BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PENENTUAN PRIORITAS PENGERJAAN ORDER DENGAN METODE TOPSIS DAN FUZZY MULTI-ATTRIBUTE DECISION MAKING (FUZZY MADM) PADA PT.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukan bahwa material rockwool yang berbahan dasar batuan vulkanik

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam Usaha Kecil Menegah (UKM) mikro yang bergerak di bidang industri jasa

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang

BAB I PENDAHULUAN. yang harus berkompetisi satu sama lain khususnya dalam bidang industri. Dalam

PT Karya Murni Perkasa didirikan pada tanggal 4 Februari 1978 dengan. nama CV. Karya Murni Perkasa yang berlokasi di jalan Sei Musi NO.

III. METODE PENELITIAN. waktu pada bulan September 2015 hingga bulan November Adapun material yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di. PT. Intan Suar Kartika. 1. Menentukan visi dan misi perusahaan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini : Mulai

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PEMBUATAN POLA dan CETAKAN HOLDER MESIN UJI IMPAK CHARPY TYPE Hung Ta 8041A MENGGUNAKAN METODE SAND CASTING

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-05A; Tgl. Efektif : 01 Desember 2015; Revisi : 00. Universitas Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PROSES PEMBUATAN BANTALAN LUNCUR AXLE LINING di UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA. Idris Prasojo Teknik Mesin Dr.-Ing.

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TUNGKU PELEBURAN LOGAM DENGAN PEMANFAATAN OLI BEKAS SEBAGAI BAHAN BAKAR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

BAB 2 PROSES-PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3. PENGECORAN LOGAM

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek?

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

ANALISIS PERBANDINGAN MODEL CACAT CORAN PADA BAHAN BESI COR DAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI TEMPERATUR TUANG SISTEM CETAKAN PASIR

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Inti Jaya Logam merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan sparepart boiler. Perusahaan tersebut didirikan oleh pemiliknya yang bernama Aswin pada tahun 1998 yang berdasarkan pada akta notaris nomor 0079 tahun 1998 dihadapan notaris Sartono Simbolon, SH. Perkembangan perusahaan tersebut pada awalnya bergerak dalam bidang pengecoran logam yaitu dalam pembuatan spare part propeller (baling-baling) dan pengolahan aluminium menjadi batang aluminium. Pemilik melihat bahwa permintaan akan sparepart mesin-mesin dari waktu ke waktu semakin tinggi, sehingga dengan adanya kondisi dari peluang pasar yang besar perlu dilakukan pengembangan dengan mendirikan perusahaan yang memproduksi spare part tersebut secara lebih besar. Melihat semakin tingginya permintaan akan mesin-mesin, maka pada tahun 2002, PT. Inti Jaya Logam mulai mengembangkan perusahaan dengan mengalihkan kegiatan usahanya dalam bidang produksi Dust Collector Cone dengan memproduksi perlengkapan mesin-mesin yang dibutuhkan perusahaan manufaktur seperti perlengkapan atau sparepart untuk mesin boiler yaitu bushing cast iron dan tempahan perlengkapan mesin lainnya seperti impeller, fire grate, baffle plate, fire door, hanger bushing.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha Ruang lingkup dari penelitian kali ini yaitu mengenai produksi logam Cast Iron. Logam Cast Iron ini merupakan bagian-bagian (part) dari produk boiler. Tujuan dilakukannya pemasaran terhadap produk tersebut yaitu untuk kebutuhan dari pabrik-pabrik yang menggunakan mesin boiler. PT. Inti jaya merupakan salah satu perusahaan make to order. Produk yang dihasilkan dalam pabrik ini yaitu berupa bushing cast iron, empeler, firegrate dan lain-lain. Selain itu, ada juga produk yang terkadang khusus dipesan oleh pelanggan. Pemasokan bahan baku yang dilakukan perusahaan diperoleh melalui beberapa supplier yang dalam hitungan waktu sudah lama melakukan kerjasama dengan perusahaan tersebut. Supplier tersebut yaitu CV. SDM Mandiri, CV. Petro, CV. Ginstak, CV. Ponium, dan CV ANJ. Salah satu pelanggan utama dari PT. Inti Jaya Logam adalah PT Musim Mas. 2.3. Lokasi Perusahaan PT. Inti Jaya Logam berlokasi di Jalan Kapten Soemarsono Gg. Amal No. 954-955-956, Karang Sari Helvetia, Medan, Sumatera Utara. 2.4. Struktur Organisasi Dan Manajemen 2.4.1. Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang di harapakan dan

di inginkan. Struktur organisasi dapat dinyatakan dalam bentuk gambaran (bagan) yang memperlihatkan hubungan unit-unit organisasi dan garis-garis wewenang yang ada. PT. Inti Jaya Logam merupakan perusahaan yang menggunakan struktur organisasi fungsional. Hubungan fungsional adalah hubungan kerja dengan diatur berdasarkan pengelompokkan aktivitas dan tugas yang sama utuk membentuk unit-unit kerja seperti bagian keuangan, Administrasi, bagian Pengangkutan, Produksi, bagian Kelengkapan, Umum/Personalia, Gudang, Perawatan, dan bagian pemasara). Struktur organisasi PT. Inti Jaya Logam dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut.

Direktur Sekertaris Wakil Direktur Factory Manager Kabag. Keuangan Administra si Kabag. Pengangkuta n Kepala Produksi Kabag. Perlengkapa n Umum/ Personalia Kabag. Gudang Kabag. Perawatan Kabag. Pemasara n Kasir Delivery Order Kabag. Stock Pengawas Produksi Satpam Petugas Kebersiha n Operator Mekanik Operator Operator Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Inti Jaya Logam

2.4.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Pembagian tugas dan pekerjaan sangat penting dalam sebuah perusahaan. Untuk menjalankan aktivitas yang berlangsung dalam sebuah organisasi dibutuhkan adanya personil-personil untuk berada dalam suatu jabatan tertentu yang mampu menjalankan tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang dibebankan sesuai dengan jabatan tersebut. Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan di PT. Inti Jaya Logam dapat dilihat pada lampiran 1. 2.5. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan Dalam menjalankan usahanya, PT. Inti Jaya Logam mempekerjakan tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang bekerja di lantai produksi. Tenaga kerja tidak langsung adalah pekerja yang bekerja di luar pabrik. Jumlah tenaga kerja pada PT. Inti Jaya Logam adalah 82 orang. Rincian jumlah tenaga kerja yang ada pada PT. Inti Jaya Logam dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja pada PT. Inti Jaya Logam No. Jabatan Jumlah (Orang) 1. Direktur 1 2. Wakil Direktur 1 3. Sekertaris 1 4. Bagian Keuangan 1 5. Bagian Kasir 1

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja pada PT. Inti Jaya Logam (Lanjutan) No. Jabatan Jumlah (Orang) 6. Bagian Administrasi 1 7. Bagian Pengangkutan 1 8. Bagian Produksi 1 9. Bagian Perlengkapan 1 10. Bagian Personalia 1 11. Bagian Gudang 1 12. Bagian Perawatan 1 13. Bagian Pemasaran 1 14. P3K 2 15. Satpam/Keamanan 4 16. Tenaga Kerja Bagian Pembuatan Cetakan 15 17. Tenaga Kerja Bagian Peleburan Logam 10 18. Tenaga Kerja Bagian Finishing 22 19. Tenaga Kerja Bagian Pemeriksaan Mutu 2 20. Tenaga Kerja Bagian Pengepakan 2 21. Operator Forklift 2 22. Operator Bengkel 4 23. Delivery Order 2 24. Petugas Kebersihan 3 TOTAL 82

PT. Inti Jaya Logam menerapkan dua jenis jam kerja yaitu jam kerja regular dan shift. a. Jam kerja regular 1. Hari Senin s/d Jumat : Pukul 08.00 s/d 17.00 Istirahat : Pukul 12.00 s/d 13.00 2. Hari Sabtu : Pukul 08.00 s/d 12.00 Jam kerja regular bagi seluruh karyawan di perusahaan tersebut kecuali bagian satpam. b. Jam kerja shift 1. Shift I : Pukul 06.00 s/d 18.00 2. Shift II : Pukul 18.00 s/d 06.00 Jam kerja ini berlaku untuk bagian satpam. 2.6. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan Sistem pengupahan yang berlaku di PT. Inti Jaya Logam adalah sistem upah harian yang besarnya berdasarkan atas upah minimum regional (UMR) yang ditetapkan pemerintah. Pemberian upah dilaksanakan pada tanggal 30 setiap bulannya. Upah yang diberikan terdiri atas dua jenis upah, yaitu: 1. Upah harian Upah harian yang akan diterima bila karyawan masuk kerja sesuai dengan jadwal kerja. Upah harian belum termasuk biaya makan pegawai. Biaya makan pegawai diberikan perusahaan sebesar Rp 10.000,-/hari. 2. Upah lembur

Upah lembur diberikan bila karyawan bekerja melebihi waktu jam kerja yang telah ditentukan. Upah diberikan sebesar 20% per jam dari gaji harian. Selain itu, karyawan juga memperoleh fasilitas yaitu: 1. Tunjangan berkala 2. Tunjangan kerajinan 3. Tunjangan keahlian khusus 4. Jaminan sosial dan tenaga kerja (jamsostek) 5. Tunjangan kematian 6. Tunjangan perkawinan 2.7. Proses Produksi Proses produksi dari pengecoran logam pada umumnya dilakukan melalui tahapan, antara lain sebagai berikut: 1. Pengadukan pasir Tahapan awal dalam melakukan pengecoran logam adalah pengadukan pasir yang akan digunakan dalam pembuatan cetakan pasir (sand casting). Pasir yang digunakan harus di ayak terlebih dahulu agar pasir silica yang telah mengeras dapat terpisah dengan pasir yang telah halus. Setelah itu, pasir tersebut akan dicampurkan dengan tepung bentonite dengan menggunakan mesin pengaduk. Hal itu bertujuan agar tekstur permukaan cetakan yang terbentuk halus, lengket dan padat sehingga cetakan tidak mudah rusak dan permukaan logam yang terbentuk juga rata dan tidak kasar.

2. Pembuatan cetakan Setelah pasir yang akan digunakan telah dihaluskan maka dalam tahapan ini, akan dibuat cetakan pasir (sand casting) dari pasir tersebut. Bentuk dari cetakan tersebut akan disesuaikan dengan spesifikasi dari produk aslinya dengan membuat mal yang dipahat dengan kayu lunak. Setelah cetakan telah selesai dibuat maka tahap selanjutnya cetakan tersebut diolesi dengan waterglass dan disemprot dengan menggunakan gas CO2 agar permukaan dari cetakan tersebut keras dan tidak mudah rusak walaupun terkena logam cair yang panas maupun beroksidasi dengan udara bebas. Biasanya cetakan yang dibuat merupakan tipe cetakan tertutup dimana bagian bentuk cetakan terdapat di dalam rongga cetakan dan terdapat satu lubang untuk mengalirkan logam cair ke dalam cetakan tersebut. 3. Pengecoran Pada tahap ini, pertama kali dapur kupola akan dipanaskan hingga mencapai suhu 2000-3000 0 C. Setelah dapur kupola tersebut mencapai suhu tersebut, maka batangan logam kemudian akan dimasukkan perlahan-lahan ke dalam dapur kupola kemudian sekitar dua jam kemudian maka aliran logam cair akan mengalir keluar melalui corong yang telah tersedia. Cairan logam yang mengalir tersebut kemudian akan ditampung dengan menggunakan ember besi yang mampu menampung ±50 kg logam cair. Biasanya berat logam yang dicairkan dalam sekali peleburan menggunakan dapur kupola tersebut adalah 2-3 ton sedangkan berat logam cair yang dihasilkan akan mengalami penyusutan 1% dari total berat peleburan yang dilakukan.

4. Pencetakan Setelah logam cair tersebut telah tertampung dalam ember besi maka langkah selanjutnya logam tersebut akan dituang ke dalam cetakan pasir (sand casting) dengan hati-hati dan cepat agar logam cair tidak mengeras karena beroksida dengan udara bebas. Setelah logam cair dituangkan ke dalam cetakan pasir (sand casting) tersebut maka logam tersebut didiamkan selama ±24 jam hingga mengeras. Setelah itu, cetakan akan dibuka atau dipecah perlahan-lahan hingga cetakan pasir (sand casting) tersebut terpisah dari produk yang telah terbentuk. 5. Finishing Produk yang telah terbentuk tersebut akan dihaluskan permukaannya dengan menggunakan kertas pasir atau mesin gerinda hingga permukaan logam halus dan bersih dari pasir bekas cetakan. Selanjutnya, jika logam tersebut akan dibuat ulir maka uliran logam tersebut dibentuk dengan menggunakan mesin bubut. Setelah itu, langkah terakhir adalah produk tersebut dilakukan pengecatan dengan menggunakan pilox sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen dan dibawa ke tempat penjemuran untuk dikeringkan. 2.7.1. Bahan yang Digunakan Bahan yang digunakan oleh PT. Inti Jaya Logam dalam melakukan aktivitas pengecoran terdiri dari tiga jenis bahan yaitu bahan baku, bahan tambahan, dan bahan penolong yang satu sama lainnya saling membutuhkan dalam kelancaran proses produksi.

2.7.1.1.Bahan Baku Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk dimana bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (atau merupakan bagian terbesar dari bentuk barang). Bahan baku yang dicampurkan dalam pembuatan logam bushing yaitu logam Cast Iron. Logam Cast Iron merupakan suatu logam padatan (solid) yang akan digunakan dalam pencampuran ke dalam pembuatan logam jenis bushing cast iron. Asal bahan baku yang digunakan oleh PT. Inti Jaya Logam berasal dari beberapa supplier yang bekerja sama dengan perusahaan tersebut. Terdapat 5 supplier yaitu CV. SDM Mandiri, CV. Petro, CV. Ginstak, CV. Ponium, dan CV. ANJ. Jumlah pemesanan bahan baku tergantung pada banyaknya pesanan. 2.7.1.2.Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah bahan yang akan ditambahkan ke produk agar produk tersebut memiliki karakteristik yang lebih bernilai tambah (value added). Bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi logam adalah : 1. Cat (pilox) yang berfungsi untuk memberikan warna pada produk agar lebih menarik, bervariasi, dan produk tidak cepat mengalami korosi atau berkarat. Adapun cat (pilox) dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Sumber : www.google.co.id/search?q=pilox Gambar 2.2. Pilox 2. Krom berfungsi untuk lapisan tahan karat yang membuat permukaan produk yang dihasilkan menjadi lebih kilat dan tahan panas atau api. Adapun krom dapat dilihat pada Gambar 2.3. Sumber : PT Inti Jaya Logam Gambar 2.3. Krom 2.7.1.3.Bahan Penolong Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relative kecil bila

dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut. Bahan penolong yang digunakan untuk proses pengolahan logam cast iron yaitu: 1. Silikon berfungsi untuk membuat produk yang dihaluskan tidak kaku dan lunak. Adapun silikon dapat dilihat pada Gambar 2.4. Sumber : www.google.co.id/search?q=silikon Gambar 2.4. Silikon Bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi logam biasanya dibeli dari Toko Makmur Meta yang berlokasi di daerah Kim Star, Tanjung Morawa yang sudah menjadi langganan dari PT. Inti Jaya. 2.7.2. Uraian Proses Produksi Uraian proses produksi pembuatan produk sparepart boiler dari bushing cat iron adalah sebagai berikut: 1. Ditimbang logam cast iron dan kemudian dimasukkan ke dalam dapur kupola yang telah dipanaskan.

2. Ditimbang silicon dan kemudian dimasukkan ke dalam dapur kopula dan dilakukan proses pembakaran bersamaan dengan logam cast iron dengan arang hingga melebur menjadi cairan logam. 3. Hasil leburan yaitu cairan logam akan keluar melalui corong dapur kupola dan ditampung ke dalam ember stainless steel dan dibawa ke tempat pencetakan. 4. Hasil leburan yang berupa cairan logam tadi dituang ke wadah cetakan yang telah dibuat dengan menggunakan pasir silika yang telah mengeras. 5. Cairan yang telah dituang ke dalam cetakan tersebut dikeringkan dengan menggunakan bantuan sinar matahari. 6. Dipisahkan hasil produk yang telah kering dari wadah cetakan dengan memecahkan cetakan produk dan dilakukan pemeriksaan dan penimbangan apakah terdapat produk yang cacat atau tidak. 7. Dilakukan penghalusan terhadap produk yang tidak mengalami kecacatan dengan menggunkan mesin gerinda hingga permukaan produk tersebut halus dan merata secara menyeluruh. 8. Dibawa ke tempat pembubutan hasil produk tersebut untuk dilakukan proses pelubangan pada bagian produk yang tertutup akibat ketidaksempurnaan saat pencetakan. 9. Dilakukan penimbangan terhadap produk dengan tujuan untuk mengetahui rata-rata masa produk dan dilakukan pemeriksaan secara manual oleh operator untuk mengetahui terdapat produk yang bagiannya cacat atau tidak.

10. Dilapisi produk hasil pembubutan dengan krom pada permukaannya agar produk tersebut terlihat lebih mengkilap. 11. Hasil produk yang sudah mongering akan dicat dengan menggunakna pilox sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. Biasanya warna yang digunakan adalah warna silver atau gold. 2.7.3. Mesin Produksi Adapun mesin yang digunakan untuk melakukan proses pengecoran logam adalah sebagai berikut : 1. Mesin pengaduk adalah mesin yang digunakan untuk melakukan aktivitas pengadukan atau pencampuran antara dua jenis pasir yang berbeda yang akan digunakan dalam pembuatan sand casting. Adapun spesifikasi mesin pengaduk dapat dilihat pada Gambar 2.5. Gambar 2.5. Mesin Pengaduk

2. Mesin bor adalah mesin yang digunakan untuk membuat atau memberi lubang pada sisi permukaan benda kerja yang tertutup saat pencetakan. PT. Inti Jaya Logam memiliki tiga mesin bor dengan tipe duduk. 3. Mesin bubut adalah mesin yang digunakan untuk membuat bentuk atau uliran pada logam yang berbentuk tabung atau silinder. Pabrik logam ini memiliki 2 buah mesin bubut tipe CZ 300/1. Mesin bubut dapat dilihat pada Gambar 2.6. Gambar 2.6. Mesin Bubut 4. Mesin gerinda adalah mesin yang digunakan untuk menghaluskan sisi permukaan logam. Pabrik logam ini memiliki satu buah mesin gerinda dengan tipe Bosch GWS8-100C. Mesin gerinda dapat dilihat pada Gambar 2.7. Gambar 2.7. Mesin Gerinda

5. Mesin las adalah mesin yang digunakan untuk menggabungkan atau menyambung dua buah benda logam dengan spesfikasi mesin las dapat dilihat pada Gambar 2.8. Gambar 2.8. Mesin Las 6. Dapur kupola adalah tungku yang digunakan untuk meleburkan batang logam menjadi logam cair dengan suhu 2000-3000oC. Pabrik logam ini memiliki satu buah dapur kupola dengan spesfikasi seperti pada Gambar 2.9. Gambar 2.9. Dapur Kupola

2.7.4. Peralatan (Equipment) Adapun peralatan yang digunakan untuk melakukan proses pengecoran logam adalah sebagai berikut : 1. Ember besi adalah alat yang digunakan untuk menampung cairan logam yang mengalir dari corong dapur kupola. Pabrik logam ini memiliki ember besi dengan spesifikasi seperti pada Gambar 2.10. Gambar 2.10. Ember Besi 2. Mal adalah media yang digunakan untuk membuat pola dari produk yang akan dibuat. Biasanya mal dibuat dengan menggunakan kayu lunak agar mudah dibentuk sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Adapun spesifikasi mal dapat dilihat pada Gambar 2.11. Gambar 2.11. Mal Produk

3. Selang gas digunakan untuk menyalurkan gas CO 2 yang dialiri dari tabung ke cetakan pasir yang akan dialiri gas tersebut. Pabrik tersebut ini memiliki lima buat selang gas untuk gas O 2 maupun CO 2 dengan spesifikasi seperti pada Gambar 2.12. Gambar 2.12. Selang Gas 4. Beko digunakan untuk mengangkut batang logam ke bagian pengecoran. Pabrik ini memiliki lima buah beko dengan merk PANDA/CHOTA dengan spesifikasi seperti pada Gambar 2.13. Gambar 2.13. Beko

5. Timbangan digunakan untuk menimbang hasil dari setiap produk yang dihasilkan. Pabrik logam ini memiliki satu buah timbangan dengan spesfikasi seperti pada Gambar 2.14. Gambar 2.14. Timbangan