai semakin tinggi tingkat engagement pegawai tenaga kependidikan Politeknik Negeri Bandung. (Andi Kari 2013)

Penelitian ini akan berfokus pada salah satu variabel yang dapat melatarbelakangi empoyee engagement perusahaan, yaitu kepuasan kerja. Dimana terdapat penelitian terdahulu yang mengungkapkan besarnya peran kepuasan dalam membentuk employee engagement. 1.2 Perumusan Masalah Sebagaimana telah diuraikan pada latar belakang penelitian, Penulis akan membatasi ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap tingkat employee engagement frontliner (Teller) di PT Bank BNI 46 Cabang Bandung? 2. Bagaimana kepuasan kerja yang dirasakan oleh PT Bank BNI 46 Cabang Bandung? 3. Bagaimana Employee Engagement para pegawai frontliner (Teller) di PT Bank BNI 46 Cabang Bandung? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kepuasan kerja yang dirasakan terhadap tingkat employee engagement teller PT Bank Negara Indonesia Cabang Bandung. 1.4 Manfaat Penelitian Setiap penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya maupun yang terkait secara langsung didalamnya. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktisi. 1.4.1 Manfaat Teoritis Adapun kegunaan penelitian ini adalah agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang Manajemen Sumber Daya Manusia, terutama mengenai kepuasan kerja dan employee engagement dan sebagai bahan referensi dalam mengkaji masalah yang berkaitan dengan kedua hal tersebut.

1.4.2 Manfaat Praktisi Namun di studi kali ini, saya akan fokus pada instansi Kantor PT. Bank Negara Indonesia, terutama khususnya kantor Cabang Utama Bandung, sebagai bahan masukan mengenai tingkat kepuasan kerja terhadap tingkat employee engagement teller sehingga manajemen SDM dapat meningkatkan produktivitas pegawai Frontliner PT. Bank Negara Indonesia Cabang Bandung. 1.5 Definisi Variabel Berikut ini merupakan definisi dari variabel terikat dan variabel bebas yang dipilih oleh Penulis guna menjadi acuan dalam penulisan penelitian lebih lanjut, yaitu : 1.5.1 Kepuasan Kerja Menurut Handoko (2008), kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenagkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencermminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. 1.5.2 Employee Engagement Employee engagement merupakan rasa keterikatan secara emosional dengan pekerjaan dan organisasi, termotivasi dan mampu memberikan kemampuan terbaik mereka untuk membantu sukses dari serangkaian manfaat nyata bagi organisasi dan individu, (McLeod, 2009). 1.6 Outline Penelitian Bab 1 Pendahuluan. Merupakan pendahuluan, pada bagian ini akan dikemukakan mengenai latar belakang penelitian yang menjadi dasar permasalahan penelitian. Kemudian dari permasalahan yang ada diidentifikasikan, kemudian dirumuskan permasalahan difokuskan untuk menjawab pertanyaan terhadap permasalahan yang ada dalam penelitian. Bagian ini juga menjelaskan tujuan penelitian baik secara khusus maupun secara umum. Dan juga dikemukakan manfaat penelitian bagi dari segi kepentingan dunia akademik maupun kepentingan dunia praktis.

Bab 2 Tinjauan Teoritis. Dalam bab ini, akan dibahas teori-teori dasar dan pengertian-pengertian dari variabel yang ada yang merupakan suatu alur pikir bagi penulis yang nantinya akan penulis tuangkan kedalam kerangka berpikir. Disamping itu, penulis juga akan memaparkan definsi operasional variabel yang tujuannya adalah menjelaskan makna dari variabel penelitian, hal ini oleh penulis dianggap penting untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan kesalahan dalam menentukan indikator, instrumen dan data yang dikumpulkan. Model penelitian yang akan penulis gunakan merupakan ringkasan dari kerangka berpikir yang mengandung makna variabel yang diteliti termasuk keterkaitannya antara variabel yang penulis sajikan dalam bentuk diagram. Bab 3 Metode Penelitian. Berisikan mengenai metode penelitian yang akan digunakan oleh penulis yang bertujuan untuk mengkaji kepuasan dan motivasi pegawai terhadap engagement pegawai. Menentukan dan alasan pemilihan populasi serta teknik cara menentukan besarnya sampel yang akan digunakan sebagai bahan penelitian karena sampel dan samplingmerupakan faktor penting untuk menghasilkan kesimpulan yang kuat dalam penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik pengolahan data yang dijelaskan dalam bentuk tabulasi, yang nantinya akan diolah dengan menggunakan statistik kuantitatif. Data yang sudah tertabulasi selanjutnya akan diolah berdasarkan karakteristik tiap variabel, kemudian dengan dikaji dengan menggunakan rumus-rumus statistik untuk menghitung tingkat pengaruh antar variabel dengan menggunakan rata-rata dan standar deviasi. Uji Anova untuk mengetahui perbedaan berdasarkan demografis sampel kemudian dianalisis realibilitas dengan menggunakan Cronbach Alpha Test. Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian berdasarkan data yang diperoleh dari metode dan teknik penelitian yang digunakan dengan mencantumkannya dalam tabel-tabel disertai analisis berdasarkan teori-teori acuan yang dijadikan landasan pemikiran dalam penelitian ini. Bab 5 Kesimpulan dan Saran. Bab terakhir ini akan mengemukakan kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya dan hasil tersebut disertai beberapa saran yang berguna bagi kemajuan penelitian selanjutnya.