BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANDUNG RANCANGAN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

STRATEGI PENGEMBANGAN DAN ANALISIS PENENTUAN LOKASI KAWASAN INDUSTRI TEMBAKAU

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

BADAN PERENCANAAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

Jumlah penduduk Kabupatent Bandung berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 3,17 juta orang dengan laju pertumbuhan sebesar 2,56 persen per tahun

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan subsektor peternakan sehingga menjadi sumber pertumbuhan baru

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Pemerintah Kabupaten Bandung, dengan

DAFTAR KEGIATAN SKPD YANG DILAKSANAKAN DI WILAYAH TAHUN ANGGARAN Besaran Satuan Kecamatan Desa

UU No.23 Tahun Indikator. 6 Dimensi 28 Aspek. Pelimpahan Kewenangan

Usulan Program dan Kegiatan dari Para Pemangku Kepentingan Tahun 2015 Kabupaten Bandung

BAB III GAMBARAN UMUM

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 20 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anisa Lestari, 2013

METODE ANALISIS YANG DIGUNAKAN DALAM PENENTUAN PUSAT PELAYANAN

PETUNJUK TEKNIS FESTIVAL NASYID KAB. BANDUNG 2015 A. KETENTUAN PESERTA

SURVEI SOSIAL EKONOMI DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2011

Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan PROGRAM DAN KEGIATAN, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dihindarkan. Organisasi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan

VISI DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran sebagai salah satu alat bantu manajemen memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. pengertian tertentu dalam dinamika perkembangan kehidupan masyarakat, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah

KONSEP DASAR DAPODIK EMPAT BAGIAN PENTING KONSEP DASAR DAPODIK

3.1. BATASAN ADMINSTRASI KABUPATEN BANDUNG

Data Sosial Ekonomi. Masyarakat Kabupaten Bandung Tahun 2008 (Publikasi Hasil SUSEDA 2008) Kerjasama Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

H. DADANG M. NASER., SH., S.Ip BUPATI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berpotensi untuk mengembangkan sektor pertanian hal ini

BAB V PENUTUP Simpulan

Katalog BPS: TAHUN 2010 KERJASAMA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANDUNG DENGAN BAPPEDA KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menempati tempat yang penting dalam pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, setiap warga negara

TINJAUAN KEBIJAKAN TERKAIT

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

DOKUMEN PELAKSANAAN PRUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2012

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Indonesia Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada

KATA PENGANTAR. LKIP Kabupaten Bandung 2016

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAHAN TAYANGAN MATERI SOSIALISASI

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN BANDUNG

ANALISIS LUAS LAHAN GARAPAN PER RUMAH TANGGA PETANI DI SELURUH KECAMATAN DAS CITARUM HULU

BAB I PENDAHULUAN. daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan prioritasnya masing-masing. Tujuan

LAPORAN TAHUNAN 2015 E D I S I T E R B I T T A H U N DINKES KAB BDG DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG

Rencana Umum Pengadaan

BAB I PENDAHULUAN. publik, anggaran justru harus diinformasikan kepada publik untuk dikritik,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi.

LAPORA AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 (LAKIP)

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih

GINI RASIO KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalani dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tujuan akhir dari para

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah Undang-Undang No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

DAFTAR PERUNDANG-UNDANGAN, KEPUTUSAN/KEBIJAKAN YANG TELAH DISAHKAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Menurut Sugiyono, (2008

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs) adalah Komitmen Negara terhadap rakyat

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

kapasitas riil keuangan daerah dapat dilihat pada tabel berikut:

BAB III PENDIDIKAN DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN (Belajar dari Pengalaman) A. Kabupaten Bandung dalam Catatan Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Tahun

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG. NOMOR: 68/Kpts/KPU-Kab /2015

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Profil Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Datar

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepmendagri memuat pedoman penyusunan rancangan APBD yang. dilaksanakan oleh Tim Anggaran Eksekutif bersama-sama Unit Organisasi

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ateh (2016) dalam artikelnya mengungkapkan, pernah menyampaikan bahwa ada yang salah dengan sistem perencanaan dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2007 SAMPAI TAHUN 2027

BAB I PENDAHULUAN. adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan. masyarakat merupakan sebuah konsep yang sangat multi kompleks.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH... vii DAFTAR ISI... xii DARTAR TABEL... xix DAFTAR GAMBAR...

KATA PENGANTAR. Muara Beliti, 2014 Kepala Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Musi Rawas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yang didasarkan pada

Laporan Tahunan Tahun 2014 Edisi Terbit Tahun 201

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan ekonomi untuk daerah maupun kebijakan ekonomi untuk pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. program ataupun kegiatan. Sebelum melaksanakan kegiatan, harus ada

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi penelitian, proses penelitian dan sistematika penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan,

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 i

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Pekalongan Tahun 2014 BAB IV PENUTUP

Lampiran 1 Indikator dari Pembangunan yang Berkelanjutan (CSD 2001)

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat, menciptakan penyelenggaraan pemerintahan yang

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN. 2.1 Sejarah Singkat dan Aktivitas Utama Instansi Sejarah Singkat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat

PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA (APLIKASI UNTUK PEMERINTAH PUSAT)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung mempunyai tugas pokok merumuskan kebijaksanaan teknis dan melaksanakan kegiatan teknis operasional di bidang pelayanan pendidikan dan kebudayaan yang meliputi data dan informasi, pengelolaan pelayanan pendidikan pada TK dan SD, SMP, SMU dan SMK, pendidikan non formal dan pelayanan pengembangan kebudayaan serta melaksanakan ketatausahaan Dinas. Kondisi geografis wilayah Kab. Bandung yang terletak pada koordinat 1070 22' - 1080-50 Bujur Timur dan 60 41' - 70 19' Lintang Selatan terletak di wilayah dataran tinggi. Luas wilayah keseluruhan Kab. Bandung 176.238,67 Ha, sebagian besar wilayah Bandung berada diantara bukit-bukit dan gunung-gunung yang mengelilingi Kab. Bandung, seperti disebelah utara terletak Bukit Tunggul dengan tinggi 2.200 m, Gunung Tangkuban Parahu dengan tinggi 2.076 m yang berbatasan dengan Kab. Bandung Barat dan Kab. Purwakarta dan di sebelah selatan terdapat Gunung Patuha dengan tinggi 2.334 m, Gunung Malabar dengan tinggi 2.321 m, serta Gunung Papandayan dengan tinggi 2.262 m dan Gunung Guntur dengan tinggi 2.249 m, keduanya di perbatasan dengan Kab. Garut. Kecamatan yang termasuk ke dalam wilayah kabupaten Bandung antara lain Arjasari, Baleendah, Banjaran, Bojongsoang, Cangkuang, Cicalengka, Cikancung, Cilengkrang, Cileunyi, Cimaung, Cimenyan, Ciparay, Ciwidey, Dayeuhkolot, Ibun, Katapang, Kertasari, Kutawaringin, Majalaya, Margaasih, Margahayu, Nagreg, Pacet, Pameungpeuk, Pangalengan, Paseh, Pasirjambu, Rancabali, Rancaekek, Solokanjeruk, dan Soreang. 1

1.1.1 Visi dan Misi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung a. Visi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung Terselenggaranya layanan prima pendidikan dalam membentuk insan kamil yang mengedepankan nilai-nilai budaya lokal dengan berorientasi global. b. Misi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung 1. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, kesetaraan dan kepastian/keterjaminan layanan pendidikan. 2. Mengembangkan kebudayaan yang berkarakter dari dimensi estetika, logika, etika dan historika. 3. Meningkatkan pencitraan publik melalui tata kelola, transparansi dan akuntabilitas. 1.1.2 Tujuan Berdasarkan misi yang diemban maka disusunlah tujuan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung, yaitu : 1. Tersedia dan terjangkaunya layanan PAUD (Formal dan Non Formal), pendidikan dasar bermutu dan berkesetaraan di semua kecamatan 2. Terjaminya kepastian memperoleh layanan pendidikan dasar bermutu dan berkesetaraan di semua kecamatan 3. Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan menengah yang bermutu, relevan dan berkesetaraan 4. Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan orang dewasa berkelanjutan yang berkesetaraan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat 5. Tersedianya sistem tata kelola yang handal dalam menjamin terselenggaranya layanan prima pendidikan 6. Terjaminnya pengelolaan pendidikan yang bersih transfaran dan akuntabel 7. Tersedianya kesempatan bagi masyarakat untuk menanamkan nilai-nalai luhur budaya dan sejarah baik lokal maupun nasional. 2

1.1.3 Strategi Strategi program pembangunan pendidikan tahun 2011-2015 pada tingkat nasional ialah penguatan pelayanan kelembagaan. Oleh karena itu, mulai Tahun 2011 sampai Tahun 2015, pembangunan pendidikan di Kabupaten Bandung, diarahkan pada penguatan kelembagaan pendidikan dalam memberikan pelayanan pendidikan, di samping merintis wajib belajar pendidikan menengah (Wajar Dikmen 12 tahun). Penguatan kelembagaan pendidikan dalam memberikan pelayanan, diharapkan akan menjadi modal dalam menyiapkan pendidikan yang bermakna bagi masyarakat, sehingga memiliki keunggulan kompetitif pada tingkat lokal dan regional, terutama dalam: 1. Penguatan pelayanan lembaga-lembaga satuan program pendidikan dan kebudayaan. 2. Penguatan pelayanan kurikulum, ketenagaan, sarana dan prasarana pendidikan serta sarana penunjang lainnya, pada setiap satuan program pendidikan dan kebudayaan. 3. Penguatan pelayanan administrasi dan manajemen pembanguan pendidikan, baik pada tingkatan SKPD pengelola pembangunan pendidikan, maupun pada tingkatan satuan program pendidikan dan kebudayaan. 4. Perluasan dan pemerataan akses pendidikan. 5. Partisapasi masyarakat. 1.1.4 Kebijakan Kebijakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung dalam mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran pembangunan pendidikan di Kabupaten Bandung sesuai dengan arah kebijakan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bandung, adalah sebagai berikut: 1. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan 2. Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan 3. Tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik 3

1.2 Latar Belakang Penelitian Dilaksanakannya otonomi daerah dengan pelimpahan wewenang dari pusat kepada daerah yang diikuti dengan pelimpahan wewenang pengelolaan dana telah menghasilkan perubahan yang signifikan yang mengharuskan pemerintah melakukan perubahan terhadap sistem keuangan pusat maupun daerah. Pada tahun 2000 terbitlah Peraturan Pemerintah No 105 yang berisikan tentang pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah yang dilanjutkan dengan turunnya Kepmendagri No 29 tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban Dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah, PP nomor 21 tahun 2004 tentang penyusunan rencana kerja dan anggaran kementrian negara / lembaga yang mengimplikasikan adanya perubahan sistem penganggaran yang berlaku yaitu dari sistem penganggaran tradisional atau line item budgeting ke sistem penganggaran berbasis kinerja. Sebelum berlakunya sistem Anggaran Berbasis Kinerja, metode penganggaran yang digunakan adalah metode tradisional atau item line budget. Cara penyusunan anggaran ini tidak didasarkan pada analisa rangkaian kegiatan yang harus dihubungkan dengan tujuan yang telah ditentukan, namun lebih dititikberatkan pada kebutuhan untuk belanja/pengeluaran dan sistem pertanggung jawabannya tidak diperiksa dan diteliti apakah dana tersebut telah digunakan secara efektif dan efisien atau tidak. Tolok ukur keberhasilan hanya ditunjukkan dengan adanya keseimbangan anggaran antara pendapatan dan belanja namun jika anggaran tersebut defisit atau surplus berarti pelaksanaan anggaran tersebut gagal. Dalam perkembangannya, muncullah sistematika anggaran kinerja yang diartikan sebagai suatu bentuk anggaran yang sumber-sumbernya dihubungkan dengan hasil dari pelayanan. (http://www.anggaran.depkeu.go.id) 4

Penganggaran berbasis kinerja adalah penyusunan anggaran dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut (mengacu pada pasal 7 ayat 1 PP nomor 21 tahun 2004). Penyusunan anggaran berbasis kinerja dimulai dengan menetapkan rencana strategis yang menjelaskan visi, misi dan tujuan dari unit kerja, serta pendefinisian program yang hendak dilaksanakan beserta kegiatan-kegiatan yang mendukung program tersebut. Selanjutnya ditetapkan rencana kinerja tahunan yang mencakup tujuan/sasaran, program, kegiatan, indikator dan target yang ingin dicapai dalam waktu satu tahun. Penetapan target kinerja pada program terlihat dari indikator outcome, sedangkan penetapan target kinerja kegiatan terlihat dari indikator output nya. Kegiatan-kegiatan tersebut mencakup kegiatan tugas pokok dan fungsi (pelayanan, pemeliharaan, administrasi umum) dan kegiatan dalam rangka belanja investasi. Menghitung besarnya alokasi anggaran pada setiap kegiatan dimulai dengan menganalisis beban kerja pada setiap kegiatan. Analisis beban kerja dan perhitungan biaya per unit menggunakan indikator efisiensi dan input sebagai dasar dari perhitungan standar biaya. (http://www.anggaran.depkeu.go.id) Pelaksanaan penganggaran berbasis kinerja di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung di mulai dengan penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung. Selanjutnya diadakan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) untuk menampung aspirasi masyarakat tentang kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Setelah itu menetapkan RKPD, dan melakukan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) perubahan. Penerapan penganggaran berbasis kinerja dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja pada setiap lembaga pemerintahan baik pusat maupun daerah. Dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung Tahun 2012 disebutkan bahwa Tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah 5

(SKPD) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan terkait erat dengan isu strategis pembangunan sumber daya manusia bidang Pendidikan di Kabupaten Bandung. Isu strategis ini, adalah Kualitas Pendidikan masih relatif rendah, yang disebabkan belum optimalnya partisipasi masyarakat yang mampu secara ekonomi untuk mengakses pelayanan pendidikan, belum tercapainya angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS), kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan pendidikan, persebaran dan kesejahteraan tenaga pendidik (LAKIP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung, 2012 : 9). Keadaan ini menggambarkan bahwa kinerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung masih belum baik karena banyaknya keluhan dan permasalahan yang dirasakan masyarakat. Keadaan ini bisa muncul karena banyak hal, salah satunya adalah kurang tepatnya tujuan dan sasaran dari program kerja yang disusun sehingga tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini seharusnya bisa diatasi dengan berlakunya sistem Anggaran Berbasis Kinerja yang di dalamnya telah diatur tentang aspirasi masyarakat dalam penyusunan program kerja pemerintah, serta adanya indikator kinerja yang harus dicapai dalam pelaksanaan program kerja tersebut. Oleh karena itu, penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Penganggaran Berbasis Kinerja terhadap Kinerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung. 1.3 Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : a. Bagaimana penerapan anggaran berbasis kinerja pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung b. Bagaimana kinerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung c. Bagaimana pengaruh penganggaran berbasis kinerja terhadap kinerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung 6

1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji : a. Penerapan anggaran berbasis kinerja pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung b. Kinerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung c. Pengaruh penganggaran berbasis kinerja terhadap kinerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung 1.5 Kegunaan Penelitian 1. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman teoritis yang lebih mendalam kepada penulis mengenai anggaran berbasis kinerja dan kinerja instansi pemerintahan serta mengetahui bentuk aplikatifnya di kehidupan nyata. 2. Bagi pemerintah / Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan dan masukan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung mengenai kinerja instansi pada saat dilaksanakan anggaran berbasis kinerja 3. Bagi kalangan akademis Hasil penelitian ini hendaknya dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya di bidang kajian yang sama. 1.6 Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan Bab ini berisi gambaran umum Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bnadung, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian. 7

Bab II Tinjauan pustaka dan lingkup penelitian Bab ini berisi tinjauan pustaka penelitian kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan ruang lingkup penelitian. Sub bab tinjauan pustaka penelitian meliputi rangkuman teori dan penelitian teori. Bab III Metode penelitian Bab ini berisi jenis penelitian, variabel operasional, populasi dan sampel, pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, dan teknik analisis data. Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan Bab ini berisi karakteristik responden, hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian. Bab V Kesimpulan dan saran Bab ini berisi kesimpulan penelitian dan saran terhadap beberapa pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian khususnya untuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bnadung. 8