Pengembangan Sentra Industri Kerajinan Kayu di Kecamatan Kepanjenkidul Blitar (Melalui Pendekatan Pengembangan Ekonomi Lokal)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KAYU DI KECAMATAN KEPANJENKIDUL BLITAR (MELALUI PENDEKATAN PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL)

Penentuan Prioritas Pengembangan KAPET DAS KAKAB Di Kabupaten Barito Selatan

Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi

ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI DI KEC. BANGOREJO KAB. BANYUWANGI

PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS PERIKANAN DENGAN PENDEKATAN PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL DI KABUPATEN TUBAN

PENGEMBANGAN KAWASAN ANDALAN PROBOLINGGO- PASURUAN-LUMAJANG MELALUI PENDEKATAN PENINGKATAN EFISIENSI

Penentuan Tipologi Pengembangan Industri Batik dalam Upaya Pengembangan Ekonomi Lokal di Kabupaten Pamekasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengembangan Daerah Tertinggal di Kabupaten Sampang

Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran

Keterkaitan Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Timur

Pengembangan Kawasan Industri Alas Kaki di Kabupaten Mojokerto

Klaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh

Optimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus : Kecamatan Waru)

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal

Tipologi Kecamatan Tertinggal di Kabupaten Lombok Tengah

Pengembangan Kawasan Andalan Probolinggo- Pasuruan-Lumajang Melalui Pendekatan Peningkatan Efisiensi

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print C-45

BAB V ANALISA HASIL. serta pekerjaan. Berikut merupakan uraian dari beberapa karakteristik tersebut Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL (UNDERDEVELOPMENT REGION) DI KABUPATEN SAMPANG

Pengembangan Kawasan Andalan Probolinggo- Pasuruan-Lumajang Melalui Pendekatan Peningkatan Efisiensi

Identifikasi Tingkat Pelayanan Pasar Tradisional Agrobis Babat Kabupaten Lamongan

Pengendalian Konversi Lahan Pertanian Pangan Menjadi Non Pertanian Berdasarkan Preferensi Petani di Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No.2, (2015) ISSN: ( Print) C-133

PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN SUBSEKTOR PERKEBUNAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI PROVINSI ACEH

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

Pemanfaatan Lahan pada Lokasi Bekas Tambang Tanah Urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto

Penentuan Tipologi Kesenjangan Wilayah di Kabupaten Lamongan Berdasarkan Aspek Ekonomi dan Sosial

Kriteria Pengembangan Kota Banjarbaru Sebagai Pusat Pemerintahan

Faktor Penentu Pengembangan Industri Pengolahan Perikanan Di Kabupaten Sidoarjo melalui Pengembangan Ekonomi Lokal

Analisis Kinerja Jalur Pedestrian di Kota Surabaya (Studi Kasus: Jl. Pemuda)

Penentuan Alternatif Lokasi Pengembangan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Pertanian Unggulan di Kabupaten Lamongan

PENGARUH PERSEBARAN LOKASI UMKM BERBASIS RUMAH (HOME BASED ENTERPRISES) TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KEL. BUGANGAN DAN JL.

Daya Saing Kota-Kota Besar di Indonesia

Pengembangan Industri Berbasis Perikanan dengan Pendekatan Pengembangan Ekonomi Lokal di Kabupaten Tuban

Konsep Land Sharing Sebagai Alternatif Penataan Permukiman Nelayan di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

Bab I. Pendahuluan. kategori tersebut dapat digolongkan menjadi pekerja informal. Berdasarkan data BPS

JURNAL SISTEM PENILAIAN MENUJU SEKOLAH ADIWIYATA MENGGUNAKAN METODE IMPORTANCE PERFORMANCE MATRIX

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur merupakan

nasabah yang menggunakan jasa pelayanan Perum Pegadaian.

EVALUASI PENYEDIAAN FASILITAS RUMAH SUSUN (Studi Kasus Rumah Susun Warugunung dan Rumah Susun Penjaringansari I di Kota Surabaya)

Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Identifikasi Variabel Berpengaruh Pada Peningkatan Keunggulan Kompetitif Industri Alas Kaki di Kabupaten Mojokerto

Kriteria Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

Klaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh

ARAHAN PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI ALAS KAKI DI KELURAHAN KEMASAN KECAMATAN KRIAN KABUPATEN SIDOARJO MELALUI PENDEKATAN PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

Arahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, daya beli masyarakat semakin meningkat. Peluang ini

TUGAS AKHIR PW Penentuan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Kabupaten Probolinggo

Penentuan Cluster Pengembangan Agroindustri Pengolahan Minyak Kayu Putih di Kabupaten Buru

Arahan Optimalisasi RTH Publik Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara

Kriteria Pengembangan Desa Slopeng sebagai Desa Wisata di Kabupaten Sumenep

Pengembangan daya saing daerah kabupaten/kota di propinsi jawa timur berdasarkan Potensi daerahnya

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

Analisis Cluster dalam Mengidentifikasi Tipe Kawasan Berdasarkan Karakteristik Timbulan Sampah Rumah Tangga di Perkotaan Kabupaten Jember

ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI

BAB III METODE PENELITIAN

Redistribusi Lokasi Minimarket di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya

III. METODE PENELITIAN

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

PENENTUAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERAN PEREMPUAN DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRI KECIL (Studi Kasus: Perempuan dalam Industri Batik di Kabupaten Banyumas) TUGAS AKHIR

Identifikasi Variabel Berpengaruh pada Peningkatan Keunggulan Kompetitif Industri Alas Kaki di Kabupaten Mojokerto

PENGEMBANGAN KAPET DAS KAKAB DI KABUPATEN BARITO SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Tingkat Pelayanan Fasilitas Pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Atas di Kabupaten Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam memerangi kemiskinan dan pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Arahan Peningkatan Daya Saing Daerah Kabupaten Kediri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa.

Penentuan Variabel Berpengaruh dalam Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Pesisir Utara pada Bidang Perikanan di Kota Pasuruan

KAJIAN PENERAPAN SISTEM DINAMIS DALAM INTERAKSI TRANSPORTASI DAN GUNA LAHAN KOMERSIAL DI WILAYAH PUSAT KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

PENENTUAN WILAYAH POTENSIAL KOMODITAS JAGUNG DI KABUPATEN KEDIRI

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi Teknik Informatika OLEH:

Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Kelurahan Tlogopojok

Tipologi Klaster Industri Pengolahan Jagung di Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban Berdasarkan Karakteristik Pengembangan Ekonomi Lokalnya

RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.

KAJIAN KINERJA PELAYANAN ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA DI PURWOKERTO. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam peningkatan perekonomian daerah, peningkatan pendapatan devisa nasional

Arahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya

PERSEPSI PENUMPANG KERETA API TERHADAP TINGKAT PELAYANAN STASIUN TUGU YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS NILAI AGUNAN RUMAH TINGGAL JL. SEMOLOWARU SELATAN XII SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Industri telah mengalami perkembangan pesat baik di kota-kota besar

OPTIMALISASI FASILITAS DAN PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI KOTA MATARAM (STUDI KASUS RUSUNAWA SELAGALAS KOTA MATARAM)

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, bidang pariwisata pantai merupakan salah satu kegiatan atau hal yang mempunyai

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2013) ISSN: 2301-9271 1 Pengembangan Sentra Industri Kerajinan Kayu di Kecamatan Kepanjenkidul Blitar (Melalui Pendekatan Pengembangan Ekonomi Lokal) Windy Widya Dwiriyanti, Eko Budi Santoso Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: eko_budi@urplan.its.ac.id Abstrak - Kota Blitar memiliki industri kerajian kayu yang telah ada sejak tahun 1950. Industri kerajinan kayu ini telah ditetapkan sebagai produk unggulan Kota Blitar berdasarkan RTRW Kota Blitar 2010-2030. Namun pada tahun 2009 hingga 2011 kinerja sentra industri kayu mengalami penurunan yang ditandai dengan menurunnya jumlah unit industri sebanyak 88 unit industri. Adanya penurunan kinerja ini dapat didekati dengan pendekatan pengembangan ekonomi lokal (PEL) karena potensi yang dimiliki sentra industri kerajinan kayu telah sesuai dengan titik berat kebijakan PEL. Tujuan penelitian yaitu merumuskan arahan pengembangan sentra melalui PEL di Kecamatan Kepanjenkidul. Sasarannya adalah mengidentifikasi kinerja sentra, menentukan faktor yang mempengaruhi pengembangan serta merumuskan arahan pengembangan sentra di Kecamatan Kepanjenkidul berdasarkan pendekatan PEL. Metode analisis yang digunakan yaitu DEA (Data Envelope Analysis), IPA (Importance Perfomance Analysis) dan deskriptif kualitatif. Hasil analisis didapat kelurahan yang efisien dan yang tidak efisien di sentra. Setiap kelurahan memiliki satu faktor pengembangan yang sama yaitu faktor jaringan jalan serta memiliki faktor pengembangan yang spesifik untuk setiap kelurahan. Arahan pengembangan sentra industri kerajinan kayu di Kecamatan Kepanjenkidul disesuaikan dengan faktor yang mempengaruhi pengembangan di tiap kelurahan. Kata kunci : pengembangan ekonomi lokal, sentra I. PENDAHULUAN Menghadapi permasalahan ekonomi di era pasca krisis ekonomi ini, kebijakan pengembangan wilayah perlu lebih berorientasi pada pengembangan ekonomi lokal. Pengembangan wilayah di masa yang akan dating seyogyanya merupakan suatu kerangka untuk tindakantindakan bagi terbentuknya suatu Pembangunan Lokal (Local Development), yang diartikan sebagai penumbuhan suatu karakter lokalitas secara sosial-ekonomi dengan lebih mandiri, berdasarkan potensi-potensi yang dimilikinya, mencakup sumber daya alam, geografis, kelembagaan, kewiraswastaan pendidikan tinggi, asosiasi profesi maupun lainnya (Firman, 2011). [1] Hal ini harus dilakukan pada skala yang kecil (skala komunitas). Kebijakan pengembangan ekonomi lokal pada hakekatnya merupakan kebijakan pembangunan di daerah yang didasarkan pada pengembangan sektor-sektor yang menjadi prioritas unggulan yang diusahakan dalam aktivitas ekonomi masyarakat lokal (lokal competence) (Wiranto, 2004). [2] Kota Blitar memiliki industri kerajian kayu yang telah ada sejak tahun 1950. Industri kerajinan kayu ini telah ditetapkan sebagai produk unggulan Kota Blitar berdasarkan RTRW Kota Blitar 2010-2030. [3] Sentra industri kerajinan kayu semula hanya berada di desa Santren Kelurahan Tanggung kini telah menyebar di Kelurahan Tanggung, Kelurahan Sentul, Kelurahan Bendo dan Kelurahan Ngadirejo. Sentra memiliki jumlah usaha sebanyak 124 unit industri (Data paguyuban pengrajin bubut kayu Kelurahan Tanggung, 2011). Saat ini sentra telah menyerap + 1500 pekerja. Setiap unit industri memiliki 2 30 pekerja. Hasil kerajinan kayu yaitu yoyo, sempoa, kendang, papan catur, asbak, guci, teko, vas bunga dan lain lain. Jangkauan area penjualan kerajinan kayu mencakup skala lokal, regional dan internasional. Untuk meningkatkan keuntungan para pengrajin tersebut telah dibentuk Paguyuban Pengrajin Bubut Kayu Kelurahan Tanggung (P2BKKT). Lembaga ini berfungsi sebagai lembaga yang mengkoordinasikan kegiatan. Sejak tahun 2009 hingga 2011 kinerja sentra industri kayu mengalami penurunan. Penurunan kinerja sentra industri kayu ditunjukkan penurunan unit industri yang semula pada tahun 2008 sebanyak 232 unit, menjadi 212 unit di tahun 2009. Bahkan di tahun 2011 jumlah unit industri tersisia 124 unit (Data paguyuban pengrajin bubut kayu Kelurahan Tanggung, 2011). Penurunan kinerja sentra berdampak pada banyaknya pengangguran di usia produktif dan meningkatkan jumlah penduduk miskin di wilayah studi. Data peningkatan jumlah penduduk miskin di wilayah studi sejak tahun 2009 dan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2013) ISSN: 2301-9271 2 2010 yaitu tahun 2008 sebanyak 2134 jiwa, hingga tahun 2010 sebanyak 2573 jiwa (Pendataan Sosial Ekonomi 2008, 2009, 2010). [4] Indikasi yang melatarbelakangi menurunnya kinerja sentra yaitu kurangnya aksesibilitas di wilayah studi serta adanya kebijakan pemerintah yang belum merata. Fenomena penurunan kinerja sentra berdampak terhadap timbulnya masalah baru di wilayah studi, sehingga diperlukan suatu solusi yaitu dengan pendekatan pengembangan ekonomi lokal (PEL). Melalui pengembangan kawasan dengan pendekatan pengembangan ekonomi lokal dapat mendorong, merangsang, memelihara, aktivitas usaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan (Blakely, 2002). [5] Diharapkan melalui upaya tersebut dapat mengurangi jumlah pengangguran dan mengurangi jumlah kemiskinan di wilayah studi sehingga diperlukan merumuskan arahan pengembangan sentra industri kerajinan kayu melalui pendekatan pengembangan ekonomi lokal di Kecamatan Kepanjenkidul. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka sasaran yang dilakukan yaitu mengidentifikasi kinerja sentra, menentukan faktor yang mempengaruhi pengembangan sentra industri kerajinan kayu serta merumuskan arahan pengembangan sentra di Kecamatan Kepanjenkidul berdasarkan pendekatan PEL. II. METODE PENELITIAN Metode penelitian dalam penelitian ini dijelaskan menurut sasaran penelitian, yaitu sebagai berikut : A. Analisis Kinerja Sentra Industri Kerajinan Kayu Menggunakan alat analisis Data Envelope Analysis (DEA) yaitu sebuah metode untuk mengukur efisiensi relatif dari kelompok unit operasi (Decision Making Unit) dari nilai-nilai variabel tidak diketahui (Emrouznejad, et al. 2008). Input yang digunakan yaitu komponen produksi, jumlah tenaga kerja, bahan baku sedangkan outputnya yaitu hasil penjualan. B. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Sentra Industri Kerajinan Kayu B.1 Pembobotan Menggunakan Skala Likert Skala Likert digunakan untuk mengukur tingkat kepentingan dan tingkat kinerja. Input yang digunakan yaitu pendidikan informal, pendidikan formal, pengalaman kerja, bahan baku, pelayanan jaringan jalan, pelayanan jaringan listrik, pelayanan jaringan air bersih, pengolahan limbah, jejaring, peran pemerintah, peran swasta dan peran pengrajin. Dipilih pemilik industri kerajinan sebagai respoden karena pemilik industri kerajinan lebih fokus dalam mengembangkan industrinya. Analisis bobot menggunakan pembobotan angka 1-5, nilai 1 dibobotkan untuk jawaban yang paling baik/penting, sedangkan nilai 5 dibobotkan untuk menjawab yang paling baik/penting. B.2 Perhitungan Importance Performance Analysis (IPA) Importance Performance Analysis (IPA) adalah bentuk analisis dua dimensi sederhana yang akan menjelaskan hubungan antara tingkat kinerja (performance) dengan tingkat kepentingan (importance), (Martilla, James, 1997). Nilai dalam IPA diperoleh dari Skala Likert. Tabel 1 Matrik Kriteria Tingkat Kepentingan-Tingkat Kinerja Kinerja Rendah Tinggi Tinggi II I Kepentingan rendah III IV Sumber: Kotler (1993:85) Jika dikombinasikan antara kriteria tingkat kepentingan dan tingkat kinerja, dihasilkan empat skenario perlakuan sebagai berikut: Kuadran I Concentrate Here, artinya responden beranggapan bahwa variabel memiliki prioritas tinggi, tetapi mereka kurang puas dengan performa variabel tersebut. Kuadran II Keep Up The Good Work, artinya responden beranggapan bahwa variabel memiliki prioritas tinggi dan mereka puas dengan performa variabel tersebut. Kuadran III Low Priority, artinya responden beranggapan bahwa variabel memiliki prioritas rendah dan mereka kurang puas dengan performa variabel tersebut. Kuadran IV Possible Overkill, artinya responden beranggapan bahwa variabel memiliki prioritas rendah tetapi menurut mereka performa variabel tersebut sangat baik. C. Perumusan Arahan Pengembangan Sentra Industri Kerajinan Kayu di Kecamatan Kepanjenkidul Berdasarkan Pendekatan Pengembangan Ekonomi Lokal Untuk perumusan arahan pengembangan sentra industri kerajinan kayu dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Dengan analisis deskriptif kualitatif akan diperoleh arahan pengembangan yang sesuai disetiap kelurahan. III. HASIL DAN DISKUSI Hasil dan diskusi dalam penelitian ini dijelaskan menurut sasaran penelitian, yaitu sebagai berikut : A. Analisis Kinerja Sentra Industri Kerajinan Kayu Analisis kinerja sentra adalah untuk melihat seberapa efisien industri yang ada di tiap kelurahan tersebut beroprasi. Efisiensi industri di tiap

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2013) ISSN: 2301-9271 3 kelurahan dapat dilihat dengan banyaknya orang yang terlibat dalam industri dalam satu kelurahan, biaya yang digunakan untuk produksi, biaya untuk memperoleh bahan baku serta hasil penjualan yang didapat dalam satu bulan. Tabel 2 Hasil Analisis DEA No Kelurahan Efisien Nilai efisiensi 1 Sentul - 85.7% 2 Bendo 117.6% 3 Ngadirejo 158.5% 4 Tanggung 180.5% Dilihat dari persentase efisiensi kelurahan, efisiensi tertinggi yaitu yaitu di Kelurahan Tanggung lalu dengan urutan efisiensi persentase tertinggi selanjutnya Kelurahan Ngadirejo, Kelurahan Bendo dan Kelurahan Sentul di urutan terakhir yang tidak efisien. Kelurahan Tanggung memiliki efisiensi yang tinggi karena orang yang terlibat dalam industri kerajinan tersebut banyak yaitu sebesar 1554 jiwa. Semakin banyak orang yang terlibat maka kinerjanya akan semakin efisien. Dalam analisis selanjutnya Kelurahan Bendo tidak dibahas karena Kelurahan Bendo hanya memiliki satu unit. Fakta ini memiliki pengertian yang berbeda dengan definisi sentra industri yaitu kumpulan dari satu jenis industri yang memiliki karakteristik sama. B. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Sentra Industri Kerajinan Kayu B.1 Uji Validitas dan Realibilitas Hasil uji validitas dan realibilitas tingkat kepentingan dan kinerja menunjukkan Kelurahan Sentul, Kelurahan Ngadirejo dan Kelurahan Tanggung memiliki nilai tingkat kepentingan dan kinerja yang valid dan reliabel. B.2 Importance-Performance Analysis (IPA) Untuk melihat faktor mana yang mempengaruhi pengembangan sentra dapat dilihat dalam matriks importance performance analysis. a. Kelurahan Sentul Gambar 1 Matriks Importance Performance Analysis di Kelurahan Sentul Keterangan : 1. faktor pendidikan informal pengrajin 2. faktor pendidikan formal pengrajin 3. faktor pengalaman kerja pengrajin 4. faktor ketersediaan bahan baku 5. faktor pelayanan jaringan jalan 6. faktor pelayanan jaringan listrik 7. faktor pelayanan jaringan air bersih industri kerajinan kayu 8. faktor pengolahan limbah 9. faktor jaringan kerjasama antar 10. faktor peranan pemerintah yang menunjang 11. faktor lembaga yang menaungi pengrajin 12. faktor peran aktif pengrajin dalam pengembangan Prioritas pengembangan sentra di Kelurahan Sentul dengan menggunakan kriteria kinerja rendah namun memiliki kepentingan tinggi, sehingga penulis membatasi penelitian pada kuadran I. Kuadran I (Concentrate here) mencakup faktor : Faktor pelayanan jaringan jalan Pada sentra di Kelurahan Sentul berada di jalan lingkungan, dimensi jalan yang kecil kurang membantu dalam mobilisasi dan dalam menarik pembeli untuk datang, hal ini dikarenakan lokasi sentra indutri kerajinan kayu yang berada menyebar di permukiman warga Faktor jaringan kerjasama antar Jaringan antar sesama di Kelurahan Sentul masih bekerja sendiri. Karena tidak adanya kerjasama antar di kelurahan ini maka terjadinya persaingan dalam mendapatkan pasar. Faktor peranan pemerintah yang menunjang Pengrajin di kelurahan Sentul belum mendapat bantuan dari pemerintah, baik bantuan modal, bantuan alat, pelatihan maupun pemasaran. Fokus pengembangan sentra industri kayu di Kecamatan Kepanjenikidul dari pemerintah hanya terfokus pada Kelurahan Tanggung. Faktor lembaga yang menaungi pengrajin Peran swasta dalam hal ini lembaga P2BKKT yang belum mengayomi sebagian besar pengrajin di kelurahan Sentul namun pengrajin di Kelurahan Sentul tidak semua terdaftar sebagai anggota. b. Kelurahan Ngadirejo

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2013) ISSN: 2301-9271 4 Faktor peranan pemerintah yang menunjang Peran swasta dalam hal ini lembaga P2BKKT yang belum mengayomi sebagian besar pengrajin di Kelurahan Ngadirejo namun pengrajin di Kelurahan Ngadirejo tidak semua terdaftar sebagai anggota. c. Kelurahan Tanggung Gambar 2 Matriks Importance Performance Analysis di Kelurahan Ngadirejo Keterangan : 1. faktor pendidikan informal pengrajin 2. faktor pendidikan formal pengrajin 3. faktor pengalaman kerja pengrajin 4. faktor ketersediaan bahan baku 5. faktor pelayanan jaringan jalan 6. faktor pelayanan jaringan listrik 7. faktor pelayanan jaringan air bersih industri kerajinan kayu 8. faktor pengolahan limbah 9. faktor jaringan kerjasama antar 10. faktor peranan pemerintah yang menunjang 11. faktor lembaga yang menaungi pengrajin 12. faktor peran aktif pengrajin dalam pengembangan Prioritas pengembangan sentra di Kelurahan Ngadirejo dengan menggunakan kriteria kinerja rendah namun memiliki kepentingan tinggi, sehingga penulis membatasi penelitian pada kuadran I. Kuadran I (Concentrate here) mencakup faktor : Faktor pelayanan jaringan jalan Pada sentra di Kelurahan Ngadirejo berada di jalan dengan jenis jalan lingkungan, dimensi jalan yang kecil kurang membantu dalam mobilisasi dan dalam menarik pembeli untuk datang, hal ini dikarenakan lokasi sentra indutri kerajinan kayu yang berada mengelompok di permukiman warga. Faktor lembaga yang menaungi pengrajin Pengrajin di kelurahan Ngadirejo belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah, baik bantuan modal, pelatihan maupun pemasaran. Fokus pengembangan sentra industri kayu hanya terfokus pada Kelurahan Tanggung. Gambar 3 Matriks Importance Performance Analysis di Kelurahan Tanggung Keterangan : 1. faktor pendidikan informal pengrajin 2. faktor pendidikan formal pengrajin 3. faktor pengalaman kerja pengrajin 4. faktor ketersediaan bahan baku 5. faktor pelayanan jaringan jalan 6. faktor pelayanan jaringan listrik 7. faktor pelayanan jaringan air bersih industri kerajinan kayu 8. faktor pengolahan limbah 9. faktor jaringan kerjasama antar 10. faktor peranan pemerintah yang menunjang 11. faktor lembaga yang menaungi pengrajin 12. faktor peran aktif pengrajin dalam pengembangan Prioritas pengembangan sentra di Kelurahan Tanggung dengan menggunakan kriteria kinerja rendah namun memiliki kepentingan tinggi, sehingga penulis membatasi penelitian pada kuadran I. Kuadran I (Concentrate here) mencakup faktor : Faktor ketersediaan bahan baku Bahan baku utama untuk proses produksi industri kerajian kayu yaitu kayu mahoni. Kebutuhan akan kayu mahoni sangat tinggi di Kelurahan Tanggung karena jumlah pengrajin di kelurahan ini yang paling besar sehingga kebutuhan akan kayu mahoni juga besar. Karena kebutuhan yang besar ini, bahan baku kayu

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2013) ISSN: 2301-9271 5 mahoni terus menurun, pengrajin beberapa kali kesulitan dalam mendapatkannya. Faktor pelayanan jaringan jalan Pada sentra di Kelurahan Tanggung berada di kelas jalan lokal sekunder dan lingkungan namun sebagian besar tersebar di jalan lingkungan. Jaringan jalan kurang memadai, dimensi jalan yang kecil kurang membantu dalam mobilisasi, hal ini dikarenakan lokasi sentra indutri kerajinan kayu yang menyebar di permukiman warga. Faktor jaringan kerjasama antar Jaringan antar di Kelurahan Tanggung belum menyeluruh, hanya beberapa industri saja yang telah saling bekerja sama. Faktor peran aktif pengrajin dalam pengembangan. Pada wilayah studi hanya beberapa pengrajin yang telah berperan aktif dalam pengembangan industrinya, sebagian besar pengrajin lain masih mengandalkan pemerintah. C. Perumusan Arahan Pengembangan Sentra Industri Kerajinan Kayu Berdasarkan Pendekatan Pengembangan Ekonomi Lokal Kelurahan Sentul Peningkatan kualitas infrastruktur jalan, pembentukan manajemen, kerjasama antar dengan cara pemusatan pemasaran, pendataan ulang anggota P2BKKT, pembagian peran sebagai pusat produksi, pembentukan balai pelatihan dibidang industri kerajinan kayu, pemberian bantuan alat-alat, pembuatan acara berkala untuk mengenalkan hasil kerajinan kayu. Kelurahan Ngadirejo Pemberian bantuan pemodalan, ikut serta dalam pameran UKM, pembuatan acara berkala untuk mengenalkan hasil kerajinan kayu, peningkatan kualitas jaringan jalan, pembangunan perkerasan jalan dengan paving, pendataan ulang anggota P2BKKT, pembagian peran sebagai pusat produksi. Kelurahan Tanggung Kerja sama penanaman pohon mahoni di daerah hutan Blitar selatan, alternatif bahan baku utama lain selain kayu mahoni, peningkatan kualitas jaringan jalan, pembentukan manajemen industri kerajinan kayu, kerjasama antar dengan cara pemusatan pemasaran serta pemasaran ke luar Kota Blitar, pembagian peran sebagai pusat pemasaran juga produksi, pemberian informasi kepada pengrajin tentang berbagai pelatihan maupun acara di bidang, pembentukkan komunitas pengrajin agar dapat saling bertukar informasi. Rencana Produksi dan Pemasaran Kecamatan Kepanjenkidul Sentul (produksi Arah Tanggung (Produksi dan P ) Ngadirejo (produksi) Gambar 4 Rencana Produksi dan Pemasaran Rencana produksi pemasaran di Kecamatan Kepanjenkidul yaitu dengan pemusatan pemasaran di Kelurahan Tanggung. Selain sebagai pusat pemasaran, Kelurahan Tanggung juga tetap berproduksi. Kelurahan Sentul dan Ngadirejo difokuskan sebagai lokasi produksi industri kerajinan kayu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta dibawah ini. Gambar 5 Peta Rencana Produksi dan Pemasaran IV. KESIMPULAN/RINGKASAN & REKOMENDASI IV.1Kesimpulan / ringkasan Kinerja sentra di Kecamatan Kepanjenkidul yang diukur dengan efisiensi menunjukkan Kelurahan Sentul merupakan kelurahan yang tidak efisien sedangkan Kelurahan Ngadirejo, Bendo dan Tanggung merupakan kelurahan yang memiliki kinerja efisien. Dari 4 kelurahan yang diteliti untuk analisis selanjutnya, hanya dapat digunakan 3 kelurahan yaitu Kelurahan Sentul, Ngadirejo dan Tanggung. Kelurahan Bendo tidak dapat dipakai untuk analisis selanjutnya karena fakta yang ada berbeda dengan definisi sentra industri.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2013) ISSN: 2301-9271 6 Faktor yang mempengaruhi pengembangan sentra perkelurahan yaitu di Kelurahan Sentul yaitu faktor pelayanan jaringan jalan, jaringan kerjasama antar, faktor lembaga dan faktor peranan pemerintah. Di Kelurahan Ngadirejo yaitu faktor pelayanan jaringan jalan, faktor lembaga dan faktor peranan pemerintah. Dan di Kelurahan Tanggung yaitu faktor ketersediaan bahan baku, faktor pelayanan jaringan jalan, faktor jaringan kerjasama antar industri kerajinan kayu dan faktor peran aktif pengrajin. Untuk arahan pengembangan sentra industri kayu di kecamatan kepanjenkidul berdasarkan pendekatan PEL yaitu: Kelurahan Sentul Peningkatan kualitas infrastruktur jalan, pembentukan manajemen, kerjasama antar dengan cara pemusatan pemasaran, pendataan ulang anggota P2BKKT, pembagian peran sebagai pusat produksi, pembentukan balai pelatihan dibidang, pemberian bantuan alat-alat, pembuatan acara berkala untuk mengenalkan hasil kerajinan kayu. Kelurahan Ngadirejo Pemberian bantuan pemodalan, ikut serta dalam pameran UKM, pembuatan acara berkala untuk mengenalkan hasil kerajinan kayu, peningkatan kualitas jaringan jalan, pembangunan perkerasan jalan dengan paving, pendataan ulang anggota P2BKKT, pembagian peran sebagai pusat produksi. Kelurahan Tanggung Kerja sama penanaman pohon mahoni di daerah hutan Blitar selatan, alternatif bahan baku utama lain selain kayu mahoni, peningkatan kualitas jaringan jalan, pembentukan manajemen, kerjasama antar dengan cara pemusatan pemasaran serta pemasaran ke luar Kota Blitar, pembagian peran sebagai pusat pemasaran juga produksi, pemberian informasi kepada pengrajin tentang berbagai pelatihan maupun acara di bidang, pembentukkan komunitas pengrajin agar dapat saling bertukar informasi. Rencana produksi pemasaran dengan pemusatan pemasaran di Kelurahan Tanggung. Selain sebagai pusat pemasaran, Kelurahan Tanggung juga tetap berproduksi. Kelurahan Sentul dan Ngadirejo difokuskan sebagai lokasi produksi industri kerajinan kayu. IV.2Rekomendasi Dari hasil penelitian ini, dirumuskan beberapa saran terkait diantaranya : 1. Dalam melakukan pengembangan melalui pendekatan pengembangan ekonomi lokal, hal-hal yang perlu dikaji selain variabel yang ada adalah aspek teknologi dan kemandirian 2. Saran terhadap pemerintah Kota Blitar : Menfokuskan pengembangan pada satu produk unggulan di BWK II, sehingga arahan pengembangan dapat lebih fokus pada satu bidang industri Dalam kebijakan pemerintah terkait sentra industri kerajinan kayu berdasarkan RDTRK BWK II belum dibahas tentang kerjasama antar, peran pemerintah, peran swasta serta peran pengrajin sehingga penelitian ini mendorong adanya kebijakan pemerintah pada seentra industry kerajinan kayu untuk mengakomodasi tentang bentuk kerjasama antar seperti pelatihan, kerjasama dalam produksi dan pemasaran, dll. Adanya potensi di sentra kerajinan kayu yang telah sesuai dengan pendekatan PEL, sehingga potensi tersebut dapat ditingkatkan dalam hal pemanfaatan dan pengelolaan untuk mendapatkan nilai tambah yang lebih baik, dalam hal ini yaitu penyerapan tenaga kerja dan pengurangan jumlah kemiskinan. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis W.W.D mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Eko Budisantoso, Lic. Rer. Reg selaku dosen pembimbing, Ibu Dian Rahmawati dan Bapak Ardy Maulidy Navastara selaku dosen PWK ITS yang memberikan masukan untuk penelitian ini. Serta instansi di lingkungan Kota Blitar yang membantu untuk mendapatkan data terkait penelitian. DAFTAR PUSTAKA [1] Firman, Tommy. 2011. Bunga Rampai Pembangunan Kota Indonesia Abad 21: Konsep dan Pendekatan Perkotaan di Indonesia. Bandung : Yayasan Sugijanto Soegijoko [2] Wiranto, Tatag, dkk. 2004. Kemitraan Bagi Pengembangan Ekonomi Lokal (KPEL). Paradigma Perencanaan Pembangunan Ekonomi Berbasis Pemerintah Solusi Alternatif Atas Program-Program Pemberdayaan Bernuansa Karitatif. Bappenas [3] Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Blitar Tahun 2010 2030 [4] Pendataan Sosial Ekonomi 2008, 2009, 2010 [5] Blakely, Edward & Ted K. Bradshaw. 2002. Planning Local Economic Development. SAGE Publication.